• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS SISWA DI SMPN 7 MUARO JAMBI

N/A
N/A
Herdiansah18

Academic year: 2024

Membagikan "LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS SISWA DI SMPN 7 MUARO JAMBI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS SISWA

DI SMPN 7 MUARO JAMBI

Dalilah Fitri N.R,¹ Arya Ramadhan², Fellicia Ayu Sekonda³, Lita Amelia ,⁴ Yelna Surlita , Yeni Juwita⁵ ⁶

Program Studi Bimbingan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi

Email: dalilahfitrinoviarizky@gmail.com ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perilaku membolos siswa di SMPN 7 Muaro Jambi. Sehingga perlu dilakukan layanan bimbingan dan konseling untuk mengatasi perilaku membolos siswa. Subjek penelitian ini adalah dua orang guru bimbingan dan konseling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini yaitu penyebab- penyebab siswa melakukan perilaku membolos serta layanan bimbingan dan konseling yang diterapkan oleh konselor seperti layanan bimbingan dan konseling individu atau kelompok. Guru bimbingan dan konseling sangat berperan dalam mengatasi perilaku membolos siswa serta seluruh pihak-pihak sekolah juga mempengaruhi dalam mengatasi perilaku membolos siswa.

Kata Kunci: Bimbingan dan Konseling, Perilaku Membolos, Siswa.

ABSTRACT

This research was motivated by the skipping behavior of students at SMPN 7 Muaro Jambi. So it is necessary to carry out guidance and counseling services to overcome students' skipping behavior. The subjects of this study were two guidance and counseling teachers. Data collection techniques are carried out by means of observation, interviews and documentation. The results of this study are the causes of students carrying out skipping behavior as well as guidance and counseling services applied by counselors such as individual guidance and counseling services or group. Guidance and counseling teachers are very instrumental in overcoming student skipping behavior and all school parties also influence in overcoming student skipping behavior.

Keywords: Guidance and Counseling, Skipping Behavior, Students.

(2)

PENDAHULUAN

Sekolah adalah dari satu kesatuan Pendidikan, di sekolah tempatnya dalam proses belajar mengajar. Salah satu proses perkembangan seorang anak dilakukan di sekolah. Pendidikan dapat menjadi bagian yang terpenting dalam masyarakat untuk mengantar setiap individu untuk mencapai sesuatu target keinginan serta sekaligus untuk menjadikan individu sebagai makhluk yang paling mulia dan sangat mempengaaruhi kehidupan manusia. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional). Hal ini juga dikemukakan oleh Mikarsa (2004:2) dalam Ach.

Zayul & Harwanti (2019) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya memanusiakan

manusia muda ketaraf insani harus diwujudkan dalam seluruh proses atau upaya pendidikan.

Tetapi dengan tidak merasa nyamannya seorang anak di sekolah, tidak dapat meyesuaikan diri di

sekolah, akhirnya dapat

menyebabkan perubahan perilaku anak sehari-hari. Salah satu perubahan perilaku tersebut yang terjadi di sekolah yaitu perilaku membolos siswa. Menurut Surya (2001) dalam Ravidah Aziz (2020) membolos adalah bentuk perilaku meninggalkan aktivitas yang seharusnya dilakukan dalam waktu tertentu dan tugas tertentu tanpa pemberitahuan yang jelas. Dan dijelaskan oleh Gunarsa (2006) dalam Ravidah Aziz (2020) membolos merupakan pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah.

Pravitasari (2012) dalam Siti Qomaria, dkk (2022) menjelaskan bahwa Faktor penyebab terjadinya perilaku membolos di sekolah pada siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: faktor sekolah, faktor personal, dan faktor keluarga. Dari

(3)

ketiga faktor tersebut, faktor personal dan faktor keluarga akan dikaji lebih dalam berkaitan dengan perilaku membolos siswa. Perilaku membolos bukan merupakan hal yang baru lagi bagi banyak pelajar, setidaknya mereka yang pernah menjalani pendidikan, sebab perilaku membolos sudah ada sejak dulu.

Tidak hanya di kota-kota besar saja siswa yang terlihat sering membolos, bahkan di daerah-daerah lain juga perilaku membolos sudah menjadi kegemaran bagi peserta didik.

