• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi dan WKP Panas Bumi Indonesia Tahun 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Potensi dan WKP Panas Bumi Indonesia Tahun 2008"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI DAN WILAYAH KERJA PANAS BUMI TAHUN 2008

Kasbani1, Dahlan1

1Kelompok Kerja Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi

ABSTRAK

Sebagai upaya mempercepat pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia, Pemerintah melaksanakan inventarisasi, survei, dan eksplorasi panas bumi di seluruh wilayah Republik Indonesia. Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan prospek panas bumi di Indonesia. Kelengkapan informasi yang didapatkan, direpresentasikan dalam bentuk kelas potensi. Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa potensi panas bumi Indonesia sampai dengan November 2008 adalah 27.670 MW. Potensi tersebut berasal dari 257 lokasi daerah panas bumi yang telah teridentifikasi yang mana 61,3% daerah masih pada tahap penyelidikan pendahuluan, 33,20% pada tahap penyelidikan rinci, 3,13% pada tahap pemboran eksplorasi dan siap dikembangkan serta 2,73% daerah yang telah berproduksi. Data tiga tahun terakhir menunjukkan bahwa peningkatan status potensi dari kelas sumber daya menjadi cadangan terduga rata-rata sebesar 170 MW per tahun.

Upaya lain yang dilakukan Pemerintah adalah menetapkan 12 WKP baru dengan total potensi mencapai 1056 MW. Dengan tambahan WKP baru tersebut, saat ini keseluruhan ada 30 WKP panas bumi dengan total potensi mencapai 8500 MW. Namun dengan target pemanfaatan energi panas bumi mencapai 9500 MW pada tahun 2025, Pemerintah harus berupaya lebih keras untuk menyiapkan daerah panas bumi lainnya menjadi WKP baru dan mendorong agar WKP yang telah ditetapkan segera dikembangkan.

PENDAHULUAN

Sampai saat ini, pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia masih sangat terbatas bila dibandingkan dengan potensi yang ada. Berbagai upaya dalam rangka mempercepat pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia telah dilakukan oleh Pemerintah. Salah satunya adalah melalui penyediaan informasi mengenai keberadaan daerah prospek panas bumi di Indonesia yang merupakan hasil dari inventarisasi, survei, dan eksplorasi yang telah dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, ataupun Badan Usaha.

Setiap tahunnya Pemerintah, melalui Badan Geologi, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya melakukan inventarisasi, survei, dan eksplorasi panas bumi guna mengetahui prospek panas bumi di seluruh wilayah Indonesia. Hasil inventarisasi, survei, dan eksplorasi tersebut digunakan dalam penyusunan potensi panas bumi Indonesia. Data potensi tersebut diperbaharui setiap tahunnya guna memberikan informasi terkini mengenai potensi panas bumi Indonesia. Sampai saat ini total potensi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 27 GW yang tersebar di 257 daerah prospek panas bumi.

Selain menyediakan informasi terkini mengenai potensi panas bumi Indonesia, Pemerintah juga telah menetapkan 12 wilayah kerja pertambangan (WKP) panas bumi yang tersebar di delapan Propinsi dengan total potensi mencapai 1056 MW. Penetapan WKP tersebut dimaksudkan agar daerah-daerah yang mengindikasikan adanya prospek panas bumi cukup bagus dapat segera dilelang untuk kemudian dikembangkan oleh pengembang panas bumi pemenang lelang. Dengan penetapan 12 WKP baru tersebut diharapkan dapat mendukung pencapaian target

sebagaimana tertuang dalam road map

pengembangan panas bumi.

(2)

barang untuk kegiatan hulu migas dan panas bumi. Regulasi tersebut diharapkan dapat mendukung dan memberikan arah bagi pengembangan energi panas bumi di Indonesia.

SEBARAN POTENSI PANAS BUMI INDONESIA

Letak wilayah Indonesia dalam jalur busur

gunung api (ring of fire) menjadikan Indonesia

kaya akan potensi panas bumi. Hal ini dikarenakan panas bumi biasanya berasosiasi dengan vulkanisme. Daerah panas bumi yang terkait dengan vulkanisme Kuarter terdistribusi mulai dari pulau Weh, Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga ke kepulauan Maluku. Panas bumi di daerah-daerah tersebut umumnya mempunyai entalpi tinggi sehingga sangat baik untuk pembangkitan listrik. Selain daerah panas bumi yang berkaitan dengan vulkanisme, Indonesia juga memiliki daerah panas bumi yang tidak berasosiasi dengan vulkanisme, yaitu di Sulawesi bagian tengah dan selatan, Kalimantan bagian barat, dan Papua. Panas bumi pada daerah-daerah ini umumnya mempunyai entalpi rendah hingga menengah. Dari total 257 daerah panas bumi yang telah diinventarisasi, sekitar 203 lokasi (80%) berasosiasi dengan jalur gunung api Kuarter dan 54 lokasi (20%) lainya berada di luar jalur tersebut.

STATUS POTENSI PANAS BUMI 2008

Hasil inventarisasi panas bumi yang dilakukan oleh Badan Geologi menunjukkan sampai saat ini tercatat ada 257 daerah panas bumi dengan total potensi mencapai 27 GW yang tersebar dari propinsi Nangroe Aceh Darussalam hingga Irian Jaya Barat. Data tersebut didapatkan dari berbagai sumber, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun Badan Usaha atau Pengembang.

Dalam empat tahun terakhir, perkembangan potensi panas bumi Indonesia adalah 27.483 MW pada tahun 2005, 27.510 MW pada tahun 2006, 27.601 pada tahun 2007 dan 27.670 MW pada

November 2008. Jumlah potensi tersebut terdiri

dari potensi panas bumi pada kelas sumber daya

dan cadangan. Kelas potensi menunjukkan tingkat

kelengkapan data yang tersedia. Potensi pada

kelas sumber daya didapatkan melalui

perhitungan dengan menggunakan metode

perbandingan, yaitu dengan membandingkandaya

listrik di suatu daerah panas bumi dengan daerah panas bumi lain yang telah berproduksi dan mempunyai kemiripan karakteristik. Adapun untuk potensi pada kelas cadangan didapatkan melalui perhitungan dengan menggunakan metode volumetris dengan menggunakan beberapa asumsi, diantaranya asumsi ketebalan reservoir. Asumsi ketebalan yang digunakan untuk daerah panas bumi di pulau Sumatera dan Jawa adalah 2 km sedangkan untuk daerah di luar Sumatera dan Jawa adalah 1 km.

Dari hasil perhitungan tersebut, peningkatan status kelas potensi selama tiga tahun berdasarkan hasil kegiatan survei yang telah dilakukan Badan Geologi adalah sebagai berikut. Pada tahun 2006 terdapat peningkatan potensi pada kelas cadangan terduga sebesar 232 MW, pada tahun 2007 sebesar 191 MW, dan pada tahun 2008 sebesar 94 MW. Peningkatan status cadangan terduga pada tahun 2008 tersebut berasal dari daerah panas bumi Massepe, Sulawesi Selatan, dan Tambu, Sulawesi Tengah. Daerah panas bumi Masepe semula mempunyai potensi pada kelas sumber daya spekulatif sebesar 25 MW dan kini menjadi kelas cadangan terduga 80 MW. Daerah panas bumi Tambu, yang merupakan daerah panas bumi yang baru teridentifikasi, mempunyai potensi pada

kelas cadangan terduga sebesar 14 MW. Adapun

untuk daerah panas bumi lainnya, seperti Cubadak, Pararra, dan Gunung Endut, yang pada tahun 2008 ini dilakukan penyelidikan pendahuluan, belum merubah jumlah dan kelas potensinya dikarenakan kegiatan masih

berlangsung.

Dari sisi penambahan lokasi daerah panas bumi baru, terjadi penambahan pada tahun 2005, 2006, dan 2008. Pada tahun 2005 terdapat penambahan satu lokasi yaitu daerah panas bumi Lompio di Sulawesi Tengah, pada tahun 2006 terdapat penambahan tiga lokasi yaitu daerah panas bumi Kepala Madan, Waeapo, dan Batabual dimana ketiganya berada di propinsi Maluku. Pada tahun 2007 tidak ada penambahan lokasi baru dan pada tahun 2008 terdapat penambahan satu lokasi baru, yaitu daerah panas bumi Tambu, Sulawesi Tengah.

(3)

Daerah yang telah disurvei secara rinci melalui survei permukaan dengan atau tanpa pengeboran landaian suhu sebanyak 85 lokasi (33,20%). Daerah yang telah dilakukan pengeboran eksplorasi atau siap dikembangkan sebanyak 8 daerah (3,13%). Daerah panas bumi yang telah dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik saat ini baru 7 lokasi atau 2,73% dengan kapasitas total terpasang 1042 MW. Ketujuh daerah panas bumi yang telah berproduksi tersebut adalah Sibayak (2 MW), G. Salak (375 MW), Kamojang (200 MW), Darajat (255 MW), Wayang Windu (110 MW), Dieng (60 MW), dan Lahendong (40 MW).

WILAYAH KERJA PANAS BUMI

Dalam rangka mempercepat pengembangan energi panas bumi terutama untuk pemanfaatan tidak langsung (pembangkitan listrik), Pemerintah telah menetapkan beberapa WKP baru untuk daerah-daerah panas bumi yang kelengkapan datanya telah mencukupi dan mempunyai prospe.k cukup bagus. Terdapat dua belas WKP baru yang telah ditetapkan Pemerintah dimana beberapa diantaranya telah dilelang dan sebagian lainnya akan segera dilelang. Keduabelas WKP tersebut adalah Seulawah Agam (160 MW, NAD), Jaboi (50 MW, NAD), Gunung Talang (36 MW, Sumatera Barat), Tampomas (20 - 50 MW, Jawa Barat), Cisolok-Cisukarame (30 MW, Jawa Barat), Tangkuban Parahu (100 MW, Jawa Barat), Ungaran (100 MW, Jawa Tengah), Ngebel Wilis (120 MW, Jawa Timur), Blawan-Ijen (270 MW, Jawa Timur), Huu Daha (65 MW, Nusa Tenggara Barat), Sokoria (30 MW, NTT), Jailolo (75 MW, Maluku Utara).

Seulawah Agam (NAD)

WKP Seulawah Agam ditetapkan dengan SK Menteri ESDM No. 1786.K/33/MEM/2007. Secara administratif WKP Seulawah Agam termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar dengan total potensi panas buminya adalah 160 MW pada kelas cadangan terduga. Daerah Seulawah Agam tersebut berada di kompleks Gunung Seulawah di tepi depresi Krueng Raya bagian timur laut, yaitu di sesar Lamteuba-Baro. Sampai akhir 2008 WKP ini belum dilelang oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar.

Jaboi (NAD)

WKP Jaboi ditetapkan dengan SK Menteri ESDM No. 1514.K/30/MEM/2008. Secara administratif WKP ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten

Sabang. Potensi Panas bumi di daerah Jaboi adalah 50 MW pada kelas cadangan terduga. Secara geologi, daerah panas bumi Jaboi terletak di P Weh yaitu pulau gunung api berupa kompleks kerucut vulkanik yang merupakan kelurusan dari kerucut lain di pulau Sumatera antara lain Seulawah Agam, Sibayak, dan Sorik Merapi. Status WKP Jaboi saat ini adalah dalam tahap pelelangan oleh Pemerintah Daerah.

Gunung Talang (Sumatera Barat)

WKP Gunung Talang ditetapkan melaui SK Menteri ESDM No. 2471.K/30/MEM/2008. Potensi panas bumi di daerah Gunung Talang sebesar 65 MW, berada pada kelas cadangan terduga. Secara administratif WKP seluas 33.080 ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Status WKP saat ini masih belum dilelangkan oleh Pemerintah Daerah.

Tampomas (Jawa Barat)

WKP Tampomas ditetapkan dengan SK Menteri ESDM No. 1790.K/33/MEM/2007. Secara administratif WKP Tampomas termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sumedang dan Subang. Potensi Panas bumi di daerah Tampomas adalah 20 – 50 MW pada kelas cadangan terduga. WKP ini telah dilelang oleh Pemerintah Daerah pada tahun 2008.

Cisolok – Cisukarame (Jawa Barat)

WKP Cisolok – Cisukarame ditetapkan dengan SK Menteri ESDM No. 1937.K/30/MEM/2007. Secara administratif WKP Cisolok – Cisukarame termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi. Potensi Panas bumi di daerah Cisolok – Cisukarame adalah 30 – 45 MW pada kelas cadangan terduga. WKP ini telah dilelang oleh Pemerintah Daerah pada tahun 2008.

Tangkuban Parahu (Jawa Barat)

WKP Tangkuban Parahu ditetapkan dengan SK Menteri ESDM No. 2995.K/30/MEM/2007. Secara administratif WKP Tangkuban Parahu termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Bandung, Subang, dan Purwakarta. Potensi Panas bumi di daerah Tangkuban Parahu adalah 100 MW pada kelas cadangan terduga. WKP ini telah dilelang oleh Pemerintah Daerah pada tahun 2008.

Ungaran (Jawa Tengah)

(4)

pada kelas cadangan terduga. Secara administratif WKP seluas 29.800 ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Semarang dan Kendal. Secara geologi, sistem panas bumi G. Ungaran terletak di dalam sebuah depresi dimana kerucut-kerucut muda seperti G. Gugon dan G. Mergi tumbuh di

ring depresi tersebut. Status WKP saat ini belum

dilelangkan oleh Pemerintah Daerah.

Telaga Ngebel (Jawa Timur)

WKP Telaga Ngebel ditetapkan melaui SK Menteri ESDM No. 1788.K/33/MEM/2007. Potensi panas bumi di daerah Telaga Ngebel sebesar 120 MW, berada pada kelas cadangan terduga. Secara administratif WKP seluas 31.880 ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Ponorogo dan Madiun, Jawa Timur. Secara geologi, sistem panas bumi Ngebel-Wilis berada di dalam komplek vulkanik Kuarter Liman, Limas dan Ngebel yang berarah hampir timur-barat dengan titik erupsi termuda terletak di Telaga Ngebel. Status WKP saat ini masih masih belum dilelangkan oleh Pemerintah Daerah

Blawan Ijen (Jawa Timur)

WKP Blawan Ijen ditetapkan melaui SK Menteri ESDM No. 2472.K/30/MEM/2008. Potensi panas bumi di daerah Blawan Ijen sebesar 270 MW, berada pada kelas cadangan terduga. Secara administratif WKP seluas 62.620 ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Banyuwangi dan Situbondo, Jawa Timur. Status WKP saat ini masih belum dilelangkan oleh Pemerintah Daerah.

Huu Daha (Nusa Tenggara Barat)

WKP Huu Daha ditetapkan melaui SK Menteri ESDM No. 2473.K/30/MEM/2008. Potensi panas bumi di daerah Huu Daha sebesar 65 MW berada pada kelas cadangan terduga. Secara administratif WKP seluas 19.310 ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Status WKP saat ini belum dilelangkan oleh Pemerintah Daerah.

Sokoria (Nusa Tenggara Timur)

WKP Sokoria ditetapkan melaui SK Menteri ESDM No. 1534.K/30/MEM/2008. Potensi panas bumi di daerah Sokoria sebesar 30 MW, berada pada kelas cadangan terduga. Secara administratif WKP seluas 42.570 ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Status WKP saat ini masih dalam proses pelelangan oleh Pemerintah Daerah.

Jailolo (Maluku Utara)

WKP Jailolo ditetapkan melaui SK Menteri ESDM No. 1787.K/33/MEM/2007. Potensi panas bumi di daerah Jailolo sebesar 75 MW, berada pada kelas cadangan terduga. Secara administratif WKP seluas 13.580 ha ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Status WKP saat ini telah selesai dilelangkan oleh Pemerintah Daerah.

Penetapan keduabelas WKP panas bumi tersebut diharapkan dapat mempercepat pengembangan energi panas bumi di Indonesia. Dengan ditetapkannya WKP tersebut berarti saat ini ada 31 WKP panas bumi dengan total potensi mencapai 8500 MW. Dengan asumsi setiap WKP panas bumi dapat dikembangkan sebagai pembangkit listrik dengan kapasitas 80% dari cadangan yang ada, diharapkan dari WKP yang ada saat ini dapat berkontribusi sebesar 6800 MW.

Sebagaimana tertuang dalam road map

pengembangan panas bumi, pemanfaatan energi panas bumi ditargetkan mencapai 9500 MW pada tahun 2025 dan diharapkan dari WKP baru yang telah ditetapkan sudah ada yang berproduksi pada periode tahun 2012 - 2016. Dengan asumsi dan target tersebut berarti Pemerintah harus berupaya lebih keras untuk menyiapkan daerah-daerah panas bumi lainnya menjadi WKP baru. Pelaksanaan survei pendahuluan panas bumi untuk menyiapkan data yang mendukung dalam penyiapan WKP menjadi sangat penting.

PENUTUP

Sampai dengan November 2008, total potensi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 27.670 MW yang tersebar di 257 daerah prospek panas bumi. Dari sisi jumlah potensi yang ada, dari tahun 2005 sampai dengan 2008 tidak mengalami banyak perubahan, namun dari sisi peningkatan status kelas potensi terjadi peningkatan dari kelas sumber daya menjadi cadangan terduga rata-rata sebesar 170 MW per tahun.

(5)

sebagaimana tertuang dalam road map

pengembangan panas bumi. Dengan demikian Pemerintah harus berupaya lebih keras untuk menyiapkan daerah-daerah panas bumi lainnya menjadi WKP baru.

DAFTAR PUSTAKA

Kasbani, Dahlan, Suhanto Edi, Kesiapan Data Potensi Panas Bumi Indonesia dalam Mendukung Penyiapan Wilayah Kerja, Kumpulan Makalah Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi, 2007

Status Potensi Panas Bumi Indonesia Tahun 2005, Pusat Sumber Daya Geologi, 2006 (tidak dipublikasikan)

Status Potensi Panas Bumi Indonesia Tahun 2006, Pusat Sumber Daya Geologi, 2007 (tidak dipublikasikan)

Status Potensi Panas Bumi Indonesia Tahun 2007, Pusat Sumber Daya Geologi, 2008 (tidak dipublikasikan)

(6)

Tabel 1. Potensi Panas Bumi Indonesia Tahun 2008

Pulau

Sumber Daya Cadangan

Terpasang (MWe) Spekulatif

(MWe)

Hipotetis (MWe)

Terduga (MWe)

Mungkin (MWe)

Terbukti (MWe)

Sumatra 5000 2194 5745 15 380 12

Jawa 1960 1771 3225 885 1815 1000

Bali 70 - 226 - - -

Nusa

Tenggara 340 359 747 - 15 -

Kalimantan 45 - - - -

-Sulawesi 875 32 959 150 78 40

Maluku 370 37 327 - - -

Papua 50 - - -

Jumlah 257 Lokasi

8710 4393 11229 1050 2288 1052 13103 14567 Total 27670

Tabel 2. Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi Baru

No. Nama WKP Propinsi Potensi (MW) Ditetapkan Keterangan

1. Jaboi NAD 50 2008 Dalam proses lelang

2. Seulawah Agam NAD 160 2007 Siap dilelangkan 3. Gunung Talang Sumatra barat 36 2008 Siap dilelangkan 4. Tangkuban Parahu Jawa Barat 100 2007 Selesai dilelang 5. Tampomas Jawa Barat 20 - 50 2007 Selesai dilelang

6. Cisolok

(7)

Gambar 1. Peta lokasi WKP Panas Bumi Indonesia

G. TALANG JABOI

SOKORIA IJEN

TANGKUBAN

HUU DAHA

Gambar

Tabel 1. Potensi Panas Bumi Indonesia Tahun 2008
Gambar 1. Peta lokasi WKP Panas Bumi Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian yang dimaksud dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Fiqih di MTs Ma‟arif NU 11 Purbasari, Kecamatan Karangjambu Kabupaten

Namun hadirnya teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi (SIG) telah memberikan pencerahan untuk kemudahan optimalisasi pembangunan sektor kelautan

Kegiatan yang menjadi bagian dari program IbIKK Jasa Transportasi Pariwisata dan Sewa Gedung Berorientasi Pendidikan ini bertujuan untuk meningkatkan sektor ekonomi

Dalam 53, peserta dapat meminta man+aat tambahan berupa man+aat yang bersi+at non medis berupa akomodasi. $isalnya8 Peserta yang menginginkan kelas pera)atan yang lebih

6 Perlindungan hukum terhadap pelapor tindak pidana ( whistleblower ) dan saksi pelaku yang bekerja sama (justice collaborator) dalam perkara korupsi merupakan

Hasil uji bivariat terhadap 11 variabel, berhubungan dengan Partus Abnormal adalah variabel Kondisi Kehamilan, Jarak Kelahiran, Kadar Hb, Tekanan Darah, Kondisi

Oleh karena itu digunakan lag 8 sebagai input pada permodelan NN untuk meramalkan residual dari model SARIMA (2,1,0)(0,1,1) 7. Sehingga diperoleh hasil peramalan dengan

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Septika Nurdian Eka Putri, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : ANALISIS PENGARUH TEMUAN DAN TINDAK LANJUT TERHADAP