• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH FLEKSIBEL DALAM KEHIDUPAN, DISIPLIN DAN TEPAT WAKTU KOMUNIKASI LISAN, GESTURE DAN SIKAP TUBUH

N/A
N/A
Mesakh onesimus Mewalo

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH FLEKSIBEL DALAM KEHIDUPAN, DISIPLIN DAN TEPAT WAKTU KOMUNIKASI LISAN, GESTURE DAN SIKAP TUBUH "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

FLEKSIBEL DALAM KEHIDUPAN, DISIPLIN DAN TEPAT WAKTU KOMUNIKASI LISAN, GESTURE DAN SIKAP TUBUH

OLEH :

Mesakh Onesimus Mewalo Akbar Saleh Sain Kasmi Permatasari

Sitti Risna Wati Nur Hijriawati Suci Ramadani Muh. Faisal

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR D3 KEPERAWATAN GIGI

T.A 2022/2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya Sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “FLEKSIBEL DALAM KEHIDUPAN, DISIPLIN DAN TEPAT WAKTU SERTA KOMUNIKASI LISAN GESTUR DAN SIKAP TUBUH ” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata Kuliah soft skill. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Soft skill komunikasi bagi para pembaca juga bagi penulis. Kami menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung dalam makalah Ini belum sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun selalu kami harapkan Dengan senang hati dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 2023

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAB I ... 4

PENDAHULUAN ... 4

Latar belakang ... 4

Rumusan masalah ... 4

Tujuan ... 4

BAB II ... 5

TINJAUAN TEORI ... 5

A. KAITAN FLEKSIBEL DALAM KEHIDUPAN MEMPENGARUHI DISIPLIN DAN TEPAT WAKTU ... 6

B. SOFT SKILL TENTANG KOMUNIKASI LISAN, GESTURE, DAN SIKAP TUBUH ... 11

BAB III ... 15

PENUTUP ... 15

KESIMPULAN ... 15

SARAN ... 15

DAFTAR PUSTAKA ... 16

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Fleksibilitas dalam berpikir merupakan hal yang penting dimiliki oleh setiap individu untuk menopang kemampuan soft skil maupun hard skil, Karena dengan fleksibilitas kognitif yang tinggi individu akan mampu menyesuaikan diri dan Dapat dengan cepat mengubah cara-cara berpikirnya, kebiasaan, komunikasi sosial, gestur dan sikap tubuh, sesuai dengan keadaan yang dialami.

Individu mampu melihat suatu masalah Dari sudut pandang yang berbeda, mencari dan menggunakan berbagai macam pendekatan Atau cara pemikiran dalam menghadapi suatu masalah, serta memproduksi sejumlah ide untuk Memecahkan masalah tersebut. Fleksibilitas dalam berpikir ini dapat ditemukan dalam Kehidupan sehari-hari seperti saat terjebak di kemacetan (Rabbit 1998, dalam Koswara, 2013). Ketika terjebak dalam kemacetan tentu individu akan berfikir dan mencari alternatif perilaku Yang sebaiknya dilakukan. Saat terjebak kemacetan, maka mencari jalan lain untuk terlepas Dari kemacetan adalah salah satu alternatif perilaku yang tepat. Fleksibilitas kognitif membantu individu untuk menyesuai

Fleksibilitas kognitif membantu individu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan Tuntutan atau prioritas, mengakui kesalahan atas suatu hal, mengambil keuntungan dari Kejadian atau peluang yang tidak terduga. Fleksibilitas kognitif dapat terlihat pada kegiatankegiatan yang membutuhkan peralihan atensi seperti pada pengendara mobil ketika sedang Berkendara selain mereka memperhatikan jalanan, mereka juga mendengarkan musik, Membalas pesan di handphone, lalu melihat navigasi/GPS sambil melihat kanan kiri jalan Memperhatikan rambu lalu lintas. Ketika melakukan hal tersebut, tentunya pengendara akan Mempertimbangkan prioritas seperti apa yang mesti dilakukan terlebih dahulu lalu kegiatan Seperti apa yang akan dilakukan setelahnya. Proses mental di balik peralihan tugas-tugas Semacam itu jelas rumit dan telah menjadi salah satu topik utama penelitian kognitif dalam Beberapa dekade terakhir

Rumusan masalah

1) Bagaimana penerapan fleksibilitas dalam kehidupan sehingga dapat mengubah cara cara berpikir, kebiasaan, komunikasi sosial, serta gestur dan sikap tubuh

2) Apa hubungan soft skill dalam kehidupan yang dapat melatar belakangi kemampuan komunikasi lisan, gestur dan sikap tubuh

