• Tidak ada hasil yang ditemukan

Intervensi

Dalam dokumen KESEHATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO 2021 (Halaman 57-93)

BAB 4 PEMBAHASAN

4.3 Intervensi

Intervensi keperawatan merupakan segala treatment yang dikerjakan oleh perawatn yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).

Luaran (outcome) keperawatan merupakan aspek – aspek yang dapat diobservasi dan diukur meliputi kondisi, perilaku, atau persepsi pasien, keluarga atau komunitas sebagai respon terhadap intervensi keperawatan. Luaran keperawatan menunjukkan status status diagnosis keperawatan setelah dilakukan intervensi keperawatan. Hasil akhir intervensi keperawatan terdiri dari indikiator – indikator atau kriteria – kriteria hasil pemulihan masalah. Terdapat dua jenis luaran keperawatan yaitu luaran positif (perlu ditingkatkan dan luaran negatif (perlu diturunkan) (Tim Pokja SLKI PPNI, 2018).

Tabel 2.2 Intervensi keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik pada penderita Post CVA Infark

Diagnosa Keperawatan

Luaran SLKI

Intervensi SIKI Gangguan mobilitas

fisik berhubungan

dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam

mengenal masalah

kesehatan pada anggota keluarga yang sakit Post

CVA Infark

dibuktikandengan penurunan kekuatan otot.

Setelah dilakukan Intervensi selama 4 x 24

jam, maka

mobilitas fisik meningkat, kriteria hasil :

1. Pergerakan ekstremitas kanan dari cukup menurun menjadi cukup meningkat.

2. Kekuatan otot ekstermitas kanan dari

skala 2

menjadi skala 4.

3. Rentang gerak (ROM) dari

Dukungan Mobilitas Tindakan :

1. Identifikasi adanya keluhan fisik

2. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan 3. Monitor kondisi umum

selama melakukan mobilisasi

4. Libatkan keluarga untuk membantu penderita dalam meningkatkan pergerakan

5. Anjurkan melakukan mobilisasi dini

cukup menurun menjadi cukup meningkat

2.4.3 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan sebuah fase dimana perawat melaksanakan rencana atau intervensi yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Berdarsarkan terminologi SIKI, implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan yang merupakan tindakan khusus yang digunakan untuk melaksanakan intervensi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).

2.4.4 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan untuk mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan (Potter &

Perry, 2010).

2.4.5 Kerangka Masalah

Faktor risiko

Faktor kesehatan : 1. Hipertensi 2. Diabetes

3. Kolesterol tinggi 4. Obesitas

Faktor gaya hidup :

1. Kurang olahraga atau aktifitas fisik 2. Konsumsi obat-obatan tanpa resep dokter

3. Pola makan yang tidak beraturan

CVA

45 BAB 3

TINJAUAN KASUS

Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada penderita dengan Post CVA Infark maka penulis menyajikan suatu kasus yang penulis amati mulai tanggal 20 Februari 2020 sampai dengan 24 Februari 2020 dengan data pengkajian pada tanggal 24 Februari 2020

3.1 Pengkajian 3.1.1 Data Umum

Tabel 3.1 Identitas Klien

Tabel 3.2 komposisi keluarga

No Nama JK Hubungan Keluarga

Umur Pekerjaan Pendidikan Status imunisasi

1. Tn. S L Kepala keluarga 65 th Nelayan SD -

2. Ny. H P Istri 60 th - SD -

3. An. S P Anak 21 th - SMA -

Genogram keluarga Ny. H

Keluarga dari pihak Ayah Keluarga daripihak Ibu

Gambar 3.1 Genogram keluarga Ny. H

IDENTITAS KLIEN KLIEN

Kepala Keluarga (KK) Tn. S

Alamat Desa Panarukan Kabupaten Situbondo

Pekerjaan KK Nelayan

Pendidikan KK SD

Komposisi Keluarga

Tn.E Ny.

