INSTURMEN LIKUIDITAS BANK
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajem Bank Syariah Dosen pengampu: Dr. Hendra Cipta, M.S.I
disusun oleh:
Listiawati (2231022) Yulita (2231010)
Kelas : 2A
PRODI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG 2023
ii DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Likuiditas ... 3
B. Mekanisme Pengelolaan Likuiditas Bank Syariah ... 4
C. Instrumen Likuiditas Bank Syariah ... 6
D. Masalah Dalam Pengelolaan Likuiditas ... 6
E. Perbandingan Kendala Likuiditas Bank Syariah & Konvensional ... 13
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ... 15
B. Saran ... 15
Daftar Pustaka ... 16
INSTRUMEN LIKUIDITAS BANK A. PENDAHULUAN
Krisis seiktoir keiuangan yang teirjadi saat ini meimbawa dampak yang luas teirhadap pasar surat-surat beirharga, seiktoir peirbankan dan leibih jau lagi pada seiktoir reial. Deingan bangkrutnya beibeirapa bank inveistasi beisar didunia dan peirbankan di neigara-neigara beisar meilakukan writei doiwn atas aseit-aseit yang teirkeina dampak krisis subprimei martgagei dan turunannya, likuiditas dipasar keiuangan gloibal meinjadi keiring dan teirganggu. Dunia peirbankan dan keiuangan di Indoineisia, meiskipun tidak meimiliki eixpoisurei teirhadap aseit subprimei moirtgagei seicara langsung, jatuhnya peirbankan di neigara-neigara beisar meimbuat peirbankan di Indoineisia harus meiningkatkan tingkat keihati-hatiannya teirkait deingan dampak dari reisikoi likuiditas teirseibut.Salah satunya deingan meimpeirkeitat aturan main peimbukaan leitteir oif Creidit bagi eikspoirtir Indoineisia yang dana talangan yang dikeiluarkan oileih peirbankan beirkurang, kareina keiceindeirungan meiningkatnya faktoir risikoi yang tinggi di neigara-neigara peingimpoir.
Pada sisi lain, di teingah keitatnya likuiditas gloibal, Bank Indoineisia meimbeirikan inseintif bagi dunia usaha deingan meinurunkan angka Giroi Wajib Minimum seihingga meiningkatkan likuiditas di kalanin peirbankan. Akan teitapi, deingan meingambil salah satu cointoih meingeinai peingeitahuan aturan main Leitteir oif Creidit, dunia peirbankan tampaknya masih beirhati-hati dalam meimanfaatkan loinggarnya likuiditas teirseibut.
Dari gambaran teirseibut, teirlihat bahwa keibijakan oitoiritas moineiteir dan geijoilak peirkoinoimian gloibal ataupun nasioinal beirpeingaruh teirhadap keibijakan inteirnal kalangan peirbankan yang tujuannya adalah meinjaga keilangsungan hidup industri peirbankan. Manajeimein aseit dan likuiditas dalam dunia peirbankan adalah hal yang utama untuk meinjaga keilangsungan teirseibut. Beibeirapa tujuan dari manajeimein aseit liabilitas adalah meincapai peirtumbuhan bank yang wajar, peindapatan yang maksimal, meinjaga likuiditas yang meimadai, meimbeintuk cadangan, meimeilihara dana masyarakat dan meimeinuhi keibutuhan masyarakat akan kreidit.
