• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH INOVASI PENYULUHAN PERTANIAN

N/A
N/A
Wahyu Azikin

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH INOVASI PENYULUHAN PERTANIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

INOVASI PENYULUHAN PERTANIAN

(FUNGSI DAN MANFAAT TRANSPLANTER BAGI PETANI)

DOSEN PEMBIMBING : Ir. Hermaya Rukka,M.Si Arief Sirajuddin,S.ST.,M.I.KOM

PLP : Muzakkir,S.ST

Atika,S.ST

OLEH :

MUH.OCHA TRIAWAN HALIQ 05.01.19.1778

2B / DIV PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN (POLBANTAN GOWA )

2020

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat limpahan Rahmatnya Nya ,masih ada dalam diri kita semangat dan motivasi keikhlasan ,berada dalam jalan perjuangan ,jalan yang sangat panjang ,bahkan menembus ruang dan waktu ,berada dalam ikatan kekeluargaan yang saling menguatkan satu sama lain seperti bangunan yang tersusun kokoh,tetap setia memperjuangkan ideology kebenaran serta tetap kuat berusaha sampai titik darah penghabisan dalam rangkah mencapai kehidupan mulia atau mati sebagai pahlawan nasib suatu bangsa sangat ditentukan oleh kondisi pemudanya jika ada perubahan besar dalam sejarah perjalanan bangsa maka pemuda selalu tampil dan berperan dalam proses perubahan itu ,baik itu sebagai orang yang melakukan dobrakan kuat ,sebagai pelopor terhadap terjadinya sesuatu atau bahkan sebagai pendukung demi terciptanya suatu tatanan hidup yang lebih baik.

Makalah ini isinya mengenai “MANFAAT DAN FUNGSI TRANSPLANTER BAGI PETANI”. Dimana di dalamnya penulis mengkaji secara rinci tentang transplanter tersebut.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, kritik dan saran sifatnya konstruktif sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Mudah-mudahan dengan adanya bahan bacaan ini dapat membantu dan bermanfaat bagi kita semua.

Unaaha, 20 oktober 2020

MUH.OCHA TRIAWAN HALIQ

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

B. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB III PEMBAHASAN

A. Pembahasan

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Salah satu sasaran yang diingingkan dalam peningkatan kualitas produksi pertanian adalah supaya hasil produksi pertanian kita dapat bersaing dengan hasil produksi pertanian negara lain dan dapat mendorong peningkatan penjualan hasil pertanian sekaligus dapat memperoleh harga jual yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.

Oleh karena itu segala kegiatan dalam sektor pertanian diusahakan dapat meningkatkan kemampuan petani untuk meningkatkan hasil produksinya juga untuk meningkatkan kualitas produksi pertaniannya.

Dalam jangka panjang, Indonesia diperkirakan masih harus mengimpor beras untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat. Meningkatnya biaya produksi, keterbatasan tenaga kerja, disisi lain harga komoditi padi relatif tetap telah mempersulit upaya menuju swasembada beras.

Kegiatan tanam pada budidaya padi memerlukan banyak tenaga, yakni sekitar 25 % dari seluruh kebutuhan tenaga kerja budidaya. Teknologi mekanisasi budidaya padi telah banyak diintroduksikan, namun sampai saat ini belum sepenuhnya dilaksanakan.

Mekanisasisebagai alternatif solusi tenaga tanam dilaksanakan dengan penggunaan alsin penanam bibit padi (rice transplanter).

Tujuan

Tujuan kegiatan pembuatan makalah ini yaitu:

a. Sebagai tugas mata kuliah inovasi penyuluhan pertanian

b. Mencari informasi tentang manfaat dan fungsi transplanter bagi petani.

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Rice transplanter adalah jenis mesin penanam padi yang dipergunakan untuk menanam bibit padi yang telah disemaikan pada areal khusus dengan umur tertentu, pada are al tanah sawah kondisi siap tanam, mesin dirancang untuk bekerja pada lahan berlumpur (puddle). Oeh karena itu mesin ini dirancang ringan dan dilengkapi dengan alat pengapung (Sutrisno, 2001).

Rice transplanter adalah mesin modern untuk menanam bibit padi dengan sistem penanaman yang serentak. Cara pakai alat ini sangat gampang bibit gabah dalam petakan sawah seluas 20×80 cm. Setelah tumbuh menjadi bibit dan sudah berumur 15 hari, bibit tersebut ditaruh di atas mesin rice transplater. Selanjutnya, mesin siap beroperasi. Dalam sekali gerak, mesin ini dapat membuat 4 jalur dengan jarak antar jalur 30 cm. Hanya dalam waktu 4 jam, satu ton bibit padi yang digendongnya sudah habis ditanam (Mardikanto, 2003).

