• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH: IMAN KEPADA NABI DAN RASUL, IMAN KEPADA HARI KIAMAT, IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR

N/A
N/A
M. Fahrozy Prayogo

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH: IMAN KEPADA NABI DAN RASUL, IMAN KEPADA HARI KIAMAT, IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM II

Dosen Pengampu : Dr. Syamiar Pulungan, MA

IMAN KEPADA NABI DAN RASUL, IMAN KEPADA HARI KIAMAT, IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR

Oleh:

M. Fahrozy Prayogo NPM : 202350073

FAKULTAS TEKNIK DAN KOMPUTER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS HARAPAN MEDAN

2022/2023

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan Mengucapkan Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas khendak nya saya telah dapat menyelesaikan makalah ini. meskipun banyak sekali kekurangan dan kesalahan didalamnya, namun saya berharap bisa memberikan sedikit pengetahuan tentang hal yang saya tulis ini.

Makalah ini memuat tentang Iman kepada Para Nabi dan Rasul Allah, Iman kepada Hari Akhir/ Hari Kiamat, dan Iman kepada Qadha dan Qadar. dimana didalamnya di terangkan bagaimana seharusnya kita mengimani ketiga rukun iman ini, baik yang di sebutkan maupun yang tidak di sebutkan. Maka dengan hal ini, semoga kita semua akan menjadi lebih mengetahui dan lebih memperkuat iman kita.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Syamiar Pulungan, MA selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam II karena tugas yang telah diberikan sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang dibahas. Saya juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 15 Maret 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB 1...4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan Masalah...4

1.3 Tujuan Penulisan...4

BAB II...5

2.1 Pengertian Rukun Iman...5

2.2 Iman Kepada Nabi dan Rasul...6

2.2.1 Pengertian...6

2.2.2 Nama-nama Nabi dan Rasul...7

2.3 Iman kepada Hari Kiamat...8

2.3.1 Pengertian...8

2.3.2 Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan...8

2.3.3 Hakikat Beriman Kepada Hari Akhir...9

2.3.4 Tanda-tanda Hari Akhir...10

2.3.5 Nama-nama Hari Akhir...10

2.4 Iman Kepada Qadha dan Qadar...11

2.4.1 Pengertian...11

2.4.2 Ikhtiar...12

2.4.3 Hubungan antara Qadha dan Qadar dengan Ikhtiar...12

2.4.4 Takdir...14

2.4.5 Hikmah beriman kepada Qadha dan Qadar...14

BAB III...17

3.1 Kesimpulan...17

3.2 Saran...17

DAFTAR PUSTAKA...18

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Agama menurut Islam adalah apa yang diturunkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an dan Sunnah yang berisi perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk bagikemaslahatan umat baik itu urusan dunia maupun akhirat. Beragama Islam adalah suatubentuk keyakinan manusia terhadap berbagai hal yang diajarkan dalam Al-Qur an.

Dalam agama Islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan rukun Iman terdiri dari enam pilar. Ke enam pilar tersebut adalah keyakinan Islam terhadap hal-hal yang

“ghoib”, sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang diluar daya nalar manusia. Rukun Iman (pilar keyakinan) ini adalah: 1) iman kepada Allah (Patuh dan taat kepada Ajaran Allah dan HukumhukumNya), 2) iman kepada Malaikat-Malaikat Allah (mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan kebesaran Allah di alam semesta), 3) iman kepada Kitab-kitab Allah (melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitabNya), 4) iman kepada Rasul-rasul Allah (mencontoh perjungan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan dan menjalankan kebenaran yang disertai kesabaran), 5) iman kepada hari Kiamat (bahwa setiap perbuatan akan ada pembalasan) dan 6) iman kepada Qada dan Qadar (paham pada keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam semesta). Enam pilar keimanan umat Islam tersebut merupakan sesuatu yang wajib dimiliki oleh setiap muslim.

