• Tidak ada hasil yang ditemukan

M. Safri Hanafi 170201029.pdf - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "M. Safri Hanafi 170201029.pdf - etheses UIN Mataram"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Baik di pedesaan maupun di perkotaan, bentuk praktik pengupahan di kalangan pemilik sawah dan pemanen padi di Desa Ranggagata Kabupaten Lombok Tengah. Banyak pemilik sawah yang mengeluhkan pekerjaan yang dilakukan oleh para buruh pemanen padi tidak sesuai dengan kesepakatan yang dibuat pada saat tidak melakukan kegiatan pemanenan padi.

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan referensi untuk mendapatkan hasil penelitian yang komprehensif terkait dengan kajian ilmiah yang sama.

Ruang Lingkup dan Seting Penelitian

Telaah Pustaka

Sedangkan perbedaan Amianatun dengan ulama adalah Amianatun mengkajinya dengan tinjauan hukum Islam atau ruang lingkupnya secara umum. 8Sumartini, Revisi Hukum Islam tentang Praktek Pengupahan Pada Pengairan Sawah Pasir Dengan Sistem Corsi (Studi di Desa Sidodadi Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus, (Skripsi, UIN Raden Intan, 2019), hal.

Kerangka Teori

Ayat Al-Qur'an di atas menjelaskan tentang kewajiban seseorang untuk memberikan upah kepada pekerja yang telah dipekerjakan. Mengenai dasar ijma', para ulama menyepakati kewajiban pengusaha untuk memberikan upah kepada pekerja yang telah melakukan pekerjaannya.

Metode Penelitian

Diantaranya adalah para pengusaha atau pemilik sawah dan penerima pekerjaan atau pemanen padi di Desa Ranggagata, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kepustakaan atau literatur ilmiah, seperti buku, jurnal, hukum, makalah, tesis, disertasi, dan lain-lain. Dokumentasi merupakan salah satu metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian sosial untuk menelusuri data historis.33.

Seputar masalah praktek pengupahan antara pemilik sawah dan pemanen padi di desa Ranggagata kecamatan Praya Barat Daya kabupaten Lombok Tengah. Dan apa faktor pendorong praktik pengupahan antara pemilik sawah dan pemanen padi di desa Ranggagata kecamatan Praya Barat Daya kabupaten Lombok Tengah. Juga bagaimana tinjauan fiqh muamalah praktik pengupahan antara pemilik sawah dan pemanen padi di Desa Ranggagata Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah.

Triangulasi uji kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data yang dimiliki peneliti terhadap berbagai sumber.

Sistematika Penulisan

Jadi ada triangulasi sumber data, teknik pengumpulan data, dan waktu.35 Untuk penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber, yaitu peneliti membandingkan informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Isi penelitian meliputi: Bab I Pendahuluan, II. bab Penyajian data dan temuan, III. Bab Pembahasan dan IV. Kesimpulan. Pada Bab I Pendahuluan, peneliti memaparkan latar belakang penelitian, bagian ini terdiri dari rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan. .

Pada Bab II Penyajian Data dan Temuan, peneliti memaparkan data yang peneliti peroleh selama proses penelitian. Pada Bab III Pembahasan, peneliti memaparkan hasil analisis yang peneliti lakukan, dikorelasikan dengan data dan temuan selama penelitian. Pada Bab IV Kesimpulan, peneliti memaparkan kesimpulan penelitian dan saran peneliti untuk pihak-pihak dalam penelitian ini.

Pada bagian akhir penelitian memuat: daftar pustaka yang digunakan peneliti dalam proses penelitian dan lampiran.

PRAKTIK UPAH MENGUPAH ANTARA PEMILIK

Paparan Lokasi Penelitian

Desa Ranggagata terletak di dataran tinggi yang berada + 4,50 km arah timur kota kabupaten, memiliki luas 803,01 ha. Berdasarkan jumlah penduduk pada tahun 2021 desa Ranggagata memiliki jumlah penduduk sebanyak 5.333 jiwa, dari 10 desa yaitu : Ranggegate, Montong, Berrobot, Dasan Dao, Aik Ampat, Kemek, Aik Gamang, Gerunung, Kumbak, Batu Bintang dan 10 Kadus seperti terlihat pada gambar tabel berikut ini. Penggunaan lahan di Desa Ranggagata sebagian besar diperuntukan untuk lahan pertanian atau perkebunan, sedangkan sisanya untuk lahan pekarangan yang merupakan bangunan tempat tinggal dan fasilitas lainnya.