Tujuan

Untuk memahami ikatan antara kemampuan fleksibel guna penerapanya dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mengubah cara cara berpikir kebiasaan, komunikasi sosial, serta gestur dan sikap tubuh

(5)

BAB II

TINJAUAN TEORI

Shifting merupakan istilah yang diperlukan dalam situasi seperti yang telah disebutkan Di atas (Bastian & Druey, 2017). Shifting merupakan kemampuan yang selalu digunakan dan Silih berganti sehingga individu tidak mungkin dapat beradaptasi tanpa kemampuan ini. Selain Itu, shifting ini banyak dikembangkan secara eksperimental (Bastian & Druey, 2017). Shifting Ialah kemampuan seseorang untuk dapat mengerjakan berbagai tugas secara bergantian dan Efisien, yang mana dalam setiap tugas tersebut memiliki operasional mental sets yang Berbeda-beda (Miyake, Naomi, Mikael, Alexander, 2000). Mental set adalah sekumpulan cara Untuk merespons suatu stimulus yang sifatnya umum. Kemampuan ini memungkinkan Individu bergeser dari tugas satu ke tugas yang lain dengan melakukan adaptasi terhadap Tugas yang dikerjakan. Shifting dalam literatur lain disebut juga dengan istilah switching (Chu, 2014). Miyake et al (2000) menyatakan bahwa kemampuan shifting disini bukan hanya Berfokus pada perpindahan secara visual yang terlihat dari pergerakan mata saat mengerjakan suatu masalah.

Contoh teori yang kami sediakan, Mengutip dalam adegan film Sherlock Holmes 2: the game of shadow dirilis tahun 2011. Sherlock Holmes diceritakan menangani salah satu kasus kejahatan terbesar yang kemungkinan akan berujung kepada sebuah perang dunia jika tidak dihentikan. sebuah kasus yang kompleks dan sulit untuk dipecahkan. Saat itu, Sherlolock Holmes sudah mengantongi satu nama hasil Observasi awal yang ia lakukan, yakni Dr. James Moriarty.

seorang akademisi terkenal dan jenius dari Universitas Cambridge dan juga teman dekat dari Perdana Menteri Inggris saat itu. Pada awalnya Obersevasi awal Holmes yang berujung pada nama Moriarty menyelidiki pola - pola yang terdapat dari beberapa fenomena seperti di dalam kutipan ini : "

Question : what do a scandal involving Indian cotton tycoon, the overdose of Chinese opium trader, bombings in Strasbourg and Vienna, and the death of a Steel Magnate in America all have in common

? ". apa kesamaan skandal yang melibatkan taipan kapas India, overdosis pedagang opium Cina, pemboman di Strasbourg dan Wina, dan kematian Tokoh Baja di Amerika?

Dari pertanyaan diatas, kita tahu jika Holmes berusaha untuk mencari pola – pola yang menghubungkan kejadian diatas dengan kemampuan fleksibilitasnya keterlibatan Moriarty di dalamnya. Karena data yang di miliki masih kurang cukup untuk membuktikan kejahatan Moriarty, Holmes memutuskan untuk melakukan beberapa observasi lagi hingga berhasil menghubungkan pola demi pola yang ia temukan dalam berbagai fenomena berikutnya seperti kematian Alfred Meinhard (Pengusaha senjata terkenal), kematian Dr. Hoffmanstahl (dokter yang menemukan teknik operasi plastik), dan keterlibatan grup anarkis Lapin Vert dalam aksi pengemboman di Paris yang akhirnya berujung pada pembuktian jika Moriarty memang dalang di balik fenomena itu semua yang bertujuan untuk membuat sebuah perang dunia yang melibatkan kekuatan – kekuatan Eropa besar seperti Inggris, Prancis, Jerman, Austria Hungaria, dan juga Rusia. Semua fenomana itu adalah rencana – rencana rapi yang dibuat oleh Moriarty.

Seorang detektif yang sukses perlu memiliki kemampuan fleksibilitas yang baik. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan berbagai situasi dan mengubah pendekatan mereka saat menangani kasus.

(6)

Beberapa contoh dari kemampuan fleksibilitas dalam seorang detektif meliputi:

• Kemampuan berpikir lateral: Seorang detektif yang fleksibel dapat berpikir di luar kotak dan melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. Mereka mampu menghubungkan informasi yang tersembunyi dan menemukan solusi yang tidak terlihat bagi orang lain.

• Kemampuan beradaptasi dengan situasi yang berubah: Seorang detektif seringkali menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak terduga. Kemampuan fleksibilitas membantu mereka untuk menyesuaikan diri dengan situasi tersebut dan membuat keputusan yang tepat.