1.2Rumusan Masalah

2. Apa yang dimaksud dengan Iman kepada Nabi dan Rasul

3. Apa yang dimaksud dengan Iman kepada Hari Akhir/ Hari Kiamat 4. Apa yang dimaksud dengan Iman kepada Qadha dan Qadar

1.3Tujuan Penulisan

2. Untuk mengetahui makna Iman kepada Nabi dan Rasul

3. Untuk mengetahui makna Iman kepada Hari Akhir/ Hari Kiamat 4. Untuk Mengetahui makna Iman kedapa Qadha dan Qadar

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rukun Iman

Iman berarti membenarkan Allah dan membenarkan Nabi Muhammad SAW , malaikat- malaikat, kitab kitab, hari kiamat dan juga qadha‟ dan qadharNya. Ia merangkumi semua aspek kepercayaan dan kenyakinan adalah mu’min dan mu’minah.

Rukun iman adalah kepercayaan dalam diri. Seorang islam dikatakan beriman bila ia percaya pada rukun iman. Rukun iman itu terdiri atas iman kepada Allah SWT, iman kepada para malaikat-Nya, iman kepada Kitab-kitab-Nya, iman kepada para rasul-Nya, percaya pada Hari Akhir, dan percaya pada ketentuan Allah biasa disebut dengan qadha dan qadar.

Sesuai dengan firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah ayat 177:

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat- malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orangorang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka Itulah orangorang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

(6)

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari hadits Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu yang menyatakan bahwa Malaikat Jibril pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu

‘alaihi wa sallam tentang Iman, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

“Iman itu adalah engkau beriman kepada Allah, Malaikat-MalaikatNya, KitabKitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan Hari Akhir, serta beriman kepada qadar yang baik maupun buruk.”

Rasa percaya yang kuat terhadap rukun iman tersebut akan membentuk nilai-nilai yang melandasi manusia dalam setiap aktivitasnya. Dengan nilai-nilai itu, diharap setiap individu memiliki kepribadian yang lurus atau kepribadian yang baik dalam setiap tingkah lakunya

2.2 Iman Kepada Nabi dan Rasul

2.2.1 Pengertian

Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah SWT.

Untuk menerima wahyu dari-Nya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Menurut imam Baidhawi,

Rasul adalah orang yang diutus Allah. Dengan syari’at yang baru untuk menyeru manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah, untuk menetapkan (menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah Nabi, sebab ia tak diberikan syari’at yang baru.

Ia hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa AS.

Iman kepada Rasul Allah merupakan rukun iman yang keempat. Karena merupakan rukun iman yang keempat, bagi setiap muslim wajib untuk mengetahui dan mengimani 25 Nabi dan Rasul tersebut. Nabi adalah manusia terpilih untuk menerima wahyu dari Allah.

Lalu apa perbedaan Nabi dan Rasul? Nabi menerima wahyu untuk dirinya sendiri, sedangkan Rasul menerima wahyu dan memiliki tugas untuk menyampaikannya pada seluruh umat di dunia.

Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S Al Anbiya ayat 7 dan Al-Mukmin ayat 78 yang artinya:

(7)

kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang- orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al Anbiya: 7)

Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, diantara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan diantara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.” (Q.S. Al-Mukmin : 78).

Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah. Adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan jumlah rasl yang diutus sebelum Nabi Muhamman SAW. Sebenarnya sangat banyak, diantara para rasul itu ada yang diceritakan ada yang tidak.

2.2.2 Nama-nama Nabi dan Rasul

Iman kepada Nabu dan Rasul artinya meyakini bahwa Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk menyampaikan risalah tauhid kepada umat manusia. Perbedaan Nabi dengan Rasul adalah Nabi belum tentu Rasul, sedangkan Rasul sudah pasti Nabi.

Terdapat 25 Nabi dan Rasul yang wajib diimani, diantaranya:

 Nabi Adam As

 Nabi Idris As

 Nabi Nuh As

 Nabi Hud As

 Nabi Shaleh As

 Nabi Ibrahim As

 Nabi Luth As

 Nabi Ismail As

 Nabi Ishaq As

 Nabi Yaqub As

 Nabi Yusuf As

 Nabi Ayyub As

 Nabi Syu’aib As

 Nabi Musa As

 Nabi Harun As

 Nabi Daud As

 Nabi Sulaiman As

 Nabi Ilyas As

 Nabi Ilyasa As

 Nabi Yunus As

 Nabi Zakaria As

 Nabi Yahya As

 Nabi Isa As

 Nabi Muhammad SAW

(8)

2.3 Iman kepada Hari Kiamat

2.3.1 Pengertian

Secara umum pengetian iman kepada hari kiamat yaitu percaya dan yakin bahwa seluruh alam semesta beserta isinya akan hancur suatu saat nanti dan setelah itu akan ada kehidupan yang kekal (akhirat).

