• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KOMPONEN UTAMA ATAU PRIMER LINGKUNGAN “ATMOSFER DAN BIOSFER”

N/A
N/A
Teresia @28

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH KOMPONEN UTAMA ATAU PRIMER LINGKUNGAN “ATMOSFER DAN BIOSFER” "

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

KOMPONEN UTAMA ATAU PRIMER LINGKUNGAN

“ATMOSFER DAN BIOSFER”

DOSEN PENGAMPU : ANDI ASMAR, S. Pd., M.Pd

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 2 :

1. JENDRI KOUNTUL (2384203003) 2. SITI RAHMA LAMALE (2384203006)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TOMPOTIKA LUWUK BANGGAI

2024

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga makalah yang berjudul

”ATMOSFER DAN BIOSFER” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Shalawat dan salam selalu tercurah keharibaan junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW, beserta sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan makalah ini, baik berupa moril maupun materil.

Dalam penyajian makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penghimpunan makalah. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi tersempurnanya makalah ini.

Luwuk, 12 Maret 2024

Penulis

(3)

iii DAFTAR ISI

COVER ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 1

BAB II PEMBAHASAN A. Awal Evolusi Atmosfer... 2

1. Komposisi dan Lapisan-Lapisan Atmosfer ... 5

2. Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim ... 10

3. Klafikasi Iklim ... 15

B. Pengertian Biosfer ... 19

1. Factor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna . 21 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ... 31

B. Saran ... 32 DAFTAR PUSTAKA

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bumi memiliki seluruh sifat yang diperlukan bagi kehidupan. Salah satunya adalah keberadaan atmosfer, yang berfungsi sebagai lapisan pelindung yang melindungi makhluk hidup. Atmosfer terdiri dari lapisan yang berbeda yang tersusun secara berlapis satu diatas yang lainnya.

Atmosfer merupakan bagian yang tak terpisahkan dari planet bumi.

Setiap lapisan di atmosfer mengandung peranan yang sangat vital untuk keberlangsungan kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi. Manusia sebagai salah satu makhluk hidup yang berada di bumi seharusnya menjaga keberadaan atmosfer, misalnya dengan mencegah kerusakan lapisan ozon.

Lapisan ozon adalah salah satu komponen penting dalam lapisan atmosfer bumi.

Lapisan atmosfer yang menyelubungi bumi mempunyai karakteristik yang berbeda. Atmosfer sangat menarik untuk dipelajari agar kita lebih menghargai setiap lapisan atmosfer bumi beserta peranannya bagi kehidupan.

Oleh karena itu mengingat pentingnya pengetahuan mengenai atmosfer maka penulis menyusun makalah yang diberi judul “ATMOSFER”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Bagaimana awal evolusi atmosfer?

2. Apa komposisi dan lapisan-lapisan dari atmosfer?

3. Apa saja unsure-unsur yang mempengaruhi cuaca dan iklim?

4. Apa saja klasifikasi dari iklim?

5. Factor apa saja yang mempengaruhi kelangsungan biosfer?

6. Bagaimana ruang lingkup biosfer?

7. Apakah yang dimaksud dengan biosfer?

(5)

2 BAB II PEMBAHASAN

A. Awal Evolusi Atmosfer

Atmosfer berasal dari bahasa Yunani yakni berakar dari kata Atmos dan Sphaira. Atmos dapat diartikan sebagai udara dan Sphaira sebagai lapisan. Jadi secara etimologis atmosfer bisa diartikan sebagai lapisan udara. Atmosfer terdapat di luar planet yang sifatnya menyelimuti planet tersebut. Sehingga secara lebih luas atmosfer dapat dipahami sebagai lapisan udara yang menyelimuti planet. Sejalan dengan pengertian yang demikian, dalam kamus besar bahasa indonesia atmosfer didefinisikan sebagai lapisan udara yg menyelubungi bumi sampai ketinggian 300 km (terutama terdiri atas campuran berbagai gas, yaitu nitrogen, oksigen, argon, dan sejumlah kecil gas lain).

