MAKALAH
TEORI BELAJAR MENURUT LEVYGOTSKY
Dosen pengampu:
Eriqa pratiwi
, S.pd.M.pd.Disusun Oleh Kelompok 2
1. Hanum Tria Mufida (220651100034) 2. Marcelinda Rizky Immada (220651100045)
3. Inggrit Anggreyni (220651100055) 4. Putri Salsabila (220651100056) 5. Yasmin Muntaz (220651100060)
FAKULTAS ILMU PENDID KAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“ Teori Belajar Menurut Vygotsky dan Ausubel”
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Teori Belajar dan TPACK
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Teori Belajar Menurut Vygotsky dan Ausubel” bagi p
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“ Teori Belajar Menurut
Vygotsky dan Ausubel”
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Teori Belajar dan TPACK
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Teori Belajar Menurut Vygotsky dan Ausubel” bagi p
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan hidah- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teori Belajar Menurut Vygotsky” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Konsep Dasar Anak Usia Dini, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang “Teori Belajar Menurut Vygotsky” bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami ucapkan terima kasih kepada Eriqa pratiwi, S.pd.M.pd. selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar Anak Usia Dini yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi Sebagian pengetahuannya sehingga dapat meneyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan nanti perlukan demi
kesempurnaan makalah ini.
Bangkalan, 25 Maret 2023
penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG
Teori adalah model atau kerangka pikiran yang menjelaskan telah terbuktinya suatu kebeneran. Manusia membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengusai suatu kejadian tertentu. Sering kali, teori di pandang sebagai suatu model atas kenyataannya. Teori juga merupakan seperangkat azas-azas yang tertentu tentang kejadian-kejadian tertentu dalam dunia nyata. Belajar merupakan perubahan yang relative permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau Latihan yang di perkuat.
Belajar merupakan akubat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukan perubahan perilakunya. Stimulus merupakan apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Teori belajar merupakan suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan dikelas maupun diluar kelas. Ada beberapa jenis teori belajar yaitu: Muhammad SAW, Burrhus Frederick Skinner, Jean Piaget, Taksomoni Bloom, John Dewey, Vygotsky, dan Robert M. Gagne.
Teori belajar berguna untuk memudahkan seorang guru dalam proses belajar mengajar agar membuat siswa lebih memahami pelajaran sehingga pelajaran itu lebih bermakna dan teori belajar juga merupakan cara yang dilakukan peserta dididk dan guru dalam memperoleh maupun menyampaikan ilmu pengetahuan melalui proses pelajar atau mengajar. Stiap manusia wajib untuk belajar agar menjadi manusia yang memiliki derajat tertinggi dibandingkan makhluk lainnya, sebab timbulnya perbedaan anatara manusia dengan hewan. Teori belajar juga sangat bermanfaat karena dengan teori belajar, guru juga lebih mengetahui bagaimana siswanya termasuk bagaimana perilaku (sikap), pengetahuan dan keterampilan siswanya dalam belajar. Sehingga dengan demikian guru dapat mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam tingkat pemahaman siswa.
2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan teori belajar Vygotsky?
b. Bagaimana prinsip-prinsip dalam belajar menurut Vygotsky?
c. Bagaimana tingkatan perkembangan belajar menurut Vygotsky?
d. Bagaimana implikasi teori Vygotsky dalam proses pembelajaran?
e. Apakah kelebihan dan kekurangan teori belajar Vygotsky?
3. TUJUAN
a. Mengetahui yang dimaksud dari teori belajar Vygotsky b. Mengetahui prinsip-prinsip dalam belajar menurut Vygotsky c. Mengetahui tingkatan perkembangan menurut Vygotsky
d. Mengetahui penerapan/implikasi Teori Vygotsky dalam proses pembelajaran e. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teori belajar Vygotsky
BAB II PEMBAHASAN 1. Teori Belajar Menurut Vygotsky
Vygotsky mempunyai nama lengkap lev semyonovich Vygotsky. Ia dilahirkan di salah satu kota tsarist Russia, tepatnya pada 17 November 1896. Dan
berketurunan yahudi, ia tertarik pada psikologi saat berusia 28 tahun, sebelumnya, ia lebih menyukai dunia sastra. Dalam pengantar buku The Collected Works of L.S.Vygotsky (1987), Bruner mengemukakan bahwa Vygotsky bukan hanya seorang ahli psikologi, tetapi juga teoretisi kebudayan. Bagi Vygotsky, teori Pendidikan adalah teori tentang transmisi kebudayaan dan juga teori tentang perkembangan (Taylor, 1993:4).
