• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH GREEN ARSITEKTUR “ Penerapan Arsitektur Ekologis ”

N/A
N/A
Rizka Ahiazis

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH GREEN ARSITEKTUR “ Penerapan Arsitektur Ekologis ” "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH GREEN ARSITEKTUR

“ Penerapan Arsitektur Ekologis ”

DISUSUN OLEH :

SRI RIZKA FAJRIA F221 20 007

PRODI S1 TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO

2022

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas individu untuk matakuliah Green Arsitektur yang berjudul "Penerapan Arsitektur Ekologi" dengan tepat waktu.

Makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Arsitektur Ekologi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr.Eng. Puteri Fitriaty, ST., MT dan Andi Jiba Rifai B., ST., MT selaku Dosen Mata Kuliah Green Arsitektur.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 25 Oktober 2022 Penulis

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah ...1

a. Apa pengertian Arsitktur Ekologi ? ...1

b. Apa saja unsur-unsur Arsitektur Ekologi?...1

c. Apa prinsip desain Arsitektur Ekologi ? ...1

d. Bagaimana contoh penerapan arsitektur Ekologi ?...1

C. Tujuan ...1

BAB II PEMBAHASAN ...2

a. Pengertian arsitektur Ekologi ...2

b. Unsur-unsur Arsitektur Ekologi...2

c. Prinsip dasar desain Ekologi...3

d. Contoh penerapan arsitektur Ekologi...4

BAB III PENUTUP ...8

Kesimpulan ...8

DAFTAR PUSTAKA...9

(4)

1

(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah dan Perkembangan Banyak orang melihat arsitektur ekologi sebagai konsep baru, tetapi sebenarnya sudah ada sejak lama. Setiap kali manusia mengembangkan daerah perkotaan, mereka sadar akan perubahan yang mereka buat terhadap lingkungan alam.

Arsitektur ekologi yang kita kenal sekarang tumbuh dari gelombang advokasi lingkungan yang populer di Amerika Serikat pada tahun 1960-an.

Gerakan ini menggabungkan sejumlah faktor seperti penghormatan terhadap cara penduduk asli Amerika hidup dengan alam, dan penentangan terhadap penyebaran perkotaan dan pinggiran kota yang berkembang pesat di seluruh AS.

Para aktivis lingkungan ini bereksperimen dengan struktur kehidupan dan bagaimana kehidupan mereka berinteraksi dengan ekosistem lokal. Pada tahun 1969, Ian McHarg, seorang arsitek lanskap, menerbitkan “Design With Nature”; sebuah buku tentang arsitektur ekologi yang mempromosikan ide-ide yang telah dieksplorasi selama dekade terakhir. Sejak saat itu, arsitektur ekologi terus berkembang, baik secara teknologi maupun popularitas. Di abad ke-21, arsitektur hijau mengalami booming, seiring dengan semakin pentingnya ruang hijau di lingkungan perkotaan.

B. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian arsitktur Ekologi ?

b. Apa saja unsur-unsur Arsitektur Ekologi?

c. Apa prinsip desain arsitktur Ekologi?

d. Bagaimana contoh penerapan arsitektur arsitktur Ekologi ? C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui apa itu arsitektur arsitktur Ekologi, apa saja unsur-unsur Arsitektur Ekologi,apa saja prinsip desain Arsitktur Ekologi, dan bagaimana penerapan Arsitktur Ekologi pada bangunan tinggi.

(6)

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Arsitektur Ekologi

Arsitektur Ekologi merupakan sebuah konsep yang memadukan ilmu lingkungan dan ilmu arsitektur. Ekologi Arsitektur memiliki orientasi utama pada model pembangunan yang memperhatikan keseimbangan lingkungan alam dan lingkungan buatan yang harmonis antara lingkungan, manusia dan bangunan (Yuliani, 2013).

