• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Inkar Al-Sunnah

N/A
N/A
Muhammad Ridwan

Academic year: 2023

Membagikan "Makalah Inkar Al-Sunnah"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

INKAR Al-SUNNAH

Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Hadits Dosen Pengampu: H, Syahruddin SRG, M. Ag

Disusun Oleh:

Kelompok 12 Husein Nur Rohim

Sari Azrida Shadri Maulana Luthfy

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-AZHAR

PEKANBARU 2023

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...ii

KATA PENGANTAR...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan Penulisan...2

BAB II PEMBAHASAN...3

A. INGKAR SUNNAH...3

1. Pengertian Ingkar Sunnah...3

2. Sejarah Ingkar Sunnah...4

3. Klasifikasi Ingkar As-sunnah...6

4. Argumentasi Ajaran Ingkar Sunnah...9

5. Bantahan Terhadap Kaum Ingkar Sunnah...11

BAB III PENUTUP...14

A. Kesimpulan...14

B. Saran...14

C. Daftar Pustaka...14

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan Rahmat-nya yang telah

melimpahkan taufiq dan hidayah-nya serta segala kemudahan yang telah diberikan sehingga penyusunan makalah tentang “Inkar Al-Sunnah” ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada sang pembawa risalah kebenaran yang semakin tgeruji kebenarannya yakni baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabat serta para pengikutnya. Dan semoga syafa’atnya diberikan diakhirat kelak dan selalu menyertai kehidupan ini.

Makalah ini berisi tentang Inkar Al-Sunnah.

Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak selaku Dosen mata kuliah Studi Hadits yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan ini

2. Semua pihak yang telah memberi bantuan dan dukunga yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Setitik harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan penyusunan ini. Untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 28 Februari 2023

Penulis

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hadits Nabi saw telah disepakati oleh mayoritas ulama dan umat Islam sebagai sumber kedua ajaran Islam setelah kitab suci Al-Qur’an.

Berbeda dengan Al-Qur’an yang semua ayat-ayatnya disampaikan oleh Nabi SAW secara mutawatir dan telah ditulis serta dikumpulkan sejak zaman Nabi SAW masih hidup, serta dibukukan secara resmi sejak zaman khalifah Abu Bakar al-Shiddiq, sebagian besar hadis Nabi saw tidaklah diriwayatkan secara mutawatir dan pengkodifikasiannyapun baru dilakukan pada masa khalifah Umar bin Abdul Azis, salah seorang khalifah Bani Umayyah.

Hal yang disebutkan terakhir, didukung oleh beberapa faktor lainnya, oleh sekelompok kecil (minoritas) umat Islam dijadikan sebagai alasan untuk menolak otoritas hadis-hadis Nabi saw sebagai hujjah atau sumber ajaran Islam yang wajib ditaati dan diamalkan. Dalam wacana ilmu hadis, dikenal dangan kelompok ingkar as-sunnah.

Ingkar as-sunnah adalah sebuah sikap penolakan terhadap sunnah Rasul, baik sebagian maupun keseluruhannya. Bahkan Dari argumennya bahwa Nabi Muhammad tidak berhak sama sekali untuk menjelaskan Al- quran kepada umatnya. Nabi Muhammad hanya bertugas untuk menerima wahyu dan menyampaikan wahyu itu kepada para pengikutnya, di luar hal tersebut nabi Muhammad tidak memiliki wewenang.

Mengesampingkan, apalagi menafikan kedudukan Sunnah sebagai wahyu, berarti memenggal pilar utama yang menyangga tegaknya ajaran Islam itu sendiri dan sekaligus menolak fungsi ke-Nabi-an Muhammad SAW.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini, adalah : 1) Apa yang dimaksud dengan pengertian ingkar sunnah ? 2) Jelaskan mengenai sejarah ingkar sunnah ?

(5)

3) Jelaskan mengenai klasifikasi dari ingkar sunnah ? 4) Jelaskan mengenai agumentasi dari ingkar sunnah ?

5) Jelaskan mengenai bantahan-bantahan terhadap argumentsi ingkar sunnah?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah :

1) Mahasiswa dapat mengetahui pengertian ingkar sunnah.

2) Mahasiswa dapat memahami mengenai sejarah ingkar sunnah.

3) Mahasiswa dapat memahami klasifikasi dari ingkar sunnah.

