i
MAKALAH
ASSET TAK BERWUJUD
“Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akutansi Keuangan Menengah 1”
Dosen Pengampu: Drs. Suwarno, M.M., M.Akun., Ak., CA., ACPA
Oleh:
Nabila Aisyah Darmawati (232105030028)
Azizah (232105030043)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER 2024
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Drs. Suwarno, M.M, M.Akun.,Ak., CA., ACPA sebagai dosen pengampu mata kuliah Akutansi Keuangan Menengah 1 yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Jember, 09 November 2024
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 1
1.3 Tujuan ... 1
BAB II PEMBAHASAN ... 2
2.1 Pokok pikiran aktiva tak berwujud ... 2
2.2 Klarifikasi aktiva tak berwujud ... 4
2.3 Penyusutan asset tak berwujud ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Contoh penyajian asset tak berwujud ... 8
BAB III KESIMPULAN ... 11
DAFTAR PUSTAKA ... 12
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu, manfaat ekonomis di masa depan dari asset tersebut diharapkan diterima oleh entitas. Aset moneter adalah kas dimiliki dan aset yang akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan. Sehingga Aset tidak berwujud dapat didefinisikan sebagai asset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.Entitas sering kali mengeluarkan sumber daya maupun menciptakan laibilitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya tidak berwujud, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk dan judul publisitas).
Tidak semua unsur yang dicantumkan yakni keteridentifikasian, pengendalian atas sumber daya dan adanya keuntungan ekonomis di masa depan. Jika suatu unsur yang tercakup dalam Pernyataan ini tidak memenuhi definisi aset tidak berwujud, maka pengeluaran untuk memperoleh atau men ciptakan aset tersebut (secara internal) diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Namun, jika unsur tersebut diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis, maka unsur tersebut diperlakukan sebagai bagian dari goodwill pada tanggal akuisisi
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Asset Tak Berwujud Menurut PSAK ? 2. Apa Pengertian Aset tak berwujud ?
3. Apa saja pokok pemikiran aktiva tak berwujud ? 4. Bagaimana penyusutan nilai asset tak berwujud ? 1.3 Tujuan
Memberikan pemahaman mengenai pengertian Aset Tak Berwujud, pokok pemikiran aktiva tak berwujud, contoh penyusutan nilai asset tak berwujud.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pokok Pikiran Aktiva Takberwujud
Aktiva Takberwujud (Intangible Assets) merupakan hak Istimewa dan keuntungan kompetitif yang muncul dari kepemilikan suatu aktiva yang memiliki umur yang lama dan tidak memiliki wujud fisik tertentu. Maksud dari bukti kepemilikan aktiva yang takberwujud seperti kontrak, lisensi atau dokumen-dokumen (Hak cipta, Goodwill, Merek dan Rahasia Dagang).1 Adanya tiga karakteristik Aktiva takberwujud, yakni :2
➢ Aset bisa diidentifikasi, aset harus dipisahkan dari Perusahaan dengan dijual atau dialihkan dan muncul melalui hak kontraktual maupun hak hukum manakala manfaat ekonomik atas kontrak akan mengalir ke Perusahaan
➢ Aset tidak memiliki eksistensi fisik, asset tak berwujud memperoleh melalui hak keistimewaan yang diberikan pada Perusahaan yang memilikinya (Berbeda dengan asset tetap yang memiliki bentuk fisik).
➢ Bukan berupa asset moneter, asset moneter mendapatkan nilainya dari klaim yang fungsinya menerima kas atau setara kas di masa yang akan datang. Aset moneter dapat diukur dalam bentuk uang dan mudah dicairkan menjadi kas. Meskipun bukan berbentukn fisik, namun asset ini tidak termasuk asset takberwujud karena bukan dari manfaat ekonomi yang tidak terukur serta tidak memerlukan proses yang rumit untuk dijual. Aset seperti deposito bank, piutang dan investasi jangka panjang (obligasi dan saham) merupakan bagian dari asset moneter.
