• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEARN ABOUT SINDROM CUSHING

N/A
N/A
AKIM WONG

Academic year: 2024

Membagikan "LEARN ABOUT SINDROM CUSHING"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

SINDROM CUSHING

Oleh

RISWANDA

DOSEN PEMBIMBING: SYAHBUDIN S.Sit .M.Kes

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI

2024

(2)

KATA PENGANTAR

Sebelumnya Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Semoga tulisan ini dapat memenuhi kewajiban penulis dalam memenuhi tugas mata kuliah yang telah diembankan.

Penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada yang telah membantu hingga terselesainya penulisan makalah ini, hanya Allah Tuhan Yang Maha Esa yang sanggup membalasnya.

Adapun harapan penulis, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi berbagai kalangan. Penulis menyadari bahwa makalah penulis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sigli, Februari 2024 Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Tujuan Penulisan...1

BAB II PEMBAHASAN...3

A. Definisi...3

B. Klasifikasi...4

C. Etiologi...4

D. Patofisiologi...5

E. Manifestasi Klinis...6

F. Pemeriksaan Diagnostik...6

G. Komplikasi...7

BAB III PENUTUP...9

A. Kesimpulan...9

B. Saran...9

DAFTAR PUSTAKA...10

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sindrom Cushing merupakan kelainan endokrin yang disebabkan oleh

peningkatan kadar hormon kortisol dalam tubuh secara kronis. Hal ini dapat disebabkan oleh penggunaan obat kortikosteroid dalam jangka panjang, tumor pada kelenjar pituitari (adenoma kortikotropik), atau tumor pada kelenjar adrenal.

Sindrom ini memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan dan kualitas hidup individu, termasuk risiko komplikasi seperti diabetes, osteoporosis, tekanan darah tinggi, gangguan mental, dan masalah lainnya. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang penyebab, gejala, diagnosis, dan pengelolaan Sindrom Cushing menjadi penting untuk penanganan yang efektif dan pencegahan komplikasi yang lebih lanjut (Malisa et al., 2022).

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum

Makalah ini disusun sebagai tugas yang diberikan dosen untuk memenuhi tugas mata kuliah.

2. Tujuan khusus

Diharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat:

a. Mengetahui pengertian Sindrom Cushing b. Mengetahui klasifikasi dari Sindrom Cushing c. Mengetahui penyebab terjadinya Sindrom Cushing

(5)

d. Mengetahui patofisiologi Sindrom Cushing e. Mengetahui tanda dan gejala Sindrom Cushing

f. Mengetahui pemeriksaan penunjang Sindrom Cushing g. Mengetahui komplikasi Sindrom Cushing

h. Mengetahui penatalaksanaan Sindrom Cushing

i. Mengetahui dan memahami focus askep Sindrom Cushing

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi

Sindrom Cushing adalah kelainan hormonal yang terjadi akibat peningkatan kadar hormon kortisol dalam tubuh secara kronis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penggunaan obat kortikosteroid dalam dosis tinggi, tumor pada kelenjar pituitari (Cushing's disease), atau tumor pada kelenjar adrenal yang memproduksi kortisol secara berlebihan. Gejala yang muncul meliputi peningkatan berat badan, perubahan pada kulit, tekanan darah tinggi, diabetes, dan gangguan mental. Diagnosis ditegakkan melalui tes darah, tes urine, serta pemeriksaan gambar seperti MRI atau CT scan. Penatalaksanaan tergantung pada penyebabnya dan bisa mencakup pengurangan dosis obat kortikosteroid, pengobatan untuk menekan produksi hormon, atau pembedahan untuk mengangkat tumor (Yasmara, 2021).

Sindrom Cushing adalah kelainan endokrin yang disebabkan oleh

peningkatan kadar hormon kortisol dalam tubuh secara kronis. Hal ini dapat disebabkan oleh tumor pada kelenjar pituitari, tumor pada kelenjar adrenal, atau penggunaan obat kortikosteroid dalam dosis tinggi dan jangka waktu yang lama. Gejalanya meliputi peningkatan berat badan, redistribusi lemak, tekanan darah tinggi, diabetes, dan gangguan mental (Hamid, 2019).

(7)

C. Klasifikasi

Klafisikasinya dapat berupa (Lubis, 2019);

1. Cushing's Disease

Terjadi akibat adanya tumor jinak pada kelenjar pituitari yang merangsang produksi berlebihan hormon adrenokortikotropik (ACTH), yang kemudian meningkatkan produksi kortisol oleh kelenjar adrenal.

