Halaman | 1
PENERAPAN KONSEP GREEN ARCHITECTURE PADA BANGUNAN PERPUSTAKAAN PUBLIC
Desri Fitra1, Rafika Husni2, Tri Ardiansyah3, Nurhayati4
Program Studi Arsitektur, Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan, Institut Teknologi Sumatera, Jl. Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kec. Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung 35365
email:desri.120240171@student.itera.ac.id, rafika.119240129@student.itera.ac.id, tri.120240155@student.itera.ac.id, nurhayati.120240040@student.itera.ac.id
Riwayat Artikel Diterima 19/12/2023 Disetujui 19/12/2023 Diterbitkan xx/yy/zzzz DOI:
xx.xxxxx/x0xx0000
Abstrak
Arsitektur hijau adalah sebuah konsep perancangan arsitektur dengan pendekatan prinsip-prinsip pada alam secara visual yang memperhatikan keadaan lingkungan dan mempertimbangkan keadaan lingkungan itu sendiri. Arsitektur hijau sendiri bisa dibilang berkaitan dengan bangunan hijau di mana bangunan hijau sendiri merupakan bangunan yang menerapkan konsep arsitektur hijau pada bangunannya sehingga menjadikan ciri khas pada bangunan tersebut, bangunan hijau dapat diterapkan pada berbagai bangunan baik itu bangunan pribadi ataupun publik, bangunan publik seperti perpustakaan dibangun untuk kebutuhan kapasitas yang lebih luas sehingga penerapan dalam pembangunannya harus memperhatikan beragam aspek, tidak hanya aspek kenyaman tetapi juga memahami aspek keadaan lingkungan sekitar, oleh sebab itu bangunan public yang dibangun dapat berfungsi lebih efisien dengan melakukan penggabungan atau penerapan arsitektur hijau yang disertai peningkatan kualitas bangunan dengan penerapan bangunan berkelanjutan di dalamnya agar dapat menjadikan bangunan public yang lebih bermanfaat.
Kata Kunci: arsitektur hijau, bangunan hijau, perpustakaan, bangunan berkelanjutan
Abstract
Green architecture is an architectural design concept with a visual approach to natural principles that pays attention to the state of the environment and considers the state of the environment itself. Green architecture itself can be said to be related to green buildings where a green building itself is a building that applies the concept of green architecture to its building so that it gives the building its distinctive characteristics, green buildings can be applied to various buildings, both private and public buildings, public buildings like library are built for needs Wider capacity so that the application in construction must pay attention to various aspects, not only comfort aspect but also understanding aspects of the condition of the surrounding environment, therefore public buildings that are built can function more efficiently by combining or implementing green architecture accompanied by improving the quality of the building by implementing sustainable buildings in them to make public building more useful.
Keywords: green architecture, green building, library, sustainable building
JURNAL KRITIK ARSITEKTUR
Program Studi Arsitektur, Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan, Institut Teknologi Sumatera Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Kririk Arsitektur 2023/2024
Dosen : Melati Rahmi Aziza, S.T., M.T.; Dewi Fadilasari, S.T.
1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
Bangunan publik diketahui merupakan pengguna energi terbesar dan juga penghasil emisi karbon yang besar, Hal ini akan makin mengkhawatirkan jika terus dibiarkan tanpa dipikirkan dampak jangka panjangnya untuk lingkungan. Maka dari itu salah satu cara untuk meminimalisir dampak tersebut adalah dengan menerapkan konsep green architecture pada desain bangunan. Perpustakaan, sebagai bangunan publik, tidak terlepas dari tuntutan untuk mengadopsi bangunan yang ramah lingkungan. Penerapan green architecture menjadi sebuah inovasi yang harus diperhatikan, terutama dalam konteks bangunan perpustakaan.
Green architecture, atau arsitektur hijau, bertujuan untuk menghasilkan bangunan yang ramah lingkungan, efisien energi, dan berkelanjutan.
Penerapan prinsip-prinsip ini pada perpustakaan dapat menjadi langkah strategis dalam mendukung pelestarian lingkungan, sekaligus meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya.
