• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM (1)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM

“TEKNIK LABORATORIUM”

Disusun oleh

Nama : TESA MANISA

NIM : F1071131025

Semester : II –A (REG A)

Kelompok : 4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

(2)

A.

Pendahuluan

Laboratorium merupakan tempat untuk melaksanakan eksperimen, penelitian maupun pengajaran. Untuk membantu melakukan hal tersebut, diperlukan peralatan laboratorium dan juga bahan kimia. Peralatan laboratorium terbagi menjadi beberapa kategori yakni peralatan gelas, peralatan penunjang dan peralatan modern. Peralatan tersebut tentunya memiliki jenis dan fungsi yang berbeda sehingga cara penggunaan dan pengolahannya tentu berbeda pula. Dan bahan kimia pun ada beberapa kategori yakni dalam kategori sifatg, bentuk, grade dan tingkat bahaya nya. Dengan adanya bahan kimia tersebut pula diperlukan beberapa cara yanag berbeda agar tidak menimbulkan bahaya bagi praktikan. Umumnya, bekerja di laboratorium menngandung kemungkinan terjadi kecelakaan atau bahaya bila tidak hati hati. Demi keselamatan kerja, perlu diketahui bahaya yang mungkin terjadi, bagaimana pencegahannya dan bila terjadi bagaimana cara mengatasinya. Untuk mencegah berbagai macam bahaya yang akan ditimbulkan, agar praktikan dapat mengetahui teknik dasar dalam pengelolaan laboratorium dan fungsi dari tiap alat serta prinsip kerjanya. Maka diperlukan beberapa teknik laboratorium agar itu semua dapat terlaksana. Untuk itu, pada praktikum kali ini, praktikan akan melakukan praktikum mengenai “Teknik Laboratorium” agar beberapa tujuan dapat terlaksana.

Laboratorium adalah suatu bangunan yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi bahan tertentu(Surono,2011).

Teknik labarotorium merupakan kiat-kiat mengenai seluk beluk laboratorium. Sebelum melakukan praktikum di dalam laboratorium diperlukan pengenalan mengenai beberapa pengetahuan pokok dan teknik-teknik laboratorium ini untuk mencegah timbulnya bahaya yang ditimbulkan oleh alat dan bahan dalam laboratorium maupun kesalahan dalam penggunaan peralatan (Tim Kimia Dasar, 2012: 1).

(3)

Diperlukan kecakapan dan peralatan yang benar agar eksperimen dapat berhasil dan berbahaya dapat ditangani dengan aman. Pentingnya teknologi eksperimen praktis untuk kesuksesan ilmu pertama kali diakui Jusns von Liebig yang pertama kali melengkapi instruksi laboratorium pada tahun 1826. Kondisi kerja dan persyaratan keselamatan untuk eksperimen berubah total sejak itu. Bagaimanapun, tetap menjadi kenyataan bahwa kecakapan, perhatian, ketekunan dan latihan merupakan hal yang diperlukan juga untuk keberhasilan dan keamanan eksperimen meskipun menggunakan peralatan paling modern sekalipun (Fietze,1991).

Kebanyakan bahan kimia yang dipakai di laboratorium adalah bahan kimia yang berbahaya ditinjau dari satu sisi atau sisi lainnya. Beberapa bahan kimia lebih berbahaya umumnya termasuk ke dalam golongan :

a) Bahan kimia beracun (toxit) yang paling banyak diguanakn sebagai pelarut

b) Bahan kimia korosif yang dapat menyebabkan kerusakan atau luka bakar pada kulit atau jaringan tubuh

c) Bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi (irritant) d) Bahan kimia yang mudah terbakar (Flammable) e) Bahan kimia yang dapat meledak

(Adiyuwono, 1992).

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di Laboratorium memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di Laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di Laboratorium secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan (Purwadi dkk ,1981).

Beberapa teknik dasar dalam laboratorium :

1. Cara memanaskan cairan

Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu didih ke dalam gelas kimia.

a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi

(4)

* Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung

* Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali dikocok

* Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan.

b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer

Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.

