• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPRAK KULJAR HADIIKUM REVISI 1

N/A
N/A
hadi kusumandari

Academic year: 2024

Membagikan "LAPRAK KULJAR HADIIKUM REVISI 1"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ACARA I

PENGENALAN LABORATORIUM DAN STERILISASI

A. Tujuan

1. Mengenalkan bagian-bagian ruangan laboratorium dan fungsinya.

2. Mengetahui cara sterilisasi ruangan, enkast, dan Laminar Air Flow

B. Dasar Teori

Menurut Ziraluo (2021), kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tubuh tanman seperti bagian protoplasma, sel, jaringan, organ, dan kemudian menumbuhkannya pada kondisi aseptik sehingga bagian- bagian tersebut dapat memperbanyak diri yang selanjutnya beregenerasi menjadi tanaman yang utuh kembali. Teknik kultur jaringan ini sebagai salah satu cara mendapatkan tanaman yang terbebas dari patogen karena mampu menghasilkan tanaman dengan jumlah yang banyak dalam waktu singkat, bebas patogen, tidak membutuhkan lahan yang luas, serta membutuhkan tenaga kerja yang sedikit. Sifat dari tanaman baru yang dihasilkan yaitu sama seperti induknya, hal ini karena kultur jaringan merupakan salah satu perbanyakan secara vegetatif. Kultur jaringan sangat cocok dilakukan untuk tanaman yang sulit untuk diperbanyak secara konvensional.

Laboratorium kultur jaringan terdiri dari beberapa ruangan, yaitu ruang persiapan, ruang stok, ruang transfer, ruang kultur, dan ruang aklimatisasi.

Ruang persiapan memiliki 3 fungsi, yaitu untuk merancang dan mendiskusikan hal-hal yang akan dilakukan di laboratorium, membersihkan alat-alat (gelas ukur, petridish, botol, dll), persiapan dan sterilisasi media, dan sebagai tempat penyimpanan alat-alat. Ruang stok sebafai tempat penyimpanan alat dan bahan kegiatan kultur yang biasanya terdapat lemari pendingi n yang berfungsi sebagai penyimpan larutan stok dan media. Ruang transfer digunakan untuk mengisolasi tanaman sterilisasi dan penanaman eksplan pada media. Ruang kultur berisi rak-rak kultur yang berfungsi untuk menampung botol-botol kultur yang berisi tanaman. Ruang aklimatisasi memiliki fungsi sebagai tempat

(2)

penyesuaian diri tanaman kecil yang sebelumnya berada di lingkungan heterotrof menuju lingkungan autotrof (Harahap dkk., 2019)

Laboratorium kultur jaringan memilki syarat syarat tertentu, ayitu luas ruangan yang cukup untuk menampung semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan. Ventilasi yang baik untuk mrnjaga aliran udara segar dan mencegah kontaminasi. Suhu ruang berkisar 22-25 derajat celcius serta kelembapan berkisar 50-60% yang harus senantiasa dijaga. Kebersihan yang harus dijaga untuk mencegah terjadinya kontaminasi. Pencahayaan yang cukup akan mendukung pengerjaan tugas dengan baik (Kusuma, 2022).

Sebelum melakukan praktikum, laboratorium perlu dilakukan sterilisasi terlebih dahulu. Sterilisasi memiliki arti bahwa suatu upaya untuk membunuh mikroorganisme termasuk dalam bentuk spora. Cara mensterilisasikan ruangan yaitu dengan menyemprotkan alkohol dengan kadar 96% kemudian dilap menggunakan lap kering. Sterilisasi juga dapat dilakukan menggunakan lampu UV yang biasanya akan dinyalakan ketika ruangan inokulasi tidak digunakan, serta akan dimatikan ketika pemulia memasuki ruangan. Enkast disterilkan denga cara mengelap bagian dalam enkast dengan alkohol 70% menggunakan tissue atau lap yang steril (Wulandari dkk., 2021).

