MAKALAH
BERIMAN KEPADA ALLAH DAN MALAIKAT Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Aqidah Akhlak
Dosen : H. Badruddin Busyro, M.HI.
Disusun oleh : Nur Rohman Fajar
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH INSIDA JAKARTA
Jl. Malaka Hijau No.45 RT 05/01, Pd.Kopi, Kec Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Beriman Kepada Allah Dan Malaikat” ini dengan tepat waktu.
Di tugas kali ini saya akan menyatakan tentang Beriman Kepada Allah Dan Malaikat.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Pada kesempatan ini, dengan tulus ikhlas saya menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada dosen saya, dan kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun guna menjadikan tugas saya menjadi lebih baik kedepannya.
Saya selaku penyusun berharap semoga karya tulis ini ada guna dan manfaatnya bagi para pembaca. Serta saya minta maaf apabila ada beberapa hal yang belum tepat atau salah.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... 2
DAFTAR ISI... 3
BAB I ... 4
PENDAHULUAN ... 4
A. Latar Belakang ... 4
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penulisan ... 4
BAB II ... 5
PEMBAHASAN ... 5
A. Pengertian Iman, Iman Kepada Allah Dan Malaikat ... 5
B. Penciptaaan Malaikat ... 6
C. Proses Munculnya Iman Sad, Dzan, Dan Ilmu ... 8
D. Hikmah Beriman Kepada Malaikat ... 10
BAB III ... 11
PENUTUP... 11
A. Kesimpulan ... 11
DAFTAR PUSTAKA ... 12
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata iman tersusun dari tiga huruf (hamzah-mim-nun), Kemudian disebutkan dalam kitab Mu’jam Mufahros jumlah keseluruhan ayat di dalam Al-Qur’an tempat dimana kata-kata berakar pada huruf a-m-n ada 387.1 Sedangkan kata iman itu sendiri mempunyai arti membenarkan atau mempercayai.
Iman kepada Allah adalah percaya sepenuh hati akan eksistensi Allah dan ke-Esaannya dan mengikuti sesuai dengan tuntutan atau bimbingan Tuhan dan Rasulnya. Rasulullah mengajarkan keimanan secara totalitas; dengan hati, lisan, dan perbuatan. Artinya kepercayaan dan keyakinan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala harus dibarengi dengan perbuatan- perbuatan yang baik (amal shalih) dalam setiap kesempatan dan di manapun berada. Sebagai umat yang memeluk ajaran Islam kita harus meyakini akan keberadaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang menciptakan alam semesta beserta isinya.
Dan juga iman kepada malaikat merupakan rukun iman yang kedua, dan ini selalu diimani oleh seluruh kalangan umat muslim di Dunia. Namun pada kenyataannya, beberapa umat mulai lupa bahkan tidak mengetahui bahwasanya malaikat berada di Sekitarnya sehingga banyak kejahatan dan perbuatan yang dilarang dalam ajaran Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Iman, Iman kepada Allah dan Malaikat ? 2. Bagaimana penciptaaan Malaikat ?
3. Bagaiman proses munculnya Iman Sad, Dzan, dan Ilmu ? 4. Apa hikmah beriman kepada malaikat ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Iman, Iman kepada Allah dan Malaikat 2. Untuk mengetahui penciptaaan Malaikat
3. Untuk mengetahui proses munculnya Iman Sad, Dzan, dan Ilmu 4. Untuk mengetahui hikmah beriman kepada malaikat
1 Muhammad Shidqi 'Athori, al-Mu'jam al-Mufahros li Ahfadz Al-Qur'an al-Karim, (Beirut: Dar Fikr, 2010) Hlm 14-20
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Iman, Iman Kepada Allah Dan Malaikat
Kata Iman berasal dari bahasa arab yaitu “نما” yang artinya aman, damai, tentram.
Dalam pengertian lain adalah pembenaran, keyakinan,2 pengakuan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan. “Pembenaran dengan hati” artinya, menerima seluruh ajaran yang dibawa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. “Pengakuan dengan lisan” artinya, mengucap dua kalimat syahadat. Yaitu, bersaksi bahwa tidak ada ilah (yang berhak diibadahi) selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. “Pengamalan dengan anggota badan” artinya, hati mengamalkannya dengan keyakinan, dan anggota badan mengamalkannya dengan melaksanakan ibadah.
Iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala tercantum dalam rukun iman dimana posisi iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala berada pada urutan pertama, percaya sepenuh hati akan eksistensi Allah dan keEsaannya dan mengikuti sesuai dengan tuntutan atau bimbingan Tuhan dan Rasulnya yang tersebut di dalam Al Qur’an dan Hadits Nabi, dan menjalankan ibadah amal sesuai dengan tuntunan al qur’an dan al sunnah. karna pada dasarnya tidak ada yang lebih agung dari pada Allah sang Pencipta alam semesta.3
Keyakinan kita terhadap keberadaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala harus dibentengi dengan iman yang kuat, dimaksudkan yaitu iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kita harus yakin dengan sepenuh hati bahwa keberadaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu benar benar nyata. Dan juga iman kepada malaikat merupakan rukun iman yang kedua, dan ini selalu diimani oleh seluruh kalangan umat muslim di Dunia. Namun pada kenyataannya, beberapa umat mulai lupa bahkan tidak mengetahui bahwasanya malaikat berada di Sekitarnya sehingga banyak kejahatan dan perbuatan yang dilarang dalam ajaran Islam.
Malaikat (bahasa Arab ةكلاملا) jamak): tunggal: ةكلم menurut agama Islam adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah Swt tidak makan dan tidak minum dan juga tidak mempunyai nafsu seperti manusia. Malaikat merupakan makhluk yang selalu taat kepada Allah
2 Zaini, Syahminan, Kuliah Aqidah Islam, (Surabaya:Al-Ikhlas,1983), hlm.51
3 DetikNews. 2020. “Iman Kepa Allah”.Diakses pada 2 September 2021
Swt dan tidak pernah membangkang kepada-Nya. Menurut bahasa Arab, kata "Malaikat"
merupakan kata jamak dari kata malak yang berarti kekuatan. Kata ini bentuk mashdar (infinitif) al-alukah yang berarti risalah atau misi. Sedangkan sang pembawa misi biasanya disebut dengan Rasul
Meyakini bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi, mengetahui yang ghaib dan yang tampak. Bahwasanya sebagai umat Islam yang beriman kita harus meyakini sepenuh hati bahwa Allah itu benar ada dan selalu memantau tingkah laku umatnya, maka dari itu tidak ada satu detikan yang membuat kita lupa atau tidak beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Sebagai umat manusia yang diciptakan secara sempurna, dimana kita diciptakan dengan diberi anugerah akal dan pikiran oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Pikiran yang kita emban ini senantiasa mendorong kita untuk terus berpikir, dimana kita sebagai makhluk Allah yang paling sempurna harus mempunyai pikiran bahwa alam semesta ini tidak secara mendadak ada tanpa diciptakan, siapa lagi kalau bukan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang menciptakan seluruh keajaiban di alam semesta ini.4 Hadits mengenai iman kepada Allah.
َّمُث ٍماَّيَأ ِةَّتِس يِف َض أرَ ألْا َو ِتا َواَمَّسلا َقَلَخ يِذَّلا ُ َّاللَّ ُمُكَّب َر َّنِإ ُهُبُلأطَي َراَهَّنلا َلأيَّللا يِشأغُي ِش أرَعألا ىَلَع ٰى َوَتأسا
َسأمَّشلا َو اًثيِث َح
اَبَت ۗ ُرأمَ ألْا َو ُقألَخألا ُهَل َلََأ ۗ ِه ِرأمَأِب ٍتا َرَّخَسُم َموُجُّنلا َو َرَمَقألا َو ( َنيِمَلاَعألا ُّب َر ُ َّاللَّ َك َر
٥٤ فارعلْا )
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. ( Al-A’Raaf ; 54 )
B. Penciptaaan Malaikat
Prof. Dr. Umar Sulaiman Al Asyqar dalam buku yang bertajuk Rahasia Alam Malaikat, Jin dan Setan, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah binti Abi Bakar, Rasulullah SAW pernah menceritakan bahwa malaikat diciptakan dari cahaya. Rasulullah SAW bersabda:5