1.2. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki, mengidentifikasi dan membandingkan penerapan green architecture pada perpustakaan, seperti penghematan energi, pengelolaan limbah yang lebih efisien, dan kenyamanan bagi pengguna. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan perpustakaan berkelanjutan yang lebih baik, sejalan dengan tuntutan global untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Green architecture / arsitektur hijau
Green architecture atau arsitektur hijau merupakan salah satu aliran arsitektur yang berfokus pada bidang yang berkaitan dengan lingkungan, berkaitan dengan lingkungan disini terdiri dari beberapa faktor penentu, seperti meminimalisir penggunaan sumber daya alam, penggunaan energi yang lebih efisien, dan penggunaan material yang berciri khas non polusi dan penggunaan produk daur ulang.
Arsitektur hijau merupakan arsitektur yang mencakup lingkungan sekitar dengan penekanan pada pemeliharaan atau perlindungan terhadap lingkungan yang ada dengan penerapan energy efficient (efisiensi energi), sustainable concept
(konsep berkelanjutan), serta penerapan lainnya [1].
Arsitektur hijau juga merupakan pengenalan terkait dengan merencanakan arsitektur dengan meminimalisir dampak buruk terhadap bidang kesehatan, sehingga tujuan utama seperti menciptakan eco design, respon terhadap lingkungan, serta menciptakan arsitektur alami yang berkelanjutan.
Konsep arsitektur hijau dapat diaplikasikan pada pengurangan energi dengan memaksimalkan beberapa aspek yang perlu di perhitungkan kembali sehingga dapat disimpulkan bahwasanya arsitektur hijau sangat berpengaruh terhadap kehidupan sekitar.
2.2. Green building / bangunan hijau
Bangunan hijau biasanya terkait dengan struktur dan proses bertanggungjawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien pada berbagai sisi bangunan [2]. Bangunan hijau adalah konsep untuk bangunan berkelanjutan dan mempunyai syarat syarat tertentu. Efisiensi menggunakan energi dan sumber daya yang ada, diikuti dengan melindungi dan mengurangi hal hal yang dapat mengganggu kestabilan keadaan lingkungan atau bisa dengan mengurangi dampak yang akan ditimbulkan nantinya.
2.3. Sustainable architecture / arsitektur berkelanjutan
Arsitektur berkelanjutan menjadi topik yang banyak dibicarakan dan dipromosikan para arsitek, dengan definisi bahwa arsitektur berkelanjutan merupakan sebuah konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, dikaitkan dengan potensi sumber daya alam dan lingkungan ekologis [5].
Keberlanjutan dapat didefinisikan sebagai konsep yang memenuhi kebutuhan generasi tanpa perlu melakukan proses yang membutuhkan usaha yang lebih tapi lebih didasarkan pada keefektifan dari penerapan konsep itu sendiri nantinya.
3. Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif sebagai pendekatan utama untuk mendapatkan pemahaman mengenai implementasi konsep keberlanjutan dalam konsep desain green architecture. Pendekatan ini mencakup analisis dokumen dan pengkajian objek terkait prinsip- prinsip keberlanjutan dan diwujudkan dalam
dokumen melibatkan tinjauan literatur, seperti jurnal, majalah online dan sumber media online lainnya.
Pengkajian objek yang dilakukan berdasarkan sumber dan media online terkait juga digunakan sebagai pendukung penelitian ini. Teori kritik arsitektur yang digunakan adalah kritik normatif, dengan membandingkan tiga objek bangunan perpustakaan publik yang telah dikaji. Dengan kombinasi analisis dokumen dan pengkajian objek, diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang bagaimana bangunan hijau mencapai tujuan keberlanjutan dalam desainnya, serta menilai sejauh mana prinsip-prinsip ini tercermin dalam estetika dan fungsi bangunan, khususnya pada bangunan perpustakaan publik.
4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Tulsa Library
Gambar 1. Tulsa Library, Tulsa, Oklahoma
Tulsa Library merupakan perpustakaan yang berada di Tulsa, Oklahoma, Amerika Serikat.
bangunan ini sudah dibuka sejak 1965 dan masih beroperasi hingga sekarang. Sebagai Perpustakaan bangunan ini memiliki fasilitas penunjang lainnya seperti, ruang rapat , outdoor plaza, auditorium, Learning & Creativity Center dan lainnya.
Setelah 50 tahun beroperasi Tulsa Library akhirnya direnovasi karena dinilai sudah usang.
