AQIDAH AKHLAK
(Pengertian Akidah, Dalil / Argumentasi Dalam Akidah, Tujuan Akidah Islam,Metode Peningkatan Akidah dan
Prinsip – Prinsip Akidah Islam)
Dosen Pengampu : Alamsyah Putra, S.Pd.I.M.Pd
DISUSUN KELOMPOK 4
1. ROMU AIDUS (24317001035)
2. MELAN (24317001010)
3. DEA PUTRI NYANI (24317001009)
4. LOLA HELVITA (24317001029)
5. DINDA ELIZA PUTRI (24317001034)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
USMAN SAFRI (STKIP US) KUTACANE 2025
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan Makalah.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa selama penyusunan tugas ini telah banyak mendapat dukungan, bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar- besarnya kepada teman – teman didalam penulisan tugas.
Dengan segala kerendahan hati Penulis memohon kritik dan saran yang bersifat Konstruktif demi kesempurnaan tugas ini.atas segala bantuan dan didikasi yang baik penulis ucapkan terima kasih.
Kutacane, Maret 2025 Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah...1
BAB II PEMBAHASAN... 2
A. Pengertian Akidah Akhlak...2
B. Dalil / Argumentasi Dalam Akidah ...3
C. Tujuan Akidah Akhlak ...4
D. Metode Peningkatan Akidah...5
E. Prinsip – Prinsip Akidah Islam...7
BAB III PENUTUP...9
A. Kesimpulan...9
B. Saran...9
DAFTAR PUSTAKA...10
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dan ia adalah agama yang berintikan keimanan dan perbuatan (amal). Keimanan itu merupakan ‘akidah dan pokok, yang di atasnya berdiri syariat Islam.1
Dengan aqidah akan mengimbangi akhlak seseorang. Akhlak ialah menangnya keinginan dari beberapa keinginan manusia dengan langsung berturut- turut. Dengan keterangan ini nyata bahwa orang yang baik ialah orang yang menguasai keinginan baik dengan langsung berturut-turut, dan sebaliknya orang jahat atau durhaka.2
Dengan demikian, maka penting untuk memahami tentang aqidah dan akhlah. Sehingga makalah ini akan membahas aqidah dan akhlak secara rinci.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Akidah Akhlak ?
2. Bagaimana Dalil / Argumentasi dalam Akidah?
3. Bagaimana Tujuan Akidah Akhlak?
4. Bagaimana Metode Peningkatan Akidah?
5. Bagaimana Prinsip-Prinsip Aqidah Islam?
BAB II
1 2
PEMBAHASAN A- Pengertian Akidah Akhlak
Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [دًقْعَ دًقْعْيَ دًقْعَ]- - artinya adalah mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.
Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [قلخ] jamaknya [ قلاخأ] yang artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan.
Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakul madzmumah.
B. Dalil / Argumentasi dalam Akidah
Argumentasi yang kuat dan benar yang memadai disebut Dalil. Dalil dalam akidah ada dua yaitu:
1. Dalil ‘Aqli
Pengertian Dalil 'Aqli
Dalil yang didasarkan pada penalaran akal yang sehat. Orang yang tidak mampu mempergunakan akalnya karena ada gangguan, maka tidak dibebani untuk memahami Akidah. Segala yang menyangkut dengan Akidah, kita tidak boleh meyakini secara ikut-ikutan, melainkan berdasarkan keyakinan yang dapat dipelajari sesuai dengan akal yang sehat.
2. Dalil Naqli
Pengertian Dalil Naqli
Dalil naqli adalah dalil yang didasarkan pada al-Qur’an dan sunah. Walaupun akal manusia dapat menghasilkan kemajuan ilmu dan teknologi, namun harus disadari bahwa betapapun kuatnya daya pikir manusia, ia tidak akan sanggup mengetahui hakikat zat Allah yang sebenarnya. Manusia tidak memiliki kemampuan untuk menyelidiki yang ghaib, untuk mengetahui yang ghaib itu kita harus puas dengan wahyu Allah. Wahyu itulah yang disebut dalil Naqli.
Kebenaran dalil Naqli ini bersifat Qa’iy (pasti), kebenarannya mutlak serta berlaku untuk semua ruang dan waktu. Dalil Naqli ada dua yaitu al-Qur’an dan hadis Rasul. Hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh akal, cukup diyakini kebenarannya tanpa harus membuktikan dengan akal. Termasuk ke dalam bagian ini adalah hakikat hal-hal yang ghaib, seperti kiamat, alam barzakh, alam makhsyar, surga, neraka, malaikat,dan lain sebagainya.