4) Mahasiswa dapat mengetahui agumentasi dari ingkar sunnah.

5) Mahasiswa dapat memahami tentang bantahan terhadap argumentasi ingkar sunnah.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. INGKAR SUNNAH

1. Pengertian Ingkar Sunnah

Kata “Ingkar Sunnah” terdiri dari dua kata yaitu “Ingkar” dan

“Sunnah”. Kata “Ingkar” mempunyai beberapa arti di antaranya: “Tidak mengakui dan tidak menerima baik di lisan dan di hati, bodoh atau tidak mengetahui sesuatu (antonim kata al-irfan, dan menolak apa yang tidak tergambarkan dalam hati.

As-Sunnah menurut istilah syari’at ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam bentuk qaul (ucapan), fi’il (perbuatan), taqrir (penetapan), sifat tubuh serta akhlak yang dimaksudkan dengannya sebagai tasyri’ (pensyari’atan) bagi ummat Islam.

Menurut istilah ada beberapa definisi Ingkar Sunnah yang sifatnya masih sangat sederhana pembatasannya di antaranya sebagai berikut:

 Paham yang timbul dalam masyarakat Islam yang menolak hadis atau sunnah sebagai sumber ajaran agama Islam kedua setelah Alquran.

 Suatu paham yang timbul pada sebagian minoritas umat Islam yang menolak dasar hukum Islam dari sunnah shahih baik sunnah praktis atau secara formal dikodifikasikan para ulama, baik secara totalitas muttawatir maupun ahad atau sebagian saja, tanpa ada alasan yang dapat diterima.

Ingkar as-sunnah adalah sebuah sikap penolakan terhadap sunnah Rasul, baik sebagian maupun keseluruhannya. Mereka membuat

metodologi tertentu dalam menyikapi sunnah. Hal ini mengakibatkan tertolaknya sunnah, baik sebagian maupun keseluruhannya.

(7)

Paham Ingkar Sunnah bisa jadi menolak keseluruhan sunnah baik sunnah muttawatir dan ahad atau menolak yang ahad saja dan atau sebagian saja. Demikian juga penolakan sunnah tidak didasari alasan yang kuat, jika dengan alasan yang dapat diterima oleh akal yang sehat, seperti seorang muktahid yang menemukan dalil yang lebih kuat dari pada hadis yang ia dapatkan, atau hadis itu tidak sampai kepadanya, atau karena kedhaifannya, atau karena ada tujuan syar’i yang lain, maka tidak digolongkan Ingkar Sunnah.

Penyebutan Ingkar as-sunnah tidak semata-mata berarti penolakan total terhadap sunnah. Penolakan terhadap sebagian sunnah pun termasuk dalam kategori Inkar as-sunnah, termasuk di dalamnya penolakan yang berawal dari sebuah konsep berpikir yang janggal atau metodologi khusus yang diciptakan sendiri oleh segolongan orang baik masa lalu maupun sekarang sedangkan konsep tersebut tidak dikenal dan diakui oleh ulama hadis dan fiqh.

2. Sejarah Ingkar Sunnah

Sejarah perkembangan Ingkar Sunnah hanya terjadi dua masa, yaitu masa klasik dan masa modern, diantaranya sebagai berikut:

1) Ingkar Sunnah Klasik

Ingkar Sunnah klasik terjadi pada awal masa dinasti Bani Abbas, kemunculan ingkar sunnah zaman klasik bertepatan dengan masa hidup Imam Asy-Syafi’i (wafat 204 H) yang menolak kehujjahan sunnah dan menolak sunnah sebagai sumber hukum Islam baik

muttawatir atau ahad. Imam Asy-Syafi’i yang dikenal sebagai Nashir As-Sunnah (pembela Sunah) pernah didatangi oleh seseorang yang disebut sebagai ahli tentang mazhab teman-temannya yang menolak seluruh sunnah, baik muttawatir maupun ahad. Ia datang untuk berdiskusi dan berdebat dengan Asy-Syafi’i secara panjang lebar dengan berbagai argumentasi yang ia ajukan. Namun, semua

argumentasi yang dikemukakan orang tersebut dapat ditangkis oleh

(8)

Asy-Syafi’i dengan jawaban yang argumentatif, ilmiah, dan rasional sehingga akhirnya ia mengakui dan menerima sunnah Nabi.

