• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH BAHAN AJAR KELOMPOK 2

N/A
N/A
Dea Ayu Angraini

Academic year: 2025

Membagikan "MAKALAH BAHAN AJAR KELOMPOK 2"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN AJAR

Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Dosen Pengampu : 1. Dr. Yantoro, M.Pd.

2. Andi Gusmaulia Eka Putri, M.Pd.

DISUSUN OLEH : Kelompok 2 :

1. Walhazwa A1D123092

2. Tasha Wulandari A1D123097 3. Dea Ayu Angraini A1D123108 4. Nuraini Kumala Suri A1D123111

5. Umi Kalsum A1D123122

UNIVERSITAS JAMBI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN DASAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

(2)

2025 A. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan segala bentuk materi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membantu peserta didik memahami, menguasai, dan mencapai kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Bahan ajar dapat disajikan dalam berbagai bentuk, baik cetak maupun digital, serta bisa berupa teks, gambar, audio, video, atau media interaktif lainnya. Materi ini dirancang secara sistematis agar sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik peserta didik, sehingga dapat memudahkan mereka dalam memahami konsep yang diajarkan. Menurut Panen (2001) dalam (177-Article Text- 485-1-10-20200929, n.d.) mengungkapkan bahwa bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran

Bahan pembelajaran merupakan komponen isi pesan dalam kurikulum yang harus disampaikan kepada siswa. Komponen ini memiliki bentuk pesan yang beragam, ada yang berbentuk fakta, konsep, prinsip/kaidah, prosedur, problema, dan sebagainya. Komponen ini berperan sebagai isi atau materi yang harus dikuasai siswa dalam proses pembelajaran.

Skop dan sekuen materi pembelajaran telah tersusun secara sistematis dalam struktur organisasi kurikulum pendidikan dan pelatihan. (Herry Hernawan et al., n.d.)Dalam dunia pendidikan, bahan ajar memiliki peran yang sangat penting karena berfungsi sebagai panduan bagi pendidik dalam menyampaikan materi serta bagi peserta didik dalam memahami dan menginternalisasi pengetahuan. Dengan adanya bahan ajar, pembelajaran menjadi lebih terstruktur, terarah, dan efektif karena informasi yang diberikan disusun secara runtut, mulai dari konsep dasar hingga konsep yang lebih kompleks.

Bahan ajar dapat diartikan sebagai suatu bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran (Pannen, 1995) dalam (Waraulia et al., n.d.) . Bahan ajar tidak hanya berupa buku teks yang digunakan di dalam kelas, tetapi juga mencakup berbagai bentuk sumber belajar lainnya, seperti modul, handout, lembar kerja peserta didik (LKPD), infografis, rekaman audio, video pembelajaran, hingga aplikasi edukatif yang berbasis teknologi. Setiap bentuk bahan ajar memiliki karakteristiknya masing-masing yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya belajar peserta didik.

Selain itu, bahan ajar harus dikembangkan dengan mempertimbangkan prinsip pedagogis agar sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif, sosial, dan emosional

(3)

peserta didik. Oleh karena itu, bahan ajar yang baik harus dirancang berdasarkan analisis kebutuhan pembelajaran, memperhatikan kesesuaian dengan kurikulum, serta menggunakan bahasa dan penyajian yang menarik dan mudah dipahami. Direktorat Pembinaan Sekolah Atas (Depdiknas, 2008:6) dalam (Khulsum et al., 2018) mengemukakan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis dan bahan tidak tertulis. Dari beberapa pandangan mengenai pengertian bahan ajar tersebut, dapat dipahami bahwa bahan ajar merupakan komponen pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai bahan belajar bagi siswa dan membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Secara umum, bahan ajar memiliki beberapa karakteristik utama yang membedakannya dari sumber belajar lainnya. Pertama, bahan ajar harus bersifat sistematis, artinya materi yang disajikan harus berurutan dan logis agar peserta didik dapat memahami konsep secara bertahap. Kedua, bahan ajar harus relevan dengan kurikulum dan kebutuhan peserta didik sehingga dapat memberikan manfaat maksimal dalam proses pembelajaran.

Ketiga, bahan ajar harus menarik dan interaktif agar peserta didik lebih termotivasi dalam belajar. Dengan adanya bahan ajar yang dirancang secara baik dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, peserta didik dapat lebih mudah memahami konsep yang dipelajari, meningkatkan keterampilan berpikir kritis, serta membangun kemandirian dalam belajar.

