• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Bindo Analisis Kesalahan Berbahasa klp 7

N/A
N/A
vira azzahra

Academic year: 2024

Membagikan "Makalah Bindo Analisis Kesalahan Berbahasa klp 7"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 7 1. SITI AMINAH (22407502061) 2. NURHALISA (22407502067)

3. AISYAH. A (2204075020

3. VIRA AZZAHRA (220407502069) 4. RAPNINUR (220407502071)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2022/2023

KATA PENGANTAR

(2)

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam proses penyusunan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan, bimbingan masukan dan motivasi dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan, motivasi, saran, dan kritik yang telah diberikan selama kami menyusun makalah ini. Kami menyadari bahwa apa yang tersaji dalam makalah ini masih jauh dari sempurna, karena kekurangan dan keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca untuk penyempurnaannya. Pada akhirnya, kami tetap berharap mudah-mudahan makalah ini bermanfaat dan berguna bagi pembaca.

Makassar, 2 April 2023

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

(3)

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan

Bab II Pembahasan 2.1 Kesalahan Berbahasa

2.2 Kesalahan Berbahasa Dalam Tataran Fonologi 2.3 Kesalahan Berbahasa Dalam Tatran Morfologi 2.4 Kesalahan Berbahasa Pada Bidang Afiksasi Bab 3 Penutup

Kesimpulan Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

(4)

1.1 Latar Belakang

Komunikasi yang dilakukan di dalam masyarakat menggunakan alat yaitu bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama. Berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa sebagai alat komunikasi berperan penting dalam kehidupan manusia karena di gunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan kepada seseorang. Berbahasa merupakan suatu kegiatan mengunakan bahasa yang dilakukan oleh seseorang. Kegiatan berbahasa yang dilakukan seseorang digunakan untuk mempermudah mereka dalam bekomunikasi antar sesama. Kegiatan berbahasa tentunya tidak luput dengan adanya kesalahan berbahasa.

Kesalahan berbahasa merupakan penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa tersebut. Kesalahan berbahasa juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan unsur kebahasaan yang terdapat pada bahasa tulis ataupun lisan karena tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah (bahasa) dalam kebahasaan.

Kaidah kebahasaan dalam bahasa Indonesia disusun dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Kesalahan berbahasa terjadi pada seseorang yang sedang belajar bahasa.

Kesalahan berbahasa memiliki beberapa klasifikasi. Klasifikasi kesalahan berbahasa meliputi kesalahan berbahasa dalam biadang ejaan dan tanda baca, kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi, kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi, kesalahan berbahasa dalam bidanng sematik, kesalahan berbahasa dalam tataran sintaksis, dan kesalahan berbahasa dalam tataran wacana. Pada makalah ini penyusun akan memaparkan megegenai kesalahan berbahasa tataran fonologi, kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi, dan kesalahan berbahasa pada bidang afiksasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, masalah yang dibahas pada makalah ini antara lain sebagai berikut.

(5)

1. Apa yang dimaksud dengn kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi, tataran morfologi, dan dalam bidang afiksasi.

2. Apa saja bentuk kesalahn berbahasa dalam tataran fonologi, tataran morfologi dan dalam bidang afiksasi.

3. Bagaimana bentuk kesalahan berbahasa dalam tataran ejan dan tanda baca, fonologi dan morfologi serta afiksasi.

1.3 Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi, dan morfologi serta dalam bidang afiksasi.

Selain itu makalah ini juga menjelaskan apa saja bentuk-bentuk kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi, morfologi dan afiksasi.

BAB II PEMBAHASAN

(6)

2.1 Kesalahan Berbahasa

Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu upaya untuk mewujudkan pengunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah dan pedoman yang ada. Hal tersebut dianggap penting karena seiring berkembangnya zaman dan arus globalisasi yang semakin meluas, penggunaan bahasa Indonesia yang baik benar terkesan sudah menurun. Banyak faktor yang memengaruhi terjadinya kesalahan berbahasa.

Kesalahan berbahasa bukan masalah sederhana, sehingga untuk mengkajinya diperlukan teori dan pengetahuan periahal tersebut. Kesalahan berbahasa sering kali dianggap sebagai bagian dari proses belajar bahasa. Artinya, kesalahan berbahasa meliputi seluruh bagian dari pengajaran bahasa.

