• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengkajian

Dalam dokumen KESEHATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO 2021 (Halaman 51-60)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan

2.4.2 Pengkajian

melakukan aktivitas lain sebagai pengganti pergerakan, dispneasetelah beraktivitas, tremor akibat bergerak, instabilitas postur, gerakan lambat, gerakan spastik, serta gerakan tidak terkoordinasi.

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan

Identitas penderita yang dikaji meliputi : nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status sosial ekonomi ( biasanya sering terjadi pada status sosial ekonomi menengah ) 2) Tipe keluarga

menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau maslah yang terjadidengan jenis tipe keluarga tersebut.

3) Suku bangsa

Penyakit Post CVA Infark ini tidak mengenal suku bangsa, dan Ras

4) Agama

Penyakit Post CVA Infark ini tidak mengenal agama apapun 5) Status sosial ekonomi

Biasanya terjadi pada status sosial ekonomi keluarga menengah . 6) Aktivitas rekreasi keluarga

Dengan adanya penghambatan gerakan akan mengganggu pola aktivitas penderita.

b) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan penyakit yang dirasakan saat ini, keluhan penderita saat ini susah untuk menggerakkan tubuh ekstermitas bagian kanan.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti

4) Riwayat keluarga sebelumnya

c) Lingkungan

Penyakit ini biasanya banyak ditemukan pada pemukiman atau ruang lingkup keluarga yang rata-rata adalah lansia.

d) Struktur Keluarga

Tidak merasa dikucilkan, dapat berkomunikasi dengan baik,, biasanya pada keluarga menengah keatas.

e) Fungsi Keluarga : 1) Fungsi Afektif

Keluarga maupun penderita belum mengerti atau kurangnya pengetahuan masalah penyakit Post CVA Infark .

2) Fungsi Sosialisasi

Penderita kurang sosialisasi nya dengan tetangga, saudara maupun orang lain disekitarnya.

3) Fungsi Perawatan kesehatan

Keluarga tidak mampu mengenal masalah kesehatan tentang penyakitPost CVA Infark, keluarga kurang menyadari masalah penyakitnya, penyebab serta tanda gejala penyakit CVA.

4) Fungsi reproduksi

Pola reproduksi dan seksual pada penderita Post CVA Infark dengan masalah gangguan mobilitas fisikakan berubah karena kelemahan otot dan keterbatasan gerak .

5) Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga :

Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan

f) Stres dan koping keluarga

1) Stresor jangka pendek dan panjang

Biasanya penderita merasa ketakutan jika penyakitnya tidak sembuh dan mengulang pengobatan dari awal.

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stresor Biasanya penderita hanya bisa pasrah dan sabar dengan keadaannya

3) Strategi koping yang digunakan

Dalam menghadapi masalah biasanya keluarga saling berunding 4) Strategi adaptasi disfungsional

Penderita Post CVA Infark mengalami keterbatasan gerak karena penyakitnya.

g) Pemeriksaan fisik (head to toe).

Keadaan umum: biasanya KU sedang Tekanan darah : Normal ( kadang tinggi ) Nadi : Pada umumnya nadi pasien meningkat

Pernafasan : biasanya nafas pasien meningkat (normal : 20x/i) Suhu : Biasanya kenaikan suhu ringan pada malam hari.

h) Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga kepada keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

2.4.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan saling ketergantungan. Dalam sebuah keluarga bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).

a) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga yang sakit Post CVA Infark dibuktikan dengan penurunan kekuatan otot.

b) Resiko cedera berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas (Skala Baylon dan Maglaya).

