• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Lemak & Minyak

N/A
N/A
Muhammad Ilham

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Lemak & Minyak "

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Lemak &

Minyak

By. Mulono Apriyanto

(2)

Pendahuluan

(3)

• Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein

• Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram

• Minnya tau lemak, khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak esensial seperti asam lnoleatr, lenolenat, dan arakidonat yang dapat

mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol.

(4)

• Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi

sebagai media penghantar panas, seperti minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega, dan margarin

• Penambahan lemak juga dimaksudkan untuk menambah kalori,

serta memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan pangan.

(5)

• Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asam

lemak tak jenuh sehingga umumnya berbentuk cair

• Lemak hewani ada yang berbentuk padat (lemak) yang biasanya berasal dari lemak hewan darat seperti lemak susu dan lemak sapi. Lemak hewan laut seperti ikan paus, minyak ikan herring yang berbentuk cair dan disebut minyak.

(6)

Pembentukan lemak secara alami

• Hampir semua bahan pangan banyak mengandung lemak dan minyak, terutama bahan pangan yang berasal dari hewan

• Lemak dalam jaringan hewan terdapat dalam jaringan adiposa

• Dalam tanaman, lemak disintesis dari satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak yang terbentuk dari kelanjutan oksidasi karbohidrat dalam proses respirasi

(7)

• Proses pembentukan lemak dalam tanaman dapat dibagi dalam tiga tahap, yaitu :

- pembentukan gliserol

- pembentukan molekul asam lemak

- kondensasi asam lemak dengan gliserol

membentuk lemak

(8)

• Sintesis gliserol

Dalam tanaman terjadi serangkaian reaksi biokimia, pada reaksi ini fruktosa difosfat diuraikan oleh enzim aldosa menjadi dihidroksi

aseton fosfat, kemudian direduksi menjadi α-gliserofosfat. Gugus

fosfat dihilangkan melalui proses fosforilasi sehingga akan terbentuk

molekul gliserol

(9)

• Sintesis asam lemak

Asam lemak dapat dibentuk dari senyawa-senyawa yang

mengandung karbon seperti asam asetat, asetaldehid, dan etanol yang merupakan hasil respirasi tanaman. Sintesis asam lemak

dilakukan dalam kondisi anaerob dengan bantuan sejenis bakteri

(10)

• Kondensasi asam lemak dengan gliserol

Pada tahap pembentukan molekul lemak ini terjadi proses

esterifikasi gliserol dengan asam lemak yang dikatalisis oleh enzim lipase

• Minyak pangan dalam bahan pangan biasanya diekstraksi dalam

keadaan tidak murni dan bercampur dengan komponen-komponen

lain yang disebut fraksi lipida.

(11)

• Fraksi lipida terdiri dari minyak/lemak (edible fat/oil), malam (wax), fosfolipida, sterol, hidrokarbon, dan pigmen.

• Dengan cara ekstraksi yang menggunakan pelarut lemak seperti petroleum eter, etil eter, benzena, dan kloroform komponen-komponen fraksi lipida dapat dipisahkan. Lemak kasar (crude fat) tersebut disebut fraksi larut eter.

(12)

Jenis lemak dan minyak

• Minyak goreng

Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah nilai kalori bahan pangan.

Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang tidak diinginkan dan dapat

menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan.

Makin tinggi titik asap, makin baik mutu minyak goreng tersebut. Titik asap suatu minyak goreng tergantung dari kadar gliserol bebas

(13)

• Mentega

Lemak dari susu dapat dipisahkan dari komponen lain dengan baik melalui proses pengocokan atau churning yaitu proses pemecahan emulsi minyak dalam air.

Mentega merupakan emulsi air dalam minyak dengan kira-kira 18% air

terdispersi di dalam 80% lemak dengan sejumlah kecil protein yang bertindak sebagai zat pengemulsi (emulsifier)

(14)

• Mentega dapat dibuat dari lemak susu yang manis atau yang asam.

• Lemak susu dapat dibiarkan menjadi asam secara spontan atau

dapat diasamkan dengan menambah biakan murni bakteri asam

laktat pada lemak susu yang manis yang telah dipasteurisasikan,

sehingga memungkinkan terjadinya respirasi.

(15)

Margarin

• Margarin merupakan pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi, rasa, dan nilai gizi hampir sama.

• Margarin juga merupakan emulsi air dalam minyak, dengan persyaratan mengandung tidak kurang 80%

lemak.

