• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laprak Andika WAhyu

N/A
N/A
Aditya Putut

Academic year: 2024

Membagikan "Laprak Andika WAhyu"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIK PEMESINAN KELAS B

Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Praktik Pemesinan Kelas B

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :

Andika Wahyu Setiyoso (K2523014)

Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

2024

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga laporan praktik yang berjudul "Laporan Praktik Pemesinan Kelas B"

dapat diselesaikan dengan baik. Penulis mengaharapkan laporan praktik ini dapat bermanfaat serta dapat menambah wawasan bagi kita semua. Laporan ini dapat diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu ucapan terima kasih diberikan kepada:

a. Allah SWT dan kedua orang tua penyusun yang selalu memberi kelancaran dan mendoakan disetiap harinya

b. . selaku dosen pengampu mata kuliah Praktik Pemesinan Kelas B.

c. Andhika selaku asisten dosen mata kuliah Praktik Pemesinan Kelas B.

d. Teman-teman prodi Pendidikan Teknik Mesin yang senantiasa memotivasi kepada penulis.

Laporan ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan di masa mendatang. Akhir kata, penulis berharap laporan praktik ini dapat berguna bagi pembaca pada khususnya, masyarakat pada umumnya dan sebagai

sumbangsih untuk bangsa.

Surakarta, 14 Juni 2024 Penulis,

Andika Wahyu Setiyoso NIM: K2523014

2

(3)

DAFTAR ISI KATA

PENGANTAR ...2

DAFTAR ISI ...3

DAFTAR GAMBAR ...5

DAFTAR TABEL ...5

BAB I ...6

PENDAHULUAN ... 6 1.1 Latar Belakang ...6

1.2 Identifikasi Masalah ...6

1.3 Rumusan Masalah ...6

1.4 Tujuan ...7

1.5 Manfaat ...7

BAB II ...8

LANDASAN TEORI ...8

2.1 Mesin Bubut ...8

2.2 Mesin Frais ...10

2.3 Dividing Head ...14

2.4 Mesin Gerinda ...14

2.5 Gergaji Mesin ...16

2.6 Alat Ukur ...

3

(4)

2.7 Teknik Membubutan ...17

BAB III ...19

ALAT DAN BAHAN ...19

3.1 Mengerinda ...19

3.2 Membubut ...19

3.3 Mengefrais...20

BAB IV ...21

PEMBAHASAN ...21

4.1 Job Sheet ...21

4.2 Alat Pelindung Diri yang Digunakan ...22

4.3 Time Line Kerja ...22

4.4 Langkah Kerja ...23

BAB V ...25

PENUTUP ...2

5 5.1 Kesimpulan ...25

5.2 Saran ...25

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ...2

6 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Mesin Bubut ...8

Gambar 2 Mesin Frais ...10

Gambar 3 Dividing Head ...14

4

(5)

Gambar 4 Mesin

Gerinda ...14

Gambar 5 Gergaji Mesin ...16

Gambar 6 Gerinda Duduk ...17

Gambar 7 Jangka Sorong ...17

Gambar 8 Bevel protractor ...17

Gambar 9 Job Sheet Pahat Rata Kanan ...21

Gambar 10 Job Sheet Pahat Ulir ...21

Gambar 11 Job Sheet Poros Bertingkat ...22

Gambar 12 Proses Membuat Poros Bertingkat ...26 Gambar 13 Poros Bertingkat ... Error! Bookmark not defined. Gambar 14 Pahat Alur Kanan Alur Kiri ...27

Tabel 2 Langkah Kerja Membuat Pahat Rata Kanan...22

Tabel 3 langkah Langkah Kerja Membuat Pahat Ulir...23

Tabel 4 Langkah Kerja Membuat Poros Bertingkat...23 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sebagai mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Mesin, kemampuan dalam mengerjakan benda kerja secara manual atau menggunakan mesin harus dikuasai dan dipahami dengan baik. Praktik pemesinan melatih mahasiswa agar mampu menggunakan mesin dengan baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan job sheet yang diberikan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan dalam praktik pemesinan. Kunci kesuksesan dari mata kuliah praktik pemesinan ini adalah kesabaran, ketekunan, dan ketelitian dalam bekerja.