• Kemampuan bekerja dengan beragam orang: Seorang detektif mungkin perlu bekerja dengan beragam orang dari berbagai latar belakang, termasuk saksi, tersangka, dan ahli forensik. Kemampuan fleksibilitas memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan orang-orang tersebut dengan efektif dan membangun hubungan yang baik dengan mereka.

• Kemampuan menggabungkan berbagai teknik investigasi: Seorang detektif yang fleksibel mampu menggabungkan berbagai teknik investigasi, seperti pengamatan, wawancara, analisis forensik, dan penggunaan teknologi, untuk mengumpulkan bukti yang kuat dan memecahkan kasus.

• Dalam kesimpulannya, kemampuan fleksibilitas sangat penting dalam seorang detektif. Hal ini memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan situasi yang berubah-ubah, menggabungkan berbagai teknik investigasi, dan bekerja dengan berbagai orang dengan efektif. Detektif yang sukses adalah mereka yang mampu mengembangkan kemampuan fleksibilitas mereka.

A. KAITAN FLEKSIBEL DALAM KEHIDUPAN MEMPENGARUHI DISIPLIN DAN TEPAT WAKTU

Untuk melatih kemampuan Soft skil tentang fleksibilitas ini sebenarnya cukup mudah. Memiliki soft skill Fleksibilitas ini juga membuat seseorang tidak mudah untuk langsung membuat false conclusion atau kesimpulan

Fleksibilitas adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dan situasi yang berbeda dalam kehidupan. Kehidupan sering kali tidak selalu berjalan sesuai rencana, dan menjadi fleksibel sangat penting untuk menghadapi tantangan dan perubahan yang terjadi.

Berikut adalah beberapa cara untuk menjadi lebih fleksibel dalam kehidupan:

1. Terbuka terhadap perubahan: Cobalah untuk mengembangkan sikap terbuka terhadap perubahan dan terima bahwa perubahan itu alami dan biasa terjadi.

2. Berlatihlah untuk mempertahankan fokus: Dalam menghadapi situasi yang tidak pasti, fokuslah pada hal-hal yang dapat diubah dan hindari terlalu memikirkan hal-hal yang tidak bisa diubah.

3. Bersikap positif: Melihat sisi positif dari setiap situasi dapat membantu untuk tetap positif dan mengatasi masalah dengan lebih mudah.

(7)

4. Berkomunikasi dengan baik: Komunikasi yang efektif dapat membantu Anda menemukan solusi bersama dengan orang lain dan memperoleh dukungan saat menghadapi situasi yang sulit.

5. Kelola emosi dengan baik: Belajarlah untuk mengelola emosi dengan baik, seperti rasa takut, cemas, atau frustrasi, sehingga dapat mengatasi situasi yang menantang dengan lebih efektif.

Dengan menjadi lebih fleksibel, Anda dapat mengatasi masalah dengan lebih baik dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dalam kehidupan Anda.

Berikut ini merupakan contoh soft skill yang menunjang fleksibilitas dalam kehidupan 1. Communication

2. Leadership 3. Critical thinking 4. Problem solving 5. Professional ethics 6. Time management 7. Self-management 8. Teamwork

1. Comunication

Komunikasi fleksibel adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan berbagai cara yang berbeda tergantung pada situasi dan audiens yang berbeda-beda. Ini berarti bahwa seseorang dapat mengubah gaya dan cara berkomunikasi mereka untuk menjadi lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki kebutuhan, preferensi, atau bahasa yang berbeda.

Komunikasi fleksibel juga mencakup kemampuan untuk membaca situasi dan merespons dengan tepat. Seorang yang mampu berkomunikasi secara fleksibel akan menyesuaikan pesan dan cara penyampaiannya untuk mencapai tujuan komunikasi yang diinginkan dalam situasi yang berbeda-beda. Ini dapat membantu meningkatkan efektivitas komunikasi dan meminimalkan kesalahpahaman atau konflik yang mungkin timbul karena salah pengertian atau kegagalan dalam menyampaikan pesan dengan tepat.

2. Leadership

Kepemimpinan fleksibel adalah gaya kepemimpinan yang memungkinkan seorang pemimpin untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang berbeda dan mempertimbangkan preferensi dan kebutuhan individu dalam timnya. Kepemimpinan fleksibel melibatkan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dalam situasi, menjalin hubungan yang baik dengan anggota tim, dan mempertimbangkan preferensi, kemampuan, dan kebutuhan individu saat membuat keputusan dan mengarahkan tim.