Tabel 2.1 Skala Bailon Maglaya (Setiadi, 2008)

Kriteria Skor Bobot

1) Sifat masalah :

(1) Aktual ( tidak atau kurang sehat) 3 1

(2) Ancaman kesehatan 2

(3) Keadaan sejahtera 1

2) Kemungkinan masalah yang dapat di ubah

(1) Mudah 2 2

(2) Sebagian 1

(3) Tidak dapat 0

3) Menonjolnya masalah

(1) Masalah berat harus segera ditangani 2 1 (2) Ada masalah tetapi tidak perlu segera 1

(3) Masalah tidak dirasakan 0

Skoring :

a) Tentukan skor untuk setiap kriteria

b) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot 𝑆𝑘𝑜𝑟

𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 × 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡

c) Jumlah skor untuk semua kriteria

d) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

Menurut Padila (2012), dalam menentukan prioritas banyak faktor yang mempengaruhi untuk kriteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar 3, diberikan pada tidak atau kurang sehat karena kondisi ini biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga, ancaman kesehatan skor 2 dan keadaan sejahtera 1. Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan faktor – faktor berikut :

a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah.

b) Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun tenaga.

c) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.

d) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi masyarakat dan dukungan masyarakat.

Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu memperhatikan faktor – faktor berikut :

a) Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.

b) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada.

c) Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan – tindakan yang tepat dalam memperbaiki masalah.

Adanya kelompok high risk atau kelompok sangat peka menambah masalah.

Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.

2.4.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan segala treatment yang dikerjakan oleh perawatn yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).

Luaran (outcome) keperawatan merupakan aspek – aspek yang dapat diobservasi dan diukur meliputi kondisi, perilaku, atau persepsi pasien, keluarga atau komunitas sebagai respon terhadap intervensi keperawatan. Luaran keperawatan menunjukkan status status diagnosis keperawatan setelah dilakukan intervensi keperawatan. Hasil akhir intervensi keperawatan terdiri dari indikiator – indikator atau kriteria – kriteria hasil pemulihan masalah. Terdapat dua jenis luaran keperawatan yaitu luaran positif (perlu ditingkatkan dan luaran negatif (perlu diturunkan) (Tim Pokja SLKI PPNI, 2018).

Tabel 2.2 Intervensi keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik pada penderita Post CVA Infark

Diagnosa Keperawatan

Luaran SLKI

Intervensi SIKI Gangguan mobilitas

fisik berhubungan

dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam

mengenal masalah

kesehatan pada anggota keluarga yang sakit Post

CVA Infark

dibuktikandengan penurunan kekuatan otot.

Setelah dilakukan Intervensi selama 4 x 24

jam, maka

mobilitas fisik meningkat, kriteria hasil :

1. Pergerakan ekstremitas kanan dari cukup menurun menjadi cukup meningkat.

2. Kekuatan otot ekstermitas kanan dari

skala 2

menjadi skala 4.

3. Rentang gerak (ROM) dari

Dukungan Mobilitas Tindakan :

1. Identifikasi adanya keluhan fisik

2. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan 3. Monitor kondisi umum

selama melakukan mobilisasi

4. Libatkan keluarga untuk membantu penderita dalam meningkatkan pergerakan

5. Anjurkan melakukan mobilisasi dini

cukup menurun menjadi cukup meningkat

2.4.3 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan sebuah fase dimana perawat melaksanakan rencana atau intervensi yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Berdarsarkan terminologi SIKI, implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan yang merupakan tindakan khusus yang digunakan untuk melaksanakan intervensi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).

2.4.4 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan untuk mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan (Potter &

Perry, 2010).

2.4.5 Kerangka Masalah

Faktor risiko

Faktor kesehatan : 1. Hipertensi 2. Diabetes

3. Kolesterol tinggi 4. Obesitas

Faktor gaya hidup :

1. Kurang olahraga atau aktifitas fisik 2. Konsumsi obat-obatan tanpa resep dokter

3. Pola makan yang tidak beraturan

CVA

45 BAB 3

TINJAUAN KASUS

Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada penderita dengan Post CVA Infark maka penulis menyajikan suatu kasus yang penulis amati mulai tanggal 20 Februari 2020 sampai dengan 24 Februari 2020 dengan data pengkajian pada tanggal 24 Februari 2020