2. Eksogen Cushing Syndrome

Disebabkan oleh penggunaan obat kortikosteroid dalam dosis tinggi dan jangka waktu yang lama untuk mengatasi berbagai kondisi medis, seperti asma, arthritis, atau penyakit autoimun.

3. Sindrom Cushing Ektopik

Terjadi ketika tumor di luar kelenjar pituitari (biasanya di paru- paru, tiroid, atau pankreas) menghasilkan ACTH secara berlebihan, merangsang kelenjar adrenal untuk memproduksi kortisol dalam jumlah yang berlebihan.

D. Etiologi

Etiologi Sindrom Cushing dapat bervariasi tergantung pada jenisnya (Cammu, 2016):

1. Cushing's Disease

Penyebab utamanya adalah adenoma (tumor jinak) pada kelenjar pituitari yang menghasilkan berlebihan hormon adrenokortikotropik

(8)

(ACTH), yang pada gilirannya merangsang kelenjar adrenal untuk memproduksi kortisol secara berlebihan.

2. Eksogen Cushing Syndrome

Penyebabnya adalah penggunaan obat kortikosteroid dalam dosis tinggi dan jangka waktu yang panjang untuk pengobatan kondisi medis tertentu seperti asma, arthritis, atau penyakit autoimun.

3. Sindrom Cushing Ektopik

Disebabkan oleh tumor di luar kelenjar pituitari (biasanya di paru- paru, tiroid, atau pankreas) yang menghasilkan ACTH secara berlebihan, yang kemudian merangsang kelenjar adrenal untuk memproduksi kortisol dalam jumlah yang berlebihan.

E. Patofisiologi

Patofisiologi Sindrom Cushing berkaitan erat dengan peningkatan kadar hormon kortisol dalam tubuh. Dalam kondisi normal, kortisol dihasilkan oleh kelenjar adrenal sebagai respons terhadap stimulasi hormon adrenokortikotropik (ACTH) dari kelenjar pituitari. Namun, dalam Sindrom Cushing, terjadi peningkatan produksi kortisol yang disebabkan oleh faktor- faktor seperti tumor pada kelenjar pituitari (Cushing's Disease), tumor pada kelenjar adrenal, atau penggunaan obat kortikosteroid dalam dosis tinggi dan jangka waktu yang lama. Peningkatan kadar kortisol dapat menyebabkan berbagai dampak patologis, termasuk gangguan metabolisme, perubahan pada

(9)

sistem kekebalan tubuh, peningkatan tekanan darah, redistribusi lemak tubuh, serta gangguan pada keseimbangan elektrolit (Corwin, 2018).

F. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis Sindrom Cushing meliputi peningkatan berat badan, khususnya pada bagian wajah, leher, dan dada yang menyebabkan munculnya moon face dan buffalo hump. Terjadi redistribusi lemak tubuh dengan penumpukan lemak di area perut dan punggung atas, sementara lengan dan kaki mungkin tampak kurus. Pasien sering mengalami hipertensi, gangguan metabolisme seperti diabetes dan osteoporosis, serta gangguan kulit seperti kulit tipis yang mudah memar dan rentan terhadap infeksi. Gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan tidur juga sering terjadi. Pada wanita, gangguan menstruasi juga dapat terjadi (Brunner dan Suddarth, 2017).

G. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik untuk Sindrom Cushing meliputi (Mary et al., 2014):

1. Tes Kadar Hormon

Tes darah untuk mengukur kadar hormon kortisol, ACTH, dan hormon lainnya seperti dehidroepiandrosteron (DHEA) untuk menilai fungsi kelenjar adrenal.

2. Uji Deksametason

Tes supresi deksametason dilakukan untuk memeriksa respons tubuh terhadap obat penekan produksi kortisol.

(10)

3. Uji Stimulasi

Tes stimulasi ACTH atau kortisol dilakukan untuk mengevaluasi respons kelenjar adrenal terhadap stimulasi hormon ACTH.

4. Pemeriksaan Citra

Pemeriksaan gambar seperti MRI atau CT scan digunakan untuk mendeteksi adanya tumor pada kelenjar pituitari atau kelenjar adrenal.

5. Tes Urin

Pengukuran kadar kortisol dalam urin selama periode waktu tertentu dapat membantu dalam diagnosis dan pemantauan Sindrom Cushing.

Pemeriksaan ini membantu dokter dalam mendiagnosis Sindrom Cushing dan menentukan penyebabnya untuk merencanakan penatalaksanaan yang tepat.