2.2 Kesalahan Berbahasa Dalam Tataran Fonologi

Kesalahan berbahasa pada bidang ilmu fonologi, umumnya berlaku dari suatu perubahan pengucapan sebuah fonem, perubahan fonem, penghilangan fonem, kesalahan dalam peletakan jeda dalam kalimat atau kata. Kesalahan pada kajian ilmu fonologi ini juga dapat dikarenakan adanya perubahan bunyi diftong yang berubah menjadi fonem (bunyi) tungga (Tarigan 1999: 55). Tulisan bunyi vocal serta konsonan merupakan alofon bunyi, tetapi di tulisnya menjadi sebuah fonem. Hal itu merupakan sebuah kesalahan. Sebenarnya didalam pengejaan atau tulisan bahasa Jawa Latin selaras dengan pedoman ejaan bahasa Jawa dan telah disesuaikan oleh ejaan bahasa Indonesia yang sudah dibenarkan dan ditanda tangani oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, Syarif Thajib, 18 Maret 1874.

Ejaan merupakan sebuah aturan penggambaran serta lambang bunyi ujar bahasa.

Olehose k arena bunyi ujar mempunyai dua macam unsur, yaitu unsur segmental dan unsur suprasegmental, karean hal tersebut ejaan pun menggambarkan aatupun melambangkan dua macam unsur bunyi ujar tersebut. Pelambagan unsur dari segmental bunyi ujar tidak Cuma mengenai bagaimana lambang bunyi-bunyi ujar bentuk kata, frase, klausa, serta kalimat. Berikut penjelasan dan contoh dari kesalahan berbahasa dalam tataran ilmu fonologi.

1. Kesalahan pada Bidang Fonem A. Fonem /a/ di ucapakan menjadi /e/

Contoh:

Teman dilafalkan Temen Pinjam dilafalkan Pinjem Gram dilafalkan Garem Sear dilafalkan seger

B. Fonem /i/ diucapakan menjadi /e/

Contoh:

Nasihat dilafalkan Nasehat

(7)

Air dilafalkan Hflywo Fasih dilafalkan Faseh

C. Fonem /c/ diucapkan menjadi /se/

Contoh:

AC dilafalkan Aoe HCL dilafalkan H-SeL Coklat dilafalkan Soklat

D. Fonem /f/ diucapakan menjadi /p/

Contoh:

Aktif dilafalkan Aktip Positif dilafalkan Positip Negatif dilafalkan Negatip

E. Fonem /v/ diucapakan menjadi/p/

Contoh:

November dilafalkan Nopember Televisi dilafalkan Telepisi

f. Fonem /z/ diucapkan menjadi /j/

Contoh

Zakt dilafalkan Jakat Zaman dilafalkan Jaman

2. Kesalahan pada Bidang Diftog

Terdapat empat diftong dalam bahasa Indonesia yaitu ai, au, ei, dan oi, A. Diftong /ai/ diucapkan menjadi /e/

Contoh:

Pandai dilafalkan Pande Cabai dilafalkan Cabe

B. Diftong /au/ diucapakan menjadi /o/

Contoh:

Autodidak dilafalkan Otodidak C. Diftong/ ei/ diucapkan menjadi/e/

(8)

Contoh:

Survei dilafalkan Surve

3. Kesalahan pada Bidang Klusteratau Gabungan Huruf Konsonan

Dalam PUEBI Terdapat empat kluster atau gabungan huruf konsonan yaitu kh, ng, ny, dan sy yang masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.

A. Kluster /sy/ diucapkan menjadi /s/

Contoh:

Syarat dilafalkan Syukur dilafalkan

B. Kluster /kh/ diucapkan menjadi/h/

Contoh:

Khawatir dilafalkan Khusus dilafalkan Akhir dilafalkan

4. Kesalahan pada Penggunaan Lambang Bilangan

A. “Kepada siswa-siswi pramuka mohon untuk berkumpul di lapangan maksimal 10 menit sebelum pramuka di mulai.”

Data (1) diatas terdapat angka sepuluh yang seabiknya ditulis dengan menggunakan huruf karena bukan perincian.