Sedangkan menurut bahasa (etimologi) yaitu percaya akan datangnya hari kiamat (hari akhir). Menurut istilah (terminology) yaitu percayai dan yakin akan adanya kehidupan akhirat yang kekal setelah kehidupan dunia ini.

Para ulama membagi kiamat menjadi dua macam, yaitu kiamat sugra dan kiamat kubra.

1. Kiamat Sugra, adalah kiamat kecil, yaitu rusaknya sebagian makhluk, misalnya kematian dan terjadinya bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletis, banjir dan sebagainya

2. Kiamat Kubra, adalah kiamat besar, yaitu hancurnya alam semesta dengan segala isinya secara serempak, atau berakhirnya seluruh kehidupan makhluk ala mini secara serempak.

Kapan terjadunya hari kiamat hanya Allah yang tau, tidak ada satu makhlukpun yang dapat mengetahui secara pasti kapan kiamat akan terjadi” (Q.S Thoha : 15).

2.3.2 Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan

1. Hari Akhir Menurut Ilmu Geologi

Bumi terjadi dari gas yang berputar (chaos catastrophe). Setelah diam gas itu menjadi dingin, maka gas yang berat mengendap ke bawah, yang ringan berada diatas. Melalui proses evolusi yang lama sekali, gas bagian luar mengeras menjadi batu, kerikil, pasir, dan sebagainya, sedangkan bagian tengah masih panas. Zat panas bercampur lava, lahar, batu, dan pasir panas. Bumi beredar akan berrgeser dari

(9)

matahari sehingga putaran bumi semakin cepat dan akan mengalami nasib seperti meteor (menyala dan hancur).

2. Hari Akhir Menurut Fisika

Letak matahari kira-kira 150 juta km jauhnya dari bumi, namun sinar matahari sampai ke bumi selama 8 menit 20 detik. Garis tengah matahari = 1,4 juta km, dan luas permukaanya 616 x 1.010 km – 622.150 km. Menurut ahli fisika energy matahari dipancarkan ke angkasa dan sekiratnya 5,7 x 1027 kalori = 5853,9 kalori/menit dan mampu menyala 50 milyar tahun dengan panas 15 juta derajar celcuius. Kalau suatu ketika matahari tidak muncul atau cahayanya redup karena tenaga/sinarnya habis, maka tidak ada angin dan awan yang berakibat hujan tidak akan turun. Selanjutnya gunung-gunung akan meletus, ombak bergulung-gulung, air laut naik sehingga hancurlah bumi ini.

3. Bukti Indrawati Terjadinya Hari Akhir

Imam Ath Thabari dan Ibnu Katsir berpendapat bahwa diperlihatkan peristiwa-peristiwa yang menakjubkan didunia sebagaimana berikut ini

Peristiwa pembunuhan yang dipermasalahkan oleh Bani Israil, akan dihidupkan kembali oleh Allah Swt. Hanya dengan perantaraan daging sapi yang dipukulkan ke tubuh orang yang terbunuh.

Peristiwa Nabu Ibrahim dan burung-burung yang dicincangnya kemudian diletakkan di tiap-tiap bagian di atas bukit lalu Allah Swt. berfirman “Panggillah!

Niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” (Q.S al-Baqarah: 260).

Kedua informasi di atas memang dijelaskan oleh Al-Qur’an, tetapi bukan merupakan berita langsung bahwa Hari Akhir akan datang, melainkan informasi historis (sejarah) tentang peristiwa yang pernah terjadi dan menjadi bukti secara indrawi bahwa kiamat pasti datang.

2.3.3 Hakikat Beriman Kepada Hari Akhir

Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima yang harus diyakini oleh setiap umat Islam. Segala perbuatan yang dilakkan oleh setiap manusia, baik maupun butuk akan dipertanggungjawabkan diakhirat kelak. Oleh sebab itu, keimanan kepada Hari Akhir hendaknya dijadikan landasan utama untuk menyadarkan diri agar selalu taat kepada ajaran Allah Swt. banyak ayat dan hadis yang memerintahkan kita agas meyakini datangnya Hari Akhir, di antaranya adalah firman Allah Swt.:

(10)

Artinya: “Dan mereka yang beriman kepada (al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat”. (Q.S al-Baqarah: 4).