Secara terminologis atmosfer didefinisikan sebagai lapisan yang menyelimuti permukaan planet yang tersusun dari zat gas dan memiliki jarak tertentu dari permukaan planet. Lapisan ini yang menjadi pembatas antara planet tersebut dengan ruang angkasa. Jarak atmosfer dari permukaan bumi bisa beratus-ratus kilometer.

Salah satu planet yang memiliki atmosfer adalah bumi. Bumi sebagai planet urutan ketiga dari matahari dalam sistem tatasurya mempunyai atmosfer yang peranannya sangat berpengaruh pada kondisi planet bumi itu sendiri. Atmosfer bumi adalah salah satu yang menyebabkan bumi bisa dijadikan tempat tinggal untuk mahkluk hidup. Sebab atmosfer Bumi yang menjadikan suhu permukaan Bumi antara siang dan malam tidak berubah secara drastis. Atmosfer di Bumi terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi.

Proses terbentuknya atmosfer tidak terlepas dari awal proses terbentuknya bumi. Awal pembentukan bumi diperkirakan dalam bentuk massa batuan yang dikelilingi gas dan tidak mengandung air. Gaya berat yang

(6)

3

dimiliki bumi meningkatkan tekanan. Akibarnya bahan yang berat seperti besi akan tertekan dan tenggelam ke dalam bumi, sedangkan bahan yang ringan akan muncul dan mengapung ke permukaan membentuk kerak Bumi.

Cahaya matahari yang sampai ke bumi menyebabkan adanya pemanasan di dalam Bumi sehingga menyebabkan terbentuknya uap air dan gas-gas lainnya hingga membentuk atmosfer. Diperkirakan unsur-unsur yang terkandung dalam atmosfer pada saat itu adalah hidrogen, helium, metana, dan amonia.

Susunan unsur seperti itu sama dengan susunan unsur pada planet Yupiter.

Unsur Oksigen belum banyak terkandung dalam atmosfer.

Bertambah banyaknya kadar oksigen terjadi pada saaat batuan yang leleh secara terus-menerus terurai hingga cukup untuk mendukung kehidupan tumbuhan dan hewan. Seiring dengan terbentuknya atmosfer tersebut, awan yang telah ada sejak awal tersapu oleh angin matahari. Atmosfer pun mengurangi pancaran langsung matahari ke bumi. Bumi menjadi dingin dan uap air membentuk awan tebal di atmosfer. Perlahan-lahan dan dalam kurun waktu jutaan tahun awan tersebut mendingin, uap air mengembun, selanjutnya menjadi hujan yang sangat lebat hingga membanjiri bumi dan mendinginkan batuan di permukaan bumi.

Atmosfer pertama di Bumi seperti yang sudah dijelaskan diatas menurut Michael A. Seeds dan Dana E. Backman dalam Horizons: Exploring The Universe (2010:348) disebut sebagai Primary atmosphere (atmosfer primer). Sedangkan atmosfer yang ada sekarang, yang biasanya kita hirup disebut sebagai Secondary atmosphere (atmosfer skunder) yang diproduksi oleh gas buang dan tumbuhan hijau yang memproduksi oksigen.

Menurut ahli geologi, pada mulanya atmosfer bumi mengandung CO2 (karbon dioksida) berkadar tinggi sehingga karena efek rumah kaca, maka temperature permukaan bumi juga tinggi. Pada waktu itu oksigen (O2) belum terbentuk sehingga belum ada lapisan ozon (ozonosfer) di stratosfer, karena itu sinar ultra violet dari matahari tidak mengalami atenuasi (absorpsi, refleksi dan difusi) dan samapi pada permukaan bumi dengan intensitas radiasi yang sangat kuat. Kondisi semacam ini tidak memungkinkan adanya

(7)

4

kehidupan pada permukaan bumi, kecuali mungkin ada kehidupan pada perairan yang dalam sehingga terlindung radiasi sinar UV (Ultra Violet) dari matahari.