Traci Engel Lesneski, PIC dari MSR mengatakan fokus desain dari renovasi ini adalah memaksimalkan kenyamanan pengunjung dan meminimalisir efek jangka panjang dari pengoperasian gedung terhadap lingkungan [3].
Bukan hanya dari tampilan gedung yang direnovasi tapi arsitek juga menambahkan teknologi pada bangunan untuk mencapai sustainability.
Tulsa Library menjadi bangunan pertama di kotanya yang menggunakan rooftop photovoltaic solar array, dan berkat teknologi tersebut penggunaan energinya 57,1 persen lebih baik dari rata-rata perpustakaan nasional disana [3]. High- performance glazing dan insulasi lainnya juga
ditambahkan pada jendela untuk meningkatkan kinerja energi, hal ini untuk memanfaatkan daylight dan juga memaksimalkan view ke dalam bangunan.
Untuk penghawaannya bangunan ini menggunakan sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) dengan penggunaan energi yang efisien. HVAC merupakan sistem teknologi yang digunakan untuk mengontrol dan mengatur suhu, kelembapan, sirkulasi udara, dan kualitas udara di dalam bangunan [4]. HVAC mampu memberikan hangat ketika musim dingin dan sejuk ketika musim panas, maka dari itu penggunaan teknologi tersebut sangat sesuai untuk bangunan perpustakaan ini karena letaknya yang berada di iklim subtropis.
4.2. Perpustakaan UI
Gambar 2. Perpustakaan UI, Depok
Perpustakaan Universitas Indonesia yang terletak di Kota Depok merupakan salah satu contoh bangunan yang menggunakan atap green roof, sebagai pusat di mana ilmu pengetahuan tersimpan disana. Penerapan green roof pada Perpustakaan UI ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan kepada para mahasiswa maupun para pengunjung perpustakaan di saat belajar maupun membaca buku [5]. Green roof merupakan sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap alam maupun manusia. Konsep ini sangat bertanggungjawab terhadap lingkungan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal. Serta tetap konsisten terhadap konsepnya menyatu dengan alam tanpa merusak alam sekitarnya.
Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia merupakan perpustakaan terbesar di Asia Tenggara ini memiliki desain arsitektur yang diilhami dari potongan batuan kristal, sesuai dengan slogan (Crystal of Knowledge) desain gedung perpustakaan ini dipilih melalui kompetisi desain terbuka [6]. Pada bagian atap bangunan menggunakan konsep green roof yang berfungsi
meredam udara panas yang ada di dalam ruang, sehingga mengurangi beban penggunaan AC. Pada beberapa ruang memanfaatkan skylight untuk menerangi ruangan yang ada di dalamnya.Bangunan ini mempunyai konsep sustainable building yang ramah lingkungan (eco friendly), kebutuhan energi menggunakan sumber energi terbarukan, yakni energi matahari (solar energy).
4.3. Kampus Nanyang Technological University (NTU) School of Art, Design and Media, Singapura
Gambar 3. NTU, Singapura
Nanyang Technological University (NTU) sebagai salah satu universitas terkemuka di dunia memiliki lahan 200 hektar, terletak di pinggiran barat daya Singapura. Bangunan School of Art, Design and Media (ADM) adalah sekolah seni profesional yang pertama di Singapura yang luas lahannya sekitar 1 hektar. Desain bangunan ini terdiri dari empat lantai dengan mengaplikasikan green roof yang mempunyai sudut kemiringan hampir 45°.
Dibentuk oleh dua busur miring, meruncing yang saling mengunci dengan konstruksi atap beton bertulang. Atap green roof terdiri dari kombinasi dari dua rumput yaitu Zoysia Matrella dan Ophiopogon.
Ketebalan lapisan dari green roof sekitar 15 cm.
Atap melengkung dapat diakses oleh tangga di sepanjang tepinya. Di bawah atap rumput empat lapisan material meliputi batuan vulkanik, batu apung dan pasir (untuk akar rumput). Penyiraman dengan sistem sprinkler otomatis dari air hujan.
Fungsi atap green roof sebagai ruang terbuka, melindungi bangunan, mendinginkan udara dan menyerap air hujan untuk irigasi landskap.
