• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan media CAI (Computer Assisted Instruction) pada mata pelajaran Akidah Akhlak untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas VII di MTs. Nurul Amanah Basanah Bangkalan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan media CAI (Computer Assisted Instruction) pada mata pelajaran Akidah Akhlak untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas VII di MTs. Nurul Amanah Basanah Bangkalan."

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN MEDIA CAI

MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK

UNTUK PESERTA DIDIK KELAS VII

DI MTs. NURUL AMANAH BASANAH BANGKALAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Megister Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh: Nur Hannah

F53212275

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

TRANSLITERASI ... v

ABSTRAK ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I :PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 8

C. Rumusan Masalah ... 11

D. Tujuan Penelitian ... 11

E. Kegunaan Penelitian ... 12

F. Kerangka Teori ... 12

G. Penelitian Terdahulu ... 18

H. Sistematika Pembahasan ... 21

BAB II :KAJIAN PUSTAKA ... 25

A. Media Pembelajaran ... 25

B. Media Computer Assisted Instruction (CAI) ... 29

C. Penggunaan Media Computer Assisted Instruction (CAI) ... 41

D. Mata Pelajaran Akidah Akhlak ... 43

E. Al-Asma>’ al-Husna> dalam Akidah Akhlak ... 50

(7)

viiii

G. Prestasi Belajar ... 57

H. Posisi Media CAI dalam Akidah Akhlak dan Prestasi Belajar 70 I. Hipotesis Penelitian dan Pengembangan ... 74

BAB III :METODOLOGI PENELITIAN ... 75

A. Jenis Pendekatan dan Desain Penelitian ... 75

B. Data dan Sumber Data ... 83

C. Pengumpulan Data...84

BAB IV :HASIL PENGEMBANGAN ... 91

A. Paparan Kegiatan Penelitian... 91

B. Kegiatan Prosedur Pengambangan ... 98

C. Penyajian Data Analisis Uji Coba ... 106

D. Validasi Ahli Media Pembelajaran... 111

E. Uji Coba Perorangan ... 116

F. Uji Coba Kelompok Kecil... 118

G Hasil Uji Coba Produk Pengembangan ... 120

BAB V :DISKUSI HASILPENGEMBANGAN ... 130

A. Diskusi Kajian Hasil Uji Coba Produk...130

B. Diskusi dan Kajian Hasil Produk Pengembangan ... 132

BAB VI :PENUTUP ... 141

A. Kesimpulan ... 141

B. Saran ... 144

DAFTAR PUSTAKA ... 145

(8)

viiiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Instrumen Wawancara ... 148

Lampiran 2 : Instrumen Observasi I ... 150

Lampiran 3 : Instrumen Observasi II ... 153

Lampiran 4 : Naskah (Draft) Pengembangan Media CAI... 156

Lampiran 5 : Flow Chart Pengembangan Media CAI ... 159

Lampiran 6 : Instrumen Penilaian Ahli Materi ... 160

Lampiran 7 : Instrumen Penilaian Ahli Media ... 166

Lampiran 8 : Instrumen Penilaian Peserta Didik ... 174

Lampiran 9 : Data Olahan Uji Validitas dan Realibilitas ... 177

Lampiran 10 : Hasil Penilaian Kelas Eksperimen ... 178

Lampiran 11 : Hasil Penilaian Kelas Kontrol ... 179

Lampiran 12 : Acuan Revisi Produk ... 180

(9)

vivii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 : Cone of Experience Edgar Dale ... 14

Bagan 3.1 : Model Pembelajaran ASSURE ... 76

Bagan 3.2 : Model R&D Sugoyono ... 77

(10)

vvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Komponen Media CAI ... 38

Tabel 3.1 : Validasi Ahli Materi ... 81

Tabel 3.2 : Validasi Ahli Media ... 81

Tabel 3.3 : Desain Penelitian ... 86

Tabel 3.4 : Interval Persentase ... 89

Tabel 4.1 : Hasil Wawancara Pembelajaran Bermedia di MTs. Nura ... 92

Tabel 4.2 : Hasil Observasi I Pembelajaran Bermedia di MTs. Nura ... 94

Tabel 4.3 : Hasil Observasi II Pembelajaran Bermedia di MTs. Nura ... 95

Tabel 4.4 : Rancangan Script ... 101

Tabel 4.5 : Data Penilaian Ahli Materi ... 107

Tabel 4.6 : Data Penilaian Ahli Media Pembelajaran ... 112

Tabel 4.7 : Data Uji Coba Perorangan ... 116

Tabel 4.8 : Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 119

Tabel 4.9 : Data Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Tes Prestasi Belajar .. 122

Tabel 4.10 : Distribusi Sebaran Validitas Item Soal ... 123

Tabel 4.11 : Group Statistics ... 125

Tabel 4.12 : Independent Samples Test ... 125

Tabel 4.13 : Output Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 128

Tabel 4.14 : Independen Samples Test ... 128

(11)

vi ABSTRAK

Nur Hannah. 2016. Pengembangan Media CAI (Computer Assisted Instruction) pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas VII di MTs. Nurul Amanah Basanah Bangkalan. Pembimbing: Dr. Hanun Asrohah, M. Ag

Kata kunci: Computer Assisted Instruction, al-Asma>' al-Husna>, Prestasi Belajar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran Akidah Akhlak kelas VII di MTs. Nurul Amanah sebelum memanfaatkan media CAI yang

dikembangkan oleh peneliti dalam bentuk CD berisikan materi Asma>'

al-Husna> dan mengetahui hasil prestasi belajar setelah diterapkannya media tersebut.

Penelitian ini dilaksanakan melalui tahap pengembangan dan tahap pemanfaatan media CAI. Pada tahap pengembangan, tingkat keberhasilan produk diukur dengan metode angket yang diberikan pada ahli media dan ahli materi. Kemudian diujicobakan pada perorangan (3 peserta didik) dan kelompok kecil (9 peserta didik). Pada tahap pemanfaatan, tingkat keberhasilan produk dalam

meningkatkan prestasi belajar diukur dengan metode tes randomized

control-group pretest-posttest design yang diberikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, masing-masing 32 peserta didik.

Hasil analisa data menunjukkan bahwa hasil validasi media CAI dari ahli media dan ahli materi terdapat beberapa bagian yang perlu direvisi. Setelah revisi dilakukan, diadakan ujicoba terbatas yang diperoleh rata-rata tingkat pencapaian 92%. Tahap validasi dilanjutkan dengan uji coba kelompok kecil dengan rata-rata

tingkat pencapaian 86%. Keduanya menunjukkan kualifikasi “tinggi” sehingga

tidak perlu direvisi. Setelah tahap pengembangan selesai, dilanjutkan tahap pemanfaatan produk CAI pada kegiatan pembelajaran sebenarnya.

Pada kegiatan pemanfaatan media, terdapat satu kelas kontrol dan satu kelas eksperimen. Berdasarkan studi statistik, nilai rata-rata (mean) antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen pada pre-test tidak diperoleh rata-rata yang berbeda secara signifikan. Artiya, kemampuan awal kedua kelas tersebut sama.

Setelah pembelajaran dilaksanakan, hasil post-test menunjukkan adanya

peningkatan prestasi belajar pada kedua kelas. Tetapi, peningkatan prestasi belajar kelas eksperimen memiliki nilai lebih tinggi. Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa telah dihasilkan media CAI yang dapat meningkatkan

prestasi belajar peserta didik MTs. kelas VII pada pokok bahasan Asma>'

al-Husna> mata pelajaran Akidah Akhlak.

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar pada peserta didik. Pembelajaran di

era sekarang sudah banyak menggunakan variasi media pembelajaran. Hal

guna memotivasi minat belajar peserta didik agar mendapatkan perubahan

prilaku sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Perubahan

prilaku inilah yang dinamakan prestasi belajar.

Di sisi lain, media merupakan sarana yang dinilai efektif dalam

menjembatani penyampaian materi yang dituangkan dalam simbol komunikasi

baik verbal maupun non verbal. Dengan media, keterbatasan daya indra,

hambatan jarak geografis, waktu dan lain sebagainya dapat disiasati1.

Tentunya, guru sebagai salah satu pilar penyangga pendidikan dituntut aktif

dan kreatif dalam mengembangkan media pembelajaran2, yang merupakan

implementasi kurikulum 2013 yang menerapkan Teknologi Informasi dan

Komunikasi pada semua mata pelajaran3.