5. Kesalahan pada Penggunaan huruf Bercetak Miring

A. “Berikutnya adalah penayangan animasi Woody Woodpecker.” Data diatas memiliki kata yang tidak mengguankan bahasa Indonesia yaitu

“Woody Woodpecker.” Kata tersebut tidak sesuai karena yang sesuai dengan kaidah, kata selain berbahsa Indonesia seharusnya dicetak miring 6. Kesalahan pada Penggunaan Unsur Serapan

A. “Bagi seluruh siswa dan siswi dimohon untuk melakukan sholat berjamaah di Masjid.”

Data tersebut memiliki kesalahan karena mengandung unsur serapan dari bahasa Arab. Kata “sholat” tidak sesuai dengan kaidah yang benar, semestinya ditulis “salat” karena sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

2.3 Kesalahan Berbahasa Dalam Tataran Morfologi

(9)

Morfologi merupakan salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari tantang seluk beluk kata. Menurut Ramlan dalam Tarigan (2009:4) Mengatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari perihal bentuk kata dan fungsi perubahan- perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun semantik. Sedangkan menurut chaer (2008:3) mengatakan bahwa morfologi adalah kajian ilmu linguistik mengenai bentuk-bentuk dan pembentukan kata. Jadi morfologi merupakan salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari mengenai seluk beluk kata dan pembentukan kata.

Kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi meliputi kesalahan bahasa pada fonem yang luluh tidak diluluhkan, fonem yang tidak luluh di luluhkan, penyingkatan prefiks men-, meng-, dan menge- menjadi n, ny, ng, dan nge-, perubahan prefiks be-, pe-, dan te-, penulisan morfem yang salah, dan yang terakhir kata majemuk yang seharusnya disatukan tapi dipisahkan kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi dapat dipaparkan sebagai berikut.

1. Fonem yang Luluh Tidak Diluluhkan

Kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi beberapa fonem yang luluh tidak diluluhkan biasanya terdapat pada kegiatan-kegiatan atau aktivitas sehari- hari, Baik kegiatan kita dalam ujaran maupun tulis. Sering kita temui kata dasar yang memiliki fonem awal /k, p ,t/, dan /s/ tidak luluh jika mendapatkan prefiks meN- dan meng- padahal seharusnya fonem itu luluh.

2. Fonem yang Tidak Luluh Diluluhkan

Kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi seperti fonem yang tidak luluh diluluhkan biasannya dapat kita temui pada kata dasar yangberfonem /f/ seperti pada kata fitnah, hocol dan film. Seharusnya kata tersebut tidak luluh jika digabungkan dengan prefiks meN-. Namun dalam kenyataannya penggunaan kata- kata tersebut luluh.

3. Penyingkatan Prefiks men-, meng-, dan menge- Menjadi n, ny, ng,dan nge Dalam penggunaan bahasa sering kali terdapat kesalahan berbahasa berupa penyingkatan prefiks men-, meng-, dan menc- menjadi Aoe, aoe, nc,dan nge-.

Penyingkatan prefiks tersebut dilakukan maka akan menimbulkan kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi.

4. Perubahan Prefiks ber-, per-, dan ter- Menjadi be-, pe-, dan te

A. Prefiks ber- akan berubah menjadi be- jika prefiks ber- digabung dengan kata dasar yang diawali fonem/r/.

B. Prefiks per- berubah menjadi pe- apabila digabung dengan kata dasar yang berawalan fonem /p/.

C. Prefiks ter- berubah menjadi te- jika prefiks ter- digabungkan dengan kata dasar yang berawalan fonem /r/.

5. Penulisan Morfem yang Salah

(10)

Kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi berupa penulisan morfem yang salah meliputi penulisan morfem non, morfem Mu-, morfem Nya-, dan morfem di, ke, dan dari.

A. Morfem non apabila digabung dengan kata yang diaawali huruf kapital, maka diantara morfem non dengan kata tersebut diberi garis tabda pisah.

B. Morfem Mu- dan morfem Nya merupakan morfem yang sering digunakan untuk kata ganti Allah / Tuhan, maka morfem Mu- dan Nya- harus di tulis dengan huruf kapital.

C. Morfem di, ke, dan dari atau yang sering kita kenal dengan kata depan, kaidah dalam penulisannya harus di tulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.

Morfem di, ke dan dari ditulis terpisah jika kata yang mengikutinya menunjukkan keterangan.

6. Kata Majemuk yang Seharusnya Disatukan Tapi Dipisahkan

Kadangkala kita sebagai pengguna bahasa sering kali memisahkan kata majemuk yang seharusnya disatukan. Hal tersebut tentunya akan menyebabkan adanya kesalahan berbahsa dalam tataran morfologi.