Secara garis besar, Muhammad Abu Zahrah berkesimpulan bahwa ada tiga kelompok pengingkar sunah yang berhadapan dengan Asy-Syafi’i, yaitu sebagai berikut:

 Menolak sunnah secara keseluruhan, golongan ini hanya mengakui Alquran saja yang dapat dijadikan hujjah.

 Tidak menerima sunnah kecuali yang semakna dengan Alquran.

 Hanya menerima sunnah muttawatir saja dan menolak selain muttawatir yakni sunnah ahad.

Kesimpulannya, Ingkar sunnah klasik diawali akibat konflik internal umat Islam yang dikobarkan oleh sebagian kaum Zindik yang berkedok pada sekte-sekte dalam Islam, kemudian diikuti oleh para pendukungnya, dengan cara saling mencari para sahabat dan melemparkan hadis palsu.

2) Ingkar Sunnah Modern

Sebagaimana pembahasan di atas, bahwa Ingkar Sunnah Klasik lahir di Irak (kurang lebih abad 2 H/7 M), kemudian menetas kembali pada abad modern di India (kurang lebih abad 19 M/ 13 H), setelah hilang dari peredarannya kurang lebih 11 abad. Baru muncul Ingkar sunnah di Mesir (pada abad 20 M).

Sebab utama pada awal timbulnya Ingkar Sunnah modern ini ialah akibat pengaruh kolonialisme yang semakin dahsyat sejak awal abad 19 M di dunia Islam, terutama di India setelah terjadinya pemberontakan melawan kolonial Inggris 1857 M. Kemudian jika kelompok Ingkar Sunnah abad klasik sulit untuk diidentifikasi, maka kelompok Ingkar Sunnah abad modern terutama tokoh-tokohnya dapat diketahui dengan jelas dan pasti, seperti yang ditampilkan oleh Irsyadunnas dalam tulisannya: Ingkar Al-Sunnah, sejarah kemunculan dan perkembangannya, yaitu:

(9)

 Taufiq Shidqi (wafat 1920M)

Tokoh ini berasal dari Mesir, dia menolak hadits Nabi SAW, dan menyatakan bahwa al-Qur'an adalah satu-satunya sumber ajaran Islam. Menurutnya "al-Islam huwa al-Qur'an" (Islam itu adalah al- Qur'an itu sendiri). Dia juga menyatakan bahwa tidak ada satu pun Hadits Nabi saw yang dicatat pada masa beliau masih hidup, dan baru di catat jauh hari setelah Nabi wafat. Karena itu menurutnya, memberikan peluang yang lebar kepada manusia untuk merusak Hadits sebagaimana yang sempat terjadi. Namun ketika memasuki dunia senja, tokoh ini meninggalkan pandangannya dan kembali menerima otoritas kehujjahan hadits Nabi SAW.

 Rasyad Khalifa

Dia adalah seorang tokoh Ingkar Sunnah yang berasal dari Mesir kemudian menetap di Amerika. Dia hanya mengakui al-Qur'an sebagai satu-satunya sumber ajaran Islam yang berakibat pada penolakannya terhadap hadits Nabi SAW.

 Ghulam Ahmad Parwes

Tokoh ini berasal dari India, dan juga pengikut setia Taufiq Shidqi. Pendapatnya yang terkenal adalah, bahwa bagaimana

pelaksanaan shalat terserah kepada para pemimpin umat untuk menentukannya secara musyawarah, sesuai dengan tuntunan dan situasi masyarakat. Jadi menurut kelompok ini tidak perlu ada hadits Nabi SAW. Anjuran taat kepada Rasul mereka pahami sebagai taat kepada sistem/ide yang telah dipraktekkan oleh Nabi SAW, bukan kepada Sunnah secara harfiah. Sebab kata mereka, Sunnah itu tidak kekal, yang kekal itu sistem yang terkandung di dalam ajaran Islam.

 Kasim Ahmad

Tokoh ini berasal dari Malaysia, dan seorang pengagum

Rasyad Khalifa, karena itu pandangan-pandangnnyapun tentang hadits Nabi SAW sejalan dengan tokoh yang dia kagumi. Lewat bukunya,

(10)

"Hadits Sebagai Suatu Penilaian Semua", Kasim Ahmad menyeru Umat Islam agar meninggalkan hadits Nabi SAW, karena menurut penilaianya hadits Nabi SAW tersebut adalah ajaran-ajaran palsu yang dikaitkan dengan Hadits Nabi saw.