Awalnya ia menjadi guru sastra disebuah sekolah, namun pihak sekolah juga memintanya untuk mengajarkan psikolog. Padahal, ia sama sekali tidak pernah mengenyam Pendidikan formal difakultas psikologi sebelumnya. Namun inilah scenario yang membuatnya menjadi tertarik untuk menukuni psikologi, hingga akhirnya ia melanjutkan kuliah deprogram studi psikologi Moscow institute of psychology pada tahun 1925. Judul disertainya mengenai “psychology of art”
Vygotsky dalam menyalurkan pemikiran-pemikarannya didunia psikologi kerap menghadapi rintangan oleh pemerintah rusia saat itu. Perkembangan pemikirannya baru meluas setelah ia wafat pada tahun 1943, dikarenakan menderita penyakit TBC.
Lev Vygotsky adalah tokoh Pendidikan yang melihat bagaimana pembelajaran itu terjadi dipandang dari sisi sosial. Teori belajar Vygotsky memberi penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran. Vygotsky mengatakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial budaya dan sejarahnya.
Artinya, untuk memahami pikiran seseorang bukan dengan cara menelusuri apa yang ada di balik otaknya dan pada kedalaman jiwanya, melainkan asal usul Tindakan sadarnya, dari interaksi sosial yang dilatari oleh sejarah hidupnya ( Moll
& Greenberg, 1990). Menurut Vygotsky, pengetahuan dan perkembangan kognitif individu berasal dari sumber sosial di luar dirinya. Hal ini tidak berarti bahwa individu bersikap pasif dalam perkembangan kognitifnya, tetapi Vygotsky juga
menekankan pentingnya peran aktif seseorang dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Maksudnya perkembangan kognitif sesorang disamping
ditentukan oleh individu sendiri secara aktif juga oleh lingkungan sosial yang aktif pula. Vygotsky percaya bahwa perkembangan anak mencakup perubahan
kualitatif dan kuantitatif. saat perubahan kualitatif terjadi, seluruh system fungsi mental mengalami restrukturasi besar,yang berakibat pada munculnya bentuk kognitif dan sosial-emosional baru atau pencapaian perkembangan. Demikian juga dengan adanya periode dimana tidak ada pembentukan baru yang terjadi, tapi anak-anak masih mengembangkan kemampuan mereka yang ada. selama periode ini pertumbuhan terjadi sebagai perubahan kuantitatif dalam jumlah hal bisa diingat dan diproses oleh anak. Meskipun secara tegas bukan “stage thory” (teori bahwa perkembangan berlangsung melalui beberapa tahap), pandangan Vygotsky mencakup konsep “periode usia” masa bayi, usia prasekolah dan taman kanak- kanak, usia sekolah dasar dan remaja, setiap masa berdasar pada masa sebelumnya dan setiap masa ditentukan oleh rangkain pencapaian perkembangannya yang unik (Roopnarine, 2011:253).
Menurut Vygotsky (1962), keterampilan-keterampilan dalam keberfungsian mental berkembang melalui interaksi sosial langsung. Informasi tentang alat-alat, keterampilan -keterampilan dan hubungan-hubungan interpersonal kognitif dipancarkan melalui interaksi langsung dengan manusia. Melalui
pengorganisasian pengalaman-pengalaman interaksi sosial yang berada didalam suatu latar belakang kebudayaan ini, perkembangan mental anak-anak menjadi matang.
2. Prinsip-prinsip Belajar Menurut Vygotsky
Menurut Slavin (dalma Murdiana. 2002: 21-22) Teori Vygotsky menekankan pada 4 prinsip utama dalam pembelajaran, yaitu:
The sociocultural
Zone of proximal development
Cognitive apprenticeship
scaffolding
Prinsip ketiga teori Vygotsky adalah
cognitive apprenticeship yaitu proses dimana
seseorang yang
sedang belajar tahap demi tahap untuk
memperoleh pakar dalam
interaksinya dengan
orang dewasa atau
teman sebaya yang lebih tinggi
pengatahuannya.
The sociocultural
menurut Vygotsky menekankan pada pentingnya peran orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu dalam belajar. Vygotsky menyarankan untuk menggunakan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan anggota kelompok yang berbeda-beda untuk mengupayakan perubahan konseptual.
