PENDAHULUAN
Latar Belakang
Soeharso Surakarta dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh intervensi aromaterapi lavender terhadap penurunan derajat nyeri yang dialami pasien patah tulang (Baiq Nurul, 2019). “Pemberian Kombinasi Aromaterapi Lavender dengan Relaksasi Benson untuk Mengurangi Skala Nyeri Pasien Fraktur di Unit Gawat Darurat RS AWS Samarinda.”
Rumusan Masalah
Tujuan
“Menawarkan kombinasi aromaterapi lavender dengan relaksasi Benson untuk mengurangi skala nyeri pasien patah tulang di unit gawat darurat RS AWS Samarinda.” b) Analisis intervensi inovasi aromaterapi lavender dengan Kombinasi Relaksasi Benson untuk menurunkan skala nyeri pada pasien patah tulang di unit gawat darurat RS AWS Samarinda.
Manfaat
Dapat menambah pengetahuan dalam mengurangi besarnya nyeri yang dirasakan dan memberikan inovasi baru bagi pasien. Dapat dijadikan landasan untuk mengembangkan pengetahuan khususnya dalam memberikan intervensi keperawatan mandiuri serta mengembangkan keterampilan perawat dalam mengelola manajemen nyeri pada pasien.
Keaslian Penelitian
Hasil uji beda t sampel berpasangan sebelum dan sesudah uji nyeri kelompok eksperimen diperoleh nilai t hitung sebesar -3,879 (p-value= 0,001) dan hasil uji t sampel berpasangan uji nyeri terhadap nyeri untuk pre dan post test kelompok kontrol diperoleh t-score sebesar -3,575 (p-value = 0,001), artinya terdapat perbedaan yang signifikan setelah diberikan intervensi aromaterapi lavender sebelum dan sesudah pemberian pada pasien pasca operasi patah tulang. Hasil P-value uji Anova menunjukkan terdapat perbedaan tingkat nyeri pada yang mendapat relaksasi Benson dibandingkan dengan Asmaul Husna.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Fraktur
- Definisi
- Klasifikasi
- Penyebab
- Manifestasi
- Proses Penyembuhan Fraktur
- Prevalensi
- Fase Penyembuhan Tulang
- Penatalaksanaan
- Komplikasi
Pada patah tulang panjang, sebenarnya terjadi pemendekan tulang akibat kontraksi otot-otot yang menempel di atas dan di bawah lokasi patah. Saat menangani patah tulang, sangat penting untuk memperhatikan lokasi tulang yang patah dan juga jenis patah tulang itu sendiri.
Konsep Nyeri
- Defenisi
- Fisiologi
- Teori Pengontrolan Nyeri
- Respon Psikologis
- Respon Fisiologis
- Manajemen Nyeri
Menurut Tamsuri (2007, dalam Sudjito, 2018), reseptor nyeri merupakan organ tubuh yang berfungsi menerima rangsangan nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri merupakan ujung saraf bebas pada kulit yang hanya merespon rangsangan kuat yang berpotensi membahayakan. Fase ini terjadi ketika klien merasakan nyeri. Karena nyeri bersifat subyektif, maka respon setiap orang terhadap nyeri berbeda-beda. Perawat harus melakukan pengkajian secara hati-hati bila klien mengungkapkan nyeri karena belum tentu orang yang tidak mengungkapkan nyeri tidak mengalami nyeri. Kasus seperti ini tentunya memerlukan bantuan perawat untuk membantu klien mengkomunikasikan nyeri secara efektif.
Fase ini terjadi ketika nyeri sudah berkurang atau hilang. Pada fase ini klien masih memerlukan kontrol dari perawat, karena nyeri bersifat krisis, sehingga tidak menutup kemungkinan klien akan mengalami efek pasca nyeri Jika klien mengalami episode berulang. rasa sakit, maka reaksi setelahnya dapat menjadi masalah kesehatan yang serius. Sisi kiri VAS menunjukkan “tidak nyeri”, sedangkan sisi kanan menunjukkan “nyeri terparah”. Skala analog visual (VAS) tidak menyebutkan nama subdivisi. VAS adalah garis lurus yang mewakili intensitas nyeri terus menerus dan deskriptor verbal di setiap sisi. Skala ini memberikan kebebasan penuh pada klien untuk mengidentifikasi tingkat keparahan nyeri. VAS mungkin merupakan ukuran keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik dalam kontinum daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (Potter dan Perry, 2009).