Sebagian besar desa Ranggagata adalah petani, karena wilayah desa Ranggagata dikelilingi oleh persawahan dan juga perkebunan, dimana mayoritas penduduk di setiap desa adalah petani. Penjualan atau pemasaran hasil pertanian atau perkebunan dilakukan melalui penjualan langsung ke konsumen, penjualan ke pasar, penjualan melalui kud, penjualan melalui tengkulak, penjualan melalui pengecer, penjualan ke lumbung desa atau tidak menjual selain petani dan masyarakat desa Ranggagta serta beberapa pedagang kecil dan besar. Secara umum kegiatan keagamaan adalah segala kegiatan yang ada hubungannya dengan agama berupa keyakinan dan nilai-nilai yang menjadi rutinitas dalam kehidupan dan menjadi pedoman dalam menjalani hubungan dengan Allah SWT dan lingkungan sekitar. Di Desa Ranggata Kecamatan Peraya Barat Daya terdapat lembaga keagamaan formal dan informal.

Kegiatan formal di Desa Ranggagta antara lain Mi Darunnasihin, MTS Darunnasihin, MA Darunnasihin dan juga Pesantren Nurul Ilmi dengan MTS Nurul Ilmi dan Ma nurul Ilmi Kegiatan informal seperti Majlis Taklim mingguan diadakan di setiap masjid di Desa Ranggagata.

Tabel Jumlah Penduduk  b.   Tingkat Pendidikan
Tabel Jumlah Penduduk b. Tingkat Pendidikan

Gambaran Umum Tentang Peraktik Upah Mengupah

  • Gambaran Umum Tentang Pemilik Sawah
  • Gambaran Umum Tentang Pekerja Pemanen Padi
  • Praktik Akad Antara Pemilik Sawah dengan

Wawancara dengan Bpk. Saleq selaku pemilik sawah di Desa Ranggagata tentang tata cara pengupahan atau praktik pengupahan antara pemilik sawah dengan pemanen padi di Desa Ranggagata. Biasanya yang membutuhkan jasa atau pemilik sawah datang langsung ke rumah para pemanen padi atau ada juga yang hanya menggunakan alat komunikasi. menetapkan upah antara pemilik sawah dan juga pemanen padi.

46 Ibu Enap, Ibu Tuti, Ibu Masilah, Pemanen Padi di Desa Ranggagata, Wawancara penulis di Desa Ranggagata, 05 Desember 2021. Saat bekerja, para petani atau pemilik sawah tentu mengharapkan para pemanen padi untuk segera memulai proses pemanenan. Suka tidak suka, pemilik sawah harus tetap menunggu pemanen padi yang dipesan, meskipun belum ada kepastian kapan siapnya.”48.

Adapun keterlambatan waktu, terdapat kendala yang menyebabkan pemanen padi terlambat dalam waktu pengerjaan.

PEMBAHASANTINJAUAN FIQIH MUAMALAH

Sistem Upah- Mengupah Antara Pemilik Sawah dengan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, sistem pengupahan buruh tani di Desa Ranggagata sudah berlangsung lama, dan tidak ada yang tahu pasti kapan sistem ini diterapkan. Seiring berjalannya waktu, tenaga kerja tani di Desa Ranggagata mulai berkurang akibat bertambahnya usia yang berdampak pada kualitas kerja mereka. Ketika musim panen tiba, pemilik sawah mencari buruh tani untuk meminta mereka memanen padi.

Di Desa Ranggagata, upah buruh tani ada unsur kekeluargaan, jika buruh tani dari kerabat menerima 1 karung bekas pakan ayam atau kotoran bekas. Sedangkan pemanen padi yang diambil dari luar menerima upah bawon (biji-bijian) sebanyak 2-3 tip, untuk pemanen padi yang diambil dari tetangga atau masyarakat setempat, upah bawon (biji-bijian) dibayarkan lebih dari upah yang diberikan kepada buruh tani dari luar. Jika dibayar sama dengan buruh tani dari luar, pemilik sawah merasa malu karena sudah membantu proses penanaman padi sejak awal.

Sebab, sejak awal akad tidak ada kejelasan tentang upah dan pemotongan upah yang dilakukan oleh pemilik ladang kepada buruh tani.

Tinjauan Fiqih Muamalah Terhadap Praktek Upah

Kontrak atau kesepakatan antara pemilik sawah dengan pemanen padi yang merupakan bentuk kontrak sewa menurut peneliti harus dibuat sesempurna mungkin. Jika akan mulai bekerja, kedua belah pihak antara pemilik sawah dan pemanen padi membuat kesepakatan. Sedangkan dalam praktik penegakan upah antara pemilik sawah dan pemanen padi di desa Ranggagata, akad yang digunakan adalah ijarah al-‘amal, yaitu persewaan tenaga manusia dengan imbalan atau upah.