Kemudian dalam percakapan Rasulullah dengan malaikat Jibril yang panjang tentang iman, islam, dan ihsan, beliau bersabda (ketika ditanya tentang iman): “Beliau menjawab :

‘Kamu beriman kepada Allah, makaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk.” (H.R Muslim).

Dalam ayat diatas ditegaskan bahwa meyakini adanya Hari Akhir merupakan salah satu ciri orang beriman. Sedangkan dalam penggalan hadis diatas, Rasulullah Saw. menyebut Hari Akhir sebagai salah satu perkara yang wajib diyakini, yang kemudian disebut rukun iman. Iman kepada Hari Akhir berarti percaya dengan penuh keyakinan bahwa kehidupan yang kekal hanyalah di akhirat.

2.3.4 Tanda-tanda Hari Akhir

Tanda-tanda hari akhir atau kiamat dibagi menjadi dua, yaitu tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar. Tanda-tanda kecil kiamat menandakan bahwa kiamat sudah dekat.

Tanda-tanda kecil kiamat antara lain sebagai berikut.

1. Ilmu agama sudah dianggap tidak penting lagi.

2. Tersebarnya perzinaan.

3. Minuman keras merajalela.

4. Fitnah dimana-mana.

5. Hamba sahaya perempuan dikawini tuannya.

Munculnya tanda-tanda besar kiamat menandakan bahwa kiamat sudah sangat dekat.

Adapun tanda-tanda besar kiamat antara lain sebagai berikut.

1. Rusaknya Kakbah.

2. Matahari terbit dari barat.

3. Keluarnya Imam Mahdi.

4. Munculnya binatang ajaib yang bisa berbicara.

5. Keluarnya bangsa Yakjuj dan Makjuj.

(11)

2.3.5 Nama-nama Hari Akhir

Hari Akhir memiliki nama lain yang cukup banyak. Minimal ada 29 nama lain hari akhir. Nama-nama hari akhir yang diberikan oleh Allah menggambarkan keadaan hari kiamat hingga saar manusia dibangkitkan, dihisab, dan mendapat balasan dari Allah Swt.

Nama-nama hari akhir sebagai berikut.

1. Yaumul Qiyamah (hari kiamat).

2. Yaumur Rajifah (hari lindu besar).

3. Yaumus Sa’iqah (hari keguncangan).

4. Yaumuz Zalzalah (hari keguncangan/keruntuhan).

5. Yaumul Haqqah (hari kepastian).

6. Yaumul Qari‘ah (hari keributan).

7. Yaumul Akhir (hari akhir).

8. Yaumut Tammah (hari bencana agung).

9. Yaumul ‘Asir (hari sulit).

10. Yaumun La Raiba Fihi (hari yang tidak ada lagi keraguan padanya)

11. Yaumul Ba‘s (hari kebangkitan).

12. Yaumut Tagabun (hari

terbukanya segala keguncangan).

13. Yaumun Nusyur (hari kebangkitan).

14. Yaumut Tanad (hari panggilan.

15. Yaumul Mizan (hari pertimbangan).

16. Yaumun La Yaumul Gasyiyah (hari

pembalasan)

17. Tajzi Nafsun An Nafsin Syaian (hari yang tidak dapat seseorang diberi ganjaran oleh yang lain sedikit pun).

18. Yaumul Jam‘i (hari pengumpulan).

19. Yaumul Fasl (hari pemisahan).

20. Yaumul Waqi‘ah (hari kejatuhan)

21. Yaumul Mahsyar (hari berkumpul).

22. Yaumud Din (hari keputusan).

23. Yaumut Talaq (hari pertemuan).

24. Yaumul Jaza’ (hari pembalasan).

25. Yaumul ‘Ard (hari pertontonan).

(12)

2.4 Iman Kepada Qadha dan Qadar

2.4.1Pengertian

Qada artinya menetapkan. Qada Allah artinya ketetapan Allah kepada setiap makhluk hidup-Nya yang bersifat Azali. Azali artinya ketetapan itu sudah ada sebelum keberadaan atau kelahiran makhluk. Makhluk menaati ketentuan Allah. Misal, Allah menentukan burung bisa terbang, ular dapat berjalan tanpa kaki. Semuanya menaati ketentuan Allah tersebut.