Keterampilan menggunakan mesin ini tidak mungkin dapat dicapai dengan instan, namun perlu pembiasaan dengan banyak berlatih menggunakan mesin tersebut. Selain keterampilan menggunakan mesin dan alat ukur, seorang operator mesin juga harus memiliki sikap yang baik dalam bekerja. Sikap baik tersebut meliputi pembiasaan menggunakan alat pelindung diri selama bekerja untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar. Selain itu

5

(6)

seorang operator mesin juga harus memiliki bersikap tanggung jawab terhadap mesin dan alat yang digunakan seperti membersihkan mesin, memberikan pelumasan pada mesin secara berkala, mengembalikan dan merapikan alat ukur atau perkakas pada tempatnya. Untuk itu pada laporan praktikum ini akan dibahas mengenai alat ukur, perkakas, dan mesin serta cara pengerjaan benda kerja pada job sheet mata kuliah praktik pemesinan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penulisan laporan praktikum di atas, penulis mengidentifikasi beberapa masalah, yaitu sebagai berikut :

1. Kegiatan Praktik pemesinan melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja yang baik dan benar.

2. Kunci kesuksesan dari mata kuliah praktik pemesinan ini adalah kesabaran, ketekunan, ketelitian, dan kedisiplinan.

3. Praktik pemesinan adalah pekerjaan dasar yang harus dikuasai bagi seseorang yang berada di dalam teknik mesin

1.3 Rumusan Masalah

Masalah-masalah yang akan penulis uraikan disini adalah masalah yang berhubungan dengan praktek pemesinan. Adapun rumusan masalah yang penulis kemukakan adalah:

1. Apa saja job sheet yang akan dikerjakan mahasiswa untuk praktik pemesinan ini?

2. Apa saja alat pelindung diri yang harus digunakan saat melakukan praktik pemesinan?

3. Bagaimana time line kerja agar praktik dapat selesai tepat waktu?

4. Bagaimana langkah kerja yang dilakukan dalam praktek pemesinan ini?

1.4 Tujuan

Tujuan praktik pemesinan adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa mengetahui dan menguasai proses untuk menyelesaikan suatu job sheet.

2. Mahasiswa dapat mengasah kemampuan dalam menggunakan mesin bubut, mesin frais, dan mesin gerinda.

3. Untuk mengetahui mesin yang digunakan dalam pekerjaan membubut, mengefrais, dan menggerinda pada praktikum pemesinan.

4. Untuk mengetahui proses membubut, mengefrais, dan menggerinda pada praktikum pemesinan.

1.5 Manfaat

Manfaat praktik pemesinan adalah sebagai berikut:

6

(7)

1. Para mahasiswa teknik mesin dapat mengikuti materi teknik pemesinan pada tingkat selanjutnya dengan lancar.

2. Para mahasiswa teknik mesin dapat menggunakan alat-alat untuk membubut dan menggerinda dengan benar.

3. Sebagai bekal mahasiswa teknik mesin untuk bekerja di dunia industri.

4. Para mahasiswa teknik mesin dapat memilih dan menggunakan teknik- teknik pengerjaan suatu benda kerja untuk membuat suatu benda kerja.

5. Para mahasiswa teknik mesin calon guru dapat menjadikan bekal untuk mengajar kepada siswa-siswanya atas materi kerja bangku yang telah diperolehnya.

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Mesin Bubut

Gambar 1 Mesin Bubut

Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang membuang bahan – bahan yang tidak diinginkan atau tidak dibutuhkan dari suatu benda kerja yang berputar dan dicengkram di chuck atau pencengkram, kemudian akan disayat dengan mata pisau atau tool yang diseting sesuai dengan pengerjaan dan untuk kedalam potong serta kecepatan potong akan diatur melalui eretan melintang dan memanjang sesuai dengan kebutuhan.

Berikut bagian-bagian pada mesin bubut:

7

(8)

1. Headstock atau Kepala Tetap

Headstock merupakan tempatnya transmisi gerak yang mengatur putaran yang dibutuhkan saat proses pembubutan. Headstock difungsikan sebagai dudukan chuck, spindle, pengaturan kecepatan putaran spindle, tempat perlengkapan gear box, dan lain sebagainya.

2. Tailstock atau Kepala Lepas

Tailstock digunakan untuk menyangga benda kerja yang panjang, kedudukan chuck bor, reamer, dan untuk proses pemesinan bubut tirus di mesin bubut.

3. Toolpost atau Tempat Pahat

Toolpost adalah tempat rumah pahat, digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan menggunakan pemegang pahat.

4. Spindle

Spindle difungsikan sebagai tempat pemasangan benda kerja utuk proses penyayatan. Terdapat beberapa macam spindle seperti spindle rahang tiga dan spindle rahang empat.

5. Lead Screw atau Ulir Pembawa

Lead screw adalah poros berulir panjang yang terletak sedikit di bawah dan sejajar dengan tepian, memanjang dari kepala tetap ke ekor tetap.

Dihubungkan oleh roda gigi pada kepala tetap dan rotasi dapat dibalik.

Menempel pada kereta dan digunakan sebagai kabel pemandu untuk membuat benang saja dan dapat dilepas saat tidak digunakan.

6. Feed Rod atau Poros Penjalan

Feed rod terletak di bawah ulir pengarah yang berfungsi untuk

menyalurkan tenaga dari gear box untuk menggerakkan mekanisme geladak ke arah melintang atau membujur.