1 Hery Harjono Muljo, 2007, “Penuntun Belajar : Akuntansi Keuangan Menengah”, Yogyakarta : Graha Ilmu, hal 216
2 Donald E.Kieso Ph.D., Jerry J. Weygandt Ph.D.,CPA, “Akuntansi Keuangan Menengah : Intermediate Accounting”, Penerbit Salemba Empat, hl.769
3
Aktiva Takberwujud dicatat dengan dasar harga perolehan, hal ini bisa dihapus secara objektif dan sistematis selama masa manfaat aktiva takberwujud yakni tidak boleh melebihi 40 tahun. Apabila dihentikan maka nilai buku aktiva takberwujud dihapuskan pada pelaporan keuangan serta pencatatan laba dan rugi penghentian jikalaupun ada. Sama halnya dengan aktiva tetap, namun jelas ada perbedaan yakni pada penyebutan penghapusan aktiva berwujud yakni amortisasi.
Dalam pencatatan amortisasi maka rekening biaya amortisasi pada aktiva tak berwujud didebet (pencatatan pengurangan nominal uang) sedangkan rekening aktiva takberwujud dikredit (Pencatatan penambahan nominal uang) hal ini merupakan opsi sederhana yang biasanya dilakukan oleh suatu Perusahaan. Agar seluruh aktiva takberwujud yang tidak memiliki ketentuan masa fungsi dan penghapusan periode pada waktu yang wajar, maka periode amortisasinya tidak boleh melibihi 40 tahun. Amortisasi (amortization) juga sering disebut sebaagi alokasi biaya perolehan, berikut dua macam amortisasi pada aset takberwujud :
➢ Umur Manfaat Terbatas, perusahaan perlu mengamortisasi (mengurangi nilai biaya) aset takberwujud yang manfaatnya terbatas. Melalui pembebanan sistematis atas biaya perolehan selama umur manfaat aset, dalam hal ini umur manfaat haruslah memberikan kontribusi pada arus kas Perusahaan. Dapat melalui faktor dampak dari keusangan , permintaan, persaingan dan faktor ekonomi serta umur manfaat itu diharapkan dari aset yang berhubungan dengan umur manfaat seperti hak sewa studio.
➢ Umur Manfaat Tidak Terbatas, berarti tidak ada batas yang diperkirakan pada periode waktu, Aset takberwujud diperlukan bisa memberikan arus kas bagi Perusahaan. Hal ini didasarkan pada tidak adanya faktor hukum, kontrak dan persaingan yang membatasi umur manfaat aset takberwujud.
Sehingga Perusahaan tidak melakukan kegiatan amortisasi, meskipun begitu Perusahaan perlu melakukan uji penurunan nilai atas aset tersebut setidaknya setiap periode. Rugi penurunan nilai harus diakui sebesar nilai yang jumlah tercatat dengan umur manfaat tidak terbatas kurang dari jumlah terpulihkan.
4
Artinya nilai aset takberwujud tersebut menurun dibawah nilai yang tercatat dilaporan keuangan.Perusahaan tidak bisa mendapatkan nilai yang tercatat pada laporan keuangan apabila terjadi rugi penurunan nilai dan harus diakui karena terdapat pada PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset.
Sama halnya dengan umur manfaat terbatas, namun dilakukan uji apabila ada indikasi penurunan nilai. Amortisasi aktiva takberwujud pada umumnya ditetapkan dalam jumlah yang sama pada periode atau dengan suatu basis alokasi garis lurus
2.2 Klasifikasi Aktiva Takberwujud
➢ Aktiva Takberwujud terkait Pemasaran
Suatu Perusahaan menggunakan terkait pemasaran dalam promosi produk atau jasa (nama dagang/merek, kepala surat kabar, nama domain internet, logo dan perjanjian nonkompetisi). Sebuah nama dagang/merek merupakan kata, frasa atau simbol yang membedakan atau mengidentifikasi suatu Perusahaan maupun produk. Hak untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang baik terdaftar ataupun tidak, secara eklusif kepemilikannya adalah pengguna asli selama hal tersebut masih digunakan oleh si pemilik.
➢ Aset Takberwujud terkait Pelanggan
Berubungan antara Perusahaan dan pelanggan, seperti daftar pelanggan, hubungan pelanggan dan Riwayat pesanan atau backlog produksi. Dalam hal ini dafatar pelanggan sebagai aset takberwujud yang umur manfaatnya terbatas dan harus diamortisasi secara garis lurus.