H

An.S

Tabel 3.4 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga Riwayat dan tahap

perkembangan keluarga

Klien Tahap perkembangan

keluarga saat ini

Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah tahap 6 yakni keluarga dengan dewasa

Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarganya yang sakit

Riwayat kesehatan keluarga inti

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti klien

Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit keturunan Hipertensi

3.1.3 Data lingkungan

Tabel 3.5 Data lingkungan

Data lingkungan Klien 1

Karakteristik rumah Klien mengatakan rumah milik sendiri, luas rumah 4x10 meter terdapat kamar tidur 2, kamar mandi 1, terdapat WC, ada jendela 4, lantai keramik, sumber air dari PDAM, pembuangan sampah ditempat sampah

Karakteristik tetangga dan komunitasnya

Klien mengatakan bertempat tinggal dikelurahan Panarukan, berkumpul tetangga sekitar cukup baik, dalam melakukan suatu kegiatan dilakukan bergotong-royong

Mobilitas geografis keluarga Klien mengatakan tinggal dirumahnya selama 45 tahun dan belum pernah pindah.

Perkumpulan keluarga dan interaksi dalam masyarakat

Klien mengatakan berkumpul dengan keluarganya pada malam hari menonton televisi bersama dan interaksi dalam masyarakat baik.

System pendukung keluarga Dalam keluarga Ny. H keliuarga selalu mendukung dalam berobat, fasilitas kesehatan yang ada di wilayah tempat tinggalnya berupa puskesmas.

3.1.4 Struktur Keluarga

Tabel 3.6 Struktur keluarga

Struktur keluarga Klien 1

Struktur peran 1. Tn. S adalah kepala keluarga dan bekerja sebagai Nelayan

2. Ny. H adalah ibu rumah tangga

3. An. S adalah anak pertama yang masih menganggur

Nilai atau norma keluarga Klien mengatakan Anggota keluarga berperilaku baik sesuai dengan nilai atau norma yang berlaku dalam keluarga.

Pola komunikasi keluarga Ny.H mengatakan keluarganya menggunakan bahasa Madura untukberkomunikasi sehari- haridengan keluarga, tidak adakonflik yang terjadi dalamkeluarga.

Struktur kekuatan keluarga Keluarga Ny. H melakukankompromi jika ada masalahyang terjadi, denganmembicarakan masalah.

3.1.5 Fungsi Keluarga

Tabel 3.7 Fungsi keluarga

Fungsi keluarga Klien 1

Fungsi ekonomi Ny.H mengatakan penghasilan setiap bulan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan.

Fungsi mendapatkan status social

Keluarga Ny. H memiliki status sosial yang setara dengan warga sekitarnya

Fungsi pendidikan Penderita mengatakan selalu mendukung dalam menempuh pendidikan anak-anak nya

Fungsi sosialisasi Sosialisasi keluarga Ny. H membantu tetangga dan warga sekitar tempat tinggalnya.

Fungsi pemenuhan kesehatan

Kemampuan keluarga dalam mengenal kesehatan

Keluarga Ny. H sudah mengerti apabila Ny. H mengalami penyakit Post CVA Infark, namun keluarga kurang paham tentang tanda dan gejala, penyebab, dan pencegahan penyakit CVA ini.

Kemampuan keluarga dalam memutuskan tindakan kesehatan yang tepat

Keluarga Ny. H memutuskan untuk berobat ke pelayanan kesehatan ketika Ny. S ataupun keluarga sakit

Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga Ny. H belum mengerti cara melakukan rehabilitasi awal pada penderita Post CVA Infark Kemampuan keluarga dalam

memodifikasi lingkungan

Keluarga mampu memodifikasi lingkungan dimana kondisi rumah bersih, tempat sampah setiap hari di buang dan pencahayaan sinar matahari cukup.

Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan

Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan, bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas

Fungsi religious Penderita mengatakan sholat dan menjalankan ibadah dengan semestinya meskipun harus sholat dengan cara duduk.

Fungsi rekreasi Keluarga menjalankan fungsi rekreasinya dengan bercocok tanam dirumah.

Fungsi reproduksi Ny. H memiliki 1 anak, yaitu Perempuan.

Fungsi afeksi Penderita mengatakan komunikasi dengan anggota keluarga berjalan dengan baik.

3.1.6 Stress dan koping keluarga

Tabel 3.8 Stress dan koping keluarga

Stress dan koping keluarga Klien 1 Stressor jangka pendek dan

panjang

Stressor jangka pendek klien mengatakan berharap penyakitnya cepat sembuh

Stressor jangka panjang klien mengatakan bagaimana pemulihan anggota geraknya.