1 Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Ed.

1, Cet.8, (Depok: Pustekkom Dikbud dan Rajawali Pers, 2005), 14. Sederhananya, ketika belajar mengenai planet, tidak perlu pergi jauh mendatangi planet. Terdapat berbagai macam media yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Semisal media objek miniatur planet, diorama antariksa, juga komputer yang perangkatnya dapat dimanfaatkan dalam berbagai pembelajaran seperti video pembelajaran, e-learning, CAIatau media lain yang memuat materi tentang planet sebagaimana tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.

2 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Ed. 2, Cet. 6,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 19.

3 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013: Perubahan dan Pengembangan

(13)

2

Guru wajib menyediakan kegiatan pembelajaran yang kreatif,

menciptakan suasana kondusif dengan melakukan berbagai kegiatan bagi

peserta didik di kelas maupun di luar kelas. Di samping pentingnya peralatan

dan sumber belajar, kreatifitas guru nantinya menentukan daya tercapainya

tujuan pendidikan4. Meskipun materi pelajaran adalah sesuatu yang

substansial, namun metode dalam menyampaikan sebuah materi tidak boleh

diabaikan. Bahkan dikatakan sebuah metode lebih diutamakan dari pada

materi5. Tak jarang, materi yang disampaikan oleh guru tidak dapat diterima

dengan baik oleh peserta didik sebab metode pembelajarannya kurang tepat.

Keberagaman peserta didik dalam pembelajaran menuntut guru peka

dalam menyikapinya6. Media yang digunakan dalam menyampaikan materi

tidak boleh monoton dan kaku. Pengembangan media tidak serta merta dibuat

begitu saja, namun perlu dipertimbangkan kesesuaiannya dengan karakter

peserta didik, tujuan dan materi pembelajaran, sehingga peserta didik merasa

nyaman dalam pembelajaran (analisis sasaran)7. Lebih penting lagi, esensi

materi dapat tersampaikan dengan baik dengan mengatasi adanya verbalisme8.

Sebagai tolak ukur keberhasilan pembelajaran secara praktis, selanjutnya

dilakukan observasi di MTs. Nurul Amanah Basanah Tanah Merah Bangkalan.

4 Agus Arianto, Pendidikan sebagai Investasi dalam Pembangunan Suatu Bangsa, Ed. 1, Cet. 2,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), 117.

5هسفن سردملا نم مهأ سردملا حور لبةقيرطلا نم مهأ سردملا نكلو ةداملا نم مهأ ةقيرطلا

6 Keberagaman peserta didik yang peneliti maksudkan, ditinjau dari gaya belajar, karakter,

keluarga, ekonomi, kemampuan dalam menerima materi dan lain sebagainya.

7 Sharon E. Smaldino, James D. Russell, Robert Heinich and Michael Molenda, Instructional

Technology and Media for Learning, (New Jersey: Pearson Merril Prentice Hall, 1999), 51. Maka, media adalah salah satu cara dan variasi dalam menyampaikan materi yang bisa membuat peserta didik merasa nyaman.

(14)

3

Subjek yang diteliti adalah peserta didik kelas VII pada mata pelajaran Akidah

Akhlak semester 2, Bab I, pokok bahasan al-Asma>' al-Husna>.

Pemilihan mata pelajaran Akidah Akhlak didasarkan pada beberapa hasil

penelitian di bidang Pendidikan Agama Islam (PAI), yakni realisasi

pembelajaran Akidah Akhlak dianggap masih terdapat kendala. Di antaranya;

1) terbatasnya waktu yang disediakan, sedangkan materi sangat padat dan

penting, 2) peserta didik belum mampu mencapai seluruh standar belajarnya,

3) kurang adanya variasi kegiatan pembelajaran (pembelajaran banyak

dilakukan secara konvensional). Kendala tersebut akhirnya berdampak pada

prestasi belajar yang kurang optimal.

Di sisi lain, Akidah Akhlak merupakan bagian integral dari

pembelajaran Agama Islam, memang bukan satu-satunya faktor yang

menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian, tetapi secara

substansial mata pelajaran Akidah Akhlak memiliki kontribusi dalam

memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan nilai-nilai

keyakinan keagamaan (tauhi>d) dan akhla>q alkari>mah dalam kehidupan

sehari-hari.

Berdasarkan kegiatan observasi dan wawancara yang dilakukan sejak 9

s/d 14 Juli 2014 oleh peneliti bersama Bapak Masyhuri, M.Pd.I selaku guru

Akidah Akhlak di MTs. Nurul Amanah Basanah Bangkalan, diketahui bahwa

para peserta didik masih belum mampu mencapai seluruh standar belajarnya.

Hal itu dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata ulangan pada materi pokok

al-Asma>' al-Husna> hanya mencapai 50 untuk kelas C, 65 untuk kelas B dan 60

(15)

4

sekolah adalah 75. Realita ini membuktikan bahwa masih terdapat

kesenjangan untuk perolehan prestasi belajar Akidah Akhlak pada pokok

bahasan al-Asma>' al-Husna>.

Upaya untuk mengidentifikasi penyebab kesenjangan prestasi belajar,

dilakukan observasi langsung selama proses pembelajaran. Adapun masalah

yang diidentifikasi sebagai penyebab rendahnya prestasi belajar di antaranya:

Pertama, pembelajaran didominasi oleh guru yang bermetodekan ceramah

tanpa memanfaatkan media pembelajaran sehingga peserta didik kurang aktif

atau bersifat pasif dalam merespon materi. Kedua, kurangnya alokasi jam

pembelajaran berdasarkan jumlah kompetensi yang diajukan. Untuk pokok

bahasan al-Asma>' al-Husna> waktu yang disediakan tiga kali pertemuan dengan

2x40 menit dalam setiap pertemuan. Alokasi ini dianggap kurang karena

substansi al-Asma>' al-Husna> menekankan pada tingkat pemahaman dan

diharapkan dapat diimplementasikan atau dijiwai oleh peserta didik.

Berdasarkan hasil pra-penelitian di atas, maka peneliti dapat

menyimpulkan pokok kebutuhan pembelajaran Akidah Akhlak untuk pokok

bahasan al-Asma>' al-Husna> di MTs. Nurul Amanah Basanah Bangkalan di

antaranya: 1. Pola pembelajaran yang lebih kondisional dengan peserta didik

dan dapat meningkatkan keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran,

2. Ketersediaan waktu belajar yang memadai untuk keluasan peserta didik

dalam mencapai standar belajarnya, 3. Media pembelajaran yang memiliki

karakteristik sesuai dengan karakteristik materi dan peserta didik.

Sesuai dengan kebutuhan di atas dan studi literatur yang peneliti

(16)

5

dengan nilai interaktif yang bagus sehingga mampu memfasilitasi studi

Akidah Akhlak yang menekankan pada proses implementasi sikap dari peserta

didik. CAI berbeda dengan media yang bergenre audio-visual lainnya, CAI

lebih interaktif dan menekankan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.

Kenyataannya, media CAI pelajaran Akidah Akhlak dengan pokok

bahasan al-Asma>' al-Husna> belum tersedia di MTs. Nurul Amanah, karenanya

perlu upaya pengembangan9, sehingga perlu diciptakan media berkualitas

untuk mata pelajaran tersebut. Demi menciptakan individu yang memiliki

nilai keimanan dan kualitas ketakwaan yang tinggi diperlukan penguatan

Akidah Akhlak yang sangat urgen dalam tataran aplikasi kehidupan.

Akidah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia10, berarti “kepercayaan

dasar atau diartikan pula keyakinan pokok”. Sedangkan menurut istilah Islam

yakni pandangan, pemahaman atau ide yang diyakini kebenarannya oleh hati

sesuai dengan ajaran Islam yang berpedoman pada al-Quran dan Hadith.

Dengan Akidah manusia menjadi terikat pada satu keyakinan yang diyakini

kebenarannya serta menolak keyakinan lain yang dianggap melenceng. Akidah

merupakan hal terpenting dalam agama Islam karena dengannya manusia

dapat terukur derajat keimanan dan keyakinannya kepada Allah dan rasulNya.

Akidah dan iman merupakan dua kata kunci dalam hati seseorang yang bisa

menegaskan antara yang haq dan yang ba>t}il.