2. Cara membaca volume pada gelas ukur

Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.

3. Cara menggunakan buret

Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Cara mengisinya :

* Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas.

* Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata.

* Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran.

* Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.

4. Cara menggunakan neraca analitis

(5)

* Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan

* Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca

* Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut

* Cara menghirup bau zat

Yang perlu diingat jangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung. Gunakan tangan dengan mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung (Ruhiyat, 2010).

Peralatan keselamatan kerja di laboratorium antara lain:

1. Jas Laboratorium

Alat ini untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau menghindari bahaya yang terjadi akibat percikan zat-zat kimia yang berbahaya.

2. Sarung tangan

Daya tahan sarung tangan terhadap bahan kimia tergantung pada bahan sarung tangan (misalnya: karet alam; karet neoprene; karet nitrile; dll.), mutunya dan ketebalannya.Untuk melindungi tangan dari bahan-bahan yang sangat panas dianjurkan memakai "insulated glove" yang dibuat dari bahan sintetis.

3. Pelindung mata dan muka

4. Kran pencuci mata

5. Safety shower

6. Alat pernapasan (respirator/masker)

Melindungi dari debu-debu, serat yang kecil yang berbahaya atau dan uap atau gas yang beracun.

7. Pemadam kebakaran

(6)

Pada umumnya, suatu buatan manusia yang meskipun berbasis teknologi canggih pada suatu siklus tertentu dapat tidak berguna lagi atau biasa disebut limbah. Dalam melakukan sebuah praktikum, limbah hasil percobaan dibuang pada tempat saluran pembuangan agar apabila limbah tersebut masih berbahaya maka akan menimbulkan dampak negatif seperti kerusakan lingkungan, keracunan dan lain sebagainya. Hal-hal kecil seperti ini dapat berakibat buruk jikalau tidak diindahkan atau tidak diperhatikan dengan sebaik-baiknya(Marpaung, 2009).

Praktikum mengenai teknik laboratorium ini bertujuan agar praktikan dapat mengetahui teknik dasar dalam pengelolaan laboratorium dan fungsi dari tiap alat serta prinsip kerjanya. Dan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Apa itu teknik laboratorium?, Apa itu teknik dasar laboratorium?, Bagaimana cara melakukan teknik dasar laboratorium?, Apa saja hal yang termasuk dalam teknik dasar laboratorium?, Apa saja fungsi dan prinsip kerja dari tiap alat laboratorium?

B.

Metodologi

Pada praktikum Teknik Laboratorium ini, dilaksanakan pada hari Rabu, 23 April 2014 di laboratorium 1 pendidikan biologi FKIP UNTAN. Pada praktikum ini, pembimbing praktikum melakukan demonstrasi terhadap 15 teknik laboratorium yang terdapat dalam buku penuntun praktikum teknik laboratorium. Praktikan memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh pembimbing dan memasukkannya ke dalam bentuk tabel hasil pengamatan.

o Tabung/pipa gelas diputar dan didorong perlahan secara hati-hati ke dalam penutup karet

o Sisa gliserol pada tabung /pipa gelas atau rubber stopper dicuci dengan air dan dikeringkan

o Teknik 2

Membersihkan peralatan

o Semua alat dibersihkan dengan sabun dan air bersih

(7)

gelas (glassware) o Jika di dalam alat berisis larutan pekat, isinya dibuang dahulu sambil diencerkan dengan air dan dibuang pada saluran pembuangan limbah

o Digunakan sikat yang sesuai dengan ukuran jika diperlukan, jangan sampai terdapat goresan

o Tabung, pipet, buret atau tabung lainnya diputar saat dibilas

o Alat dibilas minimal 2 kali dengan air dan terakhir dengan air suling jika ada

o Air suling disemprotkan perlahan ke seluruh permukaan bagian dalam alat

o Alat yang bersih diletakkan pada meja atau rak pengering lalu disimpan untuk terhindar dari debu