Qadar dari segi bahasa berarti memutuskan suatu perkara. Qadar Allah pada seseorang berdasarkan ketetapan Allah bersama ikhtiar dan do’anya. Seseorang yang telah ditetapkan Allah dengan potensi kecerdasan rendah, dapat berubah menjadi pandai jika ia mau belajar keras dan berdo’a dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang ditetapkan Allah dengan rezeki secukupnya dapat berubah menjadi kaya jika ia bekerja keras, hemat, dan berdo’a dengan sungguh sungguh. Oleh karena itu qadar yang sering disebut sebagai takdir seseorang dapat berubah jika ia berusaha dengan giat dan memohon (berdo’a) dengan sungguh-sungguh sehingga Allah mengabulkannya.

Beriman kepada qada dan qadar Allah adalah percaya sepenuh hati bahwa semua ciptaan Allah di alam semesta telah ditentukan Allah dengan ukuran-ukuran dan hukum Allah yang ditetapkan pada manusia ada yang tidak bisa berubah adapula yang bisa berubah jika manusia mau berikhtiar dan berdo’a sungguh-sungguh.

2.4.2 Ikhtiar

Ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik dari segi material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya agar tujuan hidupnya selamat sejahtera dunia dan akhirat terpenuhi. Ikhtiar juga dilakukan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati, dan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya.

Akan tetapi, usaha kita gagal, hendaknya kita tidak berputus asa. Kita sebaiknya mencoba lagi dengan lebih keras dan tidak berputus asa. Kegagalan dalam suatu usaha, antara lain disebabkan keterbatasan dan kekurangan yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri.

Apabila gagal dalam suatu usaha, setiap muslim dianjurkan untuk bersabar, karena orang yang sabar tidak akan gelisah dan berkeluh kesah atau berputus asa. Agar ikhtiar atau usaha kita dapat berhasil dan sukses, hendaknya melandasi usaha tersebut dengan niat ikhlas untuk mendapat ridha Allah, berdoa dengan senantiasa mengikuti perintah Allah yang diiringi

(13)

mengadakan penelitian atau riset, selalu berhati-hati mencari teman (mitra) yang mendukung usaha tersebut, serta memunculkan perbaikan-perbaikan dalam manajemen yang professional.

2.4.3 Hubungan antara Qadha dan Qadar dengan Ikhtiar

Iman kepada qada dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya. Berkaitan dengan qada dan qadar, Rasulullah SAW bersabda: ”Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupnya) sengsara atau bahagia.” (HR.Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud). Dari hadits tersebut dapat kita ketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Allah sejak sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya. Janganlah sekali-kali menjadikan takdir itu sebagai alasan untuk malas berusaha dan berbuat kejahatan. Hal ini pernah terjadi pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, seorang pencuri tertangkap dan dibawa kehadapan Khalifah Umar. ”Mengapa engkau mencuri?” tanya Khalifah. Pencuri itu menjawab, ”Memang Allah sudah mentakdirkan saya menjadi pencuri.” Mendengar jawaban demikian, Khalifah Umar marah, lalu berkata, ”Pukul saja orang ini dengan cemeti, setelah itu potonglah tangannya!”. Orang-orang yang ada disitu bertanya, ”Mengapa hukumnya diberatkan seperti itu?”. Khalifah Umar menjawab, ”Ya, itulah yang setimpal. Ia wajib dipotong tangannya sebab mencuri dan wajib dipukul karena berdusta atas nama Allah”.

Mengenai adanya kewajiban berikhtiar, ditegaskan dalam sebuah kisah. Pada zaman Nabi Muhammad SAW pernah terjadi bahwa seorang Arab Badui datang menghadap Nabi.

