• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM LARANGAN PERNIKAHAN BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF SYAD Z|ARI<’AH IMAM AL-SYA<T{IBI TESIS Oleh: MUHAMMAD ZAINUDDIN SUNARTO NIM: 0839131009 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER PROGRAM PASCASARJANA PRODI HUKUM KELUARGA 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "HUKUM LARANGAN PERNIKAHAN BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF SYAD Z|ARI<’AH IMAM AL-SYA<T{IBI TESIS Oleh: MUHAMMAD ZAINUDDIN SUNARTO NIM: 0839131009 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER PROGRAM PASCASARJANA PRODI HUKUM KELUARGA 2015"

Copied!
199
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Fokus Kajian

Bagaimana kedudukan Syad Z|ari>'ah Imam al-Sya>t}ibi sebagai metode istinba>t}. Saya ingin memaparkan penggunaan metode Syad Z|ari>'ah Imam al-Sya>t}ibi sebagai landasan istinbat} pelarangan perkawinan beda agama. Hadits inilah yang dijadikan oleh Imam al-Sya>t}ibi sebagai salah satu landasan hukum konsep syad al-z|ari>'ah.

Pemikiran Imam al-Sya>t}ibi dalam Syad z|ari>'ah korelasi tentang maslahah dan mafsadah terhadap sesuatu tindakan. Menurut al-Sya>t}ibi, al-z\ari>'ah menekankan kesan sesuatu perbuatan, sebab (sebab) dan kesan yang ditimbulkan terhadap sesuatu musabbab (akibat). Pemikiran Imam al-Sya>t}ibi dalam Syad z|ari>'ah berkait rapat dengan masalah maslahah dan mafsadah dalam sesuatu tindakan.

Syad Z|ari>'ah Imam al-Sya>'tibi sebagai metode pelarangan hukum pelarangan perkawinan beda agama. Fokus penelitian ini akan diarahkan pada: Bagaimana konsep Syad Z|ari>'ah menurut Imam al-Sya>t}ibi. Dan bagaimana kedudukan Syad Z|ari>'ah Imam al-Sya>t}ibi sebagai metode istinba>t} hukum larangan perkawinan beda agama.

Tujuan Kajian

Manfaat Kajian

Definisi Istilah

Imam al-Sya>t}ibi: Abu Ishaq al-Sya>t}ibi adalah seorang imam ahlussunnah mazhab Maliki yang hidup pada masa Islam Spanyol. Sedangkan keluarganya merupakan pendatang keturunan Arab-Yaman dari Banu Lakhm yang berasal dari Betlehem, Ash-Syam.23.

Penelitian Terdahulu

HUKUM WARISAN BAGI ANAK DARI PERKAWINAN ANTAR AGAMA MENURUT FIQH DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM (KHI), Inayatur Rahmah, Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. KONSEP ISLAM LIBERAL PERNIKAHAN ANTAR AGAMA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM, Mahbub Kholiduzen, Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Metode Penelitian

  • Pendekatan dan Jenis Penelitian
  • Sumber data ..................................................................................2\4
  • Teknis analisis data
  • Teknis keabsahan data
  • Tahapan penelitian

Pada tahap awal, peneliti menggali anjuran Al-Qur’an mengenai pernikahan beda agama dan pemikiran Imam al-Sya>t}ibi mengenai Syad Z|ari>'ah dalam metode istinba>t}. Hasil tafsir kitab Us}ul al-Fiqh dan dalil hukum mengenai perkawinan beda agama.

Sumber Hukum Islam

  • Al-Qur’an
  • Hadis
  • Ra’yu

Sebagai firman Allah yang terakhir, kedudukan Al-Qur'an dibandingkan kitab-kitab sebelumnya adalah: 1. Menurut Imam al-Sya>t}ibi, Hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an.