9Barbara B Seels dan Rita C Carey, Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya.

Diterjemahkan oleh Dewi S. Prawiradilaga, dkk. dari buku aslinya Instructional Technology: The Definition and Domains of the Field, (Jakarta: Unit Percetakan Universitas Negeri Jakarta, 1994), 38.Mendefinisikan “pengembangan” merupakan proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Artinya, kegiatan pengembangan ini akan dilakukan dengan mengkaji teori media pembelajaran untuk kemudian diinterpretasikan ke dalam sebuah karya media pembelajaran CAI yang sesuai dengan kondisi dan masalah yang akan dipecahkan.

(17)

6

Dalam literatur Islam, akidah termasuk kategori ilmu tauhid yakni ilmu

yang membahas tentang keyakinan seseorang pada keesaan Allah yang

meliputi keyakinan terhadap hal-hal lain yang berkaitan dengan ketuhanan

seperti kenabian, malaikat, jin, alam akhirat dan lain sebagainya. Sebagian

ulama’ menyebutnya dengan ilmu kalam karena panjangnnya perdebatan yang

terjadi dalam akidah yang berkembang. 11

Syekh Ahmad Marzuqi dalam karangannya mengatakan bahwa akidah

dalam Islam itu meliputi lima puluh hal yang harus diimani. Sepuluh untuk

sifat wajib Allah, sepuluh untuk sifat mustahil Allah dan satu hal untuk sifat

jaiz Allah. Di samping meyakini sifat-sifat yang berkaitan dengan ketuhanan,

sembilan akidah untuk menyifati Rasul dari sifat wajib, mustahil hingga

jaiznya Rasul. Teolog menyebut lima puluh akidah keimanan tersebut dengan

istilah aqa>id al-khomsi>n12.

Kata “akhla>q“ dalam bahasa Arab merupakan jamak dari kata

“al-khuluq” atau “al-khulq”. Secara bahasa berarti budi pekerti atau kelakuan13,

tabiat, perangai, watak, atau kebiasaan. Secara garis besar disimpulkan bahwa

akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang

melahirkan perbuatan-perbuatan (yang biasa dilakukan) dengan mudah tanpa

melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian.14

Menurut pengamatan peneliti, variasi media yang dipakai mata

pelajaran Akidah Akhlak ini sangat terbatas. Kebanyakan media yang

11 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jilid 2, Cet. 4, (Jakarta: Ichtiar Baru

Van Hoeve, 1997), 345.

12 Muhammad Nawawi, Nu>r al-Z{ala>m, Aqi>dat al-‘Awwa>m, (Surabaya: Al-Hidayah, tt), 13. 13 Tim Redaksi KBBI., Kamus Besar Bahasa Indonesia, 16.

14 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jilid 1, , Cet. 4, (Jakarta: Ichtiar Baru

(18)

7

digunakan tidak menyentuh pada substansi inti materi yang disampaikan. Hal

itu disebabkan karena obyek materi berupa hal-hal yang bersifat gaib dan

immaterial, sehingga sukar dilakukan penalaran melalui media yang notabene

bersifat materi. Tentu kuantitasnya sangat berbeda dengan media tentang

mata pelajaran fiqih, baik media by design maupun by utilization. Terkadang

media by utilization secara fisik packagingnya memang lebih baik dan

menarik dibanding dengan media by design, namun secara substansial media

by design tentu lebih mengena dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh

karenanya, pengembangan media CAI ini menarik untuk dilakukan.

Berdasarkan kondisi di atas maka diperlukan model pengembangan

yang sesuai dengan karakteristik media pembelajaran CAI. Berdasarkan

literatur, model pemanfaatan yang sesuai untuk memfasilitasi pengembangan

media CAI adalah model ASSURE. Pemilihan model pembelajaran ini

dikuatkan dengan analisis sebagai berikut: 1. Memiliki eksistensi dalam

memadukan teknologi (interaktif, audio, video), 2. Memiliki tahapan yang

kompleks dan sistematis untuk desain pembelajaran, 3. Kelengkapan prosedur

dalam merealisasikan komponen pemanfaatan CAI seperti; analisis peserta

didik, pemilihan tujuan pembelajaran, 4. Model ASSURE merupakan model

yang dirancang untuk memformulasikan kegiatan belajar mengajar (KBM)

atau biasa disebut model berorientasi kelas karena memiliki enam tahapan 15.

15 Pada dasarnya ASSURE merupakan model perencanaan penggunaan media dengan 6 tahapan,

(19)

8

Berdasarkan analis tersebut, maka dibutuhkan tahap modifikasi model,

yaitu antara model pemanfaatan media dengan model pengembangan dan

penelitian. Berdasarkan literatur yang peneliti lakukan, model pengembangan

dan penelitian yang sesuai adalah model R&D Sugiyono yang diadopsi dari

Barg and Gall (educational research).

B.Identifikasi dan Batasan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dibatasi pada kajian pengembangan media CAI mata

pelajaran Akidah Akhlak, pokok bahasan 10 al-Asma>' al-Husna>, 9

diantaranya tercantum dalam silabus yaitu al-‘Azi>z, al-Ghaffa>r, al-Basit},

an-Na>fi’, ar-Rau>f, al-Barr, al-Fatta>h, al ‘Adl, al-Qayyum> dan al-Shabu>r.

2. Semua peserta didik memiliki motivasi belajar yang berbeda-beda16.

Demikian pula karakter dari masing-masing peserta didik yang sangat

memepengaruhi kesuksesannnya17. Tentu semakin tinggi motivasi

belajarnya, semakin tinggi pula prestasi belajarnya.

3. Perkembangan teknologi membuat dunia pendidikan kreatif menyediakan

media pembelajaran yang memotivasi, mengubah sikap dan prilaku peserta

didik ke arah perubahan dinamis sehingga prestasi belajar meningkat18.

maka peneliti memilih mengembangkan media CAI yang belum tersedia tersebut dengan prinsip pengembangan ASSURE dan mengkombinasikan tahap ketiga dengan model R&D Sugiyono.

16 Robert E. Slavin, Educational Psicology: Theory and Practice, 8th.ed, Terjemahan oleh

Marianto Samosir, (Jakarta: Indeks, 2009), 106.

17 Bruce Joyce, Marsha Weil dan Emily Calhoun, Models of Teaching, 8th .ed, Terjemahan oleh

Ahmad Fawaid dan Ateilla Mirza, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 465.

18 Yusuf Hadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Ed. 1, Cet. 4, (Jakarta: Kencana

(20)

9

4. Efektifitas pembelajaran dilihat dari prestasi belajar. Prestasi belajar

Merupakan hasil dari proses pembelajaran yang terdiri atas tiga ranah

yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Namun pengukuran prestasi

belajar dalam pemanfaatan media CAI pada penelitian ini lebih difokuskan

menilai ranah kognitifnya saja. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu

dan penguasaan peneliti dalam penilaian kedua aspek tersebut.

5. Prinsip pengembangan media dalam penelitian ini menggunakan model

ASSURE yang dikemukakan oleh Sharon Smaldino, Robert Henich, James

Russell dan Michael Molenda. Model ini terdiri atas enam tahapan, di

antaranya analyze learners, state objectives, select method, media, and

materials, utilize media and materials, require learner participation,

evaluation dan revise19, dimodifikasi dengan model R&D Sugiyono yang

diadaptasi dari Borg and Gall.

6. Subjek penelitian dalam pengembangan ini adalah peserta didik kelas VII

MTs. Nurul Amanah Basanah Bangkalan. Media yang dikembangkan

hanyalah media CAI untuk kelas VII semester genap, bab 1 pada

kompetensi dasar (KD) sebagaimana berikut:

1.1. Meyakini sifat-sifat Allah melalui al-Asma>' al-Husna> menguraikan

sebagian al-Asma>' al-Husna> (al-‘Azi>z, al-Ghaffa>r, al-Basit}, an-Na>fi’,

ar-Rau>f, al-Barr, al-Fatta>h, al ‘Adl, al-Qayyum> dan al-Shabu>r).

2.1. Meneladani sifat Allah Swt yang terkandung dalam Asma>'

Husna> (‘Azi>z, Ghaffa>r, Basit}, an-Na>fi’, ar-Rau>f, Barr,

al-Fatta>h, al ‘Adl, al-Qayyum> dan al-Shabu>r).