Sekitar 3,5 miliyar tahun yang lalu mulai adanya evolusi makhluk hidup yang berklorofil yang memungkinkan proses fotositensis. Karena fotositensis memerlukan CO2 maka kadar CO2 di atmosfer menjadi berkurang dan sebaliknya kadar O2 meningkat. Melalui proses itu terbentuklah lapisan ozon(O3).

Terbentuknya atmosfer pertama kali dimulai dari terbentuknya atmosfer primer yang masih tersusun atas hidrogen dan helium. Akan tetapi helium dan hidrogen memiliki massa yang ringan sehingga mudah hanyut ke luar angkasa. Oleh karena itu pada tahap selanjutnya terbentuk atmosfer sekunder yang terbentuk dari semburan gunung berapi. Semburan gunung berapi mengandung 95% uap air dan sisanya adalah berbagai senyawa seperti CO2, SO2, H2S, HCl, belerang, H2, CH4, SO3, dan NH3. Pada masa tersebut oksigen belum terbentuk. Uap air yang tersebar di atmosfer dapat bereaksi dengan beragam mineral purba sehingga terbentuk amonia, dengan karbid dapat membentuk metan, dan dengan sulfida membentuk H2S.

Atmosfer selanjutnya yang terbentuk adalah atmosfer tersier yang juga terdapat di masa kini. Atmosfer inilah yang menjadi asal usul kehidupan di bumi. Pada tahap ini telah muncul organisme fotosintetik yang melepas oksigen ke atmosfer. Organisme petama yang melakukan fotosintesis di bumi ini adalah cyanobacteria yang secara perlahan meningkatkan kadar O2 di atmosfer hingga 20% seperti saat ini.

Atmosfer sangat dibutuhkan bagi kehidupan di Bumi ini. Udara merupakan sumber daya alam yang digunakan oleh semua makhluk hidup di Bumi untuk bernapas. Bahkan, kita terlindungi dari batu meteor-meteor yang hendak jatuh ke Bumi karena atmosferlah batu-batu meteor tersebut tidak jatuh ke Bumi. Selain itu, atmosfer juga mempunyai peranan mengatur keseimbangan suhu agar tidak terlalu panas pada siang hari dan tidak terlalu dingin pada malam hari.

(8)

5

1. Komposisi dan Lapisan-Lapisan Atmosfer a. Komposisi Atmosfer

Atmosfer taerdiri dari kata atmos yang berarti uap dan sphaira yang berarti bola. Atmosfer adalah bulatan udara yang membungkus bola bumi. Atmosfer termasik bagian bumi. Karena pengaruh gaya berat, maka atmosfer berputar atau berotasi bersama-sama bumi setiap hari, serta beredar mengelilingi matahari setiap tahun(berevolusi). Tebal atmosfer mancapai kurang lebih 1.000 km. Semakin tinggi lapisan udara, tekanannya semakin rendah. Untuk mengetahui komposisi gas yang terkandung dalam atmosfer secara terperinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

No. Unsur kimia Lambang Volume (%)

1 Netrogen / zat lemas N2 78.08

2 Oksigen / zat pembakar O2 20.95

3 Argon Ar 0.93

4 Asam arang CO2 0.03

5 Neon Ne 0.0018

6 Helium He 0.00015

7 Kripton Kr 0.00011

8 Xenon Xe 0.00005

9 Nitrous oksida N2O 0.00005

10 Hidrogen H2 0.00005

Nitrogen bereaksi lambat, tetapi merupakan bagian penting dari kehidupan sehingga keseimbangan nitrogen di udara, di laut dan di dalam bumi sangat dipengaruhi oleh makhluk hidup. Karbondioksida yang berlimpah dari sinar matahari membuat karbohidrat dengan hasil sampingan oksigen (fotosintesis). Oksigen terakumulasi di udara kemudian berkembang makhluk yang membutuhkan oksigen. Gas nitrogen merupakan gas yang paling banyak terdapat dalam lapisan udara atau atmosfer bumi. Salah satu sumbernya yaitu berasal dari pembakaran sisa-sisa pertanian dan akibat letusan gunung api. Gas lain yang cukup banyak dalam lapisan udara atau atmosfer adalah oksigen. Oksigen