• Lemak yang digunakan dapat berasal dari lemak hewani atau nabati

• Lemak hewani yang digunakan biasanya lemak babi atau lemak sapi, sedangkan lemak nabati yang

digunakan adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak kedelai, dan minyak biji kapas.

(16)

• Lemak yang dapat digunakan dimurnikan terlebih dahulu, kemudian

dihidrogenasi sampai mendapat konsistensi yang diinginkan. Lemak diaduk, diemulsikan dengan susu skim yang telah dipasteurisasi, dan diinokulasi

dengan bakteri yang sama seperti pada pembuatan mentega. Sesudah

diinokulasi, dibiarkan 12-24 jam sehingga terbentuk emulsi sempurna. Bahan lain yang ditambahkan adalah garam, Na-benzoat, dan vitamin A.

(17)

Shortening atau mentega putih

Shortening adalah lemak padat yang mempunyai sifat plastis dan kestabilan tertentu, umumnya berwarna putih sehingga sering disebut mentega putih

• Bahan ini diperoleh dari hasil pencampuran dua atau lebih lemak dengan cara hidrogenasi.

• Mentega putih ini banyak digunakan dalam pembuatan cake dan kue yang dipanggang

• Fungsinya adalah untuk memperbaiki cita rasa, struktur, tekstur, keempukan, dan memperbesar volume roti/kue

(18)

Sebab-sebab kerusakan lemak

• Penyerapan bau

Lemak bersifat mudah menyerap bau. Apabila bahan pembungkus dapat menyerap lemak, maka lemak yang terserap ini akan teroksidasi oleh udara sehingga rusak dan berbau. Bau dari bagian lemak yang rusak ini akan diserap oleh lemak yang ada dalam bungkusan yang menyebabkan seluruh lemak

menjadi rusak.

• Hidrolisis

Dengan adanya air, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak.

Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam, dan enzim-enzim.

(19)

Dalam teknologi makanan, hidrolisis oleh enzim lipase sangat penting karena enzim tersebut terdapat pada semua jaringan yang mengandung minyak.

Dengan adanya lipase, lemak akan diuraikan sehingga kadar asam lemak bebas lebih dari 10%.

Hidrolisis sangat menurunkan mutu minyak goreng, Selama penyimpanan dan pengolahan minyak atau lemak, asam lemak bebas bertambah dan harus

dihilangkan dengan proses pemurnian dan deodorisasi untuk menghasilkan minyak yang lebih baik mutunya.

(20)

• Oksidasi dan ketengikan

Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang

disebut proses ketengikan. Hal ini disebabkan oleh proses otooksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam minyak. Otooksidasi dimulai dengan

pembentukan faktor-faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas, peroksida lemak atau hidroperoksida, logam-logam berat, dan enzim- enzim lipoksidase.

(21)

• Pencegahan ketengikan

Proses ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya prooksidan dan

antioksidan. Prooksidan akan mempercepat terjadinya oksidasi, sedangkan antioksidan akan menghambatnya.

Penyimpanan lemak yang baik adalah dalam tempat tertutup yang gelap dan dingin. Wadah lebih baik terbuat dari aluminium atau stainless steel, lemak harus dihindarkan dari logam besi atau tembaga. Adanya antioksidan dalam lemak akan mengurangi kecepatan proses oksidasi.

(22)

Lipidology

Lipid

structural component of all living cell

Integral to membranes, gives form to a cellular components

Major classes

Acylglycerides, energy source and storage

Phospholipids, active cellular lipids

Fatty acids, essential metabolites

Sterols, hormone and bile acids

(23)

Nutritional uses of Lipids

We already know that lipids are concentrated

sources of energy (9 kcal/g) other functions include:

1) provide means whereby fat-soluble nutrients

(e.g., sterols, vitamins) can be absorbed by the body

2) structural element of cell, subcellular components

3) components of hormones and precursors for

prostaglandin synthesis

(24)

Fatty Acid

Hydrocarbon chains of from 2 to 20 and more carbons with a carboxyl at one end

4-6 carbon, short chain

8-12 carbon, medium chain 14-18 carbon, long chain

>20 carbon, very long chain, individual names

(25)

Symbol Systematic name Common name Sources Saturated Fatty Acids (SFA)