Stimulus pemijatan otot ini diyakini dapat merangsang serabut-serabut yang berdiameter besar sehingga dapat menghalangi atau mengurangi impuls nyeri. g) Terapi Es dan Panas. Terapi es (dingin) dan panas dapat menjadi strategi pereda nyeri yang efektif dalam beberapa keadaan. Terapi es dan panas diperkirakan bekerja dengan merangsang reseptor rasa sakit. h) Mengurangi persepsi nyeri.
Konsep Aromaterapi
- Mekanisme
- Manfaat
- Bunga Lavender
Terdapat penurunan skor nyeri pada pasien patah tulang setelah diberikan intervensi Aromaterapi Lavender yang dikombinasikan dengan Relaksasi Benson. Intervensi inovatif yang ditawarkan berupa Kombinasi Aromaterapi Lavender dengan Relaksasi Benson yang mampu menurunkan derajat nyeri yang dirasakan pada pasien patah tulang.
Konsep Relakasasi Benson
- Manfaat
- Prosedur
METODE PENELITIAN
Pengkajian
Jika terjadi patah tulang, kekurangan tersebut akan mengakibatkan kecacatan dan orang tersebut harus menjalani perawatan kesehatan untuk membantu penyembuhan tulangnya. Klien patah tulang perlu mengonsumsi nutrisi yang melebihi kebutuhan hariannya, seperti kalsium, zat besi, protein, vitamin. Semua klien patah tulang mengalami nyeri dan keterbatasan gerak, sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur klien.
Dampak yang terjadi pada klien patah tulang adalah ketakutan akan kecacatan akibat patah tulang, kecemasan dan perasaan tidak mampu melakukan aktivitas secara efektif. Pada klien fraktur, kekuatan perabaan berkurang terutama pada bagian distal fraktur, namun tidak terdapat gangguan pada indera lainnya. Dampak yang ditimbulkan pada klien patah tulang adalah klien tidak dapat melakukan hubungan intim karena harus dirawat di rumah sakit, dan klien mengalami keterbatasan gerak dan nyeri.
Klien patah tulang timbul rasa cemas terhadap kondisinya, yaitu ketakutan terhadap kecacatan pada diri dan fungsi tubuhnya. Pada dasarnya, ini adalah ujian yang memberikan informasi dua arah, baik pemeriksa maupun klien. a) Perubahan suhu di sekitar trauma (hangat) dan kelembaban kulit. Enzim otot seperti kreatinin kinase, laktat dehidrogenase (LDH-5), aspartat aminotransferase (AST), aldolase yang meningkat selama tahap penyembuhan tulang.
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Intervensi Inovasi
Tuangkan 3-5 tetes minyak esensial lavender ke dalam diffuser i) Anjurkan klien untuk menghirup uap minyak esensial lavender pada instrumen VDS Pain Scale (Verbal Descriptor Scale). l) Mengisi lembar observasi. Penerapan KIAN dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri akibat patah tulang, pemilihan responden dalam penelitian didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan oleh kelompok, kelebihan dan tujuan penelitian dijelaskan terlebih dahulu kepada pasien, dimana intervensi ini sebagian besar diterapkan untuk pengobatan berbagai jenis nyeri, di antaranya juga termasuk nyeri akibat patah tulang, pasien dipersilakan untuk bertanya tentang jalannya penelitian, pasien yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian akan menerima informasi formulir persetujuan, setelah mengisi formulir informed consent responden terlebih dahulu mengukur skala nyeri, kemudian diberikan prosedur, kemudian skala nyeri pasca prosedur diukur kembali. Berdasarkan hasil pengukuran pada Tabel 4.4 terlihat bahwa tingkat nyeri yang dirasakan pasien patah tulang mengalami penurunan setelah dilakukan intervensi Aromaterapi Lavender dengan Kombinasi Relaksasi Benson.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Baiq Nurul (2019) dengan judul penelitian Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Intensitas Nyeri Penderita Patah Tulang di RS Ortopedi Prof. R Soeharso Surakarta dengan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan Aromaterapi Lavender dalam menurunkan derajat nyeri yang dirasakan pasien patah tulang dengan nilai P value 0,001 (Baiq Nurul, 2019). Hasil intervensi menunjukkan terdapat perbedaan tingkat nyeri yang dirasakan sebelum dan sesudah pemberian intervensi Kombinasi Aromaterapi Relaksasi Lavender Benson, sehingga intervensi ini terbukti berdampak pada penurunan derajat nyeri yang dirasakan akibat patah tulang. . pasien.