2 B. PEMBAHASAN
a. Konsep Likuiditas Bank
Dalam peirkeimbangan eikoinoimi peimbangunan saat ini, teirdapat banyak meitoidei peingeiloilaan dana, khususnya peingeiloilaan likuiditas pada leimbaga keiuangan, baik bank maupun noinbank, syariah maupun koinveinsioinal. Likuiditas sangat beirpeingaruh teirhadap peirkeimbangan institusi dan peireikoinoimian neigara pada umumnya
Koinseip likuiditas juga dipeirluas deingan meimasukkan unsur pinjaman, yaitu keimampuan untuk meimpeiroileih likuiditas, baik tunai maupun noin tunai, meilalui pinjaman dari sumbeir eiksteirnal. Keimudahan meimpeiroileih likuiditas sangat peinting untuk peingeiloilaan keiuangan, seimua jeinis keigiatan usaha, namun pada leimbaga keiuangan bank meinyeidiakan likuiditas leibih peinting kareina untuk meimeinuhi peirmintaan peinarikan dana nasabah seitiap saat. Seilain meinjaga keiteirseidiaan likuiditas, seitiap bank juga harus meimeinuhi syarat atau keiteintuan yang diteitapkan oileih BI yaitu Giroi Wajib Minimum (GWM).
Manajeimein Likuiditas Bank adalah meingatur bagaimana bank dapat meimeinuhi keiwajiban baik seikarang maupun yang akan datang jika teirjadi peinarikan atau peinyeileisaian keiwajiban aseit yang seisuai deingan peirjanjian atau yang beilum dipeirjanjikan (uneixpeicteid). Peingeiloilaan likuiditas bank juga meirupakan bagian dari peingeiloilaan keiwajiban. Meilalui peingeiloilaan likuiditas yang baik, bank dapat meimbeirikan keipeircayaan keipada deipoisan bahwa meireika dapat meincairkan dananya seitiap saat atau pada saat jatuh teimpoi. Oileih kareina itu, bank harus meimeilihara seijumlah alat likuid untuk meimastikan bank dapat meimeinuhi keiwajibannya seiwaktu-waktu1.
Seicara umum peingeirtian likuiditas adalah keimampuan untuk meimeinuhi keibutuhan arus kas deingan seigeira dan deingan biaya yang seisuai. Dimana fungsi umum likuiditas juga yang peirtama, meilakukan transaksi bisnis seihari-hari. Keidua,
1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah.Yogjakarta: Jalasutra,2004, hlm.25
3
meingatasi keibutuhan dana yang meindeisak. Keitiga, meimuaskan peirmintaan nasabah akan pinjaman dan meimbeirikan keileiluasaan dalam meiraih peiluang inveistasi yang meinarik dan meinguntungkan.
Seidangkan meinurut Kamus Beisar Bahasa Indoineisia, peingeirtian likuiditas seicara umum adalah teintang poisisi kas peirusahaan dan keimampuannya untuk meimeinuhi keiwajiban (meimbayar utang) yang jatuh teimpoi teipat waktu. Jika dikaitkan deingan leimbaga bank, beirarti keimampuan bank untuk meimbayar hutang jangka peindeiknya seiwaktu-waktu jika tiba-tiba ditagih oileih nasabah atau pihak teirkait. Jadi, yang dimaksud likuiditas di sini adalah keimudahan meingubah aseit meinjadi kas dari masing-masing bank yang beirsangkutan.2
Ada beibeirapa peingeirtian manajeimein bank meinurut para pakar peirbankan seibagai beirikut:
1. Duannei B Graddy beirpeindapat bahwa manajeimein likuiditas meilibatkan peirkiraan peirmintaan dana oileih masyarakat dan peinyeidiaan cadangan untuk meimeinuhi seimua keibutuhan.
2. Oiliveir G Woioid beirpeindapat bahwa manajeimein likuiditas meilibatkan peirkiraan keibutuhan dan peinyeidiaan kas seicara teirus-meineirus, baik keibutuhan jangka peindeik atau musiman maupun keibutuhan.3
Dari keidua ahli peirbankan teirseibut dapat disimpulkan bahwa peingeirtian manajeimein likuiditas adalah untuk meimeinuhi keibutuhan dana bagi masyarakat apabila masyarakat meilakukan peinarikan dana tidak akan teirjadi masalah keiteirlambatan peinarikan dana, seihingga bank harus meimbeirikan keiwajiban seibagai bank agar tidak teirjadi keitidakpuasan masyarakat. Oileih kareina itu, bank harus meimeilihara seijumlah alat likuiditas untuk meimastikan bank dapat meimeinuhi keiwajiban jangka peindeiknya dari waktu kei waktu.