(21)

10

3.1. Menguraikan Asma>' Husna> menguraikan sebagian Asma>'

Husna> (‘Azi>z, Ghaffa>r, Basit}, an-Na>fi’, ar-Rau>f, Barr,

al-Fatta>h, al ‘Adl, al-Qayyum> dan al-Shabu>r).

4.1. Menyajikan fakta dan fenomena kebenaran sifat-sifat Allah Swt yang

terkandung dalam al-Asma>' al-Husna> (al-‘Azi>z, al-Ghaffa>r, al-Basit},

an-Na>fi’, ar-Rau>f, Barr, Fatta>h, al ‘Adl, Qayyum> dan

al-Shabu>r).

7. Media CAI Akidah Akhlak untuk kelas VII MTs. Nurul Amanah Basanah

Bangkalan ini sifatnya sebagai salah satu sumber belajar yang tidak dapat

mengganti keberadaan guru, melainkan hanya membantu guru memilih

pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik dan

mengakomodir semua gaya belajar baik yang visual, audio ataupun

kinestetik, namun pada gaya kinestetik ini bergantung pada guru dalam

mendesain pembelajaran dan mengarahkan peserta didik untuk turut aktif

di dalam kelas.

8. Media CAI hanya dapat digunakan pada sekolah yang mempunyai sarana

dan prasarana yang memadahi dan juga didukung oleh karakteristik dan

kemampuan guru dan peserta didik dalam mengoperasikan media

komputer tersebut.

9. Penelitian dan pengembangan ini hanya melakukan validasi ahli, validasi

materi, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan tidak

menggunakan uji coba kelompok besar. Hal ini dikarenakan keterbatasan

(22)

11

C.Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka berikut peneliti

kemukakan rumusan masalah yang akan dijawab secara spesifik dalam tesis

ini, di antaranya:

1. Bagaimana pembelajaran Akidah Akhlak kelas VII di MTs. Nurul Amanah

Basanah Bangkalan sebelum memanfaatkan media CAI?

2. Bagaimana pengembangan media CAI pada mata pelajaran Akidah Akhlak

untuk peserta didik kelas VII di MTs. Nurul Amanah Basanah Bangkalan?

3. Bagaimana efektifitas pembelajaran dengan memanfaatkan media CAI

pada mata pelajaran Akidah Akhlak untuk peserta didik kelas VII di MTs.

Nurul Amanah Basanah Bangkalan?

D.Tujuan Penelitian

Untuk lebih mengarah pada sasaran yang akan dicapai dalam penulisan

tesis ini, perlu dijabarkan mengenai tujuan penelitian, di antaranya:

1. Mendeskripsikan keaadan riil dan keadaan ideal pembelajaran Akidah

Akhlak untuk peserta didik kelas VII di MTs. Nurul Amanah Basanah

Bangkalan.

2. Mendeskripsikan pengembangan media CAI pada mata pelajaran Akidah

Akhlak untuk peserta didik kelas VII di MTs. Nurul Amanah Basanah

Bangkalan.

4. Mendeskripsikan efektifitas pembelajaran dengan memanfaatkan media

CAI pada mata pelajaran Akidah Akhlak untuk peserta didik kelas VII di

(23)

12

E.Kegunaan Penelitian

Signifikansi penelitian pengembangan media pada pembelajaran Akidah

Akhlak ini adalah untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi di sekolah, antara

kondisi ideal yang menuntut ketersediaan media pembelajaran guna

memudahkan peserta didik dalam memahami konsep al-Asma>‘ al-Husna>

dengan kondisi riil atas keterbatasannya media yangtersedia. Oleh karena itu,

pengembangan media CAI ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis:

1. Hasil pengembangan media pembelajaran CAI ini dapat dijadikan bahan

masukan meningkatkan pembelajaran dengan mengoptimalkan media ICT.

2. Dengan adanya pengembangan media, maka dapat dikembangkan pula

teori-teori belajar berbasis komputer.

Dari sisi praktis, penelitian ini bisa bermanfaat dalam beberapa hal berikut:

1. Memberikan alternatif media pembelajaran, sehingga guru dapat

menyajikan materi di dalam kelas dengan kreatif dan tidak monoton.

2. Peserta didik dapat belajar mandiri dengan menggunakan media tersebut.

3. Mengurangi kejenuhan pembelajaran yang hanya bermetodekan ceramah.

4. Sebagai bahan acuan yang dapat dikembangkan bagi peneliti selanjutnya.

F. Kerangka Teori

Kemajuan suatu bangsa bergantung pada kualitas sumber daya manusia.

Kualitas sumber daya manusia dapat diupayakan dengan meningkatkan

kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan dalam skup kecil diupayakan dengan

meningkatkan kualitas pembelajaran. Pembelajaran berkualitas bila masalah

(24)

13

Salah satu upaya memecahkan masalah belajar dengan penyediaan

sumber belajar melalui kegiatan pengembangan. Berdasarkan hasil

pengamatan di lapangan dan wawancara yang diperoleh dari guru mata

pelajaran Akidah Akhlak memberikan indikasi kurang adanya pemanfaatan

media pembelajaran dan prestasi belajar belum maksimal. Padahal media

pembelajaran dapat membantu peserta didik menyerap materi pelajaran.

Pemanfaatan media pembelajaran dilandasi aspek psikologis,

teknologis, sejarah dan empirik20. Dari aspek psikologis, media menstimulasi

peserta didik, sehingga mampu melayani keberagaman karakteristik dan

kondisi mereka. Dari aspek teknologis, media memungkinkan pembelajaran

berlangsung lebih individual dan memberi dasar lebih ilmiah sehingga

pembelajaran lebih terfasilitasi dan menyenangkan. Dari aspek sejarah, media

dapat mengurangi pembelajaran yang bersifat verbal sehingga ide abstrak

tampak lebih nyata. Dari aspek empirik, terdapat interaksi dalam pemanfaatan

media pembelajaran sehingga prestasi belajar dapat optimal terlebih jika

terdapat kesesuaian media dengan karakteristik dan gaya belajar peserta didik.

Media CAI ini diharapkan membantu peserta didik memahami materi

yang bersifat immaterial sehingga lebih bersemangat dalam pembelajaran dan

melaksanakan tugas yang ada serta memperoleh prestasi belajar lebih baik dari

sebelumnya. Terlebih lagi karakteristik media CAI yang audio-visual-motion

dapat merangsang indera pendengaran dan penglihatan peserta didik.

20 Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran (Jakarta: Referensi, 2012),

(25)

14

Sebagaimana temuan Magnesan21 bahwa prosentase keberhasilan penyerapan

yang dipelajari peserta didik dengan masing-masing gaya belajar dapat dilihat

sebagai berikut:

1.10% kita belajar dari apa yang kita baca.

2.20% kita belajar dari apa yang kita dengar.

3.30% kita belajar dari apa yang kita lihat.

4.50% kita belajar dari apa yang kita lihat dan kita dengar.

5.70% kita belajar dari apa yang kita katakan.

6.90% kita belajar dari apa yang kita katakan dan kita lakukan.

temuan prosentase keberhasilan daya serap Magnesan di atas juga peneliti

temukan dalam tingkatan pengalaman pemerolehan prestasi belajar oleh

Edgar Dale sebagai suatu proses komunikasi sebagai mana gambar berikut22:

Bagan 1.1

Cone of Experience Edgar Dale

21 Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang Ruang

Kelas. Terjemahan oleh Ary Nilandari (Bandung: Kaifa, 2010), 94.

(26)

15

Dari dua temuan yang sama antara Magnesan dan Edgar Dale dapat peneliti

simpulkan bahwa pemberdayaan yang optimal dari seluruh indera peserta

didik dalam belajar akan mengahasilkan kesuksesan bagi diri peserta didik.

Hanya dengan media CAI, setidaknya sudah mencapai 50% keberhasilan daya

serap. Terlebih lagi apabila nantinya guru dapat mengarahkan peserta didik

untuk belajar dan terlibat langsung dalam suatu kegiatan atau mengerjakan

sesuatu maka akan memperoleh daya serap yang lebih maksimal lagi dan

tahan lama.

