• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah ilmu hadis klp 5.

N/A
N/A
Azwar Hamid

Academic year: 2023

Membagikan "makalah ilmu hadis klp 5."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ILMU HADIS SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Ilmu Hadis

Disusun oleh

Hidayatul 'Ilma :4122003 Arum Handayani :4122013 Aprilia Wulandari :4122029 Hidayatul Fadhilla :4122021 Ratna Ningsih :4122005

Dosen pengampu:

Ade Istiqomah, M.Ag

PRODI ILMU AL QUR'AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN ADAP DAN DAKWAH UIN SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

T.P 2022/2023

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ilmu hadist riwayah adalah ilmu yang membahas tentang cara periwayatan, pemeliharaan,dan pengkodifikasian hadis nabi Muhammad Saw. Menurut Ibnu al- Akfani ilmu hadis riwayah adalah ilmu hadis yang khusus berhubungan dengan riwayat, yakni ilmu yang meliputi pemindahan perkataan Nabi Muhammad Saw dan perbuatannya serta periwayatannya.

Ilmu hadis dirayah adalah kumpulan kaidah kaidah untuk mengetahui keadaan rawi dan sesuatu yang diriwayatkan (keadaan sanad dan matan hadits).

Menurut pendapat Ibnu Akfani, ilmu hadis dirayah adalah ilmu yang mempelajari hakikat periwayatan, syarat syarat, macam macam, dan hukum hukumnya.

B. Rumusan Masalah.

a. Apa yang dimaksud dengan hadis riwayah?

b. Apa yang dimaksud dengan hadis dirayah?

c. Apa saja cabang cabang dari ilmu hadis?

C. Batasa Masalah

a. Pengertian hadist riwayah dan hadist dirayah b. Cabang cabang pokok ilmu hadist

c. Sejarah singkat ilmu hadist

(3)

BAB II PEMBAHASAN A. Ilmu Hadits Riwayah dan Hadits Dirayah

1. Ilmu Hadits Riwayah

Menurut Ibnu al Kafni, yang dimaksud ilmu hadis Riwayah adalah ilmu hadist yang khusus berhubungan dengan riwayat, yakni ilmu yang meliputi pemindahan (periwayatan) perkataan Nabi Muhammad Saw dan perbuatanya, serta periwayatannya, dan pengurayan lafal lafalnya.

Menurut 'Ajjaj al Khatib memberikan pengertian lain dari ilmu hadis riwayah adalah ilmu yang membahas tentang pemindahan (periwayatan) segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad saw, berupa perkataan, perbuatan, takdir (ketetapan atau pengakuan), sifat jasmaniah, atau tingkah laku (akhlak) dengan cara yang teliti atau terperinci.

Jadi hadits riwayah iyalah meriwayatkan hadits sesuai dengan lafadz yang mereka terima dari Nabi saw. dan mereka hafal benar lafadz dari Nabi tersebut.

Atau dengan kata lain meriwayatkan dengan lafadz yang masih asli dari Nabi saw.

Riwayat hadits dengan lafadz ini sebenarnya tidak ada persoalan, karena sahabat menerima langsung dari Nabi baik melalui perkataan maupun perbuatan, dan pada saat itu sahabat langsung menulis atau menghafalnya.

Hal ini tersebut mencangkup

a) Cara periwayatan hadits, baik dari segi cara penerimaan maupun penyampaiannya dari seorang perawi ke perawi lain

b) Cara pemeliharaan hadis, yaitu dalam bentuk hafalan, tulisan, dan pembukuan.

Ilmu hadis riwayah sudah ada sejak Nabi Muhammad Saw masih hidup yaitu bersamaan dengan dimulainya periwayatan hadis. Mereka berusaha memperoleh

(4)

hadis hadis Nabi Muhammad Saw dengan cara mendatangi majelis Rasulullah Saw. Serta mendengar dan menyimak pesan atau nasihat yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw.

Hal ini dapat kita lihat pada hadits-hadits yang memakai lafadz-lafadz sebagai berikut:

(a.) Mengkabarkan kepadaku rasulullah SAW.

ّ fi س ل و يل لاله ى ّ ل ص لاله ل و س ر نى رب خ أ ّ ح دث ىن ر س و ل لاله ص ّ ل ى لاله يل و ل س ّ ل م

SAW.

rasulullah kepadaku

bercerita Telah

(b.)