Selain itu, bahan ajar juga dapat membantu guru dalam menyampaikan materi secara lebih sistematis dan efisien, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lebih efektif dan mencapai hasil yang optimal.

B. Jenis – Jenis Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran yang berfungsi sebagai media untuk menyampaikan materi kepada peserta didik. Dalam dunia pendidikan, bahan ajar hadir dalam berbagai bentuk yang dirancang untuk mendukung gaya belajar yang berbeda-beda, sehingga peserta didik dapat memahami konsep dengan lebih mudah dan efektif. Jenis bahan ajar ini dikategorikan berdasarkan cara penyajian dan media yang digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Salah satu bentuk bahan ajar yang paling umum digunakan adalah bahan ajar cetak.

Bahan ajar cetak merupakan bahan ajar yang disajikan dalam bentuk fisik, seperti buku teks, modul, handout, lembar kerja peserta didik (LKPD), brosur, leaflet, dan panduan

(4)

pembelajaran. Jenis bahan ajar ini sangat mudah digunakan karena tidak memerlukan alat tambahan seperti perangkat elektronik atau koneksi internet. Selain itu, bahan ajar cetak memiliki struktur yang sistematis dan mudah dibawa ke mana saja, sehingga dapat digunakan kapan saja oleh peserta didik. Buku teks, misalnya, sering menjadi bahan ajar utama di sekolah karena sudah dirancang sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan berisi materi yang lengkap, mulai dari teori hingga contoh penerapan dalam kehidupan sehari- hari.

Selain bahan ajar cetak, terdapat pula bahan ajar visual yang menekankan penggunaan gambar, ilustrasi, diagram, grafik, dan bentuk penyajian visual lainnya untuk membantu peserta didik memahami suatu konsep. Bahan ajar visual sering digunakan untuk mendukung pemahaman terhadap materi yang bersifat abstrak atau kompleks, karena penyajian dalam bentuk gambar dapat memberikan representasi yang lebih konkret. Contoh bahan ajar visual antara lain poster pendidikan, infografis, flashcard, serta peta konsep yang dibuat untuk menggambarkan hubungan antara berbagai konsep dalam suatu topik pembelajaran.

Di samping bahan ajar visual, ada pula bahan ajar audio yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami materi pembelajaran melalui pendengaran. Bahan ajar ini biasanya berupa rekaman suara yang berisi penjelasan mengenai suatu topik, cerita, lagu edukatif, atau instruksi yang dapat didengar oleh peserta didik. Penggunaan bahan ajar audio sangat efektif bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori, di mana mereka lebih mudah menyerap informasi melalui suara dibandingkan dengan teks atau gambar.

Contoh bahan ajar audio yang umum digunakan dalam pembelajaran adalah rekaman ceramah, podcast pendidikan, audiobook, serta lagu-lagu yang berisi materi pembelajaran.

Seiring dengan perkembangan teknologi, bahan ajar berbasis digital atau interaktif juga semakin banyak digunakan dalam dunia pendidikan. Bahan ajar digital adalah bahan ajar yang disampaikan melalui perangkat elektronik, seperti komputer, tablet, atau smartphone, serta memanfaatkan media seperti e-book, video pembelajaran, simulasi interaktif, dan aplikasi edukasi. Salah satu keunggulan bahan ajar digital adalah kemampuannya dalam menyajikan materi secara lebih dinamis dan interaktif. Misalnya, dalam video pembelajaran, peserta didik tidak hanya membaca teks, tetapi juga dapat melihat animasi atau eksperimen virtual yang menggambarkan konsep tertentu dengan lebih jelas. Begitu juga dengan aplikasi edukatif, yang memungkinkan peserta didik untuk belajar sambil bermain melalui kuis interaktif, latihan soal, atau simulasi yang menarik.