Fungsinya yakni Perusahaan dapat memahami kebutuhan pelanggan dan meningkatkan layanan yang dapat meningkatkan penjualan dan ketertarikan pelanggan.
5
➢ Aset Takberwujud terkait Artistik
Mencakup hak kepemilikan atas karya seni seperti drama, sastra, music, gambar, foto dan video. Hak Cipta melindungi hak-hak kepemilikin tersebut, hak cipta (copy right) merupakan hak yang diberikan oleh pemerintah kepada kreator (penulis, pemahat, pelukis, Musisi dan lain sebagainya) atas kreasi dan ekspresinya.
Hak cipta melindugi karya dari pembajakan dan memberikan hak eklusif pada si seniman untuk memproduksi, menggunakan ataupun menjual karya mereka. Hak Cipta diberikan selama umur creator ditambah 70 tahun.
➢ Aset Takberwujud terkait Kontrak
Berasal dari perjanjian hukum tertentu (hak siaran, kontra jasa atau pasokan, lisensi atau franchise), salah satunya yakni Warabala (franchise) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik dan pembeli warabala untuk hak menjual produk atau jasa tertentu. Franchisor atau pembeli warabala setelah mengembangkan produk yang unik, melindungi konsep maupun produk (melalui hak paten, hak cipta atau nama dagang), maka Franchise mendapatkan hak untuk mengekspoitasi konsep atau produk franchisor dengan menandatangani kontrak tersebut. Pembayaran tahunan yang dilakukan oleh perjanjian tersebut harus masuk beban operasi pada periode berjalan.
➢ Aset Takberwujud terkait Teknologi
Berhubungan terkait inovasi dan perkembangan teknologi, contohnya teknologi yang diberikan paten dan rahasia dagang yang diberikan oleh pemerintah. Maksud dari paten (patent) yakni pemberian hak kepada pemegang hak eklusif untuk menggunakan, memproduksi, menjual produk atau proses untuk jangka 20 tahun tanpa campur tangan ataupun pelanggaran oleh pihak lainnya. Perusahaan harus mengamortisasi paten selama lebih dari 20 tahun , jika paten tersebut berguna hanya dalam waktu singkat maka Perusahaan harus mengamortisasi sesuai waktu paten yang berguna.
6
Perubahan permintaan dan penemuan baru yang menggantikan penemuan lama menjadi faktor utama dari singkatnya umur manfaat paten hingga kurang dari 20 tahun. Sebagai alternatif apabila paten mengalami penurunan nilai karena permintaan produk maka aset harus diturunkan nilainya atau di hapuskan ke beban langsung. Dengan adanya hak ini maka pemegang hak paten menjadi terlindungi dari adanya pelanggaran oleh pesaing.
➢ Goodwill
Merupakan aset takberwujud yang tercatat ketika suatu Perusahaan membeli Perusahaan lain untuk harga yang lebih tinggi dari nilai wajar aset bersih Perusahaan. Jadi hal ini muncul apabila Perusahaan mengakuisisi Perusahaan lain dengan harga yang lebih tinggi dari nilai aset bersihnya karena reputasi, merek, hubungan dengan pelanggan yang memberikan nilai tambahan bagi Perusahaan. Diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dan nilai wajar aset neto (aset dikurangi liabilitas) yang dibeli.
Goodwill juga sebagai tolak ukur nilai residu, tidak secara langsung.
Hal ini menyebabkan goodwill disebut sebagai penyumbat, pengisi celah dan akun penilaian induk. Goodwill menjelaskan terkait manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari aset lainnya yang berasal dari kombinasi bisnis yang tidak diidentifikasi secara individu dan diakui secara terpisah. Konsep ini juga disebut aset takberwujud yang paling berwujud karena hanya diidentifikasi dengan bisnis secara menyeluruh.. Klasifikasi Aktiva Tak berwujud
2.3 Penyusutan Asset Tak Berwujud
➢ Mengidentifikasi R&D ( Research And Development )
Penelitian dan pengembangan adalah penciptaan pengetahuan baru.