Alat yang digunakan pada kultur jaringan lainnya yaitu Laminar Air Flow (LAF). LAF disterilkan memanfaatkan sinar UV. Caranya yaitu dengan menekan tombol power yang kemudian menyalakan tombol uv untuk emmebunuh mikroorganisme . Setelah selesai, tombol uv dimatikan dan menyalakan tombol blower serta mengelap meja kerja menggunakan alkohol 96%. LAF disterilkan minimal 30 menit sebelum digunakan (Dwiyani, 2015).

C. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah alkohol 96% dan spritus. Alat yang digunakan adalah sprayer, lap bersih kain pel.

D. Langkah Kerja

(3)

Langkah-langkah yang dilakukan yaitu dengan membersihkan meja-meja, dinding ruang inokulasi, dan ruang inkubasi menggunakan lap basah dan membiarkan hingga mengering. Kemudian menyemprotkan alkohol 96% atau spritus pada meja dan dinding yang kemudian diratakan dengan lap bersih.

Kemudian, membersihkan lantai menggunakan kain pel yng telah dibasahi dengan air dan diberi lisol atau creolin dan membiarkannya hingga mengering.

Sterilisasi enkast dapat dilakukan dengan mengulang langkah 2 dan 3, selanjutnya meletakkan tablet formalin sebanyak 2-3 butir diletakkan di atas petridish terbuka dan memasukkannya ke dalam almari penabur. Pada tahap ini dihimbau untuk menggunakan masker saat meletakkan tablet formalin ke enkast. LAF disterilisasi dengan cara menyalakan lampu UV pada LAF selama +- 1 jam sebelum digunakan.

E. Hasil Pengamatan Terlampir

F. Pembahasan

Kultur jaringan memiliki arti sebagai salah satu dalam teknik budidaya tanaman secara vegetatif dengan waktu yang relatif singkat dan media tanam yang digunakan mengandung unsur hara makro, mikro, serta zat pengatur tumbuh. Unsur-unsur yang terkandung akan merangsang pertumbuhan tanaman serta memenuhi nutrisi yang dibutuhkan, Bagian-bagain yang dapat dilakukan kultur jaringan yaitu protoplasma, sel, jaringan, dan organ dalam tanaman.

Tanaman dilakukan kultur jaringan karena biasanya sulit untuk mendapatkan bibit secara generatif serta membutuhkan waktu yang lama.

Laboratorium kultur jaringan terdiri dari 4 bagian, yaitu ruang persiapan, ruang inokulasi, ruang inkubasi, dan ruang aklimatisasi. Ruang persiapan biasanya digunakan untuk mempersiapkan proses kultur tanaman, seperti media yang digunakan, alat dan bahan yang diperlukan. Ruang inokulasi digunakan untuk melakukan sterilisasi bahan tanam dan melakukan kultur tanaman. Ruangan inokulasi juga sering disebut sebagai ruang transfer, hal ini

(4)

karena biasa digunakan sebagai tempat transfer bahan tanam. Ruang inkubasi sebagai tempat peletakkan botol kultur setelah dilakukan inokulasi. Pada ruangan ini, semua aspek pertumbuhan dapat diatur, seperti pencahayaan, suhu, kelembapan, dll (disesuaikan dengan ekplan). Ruang aklimatisasi merupakan ruang penyesuain planlet (tanaman kecil), yang sebelumnya berada pada ruangan yang dapat dikendalikan (autotrof) ke ruang yang heterotrof (tidak dapat dikendalikan), sehingga pada tahap ini planlet melakukan adaptasi pada lingkungan baru.

Sebelum melakukan kultur jaringan, ruangan harus dilakukan sterilisasi terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kontaminan.

Cara yang dapat dilakukan untuk sterilisasi ruangan yaitu dengan membersihkan alat dengan lap basah terlebih dahulu, kemudian setelah megering disemprotkan alkohol 96%. Selanjutnya diratakan menggunakan lap yang bersih. Setelah melakukan penyemprotan alkohol, enkast diberikan formalin sebanyak 2-3 tablet pada petridish. LAF diseterilisasi dengan menggunakan lampu UV dengan durasi +- 1 jam sebelum digunakan.

