BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan
2.4.2 Pengkajian
melakukan aktivitas lain sebagai pengganti pergerakan, dispneasetelah beraktivitas, tremor akibat bergerak, instabilitas postur, gerakan lambat, gerakan spastik, serta gerakan tidak terkoordinasi.
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan
Identitas penderita yang dikaji meliputi : nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status sosial ekonomi ( biasanya sering terjadi pada status sosial ekonomi menengah ) 2) Tipe keluarga
menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau maslah yang terjadidengan jenis tipe keluarga tersebut.
3) Suku bangsa
Penyakit Post CVA Infark ini tidak mengenal suku bangsa, dan Ras
4) Agama
Penyakit Post CVA Infark ini tidak mengenal agama apapun 5) Status sosial ekonomi
Biasanya terjadi pada status sosial ekonomi keluarga menengah . 6) Aktivitas rekreasi keluarga
Dengan adanya penghambatan gerakan akan mengganggu pola aktivitas penderita.
b) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan penyakit yang dirasakan saat ini, keluhan penderita saat ini susah untuk menggerakkan tubuh ekstermitas bagian kanan.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
4) Riwayat keluarga sebelumnya
c) Lingkungan
Penyakit ini biasanya banyak ditemukan pada pemukiman atau ruang lingkup keluarga yang rata-rata adalah lansia.
d) Struktur Keluarga
Tidak merasa dikucilkan, dapat berkomunikasi dengan baik,, biasanya pada keluarga menengah keatas.
e) Fungsi Keluarga : 1) Fungsi Afektif
Keluarga maupun penderita belum mengerti atau kurangnya pengetahuan masalah penyakit Post CVA Infark .
2) Fungsi Sosialisasi
Penderita kurang sosialisasi nya dengan tetangga, saudara maupun orang lain disekitarnya.
3) Fungsi Perawatan kesehatan
Keluarga tidak mampu mengenal masalah kesehatan tentang penyakitPost CVA Infark, keluarga kurang menyadari masalah penyakitnya, penyebab serta tanda gejala penyakit CVA.
4) Fungsi reproduksi
Pola reproduksi dan seksual pada penderita Post CVA Infark dengan masalah gangguan mobilitas fisikakan berubah karena kelemahan otot dan keterbatasan gerak .
5) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga :
Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan
f) Stres dan koping keluarga
1) Stresor jangka pendek dan panjang
Biasanya penderita merasa ketakutan jika penyakitnya tidak sembuh dan mengulang pengobatan dari awal.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stresor Biasanya penderita hanya bisa pasrah dan sabar dengan keadaannya
3) Strategi koping yang digunakan
Dalam menghadapi masalah biasanya keluarga saling berunding 4) Strategi adaptasi disfungsional
Penderita Post CVA Infark mengalami keterbatasan gerak karena penyakitnya.
g) Pemeriksaan fisik (head to toe).
Keadaan umum: biasanya KU sedang Tekanan darah : Normal ( kadang tinggi ) Nadi : Pada umumnya nadi pasien meningkat
Pernafasan : biasanya nafas pasien meningkat (normal : 20x/i) Suhu : Biasanya kenaikan suhu ringan pada malam hari.
h) Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga kepada keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.
2.4.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan saling ketergantungan. Dalam sebuah keluarga bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
a) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga yang sakit Post CVA Infark dibuktikan dengan penurunan kekuatan otot.
b) Resiko cedera berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas (Skala Baylon dan Maglaya).
Tabel 2.1 Skala Bailon Maglaya (Setiadi, 2008)
Kriteria Skor Bobot
1) Sifat masalah :
(1) Aktual ( tidak atau kurang sehat) 3 1
(2) Ancaman kesehatan 2
(3) Keadaan sejahtera 1
2) Kemungkinan masalah yang dapat di ubah
(1) Mudah 2 2
(2) Sebagian 1
(3) Tidak dapat 0
3) Menonjolnya masalah
(1) Masalah berat harus segera ditangani 2 1 (2) Ada masalah tetapi tidak perlu segera 1
(3) Masalah tidak dirasakan 0
Skoring :
a) Tentukan skor untuk setiap kriteria
b) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 × 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡
c) Jumlah skor untuk semua kriteria
d) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot
Menurut Padila (2012), dalam menentukan prioritas banyak faktor yang mempengaruhi untuk kriteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar 3, diberikan pada tidak atau kurang sehat karena kondisi ini biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga, ancaman kesehatan skor 2 dan keadaan sejahtera 1. Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan faktor – faktor berikut :
a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah.
b) Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun tenaga.
c) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
d) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi masyarakat dan dukungan masyarakat.
Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu memperhatikan faktor – faktor berikut :
a) Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.
b) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada.
c) Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan – tindakan yang tepat dalam memperbaiki masalah.
Adanya kelompok high risk atau kelompok sangat peka menambah masalah.
Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.
2.4.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan segala treatment yang dikerjakan oleh perawatn yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
Luaran (outcome) keperawatan merupakan aspek – aspek yang dapat diobservasi dan diukur meliputi kondisi, perilaku, atau persepsi pasien, keluarga atau komunitas sebagai respon terhadap intervensi keperawatan. Luaran keperawatan menunjukkan status status diagnosis keperawatan setelah dilakukan intervensi keperawatan. Hasil akhir intervensi keperawatan terdiri dari indikiator – indikator atau kriteria – kriteria hasil pemulihan masalah. Terdapat dua jenis luaran keperawatan yaitu luaran positif (perlu ditingkatkan dan luaran negatif (perlu diturunkan) (Tim Pokja SLKI PPNI, 2018).
Tabel 2.2 Intervensi keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik pada penderita Post CVA Infark
Diagnosa Keperawatan
Luaran SLKI
Intervensi SIKI Gangguan mobilitas
fisik berhubungan
dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam
mengenal masalah
kesehatan pada anggota keluarga yang sakit Post
CVA Infark
dibuktikandengan penurunan kekuatan otot.
Setelah dilakukan Intervensi selama 4 x 24
jam, maka
mobilitas fisik meningkat, kriteria hasil :
1. Pergerakan ekstremitas kanan dari cukup menurun menjadi cukup meningkat.
2. Kekuatan otot ekstermitas kanan dari
skala 2
menjadi skala 4.
3. Rentang gerak (ROM) dari
Dukungan Mobilitas Tindakan :
1. Identifikasi adanya keluhan fisik
2. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan 3. Monitor kondisi umum
selama melakukan mobilisasi
4. Libatkan keluarga untuk membantu penderita dalam meningkatkan pergerakan
5. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
cukup menurun menjadi cukup meningkat
2.4.3 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan sebuah fase dimana perawat melaksanakan rencana atau intervensi yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Berdarsarkan terminologi SIKI, implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan yang merupakan tindakan khusus yang digunakan untuk melaksanakan intervensi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
2.4.4 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan untuk mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan (Potter &
Perry, 2010).
2.4.5 Kerangka Masalah
Faktor risiko
Faktor kesehatan : 1. Hipertensi 2. Diabetes
3. Kolesterol tinggi 4. Obesitas
Faktor gaya hidup :
1. Kurang olahraga atau aktifitas fisik 2. Konsumsi obat-obatan tanpa resep dokter
3. Pola makan yang tidak beraturan
CVA
45 BAB 3
TINJAUAN KASUS
Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada penderita dengan Post CVA Infark maka penulis menyajikan suatu kasus yang penulis amati mulai tanggal 20 Februari 2020 sampai dengan 24 Februari 2020 dengan data pengkajian pada tanggal 24 Februari 2020
3.1 Pengkajian 3.1.1 Data Umum
Tabel 3.1 Identitas Klien
Tabel 3.2 komposisi keluarga
No Nama JK Hubungan Keluarga
Umur Pekerjaan Pendidikan Status imunisasi
1. Tn. S L Kepala keluarga 65 th Nelayan SD -
2. Ny. H P Istri 60 th - SD -
3. An. S P Anak 21 th - SMA -
Genogram keluarga Ny. H
Keluarga dari pihak Ayah Keluarga daripihak Ibu
Gambar 3.1 Genogram keluarga Ny. H
IDENTITAS KLIEN KLIEN
Kepala Keluarga (KK) Tn. S
Alamat Desa Panarukan Kabupaten Situbondo
Pekerjaan KK Nelayan
Pendidikan KK SD
Komposisi Keluarga
Tn.E Ny.