3.1 Pengkajian 3.1.1 Data Umum

Tabel 3.1 Identitas Klien

Tabel 3.2 komposisi keluarga

No Nama JK Hubungan Keluarga

Umur Pekerjaan Pendidikan Status imunisasi

1. Tn. S L Kepala keluarga 65 th Nelayan SD -

2. Ny. H P Istri 60 th - SD -

3. An. S P Anak 21 th - SMA -

Genogram keluarga Ny. H

Keluarga dari pihak Ayah Keluarga daripihak Ibu

Gambar 3.1 Genogram keluarga Ny. H

IDENTITAS KLIEN KLIEN

Kepala Keluarga (KK) Tn. S

Alamat Desa Panarukan Kabupaten Situbondo

Pekerjaan KK Nelayan

Pendidikan KK SD

Komposisi Keluarga

Tn.E Ny.

H

An.S

Keterangan :

: Laki-laki : Perempuan : Klien : Keturunan : Tinggal serumah : Garis keturunan

Tabel 3.3 Data Umum

Data Umum Klien

Penjelasan Genogram Klien merupakan Ibu rumah tangga

Tipe keluarga Launching family

Suku bangsa Madura

Agama Islam

Status sosial ekonomi keluarga

Jumlah pendapatan perbulan Klien mengatakan pendapatan perbulan sekitar ± Rp 1.500.000

Sumber pendapatan perbulan Klien mengatakan sumber pendapatan sebagai Nelayan

Jumlah pengeluaran perbulan Klien mengatakan pengeluaran perbulan tidak menentu dan sesuai kebutuhan Aktivitas rekreasi keluarga Klien mengatakan fungsi rekreasinya

dengan bercocok tanam dirumah

3.1.2 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

Tabel 3.4 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga Riwayat dan tahap

perkembangan keluarga

Klien Tahap perkembangan

keluarga saat ini

Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah tahap 6 yakni keluarga dengan dewasa

Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarganya yang sakit

Riwayat kesehatan keluarga inti

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti klien

Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit keturunan Hipertensi

3.1.3 Data lingkungan

Tabel 3.5 Data lingkungan

Data lingkungan Klien 1

Karakteristik rumah Klien mengatakan rumah milik sendiri, luas rumah 4x10 meter terdapat kamar tidur 2, kamar mandi 1, terdapat WC, ada jendela 4, lantai keramik, sumber air dari PDAM, pembuangan sampah ditempat sampah

Karakteristik tetangga dan komunitasnya

Klien mengatakan bertempat tinggal dikelurahan Panarukan, berkumpul tetangga sekitar cukup baik, dalam melakukan suatu kegiatan dilakukan bergotong-royong

Mobilitas geografis keluarga Klien mengatakan tinggal dirumahnya selama 45 tahun dan belum pernah pindah.

Perkumpulan keluarga dan interaksi dalam masyarakat

Klien mengatakan berkumpul dengan keluarganya pada malam hari menonton televisi bersama dan interaksi dalam masyarakat baik.

System pendukung keluarga Dalam keluarga Ny. H keliuarga selalu mendukung dalam berobat, fasilitas kesehatan yang ada di wilayah tempat tinggalnya berupa puskesmas.

3.1.4 Struktur Keluarga

Tabel 3.6 Struktur keluarga

Struktur keluarga Klien 1

Struktur peran 1. Tn. S adalah kepala keluarga dan bekerja sebagai Nelayan

2. Ny. H adalah ibu rumah tangga

3. An. S adalah anak pertama yang masih menganggur

Nilai atau norma keluarga Klien mengatakan Anggota keluarga berperilaku baik sesuai dengan nilai atau norma yang berlaku dalam keluarga.

Pola komunikasi keluarga Ny.H mengatakan keluarganya menggunakan bahasa Madura untukberkomunikasi sehari- haridengan keluarga, tidak adakonflik yang terjadi dalamkeluarga.