(9)

6

antara lain berasal dari hasil proses fotosintesis pada tumbuhan yang berdaun hijau. Dalam proses fotosintesis, tumbuhan menyerap gas karbondioksida dari udara dan mengeluarkan oksigen. Gas karbondioksida secara alami besaral dari pernapasan mahkluk hidup, yaitu hewan dan manusia. Serta secara buatan gas karbondioksida berasal dari asap pembakaran industri, asap kendaraan bermotor, kebakaran hutan, dan lain-lain.

Selain keempat gas tersebut di atas ada beberapa gas lain yang terdapat di dalam atmosfer, yaitu di antaranya ozon. Walaupun ozon ini jumlahnya sangat sedikit namun sangat berguna bagi kehidupan di bumi, karena ozon yang dapat menyerap sinar ultra violet yang dipancarkan sinar matahari sehingga jumlahnya sudah sangat berkurang ketika sampai di permukaan bumi. Apabila radiasi ultra violet ini tidak terserap oleh ozon, maka akan menimbulkan malapetaka bagi kehidupan mahkluk hidup yang ada di bumi. Radiasi ini di antaranya dapat membakar kulit mahkluk hidup, memecahkan kulit pembuluh darah, dan menimbulkan penyakit kanker kulit.

Selain unsur pembentuk yang berupa gas, udara juga mengandung partikel padat dan cair, yang begitu kecilnya sehingga gerakan udara dapat mengimbangi kecenderungan partikel tersebut jatuh ke tanah.

Partikel itu dapat berasal dari debu yang terangkat oleh angin, partikel garam laut, ataupun hasil pembakaran dan pengolahan dalam industri.

b. Lapisan – Lapisan Atmosfer

Lapisan atmosfer berdasarkan temperaturnya:

1) Troposfer

Troposfer merupakan lapisan yang paling dekat dengan permukaan bumi. Ciri-ciri lapisan troposfer adalah sebegai berikut:

(10)

7

a) Pada lapisan ini terjadi peristiwa-peristiwa cuaca, seperti: awan, hujan, petir, angin.

b) Semakin tinggi tempatnya, semakin berkurang suhunya.

c) Kurang lebih 80% dari seluruh massa gas terdapat pada lapisan ini.

d) Puncak lapisan troposfer terdapat lapisan peralihan yang di sebut tropopause.

2) Stratosfer

Lapisan diatas troposfer adalah strastosfer dengan ketinggian di daerah ekuator mulai dari 16 km-55 km. Ciri-ciri lapisan stratosfer adalah sebagai berikut:

a) Pada ketinggian diatas 30 km, terbentuk lapisan ozon (O3) adalah lapisan-lapisan yang melindungi troposfer dan permikaan bumi dari radiasi sinar ultraviolet matahari yang berlebihan (penyaringan sinar radiasi ultraviolet matahari).

b) Pada lapisan ini terjadi invers suhu, artinya suhu udara bertambah tinggi seiring dengan naiknya ketinggian. Suhu rata-rata mencapai max. sekitar 570C.

c) Terdapat lapisan antara yang di sebut stratopause.

3) Mesosfer

Lapisan ketiga dari selubung atmosfer adalah lapisan mesosfer dengan ketinggian mulai dari 55 km-80 km dari permukaan bumi.

Ciri-ciri lapisan mesosfer adalah sebagai beikut:

a) Suhu semakin berkurang pada ketinggian 55 km.

b) Merupakan tempat terbakarnya meteor-meteor hingga terurai dan jatuh ke permukaan bumi.

c) Terdapat lapisan antara yang disebut mesopause, di mana pada lapisan ini terjadi refleksi (pemantulan) gelombang radio dengan ketinggian 50-90 km di atas permukaan bumiyang disebut dengan lapisan D, dipancarkan dari bumi untuk kemudian diterima oleh tempat-tempat lainnya.