(5)

Bahan ajar digital juga memungkinkan peserta didik untuk belajar secara fleksibel, karena dapat diakses kapan saja dan di mana saja selama mereka memiliki perangkat yang mendukung. Hal ini memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan mereka masing-masing tanpa terikat oleh waktu dan tempat tertentu. Namun, penggunaan bahan ajar digital juga memiliki tantangan tersendiri, seperti ketergantungan pada akses internet serta perlunya keterampilan dalam mengoperasikan perangkat teknologi. Oleh karena itu, penggunaan bahan ajar digital sebaiknya tetap dikombinasikan dengan bahan ajar lainnya agar dapat memenuhi kebutuhan semua peserta didik dengan berbagai latar belakang dan preferensi belajar yang berbeda.

Dalam pengembangan bahan ajar, penting bagi pendidik untuk memilih jenis bahan ajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, serta kondisi pembelajaran yang ada. Setiap jenis bahan ajar memiliki keunggulan dan keterbatasannya masing-masing, sehingga sering kali dibutuhkan kombinasi dari berbagai jenis bahan ajar untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif dan menyenangkan bagi peserta didik. Dengan memanfaatkan berbagai jenis bahan ajar secara optimal, proses pembelajaran dapat menjadi lebih bervariasi, menarik, serta mampu meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar peserta didik.

Proses pembelajaran, bahan ajar dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan media dan cara penyajiannya. Setiap jenis bahan ajar memiliki karakteristik, keunggulan, serta keterbatasan tersendiri yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan tujuan pembelajaran. Berikut adalah beberapa jenis bahan ajar yang umum digunakan dalam pendidikan:

1. Bahan Ajar Cetak

Bahan ajar cetak merupakan bahan ajar yang berbentuk fisik dan ditulis dalam media kertas atau sejenisnya. Jenis bahan ajar ini adalah yang paling banyak digunakan di berbagai jenjang pendidikan karena mudah diakses dan digunakan oleh peserta didik maupun pendidik.

Ciri-ciri bahan ajar cetak:

Berupa teks, gambar, atau kombinasi keduanya yang dicetak dalam bentuk buku, modul, atau lembar kerja.

Tidak memerlukan alat bantu tambahan seperti listrik atau perangkat elektronik untuk menggunakannya.

(6)

Dapat digunakan kapan saja tanpa tergantung pada jaringan internet atau perangkat digital.

Penyajian materi biasanya bersifat sistematis dan mengikuti kurikulum yang berlaku.

Contoh bahan ajar cetak:

Buku teks: Sumber utama pembelajaran yang disusun sesuai kurikulum dan berisi teori, contoh, serta latihan soal.

Modul pembelajaran: Materi pembelajaran yang lebih terstruktur dan memungkinkan peserta didik belajar secara mandiri.

Handout: Ringkasan materi yang dibuat oleh pendidik untuk memperjelas pemahaman peserta didik dalam suatu topik.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD): Lembar latihan yang berisi soal atau tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik untuk menguji pemahaman mereka terhadap materi yang telah dipelajari.

Keunggulan bahan ajar cetak:

Mudah dibawa dan digunakan kapan saja.

Tidak memerlukan teknologi atau listrik.

Materi lebih terstruktur dan sesuai dengan kurikulum.

Dapat digunakan untuk pembelajaran mandiri.

Kelemahan bahan ajar cetak:

Bersifat statis dan sulit diperbarui jika ada perubahan dalam kurikulum atau materi.

Kurang interaktif dibandingkan dengan bahan ajar digital atau berbasis multimedia.

Membutuhkan banyak kertas, sehingga kurang ramah lingkungan.

2. Bahan Ajar Visual

Bahan ajar visual merupakan bahan ajar yang menekankan penyajian informasi dalam bentuk gambar, ilustrasi, grafik, atau media visual lainnya. Tujuan utama dari bahan ajar ini

(7)

adalah membantu peserta didik memahami konsep dengan lebih baik melalui representasi visual yang lebih konkret.

Ciri-ciri bahan ajar visual:

Mengutamakan unsur grafis, seperti gambar, diagram, atau infografis.

Dapat berupa cetak (poster, peta konsep) atau digital (gambar dalam presentasi atau animasi).

Membantu menjelaskan konsep yang abstrak dengan cara yang lebih mudah dipahami.

Contoh bahan ajar visual:

Poster pendidikan: Media yang menampilkan informasi dalam bentuk gambar menarik untuk menarik perhatian peserta didik.

Infografis: Penyajian materi dalam bentuk visual yang ringkas dan informatif.

Peta konsep: Gambaran hubungan antar-konsep dalam suatu materi pembelajaran.