Dalam kepemimpinan fleksibel, seorang pemimpin juga mempertimbangkan gaya komunikasi yang tepat, cara memimpin yang berbeda dalam berbagai situasi, dan kemampuan untuk menangani konflik secara efektif. Pemimpin yang fleksibel juga membangun hubungan yang kuat dengan anggota tim, memperhatikan dan merespon umpan balik, dan memberikan dorongan dan dukungan ketika dibutuhkan.

(8)

Kepemimpinan fleksibel sering kali dianggap sebagai gaya kepemimpinan yang efektif karena mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang berbeda dan membantu memaksimalkan potensi tim dengan mempertimbangkan preferensi dan kebutuhan individu

3. Critical thinking

Berpikir kritis adalah kemampuan untuk mempertanyakan, mengevaluasi, dan menganalisis informasi secara objektif dan rasional untuk mencapai kesimpulan yang masuk akal. Ini melibatkan kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, menilai keandalan dan relevansinya, dan mempertimbangkan argumen yang berbeda sebelum membuat keputusan atau membuat kesimpulan.

Berpikir kritis melibatkan kemampuan untuk mengenali dan mengatasi bias dan kecacatan dalam pemikiran dan penalaran seseorang, serta kemampuan untuk mengevaluasi kebenaran atau keaslian suatu pernyataan atau klaim. Ini melibatkan kemampuan untuk mempertanyakan asumsi, mengevaluasi bukti, mengidentifikasi dan mengatasi kelemahan dalam argumen, dan mempertimbangkan perspektif yang berbeda sebelum membuat keputusan.

Berpikir kritis penting dalam banyak konteks, termasuk dalam membuat keputusan yang baik dalam pekerjaan, dalam memecahkan masalah, dalam mengambil keputusan yang bijak dalam kehidupan pribadi, dan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah sosial dan global yang kompleks. Hal ini juga merupakan keterampilan penting yang dibutuhkan dalam dunia akademik, di mana mahasiswa harus mampu mempertanyakan, mengevaluasi, dan menganalisis informasi yang mereka baca dan dengar sebelum membuat kesimpulan dan menulis esai atau makalah.

4. Problem solving

Problem solving secara fleksibel adalah kemampuan untuk menemukan solusi yang tepat untuk suatu masalah dengan cara yang kreatif dan adaptif, tanpa terikat pada satu cara atau solusi tertentu. Kemampuan ini melibatkan kemampuan untuk berpikir di luar kotak, mempertimbangkan berbagai opsi, dan mengambil tindakan yang tepat untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang paling efektif.

Beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan problem solving secara fleksibel adalah dengan memperluas pengetahuan dan pengalaman, mengembangkan keterampilan berpikir kreatif, dan berlatih menghadapi masalah yang berbeda-beda. Selain itu, penting juga untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan menguji berbagai solusi untuk menemukan yang paling efektif.

Penting untuk diingat bahwa problem solving secara fleksibel juga melibatkan kesabaran dan ketekunan dalam menghadapi masalah yang kompleks dan sulit. Dengan latihan dan pengembangan kemampuan ini, seseorang dapat menjadi lebih efektif dalam menyelesaikan masalah secara fleksibel dan mencapai hasil yang lebih baik.

5. Professional ethics

Etika profesional yang fleksibel adalah sikap yang memungkinkan seseorang untuk beradaptasi dengan berbagai situasi dan orang dalam lingkungan kerja yang berbeda, sambil tetap mematuhi prinsip-prinsip etika yang diterapkan dalam profesi tertentu. Beberapa contoh dari etika profesional yang fleksibel termasuk

• Keterbukaan terhadap perubahan: Sebagai profesional, Anda harus siap menghadapi perubahan dan beradaptasi dengan lingkungan kerja yang berubah. Anda harus memahami

(9)

bahwa setiap organisasi memiliki budaya yang berbeda dan Anda harus dapat beradaptasi dengan perbedaan ini.

• Toleransi terhadap perbedaan: Profesi tertentu memiliki norma dan nilai-nilai yang berbeda.

Sebagai profesional, Anda harus dapat memahami perbedaan ini dan menunjukkan toleransi terhadap nilai-nilai yang berbeda.

• Komunikasi yang baik: Sebagai profesional, Anda harus dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif dengan kolega, atasan, dan klien Anda. Anda harus dapat berbicara dengan cara yang sopan dan ramah, tetapi juga tegas dan jelas.

• Kepatuhan terhadap kode etik: Etika profesional yang fleksibel tidak berarti melanggar kode etik profesi Anda. Anda harus tetap mematuhi prinsip-prinsip etika dan moral dalam pekerjaan Anda.