Killen mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu

pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-centered

approaches) dan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik

(student-centered approaches)23. Pendekatan pembelajaran inilah yang

nantinya mengantarkan guru untuk memilih strategi, metode dan teknik yang

akan diterapkan dalam pembelajaran dengan tanpa mengenyampingkan

kesesuaian karakteristik materi dan gaya belajar peserta didik.

Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari cara menyerap, mengatur

serta mengolah informasi yang didapatkan. Setiap peserta didik memiliki tipe

gaya belajar yang berbeda-beda. Di antaranya tipe visual, auditori dan somatis

atau yang biasa dikenal dengan kinestetik24. Gaya belajar visual atau sering

dikenal dengan pengamatan ini merupakan gaya belajar melalui melihat

sesuatu, baik melihat tulisan, gambar, diagram dan lain sebagainya. Tipe gaya

belajar ini lebih mengedepankan pada penglihatan secara langsung. Gaya

23 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Pendidikan (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2007), 125.

24 Bobbi DePorter and Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan

(27)

16

belajar auditori adalah belajar dengan lebih mengedepankan indera

pendengaran. Pada gaya ini, belajar bisa dilakukan dengan mendengarkan

kaset, ceramah, diskusi, debat dan instruksi verbal. Gaya belajar kinestetik

atau somatis merupakan gaya belajar yang lebih mengedepankan keterlibatan

langsung peserta didik dengan melibatkan aktivitas fisik dan gerakan tubuh

seperti suka menari, bergerak, menyentuh, merasakan dan melakukan sendiri.

Aunurrahman berpendapat bahwa penempatan guru sebagai

satu-satunya sumber informasi, menempatkan peserta didik tidak sebagai individu

yang dinamis akan tetapi lebih sebagai obyek yang pasif, sehingga potensi

keindividualannya tidak berkembang secara optimal25. Padahal pembelajaran

bertujuan untuk mencerdaskan dan memberdayakan peserta didik. Menurut

Tilaar, peserta didik yang berdaya adalah peserta didik yang dapat berpikir

kreatif, mandiri, dapat membangun dirinya dan masyarakatnya kelak26.

Menurut Dimyati dan Mudjiono, “Dominan guru dalam proses

pembelajaran menyebabkan peserta didik terlibat secara pasif“27. Mereka lebih

banyak menunggu sajian dari guru dari pada mencari dan menemukan sendiri

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mereka butuhkan. Oleh karena itu,

perlu ada perubahan dalam pembelajaran yang lebih mengarahkan pada

kegiatan peserta didik supaya peserta didik tidak lagi dipandang sebagai

obyek pembelajaran melainkan dipandang sebagai subyek yang aktif.

Joyce dkk, mendefinisikan bahwa guru yang sukses merupakan guru

yang dapat melibatkan para peserta didiknya dalam tugas-tugas yang syarat

25 Aunurrohman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), 9.

(28)

17

muatan kognitif dan sosial serta mengajarkan pada mereka bagaimana cara

mengerjakan tugas-tugas tersebut secara produktif28. Sederhananya, guru yang

sukses bukan sekedar penyaji yang kharismatik dan persuasif, akan tetapi

senantiasa mengajari peserta didiknya bagaimana menyerap dan menguasai

informasi yang berasal dari penjelasannya, sedangkan pelajar efektif mampu

menggambarkan informasi dan gagasan dari guru mereka.

Uraian di atas menggambarkan bahwa di antara kedua pendekatan

pembelajaran tersebut, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta

didik (student-centered approaches) inilah yang lebih memberdayakan dan

memberikan peluang kepada peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran.

Menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan

semua indra dapat melibatkan peserta didik sepenuhnya dalam pembelajaran

sehingga berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mereka.

Joyce dkk, juga mengemukakan bahwa cara penerapan suatu

pembelajaran akan berpengaruh besar terhadap kemampuan peserta didik

dalam mendidik diri mereka sendiri29. Kesesuain perlakuan yang didapat

dalam sebuah pembelajaran dengan gaya belajar peserta didik akan lebih

meningkatkan minat dan prestasi belajar dalam pembelajaran tersebut.

Itulah sebabnya peneliti memilih mengembangkan media CAI dibanding

media lainnya. Dengan media CAI setidaknya peserta didik dapat belajar

secara mandiri dan bisa mengakomodir gaya belajar audio dan visual,

mengenai kinestetik maka kembali peneliti sampaikan, semua bergantung

pada usaha guru dalam mengelola kelas dan merancang pembelajaran. Maka,

(29)

18

memanfaatkan media CAI saja belum cukup, tentu guru piawai yang mampu

mengarahkan peserta didik agar aktif dalam pembelajaran sangat dibutuhkan.

Adapun media CAI yang nantinya akan dikembangkan oleh peneliti ini

sifatnya hanya sebagai salah satu sumber belajar peserta didik yang tidak

dapat menggantikan keberadaan guru, melainkan hanya membantu guru

memilih pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik dan

dapat mengakomodir semua gaya belajar peserta didik baik visual, audio

maupun kinestetik.

G.Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian mengenai pengembangan media

pembelajaran yang telah dilaksanakan, di antaranya dilakukan oleh:

1. Mindaudah, mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya

(UNESA), dengan judul tesisnya “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis

e-learning pada Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi

Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Jombang tahun 2012.

Dalam rumusannya dikemukakan, perlu ada inovasi bahan ajar yang

berbasis teknologi dengan dukungan komputer dan internet.

Hasil analisis datanya dapat disimpulkan bahwa; a) kevalidan media

diperoleh dari (1) validator ahli materi atau isi sebesar 86% (sangat

layak), (2) validator ahli media / ICT 88% (sangat layak); b) kepraktisan

media diperoleh dari (1) hasil pengamatan keterlaksanaan RPP 86%

(sangat layak), (2) kendala lapangan terarasi, (3) respon peserta didik 90%

(30)

19

aktifitas peserta didik 79% (baik), (2) pengamatan aktifitas guru 86%

(sangat baik) dan (3) ketuntasan belajar peserta didik yang 90% tuntas.

Penelitiannya menghasilkan bahan ajar berbasis e-learning dalam aplikasi

weblog jenis wordpress.com dengan data storage yang dilink-kan dalam

ziddu. Di dalamnya terdapat materi, SAP, petunjuk penggunaan blog dan

fasilitas link ke al-Qur’an digital, hadist online dan lain sebagainya.

Kesamaan penelitian ini dengan penelitian Mindaudah yaitu sama-sama

jenis penelitian R&D yang mengembangkan sumber belajar dengan

memanfaatkan media computer, hanya saja audien dan materi yang

dikemas berbeda, begitu pula software yang digunakan. Sekalipun

hardwarenya sama-sama menggunakan komputer, namun media CAI ini

tidak perlu terkoneksikan dengan internet, sedangkan media yang

dirancang oleh Mindaudah harus terkoneksi dengan internet karena

sifatnya yang e-learning. Keunggulan produk dari Mindaudah ini dapat

diakses oleh semua orang yang mengklik alamat URLnya. Sedangkan

media CAI yang peneliti kembangkan tidak dapat diakses dengan serta

merta kecuali dalam komputer tersebut sudah disimpan software media

CAI atau dapat pula dikemas dalam CD pembelajaran.

2. Retno Sriningsih, mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

(UNY), tesisnya berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa

Indonesia Berbantuan Komputer untuk Meningkatkan Kemampuan

Berbicara Peserta didik Kelas V Sekolah Dasar” pada tahun 2010.

Hasil validitas ahli materi menunjukkan kualitas media sangat baik,

(31)

20

uji coba menunjukkan bahwa hasil penilaian tersebut sangat baik. Aspek

pembelajaran memiliki rerata skor 4,51 (sangat baik), aspek isi 4,51

(sangat baik) dan aspek media 4,51 (sangat baik). Rerata skor secara

keseluruhan sebesar 4,53 yang termasuk dalam kriteria sangat baik.

Dari tes yang dilaksanakan diperoleh skor rerata pretest sebesar 70,70 dan

rerata skor posttest sebesar 78,75. Jadi ada kenaikan skor rerata sebesar

8,75 atau sebesar 12,98%. Hasil uji t menunjukkan bahwa kenaikan rerata

skor signifikan, dengan nilai p sebesar 0,000. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa produk multimedia yang dikembangkan untuk digunakan dalam

proses pembelajaran Bahasa Indonesia Aspek Berbicara adalah efektif.