Flashcard: Kartu berisi gambar atau tulisan yang digunakan untuk pembelajaran interaktif, terutama dalam mengenalkan kosakata atau konsep tertentu.

Keunggulan bahan ajar visual:

Membantu peserta didik memahami konsep yang abstrak dengan lebih mudah.

Menarik perhatian peserta didik dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam pembelajaran.

Dapat digunakan untuk berbagai jenjang pendidikan dan mata pelajaran.

Kelemahan bahan ajar visual:

Tidak semua materi dapat disampaikan hanya dengan gambar atau ilustrasi.

Kurang efektif bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori.

3. Bahan Ajar Audio

Bahan ajar audio adalah bahan ajar yang disajikan dalam bentuk suara atau rekaman yang dapat didengar oleh peserta didik. Jenis bahan ajar ini sangat bermanfaat bagi peserta

(8)

didik yang lebih mudah memahami informasi melalui pendengaran dibandingkan dengan membaca teks atau melihat gambar.

Ciri-ciri bahan ajar audio:

Berisi informasi yang disampaikan melalui suara.

Bisa berupa rekaman suara dari guru, narasi, musik edukatif, atau wawancara ilmiah.

Dapat digunakan dalam bentuk podcast, rekaman ceramah, atau audiobook.

Contoh bahan ajar audio:

Podcast pendidikan: Rekaman suara berisi pembahasan materi pembelajaran yang dapat diakses kapan saja.

Audiobook: Buku teks yang dibacakan dan direkam dalam bentuk audio agar peserta didik dapat belajar dengan mendengarkan.

Lagu edukatif: Musik yang berisi materi pembelajaran untuk membantu peserta didik menghafal konsep dengan lebih mudah.

Keunggulan bahan ajar audio:

Cocok untuk peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori.

Dapat digunakan kapan saja, bahkan saat melakukan aktivitas lain.

Membantu meningkatkan pemahaman melalui intonasi dan ekspresi suara.

Kelemahan bahan ajar audio:

Tidak efektif bagi peserta didik yang lebih memahami konsep melalui tulisan atau visual.

Sulit digunakan untuk materi yang membutuhkan representasi visual.

4. Bahan Ajar Digital atau Interaktif

Bahan ajar digital merupakan jenis bahan ajar yang memanfaatkan teknologi untuk menyajikan informasi secara interaktif dan menarik. Dengan kemajuan teknologi, bahan ajar digital semakin populer dan banyak digunakan dalam berbagai jenjang pendidikan.

Ciri-ciri bahan ajar digital:

(9)

Dapat diakses melalui perangkat elektronik seperti komputer, tablet, atau smartphone.

Menggunakan media interaktif seperti video, animasi, atau simulasi.

Memungkinkan peserta didik untuk belajar secara fleksibel dan mandiri.

Contoh bahan ajar digital:

E-book: Versi digital dari buku teks yang dapat dibaca melalui perangkat elektronik.

Video pembelajaran: Materi ajar yang disajikan dalam bentuk video dengan animasi atau demonstrasi langsung.

Aplikasi edukatif: Perangkat lunak yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami konsep dengan cara yang lebih menarik.

Simulasi interaktif: Program komputer yang memungkinkan peserta didik bereksperimen secara virtual.

Keunggulan bahan ajar digital:

Lebih interaktif dan menarik dibandingkan bahan ajar konvensional.

Dapat diperbarui dengan mudah sesuai perkembangan ilmu pengetahuan.

Memberikan fleksibilitas dalam belajar kapan saja dan di mana saja.

Kelemahan bahan ajar digital:

Membutuhkan perangkat teknologi yang memadai serta akses internet yang stabil.

Tidak semua peserta didik memiliki keterampilan dalam menggunakan teknologi.

Potensi gangguan dari faktor eksternal seperti notifikasi atau iklan.

