i
MAKALAH
EMPAT PILAR KEBANGSAAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila Dosen Pengampu : Drs. JALALUDIN, M.Si
disusun oleh :
Ketua : Dadan Nurahman (NIM. 2281131380) Anggota : Dedeh Kurniasih (NIM. 2281131384) Ma’rifah DMS (NIM. 2281131371) Moh. Ali Mukhsin (NIM. 2281131379) Azka Zahrah R (NIM. 2281131372)
PROGRAM STUDI PJJ PAI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN ( FITK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEIKH NURJATI CIREBON
i
KATA PENGANTAR
هتكاربو الله ةحمرو كميلع ملاسلا
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadiratAllah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul“ Empat Pilar Kebangsaan” ini tepat pada waktunya.
Kami menghaturkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang sudah turut serta, memberikan kontribusi dalam terselesaikannya makalah ini, tanpa bantuan dan kerjasama yang baik kami menyadari Makalah ini tidak akan terselesaikan tepat pada waktunya.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik. oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usulan guna penyempurnaan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
هتكاربو الله ةحمرو كميلع ملاسلاو
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan ... 3
1.4 Manfaat ... 3
BAB II ... 4
2.1 Pengertian Empat Pilar Kebangsaan ... 4
2.2 Pancasila ... 4
2.3 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 ... 6
2.4 Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ... 6
2.5 Bhinneka Tunggal Ika ... 7
BAB III ... 9
DAFTAR PUSTAKA ... 10
1
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Empat pilar tersebut harus diperkokoh untuk membangun bangsa dalam tatangan kehidupan bernegara,
berbangsa dan bermasyarakat. Jika diibaratkan pilar merupakan tiang penyangga suatu bangunan agar bisa berdiri secara kokoh. Bila tiang ini rapuh maka bangunan akan mudah roboh. Empat tiang penyangga ditengah ini disebut soko
guru yang kualitasnya terjamin sehingga pilar ini akan memberikan rasa aman tenteram. Dengan demikian pilar pada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan tiang penyangga bagi berdirinya negara
Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilainilai dasar dari Pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan permusyawaratan/ perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Dalam paradigma pembangunan di negara Indonesia hakikat kedudukan Pancasila mengandung suatu konskuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional, harus berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila, baik aspek pembangunan politik, pembangunan ekonomi maupun pembangunan sosial. Dalam pembangunan politik yang berlandaskan Pancasila di Indonesia menganut sistem politik demokratis yakni menempatkan rakyat dalam kedudukan tertinggi yang berarti meletakkan kedaulatan pada seluruh rakyat (demokrasi). Hal ini berlawanan dengan sistem diktator/otoriter/totaliter yang menempatkan sebagian kecil rakyat dalam kedudukan tertinggi (meletakkan pada elite). Sementara ekonomi yang diterapkan di Indonesia adalah sistem ekonomi Pancasila yang di
2
dalamnya terkandung demokrasi ekonomi. Demokrasi ekonomi berarti bahwa kegiatan ekonomi dilakukan dari, oleh dan untuk rakyat di bawah pengawasan pemerintah. Sistem ini menentang adanya free fight liberalism, Etatisme dan monopoli
UUD 1945 merupakan pilar kedua dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam UUD 45 tertuang Tujuan Negara yang tertuang dalam PembukaanUUD 1945 adalah “Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpahdarah Indonesia” hal ini merupakan tujuan Negara Rumusan “Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa” hal ini merupakan tujuan Negara hukum material, yang secara keseluruhan sebagai tujuan khusus atau nasional. Adapun tujuan umum atau internasion adalah “ikut melaksanakan ketertiban Dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Untuk mencapai tujuan tersebutdiperlukan aturan-aturan yang kemudian diataur dalam pasal-pasal, maka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara semestinya mentaati aturan yang sudah diundang-undangkan.
NKRI sebagai pilar ketiga lahir dari pengorbanan jutaan jiwa dan ragapara pejuang bangsa yang bertekad mempertahankan keutuhan bangsa. Sebab itu, NKRI adalah prinsip pokok, hukum, dan harga mati. NKRI hanya dapat dipertahankan apabila pemerintahan adil, tegas, dan berwibawa. Dengan pemerintahan yang adil, tegas, dan berwibawalah masalah dan konflik di Indonesia dapat diselesaikan. NKRI adalah hal pokok yang harus kita pertahankan.
Pilar keempat dalam kehidupan berbangsa dan negara Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu” yang berarti walapun bangsa Indonesia mempunyai latar belakang yang berbeda baik dari suku, agama, dan bangsa tetapi adalah bangsa Indonesia.