3. Klasifikasi Ingkar As-sunnah

Klasifikasi ingkar sunnah ada 3, diantaranya yaitu

1) Ingkar sunnah menolak sunnah secara kesuluruhan, argumen mereka adalah:

 Bahwa Al-Quran diturunkan Allah Swt dalam bahasa Arab, dengan bahasa Arab yang baik, maka Al-Quran akan akan dapat pula memahami Al-Quran dengan baik, tanpa perlu penjelasan hadis- hadis Rasulullah.

 Argumen mereka selanjutnya adalah, karena al-Quran, merupakan penjelas segala sesuatu, maka menurut mereka Al-Quran sebagi penjelas segala sesuatu telah mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan oleh umat-Nya. Jadi tidak perlu lagi penjelasan selain Al-Quran.

 Hadis-hadis Rasululah sampai kepada kita melalui riwayat proses periwayatannya tidak terjamin dari kekeliruan, kesalahan dan kedutaan terhadap rasulullah, oleh sebab itu nilai kebenarannya tidak meyakinkan (zhanny). Tidak dapat dijadikan penjelas (mubayyin) untuk Al-Quran yang telah diyakini kebenarannya (qathy). Untuk dalil hanya yang qathy, sedangkan hadis bernilai zhanny maka tidak dapat dijadikan hujah dan tidak juga untuk penjelasayat-ayat al-Quran.

Banyak alasan yang dikemukakan oleh kelompok ini untuk mendukung pendiriannya, baik dengan mengutip ayat-ayat al-Qur’an ataupun alasan-alasan yang berdasarkan rasio. Diantara ayat-ayat al- Qur’an yang digunakan mereka sebagai alasan menolak sunnah secara total adalah surat an-Nahl ayat 89 :

(11)

ﺊﺸ ﻞﮑﻠ ﺎﻨﺎﻴﺑﺘ ﺏﺎﺘﮑﻠﺍ ﻚﻳﻠﻋ ﺎﻨﻠﺰﻨﻮ

“Dan kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu….”

Kemudian surat al-An’am ayat 38 yang berbunyi:

ﺊﺷ ﻦﻤ ﺐﺎﺘﻠﺍ ﻰﻔ ﺎﻨﻄﺮﻓﺎﻤ

...

....

“…Tidaklah kami alpakan sesuatu pun dalam al-Kitab…”

Menurut mereka kepada ayat tersebut menunjukkan bahwa Al- Qur’an telah mencakup segala sesuatu yang berkenaan dengan ketentuan agama, tanpa perlu penjelasan dari As-Sunnah.

2) Ingkar sunnah yang tidak menerima hadis Rasulullah kecuali hadis yang membawa ajaran yang ada nashnya dalam Al-Quran.

Berargumen bahwa yang dijadikan pegangan dan rujukan utama untuk hujah dan sumber ajaran agama adalah nash atau ayat- ayat Al-Quran bukan hadis, meskipun ada hadis yang membahas atau mengatur tentang suatu masalah mereka tidak menggunakan atau menerima hadis tersebut kalau tidak didukung oleh nash Al-Quran.

Argumen tokoh terhadap ingkar sunah, di antaranya adalah al- Syafi’i. Imam Syafi’i membantah dan mengkritik argumen ingkar sunnah sebagai berikut:

 Bahwa di dalam al-Quran terdapat banyak ayat yang memerintahkan agar kita selalu mengikuti perintah dan menjauhi larangan Rasul Allah, kita juga diperintah untuk taat kepada Allah dan menjauhi larangan- Nya.

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”

(12)

 Siapa yang menguasai bahasa Arab dengan baik, akan mengetahui bahwa Al-Qur’an sendiri menyuruh umat islam untuk menerima dan menaati serta mengikuti hadis-hadis Rasulullah yang disampaikan oleh paraperiwayat yang dipercaya.

 Ayat-ayat al-Quran yang dikutip kelompok ingkar sunnah (al-Quran menjelaskan segala sesuatu) tidak benar mengandung arti tidak diperlukan hadis Rasulullah sebagai penjelas urusan-urusan agam di samping al-Quran. Hal tersebut dikarenakan penjelasan Al-quran masih ada yang bersifat global atau hal-hal pokok-pokok saja, seperti salat wajib dan zakat.