Pengelapan LAF harus dilakukan dengan searah.

G. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Laboratorium kultur jaringa terdiri dari 4 bagian, yaitu ruang persipan untuk mempersiapkan media serta alat dan bahan, ruang inokulasi untuk melakukan pengerjaan kultur, sterilisasi dan inokulasi bahan tanam, ruang inkubasi sebagai tempat menyimpan botol kultur, dan ruang aklimatisasi sebagai tempat penyesuaian planlet dari kondisi heterotrof ke autotrof.

2. Cara sterilisasi ruangan dengan menyemprotkan alkohol 96% dan mengelapnya hingga bersih. Sterilisasi enkast yaitu setelah disemprot alkohol dan dilap, maka dilakukan pemberian formalin sebanyak 2-3 butir pada petridish. LAF disterilisasi menggunakan lampu UV selama +- 1 jam sebelum digunakan.

(5)

H. Daftar Pustaka

Dwiyanti, R. 2015. Kultur Jaringan Tanaman. Denpasar. Pelawasari

Harahap, F., A. Hasanah., H. Insani., dan N.K Harahap. 2019. Kultur Jaringan Nanas. Surabaya. Media Sahabat Cendekia.

Kusuma, P. 2022. Pengenalan dan Pelatihan Teknik Kultur Jaringan Tanaman pada Guru MGMP Biologi Se-Jawa Timur. Jurnal Penamas Adi Buana, 6 (1): 31-36

Wulandari, S., Y.S. Nisa., Taryono., S. Indarti., dan R.S. Sayekti. 2021.

Sterilisasi Peralatan dan Media Kultur Jaringan. Journal of Agrotechnologi Innovation, 4(2):16-19

Ziraluo, Y.P.B. 2021. Metode Perbanyakan Tanaman Ubi Jalar Ungu (Ipomea batatas Poiret) dengan Teknik Kultur Jaringan atau Stek Planlet. Jurnal Inovasi Pertanian, 2 (3): 1037-1046

(6)

ACARA II

PENGENALAN ALAT DAN STERILISASI

A. Tujuan

1. Mengetahui kegunaan alat-alat dasar di laboratorium kultur jaringan.

2. Mengetahui cara sterilisasi alat dengan menggunakan autoclave.

B. Dasar Teori

Sebelum melakukan praktikum, laboratorium perlu dilakukan sterilisasi terlebih dahulu. Menurut Istini (2020), sterilisasi didefinisikan sebagai suatu proses menghilangkan semua jenis mikroorganisme yang ada dan apabila ditumbuhkan pada medium, tidak akan ada mikroorfganisme yang tumbuh dan berkembangbiak. Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu sterilisasi udara kering, sterilisasi uap panas, dan sterilisasi uap air panas bertekanan.

Sterilisasi dengan udara kering biasanya menggunakan oven yang memiliki suhu 170-180 derajat celcius minimal selama 2 jam. Selanjutnya, sterilisasi menggunakan uap panas untuk bahan yang berbentuk cairan yang tidak dapat disterilkan dengan oven. Alat yang digunakan berupa Amold steam sterillizer dengan suhu 100 derajat celcius selama 30 menit. Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan, menggunakan autoclave yang dilengkapi dengan katup pengaman. Alat ini mempunyai tekanan 2 atm dan suhu 121 derajat celcius selama 15 menit untuk bahan dan selama 20 menit untuk alat (Azizah, dkk., 2020).

Laboratorium kultur jaringan memiliki berbagai jenis macam alat untuk melakukan praktikum. Alat yang tersedia meliputi refrigator sebagai tempat penyimpanan, autoclave, oven, alat pemasak, timbangan, rak inkubasi, skalpel dan pinset, alat gelas, pengukur pH, penutup media botol, shaker, dan lemari penabur. Alat- alat tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan (Hapsoro dan Yusnita, 2018)

Autoclave menjadi salah satu alat yang harus tersedia dalam labiratorium kultur jaringan. Autoclave merupakan suatu bejana yang dituup, kemudian diisi

(7)

dengan uap bertekanan tinggi. Suhu di dalamnya mencapai 115-125 derajat celcius dengan tekanan 2-4 atm. Prinsip kerja dari autoclave yaitu dengan menggunakan panas dan tekanan dari uap air (Pratomo, 2017).

C. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah aluminium foil dan kertas pembungkus.

Alat yang digunakan berupa autoclave, botol kultur, petridish, pinset, dan scalpel.

D. Langkah Kerja

Langkah kerja yang dilakukan adalah dengan menutup botol kultur menggunakan aluminium foil hingga rapat. Alat seperti petridish, pinset, dan scalpel dibungkus menggunakan kertas pembungkus. Kemudian, autoclave diisi dengan air hingga batas sang-sang. Memasukkan alat yang telah dibungkus ke dalam autoclav. Selanjutnya autoclave ditutup dan dinyalakan.

Menunggu suhu hingga mencapai 121°C dengan tekanan 15 psi. Waktu sterilisasi selama 45 menit. Setelah selesai, mematikan autoclave dan menunggu hingga tekanan menunjukkan 0 psi yang kemudian baru membuka tutup. Terakhir, menyimpan alat yang telah disterilisasi pada oven dengan suhu 50°C.

E. Hasil Pengamatan Terlampir

F. Pembahasan

Alat yang digunakan pada praktikum ini berupa autoclave, laminar air flow, shaker, lampu spritus, jarum ose, corong gelas, timbangan analitik, gelas beaker, petridish, gelas ukur, erlenmeyer, magnetic stirrer, pinset, skalpel, botol kultur, aluminium foil, dan jarum suntik. Masing-masing alat ini memiliki kegunaannya masing-masing. Autoclave memiliki fungsi untuk mensterilkan alat dan bahan yang terbuat dari logam, plastik, tekstil, gelas liquid/cairan

(8)

dalam keadaan terbungkus. Bagian-bagian alat ini yaitu timer, katup pengeluaran uap (menurunkan tekanan), pengukur tekanan, klep pengaman, tombol on-off, termometer, lempeng sumber panas, aquades, sekrup pengaman, dan batas sang-sang.

Alat yang selanjutnya yaitu Laminar Air Flow (LAF). LAF terdiri dari filter, blower, micro controller, High Eficiency Portable Air (HEPA), roda, panel kendali, lampu UV, meja kerja, dan rem penyangga. Fungsi dari LAF yaitu sebagai tempat penanaman eksplan ke dalam botol dalam kondisi yang steril. Selanjutnya, yaitu alat shakker. Komponennya tersususn atas plate, LCD display, clamping roll, timer, dan RPM. Shaker berguna untuk mengaduk campuran larutan zat sehingga membentuk larutan yang homogen dengan getaran atau gerakan satu arah.

Lampu spritus berfungsi untuk pemanasan, pembakaran dan sterilisasi alat kultur jaringan. Jarum ose digunakan untuk mengambil dan memindahkan inokulum dari satu media ke media lain. Corong gelas berguna untuk membantu memasukkan cairan ke tempat dengan lubang kecil. Timbangan analitik untuk menimbang massa suatu zat atau bahan.

Gelas beaker sebagai wadah penampung yang digunakan untuk mengaduk, mencampur, dan memanaskan cairan yang akan digunakan. Petridish digunakan sebagai tempat untuk mengkultur bakteri, khamir, spora, atau biji- bijian, serta wadah untuk memotong eksplan. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume larutan atau zat cair dengan tepat. Erlenmeyer untuk mencampur, mengukur, dan menyimpan cairan.

Magnetic stirrer untuk memanaskan dan mengaduk, menghomogenkan larutan secara mekanik dan magnetik. PH stick berfungsi sebagai alat pengukur pH larutan. Pinset berfungsi untuk mengambil bahan berukuran kecil. Scalpel untuk mengiris atau memotong eksplan. Gelas ukur berfungsi sebagai tempat tumbuh eksplan. Aluminium foil untuk penutup botol kultur dan dapat digunakan untuk mencegah masuknya kontaminan dari luar. Jarum suntik untuk mengambil cairan dengan konsentrasi tinggi.