C. Tujuan Akidah Akhlak
Aqidah akhlak harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Artinya setiap umat Islam harus meyakini pokok - pokok kandungan aqidah akhlak tersebut. Adapun tujuan aqidah akhlak itu adalah :
a. Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang sejak lahir. Manusia adalah makhluk yang berketuhanan. Sejak dilahirkan manusia terdorong mengakui adanya Tuhan. Firman Allah dalam surah Al-A’raf ayat 172-173 yang artinya “Dan (Ingatlah), ketika Tuhanmu menguluarkan kehinaan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka, seraya berfirman:
“Bukankah Aku ini Tuhanmu? “, mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami jadi saksi” (Kami lakukan yang demikian itu), agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Keesaan tuhan)” atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?” Dengan naluri ketuhanan, manusia berusaha untuk mencari tuhannya, kemampuan akal dan ilmu yang berbeda- beda memungkinkan manusia akan keliru mengerti tuhan. Dengan aqidah akhlak, naluri atau kecenderungan manusia akan keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar
b. Aqidah akhlak bertujuan pula membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia. Seseorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji, baik ketika berhubungan dengan Allah SWT, dengan sesama manusia, makhluk lainnya serta dengan alam lingkungan. Oleh karena itu, perwujudan dari pribadi muslim yang luhur berupa tindakan nyata menjadi tujuan dalam aqidah akhlak.
c. Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan. Manusia diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal pikiran.
Pendapat-pendapat atau pikiran-pikiran yang semata-mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh aqidah akhlak agar manusia terbebas atau terhindar dari kehidupan yang sesat.
D. Metode Peningkatan Akidah
Setiap pengajaran diperlukan metode-metode agar tujuan pendidikan dapat dicapai dengan baik. Dalam hal ini metode pengajaran aqidah akhlak kami bagi menjadi dua bagian. Metode pengajaran akidah itu banyak, antara lain :
Metode ceramah
Metode cerita
Metode tanya jawab
Metode widya wisata
Metode bermain peran
Metode demonstrasi
Metode latihan sosio drama
Metode diskusi
Metode-metode tersebut yang paling banyak dipakai dalam pengajaran akidah antara lain, metode cerita, ceramah, dan tanya jawab, disamping metode sosio drama, demonstrasi, dan metode bermain peran.
a. Metode bercerita dicantumkan sebagai alternative pada hampir semua pokok bahasan, karena selain aspek kognitif tujuan bidang studi ini adalah aspek afektif yang secara garis besar berupa tertanamnya akidah islam dan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki nilai-nilai akhlak yang mulia. Seperti contoh: kisah Luqman al Hakim dengan putranya, dimana seorang ayah mengajarkan akidah kepada putranya dengan bersyukur kepada Allah Swt, jangan syirik (menyekutukan) Allah Swt dan bersyukur kepada ayah dan ibu dengan berbakti atau tawadlu’
kepada kedua orang tuanya.
b. Metode ceramah adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan menyampaikan pesan dan informasi secara satu arah lewat suara yang diterima melalui indera telinga. Metode ceramah disebut metode mau’idhoh hasanah dengan bilisan agar dapat menerima nasihat-nasihat atau pendidikan yang baik. Sepeerti yang dilakukan Nabi Muhammad Saw kepada umatnya, yaitu untuk beriman kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw.
Metode Tanya jawab bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan berfikir dan dapat mengembangkan pengetahuan yang berpangkal pada kecerdasan otak dan intelektualitas. Ini merupakan tujuan dalam aspek kognitif. Didalam pengajaran aqidah dapat dicontohkan, seperti: dialog atau tanya jawab antara Nabi Ibrahin as dengan umatnya. Dengan cara seperti itu akan menghasilkan nilai-nilai yang berhubungan tingkah laku. Dengan partisifasi aktif seseorang akan dapat menilai yang baik dan yang buruk dan kemudian dapat mengambil manfaat didalam kehidupan sehari-hari yang dapat mendatangkan kebaikan atau kebahagiaan.
Penggunaan Tanya jawab bertujuan mengetahui sejauhmana tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu dengan adanya tanya jawab tersebut akan merangsang siswa untuk berfikir dan diberi kesempatan untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
Metode Tanya jawab atau dialogis ini, mencerminkan dan melahirkan sikap saling keterbukaan antara guru dan siswa dalam penerapan metode ini pikiran, kemauan, perasaan dan ingatan serta pengamatan terbuka terhadap ide – ide baru yang ditimbulkan dalam pembelajaran tersebut.
c. Metode sosiodrama, digunakan dalam pokok bahasan:
Adat disekolah, mengujungi orang sakit, ta’ziyah dan jiarah kubur.
Kisah siti Mashitoh, Abu bakar Assidiq, Umar bin khatab, Bilal bin Rabbah dan lain sebagainya.
d. Metode demonstrasi adalah penyajian bahan pelajaran oleh guru atau instruktur kepada siswa dengan menunjukkan urutan prosedur pembuatan sesuatu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode demonstrasi dipergunakan dalam pokok bahasan:
Sifat-sifat Allah dan sifat-sifat Rasulullah.