Struktur kekuatan keluarga Keluarga Ny. H melakukankompromi jika ada masalahyang terjadi, denganmembicarakan masalah.

3.1.5 Fungsi Keluarga

Tabel 3.7 Fungsi keluarga

Fungsi keluarga Klien 1

Fungsi ekonomi Ny.H mengatakan penghasilan setiap bulan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan.

Fungsi mendapatkan status social

Keluarga Ny. H memiliki status sosial yang setara dengan warga sekitarnya

Fungsi pendidikan Penderita mengatakan selalu mendukung dalam menempuh pendidikan anak-anak nya

Fungsi sosialisasi Sosialisasi keluarga Ny. H membantu tetangga dan warga sekitar tempat tinggalnya.

Fungsi pemenuhan kesehatan

Kemampuan keluarga dalam mengenal kesehatan

Keluarga Ny. H sudah mengerti apabila Ny. H mengalami penyakit Post CVA Infark, namun keluarga kurang paham tentang tanda dan gejala, penyebab, dan pencegahan penyakit CVA ini.

Kemampuan keluarga dalam memutuskan tindakan kesehatan yang tepat

Keluarga Ny. H memutuskan untuk berobat ke pelayanan kesehatan ketika Ny. S ataupun keluarga sakit

Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga Ny. H belum mengerti cara melakukan rehabilitasi awal pada penderita Post CVA Infark Kemampuan keluarga dalam

memodifikasi lingkungan

Keluarga mampu memodifikasi lingkungan dimana kondisi rumah bersih, tempat sampah setiap hari di buang dan pencahayaan sinar matahari cukup.

Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan

Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan, bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas

Fungsi religious Penderita mengatakan sholat dan menjalankan ibadah dengan semestinya meskipun harus sholat dengan cara duduk.

Fungsi rekreasi Keluarga menjalankan fungsi rekreasinya dengan bercocok tanam dirumah.

Fungsi reproduksi Ny. H memiliki 1 anak, yaitu Perempuan.

Fungsi afeksi Penderita mengatakan komunikasi dengan anggota keluarga berjalan dengan baik.

3.1.6 Stress dan koping keluarga

Tabel 3.8 Stress dan koping keluarga

Stress dan koping keluarga Klien 1 Stressor jangka pendek dan

panjang

Stressor jangka pendek klien mengatakan berharap penyakitnya cepat sembuh

Stressor jangka panjang klien mengatakan bagaimana pemulihan anggota geraknya.

Strategi koping yang digunakan Penderita mengatakan bahwa keluarga tidak pernah melakukan hal-hal yang menyimpang dalam mengatasi masalah, seperti menyeleseikan masalah menggunakan kekerasan.

Strategi adaptasi disfungsional Penderita mengatakan menginginkan musyawarah dalam menghadapi permasalahan keluarganya

3.1.7 Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga

Tabel 3.9 Pemeriksaan kesehatan tiap individu anggota keluarga

Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga

Tn. S Ny. H (KLIEN) An. S

Keadaan Umum

Keadaan umum

Cukup Lemah Cukup

Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis

GCS 4,5,6 4,5,6 4,5,6

BB 52 kg 48 kg 70 kg

TB 164 cm 158 cm 160cm

Tanda Tanda Vital

TD 120/90 mmHg 140/90 mmHg 110/80 mmHg

Nadi 80x/menit 90x/menit 89x/menit

Suhu 36,5°C 37°C 36,5°C

RR 20x/menit 22/menit 20x/menit

Pemeriksaan kepala dan leher

Kepala Inpeksi 1. Bentuk kepala: bulat simetris 2. Kulit kepala cukup bersih tidak

ada ketombe

3. Warna rambut: ber-uban 4. Penyebaran rambut: tidak merata 5. Rambut tidak berbau

1. Bentuk kepala: bulat simetris 2. Kulit kepala cukup bersih

tidak ada ketombe 3. Warna rambut: ber-uruban 4. Penyebaran rambut:merata 5. Rambut tidak berbau