• Kemampuan bekerja di bawah tekanan: Kehidupan profesional seringkali berada di bawah tekanan, dan sebagai profesional yang fleksibel, Anda harus dapat bekerja dengan baik di bawah tekanan dan tetap mematuhi etika kerja yang tepat.

6. Time management

Manajemen waktu secara fleksibel adalah suatu metode manajemen waktu yang memungkinkan seseorang untuk menyesuaikan jadwal kerjanya sesuai dengan kebutuhan dan prioritas yang ada. Dalam manajemen waktu yang fleksibel, seseorang dapat menentukan waktu kerja mereka sendiri, yang memungkinkan mereka untuk mengatur waktu kerja mereka sesuai dengan kebutuhan pribadi mereka.

Beberapa cara untuk menerapkan manajemen waktu yang fleksibel adalah dengan:

• Menentukan jadwal kerja yang fleksibel: Seseorang dapat menentukan jadwal kerjanya sendiri, yang memungkinkan mereka untuk mengatur waktu kerja mereka sesuai dengan kebutuhan pribadi mereka. Sebagai contoh, seseorang dapat memilih untuk bekerja pada pagi atau malam hari, tergantung pada kapan mereka merasa paling produktif.

• Prioritaskan tugas: Menentukan tugas yang perlu diselesaikan dan mengutamakan tugas- tugas tersebut adalah kunci untuk manajemen waktu yang efektif. Dalam manajemen waktu yang fleksibel, seseorang dapat menentukan tugas-tugas mana yang perlu diselesaikan lebih dahulu dan memilih kapan waktu terbaik untuk menyelesaikan tugas tersebut.

• Gunakan teknologi: Teknologi dapat membantu seseorang dalam manajemen waktu yang fleksibel, seperti mengatur pengingat atau alarm untuk membantu mengingatkan seseorang tentang tugas atau jadwal kerja.

• Berkomunikasi dengan baik: Dalam manajemen waktu yang fleksibel, penting untuk berkomunikasi dengan baik dengan atasan atau rekan kerja untuk memastikan bahwa tugas tugas yang diperlukan tetap dapat diselesaikan secara tepat waktu dan tidak mengganggu jadwal kerja orang lain.

7. Self management

Manajemen diri yang fleksibel adalah kemampuan untuk mengatur diri sendiri dengan cara yang dapat beradaptasi dengan situasi yang berbeda-beda. Berikut adalah beberapa tips untuk manajemen diri yang fleksibel:

• Fleksibilitas dalam jadwal: Ciptakan jadwal yang fleksibel sehingga Anda dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dan kebutuhan yang muncul.

• Prioritas yang dapat berubah-ubah: Identifikasi apa yang benar-benar penting dan mendesak dan perubahan dalam prioritas sesuai dengan perubahan situasi.

(10)

• Bersikap terbuka terhadap perubahan: Terima bahwa situasi dan kebutuhan dapat berubah sewaktu-waktu dan bersiaplah untuk menyesuaikan diri dengan cepat dan efektif.

• Fokus pada tujuan akhir: Tetap fokus pada tujuan akhir Anda dan fleksibel dalam cara Anda mencapainya.

• Beradaptasi dengan orang lain: Pelajari cara beradaptasi dengan orang lain, mengenali gaya komunikasi mereka dan menyesuaikan cara Anda berkomunikasi.

• Berlatih toleransi terhadap ketidakpastian: Pelajari untuk merasa nyaman dengan ketidakpastian dan bersiaplah untuk menghadapi tantangan yang mungkin muncul di masa depan.

• Evaluasi dan refleksi: Lakukan evaluasi rutin dan refleksi pada diri sendiri untuk memastikan bahwa manajemen diri Anda masih relevan dan efektif.

8. Teamwork

Kerja sama tim yang fleksibel contoh dalam pemaparan materi diskusi kelompok.

Kerja sama tim yang fleksibel dalam pemaparan materi diskusi kelompok dapat meningkatkan efektivitas diskusi dan membantu semua anggota tim merasa terlibat dan terlibat dalam proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa tips untuk menciptakan kerja sama tim yang fleksibel dalam pemaparan materi diskusi kelompok:

• Buat jadwal yang fleksibel: Dalam diskusi kelompok, setiap anggota tim perlu memiliki waktu yang sama untuk berbicara dan mempresentasikan materi mereka. Oleh karena itu, buatlah jadwal yang fleksibel dan memungkinkan setiap anggota tim untuk mempresentasikan materi mereka tanpa terburu-buru.

• Tetap terbuka terhadap ide baru: Diskusi kelompok adalah tentang berbagi ide dan pandangan yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk tetap terbuka terhadap ide baru dan memungkinkan semua anggota tim untuk memberikan masukan mereka.

