MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN KEAGAMAAN Untuk memenuhi tugas makalah AIK III
Disusun Oleh:
Selvy Nia Subekti 202010110311345 Maulidatuz Zahro 202010110311347
PRODI HUKUM FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat pertolongan dan rahmat-Nya yang telah memberikan kesempatan dan kemampuan kepada kami sehingga dapat menjelasakan makalah AIK III yang berjudul Muhammadiyah sebagai Gerakan keagamaan
Makalah AIK III ini disusun dengan tujuan supaya lebih mengetahui dan memahami mengenai hal-hal apa saja dan dapat mengetahui Muhammadiyah dalam geraknnya terkait islam dalam kehidupan sehari -hari . Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan kita tentang hal-hal apa saja yang terkait dengan Gerakan Muhammadiyah
Malang 26 oktober 2022
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
BAB I...2
PENDAHULUAN...2
1.1 Latar belakang...2
1.2 Rumusam Masalah...3
1.3 Tujuan...3
BAB II...4
PEMBAHASAN...4
2.1 Modal Gerakan keagamaaan muhammdiyah...4
2.2 Gerak jamaah dan dakawah jamaah (GDJD)...4
2.3 Penguatan jamaah...4
2.4 Makna kehadiran Muhammdiyah sebagai gerakan kegamaan...5
2.5 Makna Islam yang Berkemajuan...6
BAB III...7
PENUTUP...7
3.1 Kesimpulan...7
3.2 Saran...7
DAFTAR PUSTAKA...8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan “Gerakan Islam” maksud gerakannya adalah dakwah Islam dan “amar ma’ruf nahi munkar” yang ditujukan kepada dua bidang yakni perseorangan dan masyarakat. Kepada yang sudah Islam bersifat tajdid (pembaharuan) untuk Kembali kepada ajaran Islam yang murni, dan kepada yang belum masuk Islam bersifat ajakan untuk memeluk Islam1.
kepada ajaran Islam yang murni, dan kepada yang belum masuk Islam bersifat ajakan untuk memeluk Islam dengan melaksanakan dakwah islam dan amar ma’ruf nahi munkar dengan cara yang berbeda-beda masing-masingnya yang sesuai Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya yaitu “terwujudnya masyarakat islam yang sebenarnya“2. Dari masa ke masa Muhammadiyah selalu berkonsisten untuk terus mengembangkan dakwahnya untuk memajukan san megembangkan agama islam dengan melalui segala aspek kehidupan bidang sosial, ekonomi, budaya, politik, kesehatan, pendidikan, dan terutama pada perempuan yang memiliki peran yang sangat strategis dan besar dalam kehidupan keluarga,masyarakat, bangsa dan negara. Begitu banyak gerakan yang dilakukan Muhammadiyah untuk megembangkan agama isla, am tidak hanya dengan lewat berdakwah dengan melalui mimbar masjid ataupun mushola tetapi melaukan Gerakan pembaharuan dari dakwaah amal shalih yang bisa menembus dan menyelesaikan permaslaahan yang sedang dihadapi umat yakni terkait dengan masalah akidah akhlak dan muamalah duniawi.
Organisasi Muhammadiyah adalah organisasi pergerakan. Daya juang para kader organisasi dalam mendalami dunia dakwah demi tersebarnya syariat-syariat Islami merupakan sebuah isyarat bahwa gerakan Muhammadiyah telah menembus batas tradisi dan budaya, khususunya di Indonesia, tempat dimana organisasi ini berkembang dan mewujud.
Setiap kader dituntut agar bergerak dinamis, dapat menjiwai nilai-nilai organisasi dan khatam
1 Tatiana Perez. María Fernanada Kelly, Matan Keyakinan Dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (Mkchm), Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 2020.HAL 122
2 Robert T Sataloff, Michael M Johns, and Karen M Kost, “Kepribadian Kemuhammadiyahan,” 1386.
4
secara idiologi Muhammadiyah.Secara harfiah terdapat perbedaan antara kata “gerak”, gerakan dan pergerakan. Gerak sendiri merupakan perubahan suatu materi dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya. Sedangkan gerakan berarti perbuatan atau keadaan bergerak, dan pergerakan adalah usaha atau kegiatan. Pergerakan identik dengan kegiatan dalam ranah sosial. kata gerakan atau pergerakan mengandung arti, unsur, dan esensi yang dinamis dan statis. (Q.S.3:104). “perubahan/change”, yakni kehadirannya untuk melakukan perubahan tertentu baik yang evolusioner maupun revolusioner. Gerakan sosial kemasyarakatan adalah suatu bentuk kolektif berkelanjutan yang mendorong atau menghambat perubahan dalam masyarakat atau organisasi yang merupakan bagian dari masyarakat tersebut