C. Karakteristik Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan salah satu komponen utama dalam proses pembelajaran yang memiliki karakteristik tertentu agar dapat digunakan secara efektif untuk mencapai tujuan pendidikan. Karakteristik bahan ajar mencerminkan bagaimana bahan tersebut dirancang, disusun, dan digunakan dalam proses pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan peserta

(10)

didik dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.Salah satu karakteristik utama dari bahan ajar adalah sistematis. Artinya, bahan ajar harus disusun dengan urutan yang logis dan bertahap sehingga peserta didik dapat memahami materi dengan baik. Penyajian materi dalam bahan ajar harus mengikuti struktur yang jelas, dimulai dari konsep yang paling sederhana hingga konsep yang lebih kompleks. Dengan cara ini, peserta didik tidak akan merasa kesulitan dalam memahami materi karena mereka diajak untuk membangun pemahaman secara bertahap. Misalnya, dalam pembelajaran matematika, konsep dasar seperti penjumlahan dan pengurangan harus diajarkan terlebih dahulu sebelum memperkenalkan konsep yang lebih sulit seperti perkalian dan pembagian.

Selain sistematis, bahan ajar juga harus bersifat relevan dengan kebutuhan peserta didik dan tujuan pembelajaran. Artinya, isi bahan ajar harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Bahan ajar yang relevan akan lebih mudah dipahami dan diterima oleh peserta didik karena mereka dapat mengaitkannya dengan pengalaman atau situasi yang mereka temui dalam kehidupan nyata. Sebagai contoh, dalam pembelajaran sains, bahan ajar yang menjelaskan tentang siklus air dapat dikaitkan dengan fenomena hujan yang sering mereka lihat sehari-hari.

Dengan demikian, peserta didik akan lebih mudah memahami konsep tersebut karena memiliki gambaran nyata dalam kehidupan mereka.

Karakteristik lain yang penting dalam bahan ajar adalah menarik dan interaktif.

Bahan ajar yang menarik akan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga mereka lebih bersemangat dalam mempelajari materi. Keberadaan ilustrasi, gambar, diagram, warna yang menarik, serta gaya bahasa yang komunikatif dapat membantu peserta didik untuk lebih fokus dalam belajar. Selain itu, bahan ajar yang interaktif memungkinkan peserta didik untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Misalnya, dalam bahan ajar berbasis digital, peserta didik dapat berinteraksi dengan materi melalui simulasi, video animasi, atau kuis interaktif yang membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak monoton.

Kejelasan dalam penyajian juga merupakan salah satu karakteristik penting dalam bahan ajar. Bahan ajar harus menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dipahami, dan sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Penggunaan istilah teknis yang sulit harus dijelaskan dengan baik agar peserta didik tidak merasa bingung. Selain itu, penyajian materi harus mengikuti struktur yang runtut dan logis agar tidak membingungkan peserta didik. Misalnya, dalam bahan ajar yang berisi petunjuk eksperimen, langkah-

(11)

langkah yang diberikan harus jelas dan tidak membingungkan agar peserta didik dapat mengikuti instruksi dengan benar.

Karakteristik lain yang tidak kalah penting adalah fleksibilitas. Bahan ajar yang baik harus dapat digunakan dalam berbagai situasi dan kondisi pembelajaran, baik untuk pembelajaran di kelas, pembelajaran mandiri, maupun pembelajaran daring. Fleksibilitas bahan ajar memungkinkan pendidik untuk menyesuaikannya dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Misalnya, dalam situasi di mana pembelajaran dilakukan secara daring, bahan ajar digital seperti e-book, video pembelajaran, atau modul interaktif dapat menjadi solusi yang efektif untuk menggantikan bahan ajar cetak.

Selain fleksibel, bahan ajar juga harus bersifat dapat dievaluasi dan diperbarui. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang, sehingga bahan ajar harus selalu diperbarui agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Materi yang terdapat dalam bahan ajar perlu dievaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa informasi yang disajikan masih akurat dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Jika terdapat perubahan dalam kurikulum atau perkembangan ilmu pengetahuan, maka bahan ajar harus disesuaikan agar tetap dapat memberikan manfaat maksimal bagi peserta didik.

Selanjutnya, karakteristik yang tidak boleh diabaikan dalam bahan ajar adalah mendorong kemandirian belajar. Bahan ajar harus dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat menggunakannya secara mandiri tanpa selalu bergantung pada pendidik. Untuk mencapai hal ini, bahan ajar dapat dilengkapi dengan petunjuk belajar, rangkuman, latihan soal, dan penilaian diri yang memungkinkan peserta didik untuk mengevaluasi pemahamannya sendiri. Misalnya, dalam bahan ajar berbasis modul, biasanya terdapat panduan belajar mandiri serta latihan yang memungkinkan peserta didik untuk menguji pemahaman mereka terhadap materi yang telah dipelajari.

