• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH AGAMA ISLAM KELOMPOK 3

N/A
N/A
Kesya Rayhananda Kalya

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH AGAMA ISLAM KELOMPOK 3"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH AGAMA ISLAM

MANUSIA MENURUT ISLAM

Penyusun:

Alya Widya Listya (71230913022) Deno Dwi Anggara (71230913031) Datuk Sutan Siregar (71230913028) Mhd Ardika Ruliansyah Utoyo (71230913040)

Fezry Azfar Zulhas (71230913010) Ahmad Rifaldi Harapan (71230913017)

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi niat kesehatan serta kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulismengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah FilsafatPendidikan Agama Islam yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, makapenulis mohon maaf atas kekurangan dalam makalah ini serta mengharapkankritik dan saran dari semua pihak. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua

Medan, 18 Oktober 2023

Kelompok 3

(3)

DAFTAR ISI

Hlm

COVER……… i

KATA PENGANTAR………. ii

DAFTAR ISI……… iii

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

……….

1 1.2 Rumusan Masalah

………

1.3 Tujuan Penulisan

………...

1.4 1.4 Manfaat Penulisan

……….

1.5 BAB II: PEMBAHASAN

2.1 Apa Pengertian Manusia menurut Islam………..

………...

2.2 Penyebutan Nama Manusia Menurut

Islam………

2.3 Teori Evolusi dalam

Islam………

(4)

2.5 Fungsi Penciptaan

Manusia………

2.6 Fitrah, Akal manusia, Qalbu,

Nafs………

BAB III: PENUTUP

3.1 Kesimpulan………...

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Islam, manusia merupakan ciptaan Allah SWT yang paling sempurna di antara ciptaan-Nya. Manusia mempunyai kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, yaitu mendapat amanah dari Allah SWT dan wajib menunaikannya.

Oleh karena itu, manusia harus mencari keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada di dalam dirinya, jiwa dan rohnya.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah tentang konsep manusia menurut Islam, yaitu:

a. Apa pengertian manusia menurut Islam?

b. Penyebutan nama manusia dalam Islam.

c. Teori Evolusi dalam Islam.

d. Ruh dan Nafs.

e. Fungsi penciptaan manusia.

f. Fitnah, akal manusia, qalbu, nafs

(5)

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah agama islam serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yg terdapat pada rumusan masalah.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini tak lain adalah untuk meningkatkan pengetahuan pembaca tentang manusia dalam pandangan Islam.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Apa pengertian manusia menurut Islam?

Menurut Islam, manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia. Manusia diciptakan dari tanah dan diberi roh oleh Allah. Manusia juga diberi akal dan kebebasan untuk memilih yang baik dan yang buruk.

Dalam ajaran Islam, apa itu manusia sering kali disebut sebagai makhluk yang paling sempurna dan lebih baik daripada makhluk lainnya, termasuk malaikat. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT berikut:

ٍۖمْيِوْقَت ِنَسْحَا ْٓيِف َناَسْنِ ْلا اَنْقَلَخ ْدَقَل

Artinya: “Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS At-Tin: 4)

2.2 Penyebutan nama manusia dalam Islam.

Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain al- Basyar, al-Ins al-Insan, al-Nas.

(6)

1.Manusia sebagai Basyar

Basyar juga mengandung pengertian bahwa manusia akan berketurunan yaitu mengalami proses reproduksi seksual, dan kata basyar juga memberi petunjuk bahwa manusia itu hidup itu berproses untuk mencapai pada tahap dewasa. Pada level Basyar ini yang membuat Iblis memprotes Allah, karena telah menciptakan Adam.

Seperti yang terdapat pada QS. Al-Hijr ayat 33:

ٍن ْوُنْسّم ٍاَمَح ْنّم ٍلاَصْلَص ْنِم ٗهَتْقَلَخ ٍرَشَبِل َدُجْسَ ّل ْنُكَا ْمَل َلاَق

Artinya: “Ia (Iblis) berkata, “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”

2. Manusia sebagai Ins

Ins berarti suka, senang, jinak, ramah, atau makhluk yang sering lupa. Kata ins di sandingkan dengan jin karena terdapat perbedaan, ins atau manusia itu sejatinya tampak atau kelihatan. Sedangkan jin dalam bahasa berarti samar, tidak terlihat, tidak nampak. Oleh karena itu jika ada jin yang menampakkan maka jin tersebut sedang bermasalah atau tidak dalam fitrahnya. Kata ins sejajar dengan jin seperti terdapat pada surat Adz Dzariyat ayat 56 yang berbunyi:

ِن ْوُدُبْعَيِل ّلِا َسْنِ ْلاَو ّنِجْلا ُتْقَلَخ اَمَو

Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”.