3. Tesis yang relevan berikutnya yaitu dari Arif Harjanto Mahasiswa

Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang yang berjudul Rancang

Bangun CAI sebagai Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Fisika

Sekolah Menengah Atas. Tujuan penelitian ini adalah merancang dan

membangun media pembelajaran CAI yang interaktif dengan teknologi

multimedia. Hasil penelitian berupa visualisasi CAI tutorial dan simulasi

sebagai media pembelajaran fisika untuk SMA kelas XI. Penelitian ini

melibatkan 8 guru dan 90 peserta didik kelas XI SMA sebagai responden.

Hasil kuesioner responden menunjukkan bahwa 91,11% peserta didik

menyatakan produk CAI berkualitas. 75,11% peserta didik menyatakan

bahwa penyajian materi berkualitas. 95,11% peserta didik manyatakan

bahwa program CAI dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.

Penelitian yang termaktub di atas menarik karena sama-sama menggunakan

(32)

21

interaktif, Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini yaitu

terletak pada subjek penelitian dan mata pelajaran yang menjadi sasaran uji

coba media CAI yang nanti akan peneliti desain dengan mengarah pada

pengukuhan akidah. Dari segi lokasi penelitian juga terdapat perbedaan. Maka

tentu akan berbeda pula media pembelajaran yang akan dihasilkan.

H.Sistematika Pembahasan

Pengembangan dalam penelitian ini dimaksudan untuk menghasilkan

media pembelajaran berbasis komputer yaitu CAI (computer assisted

instruction) yang akan diterapkan pada peserta didik kelas VII di MTs. Nurul

Amanah Basanah Bangkalan dengan masa putar (durasi) ±20 menit.

Adapun spesifikasi produk yang dihasilkan dalam penelitian

pengembangan ini berupa satu paket CD multimedia pembelajaran mata

pelajaran Akidah Akhlak pada pokok bahasan al-Asma>‘ al-Husna>. Untuk lebih

detailnya, berikut paparan spesifikasi produk yang akan peneliti

kembangkangkan:

1. Spesifikasi Fisik

a. Disajikan dalam bentuk CD multimedia yang mudah dioperasikan,

disertai dengan kompetensi dasar dan indikator. Disajikan bahan

evaluasi berupa pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang dikaji

dalam bentuk game pembelajaran interaktif.

b. Disertai petunjuk pemanfaatan media pembelajaran CAI untuk peserta

didik yang dilengkapi dengan kompetensi dasar, indikator dan materi

(33)

22

c. Disertai bahan penyerta untuk peserta didik berisi silabus, RPP, materi

dan petunjuk pemanfaatan media yang meginformasikan identifikasi

program meliputi judul, tujuan, materi pokok dan penggunaan media.

2. Spesifikasi Isi

Produk CAI yang akan dikembangkan dengan menggunakan model

ASSURE dimodifikasi model R&D Sugiyono pada mata pelajaran Akidah

Akhlak pokok bahasan al-Asma>‘ al-Husna> berupa:

a. Tayangan materi yang nantinya akan muncul teks, suara, animasi,

simulasi dan video mengenai materi-materi dan pertanyaan-pertanyaan

seputar al-Asma>‘ al-Husna>.

b. Tampilan memiliki tombol navigasi, sehingga dapat mengulang materi

yang disajikan dan juga berfungsi pada sesi tanya jawab interaktif.

c.CAI ini ditampilkan pada komputer secara langsung tanpa menginstal

software media player pemutar flash tertentu dengan spesifikasi berikut:

1) Pentium IV

2) Win XP / Vista

3) CD Drive / USB

4) Memory 512 MB

5) VGA 256 MB

6) Sound card / Speacker

Sebelum mengembangkan media CAI, peneliti melakukan studi literatur

terlebih dahulu. Peneliti membahas tentang urgensi media dalam pembelajaran

dan memetakan macam-macam media menurut karakterisik masing-masing.

(34)

23

tesis ini mengerti tentang media yang peneliti kembangkan. Peneliti juga akan

membahas tentang materi Akidah Akhlak semester 2, Bab I, pokok bahasan

al-Asma>' al-Husna>. yang akan disajikan dalam media CAI.

Peneliti juga mengadakan observasi dan interview kepada guru bidang

studi untuk mengetahui bagaimana pembelajaran yang dilakukan sebelum

memanfaatkan media CAI pada mata pelajaran Akidah Akhlak pokok bahasan

al-Asma>' al-Husna> yang dilegkapi dengan gambar dokumentasi yang nantinya

akan peneliti sajikan di lampiran. Setelah itu peneliti merancang media

dengan 6 tahapan sesuai dengan ASSURE yang dimodifikasi dengan model

R&D Sugiyono yang diadopsi dari Borg and Gall (educational research).

Pertama melakukan analisis karakter peserta didik. Dalam hal ini,

peneliti mengidentifikasi karateristik peserta didik kelas VII di MTs. Nurul

Amanah yang akan melakukan aktivitas pembelajaran. Kedua, menetapkan

tujuan pembelajaran. Dengan demikian, peneliti berpedoman pada silabus dan

RPP mata pelajaran Akidah Akhlak dalam pokok bahasan al-Asma>‘ al-Husna>

sesuai dengan kurikulum yang diterapkan pada MTs. Nurul Amanah kelas VII.

Ketiga memilih media dan bahan ajar30. Keempat memanfaatkan media dan

bahan ajar. Dalam hal ini peneliti menggunakan media yang telah diproduksi

dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas VII. Kelima melibatkan peserta

didik dalam aktivitas pembelajaran dengan memanfaatkan media CAI.

Terakhir melakukan evaluasi dan revisi31.

30 Perlu diketahui, bahwa media pembelajaran ada yang by utilization, ada pula yang by design, di

sinilah fokus tesis peneliti yang memilih media by design, oleh karenanya peneliti akan merancang produk CAI mata pelajaran Akidah Akhlak.

31 Evaluasi dan revisi yang peniliti maksudkan di sini meliputi evaluasi produk yang dihasilkan

(35)

24

Pada akhir penelitian ini akan dibahas mengenai hasil uji coba media

CAI yang telah dikembangkan oleh peneliti dan sejauh mana tingkat

efektifitasnya. Dengan kata lain, peneliti melakukan experiment dengan

desain two group pretest-posttest. Desain ini terdapat dua pengukuran,

pertama dilakukan sebelum perlakuan diberikan (pretest), sedangkan

pengukuran kedua dilakukan sesudah perlakuan diberikan (posttest).

Peneliti melakukan penelitian dengan melihat perbedaan antara

pembelajaran sebelum memanfaatkan media CAI yang telah dikembangkan

oleh peneliti dengan pembelajaran setelah memanfaatkan media CAI

pembelajaran Akidah Akhlak pokok bahasan al-Asma>‘ al-Husna>32 . Sebelum

memanfaatkan media CAI pembelajaran Akidah Akhlak pokok bahasan

al-Asma>‘ al-Husna>, peneliti memberikan pretest terlebih dahulu kepada peserta

didik untuk mengetahui tingkat pemahaman mereka terhadap materi yang

diajarkan. Setelah itu, peserta didik diberikan perlakuan dengan

memanfaatkan media CAI saat pembelajaran Akidah Akhlak berlangsung.

Selanjutnya, peserta didik diberi posttest untuk mengetahui hasil dari

perlakuan yang diberikan. Data hasil pretest dan postest akan peneliti analisis

dan dituangkan dalam bab 4 juga. Kemudian dalam bab 5, akan peneliti

diskusikan mengenai produk yang telah peneliti kembangkan yaitu media

CAI, baik mengenai produk itu sendiri dan hasil uji coba yang telah peneliti

lakukan. Mengenai simpulan dan saran, nanti akan disajikan di bab 6.

direvisi berdasarkan masukan dari para validator ahli tersebut untuk menghasilkan produk akhir yang benar-benar valid, efektif dan layak. Adapun tahap tersebut akan dituangkan dalam Bab 4.

32 Namun sesuai dengan batasan masalah penelitian yang peneliti jelaskan pada Bab 1, Sub Bab

(36)

25

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media merupakan sarana komunikasi. Secara definitif kata “media”

merupakan bentuk jamak dari “medium”1. Kata tersebut berasal dari bahasa

latin yang secara harfiah diartikan sebagai pengantar atau perantara.