Strategi koping yang digunakan Penderita mengatakan bahwa keluarga tidak pernah melakukan hal-hal yang menyimpang dalam mengatasi masalah, seperti menyeleseikan masalah menggunakan kekerasan.

Strategi adaptasi disfungsional Penderita mengatakan menginginkan musyawarah dalam menghadapi permasalahan keluarganya

3.1.7 Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga

Tabel 3.9 Pemeriksaan kesehatan tiap individu anggota keluarga

Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga

Tn. S Ny. H (KLIEN) An. S

Keadaan Umum

Keadaan umum

Cukup Lemah Cukup

Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis

GCS 4,5,6 4,5,6 4,5,6

BB 52 kg 48 kg 70 kg

TB 164 cm 158 cm 160cm

Tanda Tanda Vital

TD 120/90 mmHg 140/90 mmHg 110/80 mmHg

Nadi 80x/menit 90x/menit 89x/menit

Suhu 36,5°C 37°C 36,5°C

RR 20x/menit 22/menit 20x/menit

Pemeriksaan kepala dan leher

Kepala Inpeksi 1. Bentuk kepala: bulat simetris 2. Kulit kepala cukup bersih tidak

ada ketombe

3. Warna rambut: ber-uban 4. Penyebaran rambut: tidak merata 5. Rambut tidak berbau

1. Bentuk kepala: bulat simetris 2. Kulit kepala cukup bersih

tidak ada ketombe 3. Warna rambut: ber-uruban 4. Penyebaran rambut:merata 5. Rambut tidak berbau

1. Bentuk kepala: bulat simetris

2. Kulit kepala cukup bersih tidak ada ketombe

3. Warna rambut: hitam 4. Penyebaran

rambut:merata 5. Rambut tidak berbau Palpasi Tidak ada benjolan dan tidak ada

hematoma

Tidak ada benjolan dan tidak ada hematoma

Tidak ada benjolan dan tidak ada hematoma Mata Inpeksi 1. Mata lengkap, simetris

2. Konjungtiva tidak anemis 3. Sclera tidak ikterik

1. Mata lengkap, simetris 2. Konjungtiva tidak anemis 3. Sclera tidak ikterik

1. Mata lengkap, simetris

4. Tidak ada peradangan konjungtiva

5. Pupil reflek terhadap cahaya baik, besarnya sama dan bulat (Isokor)

6. Kornea dan iris: tidak ada peradangan

7. Gerakan bola mata normal 8. Palpebral: normal, tidak ada

peradangan

4. Tidak ada peradangan konjungtiva

5. Pupil reflek terhadap cahaya baik, besarnya sama dan bulat (Isokor)

6. Kornea dan iris: tidak ada peradangan

7. Gerakan bola mata normal 8. Palpebral: normal, tidak ada

peradangan

2. Konjungtiva tidak anemis

3. Sclera tidak ikterik

4. Tidak ada

peradangan konjungtiva

5. Pupil reflek terhadap cahaya baik, besarnya sama dan bulat (Isokor) 6. Kornea dan iris: tidak

ada peradangan 7. Gerakan bola mata

normal

8. Palpebral: normal, tidak ada peradangan Palpasi 1. Tidak ada edema

2. Tidak ada peradangan/lesi 3. Tidak ada benjolan

4. Tidak ada tekanan bola mata

1. Tidak ada edema

2. Tidak ada peradangan/lesi 3. Tidak ada benjolan

4. Tidak ada tekanan bola mata

1. Tidak ada edema

2. Tidak ada

peradangan/lesi 3. Tidak ada benjolan 4. Tidak ada tekanan

bola mata

Hidung 1. Tulang hidung dan posisi septum

nasi: tidak ada pembengkakan 2. Lubang hidung: tidak ada sekret,

tidak ada sumbatan

3. Selaput lendir: lembab, tidak ada perdarahan

1. Tulang hidung dan posisi septum nasi: tidak ada pembengkakan

2. Lubang hidung: tidak ada sekret, tidak ada sumbatan 3. Selaput lendir: lembab, tidak

ada perdarahan

1. Tulang hidung dan posisi septum nasi:

tidak ada

pembengkakan 2. Lubang hidung: tidak

ada sekret, tidak ada sumbatan

3. Selaput lendir:

lembab, tidak ada perdarahan

Telinga Inpeksi 1. Bentuk: simetris 2. Ukuran: sedang

3. Lubang telinga: tidak ada serumen, tidak ada perdarahan 4. Membran telinga: utuh

1. Bentuk: simetris 2. Ukuran: sedang

3. Lubang telinga: tidak ada serumen, tidak ada perdarahan 4. Membran telinga: utuh

1. Bentuk: simetris 2. Ukuran: sedang 3. Lubang telinga: tidak

ada serumen, tidak ada perdarahan 4. Membran telinga:

utuh

Palpasi Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan

Mulut dan faring

1. Bibir: tidak ada cyanosis, tidak ada labioskizis

2. Membrane mukosa: lembab 3. Gusi normal, ada karies gigi 4. Warna lidah: merah mudah dan

merata 5. Napas: berbau

1. Bibir: tidak ada cyanosis, tidak ada labioskizis

2. Membrane mukosa: lembab 3. Gusi normal, ada karies gigi 4. Warna lidah: merah mudah

dan merata 5. Napas: berbau

1. Bibir: tidak ada cyanosis, tidak ada labioskizis

2. Membrane mukosa:

lembab

3. Gusi normal, ada karies gigi

4. Warna lidah: merah mudah dan merata 5. Napas: berbau Leher Inspeksi Posisi trakea: simetris Posisi trakea: simetris Posisi trakea: simetris

Palpasi 1. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

2. Tidak ada bendungan/distensi vena jugularis

3. Denyut nadi carotis teraba

1. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

2. Tidak ada bendungan/distensi vena jugularis

3. Denyut nadi carotis teraba

1. Tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid

2. Tidak ada

bendungan/distensi vena jugularis

3. Denyut nadi carotis teraba

Paru-paru Inspeksi 1. Bentuk thorak: normal chest 2. Frekuensi napas: teratur 22

x/mnt

3. irama reguler, tidak ada tanda kesulitan bernafas.

1. Bentuk thorak: normal chest 2. Frekuensi napas: teratur 22

x/mnt

3. irama reguler, tidak ada tanda kesulitan bernafas.

1. Bentuk thorak:

normal chest

2. Frekuensi napas:

teratur 22 x/mnt 3. irama reguler, tidak

ada tanda kesulitan bernafas.

Palpasi Getaran suara (vocal/stem fremitus) kanan dan kiri sama

Getaran suara (vocal/stem fremitus) kanan dan kiri sama

Getaran suara

(vocal/stem fremitus) kanan dan kiri sama Perkusi Suara paru resonan (sonor) Suara paru resonan (sonor) Suara paru resonan

(sonor) Auskultasi 1. suara napas vesikuler

2. intensitas dan kualitas suara kanan dan kiri sama

3. wheezing - - - - - - 4. ronchi

- - - - - -

1. suara napas vesikuler

2. intensitas dan kualitas suara kanan dan kiri sama

3. wheezing - - - - - - 4. ronchi

- - - - - -

1. suara napas vesikuler 2. intensitas dan kualitas suara kanan dan kiri sama

3. wheezing - - - - - - 4. ronchi

- - - - - - Jantung Inspeksi 1. Precordium: tidak ada pulsasi 1. Precordium: tidak ada pulsasi 1. Precordium: tidak ada

pulsasi

2. Ictus cordis: berada pada ICS V pada linea midklavikula sebelah kiri

2. Ictus cordis: berada pada ICS V pada linea midklavikula sebelah kiri

2. Ictus cordis: berada pada ICS V pada linea midklavikula sebelah kiri

Palpasi Precordium: tidak ada pulsasi Precordium: tidak ada pulsasi Precordium: tidak ada pulsasi