1.2 Rumusam Masalah
1. Bagaimana modal Gerakan kegamaan muhammdiyah ?
2. Apa yang dimaksud dengan gerak jamaah dan dakwah jamaah ? 3. Apa yang dimaksud dengan penguatan jamaah ?
4. Bagaimana dengan makna kehadiran Muhammadiyah sebagai Gerakan keagamaan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui modal Gerakan kegamaan muhammdiyah 2. Untuk mengetahui gerak jamaah dan dakwah jamaah
3. Untuk mengetahui maksud dari penguatan jamaah
4. Untuk mengetahui makna kehadiran islam sebagai Gerakan keagamaan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Modal Gerakan keagamaaan muhammdiyah
Muhamadiyah sebenarnya telah menggagas tentang penguatan basis gerakan sejak awal berdirinya, bahkan dalam Muktamar tahun 1970-an telah diputuskan untuk menggalang jama’ah dan dakwah jamaah (GJDJ). Hanya saja gagasan tersebut belum maksimal diimplemetasikan dalam aktivisme organisasi.Dalam konstitusi Muhammadiyah terdapat tiga model gerakan Muhammadiyah; pertama, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, kedua, sebagai gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, dan ketiga, Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid. Fokus kajian dalam makalah ini pada kajian yang pertama yaitu Muhammadiyah sebagai gerakan Islam.Kesadaran yang sama muncul pada Muktamar ke 46 Yogyakarta dengan adanya program revitalisasi cabang dan ranting serta pembentukan Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) sebagai respons atas kondisi global dan tantangan yang dihadapi.
2.2 Gerak jamaah dan dakawah jamaah (GDJD)
GDJD adalah penguatan kesadaran jamaah dan kepedulian mereka terhadap lingkungan sosialnya. Definisi sederhana tentang jamaah adalah kumpulan keluarga muslim yang berada dalam suatu lingkungan tempat tinggal. Ajakan warga aktif merupakan landasan gerakan Muhammadiyah yang menuntut adanya komunitas yang solid dan terorganisir untuk memperjuangkan tegaknya kebaikan menentang segala macam keburukan.
Orientasi dari gerakan ini adalah membangun basis kehidupan dakwah bil halal di bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan kesehatan. KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah dan beberapa sahabatnya sangat peduli terhadap pembinaan jamaah.
Beliau melakukan perjalanan keliling Jawa untuk melakukan pembinaan hingga ke Banyuwangi, Jakarta dan Jawa Tengah. Itu artinya, penguatan jamaah sudah menjadi platform dari berdiri dan pengembangan gerakan Muhamaadiyah
2.3 Penguatan jamaah
Langkah pemberdayaan melalui penguatan institusi cabang dan ranting akan memberi kontribusi bagi penguatan kohesi sosial/solidaritas antar warga di tengah meluasnya faham-faham radikal yang cenderung anarkis belakangan ini. Ledakan bom di Pesantren Umar Bin Khattab Bima NTB bisa menjadi bukti betapa rapuhnya kohesi sosial warga,
6
suatu komunitas kecil dan pinggiran semacam Bima itu, bisa lahir suatu tindakan kekerasan. Memperkuat kembali identitas lokal melalui gerakan jamaah dapat dipandang dalam kerangka penguatan potensi dan basis gerakan untuk digerakkan kepada hal-hal yang produktif. Langkah yang dapat dilakukan untuk menggiatkan cabang dan ranting Muhammadiyah melalui gerakan jamaah dan dakwah jamaah:
1) Melakukan assesment awal mengenai kehidupan keagamaan di desa atau komunitas atau ranting
2) Memantapkan konsep dakwah jamaah yang akan dipergunakan agar sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat basis;
3) Melakukan sosialisasi dan pelatihan bagi para fasilitator yang akan menggerakkan cabang dan ranting
4) Melakukan pendampingan dakwah jamaah;
5) Memantapkan organisasi gerakan di akar rumput (pimpinan ranting) sebagai ujung tombak gerakan dakwah jamaah.
Untuk mensinergikan langkah-langkah diatas, diperlukan adanya keterlibatan berbagai lembaga amal Muhammadiyah seperti sekolah, rumah sakit ataupun masjid yang tumbuh begitu cepat di berbagai daerah di Indonesia. Pelibatan lembaga amal itu dalam mempercepat proses pengembangan cabang dan ranting sebagai sentral untuk mengembangkan Muhammadiyah sebagai organisasi yang bercorak community based¸
tidak hanya memperkuat infrastruktur Muhammadiyah, tetapi juga memperkuat infrastruktur masyarakat sehingga terbentuk masyarakat khairah ummah sebagaimana cita-cita Muhammadiyah.