Heinz Frick menekankan bahwa eko-arsitektur adalah konsep berarsitektur yang;

Holistis, berhubungan dengan sistem keseluruhan, sebagai suatu kesatuan yang lebih penting daripada sekedar kumpulan bagian.

Memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi dalam pembangunan) dan pengalaman lingkungan alam terhadap manusia.

Pembangunan sebagai proses dan bukan sebagai kenyataan tertentu yang statis

Kerja sama antara manusia dengan alam sekitarnya demi keselamatan kedua belah pihak.

Tujuan dari Ekologi Arsitektur (desain ekologis) adalah menciptakan sebuah bangunan atau lingkungan binaan yang menggunakan energi, air dan sumber daya lain seefisien mungkin, melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas pengguna serta mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan.

B. Unsur-unsur Arsitektur Ekologi

Unsur-unsur arsitektur ekologi menurut Heinz Frick dan Suskiyatno(1998) adalah :

1. Udara, merupakan salah satu yang sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup, karena memiliki hubungan erat dengan pernapasan yang didalamnya terkandung oksigen dan dibutuhkan makhluk hidup.

2. Air, merupakan salah satu elemen pembentuk bumi, dengan adanya air sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup.

(7)

3

3. Tanah/bumi, sangat vital untuk keberlangsungan hidup. Selain untuk berpijak, tanah juga berfungsi sebagai sumber kehidupan dengan cara bercocok tanam.

4. Api, Merupakan energi yang digunakan untuk membakar.

C. Prinsip Desain Arsitektur Ekologi

Desain Ekologis (Eco design) adalah penerapan Teori Ekologi Arsitektur terhadap perencanaan dan perancangan suatu bangunan. Desain Ekologis (Eco design) diartikan oleh Sim Van Dar Ryn dan Stewart Cohen sebagai, “Segala bentuk dari desain yang meminimalisasi dampak kerusakan lingkungan dengan cara mengintegrasikan (desain) dengan proses kehidupan”.

Terdapat lima prinsip Eco-design yang diajukan oleh Sim Van Dar Ryn dan Stewart Cohen;

1. Solusi yang tumbuh dari tempat/tapak,

2. Desain penuh informasi perhitungan ekologis, 3. Mendesain dengan alam,

4. Semua orang adalah desainer, 5. Memperlihatkan alam.

Heinz Frick memiliki beberapa prinsip bangunan ekologis yang antara lain seperti :

1. Penyesuaian terhadap lingkungan alam setempat,

2. Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan menghemat penggunaan energi,

3. Memelihara sumber lingkungan (udara, tanah, air), 4. Memelihara dan memperbaiki peredaraan alam,

5. Mengurangi ketergantungan kepada sistem pusat energi (listrik, air) dan limbah (air limbah dan sampah),

6. Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhannya sehari- hari,

7. Memanfaatkan sumber daya alam sekitar kawasan perencanaan untuk sistem bangunan, baik yang berkaitan dengan material bangunan maupun untuk utilitas bangunan (sumber energi, penyediaan air).

(8)

4

D. Penerapan Arsitektur Ekologi pada Bangunan Tinggi

Berikut merupakan contoh bangunan tinggi yang menerapkan prinsip Arsitektur Ekologi :

Gedung Bintaro Jaya Xchange Mall

Sumber : https://www.lysaghtasean.com/id/id/case_studies/mal-bintaro-jaya-xchange/

Lokasi : CBD Bintaro Jaya, Tangerang Selatan Luas Lahan : 25 hektar/13,000 meter persegi Jumlah Lantai : 6 Lantai

Arsitek : DDG & Aecom

Bintaro Xchange Mall adalah mall terbesar di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan. Pusat perbelanjaan ini berada tepat di jantung kota Tangerang Selatan, yaitu di kawasan Bintaro. Bintaro Xchange Mall menerapkan prinsip-prinsip desain Arsitektur Ekologi.