2.4 Kesalahan Berbahasa Dalam Bidang Afiksasi

Kesalahan afiksasi yang ditemukan pada data cukup beragam. Kesalahan tersebut berkaitan dengan dengan penggunaan imbuhan dalam pembentukan verba, nomina, maupun adjektiva. Kesalahan-kesalahan tersebut meliputi kesalahan penggunaaan prefiks (awalan), kesalahan penggunaan sufiks (akhiran), dan kesalahan penggunaan konfiks (gabungan afiks dan sufiks). Uraian tentang kesalahan-kesalahan tersebut seperti di bawah ini.

1. Kesalahan Penggunaan Prefiks

Kesalahan penggunaaan prefiks yang ditemukan dalam data berupa (1) kesalahan penggunaan bentuk dasar pada kata berprefiks, (2) kesalahan pemilihan prefiks, (3) kesalahan penambahan prefiks, dan (4) kesalahan penghilangan prefiks.

2. Kesalahan Penggunaan Bentuk Dasar pada Kata Berprefiks

Kesalahan bentuk dasar pada prefiks adalah kata dasar yang digunakan murid pada kata yang berprefiks kurang tepat. Kesalahan penggunaan bentuk dasar pada kata yang berprefiks yang ditemukan dalam data adalah seperti yang terdapat dalam kalimat di bawah ini. (1). ..., dan aku pun membereskan barangbarangku untuk dibawak. (2) Sewaktu di perjalanan aku pun ingin mencoba membawak delman.

3. Kesalahan Pemilihan Prefiks.

Kesalahan pemilihan prefiks maksudnya adalah prefiks yang digunakan murid tidak tepat. Akibatnya, kalimat yang dibuat murid kurang berterima dalam bahasa Indonesia. Dari data ditemukan beberapa prefiks yang mengalami

(11)

kesalahan tersebut yaitu prefiks meng-, ber-, dan ke-. Contoh pemakaian prefiks yang salah tersebut terdapat dalam kalimat di bawah ini. (1) Mereka memikirkan lebih bagus suasana di desa daripada di kota. (2) Kami pun akhirnya bernginap bersama di rumah nenek. (3) Andi, Ani, ayah, dan ibu merasa senang karena bisa ketemu nenek dan kakek. (4) Mereka nginap di rumah nenek. (5) Setelah makan malam aku pun mulai ngantuk.

4. Kesalahan Penambahan Prefiks

Kesalahan penambahan terjadi prefiks ketika murid menggunakan prefiks yang seharusnya tidak ada pada verba atau nomina. Dari data, ditemukan dua buah prefiks yang tidak perlu ditambahkan pada verba dan nomina. Prefiks tersebut adalah me- dan seyang terdapat dalam kalimat di bawah ini. (1) Di kota mereka menaik bus. (2) Andi dan sekeluarga pergi ke terminal bus.

Prefiks me- pada kata menaik pada kalimat (1) seharusnya tidak perlu. Verba dasar naik pada (1) tidak perlu penambahan prefiks apa pun. Bentuk ini sudah sesuai dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia. Pada kalimat (2), pemakaian prefiks se- yang digabungkan pada nomina keluarga juga tidak perlu.

Pemakaian prefiks se- pada nomina keluarga dalam kalimat (2) juga menyebabkan kalimat tersebut tidak berterima dalam bahasa Indonesia. Apabila prefiks tersebut tidak ada, alternatif kalimat yang berterima dalam bahasa Indonesia adalah seperti di bawah ini. (1) Di kota, mereka naik bus. (2). Andi dan keluarganya pergi ke terminal bus.

5. Kesalahan Penghilangan Prefiks

Tarigan (1988) mengatakan bahwa kesalahan penghilangan imbuhan bukan hanya terjadi pada saat belajar bahasa kedua, tetapi juga pada saat belajar bahasa pertama. Pada umumnya, kesalahan penghilangan imbuhan tidak terlalu mengganggu jalannya komunikasi. Artinya, si pembaca masih dapat memahami maksud dari kalimat. Akan tetapi, penghilangan prefiks yang seharusnya ada tetap tidak sesuai dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia.

BAB III

(12)

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan materi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kesalahan berbahasa adalah suatu penyimpangan- penyimpangan berbahasa yang dilakukan secara sistematis (tidak acak dan berlaku secara umum) dan konsisten (terus -menerus). Penyebaba kesalahan berbahasa ini adalah penutur atau pengguna bahasa yang kurang memiliki kompetensi atau pengetahuan tentang bahasa itu sendiri. Kesalahan ini memang belum/kurang memiliki kompetensi atau pengetahuan berbahasa yang baik seperti halnya mengenai ejaan tanda baca, atau pengucapan suatu kata yang jika pengucapannya salah maka hal itu akan mempengaruhi bahasa tulisannya.