H
An.S
Keterangan :
: Laki-laki : Perempuan : Klien : Keturunan : Tinggal serumah : Garis keturunan
Tabel 3.3 Data Umum
Data Umum Klien
Penjelasan Genogram Klien merupakan Ibu rumah tangga
Tipe keluarga Launching family
Suku bangsa Madura
Agama Islam
Status sosial ekonomi keluarga
Jumlah pendapatan perbulan Klien mengatakan pendapatan perbulan sekitar ± Rp 1.500.000
Sumber pendapatan perbulan Klien mengatakan sumber pendapatan sebagai Nelayan
Jumlah pengeluaran perbulan Klien mengatakan pengeluaran perbulan tidak menentu dan sesuai kebutuhan Aktivitas rekreasi keluarga Klien mengatakan fungsi rekreasinya
dengan bercocok tanam dirumah
3.1.2 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tabel 3.4 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga Riwayat dan tahap
perkembangan keluarga
Klien Tahap perkembangan
keluarga saat ini
Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah tahap 6 yakni keluarga dengan dewasa
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarganya yang sakit
Riwayat kesehatan keluarga inti
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti klien
Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit keturunan Hipertensi
3.1.3 Data lingkungan
Tabel 3.5 Data lingkungan
Data lingkungan Klien 1
Karakteristik rumah Klien mengatakan rumah milik sendiri, luas rumah 4x10 meter terdapat kamar tidur 2, kamar mandi 1, terdapat WC, ada jendela 4, lantai keramik, sumber air dari PDAM, pembuangan sampah ditempat sampah
Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Klien mengatakan bertempat tinggal dikelurahan Panarukan, berkumpul tetangga sekitar cukup baik, dalam melakukan suatu kegiatan dilakukan bergotong-royong
Mobilitas geografis keluarga Klien mengatakan tinggal dirumahnya selama 45 tahun dan belum pernah pindah.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dalam masyarakat
Klien mengatakan berkumpul dengan keluarganya pada malam hari menonton televisi bersama dan interaksi dalam masyarakat baik.
System pendukung keluarga Dalam keluarga Ny. H keliuarga selalu mendukung dalam berobat, fasilitas kesehatan yang ada di wilayah tempat tinggalnya berupa puskesmas.
3.1.4 Struktur Keluarga
Tabel 3.6 Struktur keluarga
Struktur keluarga Klien 1
Struktur peran 1. Tn. S adalah kepala keluarga dan bekerja sebagai Nelayan
2. Ny. H adalah ibu rumah tangga
3. An. S adalah anak pertama yang masih menganggur
Nilai atau norma keluarga Klien mengatakan Anggota keluarga berperilaku baik sesuai dengan nilai atau norma yang berlaku dalam keluarga.
Pola komunikasi keluarga Ny.H mengatakan keluarganya menggunakan bahasa Madura untukberkomunikasi sehari- haridengan keluarga, tidak adakonflik yang terjadi dalamkeluarga.
Struktur kekuatan keluarga Keluarga Ny. H melakukankompromi jika ada masalahyang terjadi, denganmembicarakan masalah.
3.1.5 Fungsi Keluarga
Tabel 3.7 Fungsi keluarga
Fungsi keluarga Klien 1
Fungsi ekonomi Ny.H mengatakan penghasilan setiap bulan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan.
Fungsi mendapatkan status social
Keluarga Ny. H memiliki status sosial yang setara dengan warga sekitarnya
Fungsi pendidikan Penderita mengatakan selalu mendukung dalam menempuh pendidikan anak-anak nya
Fungsi sosialisasi Sosialisasi keluarga Ny. H membantu tetangga dan warga sekitar tempat tinggalnya.
Fungsi pemenuhan kesehatan
Kemampuan keluarga dalam mengenal kesehatan
Keluarga Ny. H sudah mengerti apabila Ny. H mengalami penyakit Post CVA Infark, namun keluarga kurang paham tentang tanda dan gejala, penyebab, dan pencegahan penyakit CVA ini.
Kemampuan keluarga dalam memutuskan tindakan kesehatan yang tepat
Keluarga Ny. H memutuskan untuk berobat ke pelayanan kesehatan ketika Ny. S ataupun keluarga sakit
Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Ny. H belum mengerti cara melakukan rehabilitasi awal pada penderita Post CVA Infark Kemampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan dimana kondisi rumah bersih, tempat sampah setiap hari di buang dan pencahayaan sinar matahari cukup.
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan, bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas
Fungsi religious Penderita mengatakan sholat dan menjalankan ibadah dengan semestinya meskipun harus sholat dengan cara duduk.
Fungsi rekreasi Keluarga menjalankan fungsi rekreasinya dengan bercocok tanam dirumah.
Fungsi reproduksi Ny. H memiliki 1 anak, yaitu Perempuan.
Fungsi afeksi Penderita mengatakan komunikasi dengan anggota keluarga berjalan dengan baik.