Terakhir, bahan ajar juga harus memperhatikan aspek inklusivitas, yaitu memastikan bahwa materi yang disajikan dapat diakses dan dipahami oleh semua peserta didik, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Inklusivitas dalam bahan ajar dapat dicapai dengan menyediakan variasi media pembelajaran, seperti teks yang dapat dibaca oleh perangkat pembaca layar untuk peserta didik tunanetra, penggunaan video dengan teks terjemahan untuk peserta didik tunarungu, serta penggunaan bahasa yang sederhana bagi peserta didik dengan keterbatasan kognitif. Dengan demikian, semua peserta didik, tanpa terkecuali, dapat memperoleh manfaat yang sama dari bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran.

(12)

Secara keseluruhan, karakteristik bahan ajar yang baik meliputi sistematis, relevan, menarik, interaktif, jelas, fleksibel, dapat dievaluasi dan diperbarui, mendorong kemandirian belajar, serta bersifat inklusif. Dengan memperhatikan karakteristik- karakteristik ini, bahan ajar dapat menjadi alat yang efektif dalam membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Pendidik memiliki peran penting dalam memilih dan menyusun bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lebih efektif, menyenangkan, dan bermakna.

Bahan ajar memiliki berbagai karakteristik yang harus dipenuhi agar efektif digunakan dalam proses pembelajaran. Karakteristik ini memastikan bahwa bahan ajar dapat membantu peserta didik memahami materi dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Berikut adalah beberapa karakteristik bahan ajar yang baik beserta penjelasannya secara lengkap:

1. Sistematis

Bahan ajar harus disusun dengan urutan yang logis dan mengikuti tahapan pembelajaran yang sesuai agar peserta didik dapat memahami materi dengan mudah.

Penyusunan bahan ajar harus mengikuti alur pembelajaran yang jelas, dimulai dari konsep yang paling dasar hingga konsep yang lebih kompleks.

Struktur dalam bahan ajar biasanya terdiri dari pendahuluan, isi, dan penutup yang masing-masing memiliki fungsi untuk membangun pemahaman peserta didik secara bertahap.

Jika bahan ajar tidak sistematis, peserta didik akan kesulitan memahami materi karena tidak ada keterkaitan yang jelas antara satu konsep dengan konsep lainnya.

Misalnya, dalam pelajaran matematika, sebelum mempelajari perkalian, peserta didik harus memahami konsep penjumlahan terlebih dahulu karena perkalian pada dasarnya adalah penjumlahan berulang.

2. Relevan dengan Kebutuhan Peserta Didik

Bahan ajar harus sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik serta berhubungan dengan kehidupan sehari-hari agar lebih mudah dipahami.

Materi yang diajarkan dalam bahan ajar harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

(13)

Isi bahan ajar harus dikaitkan dengan pengalaman nyata atau fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.

Jika bahan ajar tidak relevan, peserta didik akan merasa kesulitan menghubungkan materi dengan pengalaman mereka, sehingga proses pembelajaran menjadi kurang efektif.

Sebagai contoh, dalam pembelajaran sains tentang siklus air, peserta didik dapat diajak untuk mengamati bagaimana hujan turun dan bagaimana air menguap saat terkena panas matahari. Dengan cara ini, mereka akan lebih mudah memahami konsep yang sedang dipelajari.

3. Menarik dan Interaktif

Bahan ajar harus mampu menarik perhatian peserta didik dan mendorong mereka untuk aktif dalam proses pembelajaran.

Penggunaan ilustrasi, gambar, warna, dan desain yang menarik dapat meningkatkan minat belajar peserta didik.

Bahan ajar yang interaktif memungkinkan peserta didik untuk terlibat langsung dalam pembelajaran, misalnya melalui latihan, simulasi, atau kegiatan eksplorasi.

Jika bahan ajar bersifat monoton dan hanya berisi teks panjang tanpa visual atau aktivitas menarik, peserta didik akan cepat merasa bosan dan kehilangan minat untuk belajar.

Contohnya, dalam bahan ajar berbasis digital, animasi interaktif yang menunjukkan bagaimana jantung manusia bekerja akan lebih menarik dibandingkan hanya membaca teks yang menjelaskan proses tersebut.