C6:0 n-hexanoic caproic Milk fat

C8:0 n-octanoic caprylic Milk fat, coconut

C10:0 n-decanoic capric Milk fat, coconut

C12:0 n-dodecanoic lauric Coconut, palm

C14:0 n-tetradecanoic myristic Milk fat, coconut

C16:0 n-hexadecanoic palmitic Most SFA in plant

and animal

C18:0 n-octadecanoic stearic Animal fat, cocoa

buter

C20:0 n-eicosanoic arachidic Widespread minor

C22:0 n-docosanoic behenic Minor in seeds

C24:0 n-tetracosanoic lignoseric Minor in seeds

(26)

Symbol Systematic name Common name Sources Monounsaturated Fatty Acids (MUFA)

C16:1 cis-9-hexadecanoic palmitoleic Most fat and oil

C18:1 cis-9-octadecanoic oleic Most fat and oil

Polyunsaturated Fatty Acids (PUFA)

C18:2 n-6 cis-6,9-octadecadienoic linolenic Most plant oils C18:3 n-6 all-cis-6,9,12-

octadecatrienoat

γ-linolenic Primrose, borage

oil

C18:3 n-3 all-cis-9,12,15- octadecatrienoic

α-linolenic Soybean, canola oils

C20:4 n-6 all-cis-8,11,14-

eicosatetraenoic

arachidonic meat

C20:5 n-3 all-cis-5,8,11,14,17- eicosapentaenoic

EPA Fish oil

C22:6 n-3 all-cis-4,7,10,13,16,19-

docosahexaenoic

DHA Fish oil

(27)
(28)

Analisis Lemak & Minyak

Uji Kuantitatif Lemak & Minyak

1. Metode Ekstraksi Solvent

2. Metode Ekstraksi Cair Non-solvent Uji Kualitas Lemak & Minyak

Penentuan angka asam, asam lemak bebas,

bilangan peroksida dan TBA

(29)

Uji Kuantitatif Lemak

Metode Ekstraksi Solvent

& Minyak

Metode Metode Metode

Soxhlet Goldfisch

Supercritical Fluid

Extraction Metode Ekstraksi Non-Solvent

Metode Metode Metode

Babcock Gerber

Deterjen

(30)

Metode Ekstraksi Solvent

Harus diperhatikan dalam preparasi sampel :

Pengeringan

Pengecilan

ukuran Hidrolisis

Asam Pemilihan

Solvent

(31)

Ekstraksi Soxhlet

Prinsip Analisis •

Ekstraksi lemak dengan pelarut lemak seperti petroleum

dietil eter, aseton,

eter, petroleum benzena, methanol, dll.

Berat lemak diperoleh dengan cara memisahkan lemak dengan pelarutnya.
(32)

Prosedur Kerja Ekstraksi Soxhlet

Sediakan labu lemak yang ukurannya sesuai, keringkan oven, dinginkan dalam desikator dan timbang.

Timbang 5 gram sampel dalam bentuk tepung langsung

dalam

dalam

tutup saringan timbel, yang sesuai ukurannya, kemudian

dengan kapas wool yang bebas lemak

Letakkan timbel atau kertas saring yang berisi sampel tersebut dalam alat ekstraksi soxhlet, kemudian pasang alat kondensor di atasnya dan labu lemak di bawahnya.

Tuang pelarut dietil eter atau petroleum eter ke dalam labu

lemak secukupnya, sesuai dengan ukuran soxhlet yang digunakan.

(33)

Prosedur Kerja Ekstraksi Soxhlet

Lakukan refluks selama minimum 5 jam sampai pelarut yang

turun kembali ke labu lemak berwarna jernih.

Distilasi pelarut yang ada di dalam labu lemak, tampung pelarutnya. Selanjutnya labu lemak yang berisi lemak hasil

ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC.

Setelah dikeringkan sampai berat tetap dan dinginkan dalam Berat desikator, timbang labu beserta lemaknya tersebut.

lemak dapat dihitung.

Berat lemak (g)

% lemak = x 100 Berat sampel

(34)

Ekstraktor Soxhlet

(35)

inute… Lets ..

Wait a m cekidot….

(36)

Metode Babcock

Prinsip Analisis

Penentuan volume lemak

sampel cair dengan proses pelarutan sampel pada

pelarut organik

(37)

Prosedur Kerja Metode Babcock

Sejumlah sampel susu dipipet secara akurat ke dalam botol

Babcock.

Asam sulfat dicampurdengan susu, yang akan mendigesti protein, menghasilkan panas dan merusak lapisan yang mengelilingin droplet lemak, sehingga melepaskan lemak.

Sampel kemudian disentrifuse saat masih panas (55-60oC) yang akan menyebabkan lemak cair naik ke leher botol.

