MAKALAH FITOKIMIA
“FLAVONOID”
OLEH:
Kelompok 4
RINA FITRIANA (21490)
MUNANISA (21488)
ULFIA FADHILLAH (21494) IING IRYANSYAH (21485)
MATA KULIAH FITOKIMIA
AKADEMI FARMASI YPPM MANDIRI BANDA ACEH BANDA ACEH
2023/2024
BAB 1 PEMBAHASAN
1.1 DEFINISI FLAVONOID
Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan di alam. Banyaknya senyawa flavonoid ini bukan disebabkan karena banyaknya variasi struktur, akan tetapi lebih disebabkan oleh berbagai tingkat hidroksilasi, alkoksilasi atau glikoksilasi pada struktur tersebut.
Flavonoid di alam juga sering dijumpai dalam bentuk glikosidanya. Senyawa- senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, biru dan sebagian zat warna kuning yang terdapat dalam tanaman. Sebagai pigmen bunga, flavonoid jelas berperan dalam menarik serangga untuk membantu proses penyerbukan.
Beberapa kemungkinan fungsi flavonoid yang lain bagi tumbuhan adalah sebagai zat pengatur tumbuh, pengatur proses fotosintesis, zat antimikroba, antivirus dan antiinsektisida.
Beberapa flavonoid sengaja dihasilkan oleh jaringan tumbuhan sebagai respon terhadap infeksi atau luka yang kemudian berfungsi menghambat fungsi menyerangnya. Telah banyak flavonoid yang diketahui memberikan efek fisiologis tertentu. Oleh karena itu, tumbuhan yang mengandung flavonoid banyak dipakai dalam pengobatan tradisional. Peneitian masih terus dilakukan untuk mengetahui berbagai manfaat yang bisa diperoleh dari senyawa flavonoid.
Struktur senyawa flavonoid.
1.2 CIRI FLAVONOID
Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, biru dan sebagian zat warna kuning yang terdapat dalam tanaman sebagai pigmen bunga. Ciri ciri penggolongan senyawa flavonoid anatar lain, yaitu :
Antosianin
Penyebaran : pigmen merah dan biru pada bunga, daun dan jaringan lain.
Proantosianidin
penyebaran : tak berwarna, dalam daun tumbuhan berkayu
Flavonol
Penyebaran : terutama co-pigmen tak warna pada bunga sianik dan sianik,tersebar luas dalam daun.
Flavon
Penyebaran : seperti flavonol.
Glikoflavon
Penyebaran : seperti flavonol
Biflavonil
Penyebaran : tak berwarna, hampir seluruhnya terbatas pada gimnospermae
Khalkon dan Auron
Penyebaran : pigmen warna kuning, kadang-kadang terdapat pada jaringan lain
Flavanon
Penyebaran : tak berwarna, dalam bunga, daun, rimpang atau jaringan lain (Citrus)
Isoflavon
Penyebaran : tak warna, sering kali dalam akar, hanya terdapat dalam suku Leguminosae
1.3 POLARITAS FLAVONOID
flavonoid adalah senyawa-senyawa kimia yang ditemukan dalam tumbuhan dan memiliki berbagai sifat fisika dan kimia. Sebagian besar flavonoid bersifat polar, meskipun ada variasi dalam tingkat polaritas antara berbagai jenis flavonoid. Beberapa faktor yang mempengaruhi polaritas flavonoid meliputi : 1. Gugus hidroksil (-OH)
Flavonoid sering memiliki gugus hidroksil (-OH) yang dapat membuat mereka bersifat polar.
2. Cincin aromatik
Struktur cincin aromatik dalam flavonoid dapat memberikan karakteristik polaritas.
3. Gugus glikosida
Beberapa flavonoid dapat terikat dengan gugus glikosida, yang biasanya bersifat polar.
4. Gugus heterosiklik
Flavonoid juga dapat mengandung gugus heterosiklik, seperti cincin piran atau pirimidin, yang bisa memberikan polaritas tambahan pada molekul.
1.4 PENYARIAN FLAVONOID
Penyarian flavonoid biasanya dimulai dengan ekstraksi senyawa-senyawa tersebut dari tumbuhan atau sumber alami lainnya. Metanol, etanol, atau campuran pelarut organik lainnya sering digunakan sebagai pelarut ekstraksi.
Setelah ekstraksi, langkah-langkah berikutnya mungkin mencakup:
1. Pemurnian Ekstrak
Menggunakan teknik seperti distilasi atau evaporasi untuk memisahkan senyawa-senyawa yang diekstraksi.
2. Fraksinasi
Membagi campuran senyawa menjadi fraksi-fraksi yang lebih sederhana. Kromatografi kolom atau teknik fraksinasi lainnya dapat digunakan untuk tujuan ini.
3. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC)
Metode ini dapat digunakan untuk pemisahan dan pemurnian lanjutan flavonoid. HPLC memungkinkan pemisahan berdasarkan sifat-sifat kimia dan fisika senyawa.
4. Spektroskopi
Penggunaan teknik analisis spektroskopi UV-Vis, spektrometri massa, atau resonansi magnetik inti (NMR) membantu dalam identifikasi dan karakterisasi flavonoid.