Perkusi 1. Batas-batas jantung: tidak ada pembesaran jantung

Kanan atas: ICS II Linea Para Sternalis Dextra

Kanan bawah: ICS IV Linea Para Sternalis Dextra

Kiri atas: ICS II Linea Para Sternalis Sinistra

Kiri kanan: ICS IV Linea Media Clavicularis Sinistra

2. Bunyi jantung dulnes

1. Batas-batas jantung: tidak ada pembesaran jantung

Kanan atas: ICS II Linea Para Sternalis Dextra

Kanan bawah: ICS IV Linea Para Sternalis Dextra

Kiri atas: ICS II Linea Para Sternalis Sinistra

Kiri kanan: ICS IV Linea Media Clavicularis Sinistra 2. Bunyi jantung dulnes

1. Batas-batas jantung:

tidak ada pembesaran jantung

Kanan atas: ICS II Linea Para Sternalis Dextra

Kanan bawah: ICS IV Linea Para Sternalis Dextra

Kiri atas: ICS II Linea Para Sternalis Sinistra Kiri kanan: ICS IV

Linea Media

Clavicularis Sinistra 2. Bunyi jantung dulnes Auskultasi

Payudara Inspeksi Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji

Palpasi Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji

Abdomen Inspeksi 1. Bentuk abdomen: simetris, datar 2. Tidak ada bayangan pembuluh

darah vena di kulit abdomen

1. Bentuk abdomen: simetris, datar

1. Bentuk abdomen:

simetris, datar

3. Tidak ada pembesaran abdomen 2. Tidak ada bayangan pembuluh darah vena di kulit abdomen

3. Tidak ada pembesaran abdomen

2. Tidak ada bayangan pembuluh darah vena di kulit abdomen

3. Tidak ada

pembesaran abdomen Palpasi 1. Ada nyeri tekan

2. Tidak ada benjolan/massa 3. Tidak ada tanda-tanda acites 4. Hepar: tidak teraba tidak ada

nyeri tekan, tidak ada pembesaran

5. Lien dan tidak ada nyeri tekan

1. Tidak ada nyeri tekan 2. Tidak ada benjolan/massa 3. Tidak ada tanda-tanda acites 4. Hepar: tidak teraba tidak ada

nyeri tekan, tidak ada pembesaran

5. Lien dan tidak ada nyeri tekan

1. Tidak ada nyeri tekan

2. Tidak ada

benjolan/massa 3. Tidak ada tanda-

tanda acites

4. Hepar: tidak teraba tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran

5. Lien dan tidak ada nyeri tekan

Perkusi 1. Bunyi abdomen: tympani 2. Tidak ada acites

1. Bunyi abdomen: tympani 2. Tidak ada acites

1. Bunyi abdomen:

tympani 2. Tidak ada acites Auskultasi Peristaltik usus 10 x/mnt Peristaltik usus 16 x/mnt Peristaltik usus 10 x/mnt Ekstremitas Inspeksi 1. Struktur dan bentuk tulang:

simetris, tidak ada kelainan 2. Klien tampak memegangi perut

bagian kiri dan

mempertahankan posisinya

1. Struktur dan bentuk tulang:

simetris, tidak ada kelainan 2. Klien tampak memegangi

perut bagian kiri dan mempertahankan posisinya

1. Struktur dan bentuk tulang: simetris, tidak ada kelainan 2. Klien tampak

memegangi perut bagian kiri dan mempertahankan posisinya

Palpasi 1. Tidak ada piting edema - - - - 2. Akral hangat 3. Kekuatan otot

5 5 5 5

1. Tidak ada piting edema - - - - 2. Akral hangat 3. Kekuatan otot

2 5 2 5

1. Tidak ada piting edema

- - - - 2. Akral hangat 3. Kekuatan otot

5 5 5 5 Perkusi 1. Fungsi motorik baik

2. Fungsi sensorik baik 3. Refleks fisiologis

Trisep (+) Bisep (+) Patella (+) 4. Refleks psikologis

Babinski (-) Gordon (-)

1. Fungsi motorik baik 2. Fungsi sensorik baik 3. Refleks fisiologis

Trisep (+) Bisep (+) Patella (+) 4. Refleks psikologis

Babinski (-) Gordon (-)

1. Fungsi motorik baik 2. Fungsi sensorik baik 3. Refleks fisiologis

Trisep (+) Bisep (+) Patella (+) 4. Refleks psikologis

Babinski (-) Gordon (-)

Genetalia Inspeksi Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji

Palpasi Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji

Neurologis Nervous I (Olfaktori)

Baik, klien mampu membadakan kopi dan teh

Baik, klien mampu membadakan kopi dan teh

Baik, klien mampu membadakan kopi dan teh

Nervous II (Optic)

Jarak pandang normal Jarak pandang normal Jarak pandang normal Nervous III

(Occulomotor)