3. Manusia sebagai Nas

(7)

Kata nas menunjukkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya tanpa memandang manusia itu kafir atau beriman, oleh karena itu terkadang manusia dalam melaksanakan baik atau buruk itu juga bisa berasal dari lingkungannya yang ditinggali.

Dalam al-Qur‘an juga menyebut manusia sebagai nas karena manusia tidak memiliki keimanan yang kuat, yang kadangkala beriman dan kadangkala pula munafik, hal ini dinyatakan dalam al-Baqarah ayat 8 yang berbunyi:

َۘنْيِنِمْؤُمِب ْمُه اَمَو ِرِخٰ ْلا ِمْوَيْلاِبَو ِ ٰللاِب اّنَمٰا ُلْوُقّي ْنَم ِساّنلا َنِمَو

Artinya: “Dan di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman“.

2.3 Teori Evolusi dalam Islam.

Berikut adalah beberapa pandangan Islam mengenai Teori Evolusi:

1.Penerimaan Teori Evolusi: Beberapa Muslim menerima teori evolusi adalah sebagai mekanisme yang digunakan oleh Allah dalam penciptaan. Mereka berpendapat bahwa Al-Qur’an tidak secara khusus menggambarkan proses penciptaan manusia, dan teori evolusi dapat sejalan dengan keyakinan bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu.

2.Pemisahan Antara Manusia dan Makhluk Lain: Beberapa Muslim meyakini bahwa teori evolusi berlaku untuk makhluk selain manusia, sementara manusia diciptakan dari sari pati tanah oleh Allah.

(8)

3.Penolakan Terhadap Teori Evolusi: Ada juga golongan Muslim yang menolak teori evolusi sepenuhnya dan lebih memilih untuk mempercayai bahwa manusia diciptakan dalam bentuknya yang saat ini oleh Allah tanpa melalui proses evolusi.

4. Pendekatan Tafsir Metafora: Beberapa ulama menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan penciptaan manusia sebagai metafora atau simbolik, bukan sebagai deskripsi harfiah. Mereka berpendapat bahwa Al-Qur’an memberikan pesan- pesan spiritual yang lebih dalam.

Pendapat mengenai teori evolusi dalam Islam dapat bervariasi di antara individu dan komunitas Muslim. Hal ini menunjukkan adanya keragaman dalam pandangan-pandangan Islam terhadap hubungan antara agama dan sains. Pemahaman dan interpretasi tergantung pada latar belakang budaya, pendidikan, dan pandangan individu atau kelompok Muslim.

2.7 Roh dan Nafs.

Dalam Islam, konsep Ruh (حور) dan Nafs (سفن) adalah dua elemen penting yang berkaitan dengan aspek-aspek spiritual dan manusia. Ruh dan Nafs sering digunakan secara bersamaan, tetapi mereka memiliki makna yang sedikit berbeda:

1.Ruh (حور): Ruh adalah elemen spiritual yang dianggap berasal dari Allah dan ditiupkan ke dalam tubuh manusia saat penciptaan. Ruh adalah sumber kehidupan dan kesadaran dalam diri manusia. Saat seseorang meninggal, ruhnya kembali kepada Allah. Konsep ruh juga terkait dengan kemampuan manusia untuk berpikir, merasa, dan berhubungan dengan yang Ilahi.

2.Nafs (سفن): Nafs adalah aspek jiwa manusia yang saling berhubungan dan melibatkan sifat-sifat manusia seperti keinginan, hasrat, emosi, dan akal. Nafs dapat memiliki sifat-sifat yang baik (nafs mutmainnah) atau sifat-sifat yang buruk (nafs

(9)

ammarah bisu). Sebagian besar pengajaran Islam bertujuan untuk membersihkan dan mengendalikan nafs agar mencapai kedamaian dan kesejahteraan spiritual.

2.8 Fungsi Penciptaan Manusia.

1. Untuk beribadah dan bertakwa pada Allah SWT.

2. Menjalankan amanat yang diberikan oleh Allah SWT.

3. Agar manusia mengetahui maha kuasanya Allah SWT.

4. Untuk merawat alam semesta.

Penciptaan manusia dalam Islam dipandang sebagai tindakan Allah yang penuh hikmah dan kasih sayang. Oleh karena itu, Islam menekankan pentingnya menjalani kehidupan yang bermakna, bermanfaat, dan penuh kesadaran akan Tuhan. Penciptaan manusia juga melibatkan tanggung jawab etis dan moral terhadap diri sendiri, sesama manusia, dan alam semesta yang Allah ciptakan.