4. Jelas dan Mudah Dipahami

Bahasa yang digunakan dalam bahan ajar harus sederhana, komunikatif, dan sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik.

Istilah teknis yang sulit harus diberikan penjelasan tambahan agar tidak membingungkan peserta didik.

Penyajian materi harus menggunakan kalimat yang tidak terlalu panjang dan kompleks agar lebih mudah dipahami.

(14)

Jika bahan ajar menggunakan bahasa yang terlalu rumit atau terlalu formal, peserta didik mungkin mengalami kesulitan dalam memahami materi.

Contohnya, dalam pelajaran bahasa Indonesia, saat mengajarkan sinonim dan antonim, bahan ajar harus memberikan contoh penggunaan kata-kata tersebut dalam kalimat agar lebih jelas.

5. Fleksibel dan Adaptif

Bahan ajar harus dapat digunakan dalam berbagai situasi dan kondisi pembelajaran, baik secara tatap muka maupun daring.

Bahan ajar harus dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang berbeda-beda.

Misalnya, dalam kondisi darurat seperti pandemi, bahan ajar berbasis digital seperti e- book atau video pembelajaran dapat menjadi solusi alternatif untuk menggantikan bahan ajar cetak.

Jika bahan ajar terlalu kaku dan tidak bisa disesuaikan dengan kondisi pembelajaran, maka penggunaannya menjadi terbatas dan kurang efektif.

Contohnya, dalam pembelajaran jarak jauh, bahan ajar digital yang bisa diakses melalui berbagai perangkat seperti komputer atau ponsel lebih efektif dibandingkan bahan ajar dalam bentuk cetak yang sulit dibagikan secara daring.

6. Dapat Dievaluasi dan Diperbarui

Bahan ajar harus selalu dievaluasi dan diperbarui agar tetap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan pembelajaran.

Ilmu pengetahuan terus berkembang, sehingga bahan ajar harus disesuaikan dengan informasi terbaru agar tetap relevan.

Evaluasi terhadap bahan ajar perlu dilakukan secara berkala untuk mengetahui apakah materi yang disajikan masih sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan peserta didik.

Jika bahan ajar tidak diperbarui, maka informasi yang disampaikan bisa menjadi usang dan tidak akurat, yang dapat berdampak negatif pada pemahaman peserta didik.

(15)

Sebagai contoh, dalam pembelajaran teknologi dan sains, bahan ajar tentang energi terbarukan harus diperbarui secara berkala untuk mencakup perkembangan teknologi terbaru, seperti panel surya yang lebih efisien atau inovasi dalam mobil listrik.

7. Mendorong Kemandirian Belajar

Bahan ajar harus dirancang agar peserta didik dapat menggunakannya secara mandiri tanpa selalu bergantung pada pendidik.

Bahan ajar harus memberikan panduan belajar yang jelas agar peserta didik dapat memahami materi sendiri.

Dapat dilengkapi dengan latihan, kuis, dan penilaian diri agar peserta didik dapat mengevaluasi pemahamannya terhadap materi yang telah dipelajari.

Jika bahan ajar tidak dirancang untuk mendorong kemandirian, peserta didik akan selalu bergantung pada penjelasan guru dan kesulitan dalam belajar sendiri.

Contohnya, dalam modul pembelajaran, biasanya terdapat bagian "Petunjuk Belajar"

dan "Latihan Mandiri" yang memungkinkan peserta didik untuk menguji pemahaman mereka terhadap materi yang sudah dipelajari.

8. Inklusif dan Aksesibel untuk Semua Peserta Didik

Bahan ajar harus dapat digunakan oleh semua peserta didik, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

Bahan ajar harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat diakses oleh peserta didik dengan berbagai latar belakang dan kondisi.

Harus ada alternatif bahan ajar untuk peserta didik dengan kebutuhan khusus, seperti penggunaan teks yang dapat dibaca oleh perangkat pembaca layar untuk peserta didik tunanetra atau penggunaan video dengan teks terjemahan untuk peserta didik tunarungu.

Jika bahan ajar tidak memperhatikan aspek inklusivitas, maka ada kemungkinan beberapa peserta didik tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

Sebagai contoh, dalam bahan ajar digital, adanya fitur teks yang dapat diperbesar atau dikonversi menjadi audio dapat membantu peserta didik yang memiliki kesulitan dalam membaca teks kecil.