Saat ini masih banyak siswa pada saat jam pelajaran mereka membolos sekolah. Hal tersebut terdapat di SMPN 7 Muaro Jambi, pada saat penulis melakukan observasi dan penelitian. Siswa di sekolah tersebut masih banyak berperilaku membolos. Siswa sengaja tidak masuk pada jam pelajaran, siswa membolos pergi ke kantin, terkadang berpura-pura sakit sehingga pergi ke ruangan UKS hanya untuk tidak mengikuti jam pelajaran. Bahkan ada yang tidak masuk sama sekali dari pagi hingga pulang sekolah dan pergi membolos ke tempat-tempat tertentu yang sudah

menjadi tempat tongkrongan siswa.

Hal ini dapat merugikan siswa itu sendiri karena tertinggal materi pelajaran yang telah dilewatkan. Jika hal ini dibiarkan begitu saja, dikhawatirkan akan mempengaruhi banyak siswa yang lainnya. Sehingga

akan mengganggu proses

pembelajaran di Sekolah. Sangat diperlukan bantuan dari konselor sekolah atau guru bimbingan dan konseling untuk mengatasi tingkah laku membolos tersebut. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut.

METODE

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara komprehensif tentang cara mengatasi perilaku membolos siswa di SMPN 7 Muaro Jambi. Dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah untuk diamati oleh peneliti ditempat penelitian (Sugiono, 2016 dalam Umira Rizkilia, 2020). Metode deskriptif adalah metode dalam penelitian suatu

(4)

kondisi atau pemikiran disuatu peristiwa pada masa sekarang ini yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Yatim Riyanto, 1996 dalam Umira Rizkilia, 2020). Dari pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analisis yang melibatkan orang-orang untuk diwawancarai lalu hasil wawancara akan analisis secara rinci dan detail.

Adapun jenis penelitian kualitatif yang dimaksud disini adalah penelitian yang bermaksud mendeskripsikan proses pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling untuk siswa di SMPN 7 Muaro Jambi. Dalam penelitian ini peneliti berusaha memperoleh data yang sesuai dengan gambaran, keadaan, realita yang akan diteliti.

Sehingga data yang diperoleh penulis dapat dideskripsikan secara rasional dan obyektif sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan.

Penelitian dilakukan di SMPN 7 Muaro Jambi, dengan subjek penelitian yaitu dua orang guru bimbingan dan konseling. Instrumen penelitian dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan dari hasil observasi dan penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis di SMPN 7 Muaro Jambi. Terdapat banyak siswa yang masih melakukan perilaku membolos. Salah satu siswa yang sudah di wawancarai oleh penulis yaitu berinisial FB dari kelas VII-C.

FB merupakan salah satu siswa yang suka membolos, hal tersebut yang diungkapkan oleh FB bahwa terkadang tidak suka dengan mata pelajaran ataupun dengan guru yang mengajar. Sehingga membuat FB menjadi berperilaku membolos.

Berbagai alasan FB supaya tidak masuk dalam jam pelajaran, terkadang FB berpura-pura sakit, sehingga FB dibawa ke dalam ruangan UKS sekolah. Dengan demikian, FB tidak masuk dalam jam pelajaran tersebut. FB juga sering pergi ke kantin belakang sekolah,

(5)

Ketika FB merasa malas untuk mengikuti jam pelajaran tertentu.

Selain itu, terkadang FB memang sengaja tidak masuk dari pagi hingga pulang sekolah. FB Bersama temannya pergi membolos ke tempat tertentu yang biasa dijadikan tempat tongkrongan.

Jika hal ini dibiarkan begitu saja, dikhawatirkan akan mempengaruhi siswa yang lainnya.

Dengan adanya saling ajak mengajak antara siswa tersebut untuk melakukan membolos, sehingga teman yang lainnya tertarik dengan ajakan perilaku membolos tersebut.

Bukan hanya itu, dengan adanya perilaku membolos siswa ini akan mengganggu proses belajar mengajar di sekolah. Dalam hal ini, sangat diperlukan bantuan dari konselor atau guru bimbingan dan konseling untuk mengatasi perilaku membolos siswa yang ada di sekolah. Upaya yang dapat dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dengan menerapkan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa yang sering melakukan perilaku membolos tersebut.