3) Kelompok yang menolak hadits Ahad dan hanya menerima hadits Mutawatir.

Argumen kelompok yang menolak hadits Ahad dan hanya menerima hadits Mutawatir. Untuk menguatkan pendapatnya, mereka menggunakan beberapa ayat al-Qur’an sebagai dallil yaitu, surat Yunus ayat 36:

ﺎﺌﻴﺸ ﻖﺤﻠﺍ ﻦﻤ ﻰﻨﻐﻴﻻ ﻦﻈﻠﺍ ﻦﺍﻮ

“…Sesungguhnya persangkaan itu tidak berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran”.

Berdasarkan ayat di atas, mereka berpendapat bahwa hadits Ahad tidak dapat dijadikan hujjah atau pegangan dalam urusan agama.

Menurut kelompok ini, urusan agama harus didasarkan pada dalil yang qath’i yang diyakini dan disepakati bersama kebenarannya. Oleh karena itu hanya al-Qur’an dan hadits mutawatir saja yang dapat dijadikan sebagi hujjah atau sumber ajaran Islam.

4. Argumentasi Ajaran Ingkar Sunnah

Memang cukup banyak argumen yang telah dikemukakan oleh mereka yang berfaham ingkar as-sunnah, baik oleh mereka yang hidup pada zaman as syafi’I maupun yang hidup pada zaman sesudahnya. Dari

(13)

berbagai argumen yang banyak jumlahnya itu ada yang berupa argumen- argumen naqli dan non naqli.

Yang dimaksud dengan argumen naqli tidak hanya berupa ayat- ayat Al-quran saja, tetapi juga berupa sunnah atau hadits nabi. Memang agak ironis juga bahwa mereka yang berpaham ingkar As-sunah ternyata telah mengajukan sunnah sebagai argumen membela paham mereka.

Cukup banyak argumen yang mereka naqli yang mereka ajukan diantaranya Al-quran surah an-nahl 89:

ءيث ﻞكلﺎﻨﻴبت ﺐﺘكلا ﻚﻴﻠﻋﺎﻨلﺰنو

….dan kami turunkan kepadamu alkitab (al qurán untuk menjelaskan segala sesuatu..

Surah Al- an’am 38

ءﻰث ﻦم ﺐﺘكلا ﻰﻓﺎﻨطﺮﻓﺎم

…tiadalah kami alpakan sesuatu pun di dalam alkitab…

Menurut para pengingkar sunnah, kedua ayat tersebut

menunjukkan bahwa Al-quran telah mencakup segala sesuatu berkenaan dengan ketentuan agama. Dengan demikian tidak diperlukan adanya keterangan lain, misalkan dari sunnah. Menurut mereka shalat lima waktu sehari semalam yang wajib didirikan dan yang sehubungan dengannya, dasarnya bukanlah sunnah atau hadits, melainkan ayat Al-quran misalnya (al-baqarah 238, hud 144, al-isra’ 78 dan 110, thaha 130, al hajj:77, an-nur 58, ar-rum: 17-18).

Dengan demikian menurut pengingkar sunnah tatacara shalat tidaklah penting, jumlah rakaat,cara duduk, cara sujud, ayat dan bacaan yang dibaca diserahkan kepada masing-masing pelaku shalat. Jadi, ibadah sholat boleh aja dilakukan dengan bahasa daerah.

Dari argumen diatas dapat dipahami bahwa para pengingkar sunnah yang mengajukan argumen itu adalah orang-orang yang berpendapat bahwa nabi Muhammad tidak berhak sama sekali untuk

(14)

menjelaskan Al-quran kepada umatnya. Nabi Muhammad hanya bertugas untuk menerima wahyu dan menyampaikan wahyu itu kepada para pengikutnya, diluar hal tersebut nabi Muhammad tidak memiliki wewenang.

Menurut pengingkar sunnah kritik sanad yang terkenal dalam ilmu hadits sangat lemah untuk mencantumkan kesahihan hadits dengan alasan, yaitu :

1. Pertama, dasar kritik sanad itu yang dalam ilmu hadits dikenal dengan ilmu jarh wa at-ta’dil baru muncul setelah satu setengah abad nabi wafat, dengan demikian, para periwayat generasi sahabat nabi, at- tabi’in dan atba’at-tabi’in tidak dapat ditemui dan diperiksa lagi.