Dalam konteks bisnis, penelitian dan pengembangan adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengembangkan produk, proses, atau layanan baru, atau menyempurnakan produk, proses, atau layanan yang sudah ada.
Untuk melakukan hal ini, bisnis sering kali mengambil risiko. Hal ini karena adanya ketidakpastian mengenai apakah apa yang mereka coba lakukan
7
layak secara teknologi, atau, yang lebih umum, mereka tidak tahu bagaimana mereka akan mencapai tujuan mereka secara praktis.
R&D merupakan fungsi penting bagi banyak bisnis. Meluncurkan produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada merupakan cara bagi bisnis untuk tetap kompetitif dan menghasilkan laba. Saat mengembangkan produk, proses, atau layanan baru, atau menyempurnakan produk, proses, atau layanan yang sudah ada, R&D merupakan salah satu fase paling awal. Eksperimen dan inovasi sering kali marak pada tahap ini, bersamaan dengan risiko. Siklus R8D sering kali dimulai dengan ide dan teori, dikuti oleh penelitian dan eksplorasi, lalu ke desain dan pengembangan.
➢ Pencacatan asset tak berwujud
Pencatatan aset tak berwujud adalah proses penting dalam akuntansi yang mencakup pengakuan, pengukuran, dan pelaporan. Aset ini, seperti hak paten, merek dagang, dan hak cipta, tidak memiliki bentuk fisik tetapi memberikan manfaat ekonomi jangka panjang bagi perusahaan.
• Pengakuan Aset Tak Berwujud
Aset tak berwujud diakui ketika diperoleh dan memenuhi kriteria tertentu, seperti potensi manfaat ekonomi masa depan dan biaya perolehan yang dapat diukur dengan andal. Contoh pengakuan termasuk pembelian paten atau merek dagang dari pihak ketiga.
• Pengukuran dan Pencatatan
Nilai aset tak berwujud dicatat pada neraca setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Amortisasi dilakukan secara sistematis selama masa manfaat aset. Metode penilaian dapat menggunakan pendekatan seperti biaya, nilai pasar, atau analisis arus kas.
• Pelaporan
Aset tak berwujud disajikan dalam laporan keuangan di kolom aktiva. Pencatatan yang tepat membantu meningkatkan transparansi laporan keuangan dan mendukung keputusan investasi.
8
9
➢ Biaya serupa
Biaya serupa aset tak berwujud mencakup berbagai pengeluaran yang terkait dengan pengembangan, akuisisi, dan pemeliharaan aset yang tidak memiliki bentuk fisik tetapi memiliki nilai ekonomi. Berikut adalah beberapa kategori biaya yang relevan:
• Biaya Akuisisi : Biaya yang dikeluarkan untuk membeli atau memperoleh hak atas aset tak berwujud, seperti paten atau merek dagang.
• Biaya Pengembangan : Pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan (R&D) yang dapat diakui sebagai aset jika memenuhi kriteria tertentu, seperti kelayakan teknis dan komersial.
• Amortisasi : Biaya yang dialokasikan secara sistematis selama masa manfaat aset tak berwujud, mencerminkan penggunaan dan penurunan kerugian.
• Biaya Lisensi dan Royalti : Pembayaran untuk hak penggunaan aset tak berwujud dari pihak ketiga.
• Biaya Pemeliharaan : Pengeluaran untuk menjaga nilai dan fungsi aset tetap wujud, meskipun tidak selalu diakui sebagai aset.
Pencatatan biaya ini penting untuk memastikan laporan keuangan mencerminkan nilai sebenarnya dari aset tak berwujud perusahaan.
2.4 Contoh Penyajian Aset tak berwujud
Penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan dilakukan dengan mencantumkannya di neraca sebagai bagian dari aset. Contoh yang umum termasuk seperti:
➢ Hak Cipta : Melindungi karya kreatif seperti musik, film, dan tulisan, memberikan hak eksklusif kepada pencipta untuk memproduksi dan mendistribusikan karya tersebut.
10
➢ Paten : Memberikan hak eksklusif atas penemuan atau inovasi teknologi, yang memungkinkan pemiliknya menghasilkan pendapatan melalui lisensi atau penjualan.