• Dukung satu sama lain: Penting untuk mendukung satu sama lain dalam proses pembelajaran. Jangan takut untuk memberikan umpan balik positif dan konstruktif kepada anggota tim lainnya dan berikan dukungan ketika diperlukan.

• Berikan ruang bagi semua anggota tim: Setiap anggota tim perlu memiliki ruang untuk berbicara dan memberikan kontribusi mereka. Pastikan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi semua anggota tim untuk mempresentasikan materi mereka dan memberikan masukan mereka.

• Jadilah fleksibel: Ingatlah bahwa tidak semua hal akan berjalan sesuai rencana. Jadilah fleksibel dalam menghadapi situasi yang tidak terduga dan cari cara untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.

• Dengan menerapkan tips di atas, tim dapat menciptakan kerja sama yang fleksibel dalam pemaparan materi diskusi kelompok dan meningkatkan efektivitas diskusi mereka.

(11)

B. SOFT SKILL TENTANG KOMUNIKASI LISAN, GESTURE, DAN SIKAP TUBUH

1. Soft skill dalam komunikasi lisan meliputi kemampuan untuk berbicara dengan jelas, mendengarkan dengan efektif, berempati terhadap lawan bicara, membangun hubungan yang baik, serta mengatur gaya bicara dan bahasa tubuh yang tepat. Berikut adalah beberapa soft skill dalam komunikasi lisan yang dapat membantu Anda menjadi seorang komunikator yang efektif:

• Kemampuan untuk berbicara dengan jelas: Mampu menyampaikan pesan dengan jelas, menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan intonasi suara yang tepat.

• Kemampuan untuk mendengarkan dengan efektif: Mendengarkan dengan fokus dan penuh perhatian, menghindari gangguan dan memberikan respon yang tepat.

• Kemampuan untuk berempati: Mampu memahami perasaan dan pandangan lawan bicara, dan mengambil perspektif mereka dalam situasi yang diberikan.

• Kemampuan untuk membangun hubungan yang baik: Mampu membangun koneksi interpersonal yang kuat dengan lawan bicara, dengan cara yang menunjukkan kepercayaan dan rasa hormat.

• Kemampuan untuk mengatur gaya bicara dan bahasa tubuh: Mampu mengatur nada suara, volume, dan kecepatan bicara, serta mengatur bahasa tubuh yang sesuai, seperti kontak mata dan sikap tubuh.

• Kemampuan untuk menyampaikan kritik secara efektif: Mampu memberikan kritik secara konstruktif, dengan bahasa yang sopan dan tidak menyerang, serta memberikan solusi yang berguna.

• Kemampuan untuk mengatasi konflik: Mampu menangani konflik dengan baik, dengan cara yang efektif dan tidak merugikan salah satu pihak.

• Dengan mengembangkan soft skill dalam komunikasi lisan, Anda akan dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain, meningkatkan kemampuan berkolaborasi, serta memimpin tim yang lebih efektif.

Teori

Ada beberapa teori komunikasi lisan yang dikembangkan oleh para ahli, di antaranya:

Teori Tindakan Berbicara (Speech Act Theory)

Teori ini dikembangkan oleh John Austin dan John Searle pada tahun 1960-an. Menurut teori ini, ketika seseorang berbicara, ia tidak hanya mengeluarkan bunyi atau kata-kata, tetapi juga melakukan tindakan tertentu, seperti meminta, memberi perintah, memberikan informasi, dan sebagainya.

Teori Koherensi (Coherence Theory)

Teori ini menekankan bahwa komunikasi lisan harus memenuhi kriteria koherensi yang terdiri dari kohesi, koherensi global, dan koherensi lokal. Kohesi adalah hubungan antara kalimat dan frasa dalam wacana, sedangkan koherensi global dan lokal berkaitan dengan hubungan antara informasi dalam wacana.

Teori Relevansi (Relevance Theory)

Teori ini berfokus pada proses inferensi yang terjadi dalam pikiran pendengar atau pembaca saat menafsirkan pesan yang diterima. Menurut teori ini, komunikasi yang efektif terjadi ketika

(12)

pembicara memberikan informasi yang relevan dan memperhitungkan pengetahuan dan konteks pendengar.

Teori Konstituen (Constituent Theory)

Teori ini mengidentifikasi struktur dasar kalimat dan frasa dalam bahasa, dan mengasumsikan bahwa proses produksi dan pemahaman bahasa didasarkan pada kemampuan untuk mengenali dan menggabungkan konstituen-konstituen tersebut.