o Teknik pembersihan alat yang lain ialah digunakannya Bunsen

o Bumsen dinyalakan dan didekatkan pada bagian bawah alat gelas yang akan dikeringkan dan diputar

o Gerakan berputar ini terus dilakukan sampai ke bagian atas alat gelas hingga air menguap

o Teknik 3

Penanganan bahan kimia

o Label pada botol atau kemasan dibaca sebelum membuka kemasannya

o Dihindari penggunaan yang berlebihan dari reagen

o Bahan kmia tidak dicium, dipegang atau dirasakan jika tidak ada spesifikasi dari petunjuknya

o Segera dibersihkan dengan air jika terkena bahan kimia

o Teknik 4

o Label kemasan selalu dicek ulang sebelum dibuang

o Limbah harus dibuang dengan benar, jelas dan mudah dilihat

(8)

Mempersiapkan larutan larutan

o Air/larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah dimasukkan ke dalam tabung volumetric sampai 1/3 atau ½ dari tanda

o Ditambahkan bahan solid yang akan dilarutkan ke dalam tabung volumetric secara perlahan

o Air ditambahkan sampai batas kalibrasi yang diinginkan, lalu ditutup dan digoyang perlahan

o Teknik 6 Menimbang

o Digunakan kertas alas, beaker, gelas arloji atau alas lainnya saat menimbang

o Bahan tidak dijatuhkan/ditumpahkan langsung pada pan timbangan, dibersihkan jika terjadi

o Neraca terutama piring neraca dibersihkan dari sisa bahan

o Timbangan dikalibrasi sesuai prosedur

o Bahan yang akan ditimbang dimasukkan ke dalam wadah atau tempat yang diletakkan pada piring neraca

o Dicatat akurasi yang diinginkan

o Kembalikan timbangan ke posisi nol jika sudah selesai digunakan

o Timbangan dan tempat yang ada disekitarnya dibersihkan dari percikan atau tumpahan bahan kmia dipindahkan ke wadah lain dengan cara menekan tombol lain yang ada di samping tombol pengambil cairan tadi

o Teknik 8

Mengukur volume

Dengan gelas ukur :

o Digunakan gelas ukur yang sesuai dengan volume bahan yang akan diukur

o Skala pada gelas ukur dibaca

o Bahan diisikan ke dalam gelas ukur

(9)

o Dituang isinya ke wadah lain jika sudah didapat volume bahan yang diinginkan

o Gelas ukur dibersihkan setelah digunakan Dengan pipet ukur :

o Pipet ukur dipilih sesuai dengan volume yang diinginkan

o Bulb diletakkan pada ujung pipet

o Sisi bertuliskan A ditekan untuk memompa udara keluar dari balon

o Dimasukkan pipet ke dalam botol/wadah larutan yang akan diambil

o Sisi yang bertuliskan S ditekan perlahan

o Penekanan S dilepas saat larutan sampai pada skala yang diinginkan, jika berlebih dpat dikeluarkan dengan cara sisi E ditekan

o Ujung pipet yang telah berisi larutan dpindahkan pada wadah yang ingin diisi, ditempelkan tip pipet dan sisi E ditekan perlahan

o Tutup botol diketuk dengan telunjuk batang pinsil bahn pada tutup jatuh pada tempat yang diinginkan

Cara II

o Bahan diambil dengan spatula atau sendok yang sesuai dengan tutup botol dijepit diantara jari tangan

o Spatula/sendok diketuk pelan dengan telunjuk sehingga bahan jatuh ke tempat yang diinginkan

(10)