Bibit padi yang akan ditanam harus disemaikan pada tempat pembibitan yang tidak memungkinkan akar bibit menembus lapisan tanah. Tujuannya yaitu agar bibit mudah untuk diangkat dan disusun pada baki-baki(trays) tanpa merusak sistem perakaran bibit dan selanjutnya dapat dipasang pada platfrom bibit yang ada pada rice transplanter. Persemaian dapog merupakan sistem pembibitan padi yang dianjurkan untuk pemindah tanaman bibit padi ke sawah. Pada sistem ini, bibit padi ditumbuhkan pada baki-baki pembibitan atau pada petak-petak pembibitan yang diberi alas plastik (Chozin, 2016).

Tanaman padi terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah. Batang padi beruas- ruas yang didalamnya berongga (kosong), tingginnya 1,0 m sampai 1,5 m. Pada tiapa-tiap buku tumbuh daun yang berbentuk pita dan berpelepahpelepah itu membalut hampir sekeliling batang tiap batang padi bila telah tiba waktunya akan keluar bungan dan dikenal dengan bunga majemuk sedangkan galipnya disebut bulir. Di bunga terdapat dua helai sekam mahkota. Pada saat terjadi penyerbukan, bunga akan mereka (terbuka) dan setelah penyerbukan berlalu, maka daun bunga akan terkatup kembali (Soemartono,1980).

(6)

Rice transplanter adalah jenis mesin penanam padi yang dipergunakan untuk menanam bibit padi yang telah disemaikan pada areal khusus dengan umur tertentu, pada are al tanah sawah kondisi siap tanam, mesin dirancang untuk bekerja pada lahan berlumpur (puddle). Oeh karena itu mesin ini dirancang ringan dan dilengkapi dengan alat pengapung.

Persemaian dapog merupakan sistem pembibitan padi yang dianjurkan untuk pemindah tanaman bibit padi ke sawah. Pada sistem ini, bibit padi ditumbuhkan pada baki-baki pembibitan atau pada petak-petak pembibitan yang diberi alas plastik (Lakitan, 1996).

Unadi dan Suparlan (2011) menyatakan bahwa mesin transplanter selain berfungsi untuk mengisi kekurangan tenaga kerja manusia dan tingkat upah yang semakin mahal, maka mesin transplanter dapat meningkatkan efisiensi usahatani melalui penghematan tenaga, waktu, dan biaya produksi serta dengan mesin transplanter dapat menyelamatkan hasil dan meningkatkan mutu produk pertanian.

Transplanter padi merupakan alat penanam bibit dengan jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi penanaman seragam. Secara umum ada dua jenis mesin tanam bibit padi, dibedakan berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibit padinya. Yang pertama, yaitu mesin yang memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan (washed root seedling). Mesin ini memiliki kelebihan yaitu dipergunakan tanpa harus mengubah cara persemaian bibit yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya. Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk mengambil bibit cukup lama, sehingga kapasitas kerja total mesin menjadi kecil. Kedua adalah mesin tanam yang memakai bibit secara khusus disemai pada kotak khusus. Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan bibit.

Mekanisme kerja mesin transplanter yaitu sumber tenaga berasal dari motor bensin.

Energi dari engine digunakan untuk menggerakkan poros melalui kopel, putaran poros dihubungkan dengan dua macam gear. Gear pertama digunakan untuk menjalankan papan benih yang bergerak kanan-kiri, sedangkan gear yang kedua digunakan untuk memutar jari- jari tanam dari sprocket yang dihubungkan dengan rantai. Jari-jari tanam akan menjepit bubit yang tersedia di papan benih. Papan benih bergerak secara lateral sesuai dengan perputaran jari-jari tanam. Gerakan papan benih diatur oleh mekanisme gigi ratchet. Gigi ratchet digunakan untuk mekanisme pengunci sewaktu menahan suatu beban (Tsuga Kohnosuke, 1992).