(9)

Cara menggunakan autoclave yaitu dengan membungkus alat yang akan disterilkan menggunakan aluminium foil atau kertas buram. Selanjutnya, mengisi air hingga ke batas sang-sang. Kemudian, memasukkan alat-alat yang telah dibungkus ke dalam autoclave. Selanjutnya menutup autoclave hingga berbunyi klik dan menyalakan tombol on-off. Menunggu autoclave hingga bertekanan 15psi dengan suhu 121 derajat celcius selama 45 menit. Apabila telah selesai, matikan autoclave dan tunggu hingga tekanan menjadi 0 dengan cara membuka katup pengeluaran uap. Jangan membuka tutup autoclave sebelum tekanan 0. Hal ini karena autoclave dapat meledak apabila dibuka saat tekanan belum 0.

G. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Alat dan fungsi yang digunakan pada kultur jaringan yaitu autoclave untuk mensterilkan alat dengan suhu dan tekanan tinggi, laminar air flow untuk penanaman eksplan, shakker untuk mencampur larutan hingga homogen, bunsen untuk pemanasan dan sterilisasi. Jarum ose untuk memindahkan inokulum, corong gelas untuk memindahkan cairan ke lubang yang kecil, timbangan analitik untuk menimbang bahan, gelas beaker sebagai wadah dan memanaskan cairan. Petridish untuk mengkultur dan memotong eksplan, gelas ukur untuk mengukur volume, erlenmeyer untuk mencampur larutan. Magnetic stirrer untuk menghomogenkan larutan dengan gerakan mekanik dan magnetik, pH stick untuk mengukur pH, pipet untuk mengambil bahan berukuran kecil, skalpel untuk memotong eksplan. Botol kultur sebagai tempat tumbuh eksplan, aluminium foil untuk mencegah alat dari masuknya kontaminan, dan jarum ose untuk mengambil cairan dengan konsentrasi tertentu.

2. Cara penggunaan autoclave yaitu dengan mengisi air hingga batas sang- sang, selanjutnya memasukkan alat yang telah dibungkus ke dalam autoclave. Kemudian tutup autoclave dan tekan tombol on. Tunggu hingga

(10)

tekanan 15 si serta suhu 121 derajat celcius selama 45 m4it. Setelah selesai, buka tutup katup pengeluaran uap dan tunggu hingga bertekanan 0.

H. Daftar Pustaka

Azizah, M., L.S. Lingga., dan Y. Rikmasari. 2020. Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Sledri (Apium graviolens L.) dan Madu Hutan terhadap beberapa Bakteri Penyebab Penyakit Kulit. Jurnal Penelitian Sains, 22(1): 37-44.

Hapsoro, D dan Yusnita. 2018. Kultur Jaringan Teori dan Praktik.

Yogyakarta. CV Andi Oofset.

Istini. 2020. Pemanfaatan Plastik Poliprolien Standing Pouch Sebagai Salah Satu Kmasan Sterilisasi Peralatan Laboratorium. Indonesian Jurnal of Laboratory, 2(3): 41-46.

Pratomo, L.L.A. 2017. Konsentrasi Tepung Ubi Jalar (Ipomea Batatas L.) Dengan Varian dan Lama Fermentasi terhadap Pembuatan Yoghurt (Analisys Effect of Difference Concentration of Sweet Potato (Ipomea batatas L.) Flour Variants and Long Fermentation of Yoghurt). Thesis.

Universitas Diponegoro

(11)

ACARA III

PEMBUATAN MEDIA MS (MURASHIGE & SKOOG) DAN ALAMI

A. Tujuan

1. Mengetahui cara pembuatan medium Murashige & Skoog (MS).

2. Mengetahui cara pembuatan medium alami

B. Dasar Teori

Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Media tanam menjadi salah satu syarat penting yang harus terpenuhi dalam melakukan budidaya tanaman karena media berfungsi sebagai tempat melekatnya tumbuhan. Media tanam terbagi menjadi 3, yaitu media alami, dan buatan. Media alami merupakan media yang asalnya berada di alam seperti kentang, telur, wortel, dan daging. Sedangkan, media buatan ialah media yang tersusun atas senyawa kimia yang jenis dan takarannya diketahui secara pasti.