H. Komplikasi

Komplikasi Sindrom Cushing dapat mencakup risiko peningkatan tekanan darah yang berkelanjutan, meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti stroke dan serangan jantung. Selain itu, gangguan metabolisme seperti diabetes dan osteoporosis sering terjadi, menyebabkan kerentanan terhadap fraktur tulang. Perubahan pada sistem kekebalan tubuh juga dapat mengakibatkan rentan terhadap infeksi dan kesulitan dalam proses penyembuhan luka. Gangguan mental seperti depresi dan kecemasan juga dapat memengaruhi kualitas hidup pasien secara signifikan (Lemone, 2016).

(11)

I. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Sindrom Cushing bergantung pada penyebabnya.

Untuk Cushing's Disease, terapi utama adalah pengangkatan tumor pituitari melalui pembedahan transsfenoidal. Jika tidak memungkinkan atau tidak efektif, radioterapi atau pengobatan farmakologis seperti obat penghambat produksi kortisol atau inhibitor ACTH dapat dipertimbangkan. Pada Eksogen Cushing Syndrome, penurunan dosis atau penghentian obat kortikosteroid secara bertahap sesuai dengan petunjuk dokter diperlukan. Sedangkan pada Sindrom Cushing Ektopik, pengobatan bertujuan untuk mengatasi tumor penyebab seperti pembedahan, radioterapi, atau terapi obat untuk menghambat produksi hormon yang berlebihan. Pasien juga perlu mendapatkan pemantauan rutin untuk memantau kadar hormon dan mengelola komplikasi seperti hipertensi, diabetes, dan osteoporosis dengan terapi yang sesuai. Terapi tambahan bisa mencakup diet sehat, olahraga teratur, dan dukungan psikososial (Hawks, 2019).

(12)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Sindrom Cushing adalah kondisi endokrin kompleks dengan manifestasi klinis yang beragam. Diagnosis memerlukan serangkaian pemeriksaan seperti tes hormon dan gambar. Penatalaksanaannya tergantung pada penyebabnya, meliputi terapi bedah, farmakologis, dan manajemen komplikasi. Pemantauan rutin penting untuk pengelolaan jangka panjang.

B. Saran

Konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi dan manajemen Sindrom Cushing. Terapkan gaya hidup sehat dengan diet seimbang, olahraga teratur, dan pengelolaan stres untuk meningkatkan kesejahteraan.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. (2017). Perawatan Komunitas. Jakarta: EGC.

Cammu. (2016). Perawatan medikal Bedah. Gramedia: Jakarta.

Corwin. (2018). Buku Saku Patofisiologi (Edisi Tuju). Jakarta: EGC.

Hamid, A. (2019). Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Hawks, B. &. (2019). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen klinis untuk Hasil yang Diharapkan (8 ed.). Jakarta: Salemba Medika.

Lemone, B. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Lubis, N. L. (2019). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Malisa, N., Agustina, F., Wahyurianto, Y., Oktavianti, D. S., & Susilawati.

(2022). Keperawatan Medikal Bedah Jilid I. Jakarta: Mahakarya Citra Utama.

Mary, D., Jackson, D., & Keogh, J. (2014). Keperawatan Medikal bedah.

Yogyakarta: Rapha publishing.

Yasmara, D. (2021). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:

EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Gagal ginjal akut dapat terjadi pada semua tipe sindrom nefrotik, tetapi lebih jarang terjadi pada penderita dengan minimal change disease (MCD).. Hipertensi lebih sering terjadi

Sindrom gawat nafas neonatus atau penyakit membran hialin adalah keadaan yang sering terjadi pada bayi- bayi dengan berat lahir rendah.. Penyakit membran hialin disebabkan

Sindrom metabolik adalah kumpulan dari berbagai faktor risiko yang termasuk obesitas sentral, dislipidemia, hipertensi dan peningkatan glukosa darah puasa yang ditandai dengan

Sindrom metabolik adalah kumpulan faktor risiko penyakit kardiovaskular yang terjadi secara bersamaan pada seorang individu, antara lain: peningkatan glukosa darah

Sindrom nefrotik merupakan salah satu faktor risiko kejadian PGK yang sering terjadi Tujuan : Mengetahui karakteristik faktor risiko kejadian penyakit ginjal kronik pada sindrom

Sindrom kompartemen adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan dalam suatu kompartemen sehingga mengakibatkan penekanan terhadap saraf, pembuluh darah

Dapat disimpulkan bahwa compartment syndrome adalah sindrom yang disebabkan oleh peningkatan tekanan dari suatu edema progresif di dalam kompartemen osteofasial yang

Pada sindroma Cushing tidak tergantung ACTH, kadar ACTH serum rendah karena umpan balik negatif sebagai akibat dari peningkatan produksi kortisol oleh kelainan adrenal