7. Carriage atau Eretan

Carriage tersebut terdiri dari eretan, tempat pahat, dan apron. Untuk menahan beban dan mengarahkan pahat potong carriage haruslah memiliki struktur yang kuat. Carriage ini memiliki dua cross slide yang berfungsi untuk mengarahkan pahat ke arah silang. Spindle bagian atas mengontrol pergerakan dudukan pahat dan spindle atas untuk memindahkan dudukan di sepanjang landasan.

8. Bed atau Alas Mesin

Bed atau alas ini berfungsi untuk dudukan eretan atau carriage. Alas mesin merupakan bagian rangka utama mesin bubut yang di atas kerangka tersebut terdapat carriage serta headstock yang bertumpu dan begerak.

Adapun alur alas mesin berbentuk V serta rata atau datar.

9. Gear Box atau Lemari Roda Gigi

Gear box atau roda gigi ini berfungsi untuk mentransmisikan daya dari spindle ke sekrup utama pada kecepatan yang berbeda.

8

(9)

10. Chuck

Chuck berfungsi untuk menjepit benda kerja yang akan dibubut baik yang berbentuk simetris atau asimetris serta berukuran besar atau kecil.

Berikut macam-macam jenis pahat pada mesin bubut:

1. Pahat Bubut Rata

Pahat bubut rata digunakan untuk membubut permukaan rata pada bidang memanjang atau sering disebut dengan membubut lurus. Prinsip kerja dari penggunaan pahat bubut rata adalah dengan menyayatkan pahat dari ujung luar benda kerja kemudian menggerakannya dengan menggunakan eretan bawah

2. Pahat Bubut Sisi atau Muka

Pahat bubut sisi atau muka digunakan untuk membubut pada permukaan benda kerja dengan posisi melintang diameter. Prinsip kerja dari penggunaan pahat bubut sisi atau muka adalah dengan menyayatkan pahat dari ujung luar benda kerja ke arah titik pusat diameter benda kerja atau sebaliknya tergantung arah putaran spindle mesin.

3. Pahat Bubut Alur

Pahat bubut alur digunakan untuk membentuk profil alur pada permukaan benda kerja dengan bentuk dan ukuran profil menyesuaikan dengan jobsheet yang ada.

4. Pahat Bubut Potong

Pahat bubut potong digunakan khusus untuk memotong suatu benda kerja sampai ukuran panjang tertentu.

5. Pahat Bubut Chamfer

Pahat bubut chamfer digunakan untuk membuat chamfer pada ujung permukaan benda kerja. Besar sudut chamfer pada umumnya adalah 45º.

6. Pahat Bubut Ulir

Paha bubut ulir digunakan untuk membuat ulir pada permukaan benda kerja, baik pembuatan ulir dalam maupun ulir luar. Bentuk profil pahat ulir ini tergantung dengan jenis ulir yang akan dibuat.

2.2 Mesin Frais

9

(10)

Gambar 2 Mesin Frais

Mesin frais adalah mesin perkakas yang memiliki gerak utama berputar dengan memutar alat potong yang digunakan untuk menyayat benda kerja agar menjadi bentuk tertentu. Alat potong pada mesin frais sering disebut pisau frais.

Dengan pisau frais yang diputar oleh mesin, kita dapat menggerakkan benda kerja mendekati pisau frais agar tersayat, sehingga menjadi bentuk yang operator inginkan.

Berikut bagian-bagian pada mesin frais:

1. Base atau Alas Mesin.

Alas mesin menjadi bagian yang paling bawah. Fungsi dari bagian ini yaitu sebagai pondasi atas mesin milling. Selain itu juga berfungsi untuk tempat pembuangan coolant yang tidak dipergunakan lagi. Bagian ini juga berfungsi untuk menopang beban bertekanan tinggi pada mesin, oleh karena itu bagian ini terbuat dari besi cor.

2. Badan atau Kolom Mesin.

Bagian badan atau kolom mesin ini mempunyai ciri khas berbentuk seperti ekor burung dalam posisi tegak. Posisi badan mesin sangat kokoh dan tegak.

Salah satu dari fungsi bagian ini yaitu sebagai gerak turun naiknya lutut yang membawa meja dan sadel. Lalu dijadikan sebagai dudukan sekaligus rumah atas roda gigi. Badan mesin ini juga menjadi suatu patokan atau sumbu utama.

Fungsi lain dari badan mesin yaitu sebagai tempat dudukan atau penopang untuk bagian mesin lainya, mulai dari spindle, motor penggerak dengan pulipuli nya, tuas, dan lain sebagainya.

3. Knee atau Lutut.

Pada bagian ini mempunyai 2 buah alur yang berbentuk seperti ekor burung tegak lurus. Salah satu dari ekor tersebut berpasangan dengan sadel.

