• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "laporan"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) I

PENCAPAIAN PROSES PENGILINGGAN PADI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK PEMUTIHAN MUTU BERAS DI

KELOMPOK TANI BINA KARYA

Oleh:

Estan Manune (07.16.20.030)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN POLITEKNIK ENJINIRING PERTANIAN INDONESIA BADAN PENYULUHAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEMENTRIAN PERTANIAN 2022

(2)

i

HALAMAN PENGESAHAN

NAMA : Estan Manune

NIM : 07.16.20.030

PROGRAM STUDI : Teknologi Hasil Pertanian

JUDUL : Pencapaian Proses Penggilingan Padi Terhadap Karakteristik Fisik Pemutihan Mutu Beras.

Menyetujui:

Pembimbing I

Dr. Mardison, S.S.TP.,M.Si NIP : 19770328200501 1003

Pembimbing II

Dr. Enrico Syaefullah, S.TP.,M.Si NIP : 19730404199903 1002

Mengetahui:

Ketua Program Studi

Dr. Mona Nur Moulia, S.TP., M.Sc.

NIP. 19800419200501 2001

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai. Adapun laporan ini tentang

“Pencapaian Proses Pengilinggan Padi Terhadap Karakteristik Fisik Pemutihan Mutu Beras”.

Dalam menyusun laporan ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Muharfiza, S.TP., M.Si, selaku Direktur Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia.

2. Ibu Dr. Mona Nur Moulia, S.TP., M.Si. M.Sc, selaku Kaprodi Teknologi Hasil Pertanian.

3. Bapak Dr. Mardison S, S.TP., M.Si, selaku Pembimbing I.

4. Bapak Dr. Enrico Syaefullah, S.TP.,M.Si, selaku Pembimbing II.

5. Ibu Ajeng Maharani, S.TP. Selaku Pendamping Pembimbing Eksternal.

6. Semua Bapak/ibu Pegawai Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Sepatan dan kelompok Tani Bina Karya, yang turut membantu dan memfasilitasi dalam kelancaran penyusunan Laporan PKL I.

7. Semua Bapak/ibu Dosen dan Civitas Akademik Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia.

8. Semua pihak dan Kedua orangtua yang selalu mendukung dalam doa, baik moril maupun materil, yang membantu penyelesaian laporan ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan baik. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Tangeran, 7 Juli 2022 Penulis,

Estan Manune

(4)

iii DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGATAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

LAMPIRAN ... vi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Manfaat ... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Pengertian Tanaman Padi ... 3

2.2 Mesin Rice Miling Unit (RMU) ... 4

BAB III. METODOLOGI ... 8

3.1 Tempat dan Waktu ... 8

3.2 Materi Kegiatan ... 8

3.3 Alat dan Bahan ... 10

3.4 Prosedur Pelakasanaan... 10

3.5 Matriks Rencana Kegiatan ... 11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13

4.1 Gambaran Umum Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan ... 13

4.2 Gamabaran Umum Mesin pengilingan Gabah Padi di Bina Karya .. 20

4.3 Mesin pengolahan Pemutihan Penyosoh Beras (Mesin Polisher).. 22

4.4 Mesin Pengayakan, pengemasan dan penyimpanan Beras ... 23

4.5 Kinerja Prinsip Kerja Mesin Polisher ... 25

4.6 Karakteristik Fisik Pemutihan Mutu Beras ... 25

BAB V PENUTUP ... 27

5.1 Kesimpulan ... 27

5.2 Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28

LAMPIRAN ... 29

(5)

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Mutu Beras SNI 6128:2008 ... 6

Tabel 2. Materi Kegiatan ... 8

Tabel 3. Matriks Rencana kegiatan ... 11

Tabel 4. Jumlah Penyuluh Pertanian di BPP Sepatan... 15

Tabel 5. Wilayah Kerja BPP Sepatan Tahun 2019 ... 16

Tabel 6. Potensi Fisik Dasar BPP Sepatan ... 17

Tabel 7. Jumlah Desa dan Luas Wilayah Binaan ... 18

Tabel 8. Program Kegiatan Penyuluhan Pertanian ... 19

(6)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Mesin Rice Miling Unit (RMU) ... 4

Gambar 2. Mutu Beras SNI 612:2020 ... 6

Gambar 3. Gedung BPP Sepatan ... 14

Gambar 4. Saranan dan Prasaranan Di BPP Sepatan ... 16

Gambar 5. Peta Wilayah Kerja BPP Sepatan. ... 17

Gambar 6. Mesin Penyosoh Polisher Gabah Tahap Pertama ... 23

Gambar 7. Mesin Penyosoh Polisher Tahap Kedua ... 23

Gambar 8. Mesin Pemisahan Beras Utuh dan Beras Menir ... 24

Gambar 9. Proses Pengemasan Beras ... 24

Gambar 10. Proses Penyimpanan Beras. ... 25

Gambar 11. Penimbangan Karakteristik Mutu Beras Menir ... 26

(7)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Jurnal Harian Logbook Kegiatan PKL I ... 29 Lampiran 2. Lembar Konsultasi PKL I ... 36 Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan PKL I di

Kelompok Tani Desa Bina Karya ... 37

(8)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Usaha peningkatan kualitas panen dapat dilakukan dengan memperlakukan hasil panen menjadi bentuk tertentu yang mendekati bentuk sasaran konsumen. Usaha yang biasa dikenal dengan istilah penanganan pengolahan pascapanen ini juga memerlukan bantuan mesin, karena jumlah panen biasanya juga cukup besar sehingga tidak efektif jika menggunakan tenaga manusia. Salah satu kegiatan pasca panen adalah penggilingan padi dari gabah menjadi beras.

Usaha penggilingan padi harus dapat menjamin kelangsungannya, agar usaha pemenuhan kebutuhan akan beras dapat dilakukan secara optimal. Mesin penggilingan yang digunakan biasanya berupa Rice Milling Unit (RMU), adalah penggilingan padi yang konfigurasinya, terdiri dari 2 unit mesin yaitu mesin pecah kulit (husker)dan mesin penyosoh (polisher). Yang menyatu/tidak terpisahkan sehingga proses dari gabah langsung keluar menjadi beras putih.

Penggilingan padi merupakan proses pengolahan gabah kering dengan kadar air 13 - 14% menjadi beras. Pada garis besarnya kegiatan menggiling gabah terdiri dari dua tahap, yaitu : 1) proses pengolahan gabah menjadi beras pecah kulit, dan 2) proses penyosohan, yaitu proses pengolahan beras pecah kulit menjadi beras sosoh (Syarief dan Suroso, 1989). Secara umum penggilingan yang ada saat ini sudah memiliki kecenderungan untuk meningkatkan mutu, terutama pada penggilingan skala kecil. Menurut kapasitasnya, penggilingan padi dibagi menjadi tiga katagori yaitu skala besar (2 - 4 ton beras/jam), skala medium (1 - 2 ton/jam), dan skala kecil (dibawah 1 t/jam). (Wimbley, 1983).