Syad Z|ari>’ah

  • Definisi Z|ari>’ah
  • Syad Z|ari>’ah

Z|ari>'ah yang mengarah pada keburukan disebut Syad al-z\ari>'ah. Karena z\ari>'ah diartikan sebagai sesuatu yang menjadi perantara perbuatan yang haram atau halal.

Kehujjahan Syad Z|ari>’ah

Hal ini pula yang dipikirkan oleh Syekh Hasyim Jamil tentang syad al-z|ari>'ah. Hal ini juga dapat dimaklumi karena terdapat unsur mafsada dalam shad z|ari>'ah yang harus dihindari. Atas dasar ini tidak mungkin dapat ditentukan secara pasti hukum Syad z|ari>'ah.48.

Selain Syafi'iyah dan Hanafiyah, ada juga yang menolak Syad z|ari>'ah di kalangan Z|ahiriyah. Golongan Z|ahiriyyah tidak mengiktiraf dalil shad z|ari>'ah sebagai salah satu hujah dalam menetapkan hukum syara'.

Kategori Z\|ari>’ah

  • Klasifikasi
  • Syarat-syarat Penerapan Syad Z|ari>’ah

Memang pada poin kedua dan ketiga struktur editorial kalimatnya hampir sama, namun pada dasarnya istilah pertama hingga ketiga saling menguatkan makna, tidak berdiri sendiri. Dengan demikian ketiga syarat tersebut dapat diringkas menjadi satu makna, yaitu suatu perbuatan yang pada awalnya boleh, namun nilai kerugian yang ditimbulkannya lebih besar dari maslahahnya. Adapun kriteria maslahah terdapat ungkapan mas}lahah al-syari>ah yang maknanya merupakan penegasan bahwa tujuan syariat adalah untuk kemaslahatan dan kemaslahatan umat.

Memahami Tuhan, agama dan syariat berarti meyakini bahwa segala sesuatu yang kita lakukan yang membawa kebaikan dan kesejahteraan adalah perintah agama dan tujuan syariat. Ungkapan mas}lahah al-syari>ah bukan sekedar kesimpulan logika akal dan kesimpulan prinsip ini, melainkan diungkapkan dan ditunjukkan oleh teks itu sendiri.59 Sedangkan kriteria mafsadatan adalah sebaliknya, ketika seseorang melakukan hal tersebut. tidak memahami Tuhan, agama, dan syariat, yakni bisa terjerumus ke dalam jurang keputusasaan.

Maslahah dan Mafsadah

  • Pengertian secara Etimologi
  • Pengertian secara Terminologi
  • Tujuan perkawinan
  • Syarat-syarat perkawinan

Al-Tu>fi sependapat dengan al-Ghazali dan al-Sha>tibi bahawa maslahah al-mursalah hanya boleh digunakan dalam mu'amalah dan bukan dalam ibadah. Maslahah al-mursalah menurut al-Tu>fi adalah dalil yang berdiri sendiri, bebas daripada nas}.63. Ruang lingkup maslahah al-mursalah hanya berlaku dalam bidang mu’amalah, bukan dalam bidang ibadah.

Yang dimaksud dengan maslahah al-d{aru>riyya>t adalah maslahah yang dibentuk untuk melindungi lima hal mendasar manusia66 yaitu agama, jiwa, akal, nasab dan harta. Yang dimaksud dengan maslahah al-tah}siniyya>t adalah maslahah yang dilakukan dengan menjadikan kebiasaan atau adat istiadat setempat yang relevan.

Macam-macam pernikahan

  • Nikah Syighar
  • Nikah mut’ah
  • Nikah wanita yang sedang beriddah
  • Nikah dengan Musyrik

Mut'ajah telah menjadi adat istiadat di kalangan suku-suku Arab sepanjang masa, begitu pula perkawinan sebagian laki-laki pada awal Islam ketika mereka jauh dari isterinya pada masa perang.21. Disebut nikah mut'ah karena yang melakukannya hanya bermaksud mendapatkan kemaslahatan dan menjadikan nikah sebagai sarana untuk mencari kesenangan dan kepuasan dalam jangka waktu tertentu. Pernikahan mut'ah ini pernah dihalalkan oleh Nabi 23 Namun para ulama sepakat bahwa hal itu haram.