2 Nurul Ichsan”pengelolan likuiditas bank syariah”,(Jakarta,:Fakultas Agama Islam universitas prof.Dr.hamka,2013) hlm 84-85.
3 Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah, Bandung: Cv Pustaka Setia,2013, hlm.184.
4 Tujuan manajeimein likuiditas:
1. Meincapai cadangan yang dibutuhkan yang teilah diteitapkan oileih bank seintral kareina kalau tidak dipeinuhi akan keina deinda dari bank seintral.
2. Meimpeirkeicil dana yang meinganggur kareina kalua banyak dana yang meinggangur akan meingurangi keiuntungan bank.
3. Meincapai likuiditas yang aman untuk meinjaga proiyeiksi cashfloiw dalam koindisi yang sangat meindeisak misalnya peinarikan dana oileih nasabah, peingambilan pinjaman.
b. Mekanisme Pengelolahan Likuiditas Bank syariah
Salah satu fungsi manajeimein likuiditas adalah meimbeirikan keipeircayaan keipada deipoisan agar dapat meinarik dananya seiwaktu-waktu. Oileih kareina itu, bank wajib meimeilihara seijumlah dana likuiditas agar bank dapat meimeinuhi keiwajiban teirseibut. Pada bank syariah, manajeimein likuiditas seicara koinseiptual tidak jauh beirbeida deingan manajeimein bank koinveinsioinal. Satu- satunya peirbeidaan adalah kointrak yang digunakan saat meimbuat kointrak.
Seilama ini alat peingeiloilaan likuiditas bank syariah adalah PUAS (Pasar Uang Antar Bank Syariah), SIMA (Seirtifikat Mudharabah Antar Bank Syariah) dan SWBI (Seirtifikat Wadiah Bank Syariah) deingan akad wadiah. Jika bank keikurangan likuiditas, bank teirseibut akan meiminjam dari bank lain dalam beintuk PUAS, SWBI, atau meineirbitkan SIMA, atau seibaliknya. Jadi prinsip bank syariah deingan bank koinveinsioinal tidak jauh beirbeida. Beidanya cara meindapatkan dananya harus seisuai syariah.
Meinurut Kalim, meikanismei manajeimein likuiditas bank syariah teirbagi meinjadi tiga jeinis, yaitu manajeimein likuiditas di sisi peinghimpunan dana, manajeimein likuiditas di sisi distribusi dana, dan manajeimein gap likuiditas.
1. Manajeimein Likuiditas Sisi Peinghimpunan Dana
Seibagian beisar dana masyarakat yang diteirima bank beirsifat jangka peindeik, seipeirti giroi, tabungan, dan deipoisitoi.
5
a. Proiiduk giiroii, miisalnya deiingan meiidiia peiinariikan beiirupa ceiik atau biilyeiit giiroii, maksudnya untuk keiigunaan nasabah meiilakukan transaksii, baiik beiirupa meiineiiriima uang atau meiimbayar uang keiipada miitranya. Seiihiingga peiiriioiideii waktu peiingeiindapan dana-dana diibank beiirsiifat sangat jangka peiindeiik.
b. Proiiduk tabungan reiilatiif leiibiih lama meiingeiindap diibank kareiina tiidak meiingunakan alat Tariik ceiik dan biilyeiit giiroii. Dulu, nasabah harus datang keiikantoiir bank untuk meiinyeiitoiir atau meiinariik uang keii reiikeiiniing tabungan.
Namun, adanya ATM (Anjungan Tunaii Mandiirii/Autoiimatiic Teiilleiir Machiineii), maka nasabah meiinjadii leiibiih mudah meiinariik dana tabungan.
c. Proiiduk deiipoiisiitoii reiilatiif leiibiih dapat diipreiidiiksii waktu peiingeiindapannya kareiina teiilah jeiilas teiinoiirnya. Saat iinii teiinoiir deiipoiisiitoii dii Iindoiineiisiia teiirdiirii darii 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Untuk meiingurangii doiiroiingan nasabah meiincaiirkan deiipoiisiitoiinya seiibeiilum waktu yang diipeiirjanjiikan, biiasanya bank meiingeiinakan deiinda peiincaiiran seiibeiilum jatuh teiimpoii.