Beras giling harus bebas dari hama (pest) dan bibit penyakit yang membahayakan, bahan kimia, dedak, dan bau yang tidak normal. Menurut Winarno (2004) dan Reza (2004), standar mutu beras (SNI 01-6128-1999) meliputi kadar air 14%; derajat sosoh minimal 90%, beras pecah maksimal 35%, menir maksimal 2% (per 100 gram contoh), dan benda asing (impurities) maksimum 0,05 %. Derajat sosoh yang semakin rendah, misalnya 70 % memiliki nilai gizi lebih unggul dibanding 100%, tetapi derajat sosoh rendah peka terhadap hama dan memiliki daya simpan yang rendah. Karena alasan tersebut

(9)

2

maka disarankan derajat sosoh 90% yang dianggap paling baik bagi sistem distribusi di Indonesia. Disamping itu ada peryaratan mutu lainnya yaitu butir mengapur (chalky rice) 3 %, butir kuning (yellow kernel) 2%, butir rusak (damage rice) 1% dan butir merah (red kernel) 3%. Kapasitas kumulatif penggilingan yang ada di Indonesia adalah 109,5 juta ton beras/tahun (Warris, 2004). dengan asumsi bahwa penggunaan setiap mesin penggiling padi memiliki waktu operasional yang konsisten dalam satu tahun.

1.2 Tujuan

Tujuan dari paktek kerja lapangan (PKL) I ini yaitu :

1. Mengetahui proses pengilingan padi sesusai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

2. Mengatahui proses keterampilan dalam pengoperasian mesin pengilingan padi mengunakan Rice Miling Unit (RMU).

3. Mengetahui dan mempelajari proses penggilingan padi terhadap karakteristik fisik Pemutihan mutu beras.

1.3 Manfaat

Manfaat dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) I ini adalah agar Mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas, mengenai proses pengilingan padi terhadap karakteristik fisik mutu pemutihan beras, dalam dunia usaha yang di pelajari Oleh mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian.

(10)

3 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tanaman Padi

Padi (bahasa Latin: Oryza sativa). Merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM. Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras.

Merupakan salah satu produksi padi yang dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik atau metode. secara umum produksi padi Nasional selama ini masih menggunakan dan mengandalkan sawah irigasi.

maka untuk kedepannya akan banyak mengalami kendala. Belum lagi masalah alih fungsi lahan persawahan menjadi lahan Non pertanian, sehingga membuat produksi padi menjadi menurun. Adapun salah tantangan terberat dalam budidaya padi ini adalah adanya kecendrungan dalam menurunnya produktivitas lahan pertanian yang banyak di alih fungsikan menjadi lahan Non pertanaian.

Upaya meningkatkan kembali produktivitas pertanian padi harus di lakukan dengan meningkatkan sumber teknologi pertanian agar usaha pertanian padi dapat meningkat dan berkelanjutan.

Untuk meningkatkan pencapaian produktivitas pertanian padi adalah dengan melakukan penerapan inovasi teknologi yang sesuai dengan sumber daya yang ada pada lokasi yang spesifik, tersebut akan lebih baik dengan menggunakan suatu pendekatan-pendekatan (pengolahan tanaman terpadu).

Pendekatan tersebut adalah salah satu pendekatan yang paling inovatif di dalam meningkatkan usaha pertanian padi dengan cara menggabuungkan beberapa komponen teknologi yang saling berkaitan. Jadi setiap komponen tersebut saling menunjukan dan memberikan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman padi.

(11)

4 2.2 Mesin Rice Milling Unit (RMU)

Rice milling unit (RMU), merupakan jenis mesin penggilingan padi generasi baru yang kompak dan mudah dioperasikan. Dimana proses pengolahan gabah menjadi beras dapat dilakukan dalam satu kali proses (one pass process). Rice Miling Unit rata-rata mempunyai kapasitas giling kecil yaitu antara 0.2 hingga 1.0 ton/jam, walau mungkin sudah ada yang lebih besar lagi.

Mesin ini bila dilihat fisiknya menyerupai mesin tunggal dengan fungsi banyak, namun sesungguhnya memang terdiri dari beberapa mesin yang disatukan dalam rancangan yang kompak dan bekerja secara harmoni dengan tenaga penggerak tunggal. Di dalam Rici Miling Unit sesungguhnya terdapat bagian mesin yang berfungsi memecah sekam atau mengupas gabah, bagian mesin yang berfungsi memisahkan BPK dan gabah dari sekam lalu membuang sekamnya, bagian mesin yang berfungsi mengeluarkan gabah yang belum terkupas untuk dikembalikan ke pengumpan. Bagian mesin yang berfungsi menyosoh dan mengumpulkan dedak, dan bagian mesin yang berfungsi melakukan pemutuan berdasarkan jenis fisik beras (beras utuh, beras kepala, beras patah, dan beras menir). Kesemua fungsi tersebut dikemas dalam satu mesin yang kompak dan padat, sehingga praktis dan mudah digunakan.

Gambar 1. Mesin Rice Miling Unit (RMU).

Sistem penggilingan padi, baik ditinjau dari kapsitas giling, maupun teknik penggilingan akan berpengaruh terhadap mutu beras. Sistem penggilingan padi secara tidak langsung juga menentukan jumlah dan mutu hasil samping nya, terutma bekatul dan menir. Penggilingan dengan kapasitas besar dan continue, umumnya menghasilkan beras dengan mutu bagus dan rendemen beras keseluruhan tinggi (63-67%). Penggilingan kapasitas besar biasanya dilengkapi dengan grader, sehingga menir langsung dipisahkan dari beras kepala. Secara umum, mesin-mesin yang digunkan dalam usaha industri jasa penggilingan padi

(12)

5

adalah mesin pemecah kulit/sekam, (huller atau husker), mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit (brown rice separator), mesin penyosoh atau mesin pemutih (polisher), mesin pengayak bertingkat (sifter), mesin atau alat bantu pengemasan (timbangan dan penjahit karung). Bila ditinjau dari kapasitasnya, mesin-mesin penggiling padi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu rice milling unit (RMU) dan rice milling plant (RMP). Perbedaan yang mendasar antara keduanya adalah pada ukuran, kapasitas dan aliran bahan dalam proses penggilingan yang dilakukan. Penggilingan padi yang lengkap kadangkala dilengkapi dengan pembersih gabah. Sebelum masuk mesin pemecah kulit, dan pengumpul dedak sebagai hasil sampingan dari proses penyosohan.

Penggilingan padi merupakan proses pengolahan gabah menjadi beras, dengan batas kadar air 13-14%. Umumnya proses penggilingan padi dapat dipisahkan antara pengolahan gabah menjadi Beras Pecah Kulit (BPK), dan proses penyosohan yakni pengolahan beras pecah kulit menjadi beras sosoh.

Pemisahan proses ini menggunakan alat yang terpisah juga yakni husker (pemecah kulit), dan whitener (pemutih = penyosoh). Berdasarkan penggunaan alat pada penggilingan secara umum, penggilingan padi cenderung untuk meningkatkan mutu, terutama pada penggilingan yang berskala kecil. Penggilingan padi dapat dikatagorikan antara lain penggilingan skala besar (kapasitas 2-4 ton beras /jam), skala menengah (kapasitas 1-2 ton beras/jam) dan skala kecil (kapasitas < 1 ton beras/jam) (Umar, 2011).

