• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESEHATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KESEHATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO 2021 "

Copied!
102
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Namun secara umum, CVA rentan terjadi pada penderita tekanan darah tinggi dan juga penderita penyakit kronis. Pelatihan mobilisasi atau rehabilitasi pasien stroke (CVA) bertujuan untuk meningkatkan fungsi saraf melalui terapi fisik dan teknik lainnya.Mobilisasi dini dan rehabilitasi tempat tidur merupakan program rehabilitasi stroke (CVA Infarct).

Rumusan Masalah

Penanganan dan perawatan yang baik terhadap pasien stroke diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkannya (Arum, 2015).

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Teoritis
  • Manfaat Praktis

Metode Penulisan

  • Metode
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Sumber Data
  • Studi Keputusan

Sistematika Penulisan

Penulis memilih diagnosis risiko jatuh karena terdapat tanda dan gejala yaitu keluarga Ny. H tidak mampu mengenali gangguan kesehatan yang dihadapi anggota keluarga yang menderita Pasca Infark CVA. Prioritas diagnosis pada kasus ini adalah Gangguan Gerak Fisik yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit dan ketidakmampuan Ny. H dalam melakukan aktivitas dan pikiran sehari-hari.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Penyakit CVA

  • Definisi CVA
  • Etiologi CVA
  • Anatomi Fisiologi Otak
  • Klasifikasi CVA
  • Tanda dan Gejala CVA
  • Patofisilogi
  • Komplikasi CVA
  • Pemeriksaan CVA
  • Penatalaksanaan
  • Pathway

Ini adalah pendarahan otak dan kemungkinan pendarahan subarachnoid yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak di area tertentu. Pada stroke non hemoragik jenis ini, emboli tidak terjadi di pembuluh darah otak, melainkan di tempat lain, seperti jantung dan pembuluh darah sistemik.

Konsep Dasar Keluarga

  • Definisi keluarga
  • Fungsi Keluarga
  • Tipe dan Bentuk Keluarga
  • Struktur Keluarga
  • Tahap Perkembangan Keluarga

Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak yang tinggal dalam satu rumah ditentukan dengan sahnya perkawinan, salah satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah. Terbentuknya keluarga inti yang baru melalui perkawinan kembali antara suami/istri, tinggal serumah dengan anak-anaknya, baik warisan perkawinan lama maupun hasil perkawinan baru, salah satu atau kedua-duanya dapat bekerja di luar rumah. Salah satu orang tua akibat perceraian/kematian pasangannya dan anaknya dapat tinggal serumah/jauh dari rumah. g) Karier ganda.

Suami istri/keduanya adalah orang-orang karir dan tinggal agak jauh satu sama lain, keduanya saling mencari di waktu-waktu tertentu. i) Dewasa lajang. Sebuah rumah terdiri dari dua/lebih pasangan monogami dengan anak-anaknya dan beserta fasilitasnya. m) Pernikahan kelompok. Suatu kompleks perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya dalam satu kesatuan keluarga, dan setiap orang menikah dengan orang lain, dan semuanya adalah orang tua dari anak-anak tersebut. n) Pasangan dan anak yang belum menikah.

Konsep dampak masalah

  • Konsep solusi
  • Konsep masalah yang sering muncul

Selanjutnya Widuri (2010) juga menyatakan bahwa mobilitas fisik atau gangguan imobilitas adalah suatu keadaan dimana kondisi mengganggu pergerakan, seperti trauma tulang belakang, cedera otak parah yang berhubungan dengan patah tulang anggota tubuh, dan lain-lain. Tidak hanya itu, imobilitas atau gangguan mobilitas merupakan suatu keterbatasan fisik tubuh pada satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah (Nurarif A.H & Kusuma H, 2015). Tanda dan Gejala Gangguan Mobilitas Fisik Menurut Tim Pokja DPP PPNI SDKI (2017) masing-masing.

Berikutnya untuk tanda dan gejala kunci objektif yaitu penurunan kekuatan otot dan penurunan rentang gerak. Tanda dan gejala minor subjektif dari berkurangnya mobilitas fisik, yaitu nyeri saat bergerak, keengganan untuk bergerak, dan kecemasan saat bergerak. NANDA-I (2018) berpendapat bahwa tanda dan gejala berkurangnya mobilitas fisik antara lain berkurangnya postur berjalan, berkurangnya keterampilan motorik halus, berkurangnya keterampilan motorik kasar, berkurangnya rentang gerak, peningkatan waktu reaksi, kesulitan berputar dan rasa tidak nyaman.

Konsep Asuhan Keperawatan

  • Definisi
  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi
  • Evaluasi

Pertemuan keluarga dan interaksi masyarakat di lingkungan keluarga Ibu H seperti pengajian dan sosialisasi PKK. Nilai atau norma yang ada di keluarga Ny H mengikuti agama Islam dan norma yang berlaku di masyarakat. Fungsi pemenuhan kesehatan yang mengarah pada lima tugas keluarga yaitu mengenali masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang sakit masih belum mampu dipenuhi oleh keluarga Ny. H.