سم ع ت ر س و ل لاله ص ل ّ ى لاله يل و ل س ل ّ م

SAW

rasulullah mendengar

Saya (c.)

Az- Zuhri dipandang sebagai pelopor ilmu hadis riwayah dalam sejarah perkembangan hadis. Dia tercatat sebagai ulama pertama yang menghimpun hadis Nabi Muhammad Saw atas perintah Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

2. Ilmu Hadist Dirayah

Dalam mendefinisikan ilmu hadis dirayah, ada beberapa pendapat di kalangan ulama, di antaranya sebagai berikut

Pendapat Ibnu Alfani yang memberikan pengertian bahwa ilmu hadis dirayah adalah ilmu yang mempelajari ahwal sanad, matan serta sifat sifat para perawi dan syarat syaratnya.

Menurut pendapat Syaikhul Islam Ibnu Hajar, ilmu hadis dirayah adalah ilmu pengetahuan tentang kaidah kaidah untuk mengetahui keadaan perawi dan sesuatu yang diriwayatkan. Pengertian ini diikuti oleh sebagian besar ahli hadits.

Dari definisi di atas, dapat dijelaskan bahwa ilmu hadis dirayah adalah kumpulan kaidah kaidah yang diketahui dengannya keadaan perawi dan sesuatu yang diriwayatkan dari sisi diterima dan tidaknya.

(5)

Berdasarkan definisi di atas, objek kajian atau pokok bahasan ilmu hadis dirayah adalah penelitian terhadap para perawi hadis dan keadaan mereka yang meriwayatkan hadits, demikian juga halnya dengan sanad dan matannnya.

B. Cabang Cabang Pokok Ilmu Hadist.

1. Ilmu Rijalul-Hadis.

Ilmu rijalul-hadis adalah ilmu yang mengkaji tentang para perawi hadis, baik dari sahabat, tabi'in, maupun angkatan setelahnya. Ilmu ini sangat penting kedudukannya dalam lapangan ilmu hadis karena objek kajian hadis pada dasarnya ada dua hal, yaitu matan dan sanad.

Diantara kitab tua yang menguraikan tentang sejarah para perawi tabaqat demi tabaqat adalah karya Muhammad bin Sa'ad, yaitu kitab Tabaqat al-Kubra dan karya Khalifah Ibnu Asfari yaitu Tabaqat ar-Ruwwah.

2. Ilmu Garib al- Hadis.

Ilmu Garib al-Hadis adalah ilmu yang membahas tentang redaksi hadis yang sulit untuk dipahami, sehingga jarang dipakai. Ibnu salah mendefinisikan hadis garib al-hadis adalah ilmu pengetahuan untuk mengetahui lafal lafal dalam matan matan hadis yang sulit lagi sukar dipahami karena jarang sekali digunakan.

Serta hadits ini boleh diamalkan karena merupakan bagian dari hadits ahad Dengan demikian, bila hadits Gharib tersebut terbukti shahih maka seseorang bisa beramal dengan hadits tersebut.

Ilmu garib al-Hadis dimunculkan dengan tujuan untuk memudahkan dalam memahami hadis hadis yang mengandung lafal lafal yang garib tersebut. Diantara para ulama yang pertamakali menyusun hadis hadis garib yaitu Abu Ubaidah Ma'mar bin Masna at-Taymi al-Bisri dan Abdul Hasan bin Ismail Al Mizini an-Na Nahawi. Selain keduanya ada satu kitab terbaik yang masih ada sampai sekarang ini adalah kitab an-Nihayah fi Garib al- Hadis Wal-Asari karya Ibnu al-Atsir.

(6)

3. Ilmu an-nasikh wal-mansukh

Ilmu an-nasikh wal-mansukh adalah ilmu yang membahas tentang hadis hadis nasikh (yang menghapus hukum) dan hadis hadis al mansukh (yang hukumnya dihapuskan).

Dengan kata lain, ilmu nasikh wal-mansukh adalah ilmu yang membahas hadis hadis yang berlawanan yang tidak memungkinkan untuk dipertemukan karena (materi yang berlawanan) pada akhirnya terjadilah saling menghapus dengan ketetapan bahwa yang datang terdahulu disebut mansukh dan yang datang kemudian disebut nasikh.

Contohnya adalah larangan ziarah kubur yang dinasakh menjadi boleh.