Mengambil dan menuangkan bahan cair

o Botol dipegang sedemikian rupa sehingga label botol terletak pada telapak tangan

o Tutup botol dibasahi dengan bahan di dalam botol dengan cara botol dimiringkan

o Tutup botol dijepit diantara jari jika akan menuangkan

o Bahan cair dituang dengan bantuan batang pengaduk

o Teknik 11

Membaui suatu bahan

o Bahan ditempatkan agak jauh dari hodung kira-kira 20-30 cm

o Tangan dikibaskan di atas tempat zat sehingga bahan tersebut dapat dibaui

o Teknik 12

Melarutkan dan mengocok

o Bahan pengaduk dicelupkan ke dalam bahan yang akan dilarutkan , kemudian bahan pengaduk digerakkan dengan gerakkan memutar

o Bila bahan di dalam tabung reaksi, tabung reaksi ditutup dengan ibu jari , kemudian digerakkna ke depan belakang dengan hati-hati

o Tenik 13

Memanaskan dan

menguapkan

Di dalam tabung reaksi

o Bunsen tau pemanas lain dinyalakan dengan baik

o Tabung reaksi dijepit dengan penjepit

o Tabung reaksi dipanaskan di atas nyala api, tabung dihadapkan kea rah yang berlawanan dengan muka kita, tabung digerak-gerakkan selama pemanasan

Di dalam gelas kmia

o Gelas kmia diletakkan di atas kawat kasa berasbes

o Batang pengaduk atau lat bantu didih dimasukkan untuk meratakan panas

o Nyala api diarahkn tepat kea rah batang pengaduk

(11)

o Corong dipasang pada statif dan dimasukkan ke dalam tempat penampungan filtrate

o Campuran yang akan disaring dituangkan ke atas corong

o Teknik 15

Pemisahan bahan padat dan cairan

o Pemisahan dengan meyaring digambarkan oleh teknik 12

o Dengan cara decantee. Cairan sidat terpisah dari padatannya dalam tabun yang sama, tabung dimiringkan dan cairan dimasukkan ke wadah lain

o Filtrasi gravitasi dilakukan dengan teknik 11. Ujung corong menyentuh dasar wadah, cairan dibiarkan mengalir melaui filter pada corong sampai semua cairan melalui filter

o Penyemprotan dilakukan dengan campuran colvent dengan otol pencuci

o Filter vakum dapat dilakukan dengan digunakannya corong Buchner, corong Buchner dihubungkan dengan tabung aspirator yang telah ditutup, dihubungkan dengan keran air dan air dibiarkan mengalir, campuran yang akan difilter dimasukkan ke dalam corong Buchner

o Centrifuge digunakan untuk membentuk presipitasi dari campuran

Praktikum tentang teknik laboratorium ini dilakukan untuk mengetahui teknik dasar yang terdapat dalam pengelolaan laboratorium serta mengetahui fungsi tiap alat dan prinsip kerjanya masing-masing. Beberapa teknik laboratorium yang akan dibahas pada pembahasan laporan kali ini adalah memasukkan tabung/pipa gelas ke dalam penutup karet, membersihkan peralatan gelas, penanganan bahan kimia, membuang limbah bahan kimia, mempersiapkan larutan, menimbang, menggunakan mikropipet atau mikroskala, megukur volume, mengambil dan menuangkan bahan, mengambil dan menuangkan bahan cair, membaui suatu bahan, melarutkan dan mengocok, memanaskan dan menguapkan, menyaring, serta teknik pemisahan bahan padat dan cairan.

(12)

menggunakan handuk , hal ini dilakukan untuk melindungi tangan dari sisa bahan kimia berbahaya yang mungkin masih melekat pada tabung kaca yang dibersihkan. Tabung/pipa gelas diputar dan didorong perlahan secara hati-hati ke dalam penutup karet. Sisa gliserol pada tabung/pipa gelas atau rubber stopper dicuci dengan air lalu dikeringkan.