Orang itu datang dengan menunggang kuda. Setelah sampai, ia turun dari kudanya dan langsung menghadap Nabi, tanpa terlebih dahulu mengikat kudanya. Nabi menegur orang itu, ”Kenapa kuda itu tidak engkau ikat?”. Orang Arab Badui itu menjawab, ”Biarlah, saya bertawakkal kepada Allah”. Nabi pun bersabda, ”Ikatlah kudamu, setelah itu bertawakkalah kepada Allah”. Dari kisah tersebut jelaslah bahwa walaupun Allah telah menentukan segala sesuatu, namun manusia tetap berkewajiban untuk berikhtiar. Kita tidak

(14)

mengetahui apa-apa yang akan terjadi pada diri kita, oleh sebab itu kita harus berikhtiar.

Jika ingin pandai, hendaklah belajar dengan tekun. Jika ingin kaya, bekerjalah dengan rajin setelah itu berdo’a. Dengan berdo’a kita kembalikan segala urusan kepada Allah kita kepada Allah SWT. Dengan demikian apapun yang terjadi kita dapat menerimanya dengan ridha dan ikhlas.

2.4.4 Takdir

Qadar disebut juga takdir, sebagian besar orang seringkali menggunakan istilah qada dan qadar dengan satu istilah, yaitu takdir. Para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam :

a. Takdir mua’llaq : yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contoh:

seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita- citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian. Dalam hal ini Allah berfirman yang artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia” ( Q.S Ar- Ra’d ayat 11).

b. Takdir mubram : yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh: Ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit , atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan sebagainya.

2.4.5 Hikmah beriman kepada Qadha dan Qadar

Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.

Hikmah tersebut antara lain:

a. Menumbuhkan kesadaran bahwa alam semesta dan segala isinya berjalan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah swt (sunnatullah atau hukum alam). Kesadaran demikian dapat mendorong umat manusia (umat Islam) untuk menjadi ilmuan-ilmuan yang canggih di bidangnya masing-masing, kemudian mengadakan usaha-usaha

(15)

barang tambang, dan gas. Sedangkan hasil-hasil penelitiannya di manfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia kearah yang lebih tinggi.

b. Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar . Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian. Seperti dalam firman Allah yang artinya: Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah (datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan ” ( QS. An-Nahl ayat 53).

c. Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa . Orang yang tidak beriman kepada qada dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa, karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah. Firman Allah SWT: “Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.

Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”

(QS.Yusuf ayat 87). Sabda Rasulullah, yang artinya : ”Tidak akan masuk surga orang yang didalam hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan” (HR. Muslim).

d. Memupuk sifat optimis dan giat bekerja . Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Firaman Allah: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS Al- Qashas ayat 77).

e. Menenangkan jiwa . Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi. Allah berfirman yang artinya: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang

(16)

tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jama’ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam surga-Ku” ( QS. Al-Fajr ayat 27-30).

f. Memperkuat keyakinan bahwa Allah SWT, pencipta alam semesta adalah tuhan Yang Maha Esa , maha kuasa, maha adil dan maha bijaksana. Keyakinan tersebut dapat mendorong umat manusia (umat islam) untuk melakukan usaha-usaha yang bijaksana, agar menjadi umat (bangsa) yang merdeka dan berdaulat. Kemudian kemerdekaan dan kedaulatan yang di perolehnya itu akan di manfaatkan secara adil, demi terwujudnya kemakmuran kesejahteraan bersama di dunia dan di akhirat.

g. Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Iman kepada takdir dapat menumbuhkan kesadaran bahwa segala yang ada dan terjadi di alam semesta ini seperti daratan, lautan, angkasa raya, tanah yang subur, tanah yang tandus, dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, serta banjir semata-mata karena kehendak, kekuasaan dan keadilan Allah SWT. Selain itu, kemahakuasaan dan keadilan Allah SWT akan di tampakkan kepada umat manusia, takkala umat manusia sudah meninggal dunia dan hidup di alam kubur dan alam akhirat. Manusia yang ketika di dunianya bertakwa, tentu akan memperoleh nikmat kubur dan akan di masukan kesurga, sedangkan manusia yang ketika di dunianya durhaka kepada Allah dan banyak berbuat dosa, tentu akan memperoleh siksa kubur dan di campakan kedalam neraka jahanam.