Teori Perilaku Komunikatif (Communicative Behavior Theory)

Teori ini menekankan bahwa komunikasi lisan adalah perilaku sosial yang melibatkan penggunaan bahasa untuk membangun hubungan interpersonal dan mencapai tujuan sosial. Teori ini juga memperhatikan konteks sosial dan budaya dalam komunikasi lisan.

2. Komunikasi gestur

Soft skill komunikasi gestur merujuk pada kemampuan untuk membaca dan menggunakan gerakan tubuh dan ekspresi wajah untuk berkomunikasi dengan orang lain. Ini melibatkan kemampuan untuk membaca bahasa tubuh orang lain dan menggunakan gerakan tubuh sendiri untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif.

Beberapa contoh soft skill komunikasi gestur yang penting meliputi:

• Eye contact: Melihat ke mata seseorang dapat menunjukkan bahwa Anda peduli dan tertarik pada apa yang mereka katakan.

• Posture: Berdiri atau duduk dengan tegak dapat menunjukkan kepercayaan diri dan kesediaan untuk berkomunikasi.

• Gestures: Menggunakan gerakan tangan atau jari untuk menyoroti poin-poin penting atau menunjukkan sesuatu dapat membantu membuat pesan Anda lebih jelas dan mudah dipahami.

• Tone of voice: Mengatur nada suara Anda dapat membantu menunjukkan emosi atau penekanan pada kata-kata tertentu.

• Facial expressions: Ekspresi wajah dapat membantu menunjukkan emosi dan membantu dalam menangkap perhatian dan memahami pesan Anda.

• Kemampuan untuk membaca dan menggunakan bahasa tubuh yang tepat dapat membantu meningkatkan keterampilan komunikasi Anda dan memastikan bahwa pesan Anda sampai pada audiens dengan tepat.

Teori

Komunikasi gestur atau nonverbal adalah bentuk komunikasi yang melibatkan gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh. Teori tentang komunikasi gestur bervariasi tergantung pada bidang ilmu yang mempelajarinya, namun ada beberapa teori umum yang diterima oleh banyak pakar.

Teori Bahasa Tubuh Universal

Teori ini menyatakan bahwa sebagian besar bahasa tubuh adalah universal dan dapat dimengerti oleh semua orang di seluruh dunia, terlepas dari bahasa dan budaya mereka. Ini didasarkan pada pengamatan bahwa banyak gerakan tubuh dan ekspresi wajah memiliki arti yang sama di berbagai budaya.

(13)

Teori Emosi dan Bahasa Tubuh

Teori ini menyatakan bahwa bahasa tubuh dan ekspresi wajah terkait erat dengan emosi yang dirasakan oleh seseorang. Misalnya, senyum biasanya dianggap sebagai ekspresi kegembiraan, sedangkan kerutan dahi menunjukkan kecemasan atau kekhawatiran.

Teori Interaksi Sosial dan Bahasa Tubuh

Teori ini mengatakan bahwa bahasa tubuh adalah cara untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengirimkan pesan sosial. Bahasa tubuh dapat digunakan untuk mengungkapkan rasa simpati, rasa hormat, keinginan untuk berdekatan, atau bahkan agresi.

Teori Kognitif dan Bahasa Tubuh

Teori ini menekankan bahwa bahasa tubuh dan ekspresi wajah digunakan untuk menyampaikan informasi dan mengkomunikasikan pemikiran dan ide-ide. Misalnya, gerakan tangan atau ekspresi wajah tertentu dapat membantu seseorang menjelaskan atau memperjelas sebuah konsep.

Dalam keseluruhan, teori-teori ini menggarisbawahi bagaimana bahasa tubuh dapat menjadi bentuk komunikasi yang sangat penting dalam berinteraksi dengan orang lain, dan memahami bahasa tubuh dapat membantu seseorang menjadi lebih baik dalam berkomunikasi secara efektif dan lebih peka terhadap pesan nonverbal yang diterima dari orang lain.

3. Soft Skill Komunikasi Tubuh

Soft skill komunikasi sikap tubuh merujuk pada kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan benar dan tepat melalui bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Berikut beberapa contoh soft skill komunikasi sikap tubuh yang dapat membantu dalam berkomunikasi dengan lebih efektif:

• Postur Tubuh yang Baik: Dengan menjaga postur tubuh yang baik, Anda dapat menunjukkan kepercayaan diri dan memberikan kesan yang profesional. Berdiri tegak, memperhatikan posisi kepala, bahu, dan punggung, serta jangan lupa untuk melihat orang yang Anda ajak bicara.

• Kontak Mata yang Baik: Kontak mata adalah cara yang efektif untuk menunjukkan bahwa Anda benar-benar mendengarkan orang yang berbicara. Jangan takut untuk memandang orang di mata, namun jangan terlalu lama karena dapat membuat mereka merasa tidak nyaman.