Hasil Karya Ilmiah Akhir Perawat (KIAN) ini diharapkan dapat menjadi masukan atau sumber informasi serta landasan pengetahuan bagi mahasiswa khususnya bidang keperawatan mengenai aromaterapi lavender dan relaksasi benson pada pasien nyeri patah tulang. . Dengan Hormat Kami Kelompok 1 Mahasiswa Keperawatan Program Studi Pendidikan Profesi Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan Timur Tahun 2020 yang akan melakukan penelitian dengan judul 'Analisis Praktek Klinik Keperawatan Pada Pasien Fraktur Dengan Menggunakan Inovasi Intervensi Pemberian Aromaterapi Lavender untuk Mengurangi Skala Nyeri Pasien Fraktur di Unit Gawat Darurat Regional RS AWS Samarinda”. Menyatakan bahwa Anda telah mendapatkan penjelasan secara detail dan jelas mengenai penelitian yang akan dilakukan dan bersedia untuk ikut serta dalam penelitian sebagai responden pada penelitian yang berjudul 'Analisis Praktik Klinis Keperawatan pada Pasien Fraktur Dengan Menggunakan Intervensi Inovasi Pemberian Lavender Aromaterapi untuk Mengurangi Skala Nyeri Pasien Fraktur di Unit Gawat Darurat RS AWS Samarinda.
Ukur skala nyeri setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan alat skala nyeri NRS (Numeric Rating Scale). Teknik relaksasi Benson merupakan teknik relaksasi yang dilakukan dengan pernafasan dalam dan diiringi dengan dzikir (Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar), atau berdoa menurut keyakinan individu, pernafasan dalam yang dilakukan akan merangsang munculnya hormon endorfin untuk membuat tubuh rileks, sehingga terjadilah relaksasi. penurunan skala nyeri.
Impelementasi
Evaluasi
Terdapat penelitian tentang Relaksasi Benson yang dilakukan oleh Syahrir (2016) dengan judul penelitian Pengaruh Relaksasi Benson terhadap nyeri pasca operasi ORIF pada pasien patah tulang di RS Labuang Baji Makassar. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh Relaksasi Benson dalam menurunkan derajat nyeri yang dirasakan pasien pasca fraktur ORIF (Syahrir, 2016). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika Puspitasari (2016) dengan judul penelitian Perbandingan Relaksasi Asmaul Husna dan Benson terhadap penurunan angka nyeri pada pasien patah tulang di RS Sidoarjo dengan hasil penelitian Relaksasi Benson dapat menurunkan angka nyeri. tingkat nyeri lebih baik. pada pasien patah tulang dibandingkan dengan Asmaul Husna (Ika Puspitasari, 2016). Aromaterapi lavender bermanfaat untuk relaksasi, kecemasan, suasana hati, dan pasca operasi menunjukkan penurunan kecemasan, perbaikan suasana hati, dan peningkatan kekuatan gelombang alfa dan beta.
Berdasarkan penelitian (Kulivand, 2013) disebutkan bahwa menghirup minyak aromaterapi lavender dapat memberikan efek relaksasi pada sistem saraf pusat dan relatif aman dalam jangka pendek, terjangkau dan mudah didapat. Relaksasi Benson merupakan intervensi non farmakologi yang dapat dilakukan perawat secara mandiri untuk mengurangi nyeri pasca operasi. Penelitian yang dilakukan oleh Solehati & Rustina (2013) menunjukkan bahwa relaksasi Benson efektif dalam mengurangi nyeri pada wanita pasca operasi caesar.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Gorji, Davanloo & Heidarigorji pada tahun 2014 menunjukkan bahwa Relaksasi Benson efektif dalam menurunkan intensitas nyeri, stres dan kecemasan pada pasien hemodialisis. Menurut asumsi peneliti, intervensi berupa aromaterapi lavender dengan Kombinasi Relaksasi Benson sangat baik pada pasien yang mengalami nyeri, hal ini dikarenakan aromaterapi lavender mengandung linalool, linalyl asetat, α- dan β-pinene serta 1,8-cineole. serta Nerol yang kandungannya memberikan efek menenangkan, mengurangi rasa sakit dan mengurangi stres, serta penggunaan Benson Relaxation dapat memicu produksi hormon endorfin yang dapat membuat tubuh rileks dan mengurangi rasa sakit. Saran bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti penerapan Aromaterapi Kombinasi Relaksasi Benson pada pasien patah tulang.
Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Perubahan TD, SDM, RR Ibu Persalinan Kala I, Skripsi, Medan, http://www.repository.usu.ac.id. Teknik relaksasi benson merupakan teknik relaksasi yang dilakukan dengan cara menarik nafas dalam-dalam dan diiringi dengan dzikir (Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar).
ANALISA SITUASI
KESIMPULAN DAN SARAN