Sedangkan ekor lainnya berpasangan dengan badan atau kolom mesin. Lutut ini juga terbuat dari besi cor, sama seperti alas mesin. Untuk lutut ini dapat digerakkan, namun arah gerakan harus vertikal.

Pada lutut ini terdapat beberapa roda yang berfungsi untuk mengatur suatu gerakan secara otomatis. Entah itu gerak ke arah kiri, kanan, mundur maupun maju. Selain itu di bagian lutut juga bisa dikunci menggunakan kolom supaya lebih kokoh saat alat sedang digunakan atau proses pengefraisan sedang berlangsung.

4. Sadel

Untuk bagian ini terletak di antara meja mesin dan lutut atau knee. Sadel ini mempunyai bentuk persegi dan juga terbuat dari material besi cor. Sadel ini bisa digerakkan melintang yang hampir mendekati bagian kolom mesin.

Gerakan yang dihasilkan oleh sadel ini yaitu maju, mundur, dan melingkar.

Sadel juga dapat dikunci ke bagian lutut saat dibutuhkan.

10

(11)

Bagian atasnya mempunyai alur dengan bentuk Y dan melingkar sebesar 360° serta berhubungan dengan meja. Bagian ini dilengkapi dengan handle.

Fungsi dari handle yaitu mengembalikan sadel ke posisi semula dan membalik arah gerakan.

5. Meja Mesin

Letak dari meja mesin berada di atas sadel. Bagian ini juga terbuat dari besi cor. Meja mesin berbentuk persegi panjang serta mempunyai alur dengan bentuk T. Khusus untuk meja mesin frais yang universal dapat digeser dan diputar hingga 45°.

Meja ini mempunyai fungsi utama untuk menkunci benda selama proses pengefraisan. Meja juga digunakan sebagai tempat baut dan mur yang hendak digunakan untuk mengunci benda agar tidak bergetar selama pengefraisan dan meja ini dapat dikunci pada sadel.

6. Lengan atau Arm

Letak dari lengan berada di bagian atas dari kolom mesin, baik pada mesin frais yang universal maupun horizontal. Pada bagian bawah, terdapat alur dengan bentuk ekor burung di ujungnya. Alur tersebut berpasangan dengan spindle.

Ujung lain dari lengan berfungsi sebagai tempat pendukung untuk arbor yang juga mempunyai alur dengan ekor burung. Lengan dapat dilepas dan juga dikunci, sesuai dengan kebutuhan. Begitu pula dengan pendukung arbor (support arbor) yang dapat dikunci dan dilepas.

7. Spindle

Spindel menjadi bagian yang paling penting di antara bagian mesin frais lainnya. Fungsi dari spindle sendiri untuk menahan alat potong dari mesin ini.

Sekaligus sebagai tempat untuk arbor pada mesin frais horizontal.

Selama proses pengefraisan, bagian motor penggerak dapat menggerakkan spindle, sehingga alat potong dapat berputar. Di ujung spindle ada sebuah slot yang berguna untuk menahan alat potong.

8. Arbor

Bagian arbor ini mempunyai fungsi untuk eksistensi atas spindle. Selai itu arbor juga dapat digunakan untuk memegang alat potong atau pisau frais.

Serta dapat berputar searah dari pemakanan alat potong. Arbor ini pada dasarnya menjadi tempat dudukan atas pisau frais. Bagian yang satu ini juga dipasangkan dengan spindle. Jadi saat spindle berputar, maka arbor ini turut berputar.

Untuk mesin frais horizontal, arbor mempunyai bentuk batangan yang bulat. Pada sepanjang bagian badan arbor dipenuhi dengan pasak. Ada pula arbor yang dilengkapi dengan berbagai macam cincin atau spacer. Fungsi dari spacer tersebut untuk menjepit pisau frais atau cutting tool, sehingga pisau tidak bergetar dan bergeser dari posisinya.

9. Support Arbor atau Pendukung Arbor.

11

(12)

Untuk support arbor mempunyai fungsi sebagai pendukung arbor agar arbor dapat bergerak dengan stabil. Bagian ini mempunyai alur dengan bentuk ekor burung. Selain itu support arbor juga berpasangan dengan lubang dan lengan mesin.

10. Milling Head

Milling head terletak di bagian paling atas untuk mesin frais vertikal.

Milling head ini terdiri dari motor penggerak, spindle dan beberapa mekanisme pengendali mesin lainnya.

11. Ram

Ram merupakan bagian pada lengan yang menjorok untuk mesin frais vertikal. Di ujung dan ini mempunyai hubungan langsung dengan kolom mesin. Sementara ujung lainya terhubung dengan milling head.

12. Motor Penggerak

Bagian motor penggerak ini mempunyai fungsi untuk mengubah energi listrik ke dalam energi mekanik atau gerak. Pada bagian inilah yang merupakan sumber penggerak dari mesin frais.