(7)

BAB III PEMBAHASAN 4.1. Hasil

Pembahasan

Dengan menggunakan mesin rice transplanter, petani membutuhkan tenaga yang lebih sedikit untuk menanam padi. Bahkan, mesin transplanter bisa menentukan jarak antar tanaman padi yang memungkinkan untuk pertumbuhan optimal.”Perkembangan zaman membuat tak banyak lagi buruh tani yang tersisa. Sedangkan di Indonesia, pemilik sawah masih tergolong banyak. Masalah datang ketika musim tanam tiba. Para petani dan pemilik lahan tidak memiliki sumber daya manusia yang mencukupi untuk membantu proses penanaman padi,” ujar Dirjen PSP Sarwo Edhy.

Namun, dengan kehadiran mesin rice transplanter, hal ini bisa diatasi. Petani tidak perlu lagi bingung masalah kekurangan tenaga karena bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan mesin. Rice transplanter bisa menanam padi secara otomatis pada lahan yang sudah disiapkan.”Mesin ini juga bekerja dalam waktu yang lebih cepat daripada menggunakan tenaga manusia. Dengan menggunakan mesin ini, petani malah diuntungkan karena pekerjaan selesai secara lebih efisien dan praktis,” paparnya.Kehebatan mesin transplanter untuk membantu petani menanam padi sudah seharusnya tidak diragukan lagi.

Pasalnya, alsintan andalan Kementan ini bisa memperkirakan jarak yang tepat antar padi untuk bertumbuh.

(8)

Keunggulan yang ditawarkan mesin transplanter ini diantaranya : (1) produktivitas tanam cukup tinggi yaitu 5 jam/ha,

(2) jarak tanam dalam barisan dapat diatur dengan ukuran 12, 14, 16, 18, 21 cm, (3) penanaman yang presisi (akurat),

(4) tingkat kedalaman tanam dapat diatur dari 0,7 – 3,7 cm (5 level kedalaman), (5) jumlah tanaman dalam satu lubang berkisar 2 – 4 tanaman per lubang dan

(6) jarak dan kedalaman seragam sehingga pertumbuhan dapat optimal dan seragam.

Adapun kelemahan yang dimiliki oleh mesin ini diantaranya:

(1) jarak antar barisan (gawangan 30 cm) tidak dapat diubah,

(2) tidak dapat dioperasionalkan pada kedalaman sawah lebih dari 40 cm, (3) untuk membawa mesin ke sawah atau ke tempat lain diperlukan alat angkut, (4) perlu bibit dengan persyaratan khusus, dan

(5) harga masih relatif mahal sehingga tidak terjangkau petani.

Produktivitas Tenaga Kerja Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula diperhatikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja menurut Soekartawi (2003) adalah :

a) Tersedianya tenaga kerja Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan ini memang masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja.

(9)

b) Kualitas tenaga kerja Dalam proses produksi, apakah itu proses produksi barang-barang pertanian atau bukan, selalu diperlukan spesialisasi. Persediaan tenaga kerja spesialisasi ini diperlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu, dan ini tersedianya adalah dalam jumlah yang terbatas. Bila masalah kualitas tenaga kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi. Sering dijumpai 15 alat-alat teknologi canggih tidak dioperasikan karena belum tersedianya tenaga kerja yang mempunyai klasifikasi untuk mengoperasikan alat tersebut. Maka dalam hal ini dibutuhkan tenaga kerja yang sudah berpengalaman, kualifikasi pendidikan yang mempunyai pemikiran yang maju.

Yang pertama dilakukan yaitu pengenalan tentang alat rice transplanter beserta dengan komponen atau bagian-bagian alat tersebut. Yang pertama diperkenalkan yaitu pada bagian belakang alat yaitu terdapat sakelar utama, tuas pedal gas, tuas kopling utama, tuas kopling tanan, tuas kopling kemudi kiri dan kemudi kanan, tuas penyesuaian pengambilan kedalaman dan tuas penyesuaian kedalaman tanam. Pada komponen-komponen ini masing- masing memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Pada alat ini, pada komponen tuas penyesuaian lubang tanam, memiliki fungsi yaitu mengatur atau menyesuaikan kedalaman untuk tanaman, agar tanaman yang ditanam tidak terlalu kedalaman dan uga tidak terlalu dangkal. Pada alat ini juga terdapat tuas kopling kemudi kanan dan tuas kopling kemudi kiri. Alat ini dapat digunakan pada saat ingin berhenti. Fungsi dari kedua tuas ini sam dengan fungsi tuas kopling kemudi kiri dan kanan yang terdapat pada traktor tangan.