Keempat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara semestinya harus dijaga, dipahami, dihayati dan dilaksanakan dalam pranata kehidupan seharihari,
3
dimana Pancasila yang menjadi sumber nilai menjadi idealogi, UUD 45 sebagai aturan yang semestinya ditaati, dan NKRI adalah harga mati, serta Bhinike tunggal ika adalah perekat semua rakyat. Maka dalam bingkai 4 pilar tersebut maka tujuan yang dicita-citakan bangsa ini akan terwujud
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diper!leh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian dari empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegar a?
2. Mengapa disebut empat pilar kebangsaan?
3. Bagaimana sejarah terbentuknya empat pilar?
4. Apa saja yang termasuk empat pilar kebangsaan?
5. Bagaimana peran empat pilar kebangsaan membentuk karakter bangsa?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas dapat diperoleh tujuan sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian dari empat pilar kebangsaan.
2. Mengetahui dasar penamaan empat pilar kebangsaan.
3. Mengetahui sejarah terbentuknya empat pilar kebangsaan.
4. Mengetahui empat pilar kebangsaan
5. Mengetahui peran empat pilar kebangsaan membentuk karakter bangsa.
1.4 Manfaat
Dari tujuan di atas diharapkan memperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan pemahaman kepada para pembaca lebih mendalam mengenai empat pilar kebangsaan
2. Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai pentingnya empat pil ar kebangsaan dalam membentuk karakter bangsa.
3. Memberikan informasi serta dapat dijadikan pedoman bagi tenaga kependidikan mengenai peranan penerapan empat pilar kebangsaan.
4
2 BAB II
PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Empat Pilar Kebangsaan
Pilar memiliki pengertian yaitu tiang penyangga suatu bangunan. Menurut Sosialisasi MPR RI tentang Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Empat Pilar dipandang sebagai sesuatu yang harus dipahami oleh penyelenggara Negara bersama seluruh masyarakat serta menjadi panduan dalam berpolitik, menjalankan pemerintahan, menegakkan hokum, mengatur perekonomian Negara, interaksi social kemasyarakatan, dan berbagai dimensi kehidupan bernegara dan berbangsa lainnya (Lia et al., 2014).
Empat pilar kebangsaan meliputi Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika. Empat pilar kebangsaan memberikan pemahaman bahwa multikulturalisme adalah sebuah keniscayaan di dalam hidup bangsa Indonesia (Jumansyah et al., 2022).
2.2 Pancasila
Pada tanggal 1 Juni 1945 itu, Soekarno mengemukakan pemikirannya tentang Pancasila, yaitu nama dari lima dasar negara Indonesia yang diusulkannya berkenaan dengan permasalahan di sekitar dasar negara Indonesia Merdeka.
Pokokpokok pikiran yang terdapat dalam pidato Bung Karno itu yang kemudian diterima secara aklamasi oleh BPUPKI sebagai dasar dalam penyusunan falsafah negara (philosophische grondslag) Indonesia merdeka (Djunaidi, 2012).
Pancasila. Menurut Mochtar Kusumaatmadja, tujuan hukum berdasarkan Pancasila adalah: untuk memberikan pengayoman kepada manusia, yakni melindungi manusia secara pasif (negatif) dengan mencegah tindakan sewenang-wenang dan secara aktif (positif) dengan menciptakan kondisi kemasyarakatan yang berlangsung secara wajar sehingga secara adil setiap manusia memperoleh kesempatan secara luas dan sama untuk mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya secara utuh (Pangaribuan &
Purnomosidi, n.d.)
Ideologi Pancasila merupakan falsafah bangsa Indonesia yang sudah tidak boleh ditawar-tawar lagi. Pancasila merupakan konsensus nasional yang diramu
5
dan sudah disepakati oleh masyarakat Indonesia yang beragam, untuk menjaga kerukunan dan juga membangun kedamaian. Hakikat dari sila Pancasila adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu sendiri. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mempunyai tingkatan dan bobot yang berbeda, namun nilai-nilai itu tidak saling bertentangan, akan tetapi saling melengkapi. Hal ini dikarenakan sebagai suatu substansi, Pancasila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh, atau kesatuan organik (organic whole). Dengan demikian berarti nilai- nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh pula. Nilai-nilai itu saling berhubungan secara erat dan nilai-nilai yang satu tidak dapat dipisahkan dari nilai yang lain. Atau nilai-nilai yang ada itu dimiliki bangsa Indonesia, yang akan memberikan pola (patroon) bagi sikap, tingkah laku dan perbuatan bangsa Indonesia (Handitya, 2019).