Berdasarkan pengertian tersebut peran media dalam pembelajaran sangat

sentral karena sejatinya proses pembelajaran adalah proses komunikasi.

Sebagaimana dalam pembelajaran, tentu terdapat guru selaku sumber

pesan, terdapat pula pesan yang akan dikomunikasikan, yang dalam hal ini

materi pembelajaran dan tentu terdapat peserta didik sebagai penerima

pesan. Pesan yang disampaikan dari guru kepada peserta didik akan lebih

mudah jika disampaikan melalui perantara dalam hal ini media

pembelajaran.

Apabila dipahami secara garis besar, manusia, materi atau kejadian

yang membangun kondisi yang mambuat peserta didik mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan atau sikap maka dapat diartikan sebagai media

pembelajaran2. Pengertian ini, termasuk juga peserta didik, media teks dan

lingkungan sekolah. Secara lebih khusus, pengertian media dalam

1 Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther & James D. Russel, Teknologi Pembelajaran dan

(37)

26

pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat grafis, photografi atau

elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun ulang informasi

visual atau verbal.

Assosiation of Education and Communication Technology (AECT)

memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang

digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Di samping sebagai

sistem penyampai atau pengantar, media yang diganti dengan kata

mediator menurut Fleming adalah penyebab atau alat yang turut campur

dalam dua pihak dan mendamaikannya.3

Dengan istilah mediator menunjukkan fungsi dan perannya, yaitu

mengatur hubungan efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar

peserta didik dan isi pelajaran. Di samping itu mediator dapat pula

mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajan yang melakukan

peran mediasi, mulai dari guru sampai peralatan yang paling tinggi dapat

disebut media. Secara singkat media berarti alat yang menyampaikan atau

mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.

Heinich dkk, mengemukakan istilah medium sebagai perantara

pengantar informasi antara sumber dan penerima. Dengan demikian

televisi, radio, film, foto, rekaman audio, gambar proyeksi, bahan cetakan

dan sejenisnya merupakan media komunikasi. Apabila media tersebut

mengandung pesan pengajaran maka disebut media pembelajaran.4

Begitu pula definisi dari Gagne dan Briggs, yang secara implisit

mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat fisik yang memuat

(38)

27

materi pengajaran, dapat berupa media, tape recorder, kaset, video camera,

video recorder, film, slide, atau gambar bingkai, foto, gambar, grafik,

televisi dan komputer5. Dengan kata lain media adalah komponen sumber

belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di

lingkungan peserta didik yang dapat merangsang peserta didik untuk

belajar.

2. Ciri-Ciri Media Pembelajaran

Menurut Gerlach dkk, ciri-ciri media pembelajaran meliputi ciri

fiksatif, ciri manipulatif dan ciri distributif. Ciri fiksatif adalah ciri yang

menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan

dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek

dapat diurut dan disusun kembali dengan media fotografi, video tape,

disket komputer dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya

dengan mudah dapat diproduksi kapan saja dibutuhkan. Dengan cara

fiksatif ini media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang

terjadi pada suatu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal

waktu.6

Ciri manipulatif memungkinkan terjadinya transformasi suatu

kejadian atau objek kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat

disajikan kepada peserta didik dalam waktu dua atau tiga menit dengan

teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana

proses larfa menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat

5 Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan, 6.

6 Vernon S. Gerlach, Donald P. Ely & Rob Melnick, Teaching and Media: A Systematic

(39)

28

dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Di samping dapat

dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan

kembali hasil suatu rekaman video. Kemampuan media dari ciri

manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi

kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan,

maka akan terjadi kesalahan dalam penafsiran.

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian

ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut

disajikan kepada peserta didik dalam pembelajaran klasikal dengan

stimulus pegalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali

informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi

beberapa kali sesuai keinginan dan siap digunakan secara bersamaan

diberbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat.

Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hampir

sama dengan aslinya.

3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran dan metode pembelajaran merupakan salah satu

unsur yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Keduanya saling

berkaitan satu sama lain. Materi yang akan disampaikan akan berpengaruh

terhadap pemilihan metode dan media yang akan digunakan. Dengan

demikian media pembelajaran memiliki fungsi utama yaitu, sebagai alat

bantu mengajar atau fasilitator yang turut mempengaruhi iklim, kondisi

dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru ataupun

(40)

29

Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran

dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat

yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar serta

membawa pengaruh psikologis terhadap peserta didik juga dapat

membantu peserta didik meningkatan pemahaman, menyajikan data dengan

menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan

informasi.7. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi

pembelajaran akan membantu keefektifan proses pembelajaran dan

penyampaian isi pembelajaran pada saat itu.

Levie dan Lents mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,

khususnya media visual, yaitu: a) fungsi attensi, b) fungsi efektif, c) fungsi

kognitif, d) fungsi kompensatoris.8 Media pembelajaran menurut Kemp dan

Dayton, dapat memiliki tiga fungsi utama apabila media itu digunakan

untuk perorangan, kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu: a)

memotivasi minat atau tindakan, b) memberi instruksi dan c) menyajikan

informasi.9

B.Media Computer Assisted Instruction (CAI)

1. Hakikat Media Computer Assisted Instruction (CAI)

Kemajuan teknologi berpengaruh terhadap berbagai sektor, tak

terkecuali sektor pendidikan. Dalam sektor pendidikan terdapat juga suatu

program pemanfaatan ICT yang dikenal dengan e-educatiion. Lebih

7 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2005), 3.

(41)

30

spesifiknya, penggunaan ICT dalam dunia pembelajaran dikenal dengan

program e-learning. Pemanfaatan ICT dalam e-learning juga

bermacam-macam, ada yang memanfaatkan program radio pendidikan, program

televisi edukasi dan lain sebagainya, namun dalam penelitian ini

difokuskan pada pemanfaatan komputer pembelajaran. Hal ini karena

pemanfaatan komputer dalam pembelajaran telah sangat luas dan

menjangkau berbagai kepentingan.

Pemanfaatan media komputer dalam pembelajaran tidak hanya dalam

pembelajaran tatap muka atau jarak jauh, bahkan dalam ujian semisal

penerimaan CPNS10, ujian nasional11 dan uji kompetensi guru atau yang

biasa dikenal dengan UKG12 mulai tahun 2012 hingga akhir 2015 ini juga

menggunakan media komputer (Computer Assisted Test). Maka jelaslah

bahwa komputer sangat bermanfaat untuk kepentingan apapun, tak

terkecuali kepentingan pembelajaran yang bisa dimanfaatkan oleh guru

untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Terkait dengan peningkatan mutu pembelajaran, secara garis besar

komputer dimanfaatkan dalam dua macam penerapan, yaitu dalam bentuk

pembelajaran dengan bantuan komputer (Computer Assisted Intruction/

CAI) dan pembelajaran berbasis komputer (Computer Based Intruction/

10Penerimaan CPNS Online atau Commuter Assisted Test (CAT) diatur dalam Surat Edaran

Nomor: SE/10M.PAN-RB/08/2013 dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refomasi Birokrasi (PAN-RB) yang menghimbau pada Pejabat Pembina Kepegawaian di seluruh Indonesia untuk menyiapkan sarana infrastruktur penggunaan Commuter Assisted Test (CAT), dalam

http://www.ditjenbun.pertanian.go.id›downlot (12 Desember 2015).

11 UN Online atau Computer Based Test (CBT) diatur dalam Peraturan BSNP tentang Petunjuk

Teknis UN CBT Tahun Pelajaran 2014-2015 Nomor: 0058/SDAR/BSNP/IV/2015, dalam http://www.bsnp-indonesia.org›uploads›2015/04 (12 Desember 2015).

12 UKG diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2012

(42)

31

CBI). Pada penerapan CAI perangkat lunak yang digunakan berfungsi

membantu guru dalam proses pembelajaran, seperti berbagai multimedia

dan alat bantu dalam pelaksanaan pembelajaran.

Pembelajaran menggunakan bantuan computer sebagaimana media

pembelajaran CAI sangatlah bermanfaat, karena komputer merupakan jenis

media yang secara virtual dapat menyediakan respon segera terhadap

prestasi belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Lebih dari itu, komputer

memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sebagai

sebuah kebutuhan. Komputer sangat memungkinkan memuat dan

menayangkan berbagai bentuk media di dalamnya.