4) Thermosfer (Ionosfer)

(11)

8

Lapisan keempat selubung atmosfer disebut lapisan thermosfer (ionosfer) denagn ketonggian mulai dari 80 km-800 km dari permukaan bumi. Ciri-ciri lapisan ini adalah sebagai berikut:

a) Pada lapisan ini terjadi invers suhu sangat tajam akibat penyerapan radiasi sinar X dan ultraviolet yang dipancarkan matahari.

b) Pada ketinggian 90-120 km di atas permukaan bumi, terjadi ionisasi di lapisan E yang disebabkan oleh sinar X dari matahari, terdiri dari nitrogen dan eksgen.

c) Pada lapisan F pada ketinggian 150-300 km lebih terjadi ionisasi karena sinar ultraviolet dari cahaya matahari banyak mengandung ionitrigen.

d) Lapisan ionosfer sangat berguna untuk telekomunikasi karena lapisan ini dapat memantulkan gelombang-gelombang radio yang berfrekuensi lebih tinggi, misalnya gelombang yang dipancarkan oleh stasiun pemancar televisi ke bumi dan diterima keseluruh dunia.

5) Eksosfer atau Dissipasisfer

Lapisan ini berada pada ketinggian 800-1000 km dari permukaan bumi. Pada lapisan ini terjadi gerakan-gerakan atom secara tidak beraturan. Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari muka bumi. Lapisan ini sering disebut lapisan antar planet dan geostasioner.

Lapisan atmosfer berdasarkan jenis dan kondisi gas:

a) Lapisan ozon (ozonosfer)

Lapisan ozon terdapat pada ketinggian 15-35 km. Ozon terdapat pada seluruh atmosfer bagian bawah, tetapi kebanyakan gas ini terkonsentrasi pada lapisan stratosfer, yaitu pada ketinggian 15-35 km. Ozon sendiri tidak stabil karena sudah

(12)

9

terurai di bawah pengaruh radiasi atau bertumbukan dengan atom oksigen (O). Secara alamiah pada ketinggian 15-35 km terjadi pembentukan dan penguaraian ozon dari oksigen diatomik dan monotomik dengan bantuan (penyerapan) radiasi ultraviolet.

Lapisan ozon adalah penyerap utama radiasi sinar ultraviolet. Sehingga, ketika sinar ultraviolet sampai di permukaan bumi tidak berbahaya bagi makhluk hidup. Jika radiasi ultraviolet sampai ke permukaan bumi maka dapat mengakibatkan luka bakar, kanker kulit, dan kebutaan bagi manusia, serta dapat menimbulkan gangguan generatif dan produktivitas tumbuhan dan hewan.

Lapisan ozon mengalami kerusakan karena gas CFC (Chloro Fluoro Carbon), yaitu gas untuk bahan pendingin AC, kulkas, dan hairspray. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan terbentuknya daerah minim (tanpa) O3 sehingga lapisan ini seolah-olah berlubang dan dinamakan lubang ozon. Akibatnya, suhu udara dibumi bertambah panas dan mengakibatkan gangguan iklim.

b) Lapisan Ionosfer

Lapisan ionosfer berada pada ketinggian 60-600 km.

Ionosfer terdiri atas atom-atom dan molekul yang kehilangan satu atau lebih elektron sehingga terbentuk ion. Oleh karena itu, lapisan ini dinamakan lapisan ionosfer. Lapisan ini sangat bermanfaat di bidang komunikasi karena lapisan ionosfer dapat memantulkan kembali gelombang radio. Ionosfer terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan D, lapisan E, dan lapisan F.

a) Lapisan D; berada pada ketinggian 60-120 km. Lapisan ini memantulkan kembali gelombang AM ke bumi.

b) Lapisan E; berada pada ketinggian 120-180 km. Lapisan ini juga memantulkan kembali gelombang AM.