Rumusan lima nilai dasar sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kedudukan Pancasila itu adalah sebagai dasar negara, di mana Pancasila sebagai Dasar Negara dibentuk setelah menyerap berbagai pandangan yang berkembang secara demokratis dari para anggota BPUPKI dan PPKI sebagai representasi bangsa Indonesia saat itu. Apabila dasar negara Pancasila dihubungkan dengan cita-cita negara dan tujuan negara, jadilah Pancasila ideologi negara. Dalam konteks ideologi negara, Pancasila dapat dimaknai sebagai sistem kehidupan nasional yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan dalam rangka pencapaian cita-cita dan tujuan bangsa yang berlandaskan dasar Negara (Djunaidi, 2012).
6
2.3 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945
Undang-Undang Dasar menempati tata urutan peraturan perundang- undangan tertinggi dalam negara. Dalam konteks institusi negara, konstitusi bermakna permakluman tertinggi yang menetapkan antara lain pemegang kedaulatan tertinggi, struktur negara, bentuk negara, bentuk pemerintahan, kekuasaan legislatif, kekuasaan peradilan dan berbagai lembaga negara serta hak- hak rakyat. Konstitusi dalam sejarah perkembangannya membawa pengakuan akan keberadaan pemerintahan rakyat. Konstitusi merupakan naskah legitimasi paham kedaulatan rakyat. Naskah dimaksud merupakan kontrak sosial yang mengikat setiap warga dalam membangun paham kedaulatan rakyat. Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang disusun oleh pendiri negara, secara keberlakuan mengalami pasang surut sesuai dengan kebijakan politik saat itu. Periodisasi keberlakuan tersebut menggambarkan bahwa konstitusi yang menjadi fundamen/dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara benar-benar telah diuji dengan berbagai peristiwa dan kondisi bangsa sesuai dengan dinamika sejarah yang berlangsung saat itu (Djunaidi, 2012).
Norma konstitusional UUD 1945 menjadi acuan dalam pembangunan karakter bangsa. Keluhuran nilai dalam Pembukaan UUD 1945 menunjukkan komitmen bangsa Indonesia untuk mempertahankan pembukaan dan bahkan tidak mengubahnya. Terdapat empat kandungan dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi alasan komitmen untuk tidak mengubahnya, yaitu: Terdapat norma dasar universal bagi tegaknya sebuah negara yang merdeka dan berdaulat. Terdapat empat tujuan negara yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darahnya, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia (Putri, 2015).
2.4 Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang dimulai sejak zaman prasejarah berdasarkan penemuan "Manusia Jawa". Secara geologi, wilayah nusantara merupakan pertemuan antara tiga lempeng benua, yaitu lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik.
7
Indonesia berasal dari bahasa latin indus dan nesos yang berarti India dan pulau-pulau. Indonesia merupakan sebutan yang diberikan untuk pulau-pulau yang ada di Samudra India dan itulah yang dimaksud sebagai satuan 140 pulau yang kemudian disebut dengan Indonesia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia itu adalah negara yang memiliki satu kesatuan teritori (sesuai dengan UNCLOS 1982) dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai pulau Rote, satu kesatuan bangsa yang disebut bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda 1928), satu kesatuan kepemilikan sumber kekayaan alam yang peruntukannya sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat, satu kesatuan ideologi negara yaitu ideologi Pancasila, satu kesatuan politik nasional yang harus selalu berpihak pada kepentingan nasional (national interest), satu kesatuan perekonomian nasional yang harus selalu berpihak pada upaya mensejahterakan rakyat Indonesia, satu kesatuan budaya nasional yang memiliki jati diri Indonesia sebagai karakter nasional dan sistem pertahanan keamanan nasional yang khas menurut kharakteristik Indonesia, itulah makna yang dalam dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (Soepandji, Susilo Budi, 2011).
Dalam Pasal 1 ayat 1 UUD 1945 disebutkan negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk republik. Dalam pembangunan karakter bangsa dibutuhkan komitmen terhadap NKRI. Karakter yang dibangun pada manusia dan bangsa Indonesia dalah karakter yang memperkuat dan memperkukuh komitmen terhadap NKRI. Bukan karakter yang berkembang secara tidak terkendali, apalagi menggoyahkan NKRI. Maka rasa cinta terhadap tanah air perlu dikembangkan dalam pembangunan karakter bangsa. Pembangunan karakter bangsa melalui pengembangan sikap demokratis dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (Putri, 2015).