Mengenai praktek pengupahan di desa Ranggagata, para pemanen padi dijadikan sebagai dasar penentuan upah yaitu menghitung luas sawah yang akan digarap. Dalam hal penentuan upah, hasil panen padi juga menyeimbangkan tingkat upah yang ditetapkan dengan tingkat upah yang lazim di desa Ranggagata. Dalam praktik pengupahan antara pemilik sawah dan pemetik padi di desa Ranggagata, pembayaran uang jasa dilakukan sesuai kesepakatan dan kesepakatan bersama.

Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa praktek pengupahan antara pemilik sawah dengan pemanen padi di desa Ranggagata sudah sesuai dengan ketentuan fikha muamalah.

Analisis Fiqih Mumalah Terhadap Keterlambatan

Berdasarkan uraian tersebut, para pemetik padi di desa Ranggagata dalam praktiknya melanggar kesepakatan yang telah disepakati bersama. Sehingga, menurut beberapa responden, penundaan akad itu cacat, berdosa, dan menzalimi pemilik sawah karena kesalahan pemanen padi. Namun, masalah apapun akan selesai jika ada kemauan dari kedua belah pihak, yaitu pemilik sawah dan pemanen padi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterlambatan waktu pengerjaan pada pemanen padi di Desa Ranggagata termasuk dalam bentuk non-pembayaran yaitu pekerja melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat. Dalam perspektif Fiqh Muamalah, praktik pengupahan antara pemilik sawah dan pemanen padi di Desa Ranggagata sudah sesuai dengan ketentuan fikih muamalah. Sehingga antara pemanen padi dan pemilik sawah sama-sama sepakat dengan segala ketentuan yang telah dibuat.

Dan mengenai keterlambatan waktu pengerjaan pada pemanen padi di Desa Ranggagata termasuk dalam bentuk non-pembayaran yaitu pekerja melakukan apa yang telah disepakati tetapi terlambat.

PENUTUP

Kesimpulan

Praktik pengupahan antara pemilik sawah dengan pemanen padi di desa Ranggagata, bahwa dalam hal pengupahan pemanen padi di desa Ranggagata sudah menjadi kebiasaan dan sama antara pemilik sawah dengan pemilik sawah lainnya. , upah juga diberikan atau diterima dengan dua cara yaitu pertama setelah panen selesai, kedua sebelum panen selesai dan juga tergantung tingkat kebutuhan pemanen padi di desa Ranggagata. Dasar akad penetapan upah jasa yang dilakukan oleh pemberi jasa dalam menentukan upah jasa telah memperhatikan ketentuan dalam fikih muamalah. Ketentuan tersebut antara lain terpenuhinya rukun dan syarat dalam akad ijharat, yang pertama shighah, dimana ijab dan kabul terpenuhi dalam praktek pengupahan, yang kedua adalah muta'akideen, yaitu adanya dua pihak yang bertransaksi, yaitu ketiga adalah ma'kud'alejh, yaitu keuntungan yang diterima, dimana secara praktis para pemilik ladang menawarkan keuntungan atas pekerjaan kepada para mustajir.

Saran

Muhamad Hamidi, Muamalah Fiqh Review of the Practice of Paying Loon for Market Operational Supervision (studie op Rabo' Market in Beraim Village, Central Praya District, Central Lombok District), proefschrift, UIN Mataram, 2021. Sumartini, Review of Islamic Law betreffende lonen in Paddy Fields Irrigating With the Lane System (studie in Sidodadi Village, Semaka District, Tanggamus Regency, Skripsi, UIN Raden Intan, 2019. Sartika, Farmer Remuneration System Based on Islamic Ijarah Contract Islamic Economic Law (studie in Paddinging, Takalar District). Scriptie, IAIN Parepare 2019.

Sebagai pemilik sawah, apakah anda merasa dirugikan dengan membayar upah kerja yang tidak sesuai dengan kesepakatan? Pemanen padi membawa beras rampasan ke rumah pemilik sawah, yang biasa disebut dengan "monggok". Safri Hanafi, lahir di desa Ranggagata pada tanggal 13 Januari 1997, anak bungsu dari pasangan Bapak Karma dan Ibu Mahnip. Pesantren Tempos Kec Gerung tahun 2013. Madrasah Aliyah (MA) di Pesantren Al-Mujahidin, Tempos, Kec.

Gerung, selesai tahun 2017, dan tahun 2017 peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, melalui jalur UM-PTKIN.

Gambar

Tabel Jumlah Penduduk  b.   Tingkat Pendidikan
Tabel Mata Pencaharian  d.  Pola penggunaan Tanah
Tabel Kepemilikan Ternak

Referensi

Dokumen terkait