Pergerakan mata simetris, reflek pupil terhadap cahaya baik/isokor

Pergerakan mata simetris, reflek pupil terhadap cahaya baik/isokor

Pergerakan mata simetris, reflek pupil terhadap cahaya baik/isokor

Nervous IV (Trochlear)

Klien mampu memutar bola mata Klien mampu memutar bola mata Klien mampu memutar bola mata

Nervous V (Trigeminal)

Klien mampu membuka mulut, klien mampu mengunyah

Klien mampu membuka mulut, klien mampu mengunyah

Klien mampu membuka mulut, klien mampu mengunyah

Nervous VI (Abducens)

Klien mampu melirik kanan kiri atas bawah, klien mampu mengedipkan matanya

Klien mampu melirik kanan kiri atas bawah, klien mampu mengedipkan matanya

Klien mampu melirik kanan kiri atas bawah,

klien mampu

mengedipkan matanya Nervous VII

(Facial)

Klien mampu tersnyum,

mengerutkan dahi,

menggembungkan pipi, klien mampu membedakan rasa manis (gula), garam (asin)

Klien mampu tersnyum,

mengerutkan dahi,

menggembungkan pipi, klien mampu membedakan rasa manis (gula), garam (asin)

Klien mampu tersnyum, mengerutkan dahi, menggembungkan pipi,

klien mampu

membedakan rasa manis (gula), garam (asin) Nervous VIII

(Auditory)

Pendengaran baik Pendengaran baik Pendengaran baik

Nervous IX (Glasso- pharyngeal)

Tidak ada kesulitan menelan, klien mampu batuk

Tidak ada kesulitan menelan, klien mampu batuk

Tidak ada kesulitan menelan, klien mampu batuk

Nervous X (Vagus)

Tidak ada perubahan suara Tidak ada perubahan suara Tidak ada perubahan suara

Nervous XI (Spinal accessory)

Klien dapat menggerakkan leher dengan baik, tidak ada kekauan leher

Klien dapat menggerakkan leher dengan baik, tidak ada kekauan leher

Klien dapat

menggerakkan leher dengan baik, tidak ada kekauan leher

Nervous XII (Hyplogosall)

Klien mampu menjulurkan lidahnya dan mengerakkan lidahnya ke kanan, ke kiri

Klien mampu menjulurkan lidahnya dan mengerakkan lidahnya ke kanan, ke kiri

Klien mampu

menjulurkan lidahnya dan mengerakkan lidahnya ke kanan, ke kiri Tanda-tanda

rangsangan otak

Tidak ada tanda-tanda rangsangan otak, tidak ada kekakuan leher/kaku duduk, tidak ada kejang, pemeriksaan brudzinski (-)

Tidak ada tanda-tanda rangsangan otak, tidak ada kekakuan leher/kaku duduk, tidak ada kejang, pemeriksaan brudzinski (-

Tidak ada tanda-tanda rangsangan otak, tidak ada kekakuan leher/kaku duduk, tidak ada kejang,

) pemeriksaan brudzinski (-)

Tingkat kesadaran (GCS)

GCS 4,5,6 Composmentis

GCS 4,5,6 Composmentis

GCS 4,5,6 Composmentis

3.1.7 Harapan keluarga

Tabel 3.10 Harapan keluarga

Harapan keluarga Klien 1

Harapan keluarga Penderita mengatakan berharap dengan datangnya mahasiswa keperawatan kerumahnya dapat memulihkan anggota gerak yang kaku dan pendidikan kesehatan pada keluarga . Sehingga keluarga mampu memberikan perawatan yang benar kepada anggota keluarga yang sakit.