3.1.6 Stress dan koping keluarga
Tabel 3.8 Stress dan koping keluarga
Stress dan koping keluarga Klien 1 Stressor jangka pendek dan
panjang
Stressor jangka pendek klien mengatakan berharap penyakitnya cepat sembuh
Stressor jangka panjang klien mengatakan bagaimana pemulihan anggota geraknya.
Strategi koping yang digunakan Penderita mengatakan bahwa keluarga tidak pernah melakukan hal-hal yang menyimpang dalam mengatasi masalah, seperti menyeleseikan masalah menggunakan kekerasan.
Strategi adaptasi disfungsional Penderita mengatakan menginginkan musyawarah dalam menghadapi permasalahan keluarganya
3.1.7 Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga
Tabel 3.9 Pemeriksaan kesehatan tiap individu anggota keluarga
Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga
Tn. S Ny. H (KLIEN) An. S
Keadaan Umum
Keadaan umum
Cukup Lemah Cukup
Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis
GCS 4,5,6 4,5,6 4,5,6
BB 52 kg 48 kg 70 kg
TB 164 cm 158 cm 160cm
Tanda Tanda Vital
TD 120/90 mmHg 140/90 mmHg 110/80 mmHg
Nadi 80x/menit 90x/menit 89x/menit
Suhu 36,5°C 37°C 36,5°C
RR 20x/menit 22/menit 20x/menit
Pemeriksaan kepala dan leher
Kepala Inpeksi 1. Bentuk kepala: bulat simetris 2. Kulit kepala cukup bersih tidak
ada ketombe
3. Warna rambut: ber-uban 4. Penyebaran rambut: tidak merata 5. Rambut tidak berbau
1. Bentuk kepala: bulat simetris 2. Kulit kepala cukup bersih
tidak ada ketombe 3. Warna rambut: ber-uruban 4. Penyebaran rambut:merata 5. Rambut tidak berbau
1. Bentuk kepala: bulat simetris
2. Kulit kepala cukup bersih tidak ada ketombe
3. Warna rambut: hitam 4. Penyebaran
rambut:merata 5. Rambut tidak berbau Palpasi Tidak ada benjolan dan tidak ada
hematoma
Tidak ada benjolan dan tidak ada hematoma
Tidak ada benjolan dan tidak ada hematoma Mata Inpeksi 1. Mata lengkap, simetris
2. Konjungtiva tidak anemis 3. Sclera tidak ikterik
1. Mata lengkap, simetris 2. Konjungtiva tidak anemis 3. Sclera tidak ikterik
1. Mata lengkap, simetris
4. Tidak ada peradangan konjungtiva
5. Pupil reflek terhadap cahaya baik, besarnya sama dan bulat (Isokor)
6. Kornea dan iris: tidak ada peradangan
7. Gerakan bola mata normal 8. Palpebral: normal, tidak ada
peradangan
4. Tidak ada peradangan konjungtiva
5. Pupil reflek terhadap cahaya baik, besarnya sama dan bulat (Isokor)
6. Kornea dan iris: tidak ada peradangan
7. Gerakan bola mata normal 8. Palpebral: normal, tidak ada
peradangan
2. Konjungtiva tidak anemis
3. Sclera tidak ikterik
4. Tidak ada
peradangan konjungtiva
5. Pupil reflek terhadap cahaya baik, besarnya sama dan bulat (Isokor) 6. Kornea dan iris: tidak
ada peradangan 7. Gerakan bola mata
normal
8. Palpebral: normal, tidak ada peradangan Palpasi 1. Tidak ada edema
2. Tidak ada peradangan/lesi 3. Tidak ada benjolan
4. Tidak ada tekanan bola mata
1. Tidak ada edema
2. Tidak ada peradangan/lesi 3. Tidak ada benjolan
4. Tidak ada tekanan bola mata
1. Tidak ada edema
2. Tidak ada
peradangan/lesi 3. Tidak ada benjolan 4. Tidak ada tekanan
bola mata
Hidung 1. Tulang hidung dan posisi septum
nasi: tidak ada pembengkakan 2. Lubang hidung: tidak ada sekret,
tidak ada sumbatan
3. Selaput lendir: lembab, tidak ada perdarahan
1. Tulang hidung dan posisi septum nasi: tidak ada pembengkakan
2. Lubang hidung: tidak ada sekret, tidak ada sumbatan 3. Selaput lendir: lembab, tidak
ada perdarahan
1. Tulang hidung dan posisi septum nasi:
tidak ada
pembengkakan 2. Lubang hidung: tidak