Iyas bin Salamah meriwayatkan dari ayahnya bahwa beliau berkata: Rasulullah SAW memberikan keringanan pada tahun Autas (tahun pembebasan yaitu dibukanya kota Makkah) mengenai amannya nikah mut'ah selama tiga hari. , lalu melarangnya. Selain karena bertentangan dengan tujuan dan asas perkawinan dalam ajaran Islam, maka perkawinan mut’ah juga dapat diibaratkan zina karena tujuannya sekedar untuk mencari kesenangan dan kenikmatan yang pada akhirnya merugikan salah satu pihak ( dalam hal ini wanita). ).

Pernikahan beda agama

Abdullah bin Umar melarang perkawinan antara muslim laki-laki dan perempuan dari Ahl Kita>b, karena menurut Allah SWT. Kerana sebenarnya perkahwinan dengan wanita dari Ahl al-Kitab dibolehkan dan ini dilakukan oleh beberapa sahabat antaranya Ustman, Tolha, Ibnu Abbas, Jabir, Hudayfe. Orang-orang kafir dari Ahl Kita>b dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (agama mereka) sebelum datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata (QS al-Bajineh: 1)50.

Hikmah dibolehkannya menikah dengan ahl al-kita>b adalah menjaga hubungan persaudaraan antara ahl al-kita>b dengan Islam. Ini semua adalah rahasia berbagai rahasia kedekatan umat Islam dengan ahl al-kita>b.

Dalil hukum tentang pernikahan beda agama

  • Hukum Islam
  • Hukum Positif

Larangan pernikahan antara laki-laki muslim dengan wanita kafir dan wanita muslim dengan laki-laki kafir, sebagaimana firman Allah. Laki-laki muslim diperbolehkan menikahi wanita yang termasuk ahl al-kita>b, hal ini berdasarkan firman Allah QS al-Ma>idah (5):5. Menurut Mohammad Daud Ali, Guru Besar Hukum Islam Universitas Indonesia, ada tiga pendapat mengenai pelaksanaan hak laki-laki Muslim untuk menikahi wanita ahl al-kita>b:60 a.

Pilihan menikahkan perempuan Ahl al-Kita>b bagi laki-laki Muslim hanya mungkin dilakukan jika jumlah perempuan Ahl al-Kita>b lebih banyak daripada jumlah perempuan Muslim di tempat tersebut. Menurut hukum Islam, menikah dengan wanita ahl al-kita>b diperbolehkan, namun ketika zaman berubah dan kerugian mengancam nyawa umat Islam, Umar bin Khattab melarang laki-laki muslim untuk menikah dengan ahl al-kita>b.

Pendapat ulama’ tentang pernikahan beda agama

Para ulama sepakat bahwa tidak boleh menikah dengan laki-laki non-Muslim, baik laki-laki tersebut musyrik maupun ahl al-kita>b. Hikmahnya tidak menikah dengan laki-laki non muslim adalah karena laki-laki akan menjadi pemimpin bagi istrinya, sehingga istri wajib menaati segala kebaikan yang diperintahkan. Alasan haramnya menikah dengan orang non muslim adalah karena mereka tidak mengetahui tentang agama wanita muslim, bahkan mengingkarinya, dan menentang risalah kenabian, sehingga tidak mungkin terbentuk keluarga yang diinginkan jika ada perbedaan tersebut.

Sebaliknya jika seorang muslim menikah dengan perempuan ahl al-kita>b, karena dapat diketahui agamanya, dan beriman kepada kitab dan nabi, sebagai penambah imannya.72.