Menurut Rachmat et al. (2004). Kapasitas kumulatif penggilingan padi baik tipe stasioner maupun Rice Milling Unit (RMU) yang ada di Indonesia, jauh lebih besar daripada total produksi gabah nasional. Kapasitas kumulatif penggilingan yang ada di Indonesia adalah 109,5 juta ton beras/th. Dengan demikian banyak alat/mesin penggilingan yang berukuran menengah kebawah kurang lancar pengoperasiannya.

Beras merupakan sumber utama kalori bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Pangsa beras pada konsumsi kalori total adalah 54.3% atau dengan kata lain setengah dari intake kalori masyarakat Indonesia bersumber dari beras (Harianto, 2001). Secara umum mutu beras dapat dikelompokkan ke dalam 4 kategori, yaitu mutu giling, mutu rasa dan mutu lunak, mutu gizi, dan standar spesifik untuk penampakan dan kemurnian biji (misalnya besar, bentuk dan kebeningan beras).

(13)

6

Gambar 2. Mutu Beras SNI 612:2020.

Mutu beras giling dikatakan baik jika hasil proses penggilingan diperoleh beras kepala yang banyak dengan beras patah minimal. Mutu giling ini juga ditentukan dengan banyaknya beras putih atau rendemen yang dihasilkan. Mutu giling ini sangat erat kaitannya dengan nilai ekonomis dari beras. Salah satu kendala dalam produksi beras adalah banyaknya beras pecah sewaktu digiling.

Hal ini dapat menyebabkan mutu beras menurun (Allidawati dan Kustianto, 1989).

Saat ini telah dibuat SNI 6128:2008 mengenai mutu beras giling yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Mutu Beras SNI 6128:2008.

No Komponen mutu Satuan Mutu

I II III IV V

1 Derajat sosoh (min) % 100 100 95 95 85

2 Kadar air (maks) % 14 14 14 14 15

3 Butir kepala (min) % 95 89 78 73 60

4 Butir patah (maks) % 5 10 20 25 35

5 Butir menir (maks) % 0 1 2 2 5

6 Butir merah (maks) % 0 1 2 3 3

7 Butir kuning/rusak (maks)

% 0 1 2 3 5

8 Butir mengapur (maks) % 0 1 2 3 5

9 Benda asing (maks) % 0 0.02 0.02 0.05 0.20 10 Butir gabah (maks) Butir/

100g

0 1 1 2 3

Penggilingan beras berfungsi untuk menghilangkan sekam dari bijinya dan lapisan aleuron, sebagian mapun seluruhnya agar menghasilkan beras yang

(14)

7

putih serta beras pecah sekecil mungkin. Setelah gabah dikupas kulitnya dengan menggunakan alat pecah kulit, kemudian gabah tersebut dimasukkan ke dalam alat penyosoh untuk membuang lapisan aleuron yang menempel pada beras.

Selama penyosohan terjadi, penekanan terhadap butir beras sehingga terjadi butir patah. Menir merupakan kelanjutan dari butir patah menjadi bentuk yang lebih kecil daripada butir patah (Damardjati, 1988).

Menurut Nugraha et al. (1998), nilai rendemen beras giling dipengaruhi oleh banyak faktor yang terbagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama adalah faktor yang mempengaruhi rendemen melalui pengaruhnya terhadap mutu gabah sebagai bahan baku dalam proses penggilingan yang meliputi varietas, teknik budidaya, cekamaman lingkungan, agroekosistem, dan iklim. Kelompok kedua merupakan faktor penentu rendemen yang terlibat dalam proses konversi gabah menjadi beras, yaitu teknik penggilingan dan alat penggilingan. Kelompok ketiga menunjukkan kualitas beras terutama derajat sosoh yang diinginkan, karena semakin tinggi derajat sosoh maka rendemen akan semakin rendah.

Susut mutu dari suatu hasil giling dapat diidentifikasikan dalam nilai derajat sosoh serta ukuran dan sifat butir padi yang dihasilkan. Umumnya semakin tinggi derajat sosoh, persentase beras patah menjadi semakin meningkat pula. Ukuran butir beras hasil giling dibedakan atas beras kepala, beras patah, dan menir. Berdasarkan persyaratan yang dikeluarkan oleh Bulog, beras kepala merupakan beras yang memiliki ukuran lebih besar dari 6/10 bagian beras utuh. Beras patah memiliki ukuran butiran 2/10 bagian sampai 6/10 bagian beras utuh. Menir memiliki ukuran lebih kecil dari 2/10 bagian beras utuh atau melewati lubang ayakan 2.0 mm (Waries, 2006).

(15)

8

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu

Di laksanakan oleh mahasiwa Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, Prody Teknologi Hasil Pertanian, di tempat Balai penyuluhan Pertanian BPP Sepatan dan Kelompok Tani Bina Karya, Kecamatan Sukadiri Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, dari Tanggal 11 Juli - 5 Agustus 2022.

3.2 Materi Kegiatan Tabel 2. Materi Kegiatan.

No Materi kegiatan Rincian kegiatan Output kegiatan

1 Keadaan dan

informasi umum lokasi PKL 1, serta organisasi dan manajemen

sumberdaya manusia.

- Sejarah dan

perkembangan.

- Profile lokasi PKL 1.

- Posisi dan denah.

- Tata letak (lay out).

- Struktur organisasi .

- Personalia, tenaga kerja, dan kualifikasi.

- Tata kerja pegawai (jam kerja, shift).

Gambaran dan

informasi lokasi PKL 1.

2 Jumlah dan jenis Alsintan yang ada di lokasi PKL 1.

- Mengidentifikasi jenis alsintan yang ada.

- Menghitung jumlah Alsintan yang ada.

- Menghitung jumlah Alsintan yang layak pakai.

- Identifikasi

pemanfaatan alsintan

Informasi data jumlah dan jenis alsintan serta pemanfaatan.

(16)

9 di lapangan.

3 Proses optimalisasi pemanfaatan

Alsintan di lapangan.

- Mengidentifikasi potensi lahan yang bisa ditanam.

- Koordinasi dengan lokasi PKL 1 untuk mobilisasi Alsintan untuk mengolah lahan.

- Mendorong pemanfaatan Alsintan secara maksimal.

- Menetapkan target harian pemanfaatan Alsintan.

- Relokasi Alsintan yang tidak dimanfaatkan.

Optimalisasi pemanfaatan Alsintan di lapangan.

4 Mengoperasikan Alsintan di lokasi PKL 1.

- Mengoperasikan alsintan yang sesuai denga SOP Yang terstandar sesuai dengan program studi masing-masing.

Pengalaman dalam

menoperasikan alsintan

prapanen/pascap

anen dan

pengolahan pertanian.

5 Menerapkan prinsip keamanan,

keselamatan, dan Kesehatan kerja (K3) di lokasi PKL 1.

- Memeriksa

kelengkapan Alsintan /prapanen /pascapanen dan pengolahan.

- Menerapkan prinsip K3 dalam pengoperasian Alsintan

prapanen/pascapanen

dan pengolahan

pertanian.

Pengalaman dalam penerapan prinsip K3 dalam mengoperasikan Alsintan

prapanen/pascap anen/dan

pengolahan pertanian.

(17)

10 3.3 Alat dan Bahan

Gabah Padi, dua mesin pemoles (mesin Polisher), mesin pengayak (pemisah beras utuh dan menir), timbangan digital, wadah, karung, buku, alat tulis dan kamera.