5. Uji Kualitatif dan Kuantitatif
Pengujian kualitatif dan kuantitatif menggunakan metode kimia atau biologis untuk memastikan keberadaan dan jumlah flavonoid dalam sampel.
1.5 IDENTIFIKASI FLAVONOID 1. Uji dengan pereaksi amoniak
Pereaksi yang sering digunakan untuk identifikasi flavonoid sebagai pereaksi adalah amoniak (NH4OH) akan memberikan warna kuning. Uji senyawa flavonoid dinyatakan positif mengandung flavonoid jika reaksi yang terjadi menghasilkan perubahan warna merah, kuning, atau orange pada lapisan amil alkohol.
Reaksi : zat flavonoid + pereaksi amoniak (NH4OH) : menghasilkan warna kuning.
2. Metode Spektofometri
Penentuan kadar flavonoid dilakukan dengan metode spektofotometri. Spektofotometri serapan ultraviolet dan serapan sinar tampak merupakan cara tunggal yang paling berguna untuk menganalisis flavonoid (Markham, 1988). Kuersetin digunakan sebagai baku standar dan sebagai kurva kalibrasi, pada spektofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang 370nm.
3. Uji dengan pereaksi AlCl3 ( Alumunium Klorida)
Fungsi dari pereaksi AlCl3 adalah untuk memebentuk reaksi antara AlCl3 dengan golongan flavonoid memebentuk kompleks antara gugus hidroksil dan keton yang bertetangga atau dengan gugus hidroksil yang saling bertetangga. AlCl3 akan bereaksi dengan gugus keton pada C4 dan gugus OH pada C3 atau C5 pada senyawa flavon atau flavonol membentuk senyawa kompleks yang stabil berwarna kuning.
Reaksi : zat flavonoid + AlCl3 (Aluminium Klorida) : menghasilkan warna kuning.
4. Uji dengan serbuk magnesium
Pengujian flavonoid menggunakan serbuk magnesium yang ditambahkan pada ekstrak etil asetat daun kalayu. Penambahan serbuk magnesium dapat menyebabkan senyawa flavonoid tereduksi sehingga menghasilkan perubahan warna larutan ekstrak menjadi warna merah bata.
Reaksi : zat flavonoid + serbuk magnesium : menghasilkan warna merah bata.
5. Uji wilstatter
Uji fitokimia pada flavonoid dilakukan dengan test Wilstatter dan NaOH 10%. Test Wilstatter dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
sampel dalam alkohol ditambah HCl pekat dan 2-3 potong kecil logam Mg, apabila memberikan warna orange-merah maka reaksi positif.
Reaksi : zat flavonoid + HCl p + logam Mg : menghasilkan warna orange kemerahan.
BAB II PENUTUP
2.1KESIMPULAN
1) Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan di alam. Banyaknya senyawa flavonoid ini bukan disebabkan karena banyaknya variasi struktur, akan tetapi lebih disebabkan oleh berbagai tingkat hidroksilasi, alkoksilasi atau glikoksilasi pada struktur tersebut.
2) Ciri - ciri dari senyawa flavonoid yaitu zat yang menghasilkan warna merah, ungu, biru dan sebagian zat warna kuning yang terdapat dalam tanaman sebagai pigmen bunga.
3) Sebagian besar flavonoid bersifat polar, meskipun ada variasi dalam tingkat polaritas antara berbagai jenis flavonoid. Beberapa faktor yang memengaruhi polaritas flavonoid yaitu gugus hidroksil, cincin aromatik, gugus glikosida dan gugus heterosiklik.
4) Penyarian flavonoid biasanya dimulai dengan ekstraksi senyawa-senyawa tersebut dari tumbuhan atau sumber alami lainnya. Metanol, etanol, atau campuran pelarut organik lainnya sering digunakan sebagai pelarut ekstraksi.
5) Identifikasi flavonoid meliputi dengan uji dengan pereaksi ammoniak, uji dengan pereaksi alluminium klorida, uji dengan serbuk magnesium, uji wilstatter dan dengan metode spektofometri.
2.2 SARAN
Demikianlah makalah kami ini dibuat, kami menyadari makalah ini masih jauh dari dari kesempurnaan. Kritik serta saran yang kontributif dari pembaca sangat kami butuhkan agar makalah ini bisa dikembangkan dan diperbaiki lebih lanjut. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Abdi Redha. 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif Dan Peranannya Dalam Sistem Biologis. Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Pontianak, Jalan Ahmad Yani Pontianak 78124. Jurnal Belian Vol. 9 No. 2 Sep. 2010: 196 – 202
Koirewoa, Y. A., dan Fatimawali, W. I. Wiyono, 2012. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Beluntas (Pluchea indica L.). Laporan Penelitian. FMIPA UNSRAT. Manado.
Redha, A. 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif dan Peranannya Dalam Sistem Biologis. Jurnal Belian , 9, 196-202.
Yulianingtyas, A., dan Bambang Kusmartono. 2016. Optimasi volume pelarut dan waktu maserasi pengambilan flavonoid daun belimbing wuluh (averrhoa bilimbi l.). Jurusan Teknik Kimia. Yogyakarta.
https://id.wikipedia.org/wiki/Flavonoid
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Polaritas_(kimia)