Nanyang Technological University (NTU) menerima The Green Mark Platinum Award dari The Singapore Building and Construction Authority (BCA) dalam kelestarian lingkungan pada bulan Mei 2011 [7]. Penghematan energi hampir 120.000 kWh per tahun dan lebih dari 1.170 meter kubik air yang
disimpan per tahun [8].
5. Kesimpulan
Green architecture terhadap lingkungan sekitar seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa arsitektur yang mencakup lingkungan sekitar dengan penekanan pada pemeliharaan atau perlindungan terhadap lingkungan yang ada dengan penerapan energy efficient (efisiensi energi), sustainable concept (konsep berkelanjutan), serta penerapan lainnya.
Terdapat perbedaan pada konsep green architecture bangunan perpustakaan, yaitu:
1. Tulsa Library, Amerika Serikat
Perpustakaan ini memiliki teknologi untuk mencapai sustainable dengan menggunakan rooftop photovoltaic solar array, high- performance glazing pada jendela, dan untuk penggawaan menggunakan sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning).
2. Perpustakaan Universitas Indonesia Perpustakaan ini menggunakan atap green roof yang berfungsi untuk meredam udara panas yang ada di dalam ruangan, sehingga mengurangi beban penggunaan AC.
3. Perpustakaan Nanyang Technological University (NTU) School of Art, Design and Media, Singapura
Perpustakaan ini menggunakan atap green roof yang mempunyai sudut kemiringan hampir 45° dengan kombinasi rumput Zoysia Matrella dan Ophiopogon. Pengaplikasian atap green roof sebagai ruang terbuka, melindungi bangunan, mendinginkan udara, dan menyerap air hujan untuk irigasi landskap.
Ketiga perpustakaan tersebut memiliki perbedaan sesuai dengan tipologi dan iklim setiap negara yang berbeda namun tujuan ketiganya dalam menerapkan konsep green architecture tidak jauh berbeda.
Ucapan Terima Kasih
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal ini. Penulisan jurnal ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Kritik Arsitektur berupa
penulisan jurnal tentang “Penerapan Konsep Green Architecture Pada Bangunan Perpustakaan Public”
Program Studi Arsitektur, Institut Teknologi Sumatera.
Penulis menyadari dalam penulisan jurnal ini masih terdapat kekurangan, untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk dapat menyempurnakan penulisan jurnal ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga jurnal kami dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Daftar Pustaka
[1] Priatman, J. (2002). ”ENERGY-EFFICIENT
ARCHITECTURE” PARADIGMA
MANIFESTASI ARSITEKTUR DAN HIJAU.
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 30, No.
2, Desember 2002: 167 - 175, 167-175 [2] Rusadi, P., Purwatiasning, A. W., &
Satwikasari, A. F. (2019). PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR HIJAU PADA PERENCANAAN AGROWISATA KOPI DI TEMANGGUNG. Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 03 No 4 September 2019, 25.
[3] E. P. Rodgers, "Central Library, Tulsa City- County Library, OK | New Landmark Libraries 2019," Library Journal, 16 December 2019.
[4] T. Bitler, "What Is HVAC and How Does It Work?".U.S. News & World Report.
[5] r. n. putri, "PENAFSIRAN GREEN ARCHITECTURE PADA PERPUSTAKAAN PUSAT UI," 28 January 2018. [Online].
Available:
https://rizkynadiahputri.wordpress.com/201 8/01/28/penafsiran-green-architecture- pada-perpustakaan-pusat-ui/. [Accessed 18 December 2023].
[6] M. M. Sudarwani, "PENERAPAN GREEN ARCHITECTURE DAN GREEN BUILDING
SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN
SUSTAINABLE ARCHITECTURE".
[7] R. D. Nur’aini, "ANALISIS KONSEP GREEN ROOF PADA KAMPUS SCHOOL OF ART, DESIGN AND MEDIA NTU SINGAPORE DAN PERPUSTAKAAN UI DEPOK," NALARs Jurnal Arsitektur, vol. 16, no. 2, 2017.
[8] L. Velazquez, "Nanyang Technological University (NTU) School of Art, Design and Media (ADM)," 11 September 2018.
[Online]. Available:
http://www.greenroofs.com/projects/nanya ng-technological-university-ntu-school-of- art-design-and-media-adm/. [Accessed 18 December 2023].