Selanjutnya yang diperkenalkan yaitu rice transplanter bagian depan. Pada bagin depan mesin ini, terdapat komponen yang disebut dengan platfrom bibit. Platfrom ini berfungsi untuk meletakkan bibit yang akan ditanam, sedangkan bibit tanaman cadangan dapat diletakkan pada penyimpanan bibit cadangan yang ada didepan platfrom tersebut. Pada alat rice transplanter ini terdapat suatu bagian yang disebut dengan pelampung. Komponen ini berfungsi untuk membuat mesin ini dapat mengapung di persawahan agar roda atau mesin ini tidsk terbenam di persawahan.

(10)

Selanjutnya yaitu pengenalan tentang alat penebar benih. Alat ini berukuran kecil.

Cara kerja alat ini yaitu didorong. Alat ini dapat diatur berapa banyak benih yang akan dikeluarkan. Dengan adanya mesin-mesin ini, para petani lebih menghemat tenaga kerja dan menghemat waktu. Karena mesin ini dapat meringankan beban para petani dalam melakukan penanaman benih dan penebaran bibit.

(11)

BAB IV PENUTUP Kesimpulan

Transplanter adalah jenis mesin penanam padi yang dipergunakan untuk menanam bibit padi yang telah disemaikan pada areal khusus dengan umur tertentu, pada are al tanah sawah kondisi siap tanam, mesin dirancang untuk bekerja pada lahan berlumpur (puddle).

Oeh karena itu mesin ini dirancang ringan dan dilengkapi dengan alat pengapung. Pada mesin ini terdapat komponen-komponen yang masing-masing komponennya memiliki fungsi yang berbeda-beda. Contoh komponennya yaitu tuas kopling utama, sakelar utama, platfrom bibit, roda pengapung, lampu dan lain-lainnya.

Dengan menggunakan mesin rice transplanter, petani membutuhkan tenaga yang lebih sedikit untuk menanam padi. Bahkan, mesin transplanter bisa menentukan jarak antar tanaman padi yang memungkinkan untuk pertumbuhan optimal.”Perkembangan zaman membuat tak banyak lagi buruh tani yang tersisa. Sedangkan di Indonesia, pemilik sawah masih tergolong banyak. Masalah datang ketika musim tanam tiba. Para petani dan pemilik lahan tidak memiliki sumber daya manusia yang mencukupi untuk membantu proses penanaman padi

Saran

` Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan daerah yang masih dalam tahap perkembangan yang memiliki potensi sumber daya manusia maupun alamnya yang melimpah agar dapat terealisasi dengan baik dan menumbuhkan pertanian yang lebih maju kedepannya.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, I.R. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi.

Komunitas. FEUI. Jakarta.

Mardikanto, T. 2010. Sistem Komunikasi Pembangunan. UNS Press. Surakarta Sumaryo, I. Listiana, dan D.T. Gultom. 2012. Dasar-dasar Penyuluhan

danKomunikasi. Anugerah Utama Raharja (AURA). Bandar Lampung.

Referensi

Dokumen terkait

Sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul “ PERANCANGAN MESIN PENANAM BIBIT PADI KAPASITAS 80000 TITIK/JAM DENGAN JARAK 25cm ” yang diajukan untuk memperoleh

Peneltian ini bertujuan untuk mengkaji peran penyuluh di Kecamatan Kebakkramat, mengkaji tingkat adopsi inovasi inovasi teknologi rice transplanter, dan menganalisis

Proses difusi inovasi yang terjadi pada inovasi Rice transplanter juga meliputi empat unsur didalamnya antara lain Inovasi, Saluran Komunikasi, Jangka Waktu serta

Berdasarkan data yang diperoleh dari buku Aceh Utara Dalam Angka tahun 2015, diketahui bahwa Kabupaten Aceh Utara yang merupakan sentral produksi padi di

a) Penggilingan padi dan lantai jemur. Penyediaan sarana dan prasarana produksi pertanian meliputi penyediaan benih dan/atau bibit, alat dan mesin pertanian, pupuk

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Varietas Ciherang dengan Teknik Budidaya “SRI (system of rice intensification)” pada Berbagai Umur dan Jumlah Bibit per Lubang

Analisis ragam terhadap variabel tinggi rumpun tanaman padi menunjukkan bahwa perlakuan umur bibit (W) tidak memberikan pengaruh yang nyata, sedangkan perlakuan

Masalah yang dihadapi petani dalam penerapan padi sawah metode SRI (System of Rice Intensification) adalah petani kesulitan menanam dengan bibit muda, petani kesulitan