2. Kedua, seluruh sahabat nabi sebagai periwayat hadits pada generasi pertama di nilai adil oleh para ulama hadits pada akhir abad ketiga dan awal abad keempat hijriyah.

5. Bantahan Terhadap Kaum Ingkar Sunnah

Seluruh argumentasi yang diajukan dan menjadi dasar dari berbagai statemen yang dikedepankan oleh kelompok Ingkar As-Sunnah dinilai lemah oleh mayoritas muslim. Untuk para intelektual dari kalangan muhaddisin melakukan counter attact terhadap statemen dan argumentasi yang mereka ajukan tersebut.

Bantahan terhadap argumentasi yang didasarkan pada dalil-dalil naqli adalah;

1. Pandangan yang mengatakan sunnah Nabi zann, sedangkan kita dituntut untuk menggunakan yang yakin saja yaitu al-Qur’an. Padahal ayat al- Qur’an jika dilihat dari perspektif asbab al-nuzul-nya memang diakui qat’i datang dari Allah SWT, namun jika dilihat dari perspektif dalalahnya masih sangat banyak yang bernilai zanniyat al-

dalalah dengan pengertian yang zann juga dan belum memberikan kepastian hukum

(15)

2. Hadits-hadits yang berstatus ahad memang bersifat zann, namun disisi lain juga didapati ayat-ayat yang dalam pengertiannya juga

mengandung makna zhann. Sehingga jika dilihat dari perspektif pengertian dan makna, antara sebagian ayat al-Qur’an dengan hadits ahad tidak ada perbedaan yang signifikan.

3. Ayat-ayat Al-Qur’an dalam menjelaskan hukum dan kewajiban

tertentu sebagian masih bersifat general, yang menghendaki penjelasan (bayan), salah satunya dengan menggunakan sunnah Nabi.

4. Kelompok Ingkar As-Sunnah terkesan sepotong-potong dalam mengambil ayat al-Qur’an, sehingga sangat terlihat kekurangan waktu untuk menelaah ayat-ayat tersebut. Misalnya mereka hanya berdalil dengan surat An-Nahl ayat: 89 artinya: “dan Kami turunkan al-Qur’an kepadamu sebagai penjelas semua masalah”, Padahal dalam konteks yang lain Allah juga berfirman dalam surat An-Nahl ayat:

44 artinya: “dan Kami turunkan al-Qur’an kepadamu agar kamu menjelaskan kepada manusia tentang segala sesuatu yang diturunkan kepada mereka”, tapi tidak mereka jadikan hujjah.

5. Surat Al-An’am ayat 38, dalam pemahaman para ulama sangat berbeda dengan pemahaman kelompok Ingkar As-Sunnah. Menurut para ulama, arti kata al-kitab dalam ayat tersebut adalah “segala sesuatu tidak ada yang dialpakan Allah SWT, semuanya telah termuat di lauh al-mahfudz” Inilah pandangan sekaligus jawaban para

pembela sunnah dalam membantah argumentasi yang diajukan dalam bentuk dalil naqli.

Adapun pandangan terhadap argumentasi yang berdasarkan logika adalah;

1. Orang yang memahami bahasa Arab secara baik dari segi tata bahasa demikian juga uslubnya yang dapat dikatakan sebagai pakar bahasa sekalipun tidak akan mampu memahami Al-Qur’an secara

keseluruhan. Karena kata-katanya masih banyak yang bervariasi, ada yang global ada pula yang masih mubham dan lain sebagainya yang d alam pemaknaan sangat membutuhkan intervensi dari sunnah Nabi.

(16)

2. Realitas sejarah kemunduran umat Islam memang suatu kenyataan dan perpecahan menjadi salah satu penyebabnya, namun tidak tepat kalau menjadikan sunnah sebagai kambing hitamnya. Karena realitas historis juga telah membuktikan kemajuan dan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta sosio-kultural termotivasi oleh hadits nabi disamping Al-Qur’an. Ini sebagai bukti kelompok Ingkar Al- Qur’an, sunnah tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam historiografi Islam dan ilmu hadits.