Contohnya yaitu Mac Conkey Agar dan Glucose agar (Atmanto dkk., 2022) Larutan stok merupakan larutan yang berisi satu atau lebih komponen media yang konsentrasinya lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi komponen tersebut dalam formulasi media yang akan dibuat. Konsentrasi larutan stok dapat dibuat dengan konsentrasi 10, 100, atau 1000 kali lebih pekat. Pembuatan larutan stok memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk memudahkan pekerjaan dalam membuat media dan akan mendapatkan tingkat akurasi yang tinggi. Hal ini karena komponen penyusun dalam kultur jaringan sangat banyak serta jumlahnya yang beragam. (Harahap, dkk., 2014).

Media yang berhasil dalam kultur jaringan dapat dilihat berdasarkan tidak adanya kontaminan yang dapat ditunjukkan dengan adanya gejala media menjadi berwarna putih, biru, atau krem yang disebabkan oleh kontaminasi jamur atau bakteri. Media kultur yang terkena kontaminan dapat ditularkan dari botol kultur satu dengan yang lain. Media kultur steril yang terlalu lama disimpan di tempat lembap dan kotor dapat terkontaminasi mikroorganisme meskipun belum digunakan (Ziraluo, 2021).

(12)

Media almi memiliki kelebihan dan kekurangan. Ada beberapa kelebihan dari penggunaan media alami yaitu harga yang lebih murah karena bahan yang dibutuhkan mudah untuk ditemukan. Mengandung zat pengatur tumbuh alami, ZPT yang terkandung dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Lebih ramah lingkungan karena terbuat dari bahan-bahan organik. Akan tetapi, bahan alami juga memiliki kekurangan, diantaranya adalah ketersediaan bahan yang terbatas akibat dari perubahan musim. Terdapat beberapa tanaman yang kurang cocok tumbuh pada media alami. Selain itu, komposisi yang tidak terstandarisasi menyebabkan kesulitan mendapatkan hasil yang konsisten (Andriani dan Heriansyah, 2021).

Media MS juga memiliki kelebihan yaitu mampu digunakan pada hampir semua jenis kultur tanaman. Hal ini disebabkan karena media MS mengandung unsur hara makro, mikro, dan vitamin. Media MS mengandung nitrogen yang lebih tinggi dibandingkan dengan media Miller, Hildebrant, dan white.

Sedangkan kekurangan media MS, yaitu tidak mengandung zat pengatur tumbuh sehingga perlu ditambahkan secara oksogen. Selain itu, tidak mengandung semua zat yang dibutuhkan sehingga eksplan tidak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Andriani dan Heriansyah, 2021).

Media kultur jaringan dapat digunakan setelah 7 hari setelah pembuatan media karena untuk mengethui media terkontaminasi atau tidak serta memiliki tujuan untuk mengurangi tingkat kegagalan dalam kultur. Eksplan rentan terkontaminasi oleh jamur atau bakteri. Perbedaan antara kontaminan jamur dengan bakteri yaitu, jamur memiliki hifa yang terlihat seperti berwarna putih.

Tekstur koloni berbulu, kasar, atau berlendir, serta munculnya miselium.

Sedangkan eksplan yang terkontaminan oleh bakteri dapat dilihat pada pertumbuhan koloni yang berlendir, basah, berwarna putih, kuning, bahkan krem. Tekstur dari koloni dapat halus dan kasar, serta bakteri akan menghasilkan bau yang tidak sedap jaringan (Oratmangun, dkk., 2017).

(13)

C. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah stok makonutrient, stok mikronutrient, stok vitamin, stok besi, stok mio inositol, sukrosa, stok zat pengatur tumbuh (BA), vitamin B1 (thiamin), aquades, dan agar-agar. Alat yang diperlukan yaitu timbangan analitik, gelas beker, gelas ukur, pinset, pipet, autoclave, botol kultur, panci, kompor, pengaduk, dan magnetic stirrer.