2.4 Makna kehadiran Muhammdiyah sebagai gerakan kegamaan
Muhammadiyah bukanlah gerakan sosial-keagamaan yang biasa, tetapi sebagai gerakan islam. Selain terkena hukum pergerakan, Muhammadiyah dalam gerakannya terkait dengan islam. Bergerak bukan asal bergerak, harus dilandasi, dibingkai, dan di arahkan dengan Islam. Islam bukan sebagai asas formal (teks), tetapi menjiwai, melandasi, mendasari, mengkerangkai, memengaruhi, menggerakan dan menjadi pusat orientasi dan tujuan. Bukan sekadar islam KTP, slogan dan simbolik belaka. Itulah Islam yang berkemajuan sebagaimana yang menjadi semangat dasar gerakan Muhammadiyah dalam mengarungi perjalanan zaman. Segolongan pelaku gerakan dakwah wajib untuk berorganisasi dan terorganisir agar memiliki power yang lebih dalam menyebar nilai-
nilai ke islaman yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadist. Para pendahulu Muhammadiyah memaknainya dengan kaidah fiqhiyah “ma layatim al-wajib Illa bihi da huma wajib”. Artinya organisasi itu menjadi wajib adanya karena keniscayaan dakwah memerlukan alat organisasi tersebut. Sisi lain, tujuan Muhammadiyah adalah untuk mencetak ummat terbaik atau ummat yang unggul. Sebagaimana pokok pikiran keenam Anggaran Dasar Muhammadiyah disebutkan, bahwa “organisasi adalah satu-satunya alat atau cara perjuangan yang sebaik-baiknya”. Ciri-cirinya adalahsebagai berikut :
a) Muhammadiyah adalah subjek atau pemimpin, dan masyarakat semuanya adalah objek atau yang dipimpinnya
b) Lincah (dinamis), maju (progresif), selalu dimuka dan militant;
c) Revolusioner; mempunyai pemimpin yang kuat, cakap, tegas dan berwibawa;
dan
d) Mempunyai organisasi yang susunannya lengkap dan selalu tepat atau up to date (PP Muhammadiyah, Manhaj Gerakan Muhammadiyah, 200; 19-30).
2.5 Makna Islam yang Berkemajuan
Islam yang berkemajuan ini maksudnya adalah Islam yang mengikuti kemajuan zaman atau bahkan selangkah lebih maju dari perkembangan zaman yang tetap disesuaikan dengan Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Menurut Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr. H Agung Danarto dalam dalam kesempatan menjadi khatib pelaksanaan shalat Idul Adha di lapangan Helipad Universitas Muhammadiyah Malang, pendapat beliau mengenai Islam yang berkemajuan
"Islam yang berkemajuan, menyemaikan benih-benih kebenaran, kebaikan, dan kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh ummat manusia”
8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan “Gerakan Islam” maksud gerakannya adalah dakwah Islam dan “amar ma’ruf nahi munkar” yang ditujukan kepada dua bidang yakni perseorangan dan masyarakat. Dari masa ke masa Muhammadiyah selalu berkonsisten untuk terus mengembangkan dakwahnya untuk memajukan dan megembangkan agama islam dengan melalui segala aspek kehidupan bidang sosial, ekonomi, budaya, politik, kesehatan, pendidikan, dan terutama pada perempuan yang memiliki peran yang sangat strategis dan besar dalam kehidupan keluarga,masyarakat, bangsa dan negara. Muhamadiyah sebenarnya telah menggagas tentang penguatan basis gerakan sejak awal berdirinya, bahkan dalam Muktamar tahun 1970-an telah diputuskan untuk menggalang jama’ah dan dakwah jamaah (GJDJ). GDJD adalah penguatan kesadaran jamaah dan kepedulian mereka terhadap lingkungan sosialnya.
Muhammadiyah bukanlah gerakan sosial-keagamaan yang biasa, tetapi sebagai gerakan islam. Bergerak bukan asal bergerak, harus dilandasi, dibingkai, dan di arahkan dengan Islam. Islam bukan sebagai asas formal (teks), tetapi menjiwai, melandasi, mendasari, mengkerangkai, memengaruhi, menggerakan dan menjadi pusat orientasi dan tujuan.
Muhhamadiyah sebagai Gerakan tajdid yang mana melakukan pembaharuan (inovasi tiada henti). KH. Ahmad Dahlan sebagai seorang ulama besar, pedagang bahkan musisi berpandangan bahwa agama penuh dengan irama. Lain dari itu, fiqih juga menjadi kunci perubahan, apabila agamanya kuat maka akan timbul akhlaq yang bagus.
3.2 Saran
Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan, alangkah baiknya gerakannya menggunakan inovasi seiring perkembangan zaman. Mengingat Indonesia didominasi oleh generasi milenial dan gen Z, gerakan pembaharuan Islam yang berkemajuan mungkin bisa dilakukan dengan bergerak melalui digital tanpa menghilangkan tujuannya.
DAFTAR PUSTAKA
Kelly, Tatiana Perez. María Fernanada. Matan Keyakinan Dan Cita-Cita Hidup
Muhammadiyah (Mkchm). Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 2020.
Sataloff, Robert T, Michael M Johns, and Karen M Kost. “Kepribadian Kemuhammadiyahan,” 1386.
https://representasi.id/muhammadiyah-sebagai-gerakan-keagamaan/ akses pada tanggal 26 oktober 2022
10