13. Handle

Pada bagian handle mempunyai fungsi untuk menggerakkan meja mesin dengan manual, baik untuk bergerak secara vertikal maupun horizontal.

Berikut macam-macam pahat pada mesin frais:

1. Pisau Mantel

Pisau jenis ini dipakai pada mesin frais horizontal. Biasanya digunakan untuk pemakanan permukaan kasar (Roughing) dan lebar.

2. Pisau Alur

Pisau alur berfungsi untuk membuat alur pada bidang permukaan benda kerja. Jenis pisau ini ada beberapa macam yang penggunaanya disesuaikan dengan kebutuhan.

3. Pisau Frais Bergigi

Pisau jenis ini digunakan untuk membuat roda gigi sesuai jenis dan jumlah gigi yang diinginkan.

4. Pisau Frais Radius Cekung dan Cembung

Pisau jenis ini digunakan untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam atau luar (cembung atau cekung). Pisau frais radius cekung proses kerjanya sama dengan pisau radius cembung hanya saja yang membedakan adalah bentuk pisau.

5. Pisau Frais Alur T

Pisau ini hanya digunakan untuk membuat alur berbentuk T seperti halnya pada meja mesin frais. Benda kerja yang akan disayat diatur oleh operator, sehingga menghasilkan bentuk sayatan yang diinginkan.

6. Pisau Frais Sudut

12

(13)

Pisau ini berguna untuk membuat alur berbentuk sudut yang hasilnya sesuai sudut pisau yang digunakan. Pisau jenis ini memiliki sudut-sudut yang berbeda diantaranya 30°, 45°, 50°, 60°, 70°, 80°.

7. Pisau Jari

Ukuran pisau jenis ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai ukuran besar. Pada pengoperasiannya biasanya dipakai untuk membuat alur pada bidang datar atau pasak dan jenis pisau ini pada umumnya dipasang pada posisi tegak (mesin frais vertical).

8. Pisau Frais Muka dan Sisi

Jenis pisau ini memiliki mata sayat dimuka dan disisi yang dapat digunakan untuk mengfrais bidang rata dan bertingkat.

9. Pisau Frais Pengasaran

Pisau jenis ini mempunyai satu ciri khas yang berbeda yaitu sisinya berbentuk alur helik. Bentuk tersebut dapat digunakan untuk menyayat benda kerja dari sisi potong sehingga potongan pisau ini mampu melakukan

penyayatan yang cukup besar.

10. Pisau Frais Gergaji

Pisau jenis ini digunakan untuk memotong atau membelah benda kerja.

Selain itu juga dapat digunakan untuk membuat alur yang memiliki ukuran lebar kecil.

2.3 Dividing Head

Gambar 3 Dividing Head

Kepala pembagi (dividing head) adalah peralatan mesin frais yang digunakan untuk membentuk segi-segi yang beraturan pada poros yang panjang. Pada peralatan ini biasanya dilengkapi dengan piring pembagi yang berfungsi untuk membantu pembagian yang tidak dapat dilakukan dengan pembagian langsung.

13

(14)

2.4 Mesin Gerinda

Gambar 4 Mesin Gerinda

Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk mengasah/memotong ataupun menggerus benda kerja dengan tujuan atau kebutuhan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan. Dengan menggunakan prinsip tersebut operator dapat memotong benda kerja, menghaluskan serta meratakan permukaan benda kerja sebagai proses jadi akhir (finishing), mengasah alat potong agar tajam, menghilangkan sisi tajam pada benda kerja, dan membentuk suatu profil pada benda kerja.

Berikut bagian-bagian pada mesin gerinda:

1. Badan Mesin

Bagian badan mesin gerinda umumnya terbuat dari besi tuang yang memiliki sifat sebagai peredam getaran yang baik. Fungsi badan mesin adalah untuk menopang meja kerja dan menopang kepala rumah spindle.

2. Poros Spindle

Bagian poros spindle merupakan bagian yang kritis karena harus berputar dengan kecepatan tinggi juga dibebani gaya pemotongan pada batu gerinda dalam berbagai arah.

3. Meja

Bagian meja juga merupakan bagian yang dapat mempengaruhi basil kerja proses gerinda karena diatas meja inilah Benda kerja dilelakkan melalui suatu ragum ataupun magnetic chuck yang dikencanukan pada meja ini.

Berikut macam-macam pisau pada mesin gerinda:

1. Pisau Gerinda Potong

Sesuai dengan namanya, mata batu ini berfungsi untuk melakukan pemotongan pada media logam, baik untuk besi, mildsteel, baja, hingga stainless steel dengan menyesuaikan spesifikasi pada produk tersebut.

14

(15)

2. Mata Gerinda Asah

Mata batu gerinda atau biasa disebut dengan grinding wheel ini berfungsi untuk mengikis permukaan logam, baik pada besi, baja, maupun stainless steel.