4 DetikNews. 2020. “Iman Kepa Allah”.Diakses pada 2 September 2021
5 Rahma, Halbani. 2021. Malaikat diciptakan dari Cahaya, Begini Ciri-cirinya.
https://news.detik.com/berita/d-5608031/malaikat-diciptakan-dari-cahaya-begini-ciri-Cirinya#:~:text
Artinya%3A (dikonversi dalam bentuk PDF ukuran Tabloid) hal 2 (diakses tanggal 25 Oktober 2022. 19.00 PM
أبا َلاَقو اَن َرَبأخَأ ٌدأبَع َلاَق ٍدأيَمُح ُنأب ُدأبَع َو ٍعِفا َر ُنأب ُدَّمَحُم اَنَثَّدَح َع ٌرَمأعَم اَن َرَبأخَأ ِقا َّز َّرلا ُدأبَع اَنَثَّدَح ٍعِفا َر ُن
َة َو أرُع أنَع ِ ي ِرأه ُّزلا أن
َمألا أتَقِلُخ َمَّلَس َو ِهأيَلَع ُالله ىَّلَص ِ َّاللَّ ُلوُس َر َلاَق أتَلاَق َةَشِئاَع أنَع َو ٍراَن أنِم ٍج ِراَم أنِم ُناَجألا َقِلُخ َو ٍروُن أنِم ُةَكِئ َلَ
اَّمِم ُمَدآ َقِلُخ
مُكَل َف ِص ُو
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rafi dan Abdu bin Humaid, berkata Abdu: Telah mengabarkan kepada kami, sedangkan Ibnu Rafi berkata, telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq, telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari Urwah dari Aisyah berkata, Rasulullah bersabda, "Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan (ciri- cirinya) untuk kalian." (Hadits Riwayat Muslim No. 5314)
Berdasarkan hadits di atas, kita hanya sebatas mengetahui bahwa malaikat diciptakan dari cahaya. Sebab itulah kajian lebih lanjut terkait cahaya apa yang menjadi asal penciptaan malaikat tidak dapat dilakukan. Menurut buku Mengundang Malaikat ke Rumah yang ditulis oleh Mahmud Asy-Syafréwi, karena malaikat diciptakan dari cahaya maka malaikat pun mewarisi sifat-sifat cahaya di antaranya adalah malaikat tidak dapat terlihat dan mampu bergerak secepat cahaya."6
Malaikat adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah tidak makan dan minum dan juga tiak mempunyai nafsu seperti manusia. Malaikat merupakan makhluk yang selalu taat kepada Allah dan tidak pernah membangkang kepada-Nya. Malaikat selalu beribadah kepada Allah tiada henti dan mereka senang mencari dan mengelilingi majlis dzikir. Malaikat mempunyai kemampuan yang diberikan oleh Allah yaitu mereka dapat mengubah bentuknya seperti manusia atau yang lainnya.
KH Nasaruddin Umar dalam buku Menelisik Hakikat Silaturahim mengatakan jika jumlah malaikat tidak terhitung. Jumlahnya bahkan lebih banyak dari populasi manusia di bumi. Diantara antara sekian dari banyaknya malaikat itu, terdapat 10 yang utama. Berikut tugas malaikat yang sepuluh menukil Tafsir Al-Asas oleh H. Darwis Abu Ubaidah:
1) Malaikat Jibril, bertugas menyampaikan wahyu.
6 Op. Cit Rahma, Halbani
2) Malaikat Mikail, diberi tanggung jawab perihal urusan rezeki, makanan hingga hujan.
3) Malaikat Israfil, ditugaskan untuk meniup sangkakala sesuai perintah-Nya.
4) Malaikat Izrail, atau dikenal malaikat Maut. Bertugas mencabut nyawa atau ruh makhluk.
5) Malaikat Munkar yang menjaga dan menanyai di alam kubur.
6) Malaikat Nakir, bersama malaikat Munkar diperintah untuk menjaga dan menanyai dialam kubur.
7) Malaikat Raqib ditugaskan mencatat amal perbuatan, ucapan serta niat baik manusia.
8) Malaikat Atid bertugas mencatat amal perbuatan, ucapan serta niat buruk manusia.
9) Malaikat Malik, adalah penjaga neraka dan pintunya.
10) Malaikat Ridwan diamanahkan menjaga surga juga pintunya.
C. Proses Munculnya Iman Sad, Dzan, Dan Ilmu
Iman kepada Allah Adalah keyakinan atau membenarkan yang mantap dalam hati akan wujud Allah adanya Allah maha mencipta, mengatur memberi rezeki, menghidupkan dan mematikan (rububiyah) serta satu-satunya dzat yang berhak disembah oleh semua mahkluk dengan segala bentuk peribadahan (khusu', hasyah, (takut) inabah (taubat) qasd (niat) thalab (memohon doa dan nadzar. Imam = pasti (jelas, benar, bersih) Sad = mutlak (kebenaran mutlak) Dzan= kira kira, ragu-ragu, persangkaan Ilmu = proses pengertian dari belum tahu menjadi tahu yang dilakukan oleh panca Indra secara terus menerus (rasa ingin tahu dari hal yang nyata sampai abstrak).
Diakui atau tidak persoalan iman nampaknya dipahami hanya berhenti pada ranah teologis (Rukun Iman yang enam) Hampir-hampir umat Islam terfokus pada kajian iman dalam pengertian yang terbatas, parsial dengan melihat aspek iman hanya persoalan teologis kepada Allah, Rasul, kitab-kitab, malaikat, hari kiamat dan takdir. Padahal al-Qur’an mulia dan hadis- hadis tentang iman menyatakan secara tegas bahwa iman selalu dikaitkan dengan amal saleh dan akhlak. Rasulullah mengajarkan keimanan secara totalitas; dengan hati, lisan, dan perbuatan. Artinya kepercayaan dan keyakinan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala harus dibarengi dengan perbuatan-perbuatan yang baik (amal shalih) dalam setiap kesempatan dan di manapun berada.