Penerapan prinsip-prinsip desain Arsitektur Ekologi pada Bintaro Xchange Mall yaitu :

1. Aspek Tapak

• Orientasi Bangunan

Pada sisi timur dan barat Bintaro Xchange Mall sudah menerapkan bukaan pencahayaan alami pada fasad. Oleh sebab itu, cahaya matahari dapat masuk secara optimal, untuk penanganan radiasi matahari sudah ditambahkan bahan material alami yang dapat menghambat radiasi matahari.

(9)

5

• Sirkulasi dan Aksesbilitas

Penataan sirkulasi sekitar Bintaro Xchange Mall, banyaknya pepohonan yang mengelilingi kawasan. Dengan begitu kondisi pada sirkulasi mal tidak terlalu panas dengan banyaknya pepohonan.

Pepohonan juga tinggi dan berjenis beringin, dapat saling menutupi jalan. Sirkulasi menuju mal adalah sirkulasi utama dan berukuran lebar 15 meter.

Sirkulasi utama mudah diakses dari mana saja dan mengelilingi bangunan mal. Sirkulasi akses kedua menuju mal digunakan untuk pengendara motor, yang hanya berukuran 5 meter.

Sumber : https://www.bintarojaya.id/news/bintaro-jaya-xchange- mall-wadah-untuk-segala-aktivitas

2. Aspek Material Bangunan

Material pada penutup atap Bintaro Jaya Xchange menggunakan bahan spandek Lysaght yang dibuat oleh NS BlueScope Lysaght Indonesia. Spandek yang dibuat oleh NS BlueScope Lysaght Indonesia diberi nama LYSAGHT FLEX-LOK. Adanya sistem penggabungan material atap antara Lysaght flex-lok dan baja colorbond memberikan reflektivitas matahari yang lebih baik dan massa termal yang lebih rendah. Lysaght flex-lok cocok untuk desain atap yang rumit, atap ini membutuhkan panel melengkung dan meruncing.

(10)

6

Sumber : https://www.lysaghtasean.com/id/id/case_studies/mal-bintaro-jaya- xchange/#gallery-337

Pada fasad mal menerapkan material lokal dan vegetasi. Material lokal nya itu sendiri seperti kayu. Material kayu tersebut menggunakan kayu jati yang tahan lama terhadap cuaca dan tahan dari gigitan rayap. Perawatan vegetasi memerlukan bahan khusus dan memerlukan biaya yang besar. Sistem penyiramannya seperti disemprot dari atas dan penyiramannya harus sesuai prosedur, tidak kelebihan atau kekurangan. Material kayu tersebut berfungsi sebagai penghalang radiasi matahari dan dapat mengontrol penghawaan yang ada di dalam bangunan.

Sumber : https://www.bintaro-youham.com/2013/08/bintaro-jaya-xchange- mall-family-mall.html

Material pada fasad lain lebih dominan memakai keramik. Terlihat pada eksterior bangunan menggunakan keramik homogeneous tile. Material homogeneous tile pada

(11)

7

eksterior berukuran 60x60, material itu sendiri tidak mudah tergores. Jika tergores tinggal memoles tanpa merusak motif atau bentuk dari material tersebut. Homogeneous tile nama lain dari ubin granit dan juga sebagai tiruan granit alam.

Homogeneous tile untuk menurunkan suhu pada bangunan, agar mendapatkan hawa yang sejuk.

Sumber : https://mywebterbaru.wordpress.com/2015/11/30/bintaro-jaya- xchange-mall-pusat-lifestyle-dan-belanja/

Material yang digunakan pada area bermain menggunakan float glass bening tetapi warna di luar hijau gelap. Ketebalannya bisa mencapai 10 mm, karena lebih terjaga dari radiasi matahari. Float glass dapat mengatur intensitas cahaya matahari ke dalam bangunan, pada fasad tersebut dipasang agar tidak terlalu silau. Dikarenakan terdapat area bermain anak di dalamnya.

Material pada teras menggunakan plint kayu jati.