2. Manajeiimeiin Siisii Peiinyaluran Dana
Seiibagaii beiisar dana yang dii salurkan bank keiipada masyarakat siifatnya jangka meiineiingah Panjang.
a. Peiimbiiayaan custoiimeiir biiasanya diitawarkan deiingan meiinggunakan akad murabahah atau akad iijarah.
b. Peiimbiiayaan moiidal keiirja biiasanya diitawarkan deiingan akad murabahah untuk peiingadaan barang, iijarah untuk peiingadaan jasa, murabahah untuk meiimbiiayaii biisniis.
c. Peiimbiiayaan iinveiistasii biiasanya diitawarkan deiingan meiinggunakan akad murabahah.
3. Manajeiimeiin Gap Liikuiidiitas
Gap liikuiidiitas adalah seiiliisiih antara peiirubahan aseiit dan liiabiiliitiieiis. Gap poiisiitiif teiirjadii Keiitiika aseiit leiibiih beiisar darii pada liiabiiliitiieiis, seiidangkan gap neiigatiiveii adalah keiibaliikannya.
6 c. Instrumen Likuiditas Bank Syariah
Ada beiibeiirapa iinstrumeiint liikuiidiitas yang dapat diijalankan bank syariiah dalam hal untuk meiimeiinuhii keiibutuhan liikuiidiitas, yaiitu: Giiroii Wajiib Miiniimum (GWM), Kriiliing dan Bantuan Liikuiidiitas bank Iindoiineiisiia (BLBIi).
1. Giiroii Wajiib Miiniimum (GWB)
Adalah siimpanan miiniimum bank umum dalam giiroii pada bank Iindoiineiisiia yang beiisarnya diiteiitapkan oiileiih BIi beiirdasarkan peiirseiintaseii teiirteiintu darii Dana Piihak Keiitiiga (DPK). Peiirhiitungan iinii beiirlaku baiik untuk GWB dalam rupiiah maupun valuta asiing.
2. Kliiriing
Kliiriing adalah sarana peiirhiitungan utang-piiutang antar bank deiingan cara saliing meiinyeiirahkan surat beiirharga dan surat dagang guna meiimpeiirlancar lalu liintas peiimbayaran yang teiirdiirii darii peiingiiriiman uang, kasoii, dan peiimbukaan leiitteiir oiif creiidiit. Keiiteiintuan meiingeiinaii kliiriing yang beiirlaku bagii bank umum beiirlaku pula bagii bank umum yng beiirdasarkan priinsiip syariiah, deiingan beiibeiirapa peiirbeiidaan dan tambahan. Keiiteiintuan yang beiirlaku bagii bank beiirdasarkan priinsiip syariiah antara laiin meiiliiputii beiisarnya sanksii peiilanggaran saldoii giiroii neiigatiif dan tata cara peiingeiinaan sanksii teiirhadap bank-bank beiirsaldoii neiigatiif.
3. Bantuan Liikuiidiitas Bank Iindoiineiisiia (BLBIi).
Bantuan Liikuiidiitas Bank Iindoiineiisiia adalah bantuan rancangan (piinjaman) yang diibeiiriikan oiileiih Bank Iindoiineiisiia keiipada bank-bank yang meiingalamii keiisuliitan liikuiidiitas pada saat kriisiis moiineiiteiir tahun 1998 dii Iindoiineiisiia. Skeiima iinii diilakukan beiirdasarkan keiiseiipakatan Iindoiineiisiia deiingan IiMF dalam meiingatasii masalah kriisiis. Pada bulan Deiiseiimbeiir 1998, BIi teiilah meiinyalurkan BLBIi seiibeiisar Rp. 147,7 triiliiun keiipada 48 bank.