Etiologi ditentukan berdasarkan 5 tugas keluarga dalam fungsi kesehatan yaitu ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dimana dalam hal ini keluarga Ny. H tidak mampu merawat anggota keluarga yang menderita stroke pasca CVA. Rencana keperawatan pada Ny. H diambil dari tinjauan literatur berdasarkan teori keluarga keperawatan stroke pasca CVA. Tidak ada kendala dalam kinerja Ny. H, klien mampu mengikuti instruksi dan latihan sampai selesai.

Tabel 2.1 Skala Bailon Maglaya (Setiadi, 2008)
Tabel 2.1 Skala Bailon Maglaya (Setiadi, 2008)

Kerangka masalah

TINJAUAN KASUS

Pengkajian

  • Data Umum
  • Riwayat dan TahapPerkembangan
  • Struktur Keluarga
  • Fungsi Keluarga
  • Stres dan Koping Keluarga
  • Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga
  • Harapan Keluarga

Jumlah pengeluaran bulanan Klien mengatakan pengeluaran bulanannya tidak teratur dan sesuai dengan kebutuhan Kegiatan rekreasi keluarga Klien menyatakan bahwa fungsi rekreasi adalah. Klien mengatakan bahwa ia berkumpul bersama keluarganya pada malam hari untuk menonton TV bersama dan interaksi sosialnya baik. Nilai atau Norma Keluarga Klien mengatakan bahwa anggota keluarganya berperilaku baik sesuai dengan nilai atau norma yang berlaku dalam keluarga.

Tidak ada asites Auskultasi Peristaltik usus 10 x/menit Peristaltik usus 16 x/menit Peristaltik usus 10 x/menit Inspeksi anggota badan 1. Tidak ada tanda rangsangan otak, tidak ada leher kaku/kaku duduk, tidak ada kejang epilepsi, pemeriksaan Brudzinski. Tidak ada tanda rangsangan otak, tidak ada leher kaku/kaku saat duduk, tidak ada kejang.

Tabel 3.3 Data Umum
Tabel 3.3 Data Umum

Analisa Data

Skoring

Permasalahan pengetahuan tentang pencegahan risiko cedera pada pasien CVA dapat diatasi dengan mempelajari apa itu rehabilitasi awal dan tahapan rehabilitasi. ..dirasakan dan perlu segera diatasi 2) Ada masalah tetapi.

Tabel 3.13 Skoring keluarga Ny. H
Tabel 3.13 Skoring keluarga Ny. H

Daftar Diagnosa

Komposisi keluarga Ny. H (klien) meliputi anggota keluarga pertama yaitu Tn. S berjenis kelamin laki-laki, usia 65 tahun, berperan sebagai suami, bekerja sebagai nelayan. Dalam tinjauan kasus mengenai struktur peran dalam keluarga Ny. H khususnya pada klien (Ny. H) yang berperan sebagai ibu rumah tangga. Fungsi keagamaan Ny. Keluarga H selalu menganut agama Islam dan selalu berdoa ketika mengalami musibah dan selalu mengucapkan terima kasih.

Strategi penanggulangan Ny. Strategi penyesuaian fungsional pada keluarga Ny. H adalah jika ada masalah, keluarga Ny. H. menyelesaikan masalah tersebut bersama-sama. Saat meninjau kasus tersebut, diketahui bahwa Ny. H mengatakan anggota tubuh kirinya sulit digerakkan sejak ia didiagnosis menderita stroke akibat terlalu banyak mengonsumsi makanan asin.

Tabel 3.7 Implementasi keperawatan.
Tabel 3.7 Implementasi keperawatan.

Intervensi

Implementasi

Evaluasi

Anggota keluarga yang kedua, Ny. Fungsi pendidikan untuk pendidikan terakhir Bpk. S dan Ny. H SD, Ny. S masih SMA. Fungsi afektif keluarga Ibu H adalah selalu memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya tanpa membeda-bedakan, dan hubungan antar keluarga tampak harmonis.

Dalam peninjauan kasus tersebut dilakukan pemeriksaan fisik terhadap keluarga Ny. H. Seluruh anggota keluarga Ny. H selama pemeriksaan tidak ditemukan kelainan kecuali Ny. H. Dalam peninjauan kasus ditemukan bahwa harapan Ny. Ibu H berharap anaknya dapat mempunyai kehidupan yang layak sehingga dapat hidup bahagia dan sejahtera bersama keluarganya.

PEMBAHASAN

Pengkajian

  • Identitas
  • Tipe Keluarga
  • Status Sosial Ekonomi
  • Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
  • Data Lingkungan
  • Struktur Keluarga
  • Fungsi Keluarga
  • Stres dan Koping Keluarga
  • Pemeriksaan Kesehatan
  • Harapan Keluarga
  • Analisa Data

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya, baik aktual maupun potensial. Dalam sebuah keluarga, tujuannya adalah untuk menciptakan, melestarikan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota keluarga. Tim Kelompok Kerja DPP PPNI SDKI, 2017). a) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam mengenali gangguan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit pasca stroke CVA, yang dibuktikan dengan penurunan kekuatan otot.