1. Bentuk kepala: bulat simetris

2. Kulit kepala cukup bersih tidak ada ketombe

3. Warna rambut: hitam 4. Penyebaran

rambut:merata 5. Rambut tidak berbau Palpasi Tidak ada benjolan dan tidak ada

hematoma

Tidak ada benjolan dan tidak ada hematoma

Tidak ada benjolan dan tidak ada hematoma Mata Inpeksi 1. Mata lengkap, simetris

2. Konjungtiva tidak anemis 3. Sclera tidak ikterik

1. Mata lengkap, simetris 2. Konjungtiva tidak anemis 3. Sclera tidak ikterik

1. Mata lengkap, simetris

4. Tidak ada peradangan konjungtiva

5. Pupil reflek terhadap cahaya baik, besarnya sama dan bulat (Isokor)

6. Kornea dan iris: tidak ada peradangan

7. Gerakan bola mata normal 8. Palpebral: normal, tidak ada

peradangan

4. Tidak ada peradangan konjungtiva

5. Pupil reflek terhadap cahaya baik, besarnya sama dan bulat (Isokor)

6. Kornea dan iris: tidak ada peradangan

7. Gerakan bola mata normal 8. Palpebral: normal, tidak ada

peradangan

2. Konjungtiva tidak anemis

3. Sclera tidak ikterik

4. Tidak ada

peradangan konjungtiva

5. Pupil reflek terhadap cahaya baik, besarnya sama dan bulat (Isokor) 6. Kornea dan iris: tidak

ada peradangan 7. Gerakan bola mata

normal

8. Palpebral: normal, tidak ada peradangan Palpasi 1. Tidak ada edema

2. Tidak ada peradangan/lesi 3. Tidak ada benjolan

4. Tidak ada tekanan bola mata

1. Tidak ada edema

2. Tidak ada peradangan/lesi 3. Tidak ada benjolan

4. Tidak ada tekanan bola mata

1. Tidak ada edema

2. Tidak ada

peradangan/lesi 3. Tidak ada benjolan 4. Tidak ada tekanan

bola mata

Hidung 1. Tulang hidung dan posisi septum

nasi: tidak ada pembengkakan 2. Lubang hidung: tidak ada sekret,

tidak ada sumbatan

3. Selaput lendir: lembab, tidak ada perdarahan

1. Tulang hidung dan posisi septum nasi: tidak ada pembengkakan

2. Lubang hidung: tidak ada sekret, tidak ada sumbatan 3. Selaput lendir: lembab, tidak

ada perdarahan

1. Tulang hidung dan posisi septum nasi:

tidak ada

pembengkakan 2. Lubang hidung: tidak

ada sekret, tidak ada sumbatan

3. Selaput lendir:

lembab, tidak ada perdarahan

Telinga Inpeksi 1. Bentuk: simetris 2. Ukuran: sedang

3. Lubang telinga: tidak ada serumen, tidak ada perdarahan 4. Membran telinga: utuh

1. Bentuk: simetris 2. Ukuran: sedang

3. Lubang telinga: tidak ada serumen, tidak ada perdarahan 4. Membran telinga: utuh

1. Bentuk: simetris 2. Ukuran: sedang 3. Lubang telinga: tidak

ada serumen, tidak ada perdarahan 4. Membran telinga:

utuh

Palpasi Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan

Mulut dan faring

1. Bibir: tidak ada cyanosis, tidak ada labioskizis

2. Membrane mukosa: lembab 3. Gusi normal, ada karies gigi 4. Warna lidah: merah mudah dan

merata 5. Napas: berbau

1. Bibir: tidak ada cyanosis, tidak ada labioskizis

2. Membrane mukosa: lembab 3. Gusi normal, ada karies gigi 4. Warna lidah: merah mudah

dan merata 5. Napas: berbau

1. Bibir: tidak ada cyanosis, tidak ada labioskizis

2. Membrane mukosa:

lembab

3. Gusi normal, ada karies gigi

4. Warna lidah: merah mudah dan merata 5. Napas: berbau Leher Inspeksi Posisi trakea: simetris Posisi trakea: simetris Posisi trakea: simetris