h. Menumbuhkan sikap prilaku dan terpuji, serta menghilangkan sikap serta prilaku tercela. Orang yang betul-betul beriman kepada takdir (umat islam yang bertakwa) tentu akan memiliki sikap dan prilaku terpuji seperti sabar, tawakal, qanaah, dan optimis dalam hidup. Juga akan mampu memelihara diri dari sikap dan prilaku tercela, seperti : sombong, iri hati, dengki, buruk sangka, dan pesimis dalam hidup.

i. Mendorong umat manusia (umat islam) untuk berusaha agar kualitas hidupnya

meningkat, sehingga hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Umat manusia (umat islam) jika betul-betul beriman kepada takdir, tentu dalam hidupnya di dunia yang sebenar ini tidak akan berpangku tangan. Mereka akan berusaha dan bekerja dengan sungguh-sungguh di bidangnya masing-masing, sesuai dengan kemampuannya yang telah di usahakan secara maksimal, sehingga menjadi manusia yang paling bermanfaat. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Sebaik- baiknya manusia ialah yang lebih bermanfaat kepada manusia” (H.R. At-Tabrani).

(17)

BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan

Iman yaitu ucapan dengan lisan, keyakinan dengan hati dan perbuatan dengan anggota- anggota badan.Iman yaitu apa yang diikrarkan, ditetapkan dengan hati dan dibenarkan dengan perbuatan. Suatu golongan yang mengaku beriman tetapi tidak mengamalkannya maka mereka berarti berdusta dan Allah akan mengesampingkan mereka.

Iman itu bukanlah merupakan peringatan dan pembangkitan kembali kecuali apabila pemiliknya menolak untuk mengabdi kepada agama dan tanah airnya dengan maksud untuk memajukan kemashlahatan umum diatas kemashlahatan pribadi yang bersifat khusus.

Adapun imannya orang lalai dan takut-takut atau ragu-ragu itu termasuk penyakit yang sangat membahayakan pada masa kita ini. Oleh karena itu, perbaikilah hubungan Anda dengan Allah niscaya Anda akan mendapatkan keabadian petunjuk-Nya dan kelangsungan pertolongan-Nya.

3.2Saran

Dari uraian mengenai rukun iman di atas, sudah sepatutnya kita menyadari pondasi kekuatan dari seorang hamba berada pada tingkat keimanannya terhadap Allah Ta’ala.

Mempertahankan sebuah keimanan pun bukanlah hal yang mudah karena ada banyak godaan yang bisa merusak akidah dan juga akhlak diluar sana, sehingga tak heran jika tempat akhirnya In Shaa Allah di akhirat adalah surga.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Faridl, M. (1995). Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka.

T.Ibrahim, H. (2013). Membangun Akidah dan Akhlak. Solo: Tiga Serangakai Pustaka Mandiri.

Toto Suryana, D. (2009). Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara.

3Secara umum

pengertian iman

kepada hari kiamat yaitu percaya dan yakin bahwa

4seluruh alam semesta

dan isinya akan hancur

(19)

suatu saat nanti dan setelah itu akan ada 5kehidupan yang kekal

(akhirat).

6Secara umum

pengertian iman

kepada hari kiamat yaitu percaya dan yakin bahwa

7seluruh alam semesta dan isinya akan hancur suatu saat nanti dan

setelah itu akan ada 8kehidupan yang kekal

(akhirat).

(20)

9Secara umum

pengertian iman

kepada hari kiamat yaitu percaya dan yakin bahwa

10 seluruh alam

semesta dan isinya

akan hancur suatu saat nanti dan setelah itu

akan ada

11 kehidupan yang kekal (akhirat).

12 Secara umum pengertian iman

kepada hari kiamat

(21)

yaitu percaya dan yakin bahwa

13 seluruh alam

semesta dan isinya

akan hancur suatu saat nanti dan setelah itu

akan ada

14 kehidupan yang kekal (akhirat).

15 Secara umum pengertian iman

kepada hari kiamat yaitu percaya dan yakin bahwa

16 seluruh alam

semesta dan isinya

(22)

akan hancur suatu saat nanti dan setelah itu

akan ada

17

kehidupan yang kekal

(akhirat).

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti menyimpulkan bahwa keyakinan kepada Kitab-kitab Allah SWT dalam tahap ini yaitu bahwa para santri sudah mempercayai bahwa Rukun iman ketiga yaitu yakin