• Bahasa Tubuh yang Mengikuti Pesan: Anda juga harus memperhatikan bahasa tubuh Anda agar sejalan dengan pesan yang ingin disampaikan. Jangan mengangkat alis saat Anda mengatakan sesuatu yang serius atau tertawa saat Anda mengatakan sesuatu yang sedih.

• Mendengarkan dengan Benar: Bagian dari komunikasi yang baik adalah mendengarkan.

Tunjukkan bahwa Anda benar-benar memperhatikan dengan cara mengangguk atau memberikan respons verbal.

• Menjaga Emosi dan Sikap: Penting untuk menjaga emosi dan sikap dalam komunikasi.

Jangan menjadi defensif atau menyerang secara verbal jika Anda tidak setuju dengan pendapat seseorang. Sebaliknya, cobalah untuk tetap tenang dan mengungkapkan pendapat Anda dengan cara yang baik dan sopan.

• Dengan mempraktikkan soft skill komunikasi sikap tubuh ini, Anda dapat meningkatkan kemampuan komunikasi Anda dan menjadi lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain.

(14)

“Dalam contoh kasus seorang perempuan yang bekerja sebagai pramugari lebih memperhatikan postur tubuhnya, hal inilah yang akan mempengaruhi perhatian dari para penumpang pesawat itu menyimak dengan baik apa yang dibicarakan oleh pramugari tersebut, juga sebagai kelebihan agar pramugari lebih leluasa berjalan di lorong pesawat”

Teori

Teori komunikasi tubuh adalah suatu konsep yang memandang bahwa bahasa tubuh, gerakan, postur, mimik wajah, dan ekspresi fisik lainnya adalah bentuk komunikasi yang dapat diinterpretasikan oleh orang lain. Teori ini menganggap bahwa tubuh manusia dapat memberikan informasi yang tidak terucapkan dalam kata-kata melalui gerakan, ekspresi, dan bahasa tubuh lainnya.

Teori komunikasi tubuh juga menganggap bahwa tubuh manusia mengirimkan pesan secara tidak sadar yang dapat memengaruhi komunikasi interpersonal. Misalnya, bahasa tubuh yang defensif seperti bersandar di dinding atau menutup wajah dapat memberikan kesan bahwa seseorang tidak terbuka untuk berkomunikasi, sedangkan bahasa tubuh yang terbuka seperti menghadap langsung ke orang yang diajak berbicara atau memperlihatkan senyum dapat meningkatkan perasaan nyaman dan keakraban dalam komunikasi.

“Beberapa ahli mengembangkan teori komunikasi tubuh yang lebih terperinci, seperti ekspresi emosi, personal space, dan postur. Teori ini dapat digunakan dalam berbagai situasi, seperti komunikasi bisnis, pendidikan, dan terapi, untuk membantu memahami pesan nonverbal yang dikirimkan dan meningkatkan efektivitas komunikasi interpersonal”

(15)

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Fleksibilitas dan soft skill komunikasi adalah dua aspek yang sangat penting dalam menjalin hubungan baik di lingkungan kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari. Fleksibilitas mengacu pada kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan berbagai situasi yang berbeda dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Sementara soft skill komunikasi adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dengan orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.

Dalam konteks kerja, fleksibilitas dan soft skill komunikasi menjadi semakin penting di era digital saat ini. Kemampuan untuk beradaptasi dengan teknologi baru dan cara berkomunikasi yang berbeda menjadi kunci sukses di era digital.

SARAN

Jadilah pendengar yang baik: Salah satu keterampilan komunikasi yang penting adalah menjadi pendengar yang baik. Mendengarkan dengan saksama dan memberikan umpan balik yang baik dapat meningkatkan kemampuan komunikasi Anda dan membantu Anda membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain. (muh.faisal 2023)

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Williamaditama. 2021.bagaimana cara agar memiliki kemampuan observatif seperti Sherlock Holmes? Diakses pada 30 Maret 2023 dari: https://www.dictio.id/t/bagaimana-cara-agar-memiliki- kemampuan-observasi-seperti-sherlock-holmes/163223/2

ChatGPT Mar 14 Version. Fleksibilitas soft skil dalam komunikasi lisan gestur dan sikap tubuh diakses pada 30 Maret 2023 dari : https://chat.openai.com/chat

Universitas Kristen Maranatha. Latar belakang masalah fleksibelitas. Diakses pada 30 Maret 2023 dari: http://repository.maranatha.edu/27308/3/1530152_Chapter1.pdf

Referensi

Dokumen terkait