Teknik yang kedua adalah teknik membersihkan peralatan gelas (glassware). Kebersihan peralatan gelas merupakan salah satu komponen penting untuk mencegah kontaminasi saat dilangsungkannya kegiatan praktikum. Gelas yang tidak bersih akan mengakibatkan suatu hal yang fatal pada percobaan misalnya dalam mikrobiologi atau percobaan lain yang memerlukan sterilisasi yang tinggi. Kontaminasi dapat berakibat pada perhitungan yang keliru dan kegagalan saat melakukan percobaan yang dapat menghabiskan banyak biaya, waktu, tenaga karena percobaan dilakukan dengan percuma. Teknik pembersihan yang dilakukan pertama-tama adalah semua alat tersebut dicuci dengan sabun dan air bersih. Kotoran kasar yang terdapat dalam jenis peralatan ini dihilangkan. Jika terdapat bahan pekat yang berbahaya, maka bahan/larutan tersebut diencerkan terlebih dahulu dengan menggunakan air untuk mengurangi konsenttrasi bahan tersebut agar bahaya yang ditimbulkan dari larutan pekat tersebut dapat dikurangi baik itu terhadap lingkungan sekitar maupun manusia/praktikan itu sendiri, hasil pengencerannya dibuang pada saluran pembuangan limbah. Jika perlu, digunakan sikat pembersih dengan hati-hati(menghindari goresan pada dinding tabung kaca). Tabung, pipet, buret atau tabung lainnya diputar saat dilakukan pembilasan. Air mengalir disalurkan dari satu ujung ke ujung tip dari suatu tabung. Alat-alat dibilas minimal dua kali dengan air dan terakhir dengan air suling (deionized-dH2O)

jika tersedia. Alat dibilas dengan air bersih saat alat tersebut sudah dalam keadaan bersih dengan cara air suling tersebut disemprotkan secara perlahan ke seluruh permukaan bagian dalam alat. Jika sudah selesai dibersihkan dengan air, alat diletakkan pada rak pengering dan disimpan untuk menghindari debu atau dikeringkan dengan menggunakan bunsen. Jangan pernah memanaskan gelas yang rusak karena ketahanannya dari pemanasan menjadi berkurang.

Ini beberapa contoh cara membersihkan peralatan gelas.

1. GELAS UKUR

Membersihkan noda-noda yang lengket pada gelas, pengaduk dibalut kapas sekaligus dibasahi larutan asam lalui digosokkan ke gelas setelah bersih lalu dibilas air. 2. TABUNG REAKSI

(13)

Penanggulangan sisa – sisa bahan kimia dan bekas pembakaran yang melekat pada gelas, pengaduk kaca dibalut kapas dibasahi larutan asam lalu digosokkan ke bagian gelas

yang mengerak.

Digunakan juga sabun sebagai surfaktan untuk menurunkan tegangan permukaan, sehingga noda yang tersisa di dalam alat alat gelas hilang, setelah itu d bersihkan menggunakan air kran lalu di bilas dengan air aquades, sehingga alat alat gelas tersebut dapat di gunakan untuk melakukan praktek d laboratorium (Nely, 2013).

Teknik yang ketiga adalah penanganan bahan kimia. Untuk menangani bahan kimia, pengguna yang ingin menggunakan bahan kimia harus mengerti akan bahan yang akan digunakan. Label pada botol atau kemasan dibaca terlebih dahulu sebelum membuka kemasan. Sebaiknya penggunaan yang berlebihan akan regen dihindari, karena jika ini terjadi regen yang sudah dikeluarkan tidak boleh dimasukkan kembali ke dalam botol kemasan karena regen yang sudah berada di luar sudah terkontaminasi dan akan merambat ke dalam regen yang masih ada dalam kemasan botol. Bahan kimia tidak boleh dipegang, dicium, atau dirasakan jika tidak ada spesifikasi dari petunjuknya, hal ini dilakukan untuk menghindari iritasi pada kulit, hidung atau mata. Sebaiknya digunakan google, sarung tangan dan jas laboratorium. Jika terkena bahan kimia, harus segera dibersihkan dengan air.