2.5 Gergaji Mesin

Gambar 5 Gergaji Mesin

Gergaji mesin adalah gergaji yang bekerja secara otomatis sehingga lebih praktis dibandingkan dengan gergaji manual. Gergaji ini biasanya digunakan untuk memotong besi atau aluminium yang digunakan untuk bahan benda kerja dengan alat potong khusus.

15

(16)

2.6 Gerinda Duduk

Gambar 6 Gerinda Duduk

Gerinda duduk adalah sebuah alat listrik yang digunakan untuk menghaluskan, memotong, atau membentuk material yang keras seperti logam, kayu, atau batu. Alat ini terdiri dari sebuah meja atau platform yang berfungsi sebagai tempat untuk menempatkan material yang akan digerinda, serta sebuah roda gerinda yang berputar dengan kecepatan tinggi.

2.7 Alat Ukur

Berikut macam-macam alat ukur:

1. Jangka Sorong

Gambar 7. Jangka Sorong

16

(17)

Jangka sorong adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur diameter, Panjang, ketebalan, dan kedalaman suatu benda. Adapun tingkat keakuratan dan ketelitian jangka sorong adalah 0,05 dan 0,02 mm.

2. Bevel Protractor

Gambar 8 Bevel protractor

Bevel protractor adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut dengan akurat dan presisi. Alat ini biasa digunakan untuk mengukur sudut pada mesin, molding, dan jig. Kelebihan alat ini adalah terbuat dari material stainless steel sehingga sangat kuat dan awet, selain itu alat ini dapat

dipasang pada height gage sebagai variasi pengukuran.

2.8 Teknik Membubutan 1. Pembubutan Silindris

Pembubutan silindris merupakan proses penyayatan di mana gerakan pahat bubut sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Metode pembubutan ini digunakan untuk membuat bentuk dengan diameter seragam (seperti poros lurus).

2. Pembubutan Muka (Facing)

Pembubutan muka merupakan proses penyayatan di mana gerakan pahat bubut tegak lurus dengan sumbu putar benda kerja (radial). Metode

pembubutan muka digunakan untuk menyayat permukaan ujung benda kerja serta mengurangi panjang benda kerja. Ketika melakukan pembubutan kasar (roughing) gerakan pahat dari luar ke dalam lebih sering dipraktikkan.

Sebaliknya ketika melakukan finishing, gerakan pahat dari dalam ke luar lebih sering dipraktikkan.

3. Recessing

Recessing merupakan penyayatan pada benda kerja yang bertujuan untuk membentuk sebuah alur. Ujung potong pahat yang digunakan biasanya sejajar dengan sumbu benda kerja (sudut pahat 90°). Recessing mirip dengan cutting off. Perbedaan keduanya hanya terletak pada bentuk atau sudut pahat saja.

Recessing biasanya digunakan untuk membuat alur pemisah antara bentuk pembubutan silindris dan ulir.

17

(18)

4. Boring

Boring merupakan pembubutan ujung atau muka, di mana arah pemakanan ujung pahat sejajar dengan sumbu benda kerja. Metode biting biasanya digunakan untuk membuat alur atau lubang besar pada permukaan ujung benda kerja.

5. Pembubutan Tirus

Pembubutan tirus merupakan penyayatan silindris yang menghasilkan perbedaan diameter secara konstan. Metode pembubutan tirus digunakan untuk membuat poros tirus atau konis. Teknik pembubutan tirus bisa dilakukan dengan memiringkan eretan atas, menggeser tailstock,

menggunakan taper attachment, dan menggunakan alat potong berbentuk miring.

6. Pembubutan Ulir

Pembubutan ulir merupakan penyayatan yang menghasilkan bentuk ulir.

Pembubutan ulir dibagi menjadi 2 yaitu pembubutan ulir luar dan ulir dalam.

Pembubutan ulir tergolong dalam pembubutan silindris di mana pemakanannya sama dengan pola kisar ulir dari ulir yang akan dibuat.

7. Chamfering

Chamfering merupakan pembubutan pada sudut benda kerja menggunakan ujung pahat. Hasil dari chamfering dikenal dengan istilah chamfer.

8. Pengeboran (Drilling)

Pengeboran dapat juga dilakukan pada mesin bubut. Kebalikan dengan pengeboran pada mesin bor, pengeboran dengan mesin bubut menggunakan mata bor yang tidak berputar (yang berputar benda kerjanya).

9. Knurling

Knurling sebenarnya bukan termasuk proses penyayatan. Knurling

merupakan proses pembentukan logam yang digunakan untuk membuat pola arsiran yang bersilangan pada permukaan benda kerja. Biasanya pola hasil knurling digunakan pada pegangan supaya tidak licin.