2.5 Bhinneka Tunggal Ika
Bunyi lengkap dari ungkapan Bhinneka Tunggal Ika dapat ditemukan dalam Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad XIV di masa Kerajaan Majapahit. Dalam kitab tersebut Mpu Tantular menulis “Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma
8
mangrwa” (Bahwa agama Buddha dan Siwa (Hindu) merupakan zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal. Terpecah belah, tetapi satu jua, artinya tak ada dharma yang mendua). Nama Mpu Tantular sendiri terdiri dari tan (tidak) dan tular (terpangaruh), dengan demikian, Mpu Tantular adalah seorang Mpu (cendekiawan, pemikir) yang berpendirian teguh, tidak mudah terpengaruh oleh siapa pun) (Suhandi Sigit, 2011).
Bhinneka Tunggal Ika bertujuan menghargai perbedaan atau keragaman namun tetap bersatu dalam ikatan sebagai bangsa Indonesia. Tidak bisa dipungkiri, Indonesia terdiri dari beragamnya suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Keberagaman ini harus dipandang sebagai kekayaan khasanah sosio- kultural, bersifat kodrati dan alamiah. Keberagaman bukan untuk dipertentangkan apalagi diadu antara satu dengan yang lain sehingga berakibat pada terpecah belah. Oleh sebab itu, Bhinneka Tunggal Ika harus dapat menjadi penyemangat terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Secara umum kemajemukan Bangsa Indonesia tidak hanya ditandai oleh perbedaan-perbedaan horizontal, seperti yang lazim kita jumpai pada perbedaan suku, ras, bahasa, adat-istiadat, dan agama. Namun juga terdapat perbedaan vertikal, berupa capaian yang diperoleh melalui prestasi. Indikasi perbedaan tersebut tampak dalam strata sosial ekonomi, posisi politik, tingkat pendidikan, kualitas pekerjaan, dan kondisi permukiman. Yang mencolok dari ciri kemajemukan masyarakat Indonesia adalah penekanan pada pentingnya kesukubangsaan yang terwujud dalam komunitas-komunitas suku bangsa, dan digunakannya kesukubangsaan sebagai acuan utama bagi jati diri individu (Djunaidi, 2012).
9
BAB III
PENUTUP
Pendidikan pancasila merupakan satu aspek penting untuk membangun karakter generasi bangsa. Hampir semua bangsa menempatkan pembangunan pendidikan sebagai prioritas utama dalam Program Pembangunan Nasional.
Sumber daya manusia yang bermutu yang merupakan Produk Pendidikan dan merupakan kunci keberhasilan suatu Negara.Oleh sebab itu pendidikan sangat diharuskan sekali karena memberikan peranan yang sangat penting baik itu untuk diri sendiri, orang lain ataupun Negara. Untuk diri sendiri keuntungan yang didapat adalah ilmu, untuk orang lain kita bisa mengajarkan ilmu yang kita ketahui kepada orang yang masih awam dan untuk Negara jika kita pintar maka kita akan mengangkat nama baik Negara kita di dunia internasional.
10
DAFTAR PUSTAKA
Djunaidi, M. (2012). Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
Handitya, B. (2019). Menyemai Nilai Pancasila pada Generasi Muda Cendekia.
Adil Indonesia Jurnal, 2(2), 1–8.
Jumansyah, J., Palupi, A., Hadi, K., Syafei, A. W., Maksum, A., & Zulkarnain, F.
L. (2022). Efektivitas Modul Nusantara dalam Memahami Empat Pilar Kebangsaan. Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Ilmu Sosial, 3(1), 36.
https://doi.org/10.36722/jaiss.v3i1.1023
Lia, F., Hasyim, A., & Adha, M. M. (2014). Hubungan Pemahaman Empat Pilar Kebangsaan dengan Sikap Siswa Menghadapi Arus Globalisasi. Kultur Demokrasi, 3(1).
Pangaribuan, P., & Purnomosidi, A. (n.d.). Negara Hukum Pancasila dalam Kerangka NKRI.
Putri, A. S. (2015). 4 Pilar Kebangsaan : Pengertian dan Tujuannya.
Soepandji, Budi Susilo (2011). Negara Indonesia Ialah Negara Kesatuan Yang Berbentuk Republik Jakarta: MPR RI, 17-19 Juni.
Suhandi, Sigit, Bhinneka Tunggal Ika Maha Karya Persembahan Mpu Tantula.