(14)

(MSDM) dan memberikan informasi tentang bahan tersebut termasuk cara pembuangan limbahnya, jadi tiap pengguna bahan bisa memahami bahan yang akan pengguna pakai. Dalam melakukan sebuah praktikum, limbah hasil percobaan dibuang pada tempat saluran pembuangan agar apabila limbah tersebut masih berbahaya maka akan menimbulkan dampak negatif seperti kerusakan lingkungan, keracunan dan lain sebagainya. Hal-hal kecil seperti ini dapat berakibat buruk jikalau tidak diindahkan atau tidak diperhatikan dengan sebaik-baiknya(Marpaung, 2009).

(15)

Teknik yang keenam adalah teknik menimbang. Melakukan penimbangan dengan menggunakan timbangan harus dilakukan sesuai aturan agar timbangan dapat bertahan lama dan memiliki akurasi yang terjamin. Timbangan harus digunakan secara hati-hati, karena seperti yang diketahui timbangan memiliki harga yang tidak murah. Saat menimbang, bahan tidak boleh diletakkan langsung di atas timbangan karena akan merusak elemen dari timbangan tersebut dan mempengaruhi keakuratan data yang diperoleh. Untuk itu digunakan kertas alas, beaker, gelas arloji atau alas lainnya saat menimbang. Neraca terutama piring neraca dan tempat disekitarnya harus dibersihkan dari percikan atau tumpahan bahan kimia. Jika timbangan dalam keadaan tidak seimbang, timbangan tersebut harus ditera sesuai prosedur / petunjuk. Setelah bahan yang ditimbang sesuai dengan akurasi yang diinginkan, maka catat hasil yang didapat. Timbangna diposisikan ke nol, setelah dilakukan penimbangan. Cara menggunakan neraca analitis, pertama-tama Nolkan terlebih dulu neraca tersebut. kemudian Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan. setelah itu Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca dan Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut(Ruhiyat, 2010).

(16)

Teknik yang kedelapan adalah teknik mengukur volume. Mengukur volume suatu bahan dapat dilakukan dengan menggunakan gelas ukur dan pipet ukur. Sebelum menggunakan alat, kebersihan dari alat itu sendiri harus diperhatikan agar tidak ada bahan yang tersisa pada alat ukur. Jika menggunakan gelas ukur, gelas ukur yang digunakan harus sesuai dengan volume bahan yang akan diukur. Bahan yang akan diukur diisikan ke dalam gelas ukur, skala dibaca dengan pandangan mata lurus. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur(Ruhiyat, 2010). Hal ini penting agar tidak terjadi kesalahan paralaks, yakni kesalahan Saat pembacaan skala ukur. Jika volume sudah sesuai dengan yang diinginkan, isnya dipindahkan ke wadah yang lain. Dengan cara lain, mengukur volume bisa

dilakukan dengan menggunakan pipet ukur.

Ada beberapa jenis kontaminasi dan cara mencegahnya adalah sebagai berikut:

Kontaminasi Pipet-ke-Sampel. Penyebab: Menggunakan tip atau pipet yang sudah terkontaminasi. Pencegahan: Bersihkan dan sterilkan bagian pipet yang kontak dengan sampel. Gunakan tips steril, dan ganti tip setiap berganti sampel.

Kontaminasi Sampel-ke-Pipet. Penyebab: Sampel atau aerosol dari sampel kontak dan memasuki bagian pipet. Pencegahan: Jangan terlalu memiringkan pipet, simpan selalu pipet secara vertikal, sedot cairan dengan perlahan dan gunakan filter tip atau gunakan pipet positive-displacement.

(17)

adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan udara. Suck (S) adalah bagian yang berfungsi untuk menghisap larutan dan E(empty) adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan larutan apabila berlebihan.