2. Pengertian Media Computer Assisted Instruction (CAI)

Program pada media pembelajaran CAI pada dasarnya merupakan

sebuah program pembelajaran yang dikemas dalam bentuk perangkat lunak

(software) komputer. Peserta didik dapat belajar dengan cara menjalankan

program atau perangkat lunak tersebut pada komputer. Penggunaan CAI

merupakan penggunaan komputer sebagai mesin belajar untuk

mempresentasikan berbagai macam pelajaran yang memiliki karakteristik

tersendiri dalam upaya mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang spesifik

dan juga terbatas.

CAI juga dapat diartikan sebagai metode pembelajaran pembelajaran

berbasis komputer (computerized) berisi bahan ajar yang didesain untuk

mengajar sebagai sumber belajar dan alat evaluasi kecakapan belajar

sampai level yang diinginkan dari kecakapan yang seharusnya dikuasai

(43)

32

berbantukan komputer (PBK) yang juga booming dengan istilah

pembelajaran berbasis ICT.

CAI secara luas adalah penggunaan komputer secara langsung

terhadap peserta didik untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan

latihan-latihan dan menguji kemampuan belajar peserta didik. Karena

keluwesan dan kemampuan suatu komputer untuk memberikan

pembelajaran yang bervariasi, maka komputer dapat dianggap sebagai

peranan seorang tutor yang sabar tanpa batas, dapat juga digunakan untuk

mengontrol media lain dan memberikan peserta didik bahan referensi yang

diperlukan, bantuan penampilan dan pelayanan administrasi serta

mensimulasikan fasilitas lingkungan dan laboratorium.13

3. Karakteristik Media Computer Assisted Instruction (CAI)

Mengenai karkteristik media CAI, masing-masing tokoh memiliki

standar yang berbeda-beda, berikut peneliti uraikan karakteristik media

CAI dari beberapa referensi yang peneliti kumpulkan:

Menurut Ismaniati, karakteristik media CAI yang baik dan lengkap

secara rinci harus membuat komponen-komponen yang memudahkan

belajar peserta didik di antaranya: a) adanya bahan penarik perhatian, b)

tujuan instruksional khusus, c) tes prasarat, d) pra tes, e) uraian materi, f)

latihan, g) penjelasan atau rambu-rambu jawaban latihan, h) rangkuman, i)

pasca tes, j) balikan.14

13 Ronald Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1994), 197.

14 Ismaniati, Pengembangan Program Pembelajaran Berbantuan Komputer: Media Pegangan

(44)

33

Darmawan mengemukakan karakteristik CAI yang efektif, di

antaranya15:

a. Sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Tolok ukur keefektifan media CAI adalah kesesuaiannya dengan tujuan

pembelajaran. Media CAI yang hanya menampilkan tampilan bagus dan

menarik saja tidak efektif apabila tidak sesuai dengan tujuan

pembelajaran, maka isi CAI harus sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

b. Menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik.

CAI yang efektif harus sesuai dengan karakteristik peserta didik,

misalnya, apabila CAI itu akan digunakan untuk peserta didik TK/ SD,

maka dalam CAI itu harus menampilkan warna-warni cerah, kata-kata

yang sederhana dan suara yang dapat menarik perhatian peserta didiknya

c. Memaksimalkan interaksi.

Keuntungan paling besar dalam pembelajaran yang memanfaatkan

komputer dibandingkan pembelajaran berdasarkan media teks dan media

lainnya adalah lebih berpotensi untuk melakukan interaksi selama

pelajaran berlangsung. Hal ini dikarenakan kemampuan komputer dalam

menampilkan gambar, animasi dan suara lebih menarik, sehingga

interaksi antara peserta didik dengan pelajaran dapat maksimal.

d. Menarik minat peserta didik

Beberapa peserta didik lebih suka bentuk pembelajaran dengan

komputer, tetapi hal itu tidak akan berlangsung lama apabila isi dari

komputer itu tidak menarik minat mereka. Pelajaran yang tidak menarik

(45)

34

minat peserta didik tidak hanya gagal secara instruksional tetapi juga

akan mengurangi antusias peserta didik pada pelajaran berikutnya. Jadi

belajar dengan menggunakan komputer belum tentu memotivasi mereka.

Namun CAI yang didesain oleh peneliti ini dikemas semenarik mungkin

dan disesuaikan oleh karakteristik dan usia peserta didik kelas VII MTs.

Nurul Amanah Basanah Bangkalan guna mencapai tujuan pembelajaran.

e. Melakukan pendekatan yang positif kepada peserta didik.

CAI yang efektif harus menyerupai seperti antara guru dengan peserta

didik pada pertemuan tatap muka. Satu alasan yang membuat peserta

didik senang dengan CAI yaitu mereka merasa nyaman dan merasa

bahwa CAI merupakan media yang tidak mengancam. Seorang

perancang CAI harus bisa membuat komputer tidak menghukum peserta

didik ketika mereka melakukan kesalahan dengan prinsip enjoy learning.

f. Menyediakan feedback yang beragam.

Peserta didik yang masih anak-anak senang atau bahkan membutuhkan

umpan balik yang positif yang menunjukkan bahwa mereka telah

melakukan sesuatu dengan baik. Dengan kata lain, mereka akan merasa

senang apabila mereka diberikan reward atau pujian apabila mereka

melakukan pekerjaannya dengan baik. Sebaliknya, peserta didik dewasa

lebih memilih untuk menyingkirkan umpan balik yang positif tersebut

dengan alasan agar proses pembelajaran lebih menghemat waktu/efisien.

g. Mengacu pada prinsip desain pembelajaran.

Sebuah desain pembelajaran yang baik dapat memotivasi peserta didik,

(46)

35

perintah yang tersusun rapi dan mengevaluasi sejauh mana materi yang

sudah berhasil diserap oleh peserta didik.

h. Dievaluasi terus menerus.

Perancang media pembelajaran CAI yang efektif harus mengetahui

kemampuan dari sistem komputernya untuk mengembangkan pelajaran

dan mampu membuat pelajaran lebih efektif.

4. Model Media Computer Assisted Instruction (CAI)

Beberapa model dalam Media pembelajaran CAI adalah drill,

flowchart, tutorial, simulasi, dan instruksional game menurut Budiarjo16.

a. Model Drils

Model drills adalah suatu model dalam pembelajaran dengan jalan

melatih peserta didik tarhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.

Melalui model drills akan ditanamkan kebiasaan tertentu dalam bentuk

latihan. Dengan latihan yang terus menerus, maka akan tertanam dan

kemudian akan menjadi kebiasaan dan memperdalam daya ingat

mengenai materi tersebut. Selain menanamkan kebiasaan, model ini

akan menambah kecepatan, ketepatan, kesempurnaan dalam melakukan

sesuatu serta dapat pula dipakai sebagai suatu cara mengulangi bahan

latihan yang telah disajikan dan juga menambah kecepatan daya paham.

Model drills dalam pembelajaran CAI pada dasarnya merupakan

salah satu model pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman

belajar yang kongkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk

pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.

Gambar

Tabel 2.1  Komponen Media CAI
gambar dan keterangan lengkap. Ketiga, isi media menggambarkan sesuatu
Tabel 3.1  Validasi Ahli Materi
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

pelajaran akidah akhlak dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII di. MTsN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1 pelaksanaan Strategi pengelolaan kelas dalam meningkatkan minat siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas VII MTs Darussalam dapat

1) Diperlukan pengembangan media CAI ( Computer Assisted Instruction ) yang layak sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran IPA Biologi materi

Selanjutnya solusi yang digunakan sekolah dalam mengatasi hambatan-hambatan implementasi kurikulum 2013 terhadap prestasi siswa/I pada mata pelajaran akidah akhlak di MTs

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka, tujuan pengembangan media ini adalah: 1) Menghasilkan produk media Computer Assisted Instruction (CAI) pada

Computer Assisted Instruction (CAI) Fisika pada materi termodinamika dan fluida yang telah dirancang diuji coba pada guru, ahli media dan siswa sebagai user ,

Program computer assisted instruction (CAI) drill and practice adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan memberikan latihan yang berulang–ulang, tujuannya yaitu siswa akan

Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan produk berupa media CAI ( Computer Assisted Instructional ) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Ekosistem