3.4 Prosedur Pelaksanaan

Pelaksanaan yang akan di lakukan selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) I, di BPP Sepatan bertempat di kelompok Tani Bina Karya.

Diagram Alir Prosedur Pelaksanaan.

Mulai

Survei lapangan Rumusan

Masalah Tujuan

Pengambilan Data Data Primer :

1. Wawancara 2. Data

Percobaan

Data Sekunder : 1. Penelitian terdahulu 2. Literatur Terdahulu Analisis Data

Analisis Teknis:

1. Analisis Lokasi Produksi

2. Analisis

teknologi mesin

yang di

gunakan 3. Analisis Proses

Hasil Analisis Kesimpulan

Selesai

(18)

11 1. Survei Data

Survei data dilakukan dengan mencari dan melihat kelengkapan data yang akan digunakan dalam penelitian ini. Kelengkapan data didapatkan dari literatur - literatur yang sudah ada seperti penelitian yang sudah ada atau sudah pernah dilakukan.

2. Survei Lapangan

Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi yang ada di lapangan atau di BPP Sepatan. Apakah keadaan pada lapangan mendukung untuk melakukan penelitian atau tidak.

3. Pengumpulan Data

Pada pengumpulan data terdapat 2 jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data Primer didapatkan melalui wawancara penggunaan pengoperasian Alat Mesin Rice Milling Unit (RMU), yang ada pada BPP sepatan.

Sedangkan data Sekunder didapatkan dari literatur yang sudah ada dan percobaan yang sudah ada.

4. Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menjelaskan data yang sudah didapatkan agar lebih mudah dipahami. Selanjutnya dari hasil analisis data yang dilakukan akan dibuat sebuah kesimpulan.

5. Hasil Dan Kesimpulan

Hasil dan kesimpulan akan didapatkan dari hasil Praktikum dan analisis data yang telah dilakukan. Pada hasil Praktikum akan dituangkan ke dalam isi dan nantinya akan dibuat kesimpulan yang sesuai dengan tujuan dari penelitian tersebut.

3.5 Matriks Rencana Kegiatan Tabel 3. Matriks Rencana Kegiatan.

No .

Materi Kegiatan Waktu (Minggu)

I II III IV 1. Indentifikasi Keadaan dan informasi umum

Balai Penyuluhan Pertanian, BPP Sepatan.

(19)

12

2. Indetifikasi dan Peralatan Alat Mesin Rice Milling Unit yang ada di bawah naungan Balai Penyuluhan Pertanian, BPP Sepatan.

3. Identifikasi pemanfaatan Alsintan Rice Milling Unit.

4. Proses Pengoperasian dan Pemanfaatan Alsintan di Balai Penyuluhan Pertanian, BPP Sepatan.

5. proses penggilingan padi terhadap karakteristik fisik Pemutihan Mutu beras.

6 Penerapan K3 dalam bekerja.

(20)

13 BAB IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan

Balai Penyuluhan Pertanian Sepatan atau disingkat BPP Sepatan di dirikan pada tahun 1965 di Desa Sepatan Kecamatan Sepatan dengan alamat Jln. Raya Mauk km 11 Kp. Ciawi Desa Sarakan Kecamatan Sepatan. BPP Sepatan adalah kelembagaan penyuluhan yang dibentuk oleh pemerintah untuk menjalankan fungsi-fungsi penyuluhan pertanian. Sesuai namanya, BPP bergerak di bidang pertanian dan lebih spesifiknya yaitu melakukan berbagai kegiatan penyuluhan pertanian untuk mendorong terciptanya kesejahteraan bagi petani, dan ketahanan pangan bagi masyarakat pada umumnya. Dalam melakukan kegiatannya, BPP Sepatan berada di bawah Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang. Eksistensi BPP sangat ditentukan oleh kebijakan pemerintah baik oleh pusat maupun daerah. Wilayah kerja BPP Sepatan dalam melakukan kegiatan penyuluhannya mencakup 3 kecamatan di Kabupaten Tangerang yang meliputi, Kecamatan Sepatan, Kecamatan Rajeg, dan Kecamatan Mauk.

Dipimpin oleh Kepala BPP diantaranya : 1) Tahun 1965 - 1970 : Yoyo Darsono, Bsc.

2) Tahun 1970 - 1973 : Kosim.

3) Tahun 1973 - 1976 : Jaenudin.

4) Tahun 1976 - 1982 : Maman Suwarman.

5) Tahun 1982 - 1987 : Eman Rachman.

6) Tahun 1987 - 1991 : Yayat Ruhiyat.

7) Tahun 1991 - 1997 : Eman Rachman.

Pada Tahun 2000 Wilayah Kerja BPP Sepatan mengalami perubahan wilayah kerja yang meliputi 3 kecamatan diantaranya, Kecamatan Sepatan, Kecamatan Pakuhaji dan Kecamatan Sukadiri.

Dipimpin oleh Kepala BPP diantaranya : 1) Tahun 2004-2007 : Yayat.

2) Tahun 2007-2008 : H. Mahmudin.

3) Tahun 2008-2012 : Suwandi.

Pada Tahun 2011 terjadi perubahan dimana BPP Sepatan yang pada saat itu dipimpin oleh pengelola BPP menjadi Koordinator BPP. Pada Tahun

(21)

14

tersebut juga Wilayah Kerja BPP Sepatan mengalami perubahan wilayah kerja yang meliputi 4 kecamatan diantaranya, Kecamatan Sepatan, Kecamatan Sepatan Timur, Kecamatan Pakuhaji dan Kecamatan Sukadiri. Dipimpin oleh Kepala BPP diantaranya :

1) Tahun 2012-2013 : Aman Hermansyah, SP.

2) Tahun 2013-2017 : Dadang, SP.

3) Tahun 2017-2018 : H. Anwar.

Pada bulan Mei Tahun 2019, terjadi perubahan wilayah kerja BPP Sepatan dengan semula 4 kecamatan menjadi 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Sepatan, Kecamatan Sepatan Timur dan Kecamatan Sukadiri, yang dipimpin oleh Ibu Ajeng Maharani, S.TP pada tahun 2019 hingga saat ini.

1. Status Gedung BPP

Status kepemilikan gedung dan tanah adalah milik Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang.

2. Kondisi Bangunan

Balai Penyuluhan Pertanian BPP Sepatan berstatus bangunan baik.

Gambar 3. Gedung BPP Sepatan.

3. Alamat BPP/Alamat Email

Klasifikasi BPP Sepatan adalah Pratama, dengan luas lahan 2 Ha.

Alamat : Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sepatan Jln. Raya Pakuhaji km 1.

Desa Pondok Jaya, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang. Email : [email protected]

(22)

15

a. Personil Pengelola Balai Penyuluhan Pertanian BPP 1) Struktur Organisasi

Diagram Alir Struktur Organisasi.

2) Ketenagaan Penyuluh Pertanian

Keragaan tenaga penyuluh pertanian di BPP Sepatan tercatat sebagai berikut.

Tabel 4. Jumlah Penyuluh Pertanian di BPP Sepatan.