18

(19)

BAB III

ALAT DAN BAHAN 3.1 Mengerinda

Alat:

1. Mesin gerinda potong 3. Protractor 2. Mesin gerinda duduk 4. Coolant Bahan: Baja ST42

3.2 Membubut Alat:

1. Mesin bubut 5. Kunci T

2. Pahat rata kanan 6. Kunci L

3. Pahat alur 7. Kartel

4. Pahat ulir 8. Kunci chuck

9. Jangka sorong Bahan: Baja ST42 3.3 Mengefrais Alat:

10. Mal ulir

1. Mesin Frais 2. Pisau frais 3. Kepala Pembagi

4. Coolant

5. Jangka sorong 6. Collet

Bahan: Baja ST42

19

(20)

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Job Sheet

1. Job sheet pembuatan pahat rata kanan

Gambar 9 Job Sheet Pahat Rata Kanan

2. Job sheet pembuatan pahat ulir

Gambar 10 Job Sheet Pahat Ulir

20

(21)

3. Job sheet pembuatan poros bertingkat

Gambar 11 Job Sheet Poros Bertingkat

4.2 Alat Pelindung Diri yang Digunakan

Alat Pelindung Diri yang digunakan dalam praktik pemesinan sebagai berikut:

1. Masker (Respirator)

Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk dan serpihan hasil pembubutan.

2. Sarung Tangan

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan, misalnya saat mengasah, menggergaji, dan menggerinda.

3. Wearpack dan Celana Kerja

Wearpack berfungsi melindungi badan dari benda tumpul, benturan, lontaran serpihan saat membubut, sedangkan celana kerja berfungsi melindungi bagian bawah tubuh dari benda tumpul, benturan, goresan saat bekerja.

4. Sepatu

Sepatu berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan sebagainya.

5. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses) Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja

4.3 Langkah Kerja

1. Langkah kerja membuat pahat rata kanan

21

(22)

Tabel 2 Langkah Kerja Membuat Pahat Rata Kanan

No. Langkah Kerja Alat

1. Memotong bahan 10 x 10 x 100 mm Gerinda potong Mistar baja

2. Mengasah sisi muka 10° – 12° Gerinda duduk

Bevel protractor

3. Mengasah sisi muka hingga 80° Gerinda duduk

Bevel protractor 4. Mengasah sudut bebas samping 8°-10° Gerinda duduk

Bevel protractor

5. Mengasah sudut tatal 10°-15° Gerinda duduk

Bevel protractor 2. Langkah kerja membuat pahat ulir

Tabel 3 langkah Langkah Kerja Membuat Pahat Ulir

No. Langkah Kerja Alat

1. Mengasah sudut muka 10°-12° Gerinda duduk

Bevel protractor 2. Mengasah sudut ulir hingga 60° Gerinda duduk

Bevel protractor 3. Mengasah sudut bebas tatal sebesar 10°-15° Gerinda duduk

Bevel protractor 3. Langkah kerja membuat handle toolpost

Tabel 4 Langkah Kerja Membuat Poros Bertingkat

No. Langkah Kerja Alat

1. Memotong benda kerja dengan panjang 165 mm x

25 mm dengan mesin gerinda duduk yang telah disediakan.

Gergaji mesin Jangka sorong

2. Membubut facing benda kerja Mesin bubut

Jangka sorong Pahat rata kanan 3. Membubut rata benda kerja dengan ukuran

25 mm menjadi 24 mm dan jangan lupa untuk terus mengecek dengan jangka sorong agar ukuran pas.

Mesin bubut Jangka sorong Pahat rata

22

(23)

4. Membubut bertingkat benda kerja dengan ukuran D 24 mm menjadi 20 x 15 mm, 24 x 10 mm, 20 x 10 mm, 24 x 20 mm, 20 x 10 mm, 24 x 20 mm, 20 x 10 mm, 24 x 20 mm, 20 x 10 mm, 24 x 10 mm.

Jangan lupa untuk terus mengecek dengan jangka sorong agar ukuran pas.

Mesin bubut Jangka sorong Pahat alur

5. Membubut Tirus kecil 15mm dan besar 24mm x 25 mm dengan ketirusan 10,2°. Jangan lupa untuk terus mengecek dengan jangka sorong agar ukuran pas.

Mesin bubut Jangka sorong Pahat rata kanan 6. Mengefrais benda kerja menjadi segi 6 dengan

ukuran tebal 20 mm dan panjang 10 mm. Jangan lupa untuk terus mengecek dengan jangka sorong agar ukuran pas.

Mesin frais Jangka sorong Endmill 8 mm

7. Membubut ulir dengan ukuran M24 x 2 left dan M24 x 2 right.

Mesin bubut Jangka sorong Pahat ulir 8. Buat kartel pada benda kerja dengan ukuran D 24

mm x 20 mm. Jangan lupa untuk terus mengecek dengan jangka sorong agar ukuran pas.