Hadisnya seperti yang diriwayatkan At Tirmidzi” Dahulu aku melarang kamu berziarah kubur, sekarang berziarahlah”.(Riwayat At Tirmidzi).

Ilmu ini sangat penting berkaitan dengan istinbat hukum dari nas yang samar samar. Untuk mengetahui nasakh dan mansukh ini bisa melalui beberapa cara yaitu:

a) Dengan penjelasan dari nas atau syar'i sendiri atau Rasulullah Saw b) Dengan penjelasan dari sahabat

c) Dengan mengetahui tarikh keluarga hadis dan asbabul wurud hadis 4. Ilmu 'ilal Al -hadis

'ilal jamak dari 'illah yang artinya penyakit. Menurut istilah ahli hadis adalah suatu sebab yang tersembunyi, yang dapat mengurai status kesahihan hadis padahal zahitnya tidak tampak cacat. Ilmu 'ilal Al hadits adalah ilmu yang membicarakan hadis hadis yang secara Zahir kelihatan sah, kemudian terdapat beberapa kekeliruan atau kesalahan.

Menurut ulama muhaddisin adalah ilmu yang membahas tentang sebab sebab tersembunyi yang dapat mencatatkan kesahihan hadis seperti mengatakan

(7)

muttasil terhadap hadis yang munqati' menyebut marfu' terhadap hadis yang mauquf, memasukkan hadis terhadap hadis lain dan hal hal yang seperti itu.

5. Ilmu asbabul wurud Al hadis.

Ilmu asbabul wurud Al hadits adalah ilmu yang menerangkan sebab sebab nabi menurunkan sabdanya dan masa masa nabi menurunkan sabd tersebut.

Pentingnya mempelajari ilmu ini adalah untuk menolong kita dalam memahami hadis, sebagaimana Asbabun Nuzul menolong kita dalam memahami Al Qur'an.

6. Ilmu jarh wa ta'dil.

Ilmu jarh wa ta'dil adalah ilmu yang menerangkan catatan catatan tentang keterangan memandang adil periwayatan atau mencatat.

Ilmu jarh wa ta'dil merupakan ilmu yang menerangkan kecacatan kecacatan yang dihadapkan pada para perawi dan pen-ta'dil-annya (memandang adil para perawi.

C. Sejarah Singkat Ilmu Hadits

penulisan ilmu hadis baru dimulai sejak abad ke 2 Hijriyah Sejarah perkembangan dari masa Nabi Muhammad telah ada dasar-dasar ilmu hadisserta pada masa Nabi masih hidup penulisan hadis dilarang keras oleh Nabi, karenakhawatir akan bercampur dengan Al-Quran dengan hadis. Pada masa sahabat, para sahabat sangat berhati-hati dalam meriwayatkan hadis karena konsentrasi mereka kepada Alquran yang baru dikodifikasi pada masa Abu Bakar tahap awal dan masa Utsman tahap kedua, pada masa sahabat ilmu hadis timbul secara lisan.

Pada masa Tabi’in (abad ke-4 H) telah timbul secara tertulis, tetapi belum terpisah dengan ilmu lain. Pada masa Tabi’ Tabi’in, imu hadis telah timbul secara

(8)

terpisah dari ilmu-ilmu lain, tetapi belum menyatu. Sedangkan, pada masa setelah Tabi’ Tabi’in ilmu hadis berdiri sendiri sebagai ilmu hadis.1

1 Mukarom Faisal Rosidin dan Ngatiman, Ilmu Hadits, ( Solo : pustaka mandiri )hlm, 123-130.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Faisal, Mukarom Rosidin dan Ngatiman. 2017. Ilmu Hadits. , Solo : pustaka mandiri.

https://id.scribd.com/doc/312342437/Contoh-Hadits-Riwayah [dilihat pada Sabtu, 08 Oktober 2022 jam 12:20 WIB].

https://id.scribd.com/doc/312342437/Contoh-Hadits-Riwayah [dilihat pada sabtu, , 08 Oktober 2022 jam 12:00WIB].

Referensi

Dokumen terkait

‘Aja>j al-Kha>t}ib dalam kitabnya Us}u>l al-H}adi>th menyebutkan,45 “Ilmu yang mengkaji sesuatu yang disandarkan kepada Nabi s.a.w., baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, sifat