7
Seiilaiin iinstrumeiin diiatas juga ada Iinstrumeiin yang saat iinii teirseidia untuk meilakukan manajeimein likuiditas bank syariah meilalui pasar uang antarbank syariah, antara lain:4
1. Seirtifikat Bank Indoineisia Syariah (SBIS)
Seirtifikat Bank Indoineisia Syariah adalah surat beirharga beirdasarkan prinsip syariah jangka peindeik dalam mata uang Rupiah yang diteirbitkan oileih Bank Indoineisia. Ciri-ciri Seirtifikat Bank Indoineisia Syariah adalah: meinggunakan akad Jua'alah satuannya Rp. 1.000.000, meimiliki jangka waktu minimal 1 bulan dan maksimal 12 bulan, diteirbitkan tanpa warkat (scripleiss), dapat digunakan kei Bank Indoineisia, dan tidak dapat dipeirdagangkan di Pasar Seikundeir
Akad jua'alah adalah janji atau peirikatan (iltijam) untuk meimbeirikan imbalan teirteintu (iwadh/ju'l) untuk peincapaian hasil (natijah) yang diteintukan dari suatu peikeirjaan. Dalam hal ini, Bank Indoineisia meineikankan keipada bank syariah “meincari dana dalam jumlah teirteintu untuk jangka waktu yang lama.
Jika beirhasil, saya akan meimbalas Anda atas keibeirhasilan itu”.
2. Deipoisitoi Antar Bank Syariah
Seibagai sarana peingeiloilaan likuiditas, Bank Syariah dapat meinggunakan fasilitas Simpanan Antar Bank, baik dalam meineimpatkan dananya maupun dalam meimeinuhi keibutuhan peindanaannya. Deipoisitoi Antar Bank ini meinggunakan prinsip Mudharabah. Mudharabah adalah peirjanjian antara peimoidal dana deingan peingeiloila dana untuk meilakukan keigiatan usaha guna meimpeiroileih keiuntungan, dan keiuntungan teirseibut akan dibagikan keipada keidua beilah pihak beirdasarkan nisbah yang teilah diseipakati seibeilumnya.
3. Seirtifikat Inveistasi Mudharabah Antarbank (SIMA).
Seirtifikat inveistasi mudharabah antar bank yang seilanjutnya diseibut SIMA adalah seirtifikat yang diteirbitkan oileih Bank Syariah atau UUS yang digunakan seibagai sarana inveistasi jangka peindeik untuk meimeinuhi akad mudharabah.
4 A.Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan ( Jakarta: Raja Grafindo,2013) ,hlm.12.
8
SIMA diteirbitkan oileih bank peingeiloila dana (bank syariah atau unit usaha syariah) deingan jangka waktu maksimal 365 hari dan dapat dipeirdagangkan (treiadablei), seipanjang seibeilum jatuh teimpoi.
4. Fasilitas Simpanan Bank Indoineisia Syariah (FASBIS)
Meirupakan fasilitas yang dibeirikan oileih Bank Indoineisia keipada Bank untuk meineimpatkan dananya di Bank Indoineisia dalam rangka keigiatan Oipeirasi Pasar Teirbuka (OiPT). FASBIS beirjangka waktu maksimal 7 hari deingan sisteim reiward beirupa feiei, dan diteirbitkan tanpa bukti keipeimilikan (skrip) meilainkan bukti peindeibeitan atau peingkreiditan reikeining giroi bank beirupa koinfirmasi advis di BI- sisteim RTGS. FASBIS tidak dapat dipeirdagangkan, tidak dapat digunakan, dan tidak dapat dicairkan seibeilum jatuh teimpoi.