Penggunaan prinsip sosiokultural dalam pembelajaran kooperatif terlihat pada tahap kegiatan kelompok(fase-3 dan pelaksanaannya dapat dilihat pada rencana pembelajaran. Pada tahap kegiatan kelompok akan terjadi interaksi sosiokultural antar anggota kelompok yang berbeda dalam kemampuan akademis, latar belakang sosial budaya, dan tingkat emosional
Zone of proximal development
menurut Vygotsky adalah ide bahwa siswa belajar konsep paling baik apabila konsep itu berada dalam zona perkembangan terdekat mereka. Zona
perkembangan terdekat siswa adalah tingkat perkembangan berpikir siswa sedikit berada di atas tingkat perkembangan berpikir siswa saat itu sehingga apabila siswa diberi sedikit bimbingan maka siswa akan mencapai tingkat perkembangan yang lebih tinggi tersebut.
Cognitive apprenticeship
Prinsip ketiga teori Vygotsky adalah cognitive apprenticeship yaitu proses dimana seseorang yang sedang belajar tahap demi tahap untuk memperoleh pakar dalam interaksinya dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih tinggi pengatahuannya
Scaffolding
Prinsip keempat scaffolding adalah memberikan kepada siswa sejumlah bantuan besar bantuan pada tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan dan memberi kesempatan kepada siswa itu untuk
mengambil tanggungjawab yang semakin besar setelah ia mampu melakukan tugas tersebut.
3. Tingkatan perkembangan menurut Vygotsky
Vygotsky percaya bahwa anak akan mampu meningkatkan kemampuan berfikirnya dari interaksi dari orang lain, sehingga Vygotsky melakukan pencarian/
penelitian mengenai pengertian bagaimana anak-anak dapat berkembang dari proses belajar, fungsi kognitif, serta tindak lanjut dari hasil penelitian ini yang dapat
diterapkan guru dan orang tua. Menurut konsep teori Vygotsky membedakan antara ketiga tingkatan perkembangan yaitu”
a. Tingkat Perkembangan Aktual
Dalam tingkatan ini anak mampu/mahir dalam aktivitas berfikir dikehidupan sosialnya serta mampu memecahkan berbagai masalah secara mandiri. Karena anak oada tingkatan sudah memasuki jenjang Pendidikan formal sehingga guru seringkali memberikan pretes ke muriduntuk mengetahui keterampilan, pengalaman dan pengetahuan yang sebenarnya dimilki anak
b.Zona perkembangan proksimal
Dimana ZPD terletak diantara perkembangan Actual Development dan Potential Development. ZPD sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan fungsi berfikir anak yang masih dalam proses pematangan yang dibantu teman yang pengetahuannya luas,guru dan orang tua. Dalam hal ini guru menyarankan menggunakan Scafolding dalm pembelajaran. Scafolding menurut Vygotsky yaitu dukungan/bimbingan yang dilakukan pendidik selama sesi pembelajaran sehingga anak dapat diarahkan sesuai tingkat kemampuan anak. Adapun 4 tahapan ZPD yang dikemukakan oleh Vygotsky dalam perkembangan pemebelajaran anak:
anak masih perlu dibimbing oleh orang lain seperti guru dan orangtua contohnya orang tua memakaikan baju,dll
anak mampu berinisiatif untuk mencoba sesuatu misalnya anak memakai baju meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama
anak mampu berkembang secara spontan tanpa diperintah dari orang tuanya misalnya anak mampu memakai baju setelah itu merapikannya sebelum berangkat sekolah dengan baik.
anak melakukan Tindakan secara spontan menuju anak berfikir abstrak misalnya anak mampu memakai baju secara berulang-ulang tanpa contoh dan mampu menceritakan hasil dari cara memakai baju ke temannya.
c. Zona pengembangan potensial
Pada zona ini anak belum bisa melakukan pekerjaannya berfikir karena diluar kemampuannya. Menurut Vygotsky pada zona ini tidak boleh diberikan bantuan pembelajaran secara mendalam karena ada tahapan-tahapan perkembangan anak, misalnya anak usia 2tahun yang belum mempunyai asas pra membaca, tetapi orang tua melatih kemampuan membaca dengan Latihan apapun, karena pada dasarnya orangtua harus mengetahui tingkatan perkembangan kemampuan anak tersebut.