Kelebihan kayu ini adalah lebih ringan harga terjangkau, serat kayunya bisa diukir dengan indah dan terasa halus.

Kayu jadi dapat menyerap panas yang dihasilkan dari sinar matahari. Itulah mengapa Bintaro Jaya Xchange menjadikan material pada teras, yang mendukung mal tersebut dikenal sebagai pusat perbelanjaan ramah lingkungan.

(12)

8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Penerapan prinsip arsitektur ekologis merupakan cara yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan dalam merancang suatu bangunan.

Dalam upaya mengoptimalkan penerapan prinsip arsitektur ekologis pada bangunan, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai unsur-unsur arsitektur ekologis yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pada bangunan tersebut. Selain itu, pengaruh lingkungan sekitar juga dapat mempengaruhi penerapan prinsip arsitektur ekologis. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis lebih lanjut terhadap seluruh elemen yang berhubungan dengan arsitektur ekologis serta fungsi bangunan tersebut.

Dalam menerapkan konsep ekologi pada bangunan mal beberapa cara untuk beberapa aspek ke dalam bangunan. Dengan beberapa penerapan di pembahasan dapat menjadikan bangunan hemat energi serta berdampak positif pada bangunan. Penerapan yang dilakukan adalah orientasi bangunan, bahan material yang digunakan dan bukaan pencahayaan alami.

Selanjutnya pada penelitian ini aspek-aspek yang dapat menjadi acuan konsep ekologi arsitektur. Aspek tersebut terdiri dari aspek tapak bangunan, sirkulasi dan aksesibilitas, aspek material bangunan dan aspek fasad bangunan.

(13)

9

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal LINEARS, September, 2020 Vol.3, No. 02, hal. 79-87 oleh Muhammad Farras Baskara1 , Yeptadian Sari2 “Penerapan Ekologi Arsitektur Pada Bangunan AEON Mall dan Bintaro Jaya Xchange”

https://arsitektur.uma.ac.id/2020/11/01/sejarah-dan-perkembangan- arsitektur-ekologi/

https://www.pamiri.co.id/2018/07/23/ekologi-arsitektur/

https://housingestate.id/read/2016/03/26/bintaro-jaya-xchange-mal rekreatif-dan-interaktif/

Referensi

Dokumen terkait

Tugas Akhir Arsitektur dengan judul “ Pasar Sapi dengan Penerapan Prinsip Arsitektur Ekologi di Boyolali ” ini, dibuat untuk melengkapi tugas yang wajib ditempuh dalam

Konsep perancangan pada bangunan Sekolah Tinggi Sains di Kabupaten Bandung Barat ini mengacu pada Tema Ekologi Arsitektur untuk membentuk suatu kompleks bangunan

Konsep perancangan pada bangunan Sekolah Tinggi Sains di Kabupaten Bandung Barat ini mengacu pada Tema Ekologi Arsitektur untuk membentuk suatu kompleks bangunan kampus

Jalan Jenderal Sudirman termasuk koridor Dukuh Atas – Semanggi yang memiliki banyak gedung-gedung tinggi sebagai brand- image konsep Arsitektur Bangunan Tinggi di

Jalan Jenderal Sudirman termasuk koridor Dukuh Atas – Semanggi yang memiliki banyak gedung-gedung tinggi sebagai brand- image konsep Arsitektur Bangunan Tinggi di

Bangunan dirancang dengan menerapkan konsep Arsitektur Tropis yang pada dasarnya memperhatikan iklim, lingkungan sekitar dan selalu memberikan jawaban atau adaptasi bentuk bangunan

Bangunan ini juga menerapkan prinsip-prinsip Arsitektur Ekologi yaitu dengan cara memelihara sumber lingkungan, menggunakan energi yang ada di sekitar dan mengolahnya kembali untuk

Arsitektur hijau sendiri bisa dibilang berkaitan dengan bangunan hijau di mana bangunan hijau sendiri merupakan bangunan yang menerapkan konsep arsitektur hijau pada bangunannya