Palpasi 1. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

2. Tidak ada bendungan/distensi vena jugularis

3. Denyut nadi carotis teraba

1. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

2. Tidak ada bendungan/distensi vena jugularis

3. Denyut nadi carotis teraba

1. Tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid

2. Tidak ada

bendungan/distensi vena jugularis

3. Denyut nadi carotis teraba

Paru-paru Inspeksi 1. Bentuk thorak: normal chest 2. Frekuensi napas: teratur 22

x/mnt

3. irama reguler, tidak ada tanda kesulitan bernafas.

1. Bentuk thorak: normal chest 2. Frekuensi napas: teratur 22

x/mnt

3. irama reguler, tidak ada tanda kesulitan bernafas.

1. Bentuk thorak:

normal chest

2. Frekuensi napas:

teratur 22 x/mnt 3. irama reguler, tidak

ada tanda kesulitan bernafas.

Palpasi Getaran suara (vocal/stem fremitus) kanan dan kiri sama

Getaran suara (vocal/stem fremitus) kanan dan kiri sama

Getaran suara

(vocal/stem fremitus) kanan dan kiri sama Perkusi Suara paru resonan (sonor) Suara paru resonan (sonor) Suara paru resonan

(sonor) Auskultasi 1. suara napas vesikuler

2. intensitas dan kualitas suara kanan dan kiri sama

3. wheezing - - - - - - 4. ronchi

- - - - - -

1. suara napas vesikuler

2. intensitas dan kualitas suara kanan dan kiri sama

3. wheezing - - - - - - 4. ronchi

- - - - - -

1. suara napas vesikuler 2. intensitas dan kualitas suara kanan dan kiri sama

3. wheezing - - - - - - 4. ronchi

- - - - - - Jantung Inspeksi 1. Precordium: tidak ada pulsasi 1. Precordium: tidak ada pulsasi 1. Precordium: tidak ada

pulsasi

2. Ictus cordis: berada pada ICS V pada linea midklavikula sebelah kiri

2. Ictus cordis: berada pada ICS V pada linea midklavikula sebelah kiri

2. Ictus cordis: berada pada ICS V pada linea midklavikula sebelah kiri

Palpasi Precordium: tidak ada pulsasi Precordium: tidak ada pulsasi Precordium: tidak ada pulsasi

Perkusi 1. Batas-batas jantung: tidak ada pembesaran jantung

Kanan atas: ICS II Linea Para Sternalis Dextra

Kanan bawah: ICS IV Linea Para Sternalis Dextra

Kiri atas: ICS II Linea Para Sternalis Sinistra

Kiri kanan: ICS IV Linea Media Clavicularis Sinistra

2. Bunyi jantung dulnes

1. Batas-batas jantung: tidak ada pembesaran jantung

Kanan atas: ICS II Linea Para Sternalis Dextra

Kanan bawah: ICS IV Linea Para Sternalis Dextra

Kiri atas: ICS II Linea Para Sternalis Sinistra

Kiri kanan: ICS IV Linea Media Clavicularis Sinistra 2. Bunyi jantung dulnes

1. Batas-batas jantung:

tidak ada pembesaran jantung

Kanan atas: ICS II Linea Para Sternalis Dextra

Kanan bawah: ICS IV Linea Para Sternalis Dextra

Kiri atas: ICS II Linea Para Sternalis Sinistra Kiri kanan: ICS IV

Linea Media

Clavicularis Sinistra 2. Bunyi jantung dulnes Auskultasi

Payudara Inspeksi Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji

Palpasi Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji

Abdomen Inspeksi 1. Bentuk abdomen: simetris, datar 2. Tidak ada bayangan pembuluh