Sisi Maslahah dan Mafsadah

Namun jika perkawinan laki-laki muslim dengan perempuan non-muslim (Kristen dan Yahudi) diperbolehkan, bagaimana dengan sebaliknya, yakni perkawinan perempuan muslim dengan laki-laki non-muslim? Karena kedudukannya sebagai hukum yang lahir dari proses ijtihad, maka tidak menutup kemungkinan timbul pendapat baru, bahwa perempuan muslim boleh menikah dengan laki-laki non-muslim, atau perkawinan beda agama dalam arti luas, sangat-sangat diperbolehkan. . Menurut Muhammadiyah, hukumnya jika laki-laki muslim boleh menikah dengan perempuan ahli kitab adalah dengan berdakwah kepada mereka.

Bahkan dalam perkembangannya, sebagian ulama berpendapat bahwa laki-laki muslim dilarang menikahi perempuan kafir. Menurutnya, ketika terjadi perkawinan antara seorang laki-laki muslim dengan perempuan non-muslim, bisa jadi laki-laki tersebut cenderung terhadap agama istrinya.

Konsep ahl al-kita>b

  • Musyrik
  • Ahl al-kita>b
  • Kehidupan dan Pendidikan
  • Karya-karya
  • Konsep ijtihad al-Sya>tibi

Seorang muslim boleh menikah dengan wanita ahlul-kita>b yang mandiri, hal ini sesuai dengan firman Allah. Namun jika setelah diturunkannya Al-Qur'an mereka masih beriman menurut kitab-kitab tersebut, maka mereka tidak dapat dikategorikan sebagai ahlul-kitah>b. Padahal Al-Qur'an dengan jelas membedakan antara kaum musyrik dan Ahl kita>b.

Dengan demikian, larangan menikah dengan kaum musyrik bersifat mandiri dan tidak terikat pada ahl al-kita>b. Abu>Ish}a>q al-Sya>t}ibi mempunyai reputasi yang baik di kalangan ulama pada masanya.

Konsep Syad Z|ari>’ah al-Sya>tibi

Metode penalaran istislahi lain yang perlu dikembangkan adalah al-z\ari>'ah. Dari segi terminologi, para ulama' memberikan pengertian al-z\ari>'ah sebagai jalan yang menyampaikan sesuatu, atau jalan yang menyampaikan atau menuntun pada kaharaman atau halal.4. Pertama, fath al-z\ari>'ah, yaitu terbukanya jalan atau forum yang dapat membawa kemaslahatan.

Kedua, syad al-z\ari>'ah, yaitu menutup atau memblokir jalan yang diduga dapat menimbulkan kerugian atau mafsadat. Syad Z|ari>'ah Imam al-Sya>'tibi sebagai metode istinba>t} hukum pelarangan perkawinan beda agama.

Syad Z|ari>’ah Imam al-Sya>’tibi sebagai metode istinba>t} hukum

Sedangkan laki-laki Islam dan perempuan Kristen atau Katolik haram berdasarkan metode shad al-z|ari>'ah. Secara metode, syad z\ari>'ah juga dapat dipertajam dengan metode pemahaman maqas}id syari'ah, yaitu metode penelitian hukum tuhan yang sering disebutkan secara khusus oleh al-Sya>t}ibi. Menurutnya, syad z\ari>'ah menekankan akibat suatu perbuatan, sebab (causa) dan dampaknya terhadap musabbab (akibat).

Di antara metode penentuan hukum yang dikembangkan oleh para ulama adalah syad z|ari>'ah dan fath al-z|ari>'ah. 9 Al-Sya>t}ibi menjelaskan bahwa maqa>sid al-sya>ri>'ah meliputi tujuan syari' dan tujuan mukallaf. Kata z\ari>'ah secara etimologis berarti was}i>lah atau jalan menuju suatu tujuan.

Dalam pengajian ushul fiqh, shad z\ari>'ah ialah menutup jalan yang membawa kepada kebinasaan atau kejahatan.

Referensi

Dokumen terkait