No. Kecamatan PNS Honorer THL-TBPP Swadaya Swasta

1. Sepatan - - 1 8 -

2. Sepatan Timur

- - 2 11 -

3. Sukadiri - - 3 14 -

Jumlah 3 - 6 33 -

3) Sarana dan Prasarana Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)

Sarana dan prasarana yang ada di BPP Sepatan sebagai berikut :

. Ruang Kerja Ruang Koordinator

KEPALA DINAS

Kepala UPTD Penyuluhan Pertanian

Koordinator BPP Kelompok Jabatan

Fungsional

(23)

16

Aula Gudang

Mushola Kebun contoh

Sawah

Gambar 4. Saranan dan Prasaranan Di BPP Sepatan.

4) Keadaan Wilayah BPP Deskripsi Umum a Data Wilayah Kerja

BPP Sepatan yang berada di bawah naungan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang. Mempunyai wilayah kerja yang meliputi Tiga kecamatan, yang terbagi menjadi sembilan Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) Penyuluh Pertanian, dengan jumlah desa atau kelurahan sebanyak 24 atau kelurahan. Yang secara umum ditunjukkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 5. Wilayah Kerja BPP Sepatan Tahun 2019.

No. Kecamatan

Jumlah Wilayah Binaan Jumlah Desa/ Kelurahan

1. Sepatan 3 8

(24)

17 2. Sepatan

Timur

2 8

3. Sukadiri 4 8

Jumlah 9 24

Gambar 5. Peta Wilayah Kerja BPP Sepatan.

b Data Luas Tanah

Berdasarkan data monografi BPP Sepatan Tahun 2018, tanah pertanian di wilayah binaan BPP Sepatan seluas 3.119 hektar.

c Data Fisik

Tabel 6. Potensi Fisik Dasar BPP Sepatan.

No. Potensi Fisik Dasar Keterangan

1. Letak geografis Di bagian barat tengan Kabupaten Tangerang.

2. Luas wilayah 110,36 km2.

3. Batas – batas : 1) Utara 2) Timur 3) Selatan 4) Barat

1) Laut jawa.

2) Kecematan pakuhaji dan kota Tangerang.

3) Kecamatan pasar kemis dan kota tengerang.

4) Kecamatan rajeg dan mauk.

4. Wilayah pemerintahan :

1) Kecamatan 2) Kelurahan 3) Desa

1) Tiga kecamatan.

2) Satu kelurahan.

3) Dua puluh empat desa.

5. Kemiringan tanah 0 – 3% .

(25)

18 6. Ketinggian wilayah 1 – 7 Mdpl.

7. Topografi Datar.

b. Jumlah Desa dan Luas Wilayah Binaan Tabel 7. Jumlah Desa dan Luas Wilayah Binaan.

No Nama Penyuluh WKPP Jumlah Desa

1. Ajeng Maharani, S.TP Sarakan 1

2. Melani,SP Kayu Agung 2

3. Azaria Yuniarli D U,A.Md Mekar jaya 5

4. Agustini W,SP Sangiang 4

5. Junaedi Gempol Sari 4

6. Winda Purnamasari,Spt Mekar Kondang 2

7. Sri Supenti Buaran Jati 2

8. Samudin Pekayon 2

9. Abdul Rosyid Sukadiri 2

Jumlah 24

c. Kelembagaan Petani

Jumlah kelompok tani hingga tahun 2022 tercatat sebanyak 85 kelompok tani.

d. Kelembagaan Penyuluhan

Sesuai dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, kelembagaan penyuluhan di tingkat kecamatan berbentuk Balai Penyuluhan. Namun karena wilayah kerja Balai Penyuluhan meliputi 3, kecamatan sehingga kelembagaan penyuluhan masih berupa Balai BPP belum berupa Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK).

e. Program dan Kegiatan Penyuluhan Pertanian yang Dilaksanakan

Berdasarkan tujuan, strategi dan kebijakan untuk melaksanakan program dan kegiatan dalam rangka pelaksanaan penyuluhan maka BPP Sepatan. Memiliki program dan kegiatan yang sedang dilaksanakan pada tahun 2019. Kegiatan tersebut bersumber dari APBN, APBD dan Swadaya. Program dan kegiatan tersebut antara lain yaitu:

(26)

19

Tabel 8. Program Kegiatan Penyuluhan Pertanian.

No. Nama Kegiatan Lokasi Jenis Bantuan Sumber 1. Pembinaan

Penyusunan – RDKK.

BPP Sepatan. Transport Petani, Biaya Makan

Minum.

APBD.

2. Penilaian Peningkatan Kemampuan Kelompok.

BPP Sepatan. Transport petani, biaya makan

minum.

APBD.

3. Uji tanah sawah dengan

menggunakan PUTS.

Tersebar di 75 Poktan di WKBPP Sepatan.

Buts, ember, golok, plastik, topi.

APBD.

4. Kawasan Rumah Pangan Lestari (Tahap

pengembangan).

KWT Mustika Alam.

Desa Pondok Kelor.

Dana pembelian sarana produksi.

APBN.

5. Lumbung Pangan (Tahap

Penumbuhan).

Desa Kayu

Bongkok, Desa Kayu Agung.

Bangunan lumbung

(9m2), Gabah 2,000 Kg.

APBD.

6. PUPM (Tahap

Pengembangan).

Poktan Gempol Sari,

Poktan Bina Karya, Poktan Gintung.

Dana Operasional. APBD.

7. Pengembangan Kawasan

Agropolitan.

Kec. Sepatan (Desa Sarakan) Kec.

Sepatan Timur (Desa

Sangiang, Gempol Sari, Pondok Kelor).

Alsintan, Saprotan, dll.

APBD.

8. Dem Area. Kec. Sepatan

(Poktan Priuk Jaya),

Kec. Sepatan Timur (Poktan Jarak Subur),

Kec. Sukadiri (Poktan

Kebo).

Benih, Pupuk Organik, Kapur, Pestisida, Benih

Refugia.

APBN.

9. Desa Organik. Poktan Jarak Subur, Poktan Rawa Banteng.

Pupuk organik.

EM4, Tong Komposter, Refugia, Polybag, Dll.

APBN.

(27)

20 10. Pendampingan

Penyaluran alsintan.

Kec. Sukadiri, (UPJA Suka Karya, UPJA Kebo).

Power Tresher. APBN.

Poktan Cecere B, Poktan Cecere A, Poktan Gardu, Poktan

Situgede, Poktan Sinta, Poktan Rawa Buaya.

Pompa Air. APBD.

Poktan Rawa Banteng,

Poktan Gempol, Poktan Pulo, Poktan Sinar Harapan.

Hand Tractor. APBD.

11. Pengembangan Sayuran.

Poktan Blok Putat, Poktan Kemuning I.

Benih, Pupuk organik, pupuk

kimia.

APBN.

12. KRPL di Lokasi P2WKSS.

Desa Kayu

Bongkok, Desa Kayu Agung.

Kbd, benih sayuran, Tanaman

toga, Sarana dan alat pertanian.

APBD.

13. Pengembangan Bibit Unggul Pertanian.

Desa Kayu

Bongkok, Desa Kayu Agung.

Tanaman Buahbuahan, Tanaman TOGA.

APBD.

14. Program Bekerja. Kec. Sepatan, Kec. Sepatan Timur.

Ayam 50 ekor, Pakan, Obatobatan,

Subsidi Pembuatan

Kandang.