(16)

D. Kesimpulan

Bahan ajar yang efektif memegang peran penting dalam proses pembelajaran. Bahan ajar harus memenuhi beberapa kriteria, seperti relevansi dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan tingkat kemampuan siswa, dan kemampuan untuk memotivasi siswa.

Pengembangan bahan ajar harus mempertimbangkan kebutuhan siswa, tujuan pembelajaran, dan sumber daya yang tersedia. Bahan ajar juga harus disesuaikan dengan kurikulum dan standar kompetensi yang berlaku.

Implementasi bahan ajar dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti ceramah, diskusi, dan kegiatan praktik. Guru harus memastikan bahwa bahan ajar disampaikan dengan cara yang menarik dan interaktif. Bahan ajar yang efektif adalah kunci untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengembangan dan implementasi bahan ajar harus dilakukan dengan cermat dan profesional, sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Hernawan, A. H., Permasih, H., & Dewi, L. (2012). Pengembangan bahan ajar. Direktorat UPI, Bandung4(11), 1-13.

Nuryasana, E., & Desiningrum, N. (2020). Pengembangan bahan ajar strategi belajar mengajar untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Jurnal Inovasi Penelitian1(5), 967-974.

Nuryasana, E., & Desiningrum, N. (2020). Pengembangan bahan ajar strategi belajar mengajar untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Jurnal Inovasi Penelitian1(5), 967-974.

Waraulia, A. M. (2020). Bahan Ajar: Teori dan Prosedur Penyusunan.

Suprihatin, S., & Manik, Y. M. (2020). Guru menginovasi bahan ajar sebagai langkah untuk meningkatkan hasil belajar siswa. PROMOSI: Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi (e-Journal)8(1).

Ritonga, A. P., Andini, N. P., & Iklmah, L. (2022). Pengembangan bahan ajaran media. Jurnal Multidisiplin Dehasen (MUDE)1(3), 343-348.

Hayati, R., Ersani, E., Darwiyanti, A., Akbar, S., Hadikusumo, R. A., Hamda, E. F., ... &

Azizah, H. N. (2025). Pengembangan bahan ajar. Sada Kurnia Pustaka.

Owon, R. A. S. (2017). Pengembangan bahan ajar menulis berbagai jenis teks bertema kearifan lokal Sikka bagi siswa SMP. JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran)3(1), 528-541.

Magdalena, I., Prabandani, R. O., Rini, E. S., Fitriani, M. A., & Putri, A. A. (2020).

Analisis pengembangan bahan ajar. Nusantara2(2), 180-187.

Ajar, B., & PPG, P. P. G. (2010). Media pembelajaran anak usia dini. Bandung:

Universitas Pedidikan Indonesia18.

Referensi

Dokumen terkait

9-10 Menganalisis peta konsep, bahan ajar dan kegiatan pembelajaran Keterkaitan peta konsep, bahan ajar dan kegiatan Kuliah, tatap muka Group Discussion,

Penerapan nilai-nilai karakter ke dalam bahan ajar dengan model pembelajaran advance organizer , siswa dapat lebih mudah memahami keterkaitan antar konsep dalam

menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar IPA yang dapat meningkatkan literasi sains peserta didik sehingga dilakukan penelitian dengan judul pengembangan bahan ajar

Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan dirancang sesuai kurikulum yang berlaku

Bahan Ajar yang Mudah Dipahami 4 Bahan Ajar yang Paling Disukai Berdasarkan hasil tanggapan mahasiswa tentang analisis kebutuhan mahasiswa terhadap bahan ajar di era pandemi pada

Koneksi antar materi Creativity Peserta didik mampu memahami hasil pembelajaran kelompok mereka dengan konsep-konsep yang sudah dipelajari dan sesuai dengan pemahaman peserta didik

Pemilihan dan penentuan bahan ajar Pemilihan dan penentuan bahan ajar dilakukan agar bahan ajar yang akan digunakan menarik dalam proses pembelajaran dan dapat membantu peserta

Penelitian ini bertujuan untuk 1 menghasilkan prototipe bahan ajar menulis berbagai jenis teks bertema kearifan lokal Sikka dengan pendekatan kontekstual sesuai kebutuhan peserta didik