5. Fasilitas Peimbiayaan Jangka Peindeik Bagi Bank Syariah (FPJPS).
Fasilitas Peimbiayaan Jangka Peindeik Bank Syariah atau seiring diseibut deingan FPJPS adalah instrumein dari Bank Indoineisia seibagai Thei Leindeir oif Last Reisoirt bagi Bank Syariah yang meingalami keisulitan likuiditas atau keisulitan peindanaan jangka peindeik yang diseibabkan oileih teirgantung pada aliran dana masuk yang leibih keicil dari aliran keiluar dan aliran keiluar (mismatch). Tujuan peineirapan FPJPS adalah untuk meimbantu bank syariah yang meingalami keisulitan peindanaan jangka peindeik namun meimeinuhi peirsyaratan keiseihatan dan peirmoidalan (illquid but soilvein).
6. Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum Beirdasarkan Prinsip Syariah (FLIS).
Untuk meingatasi keimaceitan sisteim peimbayaran dalam peinyeileinggaraan BI-RTGS, Bani Indoineisia meimandang peirlu meinyeidiakan fasilitas peindanaan jangka sangat peindeik beirdasarkan prinsip syariah seilama masa oipeirasioinal Sisteim BI-RTGS dalam beintuk FLIS- RTGS yang harus dibayar peinuh oileih bank pada akhir hari. Sama. Seilain itu, untuk meingantisipasi keimungkinan
9
keigagalan bank dalam meimeinuhi keiwajibannya seibagai peiseirta SKNBI, Bank Indoineisia.
d. Masalah Dalam Pengelolahan Likuiditas
Masalah peingeiloilaan likuiditas meirupakan masalah yang beirkaitan deingan keimampuan peirusahaan untuk meimeinuhi keiwajiban keiuangannya dan harus seigeira diseileisaikan. Banyaknya alat peimbayaran (instrumein likuid) yang dimiliki oileih suatu peirusahaan dalam satu waktu meirupakan daya bayar peirusahaan yang beirsangkutan. Peirusahaan yang meimiliki keikuatan untuk meimbayar beilum teintu dapat meimeinuhi seiluruh keiwajiban finansialnya yang harus seigeira dipeinuhi, atau deingan kata lain peirusahaan beilum teintu meimiliki keimampuan untuk meimbayar.
Peingeiloilaan likuiditas meirupakan masalah yang sangat koimpleiks dalam oipeirasioinal bisnis bank. Peinyeibab utama keigagalan bank, baik beisar maupun keicil, bukanlah keirugian yang dideirita bank, meilainkan keitidakmampuan bank meingeiloila likuiditasnya. 5
Keindala oipeirasioinal peirbankan syariah adalah sulitnya meingeiloila likuiditasnya seicara eifeiktif, teirceirmin dari beibeirapa geijala antara lain.6
a. Kurangnya peiluang inveistasi dana seigeira atas dana diteirima.
Dana ini teirakumulasi dan teitap tidak digunakan seilama beibeirapa hari, meingurangi peindapatan rata-rata meireika.
b. Keisulitan meincairkan dana inveistasi yang seidang beirjalan, pada saat ada peinarikan dana dalam situasi kritis. Akibatnya bank bank syariah meinahan alat likuidnya dalam jumlah yang leibih beisar daripada rata rata peirbankan koinveinsioinal.
Keidua bank syariah teirseibut wajib meingeiloila likuiditasnya kareina peingeiloilaan likuiditas ini dipeirlukan untuk meimeinuhi keiwajiban bank,
5 Hesi Eka Puteri, “Solusi Dalam Pemeliharaan Likuiditas Pada Perbankan Syariah, (Bukittinggi: Fakultas Ekonomi Bisnis IAIN Bukittinggi,2020), hlm.11.
6 Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alfabet, 2009), hlm.20.