3.2 Analisa Data

Tabel 3.11 Analisa data keluarga Ny.H

Data Penunjang Etiologi Masalah

DS:

Penderita mengatakan susah untuk melalukan kegiatan sehari-hari DO:

1. Keadaan umum lemah 2. Kesadaran

composmentis 3. Wajah grimace 4. TTV :

a. TD : 140/90 mmhg b. S : 37oC

c. N : 90x/menit d. RR : 22x/menit 5. Kekuatan otot

2 5 2 5

Tekanan darah naik dan gaya hidup tidak sehat

Penumpukan lemak

Trombus

Pembuluh darah terhambat

Trombus Cerebral

Emboli

Infark jaringan otak

Kerusakan sistem motorik

Gangguan Mobilitas fisik

Gangguan Mobilitas Fisik

Data Penunjang Etiologi Masalah DS:

Penderita mengatakan selalu terjatuh saat mandi karena kakinya susah digerakkan DO:

1. Keadaan umum lemah 2. Kesadaran

composmentis 3. Wajah grimace 4. TTV :

a. TD : 140/90 mmhg b. S : 37oC

c. N : 90x/menit d. RR : 22x/menit 5. Kekuatan otot

2 5 2 5

Tekanan darah naik

Trombus

Penyumbatan pembuluh darah

Suplai O2 ke otak menurun

Iskemik jaringan pada otak

Kerusakan pusat gerak

Resiko Jatuh

Resiko Jatuh

3.3 Skoring Masalah:

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga yang sakit.

Tabel 3.12 Skoring keluarga Ny.H

No Kriteria Skor Bobot Perhitungan Alasan/pembahasan 1 Sifat masalah

Skala:

1) Aktual 2) Resiko 3) Keadaan

sejahtera/diagnosis sehat

3 2 1

2 3/3x2=2 Resiko:

Penderita mengatakan susah menggerakkan anggota gerak bagian kanan.

2 5 2 5

2 Kemungkinan masalah dapat diubah

Skala :

1) Mudah 2) Sebagian 3) Tidak dapat

2 1 0

1 1/2x1=1 Sebagian:

Penderita dan kelurga mengatakan agar diberikan pemahaman tentang rehabilitasi awal bagi penderita.

3 Potensi masalah untuk dicegah

Skala:

1) Tinggi 2) Cukup 3) Rendah

3 2 1

2 2/3x2=1 Cukup:

Kaku pada

ekstermitas bagian kanan akan tidak kaku lagi apabila dilakukan rehabilitasi awal yang tepat.

4 Menonjolnya masalah Skala:

1) Masalah dirasakan dan harus segera ditangani

2) Ada masalah, tapi tidak perlu ditangani

3) Masalah tidak dirasakan

2

1

0

2 2/2x2=2 Masalah dirasakan dan harus segera ditangani:

Penderita berharap bisa menjalani aktivitas sehari-hari seperti biasa.

Jumlah skor 6

Masalah: Resiko Cedera berhubungan dengan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

Tabel 3.13 Skoring keluarga Ny. H

No Kriteria Skor Bobot perhitungan Alasan/pembahasan 1 Sifat masalah

Skala:

1) Aktual 2) Resiko 3) Keadaan

sejahtera/diagnosis sehat

3 2 1

2 2/3x2=2 Resiko :

Keluarga tidak mengetahuitahapan rehabilitasi awal pada penderita

2 Kemungkinan masalah dapat diubah

Skala :

1) Mudah 2) Sebagian 3) Tidak dapat

2 1 0

2 2/2x2=2 Sebagian :

Dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya rehabilitasi awal pada penderita post CVA.

3 Potensi masalah untuk dicegah

Skala:

1) Tinggi 2) Cukup 3) Rendah

3 2 1

1 2/3x1=0,67 Tinggi:

Masalah pengetahuan tentang pencegahan resiko cedera pada penderita post CVA dapat diatasi dengan mempelajari apa itu rehabilitasi awal dan tahapan rehabilitasi.

4 Menonjolnya masalah Skala:

1) Masalah

dirasakan dan harus segera ditangani 2) Ada masalah, tapi

tidak perlu ditangani

3) Masalah tidak dirasakan

2

1

0

0 0/2x1=0 Masalah tidak

dirasakan :

Keluarga mengetahui bahwa penderita mengalami Post CVA , tetapi tidak merasakan masalah keperawatan tersebut.

Jumlah skor 4,67

Tabel 3.14 daftar diagnosa keperawatan keluarga Ny.H

No Tanggal Diagnosa Keperawatan Tanggal

teratasi

TT 1 20-02-2021 Gangguan mobilitas fisik berhubungan

dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga yang sakit.

22-02-2021

2 20-02-2021 Resiko cedera berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

22-02-2021

Dalam dokumen KESEHATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO 2021 (Halaman 57-93)

Dokumen terkait