APBN.

4.2 Gamabaran Umum mesin pengilingan gabah padi di Bina Karya

Industri Penggilingan beras Bina Karya merupakan salah satu industri yang bergerak dalam pengolahan padi menjadi beras. Usaha ini merupakan usaha milik sendiri yang telah dirikan dan dikelola oleh Bapak Ahmad Kurnadi.

yang berlokasi di Kelompok Tani Bina Karya, Desa Sukadiri, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Usaha penggilingan beras ini umumnya memanen hasil lahannya sendiri dan juga membeli gabah dari petani di daerah Sukadiri, Kecamatan Pakuhaji, Kecamatan Mauk, Kecamatan Kronjo,

(28)

21

hingga Kabupaten Serang, lalu menjualnya dalam bentuk beras. penggilingan beras ini juga menyediakan jasa menggiling gabah dari petani di wilayah Sukadiri dan sekitarnya. Usaha ini memiliki jumlah tenaga kerja yang bekerja di penggilingan beras, seluruhnya berjumlah 6 orang. Pekerja yang dapat ditempatkan pada beberapa jenis pekerjaan yang berbeda seperti penjemuran gabah, produksi beras, dan pengangkutan.

Pada pelaksanaan kerja penggilingan beras umumnya menggunakan waktu kerja setiap hari dari pagi Pukul 8.00 WIB, hingga sampai malam Pukul 19.00 WIB. Dimulai dari hari senin sampai dengan hari minggu, di sesuaikan oleh stok penyimpanan gabah dalam produksi beras dan juga permintaan dari konsumen pembeli. Dalam usaha penggilingan beras ini terdapat fasilitas usaha seperti lantai jemur. sebuah bangunan sederhana, dua buah mesin pecah kulit (husker), sebuah mesin pengayak, dua buah mesin penyosoh/pemutih (polisher), mesin atau alat bantu pengemasan seperti (Karung, timbangan dan mesin penjahit karung). Proses penggilingan dilakukan di dalam sebuah bangunan dengan luas 14 x 21 m2. Mesin Motor penggerak berupa Diasel solar 25 HP dengan merek Yanmar, dan penggantian oli filter dilakukan setiap 100 jam kerja serta pengantian oli dilakukan setiap sebulan sekali. mesin pemoles merek Ichi N70 KUBOTA konsumsi bahan bakar 12 liter/hari. Dalam satu kali produksi penggilingan beras dapat menghasilkan 2 – 3 ton/hari, dalam pemasaran usaha ini menjual ke beberapa kios berada di tempat Bumi Indah, dan tempat laiannya serta juga pembeli datang membeli langsung di tempatnya.

Gabah yang telah dipanen sebaiknya menentukan kadar air gabah sebelum proses penggilingan dimulai. gabah dikeringkan pada lantai jemur, hingga mendapatkan kadar air gabah berkisar 14%. Usahakan gabah yang akan digiling adalah gabah yang baru dipanen agar tampak putih cerah dengan citra rasa yang tidak berubah. Sedangkan gabah yang di lakukan penyimpan di dalam gudang sebagai stok cadangan pengilinggan Gabah sehingga di simpan selama bertahun-tahun kualitas warna beras tidak terlihat bagus untuk di jual. Karena mungkin terjadi pada efek kadar airnya redah kurang dari 14%, sehingga gabah berasnya patah.

Proses penggilingan beras terdiri dari dua tahap, yaitu: (1) pengupasan kulit gabah BPK, dan (2) penyosohan beras pecah kulit menjadi beras sosoh dimana bagian kulit aleuron dihilangkan. Tujuan utama proses penggilingan

(29)

22

adalah menghasilkan beras giling. Kualitas dan rendemen hasil penggilingan beras sangat dipengaruhi oleh prosedur penggilingan, pengoperasian mesin, umur mesin, manajemen dan perawatan mesin. Proses penyosohan (pemolesan) beras merupakan kegiatan yang sangat menentukan kualitas dan rendemen beras. Penyosohan yang kurang baik akan menurunkan kualitas nilai jual beras.

4.3 Mesin pengolahan Pemutihan Penyosoh beras (Mesin Polisher)

beras pecah kulit dihasilkan dari mesin pemecah kulit yang masih berwama agak kecoklatan dan masih kotor dengan lapisan aleuron. Maka perlu dilakukan proses pemutihan dengan cara menyosoh yang di lakukan dua kali secara bertahap menggunakan mesin polisher pertama dan di lanjutkan ke mesin Polisher kedua, untuk beras dapat bersih lebih baik lagi. Umumnya proses penyosohan bertujuan untuk menghilangkan lapisan aleuron yang ada di bagian permukaan beras pecah kulit, sehingga dihasilkan beras putih yang sangat bersih. Perlakuan penyosohan dengan beban tekanan yang lebih rendah akan mengurangi risiko beras menjadi patah. Beras pecah kulit yang seluruh atau sebagian dari kulit arinya telah dipisahkan dalam proses penyosohan disebut beras giling (milled rice). Selera konsurnen terhadap beras sosoh adalah beras bening, beras putih dan beras mengkilap. Proses penggilingan dan penyosohan yang baik akan menghasilkan butiran beras utuh (beras kepala) yang maksimal dan beras patah yang minimal. Proses penyosohan beras pecah kulit menghasilkan beras giling, dedak dan bekatul.

Beras PK

Kipas Anggin

Beras Beras PK

Diagram Alir Proses Unit Mesin Polisher Pemutihan Beras.

Pada proses pengilingan padi gabah langsung masuk ke mesin Polisher I untuk di lakukan proses penyosohan awal atau ringan dengan output bekatul dan beras pecah kulit. Lanjut tahapan kedua beras PK masuk ke mesin Polisher

Motor diesel Transmisi

si

Polisher I bakatul

Polisher II bakatul

(30)

23

II untuk di lakukan proses finising atau pemutihan dengan penambahan kipas angin, sehingga hasil beras menjadi kualitas nilai jual beras lebih bersih.

Gambar 6. Mesin Penyosoh Polisher Gabah Tahap Pertama.

Gambar 7. Mesin Penyosoh Polisher Tahap Kedua.

4.4 Mesin Pengayakan, pengemasan dan penyimpanan Beras

Mesin pengayak beras pemisah menir dan pemisah beras kepala (beras utuh) . merupakan mesin yang di gunakan untuk memisahkan antara beras utuh dengan menir. Dengan demikian maka akan di peroleh beras dengan kualitas lebih baik, tanpa tercampur dengan menir agar beras lebih bersih ketika di kemas atau di jual kepada Konsumen. Dan Beras menir juga bisa di manfaatkan sebagai pakan ternak.

(31)

24

Gambar 8. Mesin Pemisahan Beras Utuh dan Beras Menir.

Dalam melakukan pemisahan ayakan beras langsung dikemas, dalam karung. Pada umumnya usaha penggilingan beras ini menggunakan kemasan karung plastik, yang di sediakan dalam ukuran 10kg, 20kg, 25kg, dan 50kg. Lalu di timbang dan di jahit bagian atas karung untuk siap di distribusikan kepada konsumen.

Gambar 9. Proses Pengemasan Beras.