ada sekret, tidak ada sumbatan
3. Selaput lendir:
lembab, tidak ada perdarahan
Telinga Inpeksi 1. Bentuk: simetris 2. Ukuran: sedang
3. Lubang telinga: tidak ada serumen, tidak ada perdarahan 4. Membran telinga: utuh
1. Bentuk: simetris 2. Ukuran: sedang
3. Lubang telinga: tidak ada serumen, tidak ada perdarahan 4. Membran telinga: utuh
1. Bentuk: simetris 2. Ukuran: sedang 3. Lubang telinga: tidak
ada serumen, tidak ada perdarahan 4. Membran telinga:
utuh
Palpasi Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan
Mulut dan faring
1. Bibir: tidak ada cyanosis, tidak ada labioskizis
2. Membrane mukosa: lembab 3. Gusi normal, ada karies gigi 4. Warna lidah: merah mudah dan
merata 5. Napas: berbau
1. Bibir: tidak ada cyanosis, tidak ada labioskizis
2. Membrane mukosa: lembab 3. Gusi normal, ada karies gigi 4. Warna lidah: merah mudah
dan merata 5. Napas: berbau
1. Bibir: tidak ada cyanosis, tidak ada labioskizis
2. Membrane mukosa:
lembab
3. Gusi normal, ada karies gigi
4. Warna lidah: merah mudah dan merata 5. Napas: berbau Leher Inspeksi Posisi trakea: simetris Posisi trakea: simetris Posisi trakea: simetris
Palpasi 1. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
2. Tidak ada bendungan/distensi vena jugularis
3. Denyut nadi carotis teraba
1. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
2. Tidak ada bendungan/distensi vena jugularis
3. Denyut nadi carotis teraba
1. Tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
2. Tidak ada
bendungan/distensi vena jugularis
3. Denyut nadi carotis teraba
Paru-paru Inspeksi 1. Bentuk thorak: normal chest 2. Frekuensi napas: teratur 22
x/mnt
3. irama reguler, tidak ada tanda kesulitan bernafas.
1. Bentuk thorak: normal chest 2. Frekuensi napas: teratur 22
x/mnt
3. irama reguler, tidak ada tanda kesulitan bernafas.
1. Bentuk thorak:
normal chest
2. Frekuensi napas:
teratur 22 x/mnt 3. irama reguler, tidak
ada tanda kesulitan bernafas.
Palpasi Getaran suara (vocal/stem fremitus) kanan dan kiri sama
Getaran suara (vocal/stem fremitus) kanan dan kiri sama
Getaran suara
(vocal/stem fremitus) kanan dan kiri sama Perkusi Suara paru resonan (sonor) Suara paru resonan (sonor) Suara paru resonan
(sonor) Auskultasi 1. suara napas vesikuler
2. intensitas dan kualitas suara kanan dan kiri sama
3. wheezing - - - - - - 4. ronchi
- - - - - -
1. suara napas vesikuler
2. intensitas dan kualitas suara kanan dan kiri sama
3. wheezing - - - - - - 4. ronchi
- - - - - -
1. suara napas vesikuler 2. intensitas dan kualitas suara kanan dan kiri sama
3. wheezing - - - - - - 4. ronchi
- - - - - - Jantung Inspeksi 1. Precordium: tidak ada pulsasi 1. Precordium: tidak ada pulsasi 1. Precordium: tidak ada
pulsasi
2. Ictus cordis: berada pada ICS V pada linea midklavikula sebelah kiri
2. Ictus cordis: berada pada ICS V pada linea midklavikula sebelah kiri
2. Ictus cordis: berada pada ICS V pada linea midklavikula sebelah kiri
Palpasi Precordium: tidak ada pulsasi Precordium: tidak ada pulsasi Precordium: tidak ada pulsasi
Perkusi 1. Batas-batas jantung: tidak ada pembesaran jantung
Kanan atas: ICS II Linea Para Sternalis Dextra
Kanan bawah: ICS IV Linea Para Sternalis Dextra
Kiri atas: ICS II Linea Para Sternalis Sinistra
Kiri kanan: ICS IV Linea Media Clavicularis Sinistra
2. Bunyi jantung dulnes
1. Batas-batas jantung: tidak ada pembesaran jantung
Kanan atas: ICS II Linea Para Sternalis Dextra
Kanan bawah: ICS IV Linea Para Sternalis Dextra