Akhlak terpuji, akhlak tercela dan sebagainya.
e. Metode bermain peran, dipergunakan dalam pokok bahasan
Berbakti kepada ayah dan ibu.
Adab makan dan minum.
Adab kepada guru, orang yang tua, teman dan sebagainya.
E. Prinsip-Prinsip Aqidah Islam
Prinsip-Prinsip Aqidah Islam adalah dasar-dasar kepercayaan yang fundamental dalam agama Islam. Mereka membentuk landasan keyakinan yang kuat bagi umat Muslim. Berikut adalah penjelasan lebih mendalam mengenai prinsip-prinsip aqidah Islam:
1. Tauhid (Kesatuan Allah)
Tauhid adalah prinsip utama dalam aqidah Islam. Ini berarti meyakini bahwa Allah Swt adalah satu-satunya Tuhan yang maha esa. Tidak ada tuhan selain-Nya, dan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini tunduk pada-Nya. Memahami tauhid adalah landasan utama dalam beribadah kepada Allah dan menjalani kehidupan yang benar di jalan-Nya.
2. Prophethood (Kenabian)
Meyakini bahwa Nabi Muhammad Saw adalah pembawa risalah terakhir yang diutus oleh Allah untuk membimbing umat manusia. Aqidah ini mengajarkan kita untuk menghormati, mengikuti, dan mencintai Nabi Muhammad sebagai contoh yang sempurna dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam.
3. Akhirat (Kehidupan Setelah Kematian)
Aqidah ini mendorong kita untuk meyakini bahwa setelah kematian, semua manusia akan menghadapi hari penghakiman di hadapan Allah. Tindakan kita selama kehidupan ini akan menentukan nasib kita di akhirat. Ini memberikan motivasi untuk hidup dengan kebaikan dan menjauhi dosa.
4. Keadilan Allah
Aqidah ini berfokus pada keyakinan bahwa Allah adalah Mahaadil (adil). Allah mengatur segala sesuatu dengan seadil adilnya, dan tidak ada ketidakadilan dalam keputusan-Nya. Keyakinan ini memberikan penghiburan kepada umat Islam, karena mereka meyakini bahwa setiap tindakan mereka akan dinilai secara adil oleh Allah.
Mengikuti prinsip-prinsip aqidah ini adalah kewajiban bagi setiap Muslim.
Mereka membantu memperkuat keyakinan, memberikan panduan moral, dan memberikan makna dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pemahaman yang mendalam dan ketaatan terhadap prinsip-prinsip ini, umat Islam berusaha untuk mencapai tujuan utama dalam agama mereka, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dan mencapai keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Semoga Allah memberkati dan membimbing kita semua dalam memahami dan mengikuti aqidah Islam dengan sungguh-sungguh.
BAB III
PENUTUP A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian aqidah secara etimologis (lughatan), aqidah berakar dari kata aqada ya’qidu -‘aqdan-aqidatan. Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi aqidah berarti keyakinan. Sedangkan secara teminologis (ishthilahan), aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini keberadaannya oleh hati (mu), mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran. Etika adalah ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya, terutama yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang merupakan perbuatan. Moral adalah suatu tindakan yang sesuai dengan ukuran tindakan yang umum diterima oleh kesatuan sosial atau lingkungan tertentu.
B. Saran
Demikianlah pokok bahasan ini yang dapat kami paparkan,besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak.Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi,penulis menyadari makalah ini masih jauh sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Sayid Sabiq, Aqidah Islam, CV Diponegoro, Bandung, 1988, hlm. 15
Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), PT Bulan Bintang, Jakarta, 1975, hlm. 62 Buku KULIAH AQIDAH ISLAM (Drs Yunahar Ilyas Lc, LPPI UMY) Intisari Aqidah Ahlus Sunah wal Jama'ah
http://kuliahaika.weebly.com/akidah/pengertian-urgensi-ruang-lingkup-dan- sumber-akidah
http://nurarifah22.blogspot.co.id/2016/01/makalah-tauhid-imankufur-nifaq- dan_34.html
https://islamislami.com/2017/06/30/apakah-muslim-mukmin-mukhsin-mukhlis- dan-mutaqin-itu/
http://rahma-aufa.blogspot.co.id/2013/01/konsep-aqidah-muslim-mukmin- muttaqin.html
http://ahmadsain.blogspot.co.id/2013/11/makalah-fasik-munafik-musrik-kafir- dan.html
Mukni’ah, Materi Pendidikan Agama Islam, Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2011 : hal.104
Margiono, Akidah Akhlak, Jakarta timur, Erlangga, 2011 : hal.57
Mukni’ah, Materi Pendidikan Agama Islam, Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2011 : hal.105