DAFTAR PUSTAKA

(13)

https://r.search.yahoo.com/

_ylt=AwrOsRpsZipkwkUzfU5XNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzEEdnRpZANBREVO R1QyXzEEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1680529133/RO=10/RU=https%3a%2f

%2flenggiirawan.wordpress.com%2f2016%2f10%2f04%2fanalisis-kesalahan-berbahasa- dalam-tataran-fonologi%2f/RK=2/RS=wdzQNmLBV4N6PnhjdKFepXRq1Sw-

https://r.search.yahoo.com/

_ylt=AwrOsRpsZipkwkUzhk5XNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzQEdnRpZANBREVO R1QyXzEEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1680529133/RO=10/RU=http%3a%2f

%2feprints.ums.ac.id%2f45294%2f29%2fnaskah%2520publikasirevisi.pdf/RK=2/

RS=TG2X0aGVRZWb6wCrqAybydWyI8A- https://r.search.yahoo.com/

_ylt=Awr9_nWcZipkdvoxdsJXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzEEdnRpZANBREVOR 1QyXzEEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1680529180/RO=10/RU=https%3a%2f

%2fwww.academia.edu

%2f39891936%2fMakalah_Lengkap_Analisis_Kesalahan_Berbahasa/RK=2/

RS=j8FwVPVvIPLMT6tYa8xI22okj54- https://r.search.yahoo.com/

_ylt=Awr9_nWcZipkdvoxg8JXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzQEdnRpZANBREVOR 1QyXzEEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1680529180/RO=10/RU=https%3a%2f

%2fwww.slideshare.net%2fAnasSetiaji%2fmakalah-analisis-kesalahan-berbahasa- indonesia/RK=2/RS=ETSW8A0DRyP7nNUZesSP.r1Z4VY-

https://r.search.yahoo.com/

_ylt=Awrg0MwbZypkRhwzWWJXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzQEdnRpZANBRE VOR1QyXzEEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1680529307/RO=10/RU=https%3a%2f

%2fejournal.unib.ac.id%2findex.php%2fkorpus%2farticle%2fdownload%2f8592%2f7621/

RK=2/RS=x_LS.0iWTU.8oVKNsWgyWUJTyFI- https://r.search.yahoo.com/

_ylt=Awrg0MwbZypkRhwzWmJXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzUEdnRpZANBREV OR1QyXzEEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1680529307/RO=10/RU=http%3a%2f%2ffile.upi.edu

%2fDirektori%2fFPBS%2fJUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA

%2fRIKA_WIDAWATI%2fartikel_KESALAHAN_AFIKSASI_DLM_PEMB_BIPA.pdf/

RK=2/RS=KPMcNfJqlDV5yXsXhtxwXjXVonY-

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan berbahasa pada 25 alat peraga kampanye yaitu sebanyak 59 kesalahan yang terdiri dari kesalahan berbahasa tataran morfologi, kesalahan

Dalam kompilasi video iklan tersebut, terdapat 21 iklan produk pangan yang mengandung kesalahan berbahasa pada tataran morfologi, mencakup kesalahan yang berkaitan

Berdasarkan data yang ditemukan dan dianalisis dapat disimpulkan bahwa tulisan pada baliho makanan masih sering dijumpai kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi

Kesalahan berbahasa tataran fonologi dalam Kumpulan Makalah mahasiswa Universitas Islam Riau terdapat beberapa kesalahan berbahasa di antaranya, kesalahan perubahan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa isi surat laporan kehilangan Polsek Medan Kota yang terdapat kesalahan berbahasa pada tataran ejaan melukiskan kata atau

Problematika bahasa Indonesia dalam tataran morfologi Pada gambar 4 di atas, terdapat kesalahan penggunaan bentuk di yang seharusnya dipisah, namun dalam penggunaannya ditulis

Jurnal Pendidikan Tambusai 2397 Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi Pada Surat Kabar Radar Karawang Edisi September 2021 Dian Novita Sari1, Sinta Rosalina2, Dian

Analisis kesalahan berbahasa dalam bahasa Arab dilakukan untuk meminimalisir kesalahan berbahasa pada