• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi sebagai Sumber Protein Nabati

N/A
N/A
Raoul Chesta adabi

Academic year: 2024

Membagikan " Potensi sebagai Sumber Protein Nabati"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

(2)

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Limbah tauge merupakan proses samping dari perkecambahan biji kacang hijau. Kecambah biji kacang hijau banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang memiliki berbagai manfaat dan kaya akan protein.

Potensi kacang hijau di Jawa Tengah menurut Badan Pusat Statistik (2015) sebesar 98.992 ton dalam bentuk biji kering dan setiap 1 kg biji kacang hijau akan menghasilkan 5 kg tauge kacang hijau dengan limbah yang akan dihasilkan sebesar 20 – 40% dari produksi tauge kacang hijau.

Potensi limbah tauge di beberapa daerah sangatlah tinggi, sebagai contoh potensi limbah tauge yang ada di kotamadya Bogor berkisar antara 1,5 ton/hari (Puspitasary, dkk. 2018).

Didalam limbah ini masih terdapat sisa-sisa kecambah yaitu tauge yang kita kenal memiliki nutrien yang dapat digunakan sebagai sumber protein nabati yang cukup tinggi. Perkecambahan yang dilakukan oleh kacang hijau diyakini dapat memberikan keuntungan dengan meningkatkan daya cerna, menurunkan senyawa antinutrisi, menambah mikronutrien seperti asam amino, mineral mapun vitamin. Kandungan pada limbah tauge salah satunya adalah vitamin E. Sifat vitamin E sebagai antioksidan, dapat mencegah oksidasi lemak, sehingga dapat mengurangi bau amis pada daging itik itu sendiri.

Limbah tauge ini sangat mudah diperoleh karena sebagian besar rumah tangga sering mengkonsumsi tauge. Akan tetapi limbah tauge yang ada di pasaran sering dianggap tidak berguna dan mencemari lingkungan karena mudah membusuk. Dilihat dari sisi kandungan gizinya kemungkinan besar limbah ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan pakan. Selain memberikan nilai ekonomis dan mengurangi pencemaran lingkungan, pemanfaatan limbah tauge di pasar menjadi komoditas baru yang dapat memberikan penambahan pendapatan ternak.

Kandungan protein ransum merupakan nutrien yang dibutuhkan untuk hidup pokok, pertumbuhan, produksi, pembentukan jaringan baru, memperbaiki jaringan yang rusak serta metabolisme energi (Saelan, 2022). Ternak unggas yang mampu memanfaatkan serat kasar dalam ransum dengan baik adalah itik. Tingkat produktivitas itik lokal Indonesia khususnya ititk pedaging masih rendah dan masih berpeluang untuk ditingkatkan. Peningkatan produktifitas itik pedaging dapat diperbaiki dengan rekayasa pakan yang baik.

Melihat potensi yang besar dari limbah tauge yang saat ini masih belum dimanfaatkan, maka perlu dilakukan penelitian untuk

(3)

memanfaatkan tauge sabagai campuran pakan itik pedaging. Kulit tauge dan patahan tauge cenderung mengalami pembusukan dan kerusakan, sehingga perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu untuk meningkatkan kandungan nutrisinya sehingga akan memperpanjang masa simpan. Salah satu pengolahan yang dilakukan adalah dengan fermentasi menggunakan Trichoderma harzianum.

Limbah tauge memiliki potensi yang besar untuk pakan itik pedaging.

Limbah tauge mengandung 49,44% serat kasar. Itik dapat memanfaatkan serat kasar dalam ransum dengan baik. Pemberian serat kasar maksimal pada itik jantan adalah 20% (Puspitasary, dkk. 2018). Salah satu cara untuk menurunkan serat kasar pada limbah tauge adalah dengan fermentasi menggunakan Trichoderma harzianum. Dari latar belakang di atas maka digagaskan inovasi pemanfaatan limbah tauge untuk meningkatkan produktivitas itik lokal sebagai sumber protein berbasis fermemtasi menggunakan Trichoderma harizianum.

1.2.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perbandingan kualitas nutrisi antara limbah tauge yang difermentasi dengan menggunakan fungi Trichoderma harzianum dan sumber protein konvensional yang biasa digunakan dalam pakan itik pedaging?

2. Apa efek pemberian pakan dari hasil fermentasi limbah tauge dengan menggunakan fungi Trichoderma harzianum terhadap pertumbuhan dan produksi itik pedaging lokal?

3. Bagaimana pengaruh fermentasi limbah tauge menggunakan fungi Trichoderma harzianum tehadap kualitas nutrisi sebagai sumber protein?

1.3.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah tauge yang berlimpah di lingkungan masyarakat sebagai campuran pakan itik lokal dan mengetahui hasil dari pengujian dari pencampuran limbah tauge terhadap pakan itik lokal yang dapat meningkatkan kualitas produksi daging pada ternak itik.

1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Keilmuan

(4)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperdalam kajian teori tentang pemberian ransum pada pemanfaatan protein yang terdapat dalam limbah tauge dan diharapkan dapat dijadikan referensi dalam pengembangan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Aplikatif

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam memanfaatkan limbah tauge yang terdapat di lingkungan sekitar.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kandungan Kacang Hijau

Kacang hijau termasuk kelompok legum yang merupakan tanaman pangan yang cukup penting di Indonesia karena mengandung gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi yaitu 22%

dan merupakan sumber mineral yang penting antara lain kalsium dan phosphor (Nisa, dkk, 2016). Kacang hijau merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang bergizi tinggi. Kandungn gizi kacang hijau kering energi 323 kkal, protein 22,9 g, rendah lemak 1,5 g, karbohidrat (56,8 g), zat besi, 7,5 mg serta vitamin C 10 mg (Direktorat Gizi Masyarakat, 2018). Kacang hijau mengandung pati yang memiliki daya cerna yang sangat tinggi yaitu 99,8% sehingga sangat baik dijadikan sebagai bahan makanan bayi dan anak balita yang sistem pencernaannya belum sempurna. Kacang hijau tinggi akan serat rendah lemak jenuh, rendah sodium, dan tidak mengandung kolestrol. Biji kacang hijau terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kulit biji (10%), kotiledon (88%) dan lembaga (2%).

Pada bagian kulit biji kacang hijau mengandung mineral antara lain phospor (P), kalsium (Ca) dan besi (Fe). Kotiledon banyak mengandung pati dan serat, sedangkan lembaga merupakan sumber protein dan lemak (Nisa, dkk, 2016).

2.2.Itik Pedaging

Itik merupakan salah satu ternak unggas yang memiliki potensi yang luar biasa untuk memenuhi kebutuhan sumber protein pada makanan manusia. Saat ini, banyak makanan olahan yang berasal dari itik. Permintaan pasar terhadap daging dan telur itik sangat tinggi dari tahun ketahun. Bahkan pada tanggal 26 Februari 2007 lalu, pemerintah melaluiDepartemen Pertanian mengizinkan importasi 450 ton daging bebek beku asal Malaysia. Daging itik umumnya mempunyai tekstur warna agak sedikit gelap jika dibandingkan daging ayam baik sebelum atau sesudah dimasak. Kandungan senyawa daging bebek antara lain mengandung kalori 211 kalori., protein ( 23 gram / 100 ), lemak sehat ( lemak jenuh 37%, lemak tak jenuh 50%, lemak asam linoleat 13%, Vitamin ( riboflavin, niacin, tiamin, vitamin B6, dan vitamin B12 ), mineral ( selenium, fosfor, zinc, zatbesiatau Fe, tembaga, sodium ).

Kebutuhan Nutrien Itik:

(5)

Jenis nutrisi Anak (0-8 mgg)

Daara (9-18 mgg)

Dewasa (>19 mgg) Protein (%)

Energi (kkal/kg) Ca (%)

P tersedia (%)

18-20 3.100 0.60-1.0 0.60

14-15 2.300 0.60-1.0 0.60

17-19 2.800 2.90-3.25 0.60 2.3.Tauge

Kecambah adalah tumbuhan kecil yang baru tumbuh dari biji kacang kacangan yang disemaikan atau melalui perkecambahan. Protein pada tauge lebih tinggi 10 persen dibandingkan dengan kandungan protein dalam biji aslinya, hal ini disebabkan selama proses menjadi kecambah terjadi pembentukan asam-asam amino esensial yang merupakan penyusun protein. Tauge mengandung vitamin c sebanyak 15 mg setiap 100 gram dan tauge juga merupakan sumber vitamin e yang sangat potensial dengan kandungan 662 mg setiap 100 gram. Kandungan gizi yang terdapat di tauge adalah vitamin A, B Kompleks, C, E, serta mineral seperti kalsium, zat besi, magnesium, kalium, serat, folat, asam amino dan protein (Abdallah, dkk, 2021). Vitamin yang ditemukan dalam tauge adalah vitamin C, thiamin ,riboflavin, niasin, asam pantothenik, vitamin B6, folat, kolin, ß- karoten, vitamin A, vitamin E (a- tokoferol), dan vitamin K. Mineral yang ditemukan dalam tauge adalah kalsium (Ca), besi (Fe), magnesium (Mg), fosfor (P), potasium (K), sodium (Na), zinc (Zn), tembaga (Cu), mangan (Mn), dan selenium (Se). Asam amino esensial yang terkandung dalam tauge, antara lain: triptofan, treonin, fenilalanin, metionin, lisin, leusin, isoleusin, dan valin (Hairunnisa dkk, 2016).

2.4.Limbah Tauge

Limbah tauge merupakan hasil buangan pembuatan tauge berupa kulit dan potongan-potongan akar serta kepala tauge yang lolos saat pemisahan tauge.

Potensi limbah tauge cukup tinggi, karena setiap 1 kg kacang hijau dapat menghasilkan 5 kg tauge, sedangkan 20 – 40 % merupakan kulit kecambah kacang hijau (Mawarni, dkk, 2017). Limbah kacang hijau mempunyai kandungan protein dan serat kasar yang tinggi. Kandungan protein ransum merupakan nutrien yang dibutuhkan untuk hidup pokok, pertumbuhan, produksi, pembentukan jaringan baru, memperbaiki jaringan yang rusak serta metabolisme energi. Kulit tauge kacang hijau adalah limbah pembuatan tauge kacang hijau, dimana kulit kacang hijau mengandung mineral antara lain phospor (P), kalsium (Ca) dan besi (Fe). Menurut Nisa, dkk (2016) yang mengutip dari Desi (2009) kelebihan dalam kulit tauge kacang hijau antara lain mengandung 8,73% protein, 0,12% vitamin B1 dan 6,32% serat.

(6)

2.5.Fungi Trichoderma harzianum

Trichoderma harzianum merupakan salah satu jenis jamur yang mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman dan merupakan jamur antagonis terhadap jamur patogen yang menyerang tanaman. Trichoderma harzianum sebanyak 6%

dapat menurunkan kandungan serat kasar sebesar 8,90% (Pangestu, dkk, 2018).

Trichoderma harzianum menghasilkan enzim selulose yang dapat menurunkan serat kasar dengan cara menguraikan selulosa menjadi glukosa (Mawarni, dkk, 2017).

BAB 3. METODE RISET

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih berada di Kota Malang, Provinsi Jawa Timur.

Tepatnya di SMC Duck Breeding Peking F1. Lokasi penelitian ini dipilih berdasarkan kesepakatan dan dari banyak pertimbangan karena sebagian besar masyarakat di daerah tersebut adalah peternak itik. Kegiatan penelitian ini dilakukan selama 4 bulan, dengan rincian kegiatan terlampir.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Penelitian pada hewan menggunakan itik yang memenuhi kriteria dan sama standarnya. Dalam penelitian bahan yang digunakan adalah limbah kacang hijau, fungi Trichoderma harzianum, molases, aquades, dan itik. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah nampan plastik, tempat pakan, tempat minum, sprayer, seperangkat peralatan analisis, dan gross energi.

3.3 Variabel Riset

Dilakukan uji lapangan untuk menganalisis bahan yang dapat diukur secara langsung di laboratorium lapang dengan prosesnya sebagai berikut:

1. Melakukan pengujian penurunan serat kasar pada tauge dengan menggunakan metode fermentasi dengan menggunakan bakteri Trichoderma harzianum.

2. Mengidentifikasi perubahan kandungan nutrisi bahan pakan sebelum dan setelah diolah dapat diketahui dengan menggunakan analisis proksimat.

3.4 Tahapan Penelitian Tahap 1

1. Persiapan itik sebagai sampel untuk penelitian baik dari segi kesehatannya, keadaan fisiknya, dan sebagainya.

2. Persiapan kandang yang akan digunakan adalah kandang koloni sebanyak 9 unit dengan ukuran 250 x 300 cm. Setiap 1 unit kandang diisi oleh 15

(7)

ekoritik. Alat yang digunakan adalah tempat pakan, tempat minum, dan pemanas.serta sesuai dengan prinsip animal welfare.

Tahap 2

1. Persiapan bahan yang berupa limbah tauge, mikroorganisme dan itik pedaging, sehingganya nanti sesuai bahan baku

2. Analisis efektivitas penambahan mikroorganisme Trichoderma harzianum kombinasi dengan limbah tauge berbasis pakan non ruminansia pada performa produksi dan kualitas itik pedaging.

3.5 Rancangan Uji Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian yaitu percobaan secara in vivo dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampel pada pengujian ini yaitu itik pedaging dengan jenis yaitu itik alabio yang berumur 4 minggu dengan jenis pakan itik konsentrat pabrik yang dicampur dengan penambahan limbah tauge fermentasi.

Analisis data menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL),dengan 6 kali pengulangan dengan 3 perlakuan. Umur itik sehari sampai 4 minggu diberi pakan komersial dan dedak untuk starter itik pedaging. Umur 4 minggu sampai panen diberi pakan sesuai perlakuan yaitu:

a) P1 = itik tanpa pemberian tauge (pakan komersial broiler finisher + dedak)

b) P2 = Itik dengan pemberian tauge sebanyak 10%

c) P3 = itik dengan pemberian tauge sebanyak 20%

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah:

1. Uji bobot badan 2. Uji kelarutan sampel

3. Analisis pengurangan bau amis pada daging itik 4. Analisis pengurangan kadar kolestrol pada daging itik 3.6 Teknik Pengumpulan Data

Hasil penelitian disimpulkan berdasarkan analisis data secara deskriptif yang telah dilakukan baik pada data kualitatif maupun kuantitatif.

3.7 Analisis Data

Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANNOVA) dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Apabila ada perbedaan maka dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD).

(8)

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya

Tabel 2. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Sumber Dana Besaran Dana (Rp) 1 Bahan habis pakai (contoh:

ATK, kertas, bahan, dll) maksimal 60% dari jumlah dana yang diusulkan

Belmawa 3.250.000

Perguruan

Tinggi 820.500

Instansi Lain -

2 Sewa dan jasa (sewa/jasa alat;

jasa pembuatan produk pihak ketiga,

dll), maksimal 15% dari jumlah dana yang diusulkan

Belmawa 400.000

Perguruan

Tinggi 200.000

Instansi Lain -

3 Transportasi lokal maksimal 30% dari jumlah dana yang diusulkan

Belmawa 993.000

Perguruan

Tinggi 577.000

Instansi Lain -

4 Lain-lain (contoh: biaya komunikasi, biaya bayar akses publikasi, dll) maksimal 15% dari

jumlah dana yang diusulkan

Belmawa 1.672.000

Perguruan

Tinggi 363.000

Instansi Lain -

Jumlah 8.275.500

Rekap Sumber Dana

Belmawa 6.210.000

Perguruan

Tinggi 1.960.500

Instansi Lain -

Jumlah 8.275.500 4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 3. Jadwal Kegiatan

No. Jenis Kegiatan Bulan Person

(9)

Penanggung jawab

1 2 3 4

1. Persiapan laboratorium All

2. Fermentasi limbah tauge Rahma & Putri

3. Pembuatan mikroenkapsulasi probiotik

Raoul &

Raynald 4. Pembuatan mikroenkapsulasi

acidifier

Rahma & Putri

5. Penelitian rancangan uji penelitian

Raoul &

Raynald

6. Pengumpulan data All

7. Analisis data pengamatan All

8. Penyusunan laporan akhir All

DAFTAR PUSTAKA

Abdallah, Z., P. Yunita, A. E. Sari, dan Maryanto. 2021. Peningkatan Kualitas Produk Melalui Implementasi Teknologi Kreatif Usaha Tauge.

Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. 2(1):49-56.

Mawarni, D., S. Mukodiningsih, dan B. W. H. E. Prasetyo. 2017. Komposisi Proksimat Limbah Tauge yang Difermentasi Menggunakan Trichoderma harzianum. Jurnal Buletin Ilmu-Ilmu Pertanian. 1(1):17- 20.

Nisa, R. U., W. Cahyadi, dan T. Gozali. 2016. Perbandingan Tepung Sukun (Artocarpus communis) dengan Tepung Kacang Hijau (Vigna radiata L) DAN Suhu Pemanggangan Terhadap Karakteistik Cookies. Fakultas Teknik Unpas. 1(1):1-19.

Puspitasari, D., R. I. Pujaningsih, dan I. Mangisah. 2018. Pengaruh Pemberian Pakan Mengandung Limbah Tauge Kacang Hijau Fermentasi Terhadap Konsumsi Ransum, Pertambahan Bobot Badan, dan Konversi Ransum Itik Lokal. Jurnal Agromedia. 36(1):57-66.

Putra. S. I., M. C. Dini, I. Nurkamilah, M. Syahri, dan K. R. Januar. 2014.

Suplementasi Limbah Tauge Untuk Mengurangi Kolestrol Dan

(10)

Meningkatkan Kualitas Dengan Pengurangan Bau Amis Daging Itik.

Institut Pertanian Bogor. 1(1):2-11.

Saelan, E., T. Widjastuti, S. Utami, dan Sulasmi. 2022. Implementasi limbah kacang hijau dalam ransum terhadap performa produksi Itik Pajajaran petelur. Jurnal Ilmu Pertanian Dan Peternakan. 10(2):229-237.

Wijaya, G. H., M. Yamin, H. Nuraini, dan A. Esfandiari. 2016. Performans Produksi dan Profil Metabolik Darah Domba Garut dan Jonggol yang Diberi Limbah Tauge dan Omega-3. Jurnal Veteriner. 17(2):246-256.

Wiyardana. I. P. G., N. W. Siti, dan N. M. S. Sukmawati. 2020. Pengaruh Penggantian Ransum Komersial Dengan Tepung Limbah Kecambah Kacang Hijau Difermentasi Terhadap Komposisi Fisik Karkas Itik Bali Jantan. Jurnal Peternakan Tropika. 1(1):422- 434.

(11)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Ir. Irfan H Djunaidi, MSc.

IPM. Asean Eng

2 Jenis Kelamin Laki-laki

3 Program Studi Peternakan

4 NIP 196506271990021001

5 Tempat dan Tanggal Lahir Singaraja, 27 Juni 1965

6 Alamat E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 087859668004

B. Riwayat pendidikan

No Jenjang Bidang Ilmu Institusi Tahun Lulus

1 Sarjana (S1) Peternakan IPB Bogor 1985 1989

2 Magister (S2)

Tropical Animal Production

Wageninge n

University and Research, The

Netherlands

1991- 1993

3 Doktor (S3) Pasca sarjana UGM

Jogjakarta

2005-2009

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT Pendidikan / Pengajaran

No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS

1 Nutrisi Dasar dan Bahan Pakan Wajib 3

2 Nutrisi Non Ruminansia Wajib 3

3 Nutrisi dan Pakan Unggas Pilihan 3

4 Statistika Wajib 2

5 Metodologi Penelitian dan racangan Percobaan

Wajib 2

6 Nutrisi Non Ruminan lanjut Wajib 3

7 Biokimia Peternakan Wajib 3

8 Strategi Pengembangan Nutrisi

Non Ruminansia (S2) Wajib 3

9 Industri Pakan Wajib 3

(17)

10 Industri dan Pengolahan Pakan Ternak

Wajib 3

Penelitian

No Jenis Penelitian Penyandang Dana Tahun

1 The effect of Indigofera Leaf Flour (Indigofera Sp.) with Cocktail Enzymes Treatment in Male Ducks Feed on Growth Performance

Hibah Doktor 2021

2 Inclusion of DCP and Cocktail Enzyme on MA duck feed

Hibah Doktor 2022 Application of Cocktail

Enzymes on laying Muscovy Duct feed

Hibah Doktor 2023

Effect of Combination Ca and Phytobiotic on Muscovy duck reproduction performances.

Hibah PNBP 2023

Pengabdian Kepada Masyarakat No. Judul Pengabdian Kepada

Masyarakat Penyandang Dana Tahun

1.

Pendampingan Peningkatan Manajemen Pemeliharaan Dan Pakan Pada Ayam Joper Di Mitra UD. Berline Farm

PNBP Fapet UB 2022

2.

Pelatihan Pembuatan Kerupuk Daging Ayam Di Desa

Sumberwaru Kec.Banyuputih, Taman Nasional Baluran Situbondo

PNBP UB 2022

3. Pemeliharaan Puyuh petelur pada masyarakat penyangga hutan Baluran, Situbondo.

Doktor Mengabdi 2022

4. Pengembangan Budidaya Ayam Kampung Unggul pada Kelompok Ternak Karangtekok Baluran.

Doktor Mengabdi 2023

5 Mekanisasi dan pembuatan pakan mandiri pada kelompok ternak entok, Kademangan Kabupaten Blitar.

Doktor Mengabdi 2023

(18)

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-RE

Kediri

Dosen Pendamping,

Tanda tangan (asli TT basah) (Dr. Ir. Irfan H Djunaidi, MSc. IPM. Asean

Eng )

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

(19)

No Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan (Rp)

Total (Rp)

1. Bahan Habis Pakai

Itik Pedaging 100 ekor 9.000 900.000

Pakan starter 3 karung 325.000 975.000

Fungi Trichoderma harzianium

4 kg 60.000 240.000

Nampan plastik 7 buah 94.500 94.500

Tempat pakan 25 buah 16.000 400.000

Tempat minum 25 buah 6.000 150.000

Molasses 3 botol 17.000 51.000

Aquades 5 liter 1 jerigen 24.000 24.000

Sarung tangan lateks 1 dus 53.000 53.000

Hand sanitizer 500 ml 1 botol 20.000 20.000

Sabun cuci piring 560 ml 1 buah 10.000 10.000

Tissue isi 250 lembar 5 buah 13.000 65.000

Beaker glass 250 ml 3 buah 15.000 45.000

Gelas takar plastik 1000 ml

1 buah 12.000 12.000

Labu Erlenmeyer 100 ml 2 buah 25.000 50.000

Thermometer alkohol 1 buah 26.000 26.000

(20)

Batang pengaduk kaca 2 buah 5.000 10.000

Sprayer 2 buah 35.000 70.000

Pengaduk kayu 2 buah 10.000 20.000

Plastik ziplock 12 x 20 cm

1 kemasan 16.000 16.000

Karet gelang 100 gram 1 kemasan 5.000 5.000

Botol jerigen 1 liter 10 buah 3.000 30.000

Masker laboratorium 5 buah 26.000 130.000

Safety medical goggles 5 buah 16.000 80.000

Timbangan analitik 1 buah 550.000 550.000

Sikat botol 4 buah 6.000 24.000

Spons cuci 4 buah 5.000 20.000

SUB TOTAL (Rp) 4.070.500 2. Sewa dan Jasa

Sewa laboratorium NMT Fapet UB

3 bulan 200.000 600.000

SUB TOTAL (Rp) 600.000

(21)

3. Transportasi Lokal Pembelian alat dan bahan dalam kota

30 kali 35.000 1.050.000

Pengujian feed additive ke itik

8 kali 65.000 520.000

SUB TOTAL (Rp) 1.570.000 4. Lain – Lain

Publikasi artikel ilmiah 1 kali 955.000 955.000

Ads Media Sosial 1 kali 600.000 600.000

Publikasi media masa 4 kali 120.000 480.000

SUB TOTAL (Rp) 2.035.000 TOTAL (Rp) 8.275.500

(22)

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

Raoul Chesta Adabi Ketua Tim

Putri Widya Astutik Anggota 1

Rahma Fadilla Putri Anggota 2

Raynald Jonathan Abilo Anggota 3

No .

Nama /NIM Program Studi

Bidang Ilmu

Alokasi Waktu

Uraian Tugas 1. Raoul Chesta

Adabi/

23505010011100 2

Peternaka

n Peternaka

n 20 jam/

Mingg u 2. Putri Widya

Astutik/

23505010011109 7

Peternaka n

Peternaka n

20 jam/

Mingg u 3. Rahma Fadilla

Putri/

23505010111113 0

Peternaka

n Peternaka

n 20 jam/

Mingg u 4. Raynald Jonathan

Abilo/

23505010011104 2

Peternaka n

Peternaka n

20 jam/

Mingg u

(23)

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

(24)

Lampiran 5. Prosedur Uji

Gambar

Tabel 2. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkecambahan biji kacang hijau, biji kacang hijau yang diletakan ditempat gelap, ternaung, dan

protein antara lain adalah protein hewani (daging, telur, susu, dan keju) dan protein nabati (biji-bijian dan kacang-kacangan). Asam amino yang diperlukan tubuh terdiri

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan kadar protein pada biji kacang hijau sebesar 1,26%, sedangkan pada sampel sari kacang hijau A sebesar

Sumber protein dari kacang-kacangan dan produk kedelai, seperti tempe, tahu, susu acang juga mengandung kalium dan fosfor yang cukup tinggi, sehingga untuk mencegah hiperkalemia dan

Perkecambahan pada biji kacang hijau yang diletakkan di tempat gelap akan mengalami kelajuan pertumbuhan yang tinggi dibandingkan perkecambahan kacang hijau yang diletakkan di

Ho ditolak yang berarti waktu inkubasi berpengaruh terhadap hasil protein yang terkandung dalam hasil keju dari susu kacang hijau. Untuk

Uji pada hewan coba: Pemberian protein hidrolisat (kacang polong hijau Indonesia, kacang polong kuning Kanada, protein isolat polong kuning Kanada

Ulasan jurnal penelitian tentang potensi kacang hijau sebagai bahan baku pembuatan tempe sebagai sumber belajar pada materi bioteknologi