Teknik yang kesembilan adalah mengambil dan menuangkan bahan. Teknik ini terdiri dari dua cara yaitu untuk pengambilan bahan padat dan cair. Cara I, pertama-tama botol bahan dipegang dengan label dibawah telapak tangan ini bertujuan untuk mencegah adanya bahan yang menetes atau menempel pada label, sehingga label tetap utuh(Anonim, 2010), botol dimiringkan sehingga sedikit bahan masuk ke dalam tutup botol, lalu tutup botol dikeluarkan dengan hati-hati agar bahan kimia yang ada tidak kembali lagi kedalam botol, tutup botol diketuk dengan telunjuk batang pinsil bahan pada tutup jatuh pada tempat yang diinginkan. Cara II, yaitu dengan cara bahan diambil dengan spatula atau sendok yang sesuai dengan tutup botol dijepit diantara jari tangan, spatula/sendok diketuk pelan dengan telunjuk sehingga bahan jatuh ke tempat yang diinginkan.

(18)

Teknik yang kesebelas adalah teknik membaui suatu bahan. Bahan ditempatkan agak jauh dari hidung kira-kira 20-30 cm, agar bahan tidak langsung terhirup oleh hidung sehingga tidak mengganggu sistem pernafasan kita dan tidak menimbulkan penyakit yang berbahaya seperti menimbulkan asfiksi (merangsang kelenjar lendir hidung) . Lalu tangan dikibaskan di atas tempat zat sehingga bahan tersebut dapat dibaui. Dengan cara ini, kita tidak menghirup udara secara langsung, namun udaranya akan menyebar sehingga dampak yang ditimbulkan tidak terlalu serius.

(19)

Teknik yang ketigabelas adalah teknik memanaskan dan menguapkan. Teknik ini bisa dilakukan dengan menggunakan tabung reaksi atau gelas kimia. Dengan menggunakan tabung reaksi, pertama-tama bunsen atau pemanas lain dinyalakan dengan baik, lalu tabung reaksi dijepit dengan penjepit, saat tabung reaksi dipanaskan di atas nyala api, tabung dihadapkan kearah yang berlawanan dengan muka kita agar kita tidak terkena uap hasil rekasi di dalam tabung reaksi secara langsung untuk menghindari cidera dan bahaya saat menguapkan zat, tabung digerak-gerakkan selama pemanasan. Di dalam gelas kimia, pertama-tama gelas kimia diletakkan di atas kawat kasa berasbes, lalu batang pengaduk atau alat bantu didih dimasukkan untuk meratakan panas, nyala api diarahkan tepat ke arah batang pengaduk. Penggunaan penjepit tabung reaksi ini adalah agar tangan tidak terkena tabung reaksi yang panas , sedangkan penggunaan kassa berasbes adalah agar gelas kimia tidak langsung terkena api yang akan menyebabkan gelas kimia gosong.

(20)

Teknik yang terakhir adalah teknik pemisahan bahan padat dan cairan. Ada beberapa cara untuk memisahkan cairan dari suatu campuran yaitu menyaring, decantee, filtrasi gravitasi, penyemprotan, filter vakum (corong Buchner), dan menggunakan centrifuge. Pemisahan dengan menyaring telah digambarkan oleh teknik 12.Dengan cara decantee, cairan sudah terpisah dari padatannya dalam tabung yang sama, tabung dimiringkan dan cairan dimasukkan ke wadah lain, filtrasi gravitasi dapat dilakukan dengan teknik 11, ujung corong menyentuh dasar wadah, cairan dibiarkan mengalir melaui filter pada corong sampai semua cairan melalui filter. Penyemprotan dilakukan dengan campuran colvent dengan botol pencuci. Filter vakum dapat dilakukan dengan digunakannya corong Buchner, corong Buchner dihubungkan dengan tabung aspirator yang telah ditutup, dihubungkan dengan keran air dan air dibiarkan mengalir, campuran yang akan difilter dimasukkan ke dalam corong Buchner. Centrifuge digunakan untuk membentuk presipitasi dari campuran.

(21)

D.