2.9 Fitnah, Akal manusia, Qalbu, Nafs.

Dalam Islam, terdapat beberapa konsep penting yang berkaitan dengan sifat dan hakikat manusia. Berikut adalah penjelasan singkat tentang konsep-konsep ini:

1.Fitrah: Fitrah ini mencakup pemahaman dasar tentang keberadaan Allah dan naluri moral yang mengarahkan manusia untuk mencari kebaikan dan kebenaran.

2.Akal: Akal adalah kemampuan berpikir yang Allah anugerahkan kepada manusia.

Akal digunakan untuk merenungkan, memahami, dan memikirkan hal dalam membedakan antara yang benar dan yang salah.

3. (Hati): Hati atau qalbu adalah pusat emosi, keimanan, dan kesadaran spiritual dalam diri manusia. Dalam Islam, hati yang bersih dan tulus sangat penting dalam

(10)

beribadah dan menjalani kehidupan yang benar. Islam mengajarkan pentingnya membersihkan hati dari sifat-sifat negatif seperti kedengkian dan kebencian.

4.Nafs: Nafs adalah aspek jiwa manusia yang mencakup keinginan, hawa nafsu, dan sifat-sifat manusia. Nafs dapat bersifat baik atau buruk, tergantung bagaimana cara mengolah dan mengarahkannya. Salah satu tugas manusia adalah memperbaiki nafsnya dan mengendalikan hawa nafsunya agar lebih dekat kepada Allah.

Dalam pendidikan Islam, pengembangan keempat aspek fitrah manusia tersebut dipandang penting untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan memupuk fitrah, mengembangkan akal, mensucikan qalbu, dan mengendalikan nafs, manusia dapat mencapai keadaan keseimbangan dan keselarasan yang berujung pada pertumbuhan spiritual dan kedekatan kepada Allah.

BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan

Dari kesimpulan makalah yang kelompok 3 buat, dapat disimpulkan bahwa manusia menurut Islam adalah makhluk Tuhan yang tertinggi sebaik-baiknya ciptaan, memiliki perpaduan antara sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan, memiliki jiwa yang bersifat rohaniah, memiliki kemampuan untuk berbuat baik atau jahat, memiliki tanggung jawab untuk membina diri, memiliki kelebihan dari makhluk lainnya, diciptakan dengan untuk mempunyai kecerdasan, dan diberikan amanah oleh Allah swt dan wajib ditunaikan.

Referensi

Dokumen terkait

Mahrus Ahsani, Konstelasi Konsep Kodrat Alam dan Tut Wuri Handayani Ki Hadjar Dewantara Perspektif Pendidikan Islam.. bahwa pada hakikatnya manusia sebagai makhluk

Kuhadapkan di r i ku kepada Tuhan yang menci pt akan langi t dan bumi, dalam keadaan cender ung kepada agama yang benar sebagai Muslim, dan aku bukanlah t er masuk or ang-or ang

Bab keempat membahas tentang analisis data yang merupakan inti pembahasan yang meliputi upaya pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Peterongan

Dengan kecerdasan emosional siswa mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik- baiknya untuk belajar, bisa membedakan hal-hal yang bermanfaat atau tidak, memiliki

Peran guru sebagai pembimbing adalah mengarahkan siswanya untuk menjalankan semua peraturan yang ada dengan sebaik- baiknya untuk mencapai visi dan misi

KAMIS 2 Gedung E Lantai III E-13 4 AB S1 Ekonomi Pembangunan EKU1441 MANAJEMEN KEUANGAN BANK 3 S1 Ekonomi Pembangunan Vietha Devia SS., SE.,ME 21.. KAMIS 2 Gedung E Lantai III E-16 4

Bab 3 PAI Berbasis Kompetensi Bertema Ibadah 29 Bagan 3.3 menjelaskan bahwa pencapaian kompetensi yang merupakan integrasi dari kognitif (ilmu), afektif (nilai dan

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Revolusi fisik yang terjadi di Indonesia pada tahun 1945 sampai 1950 merupakan sebuah revolusi yang sangat penting dalam sejarah di Indonesia, tetapi