D. Langkah Kerja

1. Pembuatan media MS

Langkah kerja yang dilakukan adalah dengan menuangkan aquades sebanyak 100 ml kemudian menambahkan ekstrak kecambah sebanyak 30ml. Menambahkan aquades kembali sebanyak 70 ml, sehingga totsl keseluruhan 200ml. Kemudian, menambahkan sukrosa sebanyak 6gr dan agar-agar 1,6 gram. Agar-agar dimasukkan sebelum api dinyalakan, hal ini bertujuan supaya agar-agar tidak menggumpal. Selanjutnya, dipanaskan hingga mendidih. Setelah mendidih, menuangkan kedalam botol kultur dengan ketinggian +- 1cm dan ditutup rapat menggunakan aluminium foil.

Setelah tertutup rapat, melakukan sterilisasi menggunakan autoclave selama 30 menit.

E. Hasil Pengamatan F. Pembahasan G. Kesimpulan H. Daftar Pustaka

Andriani, D dan P. Heriansyah. 2021. Identifikasi Jamur Kontaminan pada Berbagai Eksplan Kultur Jaringan Anggrek Alam (Bromheadia finlaysoniana (Lind.) Miq. Agricultural Journal, 4(2):192-199

Atmanto, Y.K.A.A., L.A Asri., dan N.A. Kadir. 2022. Media Pertumbuhan Kuman. Jurnal Medika Hutama, 4 (1): 3069-3075

Harahap E.R., L.A.M Siregar., dan E.S Bayu. 2014. Pertumbuhan Akar pada Perkecambahan Beberapa Varietas Tomat dengan Pemberian Polyethylene Glicol (PEG) secara In Vitro. Jurnal Online Agroekoteknologi, (3) : 2337- 6597

(14)

Oratmangun, M. Kristina., O. Pandiangana., dan F.O. Kandao. 2017. Deskripsi Jenis-Jenis Kontaminan dari Kultur Kulus Cattharantus Roseus L.G. Don.

Jurnal Mipa-UNSRAT, 6(1): 47-52

Ziraluo, Y.P.B. 2021. Metode Perbanyakan Tanaman Ubi Jalar Ungu (Ipomea batatas Poiret) dengan Teknik Kultur Jaringan atau Stek Planlet. Jurnal Inovasi Pertanian, 2 (3): 1037-1046.

Referensi

Dokumen terkait

Penyediaan alat /bahan untuk siswa ada dua macam yaitu yang diambil langsung oleh siswa dari ruang terbuka/laci dan yang harus diminta dari petugas

Alat yang digunakan pada saat penelitian yaitu botol duran, rak kultur, perlengkapan aerasi, Autoclave, timbangan analitik, pinset, tog, gelas ukur, lampu TL,

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas benda (objek), gelas penutup, gelas ukur, pipet kecil, pipet besar, skalpel, jarum preparat, kuas,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel dapat mengumpulkan barang-barang sampah berupa botol “air mineral” bekas; memanfaatkannya menjadi alat peraga gelas ukur dan pipa U

Berdasarkan hasil pengamatan padapraktikum ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis-jenis alat laboratorium berbeda-beda dengan fungsi yang berbeda diantaranya adalah gelas

Beberapa teknik laboratorium yang akan dibahas pada pembahasan laporan kali ini adalah memasukkan tabung/pipa gelas ke dalam penutup karet, membersihkan peralatan gelas,

Gelas ukur yaitu alat yang berbentuk gelas kecil panjang digunakan untuk mengukur bahan cair dengan volume tertentu, beker gelas yaitu alat gelas yang digunakan

24 Tabel 3.1 Alat penelitian No Nama alat Fungsi 1 Gelas beker merk Boro 3.3 Sebagai wadah sampel 2 Gelas ukur merk Boro 3.3 Sebagai pengukur larutan yang akan