Untuk menentukan prioritas diagnosis yang ditemukan oleh perawat keluarga dihitung dengan menggunakan skala prioritas (skala Baylon dan Maglaya). Menurut Padila (2012), dalam menentukan prioritas, banyak faktor yang mempengaruhi kriteria pertama yaitu sifat permasalahan. Skor lebih dari 3 diberikan pada tidak atau kurang sehat karena kondisi ini biasanya dikenali dan dirasakan oleh keluarga. , ancaman terhadap kesehatan dengan skor 2 dan keadaan sejahtera 1. Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat diubah, perawat harus memperhatikan faktor-faktor berikut. Untuk kriteria keempat yaitu beratnya masalah, perawat harus menilai bagaimana keluarga mengalami masalah kesehatan tersebut.

Intervensi

Pola Komunikasi Keluarga Ny. H mengatakan, keluarganya menggunakan bahasa Madura untuk berkomunikasi dengan keluarga sehari-hari, tidak ada konflik yang terjadi di dalam keluarga. Fungsi ekonomi Ibu H menyatakan bahwa penghasilannya setiap bulan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti sandang, pangan, dan papan. Pada tinjauan kasus diperoleh hasil penelitian untuk tipe keluarga yaitu tipe keluarga Ny. H adalah keluarga inti, suku bangsa di Ny. Kerabat Nyonya H menganut agama Islam.

Berdasarkan peninjauan kasus tersebut, diketahui bahwa hasil kajian data menunjukkan bahwa sumber pendapatan bulanan adalah dari Pak S yang bekerja sebagai nelayan dengan jumlah sebesar Rp1.500.000,- dan pengeluaran bulanan sebesar Rp1.000.000,- sesuai kebutuhan, sedangkan Kegiatan rekreasi keluarga biasanya adalah Ny. H digunakan untuk bercocok tanam di rumah. Dalam gambaran kasus, tahap perkembangan Ny. Keluarga H keluarga dengan anak remaja (keluarga dengan remaja) dan Ny. menjadi lebih dewasa. Nyonya H sering merasa bagian kirinya sulit digerakkan dan kepalanya kadang pusing, pihak keluarga hanya meninggalkan Nyonya H sendirian.

Ciri-ciri tetangga dan masyarakat di lingkungan perumahan Ibu H sebagian besar adalah penduduk asli Situbondo yang mayoritas berprofesi sebagai pegawai swasta, nelayan, wiraswasta dan PNS, serta terdapat fasilitas umum seperti POSYANDU dan musala. . Keluarga membawa serta sisa obat yang diberikan dokter selama MRS dan terkadang Ny. H membeli obat di apotik jika penyakitnya kambuh lagi.

Tabel 2.2  Intervensi keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik pada  penderita Post CVA Infark
Tabel 2.2 Intervensi keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik pada penderita Post CVA Infark

Implementasi

Implementasi yang dilakukan penulis dari awal sampai akhir sudah sesuai dengan intervensi keperawatan yang direncanakan pada gambaran kasus. Tidak ada hambatan dalam melakukan Ms. H. Klien mampu mengikuti arahan dan latihan sampai selesai, yang juga merupakan faktor penting dalam melakukan intervensi keperawatan yang direncanakan.

Evaluasi

Keluhan berkurangnya mobilitas fisik menurun setelah dilakukan tindakan dan klien sudah mampu melakukan aktivitas sendiri dengan bantuan alat bantu mobilitas. Berdasarkan data subjektif dan objektif di atas, penulis menyimpulkan bahwa permasalahan gangguan mobilitas fisik telah teratasi, sehingga intervensi lebih lanjut dapat dihentikan. Berdasarkan hasil pembahasan “Asuhan Keperawatan Keluarga Pasca Stroke Dengan Masalah Keperawatan Dengan Kurangnya Mobilitas Fisik di Desa Panarukan Kabupaten Situbondo” di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

Intervensi berdasarkan diagnosis utama pada Ny. Implementasi yang dilakukan pada Ny H dengan gangguan mobilitas fisik adalah identifikasi aktivitas kreatif yang sesuai, identifikasi aktivitas yang diinginkan dan identifikasi kelemahan aktivitas tertentu. Nyonya.

PENUTUP

Kesimpulan

  • Pengkajian
  • Diagnosa
  • Intervensi
  • Implementasi
  • Evaluasi

Selama pengkajian keperawatan keluarga, beliau mengeluh kesulitan menggerakkan kaki kirinya, Tn. S tampak gelisah, bersikap protektif terhadap lingkungan, dan mengalami diaphoresis.

Saran

  • Bagi Institusi
  • Bagi Klien

Gambar

Tabel 2.1 Skala Bailon Maglaya (Setiadi, 2008)
Tabel 2.2  Intervensi keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik pada  penderita Post CVA Infark
Tabel 3.1 Identitas Klien
Tabel 3.4 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga  Riwayat dan tahap
+7

Referensi

Dokumen terkait

vi KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul