IMPLEMENTASI METODE STUDI KASUS DAN METODE DISCOVERY UNTUK MENJAGA KONDUSIFITAS KELAS
VII DI Mts. TERPADU NURUL HUDA DALAM PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Tindakan Kelas
Dosen Pengampu:
Dr. Roni Harsoyo, M.Pd
Disusun Oleh:
M. Bahroni NIM: 201200333
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO
JUNI 2023
I. JUDUL PENELITIAN
IMPLEMENTASI METODE STUDI KASUS DAN METODE DISCOVERY UNTUK MENJAGA KONDUSIFITAS KELAS VII DI Mts.
TERPADU NURUL HUDA DALAM PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK
II. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan agama islam merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang atau pendidik yang tujuanya adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memahami, meyakini serta mengamalkan ajaran islam yang di lakukan melalui suatu kegiatan pengajaran dan bimbingan yang telah di tentukan yang tujuanya adalah untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan.1 Pendidikan agama islam di tingkat satuan pendidikan adalah untuk untuk mengajarkan tentang ajaran-ajaran islam, sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai agama Islam.2 Pendidikan agama islam memiliki andil yang cukup besar dalam proses pembangunan karakter dan menjadi benteng moralitas bangsa. yang salah satunya di wujudkan melalui pendidikan aqidah akhlak.
Dalam ajaran aqidah akhlak memiliki tiga prinsip penting yang meliputi aqidah, ibadah dan akhlak. Sehingga aqidah akhlak sangat perlu untuk di ajarkan secara lebih lanjut agar dapat tertanam keimanan pada diri peserta didik bahwa Allah adalah satu-satunya tuhan yang menciptakan alam semesta, dan agar peserta didik mengetahui hakikat keberadaanya sebagai manusia makhluk Allah, dan membentuk tingkah laku peserta didik menjadi tingkah laku islami yang berkarakter mulia.3
Namun tidak dapat kita pungkiri bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran tentunya ada yang namanya sebuah kendala, seperti halnya yang terjadi pada proses pembelajaran aqidah akhlak. Adapun permasalahan
1 Abdul Madjid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam (PAI)Berbasis Kompetensi:Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 132
2 Mochtar Buchori, Himpunan Prasaran dalam Seminar Polri, (Jakarta: PTIK, 1991), 289
3 Syaikh Fuhaim Musthafa, and Wafi Marzuqi Ammar, Kurikulum Pendidikan Anak Muslim, (Surabaya: Pustaka Elba, 2009)
yang sering terjadi dalam proses pembelajaran pendidikan agama islam ialah terletak pada metode yang digunakan oleh seorang pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Karena biasanya dalam proses pembelajaran agama islam lebih di dominasi oleh metode ceramah. Karena metode ini di anggap sebagai metode yang paling mudah dan sederhana untuk digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran pendidikan agama islam. Namun pada realitanya dengan penggunaan metode ini seringkali membuat peserta didik mudah bosan yang mengakibatkan kurangnya kondusifitas di kelas lebih-lebih pada jenjang anak Mts. Seperti yang terjadi pada anak-anak Kelas VII di Mts. Terpadu Nurul Huda Tulakan Pacitan dalam pembelajaran aqidah akhlak.
Peserta didik pada jenjang Mts. Merupakan sebuah masa peralihan dari masa anak-anak menju masa remaja. Dan sebenarnya pada masa-masa ini sudah bukan waktunya lagi untuk selalu di ajari, melainkan harus di latih untuk berfikir secara kritis dan mandiri dalam menyelesaikan berbagai persoalan sepeti halnya dalam proses pembelajaran. Dengan demikian untuk melatih para peserta didik untuk berfikir secara kritis dan mandiri salah satunya adalah dengan menggunakan metode pembelajaran studi kasus dan discovery. Karena dengan menggunakan metode ini sangat menuntut partisipasi dan keaktifan peserta didik sehingga mereka di sibukkan dengan proses belajarnya. Jadi secara otomatis dengan penerapan metode ini dapat menciptakan kondusifitas di kelas dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah: IMPLEMENTASI METODE STUDI KASUS DAN METODE DISCOVERY UNTUK MENJAGA KONDUSIFITAS KELAS VII DI Mts. TERPADU NURUL HUDA DALAM PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK
III. IDENTIFIKASI DAN BATASAN MASALAH
Berdasarkan dari hasil wawancara yang telah di lakukan terdapat beberapa peristiwa-peristiwa yang terjadi di lapangan yang dapat di identifikasikan sebagai berikut:
1. Kurangnya perhatian siswa 2. Kelas kurang kondusif
Dikarenakan adanya suatu pembatasan dalam aspek penelitian yang berkaitan dengan waktu, tenaga dan factor-faktor yang lainya, serta untuk memfokuskan penelitian yang dapat menghasilkan penyelesaian atas suatu permasalahan dengan maksimal, maka di tentukan batasan masalah penelitaian sebagai berikut:
1. kondusifitas di kelas
IV. RUMUSAN MASALAH DAN CARA PEMECAHANNYA
Berdasarkan pemaparan yang telah di sebutkan di atas, maka focus permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana supaya tercipta kondusifitas di kelas VII Mts. Terpadu Nurul Huda Tulakan Pacitan dalam pembelajaran aqidah akhlak?
Adapaun cara pemecahan dari permasalahan tersebut yang dapat kita tuliskan secara eksplisit adalah:
1. Menerapkan metode pembelajaran studi kasus 2. Menerapakan metode pembelajaran dicovery
V. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui kondusifitas di kelas VII Mts. Terpadu Nurul Huda Tulakan Pacitan dalam pembelajaran aqidah akhlak setelah di terapkan metode pembelajaran studi kasus dan discovery.
VI. MANFAAT PENELITIAN
Adapun hasil dari penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:
1. Bagi sekolah
Adapun manfaat penelitian ini bagi sekolah yaitu untuk meningkatkan kreativitas dalam proses pembelajaran, menambah informasi tentang metode-metode pembelajaran khususnya metode pembelajaran studi kasus dan discovery, serta dapat memotivasi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang lebih kreatif.
2. Bagi guru
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru untuk menambah pengetahuan tentang berbagai metode dalam pembelajaran, khususnya tentang metode pembelajaran studi kasus dan discovery, sebagai pendukung dalam proses pembelajaran di dalam kelas, serta menjadi motivasi bagi guru untuk senantiasa meningkatkan kreativitasnya dalam melaksanaan kegiatan belajar mengajar.
3. Bagi siswa
Meningkatkan kondusifitas dan keaktifan peserta didik dalam belajar, menambah semangat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran aqidah akhlak sehingga mampu memahami serta dapat mengimplementasikanya dalam kehidupan sehari-hari dari apa yang telah dipelajarainya.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai tambahan referensi dalam melaksanakan penelitian, sebagai bahan acuan, perbandingan dan sebagai telaah terdahulu bagi peneliti yang hendak melakukan penelitian di kemudian hari.
5. Bagi penulis
Manfaat bagi penulis adalah dapat menyelesaikan tugas penelitian tindakan kelas yang merupakan salah satu mata kuliah pada program studi pendidikan agama islam.
VII. KERANGKA TEORI, TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kerangka Teori 1. Kondusifitas kelas
Kondusif berasal dari kata kondisi yang artinya keadaan. Kata kerjanya adalah mengondisikan yang berarti membuat atau menciptakan suatu keadaan. Sementara kondusif merupakan kata sifat yang diartikan sebagai memberi peluang pada hasil yang diinginkan yang bersifat mendukung.4 Jadi dapat kita simpulkan bahwa kelas yang kondusif adalah keadaan yang mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar di kelas.
Kelas yang kondusif tentu saja tidak tercipta dengan sendirinya, melainkan harus diciptakan oleh guru. Cara guru dalam mengatur strategi untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif dikelas, sangat berpengaruh terhadap tingkah laku peserta didik di kelas, jika guru membuat suasana belajar yang benar-benar terkondisikan dan peserta didik belajar dengan maksimal, tentunya tujuan pengajaran mudah tercapai, dan sebaliknya jika kelas tidak terkondisikan oleh guru, maka keadaan kelas akan kacau, dan gurupun akan sibuk menghabiskan waktunya untuk mendisiplinkan siswa tanpa memperhatikan materi yang disampaikan, dengan kata lain kegiatan belajar mengajar tidak berjalan dengan optimal.
Sesuai dengan pendapat dari Mulyasa yang menegaskan bahwa, prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah kehangatan dan keantusiasan, tantangan, bervariasi, luwes, penekanan pada hal-hal yang positif, dan penanaman disiplin diri.5
Pembelajaran yang efektif dapat bermula dari kondisi kelas yang dapat mendukung, menciptakan suasana belajar yang menggairahkan, untuk itu perlu diperhatikan gaya mengajar guru yang
4 Hasan Alwi dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 586
5 Mulyasa, Standart Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Rosdakarya, 2007), 80
mampu menumbuhkan minat belajar dalam proses belajar mengajar siswanya. Kelas yang kondusif diartikan sebagai sebuah situasi yang menggambarkan ketenangan, keluesan, kenyamanan yang dapat menimbulkan semangat dan pengeloaan kelas yang sangat baik.
Lingkungan kondusif menurut E. Mulyasa dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut:
a. Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran. Pilihan dan pelayanan individual bagi peserta didik, terutama bagi mereka yang lambat belajar akan membangkitkan nafsu dan semangat belajar, sehingga membuat mereka betah belajar di sekolah.
b. Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik nyaman dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal. Termasuk dalam hal ini adalah penyediaan bahan pembelajaran yang menarik dan menantang bagi peserta didik, serta pengelolaan kelas yang tepat, efektif, dan efisien.
c. Menciptakan suasana kerja sama saling menghargai, baik, antar peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru dan pengelolaan pembelajaran lain. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap peserta didik memiliki kesempatan yang seluas luasnya untuk mengemukakan pandangannya tanpa ada rasa takut mendapatkan sanksi atau dipermalukan.6
2. Metode pembelajaran studi kasus
Metode pembelajaran studi kasus adalah suatu metode yang digunakan dalam bentuk peserta didik dihadapkan dengan suatu permasalahan atau kasus yang ditemui sebagai bahan pelajaran kemudian kasus-kasus tersebut dibahas secara bersama-sama atau kelompok untuk mendapatkan penyelesaian atau jalan keluar dari
6 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 165-166
masalah yang dihadapi tersebut. Sebagaimana yang didefinisikan oleh beberapa para ahli bahwasanya yang dimaksud dengan metode pembelajaran studi kasus adalah suatu metode yang menyodorkan masalah kepada peserta didik untuk dipecahkan secara individu ataupun kelompok. Strategi ini pada intinya melatih keterampilan kognitif siswa agar terbiasa dalam pemecahan masalah, mengambil keputusan, menarik kesimpulan, mencari informasi dan membuat artefak sebagai laporan mereka.7 Metode pembelajaran studi kasus ini memungkinkan siswa untuk bisa memecahkan dan mengambil keputusan terhadap kasus yang ditemukan dalam kehidupan sehari- hari.
Setidaknya terdapat tiga karakteristik dari metode pembelajaran studi kasus ini. Pertama, metode pembelajaran ini berisi suatu aktivitas pembelajaran yang di dalamnya mempraktekkan pembelajaran yang berbasis masalah dan didalamnya ada sejumlah kegiatan yang dikakukan oleh siswa. Sehingga dengan metode pembelajaran studi kasus ini mengharapkan siswa tidak hanya sekedar mendengarkan, mencatat dan menghafal materi pembelajaran, akan tetapi melalui melalui metode pembelajaran berbasis masalah ini siswa dapat aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data serta kemudian menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran.
Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah yang dilakukan secara sistematis dan empiris.8
7 Martinis Yamin, Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, (Jakarta: Referensi, 2013), 81
8 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidika, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2006), 214
3. Metode pembelajaran discovery
Dalam bahasa indonesia metode pembelajaran discovery sering disebut dengan metode penyingkapan yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi apabila siswa dihadapkan pada materi-materi yang sifatnya belum lengkap sehingga metode ini menuntut seorang siswa untuk menyingkapkan beberapa informasi yang diperlukan untuk melengkapi materi ajar tersebut.9 Model ini menekankan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.10
Dengan menggunakan metode discovery ini seorang siswa akan lebih tertantang dan merasa dirinya lebih dihargai, karena siswa diberi kesempatan untuk berfikir mandiri dalam menemukan jawaban tersebut tanpa bantuan guru. Sehingga peran guru dalam penggunaan metode ini adalah untuk mengarahkan, membimbing, memotivasi dan memberikan penguatan dari jawaban siswa tersebut. Jika jawaban kurang tepat maka harus diluruskan dan jika jawaban sudah benar maka perlu diberikan penguatan agar siswa lebih mantap dalam memahami temuannya tersebut. Pada intinya metode discovery ini di dasarkan pada pemikiran psikologi kognitif, yang di dalamnya sangat menekankan pada keaktifan siswa sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih bermakna bagi mereka.
Model belajar discovery ini paling baik untuk di terapkan dalam kelompok belajar yang kecil. Namun bisa juga diterapkan dalam kelompok belajar yang lebih besar. Meskipun tidak semua siswa dapat terlibat dalam proses discovery. Discovery ini dapat dilaksanakan
9 Yunus Abidin, Desain Sistem Pembeljaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung; Rafika Aditama, 2014), 175
10 M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Konseptual dalam Pembelajaran Abad 2, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), 280
dalam bentuk komunikasi satu arah atau komunikasi dua arah bergantung pada besarnya kelas.11
B. Telaah Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Farida Zahro dalam jurnalnya yang berjudul “Penerapan Metode studi kasus dan Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Fikih Kelas VII-B Mts Raudhotut Tholibin Bungo” pada tahun 2022 yang di lakukan dengan mengunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model penelitian Kurt Lewin, menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran discovery dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII-B Mts. Raudhotut Tholibin Bungo Palangka Raya pada mata pelajaran fikih. Di tunjukkan dari hasil evaluasi pada akhir pembelajaran banyak siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 30% yang menurun menjadi 10% setelah di lakukan perlakuan.12
Berdasarkan pada kajian penelitian terdahulu tersebut, di temukan perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumya bahwa penerapan metode pembelajaran studi kasus dan discovery di gunakan pada mata pelajaran fikih. sedangkan pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti akan mencoba menerapkan metode studi kasus dan discovery pada mata pelajaran aqidah akhlak.
C. Kerangka Berfikir
Paparan tentang kerangka/alur berfikir yang digunakan peneliti berupa penjelasan/pernyataan hubungan antara 2 variabel/lebih, dapat diilustrasikan dengan gambar/bagan. (sesuai rumusan masalah)
11 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 187
12 Farida Zahro, Penerapan Metode studi kasus dan Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Fikih Kelas VII-B Mts Raudhotut Tholibin Bungo, (Palangka Raya: IAIN Palangka Raya, 2022), 144
Kondusifitas dalam belajar di kelas sangat penting untuk di ciptakan supaya tujuan dari pengajaran mudah tercapai. Untuk mewujudkan kondusifitas di kelas tidak hanya melalui dari berbagai penataan ruang kelas dan penggunaan dari fasilitas-fasilitas yang ada di dalam ruang kelas saja, melainkan juga harus menerapkan sebuah metode pembelajaran yang tepat agar semua siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Jika semua siswa berperan aktif dalam pembelajaran secara otomatis siswa akan di sibukkan oleh berbagai kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran sehingga siswa tidak memiliki kesempatan untuk melakukan tindakan-tindakan selain kegiatan pembelajaran. Jadi bisa dikatakan bahwa dengan melakukan penerapan metode pembelajaran yang tepat dapat menciptakan kondusifitas siswa dalamproses pembelajaran.
Adapun kerangka berpikir secara lebih jelas dapat di lihat pada gambar di bawah ini:
Keadaan Awal Kurangnya perhatian siswa Kelas kurang kondusif
Tindakan Menerapkan metode pembelajaran studi kasus dan discovery
Hasil Akhir Siswa aktif dan kondusif dalam pembelajaran
Evaluasi awal Evaluasi efek Evaluasi akhir
D. Pengajuan Hipotesis Tindakan
Kondusifitas kelas sangatlah di perlukan agar proses dalam pembelajaran berjalan dengan dengan baik dan mudah dalam mencapai tujuan dari pendidikan. Untuk mewujudkan kelas yang kondusif tidak hanya bisa dilakukan dengan melakukan penataan dan pemanfaatan fasilitas kelas saja, melainkan juga harus di wujudkan melalui control guru terhadap siswa dalam pembelajaran atau dengan kata lain seorang guru harus bisa mengaktifkan belajar siswa di dalam kelas.
Ada berbagai cara yang di tempuh seorang guru untuk mengaktifkakn belajar siswa seperti penggunaan metode yang tepat dalam melakukan sebuah pembelajaran. Seperti halnya penggunaan metode studi kasus dan discovery dalam pembelajaran aqidah akhlak di kelas VII Mts.
Terpadu Nurul Huda Tulakan Pacitan. Dengan menerapkan metode tersebut ternyata bisa mengaktifkan belajar siswa sehingga kelas menjadi kondusif, karena peserta didik di sibukan dengan proses dalam pembelajaran.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa dengan menerapan metode studi kasus dan discovery tersebut dapat mengaktifkan atau menjadikan aktif peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga kelas menjadi lebih kondusif dalam belajar.
VIII. METODE PENELITIAN
A. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Mts. Terpadu Nurul Huda yang beralamatkan di Desa Bubakan, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan, Jawa timur. Dan yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah anak- anak kelas VII. Jika dilihat dari kondisi sosialnya mayoritas para peserta didik berasal dari taraf keluarga yang berekonomi menengah ke bawah.
B. Variabel yang Diamati
Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah problem apa saja yang terjadi di dalam kelas VII Mts Nurul Huda ketika dalam proses pembelajaran akidah akhlak. Dalam penelitian ini ternyata tejadi sebuah
permasalahan dalam pembelajaran yaitu kurangnya kondusifitas siswa di dalam kelas.
C. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara. Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses Tanya jawab lisan yang berlansung satu arah , artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancarai.13 Menurut Hopkins, wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain.14 Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, wawancara dilakukan untuk mengumpulan data terkait problematika apa saja yang terjadi di dalam kelas saat proses pembelajaran berlangsung.
D. Prosedur Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dan diolah untuk mengetahui tingkat ketercapaian dan keberhasilan penelitian tindakan kelas. Teknis analisis data pada penelitian ini menggunakan teori Miles &
Huberman yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.15 Mengenai ketiga alur tersebut secara lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Pada tahapan ini data yang telah dikumpulkan dari catatan- catatan tertulis di lapangan yang telah di kumpulkan kemudian diringkas agar mudah dipahami. Adapun tahap peringkasan tersebut adalah bertujuan untuk memfokuskan, menyusun data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dari penelitian dapat dibuat dan diverifikasikan.
13 Abdurrahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyususna Skripsi (Jakarta: Rineka Cipta,2011), 105
14 Sutrisno Hadi, Metodologi Reserch (Yogyakarta:Andi Ofset,Edisi Refisi,2002), 157
15 Milles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992), 16
2. Penyajian Data
Pada tahap ini data di deskripsikan dalam bentuk narasi yang sistematis kemudian di tarik kesimpulan yang bertujuan untuk pengambilan tindakan. Pendeskripsian data di dilakukan dalam bentuk narasi, grafik, tabel dan sebagainya.
3. Menarik Kesimpulan
Setelah data dideskripsikan, dibuatlah suatu kesimpulan dalam bentuk uraian singkat. Tahap penyimpulan merupakan suatu upaya pencarian makna akan data yang telah dikumpulkan dalam bentuk narasi yang singkat, padat, dan jelas tetapi mengandung suatu makna yang luas.
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Paparan tentang serangkaian langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi penelitian.
PERENCANAAN PELAKSANAAN PENGAMATAN REFLEKSI
 Merumuskan solusi dalam bentuk hipotesis tindakan.
 Menyusun
deskripsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) siklus I yang mencakup kegiatan awal, inti, dan akhir.
 Menyiapkan sumber/bahan/al at yang digunakan dalam kegiatan
Tindakan yang dilakukan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis PTK yang telah dibuat, yang meliputi kegiatan awal, inti, dan akhir.
 Mengamati perhatian masing- masing siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan memberikan contreng (√) pada lembar observasi terstruktur.
 Mengamati pemahaman masing- masing siswa terhadap materi yang
 Merefleksikan hasil
pengamatan yang
mencakup perhatian, pemahaman, dan keaktifan siswa yang telah dicatat di lembar
observasi terstruktur serta
menganalisis nilai
perolehan hasil belajar siswa dengan
PERENCANAAN PELAKSANAAN PENGAMATAN REFLEKSI pembelajaran
yang meliputi:
handout materi, nomor dada, peniti, double tip, potongan kertas, dan spidol.
 Menyiapkan instrument penilaian yang digunakan untuk mengukur
pencapaian kompetensi.
 Menyiapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pencapaian kompetensi serta menyiapkan instrument tolak ukur keberhasilan tindakan.
telah diajarkan ketika penempelan potongan kertas dengan memberikan contreng (√) pada lembar observasi terstruktur.
 Mengamati keaktifan masing- masing siswa dalam
menempelkan potongan kertas dan untuk menjadi fasilitator dan menjelaskan materi dengan memberikan contreng (√) pada lembar observasi terstruktur.
 Mencatat nilai perolehan hasil belajar uji
kompetensi penguasaan masing- masing siswa/siswi
menggunakan tolak ukur yang telah ditentukan.
 Dari hasil refleksi, maka peneliti memustuskan untuk
melanjutkan dengan siklus kedua karena hasil dari proses
pembelajaran belum sesuai dengan yang diharapkan.
PERENCANAAN PELAKSANAAN PENGAMATAN REFLEKSI terhadap
mata
pelajaran PAI pokok
bahasan Iman Kepada Allah di daftar nilai.
IX. SISTEMATIKA PEMBAHASAN I. JUDUL PENELITIAN
II. LATAR BELAKANG MASALAH
III. IDENTIFIKASI DAN BATASAN MASALAH
IV. RUMUSAN MASALAH DAN CARA PEMECAHANNYA V. TUJUAN PENELITIAN
VI. MANFAAT PENELITIAN
VII. KERANGKA TEORI, TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN
VIII. METODE PENELITIAN
IX. SISTEMATIKA PEMBAHASAN X. OUTLINE DAFTAR ISI
XI. DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA XII. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN XIII. RENCANA BIAYA
XIV. CURRICULUM VITAE PENELITI
X. OUTLINE DAFTAR ISI
I. JUDUL PENELITIAN ... 2
II. LATAR BELAKANG MASALAH ... 2
III. IDENTIFIKASI DAN BATASAN MASALAH... 4
IV. RUMUSAN MASALAH DAN CARA PEMECAHANNYA ... 4
V. TUJUAN PENELITIAN... 4
VI. MANFAAT PENELITIAN ... 4
VII. KERANGKA TEORI, TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 6
VIII. METODE PENELITIAN ... 12
IX. SISTEMATIKA PEMBAHASAN ... 16
X. OUTLINE DAFTAR ISI ... 17
XI. DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA ... 18
XII. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN ... 19
XIII. RENCANA BIAYA ... 19
XIV. CURRICULUM VITAE PENELITI ... 19
XI. DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
Madjid Abdul dan Andayani Dian. Pendidikan Agama Islam (PAI)Berbasis Kompetensi:Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Buchori Mochtar. Himpunan Prasaran dalam Seminar Polri. Jakarta:
PTIK, 1991.
Fuhaim Musthafa Syaikh, and Marzuqi Ammar Wafi. Kurikulum Pendidikan Anak Muslim. Surabaya: Pustaka Elba, 2009.
Alwi Hasan dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Mulyasa. Standart Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung:
Rosdakarya, 2007.
Majid Abdul Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.
Yamin Martinis. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran.
Jakarta: Referensi, 2013.
Sanjaya Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidika. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2006.
Abidin Yunus. Desain Sistem Pembeljaran Dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung; Rafika Aditama, 2014.
Hosnan. M. Pendekatan Saintifik dan Konseptual dalam Pembelajaran Abad 2. Bogor: Ghalia Indonesia, 2014.
Hamalik Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Zahro Farida. Penerapan Metode studi kasus dan Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Fikih Kelas VII-B Mts Raudhotut Tholibin Bungo. Palangka Raya: IAIN Palangka Raya, 2022.
Fatoni Abdurrahman. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyususna Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta, 2011.
Hadi Sutrisno. Metodologi Reserch. Yogyakarta:Andi Ofset,Edisi Refisi,2002.
Milles dan Huberman. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992.
XII. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
No. Jenis keiatan Tanggal
1. Wawancara 31 Mei 2023
2. Identifikasi masalah 31 Mei 2023
3. Merumuskan hipotesis 31 Mei 2023
4. Pembuatan judul PTK 10 Juni 2023
5. Menyusun proposal PTK 16 Juni 2023
XIII. RENCANA BIAYA
No. Jenis barang Harga
1. Bensin Rp. 12.000,00
2. Jajan untuk silaturahmi Rp. 50.000,00
XIV. CURRICULUM VITAE PENELITI
Nama Muhammad Bahroni
Tempat/tanggal lahir Pacitan/09/09/1999
Riwayat pendidikan SLTA SMK Progressif. Program keahlian TKJ
Riwayat pendidikan sekarang Program S1 FTIK, IAIN Ponorogo