Mesin bubut Jangka sorong Pahat kartel 9. Bubut benda kerja hingga ukuran D 24 mm x 160

mm. Sehingga panjang total benda kerja: 160mm.

Jangan lupa untuk terus mengecek dengan jangka sorong agar ukuran pas.

Mesin bubut Jangka soroog Pahat rata kanan

BAB V

23

(24)

PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Latihan mengerjakan benda kerja sesuai lembar kerja dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan mengoperasikan mesin.

Selain meningkatkan keterampilan dalam menggunakan mesin, siswa juga belajar teliti dan cermat dalam menentukan nilai toleransi pada setiap ukuran benda kerja yang diproduksinya.

Mahasiswa juga akan memperoleh pengetahuan tentang cara penggunaan alat ukur, khususnya jangka sorong dan busur derajat, karena alat ukur tersebut merupakan alat ukur terpenting yang harus dikuasai mahasiswa teknik mesin saat mengerjakan LKS.

Sebagai lulusan pelatihan teknik mesin yang bersiap mengajar di sekolah kejuruan, peserta didik harus memahami dan menguasai teori dan praktik permesinan.

Setelah siswa menguasai teori dan praktik, mereka dapat secara efektif mentransfer pengetahuan yang mereka peroleh selama studi dan mengembangkan siswa yang kompeten ketika bekerja sebagai guru di sekolah kejuruan. Oleh karena itu bagi mahasiswa teknik mesin, mata kuliah permesinan sangatlah penting.

5.2 Saran

Saran yang diberikan:

1. Mahasiwa perlu meningkatkan rasa bertanggung jawab dengan

membersihkan, merawat mesin dan lingkungan praktik serta mengembalikan, membereskan alat yang dipinjam pada tempatnya.

2. Mahasiswa perlu meningkatkan penerapan prinsip K3 saat melakukan praktikum.

3. Mahasiswa perlu meingkatkan kedisiplinan dan tidak menyepelekan setiap hal saat praktek.

4. Perlu adanya pengecekan, perbaikan, dan perwatan secara berkala pada alat ukur dan mesin sehingga tidak menganggu proses pengerjaan job sheet dan hasil dapat optimal.

24

(25)

LAMPIRAN

Gambar 12 Proses Membubut Poros Bertingkat.

Gambar 13 Poros Bertingkat

25

(26)

Gambar 14 Pahat Alur Kanan Alur Kiri

26

(27)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET LEMBAR RENCANA PEKERJAAN ( WORK

PREPARATION )

27

(28)

NAMA : Andika Wahyu Setiyso NIM : K25230141

Kelas / Semester : B/ Semester 2

28

(29)

- Kacamata - Sepatu

29

(30)

Safety - Masker

- Kacamata - Sepatu 30

(31)

Safety - Masker

- Kacamata - Sepatu

31

(32)

Safety - Masker

- Kacamata - Sepatu 32

(33)

Surakarta, 14 Juni 2024 Penyusun potong -

Benda kerja telah selesai

Andika Wahyu Setiyoso NIM. K2523014

33

(34)

34

Gambar

Gambar 3 Dividing Head
Gambar 4 Mesin Gerinda
Gambar 5 Gergaji Mesin
Gambar 7. Jangka Sorong
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bab III Landasan Teori Bagian ini berisi uraian mengenai penjelasan bahan penyusun perkerasan yang dijabarkan dalam poin-poin yang meliputi penjelasan aspal,

Kajian Pustaka Pada bab ini memberikan kajian teori yang menjadi landasan masalah yang akan dibahas dan sebagai bahan dalam proses penelitian, yaitu matriks, vektor, jaringan

Pembelajaran CNC dasar menggunakan bahan ajar modul mesin bubut CNC dapat meningkatkan aktivitas siswa yaitu : (1) siswa yang patuh dalam mengerjakan evaluasi

BAB II LANDASAN TEORI DAN METODE PENELITIAN A Kerangka Teori 1 Analisis SWOT Analisis SWOT merupakan identifikasi dari berbagai faktor untuk merumuskan strategi suatu organisasi Analisis

Penelitian ini disusun dalam lima bab, yang terdiri dari: 1) BAB I PENDAHULUAN, yang berisi latar belakang permasalahan, rumusan masalah yang penulis angkat, landasan teori,

Bab ini akan menguraikan tentang deskripsi mesin conveyor line ATE-4, cara kerja dan landasan teori dari PLC Mitsubishi Q Series serta Intelligence Module Digital to Analog

BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka yang diambil merupakan penelitian sebelumnya yang terkait dan digunakan sebagian bahan pendukung penelitian yang akan

Penelitian Terdahulu...12 BAB II LANDASAN TEORI PENDIDIKAN KARAKTER KEWIRAUSAHAAN...1 A.. Pendidikan Karakter di Sekolah...14