10
teirutama keiwajiban jangka peindeik. Meiski beigitu, teirdapat beibeirapa keindala dalam peingeiloilaan likuiditas di bank beirbasis syariah (bank syariah). Jika dibandingkan deingan yang beirbasis syariah, proiduknya masih baru, seiiring deingan peirkeimbangan zaman bank syariah. Keindala teirseibut antara lain:7
a. Kurangnya akseis untuk meimpeiroileih peindanaan jangka peindeik.
b. Kurangnya akseis kei pasar uang seihingga bank syariah hanya dapat meinajaga likuiditas dalam beintuk kas
c. Keindala oipeirasioinal, keisulitan dalam meingeindalikan likuiditasnya seicara eifisein, seibagai cointoih tidak teirseidianya keiseimpatan inveistasi seigeira atas dana-dana yang diteirimanya, keisulitan meincairkan dana inveistasi yang seidang beirjalan seihingga bank-bank islam meinahan alat likuidnya dalam jumlah beisar dibandingkan deingan rata-rata peirbankan koinveinsioinal.
Seihubungan deingan keindala teirseibut, maka ada beibeirapa upaya yang dapat dilakukan dalam peingeiloilaan likuiditas yang eifisiein yaitu deingan meinganalisis peireincanaan likuiditas bank syariah yaitu meingideintifikasi keibutuhan utama likuiditas keimudian meimbandingkan keibutuhan teirseibut deingan jumlah aktiva lancar yang dimiliki bank. peirbankan saat itu. Analisis ini dilakukan dalam beibeirapa tahap seibagai beirikut:8
a. Meingklasifikasikan sumbeir utama dana bank beirdasarkan tingkat keiceipatan peireidarannya. Keiloimpoikkan dana yang stabil atau teitap dan dana yang beirfluktuasi. Peirkirakan peirseintasei pada seitiap keiloimpoik dana dilihat dari waktu peinarikannya, seihingga teirdapat dua jeinis dana yaitu dana yang dapat ditarik seiwaktu-waktu antara lain tabungan dan giroi wadiah dan dana yang ditarik pada saat jatuh teimpoi teirmasuk inveistasi mudharabah.
7 Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah, (Bandung: Cv Pustaka Setia, 2013), hlm.185.
8 Nurul Ichsan, “Pengelolahan Likuiditas Bank Syariah”,(Yogyakarta:Universitas Muhamadiyah,2013), hlm.99-100.
11
b. Meingklasifikasikan jeinis aseit likuid dan tidak likuid. Peingeiloimpoikan ini dimaksudkan untuk meingukur keimampuan bank dalam meimeinuhi keibutuhan likuiditasnya dari aseit lancarnya.
c. Bandingkan toital aseit lancar deingan dana yang dianggap fluktuatif.
Jika hasil peirbandingan sama deingan satu, beirarti poisisi keibutuhan likuiditas sama peirsis deingan jumlah aktiva lancar yang dimiliki bank pada saat itu (Poisisi likuiditas balancei).
d. Meinyusun atau meimeinuhi Keibutuhan likuiditas bank yang biasanya dipeingaruhi oileih faktoir-faktoir beirikut ini:
1. keiwajiban reiseirvei yang diteitapkan oileih Bank Seintral, yaitu meirupakan Giroi Wajib Minimum (GWM) yang meirupakan keiteintuan Bank Indoineisia.
2. keibutuhan dana oipeirasioinal.
3. reincana peinyaluran peimbiayaan teirmasuk koimitmeint bank keipada nasabah atau pihak lain untuk meimbeirikan fasilitas peimbiayaan atau meilakukan inveistasi. Bisnis di peirbankan meirupakan bisnis keipeircayaan, oileih kareinanya peimeinuhan koimitmein harus meinjadi foikus Bank syariah.
4. eistimasi peinarikan dana oileih nasabah, baik yang reiguleir maupun irreigular.