3. Dalam berbagai literatur dan dokumen historis telah ditemukan perhatian sahabat yang besar terhadap hadits, seperti Ibnu Abbas (w.

69 H) demikian juga Ibnu ‘Amr Ibnu ‘As (w. 65H), merupakan diantara sahabat yang sangat commited terhadap hadis dan sangat rajin membukukannya dari Nabi.

4. Pandangan Taufiq Sidiq sangat lemah dilihat dari perspektif historiografi, karena dalam beberapa hal dan keadaan cukup banyak para sahabat yang mempunyai koleksi hadits nabi walaupun masih dalam bentuk private collection (koleksi pribadi). Perjanjian

Hudaibiyah, Piagam Madinah dan beberapa surat Nabi yang dikirim kepada para Raja merupakan bukti konkritnya.

(17)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Ingkar as-sunnah adalah sebuah sikap penolakan terhadap sunnah Rasul, baik sebagian maupun keseluruhannya. Mereka membuat metodologi tertentu dalam menyikapi sunnah.

Klasifikasi ingkar sunnah ada 3, diantaranya yaitu pertama, mereka

menolak hadis-hadis rasulullah secara keseluruhan. Kedua, mereka menolak hadis rasulullah kecuali hadis-hadis yang mengandung nashnya di dalam Al-Quran.

Ketiga, mereka menolak hadis ahad dan hanya menerima hadis mutawatir.

Menurut kelompok pembela sunnah, ingkar sunnah terkesan sepotong- potong dalam mengambil ayat Al-Qur’an, sehingga sangat terlihat kekurangan waktu untuk menelaah ayat-ayat tersebut.

Realitas sejarah kemunduran umat Islam merupakan suatu kenyataan dan perpecahan menjadi salah satu penyebabnya, namun tidak tepat kalau menjadikan sunnah sebagai kambing hitamnya. Karena realitas histories juga telah

membuktikan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sosio-kultural termotivasi oleh hadits nabi disamping Al-Qur’an.

B. Saran

Seluruh umat Islam telah sepakat bahwa kedudukan As-sunnah Rasul merupakan sumber dan dasar hukum Islam setelah Al-quran, dan umat Islam diwajibkan mengikuti hadits sebagaimana diwajibkan mengikuti Al-quran.Dalam hubungannya dengan Al-quran, As-sunnah berfungsi sebagai penafsir, dan penjelas dari ayat ayat Al-quran tersebut. Oleh sebab itu, mengikuti sunnah nabi merupakan suatu yang harus diikuti. Karena As-sunnah merupakan penafsir serta penjelasan dari ayat-ayat Al-quran.

(18)

C. Daftar Pustaka

Solahudin, Agus dan Suyudi, Agus. Ulumul Hadis. Bandung: Pustaka Setia.

Zarkasih. 2012. Pengantar Studi Hadis. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu ajaran faham inkar al-Sunnah Ircham Sutarto yang terdapat dalam diktat yang beliau tulis sendiri dengan tulisan tangan mengatakan bahwa hadits itu hanya

pengambilan hukum syariat, yaitu yang menjadi pembanding al- Qur’an, sebagaimana yang dikatakan bahwa: dalil-dalil syariat adalah al-Qur’an dan as-Sunnah. Maka

Imam al-Shafi’i mempunyai beberapa pendekatan seperti menggunakan istilah Sunnah, menampilkan hadith sahih dan juga dha’if, mengemukakan sanad dalil Sunnah, mentafsirkan nas

Perdebatan dan perebutan istilah Ahlu al- Sunnah wa al-Jamaah menjadi subur karena didukung oleh hadits Nabi yang menegaskan bahwa dari 73 golongan Islam hanya

Ibn Kathir pula menyatakan bahawa ayat berkenaan adalah perintah dari Allah I agar kembali merujuk kepada al-Quran dan al-Sunnah dalam setiap perkara yang diperselisihkan dalam

tindakan kampanye berbasis Al- Qur‟an dan Sunnah yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu. jumlah khalayak sasaran

Dari seperti ini, ke-lihatan bahwa gagasan Yusuf al Qardhawi, adalah menempatkan Alquran dan sunnah sebagai sumber ajaran Islam yang utama, dan secara

Makalah ini membahas về tiểu sử, sự nghiệp và di sản của Syekh Nawawi Al-Bantani, một học giả và nhà thần học Hồi giáo uyên bác người