darah vena di kulit abdomen

1. Bentuk abdomen: simetris, datar

1. Bentuk abdomen:

simetris, datar

3. Tidak ada pembesaran abdomen 2. Tidak ada bayangan pembuluh darah vena di kulit abdomen

3. Tidak ada pembesaran abdomen

2. Tidak ada bayangan pembuluh darah vena di kulit abdomen

3. Tidak ada

pembesaran abdomen Palpasi 1. Ada nyeri tekan

2. Tidak ada benjolan/massa 3. Tidak ada tanda-tanda acites 4. Hepar: tidak teraba tidak ada

nyeri tekan, tidak ada pembesaran

5. Lien dan tidak ada nyeri tekan

1. Tidak ada nyeri tekan 2. Tidak ada benjolan/massa 3. Tidak ada tanda-tanda acites 4. Hepar: tidak teraba tidak ada

nyeri tekan, tidak ada pembesaran

5. Lien dan tidak ada nyeri tekan

1. Tidak ada nyeri tekan

2. Tidak ada

benjolan/massa 3. Tidak ada tanda-

tanda acites

4. Hepar: tidak teraba tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran

5. Lien dan tidak ada nyeri tekan

Perkusi 1. Bunyi abdomen: tympani 2. Tidak ada acites

1. Bunyi abdomen: tympani 2. Tidak ada acites

1. Bunyi abdomen:

tympani 2. Tidak ada acites Auskultasi Peristaltik usus 10 x/mnt Peristaltik usus 16 x/mnt Peristaltik usus 10 x/mnt Ekstremitas Inspeksi 1. Struktur dan bentuk tulang:

simetris, tidak ada kelainan 2. Klien tampak memegangi perut

bagian kiri dan

mempertahankan posisinya

1. Struktur dan bentuk tulang:

simetris, tidak ada kelainan 2. Klien tampak memegangi

perut bagian kiri dan mempertahankan posisinya

1. Struktur dan bentuk tulang: simetris, tidak ada kelainan 2. Klien tampak

memegangi perut bagian kiri dan mempertahankan posisinya

Palpasi 1. Tidak ada piting edema - - - - 2. Akral hangat 3. Kekuatan otot

5 5 5 5

1. Tidak ada piting edema - - - - 2. Akral hangat 3. Kekuatan otot

2 5 2 5

1. Tidak ada piting edema

- - - - 2. Akral hangat 3. Kekuatan otot

5 5 5 5 Perkusi 1. Fungsi motorik baik

2. Fungsi sensorik baik 3. Refleks fisiologis

Trisep (+) Bisep (+) Patella (+) 4. Refleks psikologis

Babinski (-) Gordon (-)

1. Fungsi motorik baik 2. Fungsi sensorik baik 3. Refleks fisiologis

Trisep (+) Bisep (+) Patella (+) 4. Refleks psikologis

Babinski (-) Gordon (-)

1. Fungsi motorik baik 2. Fungsi sensorik baik 3. Refleks fisiologis

Trisep (+) Bisep (+) Patella (+) 4. Refleks psikologis

Babinski (-) Gordon (-)

Genetalia Inspeksi Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji

Palpasi Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji

Neurologis Nervous I (Olfaktori)

Baik, klien mampu membadakan kopi dan teh

Baik, klien mampu membadakan kopi dan teh

Baik, klien mampu membadakan kopi dan teh

Nervous II (Optic)

Jarak pandang normal Jarak pandang normal Jarak pandang normal Nervous III

(Occulomotor)

Pergerakan mata simetris, reflek pupil terhadap cahaya baik/isokor

Pergerakan mata simetris, reflek pupil terhadap cahaya baik/isokor

Pergerakan mata simetris, reflek pupil terhadap cahaya baik/isokor

Dalam dokumen KESEHATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO 2021 (Halaman 51-60)

Dokumen terkait