Dalam melakukan pengemasan Tempat penyimpanan beras harus diperhatikan, kondisi tempat harus aman terhindar dari kontaminasi serangga hama Tikus yang berada di gudang. Karung beras diletakkan di atas lantai yang di alas mengunakan bantalan kayu/karung yang disusun berjejer ke atas, tidak langsung kontak dengan lantai untuk menghindari kelembaban, dan selalu di perhatikan dapat mempermudah pengendalian hama.

(32)

25

Gambar 10. Proses Penyimpanan Beras.

4.5 Kinerja Prinsip Kerja Mesin Polisher

Kinerja mesin Polisher yaitu gesekan gabah oleh rotor atau saringan dengan batu penyosoh. Sedangkan proses penggilingan adalah upaya untuk memisahkan antara biji gabah dengan kulit gabah atau sekam, sehingga beras sudah siap untuk di konsumsi. Untuk mencapai tujuan penyosohan, yaitu melepaskan lapisan bekatul dari butiran gabah dan memberikan warna mengkilap pada beras. Selama mengalami penyosohan, butir-butiran beras bergesekan dengan permukaan gesek atau dengan sesama butir beras.

Gesekan-gesekan ini membuat beras menjadi panas sehingga mudah patah.

Untuk menurunkan panas yang terjadi mesin Polisher di lengkapi dengan aliran udara yang akan menurunkan suhu beras. Di usahakan agar butiran beras tidak terlalu lama mengalami penyosohan. Mengencangkan atau mengendorkan batu pemberat akan menentukan butiran beras yang keluar pada saluran pengeluaran beras putih, dengan kontrol tuas pemberat aliran beras 0,5-100 mm akan menghasilkan proses yang kontinyu.

4.6 Karakteristik Fisik Pemutihan Mutu Beras

Karakteristik fisik mutu beras pada pengilingan di kelompok tani, yang perlu diamati dalam menentukan jenis dan kualitas gabah yang akan digiling.

Karakteristik fisik gabah diketahui dengan cara, melakukan proses pemisahan pengayakan mutu beras. Dan menentukan penyetelan jarak antara kedua rol karet pada rubber roll husker dan polisher yang digunakan. Untuk mendapatkan hasil pengupasan yang baik, jarak antara kedua rol diatur yaitu lebih kecil daripada ketebalan satu butir gabah. Di lakukan fisik mutu beras sebanyak 50 kg lalu di lalukan pemisahan penyakan mengunakan mesin sehingga beras menir total 2,70 % dan beras utuh sebanyak total 47,3%.

(33)

26

Gambar 11. Penimbangan Karakteristik Mutu Beras Menir.

(34)

27 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) I Yang telah di laksanakan di BPP Sepatan berada pada kelompok Tani Bina Karya, Desa Sukadiri, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangeran, Provinsi Banten, dapat di simpulkan bahwa:

1. Proses SOP pada pengilingan pemutihan Mutu Beras Bina Karya antara lain persiapan bahan baku gabah, menentukan kada air GKP. Melakukan proses pemecah kulit gabah dengan pengulangan dua kali mengunakan mesin Husker. Melakukan proses pemisahan BPK dengan sekam mengunakan mesin pengayak. Dan melakukan proses pemoles di lakukan pengulanggan dua kali mengunakan mesin Polisher hingga mendapatkan pemutihan mutu Beras sosoh. Melakukan pengayak pemisah beras utuh dan menir. Serta melakukan pengemasan dan penyimpanan.

2. Pengoperasian mesin pengilingan pemutihan beras di mulai dari pemeriksaan bahan bakar dan keadan mesin. Pada pengilingan pemutihan mutu beras mengunakan mesin pemoles Echo, merek ICHI N70 Kubota, dengan konsumsi bahan bakar 12 liter/hari.

3. Kualitas gabah yang baik dengan kadar air 14%. Akan menghasilkan kualitas beras yang baik pula dari segi warna dan, kebersihan dan aroma yang di pengaruhi oleh proses pengilingan mesin pemoles dalam pemutihan beras.

4. Mutu beras yang di hasilkan dalam proses pengilingan yang di lakukan pengayakan beras kepala 47,3%, dan butir menir 2,70%. Dengan melakukan Uji coba sebanyak 50kg.

5.2 Saran

Dalam proses pengilingan padi di kelompok tani Bina Karya, harus perlu melakukan penerapan K3. Pemakaian alat pelindung diri yang aman agar tidak terjadi kebisingan pada pendengaran, kecelakaan kerja dan terhindar dari terhirupnya serbuk dari kotoran dedak.

(35)

28

DAFTAR PUSTAKA

Syarief. A., dan Suroso. 1989. Pengantar Teknologi Pascapanen Padi.

Departemen Pertanian. Jakarta, Indonesia.

Wimbley, JE.1983. Paddy Post Harvest Industry in Development Countries, IRRI, Los Banos, Philippines.

Winarno, F.G. 2004. GMP dalam Industri Penggilingan Padi. Lokakarya Nasional Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi, BULOG-IPB 20-21 Juli 2004, Jakarta.

Warris, A. 2004. Kondisi dan Permasalahan Pengolahan Padi di Indonesia.

Lokakarya Nasional Upaya Peningkatan Nilai Tambah Pengolahan Padi, BULOG-IPB 20-21 Juli 2004, Jakarta.

Supriadin, 2019. Analisis Produksi Dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah.

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Allidawati dan B.Kustianto. 1989. Metode uji mutu beras dalam program pemuliaan padi. Dalam: Ismunadji M.,M. Syam dan Yuswadi. Padi Buku 2.

Damardjati, D.S. 1988. Struktur kandungan gizi beras. Dalam: Ismunadji, M., S.Partohardjono, M.Syam, A.Widjono. Padi-Buku 1. Balai Penelitsian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Bogor. Hal: 103- 159.

Harianto. 2001. Pendapatan, harga, dan konsumsi beras. Dalam: Suryana, A.

Dan S.Mardianto. Bunga rampai ekonomi beras. Penerbit Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI).

Nugraha, U.S., S.J.Munarso, Suismono dan A. Setyono. 1998. Tinjauan tentang rendemen beras giling dan susut pascapanen: 1. Masalah sekitar rendemen beras giling, susut dan pemecahannya. Makalah. Balai Penelitian Tanaman Padi. Sukamandi. 15 Hal.

Umar, S. 2011. Pengaruh Sitem Penggilingan Padi Terhadap Kualitas Giling Di Sentra Produksi Beras Lahan Pasang Surut. Jurnal Teknologi Pertanian,7(1):9-72.

Rachmad, R., Thahir R., Sudaryono. 2006. Pengaruh Beberapa Komponen Teknologi Proses Pada Pengilinggan Padi Terhadap Mutu Fisik Beras.

Jurnal Enjiniring Pertanian (4)2: 65-72.

Waries, A. 2006. Teknologi Penggilingan Padi. PT Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

(36)

29 LAMPIRAN Lampiran 1. Jurnal Harian/LogBook Kegiatan PKL I.

JURNAL HARIAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) I

POLITEKNIK ENJINIRING PERTANIAN INDONESIA TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Nama : Estan Manune

NIM : 07.16.20.030

Program Study : Teknologi Hasil Pertanian

Lokasi PKL : Balai penyuluhan Pertanian BPP Sepatan, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangeran Banten.