Leher botol telah diberi skala yang menunjukkan persen

lemak.

Metode ini membutuhkan waktu 45 menit, dengan presisi hingga 0,1%.

Metode ini tidak menentukan kadar fosfolipid dalam susu, karena berada di fase air atau di antara fase lemak dan

air.

(38)

Uji Kualitas Lemak dan Minyak

Analisis sifat fisiko kimia

Analisis titik leleh, berat jenis, turbidity point

Analisis bilangan iod, bil peroksida, bilangan asam, asam lemak bebas, bil paraanisidin, bil TBA,

Analisis komposisi asam lemak

Metode kromatografi gas (GC)
(39)

Penentuan Asam Lemak Bebas

Metode : Titrasi Asam-Basa Prinsip Analisis

Jumlah asam lemak bebas dalam minyak ekuivalen dengan jumlah yang ditambahkan dalam titrasi.

sampel

basa (NaOH)

(40)

Prosedur Penentuan Asam

Kerja

Lemak Bebas

Timbang sampel sebanyak 28,2±0,2 g. Masukkan dalam erlenmeyer.

Tambahkan 50 ml alkohol dan 2 ml larutan indikator

PP.

Lakukan titrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai

terbentuk warna selama 30 detik.

merah jambu yang permanen

(41)

Analisis Komposisi

GC : pemisahan

campuran berdasarkan sifat volatilitas masing2 komponen penyusun campuran

Interaksi antara

komponen sampel

dengan fase gerak dan fase diam pada alat GC

Asam Lemak

(42)

Prinsip Kerja

Asam lemak dibuat volatile dengan metode metilasi asam lemak, terbentuk senyawa

metil ester yang volatile

Senyawa metil ester asam lemak diinjeksikan dalam kolom GC, terpisah berdasarkan

volatilitas nya

Komponen yang keluar dari kolom akan

dideteksi dengan alat detektor ionisasi nyala api (Flame Ionization Detector/FID)

(43)

Skema GC

(44)

Prinsip Kerja

Hasil deteksi dibandingkan dengan standar asam lemak yang telah diketahui jenis dan konsentrasinya

Waktu retensi (relatife retention time / RRT) masing2 asam lemak tergantung pada panjang rantau dan jumlah ikatan rangkap

(45)

Chromatogram Asam Lemak

(46)
(47)

Soal No.1

a) Apakah semua jenis lipid terdeteksi sebagai lemak pada analisis lemak dengan metode soxhlet?

Pelarut apa yang dapat Saudara gunakan untuk mengganti dietil eter atau petroleum eter? Apa kelebihan dan kekurangan dari masing2 pelarut tersebut?

Tindakan yang akan Saudara lakukan jika lemak dalam bahan pangan membentuk kompleks dengan komponen pangan lain sehingga sulit terekstrak oleh pelarut lemak?

b)

c)

Soal No. 2

Jelaskan prinsip kerja dari analisis lemak / minyak selain metode yang telah dijelaskan

Referensi

Dokumen terkait

mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak cair atau yang biasa disebut minyak.. mengandung asam lemak

Semua lemak bahan makanan yang berasal dari hewan dan sebagian besar minyak nabati mengandung asam lemak rantai panjang, minyak kelapa sawit mengandung asam lemak rantai sedang,

Komposisi asam lemak pada sampel minyak nabati yaitu minyak kelapa, kelapa murni, kelapa sawit, kedele, jagung, campuran dan lemak hewani yaitu lemak sapi, ayam, babi, kambing

Kandungan asam lemak tak jenuh (ALTJ) dan asam lemak jenuh (ALJ) dalam minyak sawit hampir sama banyak, sedangkan minyak kelapa kaya akan asam lemak jenuh

Lemak hewani mempunyai bilangan Reichert-Meissl yang lebih besar dan bilangan Polenske lebih kecil dibanding dengan minyal nabati.. Lemak Hewani cenderung berbentuk padat pada

Posisi asam palmitat pada sn-2 yang berkaitan dengan tingkat aterogenitas pada lemak hewani adalah lemak babi, kambing, sapi dan ayam.. Urutan aterogenitas minyak nabati adalah

Komponen asam lemak tidak jenuh (ALTJ) pada contoh nabati lebih tinggi dibandingkan dengan contoh yang berasal dari lemak

Minvak ikan lemuru selain mengandung asam lemak Omega-3 dan asam lemak Omega-6 yang termasuk dalam asam lemak tidak jenuh (Altj), juga mengandung asam lemak jenuh (Alj), yaitu