(13)

10

c) Lapisan F; berada apda ketinggian 180-600 km. Lapisan ini memantulkan kembali gelombang pendek.

2. Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim

Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu yang terbentuk dari gabungan unsur cuaca di wilayah yang relative sempit, pada jangka waktu yang singkat. Di Indonesia selalu di umumkan untuk jamgka waktu sekitar 24 jam, melalui perkiraan cuaca, sedangkan di negara majusudah di umumkan perkiraan cuaca setiap jam.

Iklim adalah rata rata keadaan cuaca dalam wilayah yang luas dan waktu yang lama (30 tahun). Iklim merupakan hasil observasi cuaca dalam jangka waktu puluhan tahunmeliputi wilayah yang relative luas, misalnya iklam tropis, iklim subtropis, iklim asia tenggara, dll.

Iklim terbentuk karena adanya:

1. Rotasi dan revolusi bumi sehingga terjadi pergeseran semu harian dan semu tahunan matahari.

2. Perbedaan letak lintang di bumi dan lingkungan fisis. Perbedaan ini menyebabkan timbulnya perbedaan penyerapan sinar matahari oleh bumi, sehingga besar pengaruhnya terhadap kehidupan di bumi.

Unsur-unsur cuaca dan iklim:

a. Sinar matahari

Matahari merupakan pengatur iklim yang sangat penting, selain itu juga menjadi sumber energi utama di bumi. Energi matahari dipancarkan ke segala arah dalam bentuk gelombang elektromagnetik.

Bumi menerima energi matahari dalam bentuk pancaran radiasi sinar matahari. Sebagian sinar matahari diserap di lapisan atmosfer bumi sehingga tidak semuanya sampai ke permukaan. Pemanasan bumi oleh matahari dapat terjadi melalui dua cara, yaitu pemanasan secara langsung (absorbsi, refleksi, difusi) dan pemanasan secara tidak langsung (konduksi, konveksi, adveksi). Pemanasan oleh matahari yang dapat

(14)

11

mempengaruhi keadaan cuaca dipengaruhi oleh lamanya penyinaran, kemiringan sinar, dan keadaan permukaan bumi.

Matahari sendiri dianggap sebagai sebuah benda hitam sempurna yang memancarkan fluks radiasi mengikuti hukum Stefan- Boltzman. Menurut Stefan-Boltzman fluks radiasi yang dipancarkan sebuah benda berbanding lurus dengan pangkat empat dari suhu mutlaknya yaitu:

T4

F =

• F adalah fluks radiasi yang merupakan energi radiasi yang dipancarkan tiap satuan luas pada setiap waktu.

• T adalah suhu mutlak dari benda hitam.

•  adalah konstanta Stefan-Boltzman b. Suhu Udara

Suhu didefinisikan sebagai tingkat kecepatan gerakan dari molekul suatu objek. Karena kita berbicara tentang lingkungan maka Suhu atau temperatur merupakan keadaan panas atau dingin udara yang sifatnya menyebar secara berbeda-beda pada daerah tertentu. Suhu udara tertinggi biasanya dapat ditemukan pada daerah tropis, dan semakin ke arah kutub maka suhu akan semakin dingin. Setiap pertambahan ketinggian sebesar 100 m biasanya suhu akan turun sebesar 0,6 derajat Celcius. Suhu udara juga akan berhubungan dengan beberapa unsur lain seperti sinar matahari dan penguapan.

Faktor yang mempengaruhi keadaan suhu:

1) Sudut dating sinar matahari.

2) Lamanya penyinaran.

3) Ketinggian tempat.

4) Jarak suatu tempat ke laut.

5) Banyak sedikitnya awan.

Dengan penyinaran matahari, atmosfer bumi mendapatkan panas secara langsung, yaitu dengan absorbsi. Selain secara langsung, atmosfer

(15)

12

bumi juga mendapatkan panas secara tidak langsung, yaitu denagn cara sebagai berikut:

1) Konduksi

Konduksi adalah pemindahan panas antar dua bendayang bersentuhan.