No Hari/Tanggal Kegiatan

Praf Pembimbing

Eksternal

Keterangan

1 11 Juli 2022

Acara pelepasan dan penyerahan Mahasiswa PKL I Politeknik

Enjiniring Pertanian Indonesia.

(37)

30 Hari pertama melakukan

perawatan pembersihan Alsintan Hand Traktor.

2 12 Juli 2022

Melakukan Penyiraman Tanaman labu madu pada Lahan tempat BPP Sepatan.

3 13 Juli 2022

proses pengenalan Alsintan pada Mahasiswa PKL I pada Lokasi Kelompok Tani, Bina Karya di Desa Sukadiri.

4 14 Juli 2022

Melakukan proses pengilingan gabah di tempat lokasi PKL Bina Karya, Desa Sukadiri.

5 15 Juli 2022

Kegiatan belajar penanaman benih jagung pada lahan bersama dengan

mahasiswa

Untirta dan pegawai BPP Sepatan.

(38)

31 6 16 Juli 2022

Melakukan proses pemindahan persemaian bibit padi pada trey di sawah.

7 17 juli 2022

Melakukan proses pengecekan persemaian bibit padi di trey yang berada di sawah.

8 18 Juli 2022

Melakukan Penyemaian Benih bibit jagung

Pada Trey

bersama mahasiswa

Untirta dan pegawai BPP Sepatan.

9 19 Juli 2022

kegiatan belajar penanaman tanaman Anggur dan pemberian Pupuk pada Lahan tanam BPP Sepatan.

10 20 Juli 2022

Mengikuti

Kegiatan proses penjualan beras kepada

Konsumen, di lokasi Bumi Indah.

(39)

32 11 21 Juli 2022

Melakukan kegiatan

perontokan padi mengunakan Alat Mesin Powor Thresher di lahan sawah kelompok Tani Bina Karya Desa Sukadiri.

12 22 Juli 2022

Kegiatan belajar Melakukan

perbaikan Alsintan Transplanter bersama Dosen PEPI di BPP Sepatan.

13 23 Juli 2022

Melakukan proses pengayakan gabah pecah kulit di Desa Sukadiri.

14 24 Juli 2022

Kegiatan belajar melakukan

menjahit kemasan karung beras di Desa Sukadiri.

15 25 Juli 2022

Melakukan

kegiatan Proses penyiraman jagung agar jagung yang sudah di tanaman tetap tumbuh.

(40)

33 16 26 Juli 2022

Kegiatan belajar perawatan

pembersihan alat Mesin Hand Traktor.

17 27 Juli 2022

Belajar kegiatan penerapan

Teknologi Moleculer

Farming pada Tanaman Jagung.

18 28 Juli 2022

Kegiatan belajar pembuatan pupuk oraganik bersama bapak/ibu

pegawai BPP Sepatan.

19 29 Juli 2022

Mengikuti kegiatan Optimalisasi pemanfaatan mesin tanam padi jajar legowo 2:1 pengebadian kepada

masyarakat oleh kampus PEPI.

20 30 Juli 2022

Melakukan proses penimbangan dan pengemasan beras di Desa Sukadiri.

(41)

34 21 31 Juli 2022

Kegiatan belajar membantu

penjemuran gabah padi di atas lantai jemur di Desa Sukadiri.

22 1 Agustus 2022

Belajar kegiatan pengayakan tanah menjadi ukuran kecil untuk mengisi pada wadah Trey.

23 2 Agustus 2022

melakukan kegiatan penyamaian benih bibit padi di BPP Sepaatan.

24 3 Agustus 2022

Kegiatan penyiraman penyamaian benih bibit padi.

25 4 Agustus 2022

Mengikuti kegiatan pendamping pelaksanaan audit internal produk sayuran pusat kawasan

Agroindustri.

(42)

35 26 5 Agustus

2022

Kegiatan mohon ijin berpamitan karna sudah menyelesaikan

PKL 1 di

Kelompok Tani Bina Karya.

Melakukan

perpisahan hari terakhir PKL bersama bapa ibu pegawai BPP Sspatan.

Tangeran, 5 Agustus 2022 Yang membuat

(Estan Manune)

(43)

36 Lampiran 2. Lembar Konsultasi PKL I.

LEMBAR KONSULTASI PKL I

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Nama : Estan Manune

NIM : 07.16.20.030

Program Study : Teknologi Hasil Pertanian

Lokasi PKL : Balai Penyuluhan Pertanian BPP Sepatan, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangeran Banten.

Pembimbing Internal : 1. Dr. Mardison ,S.S.TP.,M.Si.

2. Dr. Enrico Syaefullah, S.TP.,M.Si.

Pembimbing Eksternal : Ajeng Maharani S.TP.

No Tanggal Materi Konsultasi Koreksi Pembimbing

Paraf Pembimbing

Tangeran, 5 Agustus 2022 Yang membuat

(Estan Manune)

(44)

37

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan PKL I di Kelompok Tani Desa Bina Karya.

No Keterangan Dokumentasi

1 Kondisi lantai penjemuran gabah padi.

2 Pengilingan gabah padi mengunakan mesin Husker dan mesin Polisher.

3 Pengayakan dalam pengilingan gabah pecah kulit.

4 Pengayakan kualitas beras utuh dan menir.

5 Beras menir.

(45)

38 6 Kualitas beras utuh.

7 Penimbangan beras utuh.

8 Menjahit kemasan karung beras.

9 Penyimpanan kemasan karung beras.

10 Pengakutan dan pengataran penjualan beras kepada konsumen.

Gambar

Gambar 1. Mesin Rice Miling Unit (RMU).
Gambar 2. Mutu Beras SNI 612:2020.
Tabel 1. Mutu Beras SNI 6128:2008.
Diagram Alir Prosedur Pelaksanaan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Praktek Kerja Lapangan adalah suatu kegiatan dimana mahasiswa yang. melakukan PKL, menjalani masa praktek kerja yang sesungguhnya di

Selama melakukan Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa PKL dituntut untuk bisa menjadi wartawan yang siap dalam menjalankan tugas yang ditugaskan oleh perusahaan, Mahasiswa PKL

Dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dapat disimpulkan bahwa praktikan mendapat tambahan wawasan pengetahuan yang lebih luas mengenai dunia kerja yang sesungguhnya, system

Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL) secara umum adalah meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta pemahaman mahasiswa mengenai kegiatan perusahaan/industri/ rumah

Salah satu bentuk kerjasama yakni adanya program Praktek Kerja Lapangan (PKL) guna mempersiapkan mahasiswa memasuki dunia kerja. PKL menjadi kesempatan mahasiswa

Pada Kerja Praktek mahasiswa diharapkan dapat menyerap informasi sebanyak mungkin di lapangan yaitu untuk menambah wawasan lapangan (real). Jadi buku atau jurnal hanya

Dengan diadakannya Praktek Kerja lapangan (PKL) diharapkan dari siswa/ siswi dapat mengambil pengalaman Praktek Kerja Lapangan (PKL) sebagai bekal untuk menghadapi dunia kerja

Mahasiswa yang telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan PKL dapat mengetahui ternyata pemanfaatan Teknologi di Perusahaan tempat PKL sudah cukup baik, hampir semua kegiatan umum