1. Lemak Tak Jenuh (Unsaturated Fat)
Lemak tak jenuh merupakan jenis lemak yang berbentuk cairan, saat berada dalam suhu ruangan. Struktur kimia lemak tak jenuh tersusun atas rangkaian atom karbon, yang masih bisa ditambah dengan atom hidrogen. Karena dikategorikan sebagai lemak baik, lemak jenis ini sering direkomendasikan untuk dikonsumsi. Lemak tak jenuh terbagi atas dua kelompok, yakni lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fat) dan lemak tak jenuh ganda
(polyunsaturated fat).
Lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fat) memiliki satu slot kosong untuk atom hidrogen. Para ahli menyebutkan, jenis lemak tak jenuh ini dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Lemak tak jenuh tunggal ini merupakan salah satu asupan yang ada dalam diet Mediterania. Lemak jenis ini terdapat pada minyak zaitun, minyak canola peanut oil, daging, ikan, unggas dan alpukat. Dalam tubuh lemak jenis ini akan menurunkan total kolesterol dalam darah terutama LDL dan meningkatkan HDL. Canola oil, olive oil dan avocado oil banyak mengandung lemak
jenis monounsaturated.
Lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated fat) mempunyai beberapa slot kosong untuk mengikat atom hidrogen. Beberapa contoh jenis lemak ini adalah omega-3 dan omega-6. Omega-3 dikenal akan manfaatnya untuk kesehatan, karena mampu menurunkan risiko penyakit jantung. Sementara itu, omega-6 dapat membantu mengurangi inflamasi. Lemak jenis ini terdapat dalam minyak nabati, ikan, dan seafood. Konsumsi lemak jenis ini akan menurunkan total kolesterol dalam darah terutama LDL. Minyak safflower (Carthamus tinctorius) dan sun flower banyak mengandung lemak jenis polyunsaturated.
2. Lemak Jenuh (Saturated Fat)
Lemak jenuh disebut juga lemak padat, karena jenis lemak ini berbentuk padat di suhu ruangan. Lemak jenuh memiliki molekul yang masing-masing sudah penuh (jenuh) dengan atom hidrogen. Lemak jenuh dapat menjadi lemak jahat, apabila mengonsumsinya secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama.
Asupan lemak jenuh yang terlalu banyak, dapat meningkatkan kadar kolesterol, sehingga membuat risiko terkena penyakit jantung dan penyakit stroke. Lemak jenuh terdapat dalam daging merah, keju, mentega, minyak kelapa dan minyak kelapa sawit. Konsumsi lemak jenis ini akan meningkatkan total kolesterol dalam darah dan terutama meningkatkan LDL.
3. Lemak Trans
Lemak trans merupakan jenis lemak yang sebagian besar bersifat sintetis atau buatan.
Lemak ini tercipta melalui proses industri, karena adanya proses hidrogenasi ke minyak sayur untuk membuat lemak ini menjadi lebih padat.Penambahan hidrogen tersebut dilakukan, untuk membuat makanan dapat bertahan lebih lama. Selain itu, proses ini juga membuat makanan menjadi lebih lezat. Jenis lemak ini biasanya ditambahkan ke dalam bahan makanan untuk meningkatkan daya simpan bahan.
Contoh bahan makanan yang mengandung trans fat adalah snack, gorengan, margarine, dan minyak-minyak sayur tertentu. Walau begitu, lemak trans dikategorikan lemak jahat atau lemak tidak sehat. Jenis lemak ini dapat meningkatkan kolesterol jahat dan
menurunkan kolestrol baik. Lemak trans juga menaikkan risiko terhadap penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.
4. Cholesterol
Kolesterol merupakan sejenis lemak yang ditemukan dalam makanan yang berasal dari sumber hewani. Sumber makanan yang banyak mengandung lemak jenis ini terutama lobster, udang, dan hati, serta bahan makanan lainnya termasuk telur, daging, dan produk susu, (termasuk susu, keju, dan es krim). sementara itu sayuran, buah-buahan, dan biji- bijian tidak mengandung kolesterol. Di dalam tubuh lemak jenis ini dapat meningkatkan kadar kolesterol.