➢ Merek Dagang : Simbol atau nama yang membedakan produk atau layanan dari pesaing, yang dapat meningkatkan nilai perusahaan dan loyalitas pelanggan.
➢ Goodwill : Nilai lebih dari akuisisi yang mencerminkan reputasi dan hubungan baik dengan pelanggan, yang tidak dapat dijual terpisah dari perusahaan.
➢ Waralaba : Lisensi yang memungkinkan penerima untuk menggunakan merek dan model bisnis pemilik waralaba, memberikan akses ke pengetahuan dan dukungan bisnis.
➢ Lisensi dan Hak Kekayaan Intelektual Lainnya : Termasuk hak untuk menggunakan teknologi atau produk tertentu yang dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan
Misalnya, ketika sebuah perusahaan mengakuisisi bisnis lain, nilai lebih dari harga akuisisi dibandingkan dengan nilai pasar wajar aset berwujud dapat dicatat sebagai goodwill. Aset ini akan diamortisasi selama masa manfaatnya.
Dalam laporan keuangan, penting untuk mencatat biaya perolehan dan akumulasi amortisasi secara terpisah untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai nilai dan kontribusi aset yang tidak berwujud terhadap kinerja perusahaan.
11
BAB III KESIMPULAN
Aset tak berwujud merupakan elemen penting dalam laporan keuangan perusahaan, meskipun tidak memiliki bentuk fisik. Hal tersebut mencakup hak cipta, paten, merek dagang, dan goodwill, yang semuanya memiliki nilai ekonomi dan dapat memberikan keuntungan kompetitif. Pengakuan dan pencatatan aset ini harus dilakukan dengan cermat sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, seperti PSAK 19 dan IAS 38. Hal ini penting untuk memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan nilai yang sebenarnya dan dapat digunakan oleh investor untuk mengambil keputusan. Dengan demikian, pengelolaan aset tak berwujud yang baik dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan menciptakan nilai jangka panjang.
IAS 38 dan PSAK 19 memberikan standar tentang pengakuan dan pencatatan aset tak berwujud. Standar ini menjelaskan bahwa entitas harus mengungkapkan rincian terkait aset tak berwujud, seperti umur manfaat, metode amortisasi, jumlah brutonya, dan akumulasi amortisasinya.
Oleh karena itu, penyajian aset yang akan diwujudkan dalam laporan keuangan harus dilakukan dengan cermat sesuai standar akuntansi internasional dan nasional, memastikan transparansi dan akurasi data yang diberikan kepada investor dan pemangku kepentingan lainnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Trisnajuna, M., & Sisdyani, E. A. (2015). Pengaruh Aset Tidak Berwujud dan Biaya Penelitian dan Pengembangan terhadap Nilai Pasar dan Kinerja Keuangan Perusahaan. E-Junal Akuntansi Udayana, 13(9).
Visconti, R. M. (2019). The Valuation of ntangible Assets: An Introduction. SSRN Electronic Journal, August. Berwujud Startup untuk IPO.
Www.bareksa.com. (2018). Menkominfo akan Pastikan Pengakuan Aset Tak https://www.bareksa.com/id/text/2018/02/28/menkominfo-akan-pastikan- pengakuan-aset-tak-berwujud-startup-untuk-ipo.
Yuniarsih, N. (2018). Buku Ajar Akuntansi Keuangan Menengah. Jakad Media Publishing.
https://books.google.co.id/books?id=8mvxdwaaqbaj&printsec=fr ontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad-0#v=onepage&q&f.
https://www.qoalaplus.com/media/bisnis-dan-strategi/agen/intangible-asset/
Badar Murifal, 2019, "Akuntansi Keuangan Menengah; Berdasarkan SAK", Yogyakarta : Graha Ilmu
Hery Harjono Mulyo, 2007, " Penuntun Belajar : Akuntansi Keuangan Menengah", Yogyakarta : Graha Ilmu
Kieso Weygandt Warfield, 2011, "Akuntansi Keuangan Menengah: Intermediate Accounting", Jakarta Selatan : Penerbit Salemba Empat