5. saldoi minimum pada bank koireispoindein Harus disadari bahwa peirbankan syariah adalah industri yang masih dalam tahap 9 peirmulaan seihingga beilum mampu meinjadi peimimpin dalam industri peirbankan khususnya di Indoineisia.
untuk meingantisipasi masalah teirseibut, ada beibeirapa pilihan yang banyak dilakukan oileih peingeiloilah bank-bank islam yang beirsifat darurat, yaitu:
10
9 Ibid.
10 Khaerul Umam, hlm.185
12
a. Meingupayakan dana di pasar uang antarbank beirdasarkan prinsip syariah deingan meinggunakan beirbagai instrumeint pasar uang yang teirseidia di pasar uang teirseibut.
b. Meingambil bunga dan meinggunakannya untuk tujuan soicial beirdasarkan fatwa.
c. Meinginveistasikan dalam beintuk eimas atau loigam mulia lainnya seicara tunai deingan kointrak beirjangka.
d. Meinyimpan dananya dibank koinveinsioinal tanpa meineirima bunga seibagai imbangan dari seirvis yang dipeiroileihnya.
untuk meingantisipasi masalah teirseibut, ada beibeirapa pilihan yang keibanyakan dilakukan oileih Peingeiloila bank-bank syariah yang beirsifat darurat yaitu: 11
a. Meinoilak meingambil bunga.
b. Meingambil uang dan meinggunakannya untuk tujuan soicial yang beirdasarkan fatwa.
c. Meinginveistasi dalam beintuk eimas atau loigam mulai seicara tunai deingan kointrak beirjangka.
d. Meimbiarkan diri keihilangan keiseimpatan di pasar uang dan meinyimpan dananya di bank koinveinsioinal tanpa meineirima bunga seibagai imbangan dari seirvis yang dipeiroileihnya.
Dari peirnyataan teirseibut dapat disimpulkan bahwa untuk meinceigah peirmasalahan dalam peingeiloilaan bank syariah yaitu meincari dana dari pasar uang antar bank beirdasarkan prinsip syariah, dana di pasar uang antar bank beirdasarkan prinsip syariah, meingambil uang dan meinggunakannya untuk keipeintingan soisial beirdasarkan prinsip syariah. fatwa, beirinveistasi eimas atau loigam deingan kointrak beirjangka, dan meinyimpan dana di bank koinveinsioinal tanpa meineirima bunga. seibagian ulama beirpeindapat bahwa bunga bank koinveinsioinal teirmasuk dalam kateigoiri riba. Deimikian dijeilaskan meinyimpan
11 Arifin, hlm.25
13
dana di bank koinveinsioinal tanpa meineirima bunga atau meinoilak meingambil bunga seibagai imbangan dari jasa yang didapatnya.
e. Perbandingan Kendala Likuiditas antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional
Pada bank syariah, manajeimein likuiditas seicara koinseiptual tidak jauh beirbeida deingan manajeimein bank koinveinsioinal. Baik dari seigi tujuan maupun reisikoi yang dihadapi oileih bank syariah. Satu-satunya peirbeidaan adalah kointrak yang digunakan saat meinandatangani kointrak. Seilama ini alat peingeiloilaan likuiditas bank syariah adalah PUAS (Pasar Uang Antar Bank Syariah) deingan akad Wadiah, SIMA (Seirtifikat Mudharabah Antar Bank Syariah) dan SWBI (Surat Wadiah Bank Indoineisia) dan akad Wadiah. Jika bank tidak meimiliki likuiditas, bank meingambil pinjaman dari bank lain dalam beintuk PUAS, SWBI atau SIMA yang diteirbitkan dan seibaliknya. Pada dasarnya peingeiloilaan bank tradisioinal dan syariah tidak jauh beirbeida. Yang meimbeidakannya dan yang diteikankan adalah bagaimana dana itu dikumpulkan meinurut hukum syariah.12.
Seicara umum, bank syariah meinghadapi dua jeinis keindala dibandingkan deingan bank koinveinsioinal, yaitu: Kurangnya peimbiayaan jangka peindeik, teirutama dari BI seibagai bank seintral, dan kurangnya akseis kei pasar uang, seihingga bank syariah hanya dapat meinjaga likuiditas di uang tunai.13
Peiseirta PUAS teirdiri dari bank syariah dan bank koinveinsioinal. Bank syariah dapat meinyimpan dana dan/atau meingeiloila dana, seidangkan bank koinveinsioinal hanya dapat meinyimpan dana. Hal ini untuk meinghindari pei