1
Ring Of Fire Area: Langkah Indonesia untuk Menghadapi Potensi dan Tantangan dalam Pemanfaatan Reneweble Energy khususnya
Panas Bumi
Muhammad Rizqi Ramadhan*
Email: *[email protected] Pendahuluan
Geothermal atau panas bumi merupakan salah satu dari energi terbarukan atau biasa dikenal dengan sebutan renewable energy. Panas Bumi juga merupakan energi yang rendah emisi karbon, sehingga menjadi salah satu harapan dari terwujud nya program dari negara-negara di dunia yaitu Net-Zero Emissions. Istilah net-zero emissions semakin menjadi perhatian setelah terselenggaranya Konferensi Tingkat Tinggi Iklim di Paris pada 2015 yang mewajibkan negara industri dan maju mencapai nol-bersih emisi pada 2050.
Gambar 1. Ring Of Fire
KW Jacquelyne, R. Tilling, Bumi Dinamis Ini [USGS], Kisah Lempeng Tektonik.
[Online]. Diakses 12 Desember 2021 dari: https://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/kan Indonesia yang memiliki hamparan keindahan alam yang mengagumkan setidaknya dapat menyamarkan fakta yang cukup mengerikan bahwa Indonesia terletak di atas sebuah garis seismic “Cincin Api” atau Ring Of Fire yang membentang di sekitar Pasifik dari Barat Daya Amerika hingga ke tenggara Australia (Gambar 1). Sebagai salah satu negara yang berada di Kawasan Ring Of Fire atau jalur gunung berapi, Indonesia memiliki potensi Panas Bumi yang sangat besar di dunia. Potensi yang ada di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 28,91 GW atau setara dengan 40% dari total energi Panas Bumi di Dunia. Potensi ini
2
tersebar di 331 lokasi di beberapa pulau seperti Jawa, Sulawesi, Sumatera, Bali, dan Nusa Tenggara. Namun sayangnya, potensi ini kurang dimanfaatkan dengan maksimal dimana pada tahun 2016 hanya terpasang 1,5335 GW atau sekitar 5%
dari kapasitas total yang ada.
Kurang maksimal nya pemanfaatan energi sumber Panas Bumi ini membuat World Wildlife Fund (WWF) semakin gencar dalam mengkampanyekan pemanfaatan Reneweble Energy jenis ini di kawasan Asia Tenggara, khususnya di Indonesia dan Filipina. Dalam situasi yang sama Pemerintah Indonesia juga memiliki rencana agresif dalam memanfaatkan posisi geografis Indonesia yang terletak di atas kawasan Ring Of Fire dalam pengembangan potensi serta menghadapi tantangan yang ada terhadap sumber energi Panas Bumi ini.
Isi
Diagram 1. perbandingan sumber Panas Bumi dari berbagai pulau di Indonesia.
Sumber: Databese potensi geothermal Indonesia Kementrian ESDM
Berdasarkan data tabel diatas, Indonesia memiliki sumber Panas Bumi potensial yang sangat besar. Menurut data dari Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, hingga akhir tahun 2016 setidaknya terdapat 331 lokasi sumber energi Panas Bumi di seluruh Indonesia. Sebagian besar potensi berada pada jalur vulkanik dengan potensi 28.579 MWe dengan rincian sumber enegi sebesar 11.073 MWe dan perkiraan cadangan sekitar 17.506 MWe.
Pemerintah Indonesia sendiri tengah berusaha untuk memaksimalkan potensi yang ada dengan membuat target roadmap panas bumi pada tahun 2005
Sumber Cadangan
Spekulatif
(MWe) Hipotetis
(MWe) Perkiraan
(MWe) Kemungkinan
(MWe) Terbukti
(MWe) Terpasang (MWe)
Sumatera 2.883 1.935 5.907 930 917 177
Jawa 1.410 1.689 3.949 1.373 1.865 1.224
Bali-Nusa Tenggara 295 431 970 110 45 12,5
Kalimantan 152 17 13 - - -
Sulawesi 1.221 314 1.242 80 140 120
Maluku 560 91 775 - - -
Papua 75 - - - - -
Total Lokasi 6.596 4.477 12.046 2.493 2.967
331 11.073 17.506
Pulau
1.533,5
3
untuk menghasilkan 9,5 GW yang kemudian dievaluasi lebih realistis menjadi 7 GW pada 2025. Selain itu, Pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi untuk melengkapi dan menjadi perubahan dari kebijakan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2003 yang belum mengatur tentang pemanfaatan Panas Bumi secara Komperehensif.
Dibalik potensi yang ada, Pemerintah Indonesia juga dihadapi oleh berbagai tantangan dalam pengembangan potensi Energi Panas Bumi ini. Resiko kegagalan dalam eksplorasi Panas Bumi masih menjadi momok utama yang menakutkan di masa awal pengembangan potensi energi ini. mahal nya biaya eksplorasi pengeboran dan keterdapatan reservoir Panas Bumi dibentuk oleh kondisi geologi yang cukup kompleks. Hal ini membuat perusahaan merugi dan pengembangan energi panas bumi semakin tidak memiliki jaminan akan memperoleh fluida yang ditargetkan.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, Pemerintah Indonesia mengupayakan kebijakan dalam melakukan kongsi dengan perusahan pengembang energi Panas Bumi. Hal ini bisa dilihat dengan alokasi dana sebesar 224 Juta US$
dari pemerintah untuk pembiayaan eksplorasi dan pengeboran tersebut. Bank Dunia juga ikut andil dengan memberikan pinjaman sebesar 150 juta US$ untuk membantu dalam pengembangan potensi ini. Dana itu kemudiaan di manfaatkan dalam 2 skema pengembangan yaitu (1) Eksplorasi pengeboran yang dilakukan oleh Pemerintah yang hal ini diwakilkan oleh KESDM dan BUMN terakait serta (2) SOE (State Owned Enterprise) oleh perusahaan pengembang eksplorasi untuk pengeboran daerah yang telah dipastikan memiliki potensi panas bumi yang sesuai.
Dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2014 Bab II yang membahas tentang Kewenangan Penyelenggaraan Panas Bumi juga di atur mengenai pengelolaan data dan informasi geologi serta potensi panas bumi dari tingkat Pusat hingga ke wilayah Kabupaten/Kota sehingga dapat menjadi tambahan informasi untuk memperoleh persebaran potensi panas bumi yang ada di Indonesia.
Kesimpulan
Panas Bumi merupakan salah satu harapan dari terwujudnya energi baru terbarukan atau renewable energy yang rendah emisi karbon. Peluang dalam
4
pengembangan energi Panas Bumi yang memiliki cadangan yang melimpah harus dibarengi dengan pemahaman dari semua pihak untuk mengatasi berbagai persoalan dan tantangan yang ada. Dalam Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025, terlihat bahwa pemerintah mendorong keseimbangan pemanfaatan sumber energi domestik dan terbarukan. Dengan langkah ini pula diharapkan perusahaan pengembang tidak takut dalam mengembangkan potensi yang ada.
Daftar Pustaka
ESDM Geology Agency. (2017). Updating database potential geothermal in Indonesia (Jakarta (ID):ESDM).
Hidayat, Feriawan. (Oktober 27, 2013). Lewat "Ring of Fire", Worl Wildlife Fund Kampanyekan Potensi Panas Bumi.Berita Satu.
https://www.beritasatu.com/archive/146958/lewat-ring-of-fire-wwf- kampanyekan-potensi-panas-bumi
Hidayat,RA, ,Utomo,SW, dkk. (2019). Utilization of geothermal drill cutting into bricks and concrete roads for reducing drilling waste. IOP Conference Series.: Earth and Environmental Science. 399 012077
Pambudi, N. A. (2018). Geothermal power generation in Indonesia, a country within the ring of fire: Current status, future development and policy.
Satria, Dhimas Adi. (April 4, 2019). Energi geotermal di Indonesia: potensi, pemanfaatan, dan rencana ke depan. The Conversation.
https://theconversation.com/energi-geotermal-di-indonesia-potensi- pemanfaatan-dan-rencana-ke-depan-112921
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi. Lembaran Negara RI Tahun 2003, No. 115. Sekretariat Negara Republik Indonesia. Jakarta, 22 Oktober 2003.
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi. Lembaran Negara RI Tahun 2014, No. 217. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Jakarta, 17 September 2014.
The World Bank, 2019. Project Appraisal Document on a Proposed Loan in the Amount of US$150 Million a Proposed Loan from the Clean Technology Fund to PT Sarana Multi Infrastruktur for an Indonesia Geothermal Resource Risk Mitigation Project, s.l.: International Bank for Reconstruction and Development.