Melalui pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi perilaku membolos siswa. Sehingga siswa yang sering berperilaku membolos dapat untuk berubah dengan adanya kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang sudah dilakukan.

Kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan tidak bisa dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan berkali-kali oleh konselor.

Dengan layanan bimbingan dan konseling konselor berupaya membantu siswa yang suka membolos untuk mengatasi masalah siswa dan memperbaiki perilaku menyimpang seperti perilaku membolos siswa tersebut. Dengan demikian, membuat siswa untuk bisa berubah dari perilaku yang kurang baik menjadi perilaku yang lebih baik terutama di lingkungan sekolah.

Dari berbagai macam banyaknya layanan bimbingan dan konseling, yang biasa digunakan oleh konselor dalam mengatasi perilaku membolos siswa ini yaitu layanan bimbingan dan konseling individual dan kelompok. Menurut Prayitno

(6)

(2004) dalam Abdul Muhid (2021) konseling individu adalah suatu layanan konsleing yang dilakukan oleh konselor dan klien dengan cara tatap muka dan dilakukan untuk membahas masalah yang sedang dihadapi oleh klien. Sedangkan Bimbingan kelompok merupakan kegiatan terapeutik yang dilakukan dalam situasi kelompok untuk membantu menyelesaikan masalah individu yang bersifat rahasia. Dalam pelaksanaannya, peserta didik atau konseli dibantu oleh konselor untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, menemukan alternative

pemecahan masalah dan

pengambilan keputusan terbaik serta mewujudkan keputusannya dengan penuh tanggung jawab (Anniez Rachmawati, 2021:15-16). Dalam kelompok ini semua peserta bebas

mengeluarkan pendapat,

menanggapi, memberi saran dan lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk semua peserta lainnya (Musafiroh, 2015).

Dengan adanya layanan bimbingan dan konseling individual

dan kolompok yang dilakukan oleh konselor dalam mengatasi masalah perilaku membolos siswa. Konselor harus mengetahui terlebih dahulu faktor-faktor penyebab mengapa siswa sering melakukan bolos sekolah. Hal ini di saat penulis melakukan wawancara dengan salah satu guru bimbingan dan konseling di SMPN 7 Muaro Jambi mengatakan bahwa biasanya sering di jumpai siswa yang berperilaku membolos, siswa membolos dengan alasan karena tidak suka dengan pelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar di kelas. Tidak suka dengan guru merupakan salah satu alasan dari siswa yang berperilaku membolos, karena malas untuk mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran sehingga siswa memilih untuk bolos ke kantin belakang sekolah maupun ke ruangan UKS.

Selain itu, masalah keluarga atau rokok dan lainnya juga menjadi penyebab siswa yang suka berperilaku membolos.

Dalam mengatasi siswa yang berperilaku membolos ini, Ketika siswa ketahuan bolos sekolah. Maka

(7)

siswa tersebut tidak langsung ditangani oleh guru bimbingan dan konseling. Melainkan diserahkan kepada guru mata pelajaran maupun kepada wali kelas. Setelah itu baru diserahkan kepada guru bimbingan dan konseling, sehingga dilakukan layanan bimbingan dan konseling individu dan kelompok. Jika siswa masih melakukan bolos sekolah ketika sudah diberikan layanan bimbingan dan konseling oleh konselor kepada siswa membolos tersebut. Maka Langkah selanjutnya yaitu siswa akan dilaporkan kepada orang tua siswa, diberikan peringatan dan membuat perjanjian tertulis tidak untuk mengulangi bolos sekolah.

Dengan dilakukan layanan bimbingan dan konseling oleh konselor terhadap perilaku membolos siswa. Ada siswa yang bisa berubah setelah diberilakan layanan konseling, tidak melakukan bolos sekolah lagi, tetapi masih ada juga tetap melakukan bolos sekolah.

Semuanya tergantung kepada diri siswa tersebut serta ada juga pengaruh dari orang tua yang mendukung dalam kegiatan layanan

bimbingan dan konseling yang diberikan oleh konselor.