Setelah memahami tingkatan perkembangan menurut Vygotsky, selanjutnya yaitu pengertian private speech dan tahapan-tahapannya.
pengertian private speech menurut Vygotsky yaitu perkembangan bahasa anak yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak 2-7 tahun. Menurut Vygotsky anak melakukan komunikasi secara sosial dibandingkan anak yang tidak melakukan, bahwa private speech adalah sebuah kemampuan awal yang dapat membantu anak dalam membangun keterampilan interaksi sosial (komunikatif).
4. Implikasi teori Vygotsky terhadap pembelajaran koperatif
1. Dengan mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar yang heterogen, hal ini dapat membantu siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain yang lebih menguasai dalam memecahkan dan menangani tugas-tugas. Pada saat siswa bekerja menyelesaikan tugas dalam kelompoknya, mereka saling mendiskusikan dan dapat saling memunculkan strategi-strategi dengan teman-temannya. Hal ini terkait dengan hakekat sosio-kultural
2. Dengan diberikannya konsep, tugas atau soal yang sulit tetapi masih dalam tingkat sedikit di atas tingkat perkembangan siswa pada saat itu (zone of proximal
development), maka untuk dapat menyelesaikan tugas akan dibantu oleh temannya yang lebih pandai sehingga siswa yang mengalami kesulitan tersebut dapat
menemukan konsep maupun menyelesaikan tugas-tugasnya (pemagangan kognitif).
3. Dalam menangani kesulitan tugas yang membutuhkan pemikiran sedikit di atas kemampuan berpikir mereka tersebut itu (zone of proximal development), dengan bantuan teman yang lebih pandai atau bantuan guru, maka siswa dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan benar. Bantuan teman atau peranan guru tersebut dalam memfasilitasi sejumlah bantuan pada saat mengerjakan tugas dikelompoknya dan semakin berkurang hingga kesempatan berikutnya siswa dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah atau tugas, dalam teori Vygotsky dinamakan scaffolding
5. Kelemahan dan kelebihan teori Vygotsky Adapun kelebihan dari teori ini adalah:
Mengurangi kesenjangan antar siswa
Membantu siswa memahamki bahan belajar secara lebih mudah
Memberikan kesempatan yang lebih pada siswa untuk saling berinteraksi Sedangkan kekurangannya adalah teori ini terbatas pada perilaku yang tampak, proses-proses belajar yang kurang tampak sukar diamati secara langsung
BAB III PENUTUP KESIMPULAN
Teori belajar Vygotsky merupakan salah satu teori belajar sosial sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran kooperatif karena dalam model
pembelajaran kooperatif terjadi interaktif sosial yaitu interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru, dalam usaha menemukan konsep-konsep dan pemecahan masalah. Selama proses interaksi ini terjadi pemagangan kognitif
(cognitive apprenticeship), yaitu proses di mana seseorang yang sedang belajar tahap demi tahap memperoleh keahlian melalui interaksinya dengan pakar. Vygotsky lebih menekankan scaffolding, yaitu memberikan bantuan penuh kepada anak dalam tahap- tahap awal pembelajaran yang kemudian berangsur-angsur dikurangi dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Pada penerapan pembelajaran dengan teori belajar sosiokultur, guru berfungsi sebagai motivator yang memberikan rangsangan agar siswa aktif dan memiliki gairah untuk berfikir, fasilitator, yang membantu
menunjukkan solusi bila siswa menemukan hambatan dalam proses berfikir, menejer yang mengelola sumber belajar, serta sebagai rewarder yang memberikan
penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa, sehingga mampu meningkatkan motivasi yang lebih tinggi dari dalam diri siswa. Pada intinya, siswa lah yang dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri untuk membangun ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-semarang/pendidikan- kimia/makalah-teori-belajar-vygotsky-dan-ausuble-rev1/18388381
https://www.jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/JPAUD/article/view/931/801 https://www.kompasiana.com/amp/muhammad13853/60637284d541df2a995c18c2/ta
hapan-perkembangan-kognitif-anak-usia-dini-menurut-lev-vygotsky http://bukutembaga.blogspot.com/2016/04/prinsip-utama-pembelajaran-
menurut.html?m=1
https://anwar-math.blogspot.com/2014/10/penerapan-kelemahan-dan-kelebihan- teori.html?m=1