Bertambah dan berkurangnya iman kondisi iman masing-masing muslim berbeda-beda
dan tidak konsisten. selalu berubahubah terkadang naik dan terkadang turun. Dalam pembahasan ini diterangkan beberapa ayat AlQur'an yang menjelaskan tentang bertambahnya iman.
1. Ayat al-Qur’an menerangkan bertambahnya Iman
َّك َوَتَي أمِهِ ب َر ٰىَلَع َو اًنَميِإ أمُهأتَداز ةليا مهيلع ثيلث اذإو مهبولق تلجو الله ركذ اذإ نيِذَّلا َنوُنِمأؤُمألا اَمَّنِإ َنوُل
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. Tafsir al-Anfal ayat 2.
Dalam ayat diatas Allah menggambarkan bahwa hati orang-orang yang beriman merasa takut dan bergetar ketika disebut nama Allah. takut disini berarti perasaan cemas terhadap siksaan Allah. hal itu dikarenakan kuatnya iman yang ada di dalam hati mereka dan besarnya perhatian terhadap tuhan, hingga merekapun merasa seakan-akan berada di hadapannya.
2. Ayat al-qur'an yang menerangkan tentang menurunnya Iman
Iman orang mukmin dapat bertambah namun juga dapat berkurang. hal-hal yang dapat mengurangi iman tentunya merupakan hal buruk yang sering dilakukan oleh orang-orang yang buruk perangainya. Seperti melakukan kemaksiatan-kemaksiatan. Semakin buruk perangai seseorang maka semakin berkurang iman orang tersebut, apalagi sampai orang muslim melakukan kekafiran lalu masuk lagi kedalam Islam lalu keluar lagi dan begitu seterusnya maka orang tersebut tidak akan diberikan petunjuk oleh Allah. hal ini sesuai dengan firman Allah Swt .surat an-Nisa ayat 137
يِبَس أمُهَيِدأهَيِل َلَ َو أمُهَل أرِفأغَيل الله نكي مل ا ًرفك اودادزا مث اورفك مث اوُنَماء مث اورفك مث اوُنَماء َنيِذَّلا َّن ل
Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kamudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya,Maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus.
D. Hikmah Beriman Kepada Malaikat
Adapun beberapa hikmah yang dapat kita petik dari beriman kepada malaikat, antara lain:
1. Memberi motivasi kita untuk selalu taat dan bertakwa kepada Allah Swt. seperti ketaatan para malaikat
2. Malaikat mengawasi perkataan dan perbuatan kita
3. Memberi rasa optimis untuk selalu berusaha karena Allah Swt. akan memberi ilmu melalui malaikat Jibril dan memberi rezeki melalui malaikat Mikail
4. Memotivasi kita untuk selalu beramal saleh karena bekal itulah yang kita bawa kelak ketika meninggal dunia untuk menghadapi pengadilan Allah Swt.7
7 Muhammad Ahsan, Sumiyati, dkk. 2017. Pendidikan Islam dan Budi Pekerti, Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdibud Ri. Hal 98
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala tercantum dalam rukun iman dimana posisi iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala berada pada urutan pertama, karna pada dasarnya tidak ada yang lebih agung dari pada Allah sang Pencipta alam semesta. Percaya sepenuh hati akan eksistensi Allah dan ke-Esaannya dan mengikuti sesuai dengan tuntutan atau bimbingan Tuhan dan Rasulnya yang tersebut di dalam Al Qur’an dan Hadits Nabi, dan menjalankan ibadah amal sesuai dengan tuntunan al qur’an dan al sunnah. Dan Iman kepada malaikat adalah meyakini dengan hati bahwasanya malaikat adalah makhluk ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang bertugas sesuai dengan ketentuan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Ahsan, Sumiyati, dkk. 2017. Pendidikan Islam dan Budi Pekerti, Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdibud Ri. Hal 98
DetikNews. 2020. “Iman Kepa Allah”.Diakses pada 2 September 2021 Rahma, Halbani. 2021. Malaikat diciptakan dari Cahaya, Begini Ciri-cirinya.
https://news.detik.com/berita/d-5608031/malaikat-diciptakan-dari-cahaya-begini-ciri- Cirinya#:~:text Artinya%3A (dikonversi dalam bentuk PDF ukuran Tabloid) hal 2 (diakses tanggal 25 Oktober 2022. 19.00 PM
Zaini, Syahminan, Kuliah Aqidah Islam, (Surabaya:Al-Ikhlas,1983), hlm.51 DetikNews. 2020. “Iman Kepa Allah”.Diakses pada 2 September 2021
Muhammad Shidqi 'Athori, al-Mu'jam al-Mufahros li Ahfadz Al-Qur'an al-Karim, (Beirut:
Dar Fikr, 2010) Hlm 14-20