Penutup

Teknik dasar laboratorium adalah suatu cara mengenal leboratorium beserta isinya serta tata cara menggunakan peralatan laboratorium. Teknik laboratorium harus sangat diperhatikan untuk menjaga keselamatan kerja. Terdapat 15 teknik dasar dalam laboratorium yaitu teknik memasukkan tabung/pipa gelas kedalam penutup karet, teknik membersihkan peralatan gelas, teknik penanganan bahan kimia, teknik membuang limbah bahan kimia, teknik mempersiapkan larutan, teknik menimbang, teknik menggunakan mikropipet atau mikroskala, teknik mengukur volume, teknik mengambil dan menuangkan bahan cair, teknik membaui suatu bahan, teknik melarutkan dan mengocok, teknik memanaskan dan menguapkan, teknik menyaring dan teknik pemisahan bahan padat dan cair.

Ada baiknya praktikum lebih teratur dan terarah agar praktikan dapat memahami apa yang dipraktikumkan

DAFTAR PUSTAKA

Adiyuwono.1992.Pengantar Praktikum Kimia Organik.Yogyakarta: DepDikBud. Anonim. 2010. Laporan Praktikum Teknik Laboratorium. (onlime).

(http://biologyjjang.blogspot.com/2010/12/tugas-1.html). Diakses tanggal 3 Mei 2014. Fietze,L.F.1991.Reaction and System in Organism Chemistry and Laboratory.Vol:2.hal 273. Haryveda.2011.Teknik Laboratorium.(online).(http://haryveda.wordpress.com.). Diakses

tanggal 3 Mei 2014.

Luthfiya. 2012. Praktikum Kimdas 1. (online). (

http://luthfiya-blog.blogspot.com/2012/11/praktikum-kimdas-1.html). Diakses tanggal 3 Mei 2014.

(22)

Rekomendasi Badan Tenaga Atom Internasional. Volume 3. Nomor 2. Hal: 39. Mulyatno, Kris Cahyo. 2013. Jenis Pipet dan Cara Penggunaannya. (onlime).

(http://kriscahyo.blogspot.com/2013/02/jenis-pipet-dan-cara-penggunaannya.html).

Diakses tanggal 3 Mei 2014.

Nely. 2013. Pengetahuan. (online). (http://nelyei255.blogspot.com/). Diakses tanggal 3 Mei 2014.

Purwadi, Sarosa dan Tobing, R.L., eds. Moedjiadi et al. 1981. Pengelolan Laboratorium IPA.

Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ruhiyat, Ayi. 2010. Pengenalan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia. (online). (http://astor09.blogspot.com/2011/08/pengenalan-alat-dan-bahan-di_25.html). Diakses

tanggal 3 Mei 2014.

Surono. 2011. Peran Laboratorium Terakreditasi. (online) . (http://

www.mbrio-food.com/article6.htm) Diakses tanggal 3 Mei 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini mempunyai tujuan menganalisa kebutuhan fasilitas pengamatan kerja di Laboratorium TI serta menjabarkan kekurangan meja kerja dan pengamatan yang

Ketika posisi kotak ada pada pixel tertentu, state dari kotak akan berubah dan akan berubah kembali ketika kotak menyentuh sisi warna lain. Keseluruhannya ada

Menurut Drew Heywood (1996) : standar bahasa komputer universal telah dikembangkan sejak 1969, terdiri dari serangkaian protokol komunikasi

Gambar perancangan denah baru jaringan kabel telepon..

Keuntungan sentral ini adalah mampu melayani untuk semua pelanggan yang jauh, penambahan perlengkapan sentral untuk operasi mobil dan mudah diperbesar kapasitasnya tanpa

Panjang sinyal data biner ini bervariasi antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain sehingga suatu remote kontrol hanya dapat digunakan

Tujuan dilakukan praktikum ini yaitu : untuk mengetahui berbagai cara sterilisasi ruang kerja atau laboratorium dan peralatan serta media pertumbuhan

LAPORAN PRAKTIKUM AZAS TEKNIK IRIGASI ACARA 1 PENENTUAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN DISUSUN OLEH: NAMA : PRAKTIKAN NIM : NIM LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA LAHAN DAN AIR DEPARTEMEN