Dalam mengatasi perilaku membolos sekolah ini, yang berperan penting di sekolah memang dari guru bimbingan dan konseling. Tetapi dari pihak sekolah seperti guru mata pelajaran, wali kelas dan wakil-wakil kesiswaan dan seluruh pihak yang ada di sekolah sampai kepada orang tua siswa juga mempengaruhi dalam mengatasi perilaku membolos siswa ini. Jika semua kerjasamanya berjalan dengan baik, maka layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada perilaku membolos siswa dapat berjalan secara efektif dan baik. Dengan demikian, dapat mengatasi masalah perilaku membolos siswa ini.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa berbagai macam alasan siswa yang berperilaku membolos. Dari siswa yang tidak suka dengan mata pelajaran, tidak menyukai guru, tidak mengumpulkan tugas sampai dengan masalah keluarga menjadi penyabab perilaku membolos siswa. Hal ini, dengan kegiatan layanan bimbingan

(8)

dan konseling yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor sangat diperlukan untuk mengatasi perilaku membolos siswa.

Biasa yang digunakan oleh konselor yaitu layanan bimbingan dan konseling individu dan kelompok.

Efektif atau tidaknya dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling ini tergantung kerjasama antara seluruh pihak yang ada di sekolah sampai dengan orang tua siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Ravidah. 2020. “Mengatasi Perilaku Membolos Siswa melalui Konseling Individual

dengan Menggunakan

Pendekatan Behavioral”.

Journal Home Page. Vol. 1, No. 2, Hal. 38.

Muhid, Abdul. 2021. “Efektifitas Layanan Konseling Individu dengan Teknik Behavior Contract untuk Mengatasi Perilaku Membolos Siswa”.

Jurnal Bikotetik. Vol. 5, No. 1, Hal. 18.

Qomaria, Siti. 2022. “Pemberian Layanan Informasi untuk

Mengurangi Perilaku

Membolos pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Maumere”.

Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha. Vol. 14, No.1, Hal.

88.

Rachmawati, Anniez. 2021.

Implementasi Pelayanan

Bimbingan Konseling dalam Panduan Kemendikbud 2016.

Malang: Ahli Media Press.

Rizkilia, Umira. 2020. Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling untuk Mengatasi Perilaku Membolos Siswa di SMPN 6 Banda Aceh. Skripsi.

Universitas Islam Negeri Ar- Raniry Darussalam. Banda Aceh.

Zayul, Ach & Harwanti. 2019.

“Mengatasi Perilaku

Membolos Melalui Konseling Individual Menggunakan Pendekatan Behavior dengan Teknik Self Management pada Siswa Kelas X SMAN 1 Tagaldlimo”. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan dan social.

Vol. 8, No. 2, Hal. 135.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan Pengelolaan layanan bimbingan dan konseling di SMPN 1 Pulokulon Kabupaten Grobogan, yang meliputi

Pulokulon 171.. Pengelolaan layanan bimbingan konseling di SMPN 1 Pulokulon Kabupaten Grobogan. Tesis program studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana

Peranan komunikasi antarpribadi guru Bimbingan Konseling (BK) terhadap ketaatan siswa kelas VIII SMPN 19 Bandar Lampung, terlihat dari upaya guru bimbingan dan konseling

Skripsi berjudul Upaya Guru Bimbingan Dan Konseling SMK Berdikari Jember Dalam Mengatasi Siswa Yang Membolos telah diuji dan disahkan oleh Fakultas Ilmu Sosial

f. Guru bimbingan konseling menayangkan media slide Power Point mengenai bullying. Peserta didik mengamati slide Power Point dari guru bimbingan konseling. Guru binbingan

Upaya guru Bimbingan dan Konseling (BK) agar dapat membantu menangani siswa sehingga terhindar dari konflik yang berkepanjangan dan juga rasa frustasi yang dapat menimbulkan

Hal ini tidak sesuai dengan informasi yang didapat dari guru bidang studi Bahasa Indonesia SMPN 16 Muaro Jambi mempunyai kemampuan kurang dalam menulis iklan

Kepala sekolah, guru PAI, Guru bimbingan dan konseling yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melaksanakan penelitian di SMPN 13 Malang.. Guru-guru