Kiri atas: ICS II Linea Para Sternalis Sinistra
Kiri kanan: ICS IV Linea Media Clavicularis Sinistra 2. Bunyi jantung dulnes
1. Batas-batas jantung:
tidak ada pembesaran jantung
Kanan atas: ICS II Linea Para Sternalis Dextra
Kanan bawah: ICS IV Linea Para Sternalis Dextra
Kiri atas: ICS II Linea Para Sternalis Sinistra Kiri kanan: ICS IV
Linea Media
Clavicularis Sinistra 2. Bunyi jantung dulnes Auskultasi
Payudara Inspeksi Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
Palpasi Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
Abdomen Inspeksi 1. Bentuk abdomen: simetris, datar 2. Tidak ada bayangan pembuluh
darah vena di kulit abdomen
1. Bentuk abdomen: simetris, datar
1. Bentuk abdomen:
simetris, datar
3. Tidak ada pembesaran abdomen 2. Tidak ada bayangan pembuluh darah vena di kulit abdomen
3. Tidak ada pembesaran abdomen
2. Tidak ada bayangan pembuluh darah vena di kulit abdomen
3. Tidak ada
pembesaran abdomen Palpasi 1. Ada nyeri tekan
2. Tidak ada benjolan/massa 3. Tidak ada tanda-tanda acites 4. Hepar: tidak teraba tidak ada
nyeri tekan, tidak ada pembesaran
5. Lien dan tidak ada nyeri tekan
1. Tidak ada nyeri tekan 2. Tidak ada benjolan/massa 3. Tidak ada tanda-tanda acites 4. Hepar: tidak teraba tidak ada
nyeri tekan, tidak ada pembesaran
5. Lien dan tidak ada nyeri tekan
1. Tidak ada nyeri tekan
2. Tidak ada
benjolan/massa 3. Tidak ada tanda-
tanda acites
4. Hepar: tidak teraba tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran
5. Lien dan tidak ada nyeri tekan
Perkusi 1. Bunyi abdomen: tympani 2. Tidak ada acites
1. Bunyi abdomen: tympani 2. Tidak ada acites
1. Bunyi abdomen:
tympani 2. Tidak ada acites Auskultasi Peristaltik usus 10 x/mnt Peristaltik usus 16 x/mnt Peristaltik usus 10 x/mnt Ekstremitas Inspeksi 1. Struktur dan bentuk tulang:
simetris, tidak ada kelainan 2. Klien tampak memegangi perut
bagian kiri dan
mempertahankan posisinya
1. Struktur dan bentuk tulang:
simetris, tidak ada kelainan 2. Klien tampak memegangi
perut bagian kiri dan mempertahankan posisinya
1. Struktur dan bentuk tulang: simetris, tidak ada kelainan 2. Klien tampak
memegangi perut bagian kiri dan mempertahankan posisinya
Palpasi 1. Tidak ada piting edema - - - - 2. Akral hangat 3. Kekuatan otot
5 5 5 5
1. Tidak ada piting edema - - - - 2. Akral hangat 3. Kekuatan otot
2 5 2 5
1. Tidak ada piting edema
- - - - 2. Akral hangat 3. Kekuatan otot
5 5 5 5 Perkusi 1. Fungsi motorik baik
2. Fungsi sensorik baik 3. Refleks fisiologis
Trisep (+) Bisep (+) Patella (+) 4. Refleks psikologis
Babinski (-) Gordon (-)
1. Fungsi motorik baik 2. Fungsi sensorik baik 3. Refleks fisiologis
Trisep (+) Bisep (+) Patella (+) 4. Refleks psikologis
Babinski (-) Gordon (-)
1. Fungsi motorik baik 2. Fungsi sensorik baik 3. Refleks fisiologis
Trisep (+) Bisep (+) Patella (+) 4. Refleks psikologis
Babinski (-) Gordon (-)
Genetalia Inspeksi Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
Palpasi Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
Neurologis Nervous I (Olfaktori)
Baik, klien mampu membadakan kopi dan teh
Baik, klien mampu membadakan kopi dan teh
Baik, klien mampu membadakan kopi dan teh
Nervous II (Optic)
Jarak pandang normal Jarak pandang normal Jarak pandang normal Nervous III
(Occulomotor)
Pergerakan mata simetris, reflek pupil terhadap cahaya baik/isokor
Pergerakan mata simetris, reflek pupil terhadap cahaya baik/isokor
Pergerakan mata simetris, reflek pupil terhadap cahaya baik/isokor