2) Konveksi

Konveksi adalah suatu proses pemindahan panas secara gerak vertical ke atas.

3) Adveksi

Adveksi adalah proses pemansan atmosfer secara mendatar(horizontal).

4) Turbelensi

Turbelansi adalah gerakan udara yang berputar putar karena adanya daerah yang bertekanan rendah di tengah tengah daerah bertekanan tinggi.

c. Angin

Unsur cuaca dan iklim yang berkaitan dengan gerak atmosfer adalah angin. Angin didefinisikan sebagai gerak udara relatif terhadap permukaan bumi pada arah mendatar. Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Angin bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Umumnya angin bergerak secara horizontal, tetapi dalam beberapa kondisi ada juga angin yang bergerak secara vertikal.

Gaya penyebab gerak angin muncul karena adanya perbedaan tekanan pada dua tempat berbeda. Gaya ini dinamakan gaya gradien tekanan. Besarnya dirumuskan sebagai berikut:

x Pn P

− 

=  1

• Pn = gaya gradient tekanan

• P= beda tekanan

(16)

13

• x= beda jarak

• = massa jenis udara

Tanda minus (-) dalam persamaan tersebut menyatakan bahwa arah Pn selalu dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.

d. Tekanan Udara

Tekanan Udara adalah tenaga yang berkerja untuk menggerakan udara dalam setiap luas tertentu. Tekanan udara biasanya diukur dengan menggunakan barometer dengan satuan milibar (mb). Tekanan udara berbanding terbalik dengan ketinggian suatu tempat. Semakin tinggi tempat dari permukaan laut, maka semakin rendah tekanan udaranya, demikian pula sebaliknya. Tekanan ini berasal dari partikel-partikel udara yang menyusun atmosfer sampai ketinggian ratusan kilometer dari permukaan bumi. Udara bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Tekanan udara yang bertekanan terlalu rendah dapat menghasilkan badai dan topan. Sedangkan daerah yang bertekanan udara tinggi menghasilkan cuaca yang kering.

Hubungan antara tekanan udara dan ketinggian mengikuti persamaan Laplace sebagai berikut:

) . 1 ( 18400 log 0

t k Z P

P

= +

• P = Tekanan pada ketinggian Z (mmHG)

• Po = Tekanan mula-mula (mmHG)

• k = Koefisian pemuaian udara (0,00367)

• t = suhu udara rata-rata sampai ketinggian Z dalam °C

• Z = ketinggian dalam meter

e. Kelembapan Udara

(17)

14

Kelembapan udara adalah tinggat konsentrasi uap air di udara.

Semakin tinggi kandungan uap airnya maka udara dikatakan semakin lembap. Kelembapan udara dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu:

Kelembapan Udara Relatif, merupakan perbandingan jumlah uap air dengan udara pada suhu yang sama. Kelembapan udara relatif biasanya dilaporkan dalam bentuk persen.

Kelembapan Udara Absolut, merupakan pengukuran jumlah uap air dalam udara tertentu dan biasanya dilaporkan dalam meter kubik.

Kelembapan Udara Spesifik, merupakan metode pengukuran jumlah uap air di udara dengan rasio terhadap uap air diudara kering.

Kelembapan spesifik diekspresikan dalam rasio kilogram uap air (mw) per gram udara (ma).

Kelembapan yang paling umum digunakan adalah kelembapan relatif (Relative Humidity - RH) yang menyatakan perbandingan tekanan uap air (e) dan tekanan uap air jenuh (es) pada suhu yang sama dengan satuan persen. Secara teoritis, perhitungan kelembapan relatif menggunakan rumus berikut:

Kelembapan relatif (RH) = e/es x 100 %

Tekanan uap air (e) dan tekanan uap air jenuh (es) diperoleh dengan rumus:

e (tekanan uap) 1000

10 ) 10

0007947 ,

0

( 

 

 

 

−



 

− 

= s T Tw

e

es (tekanan uap jenuh) =







+

23733 10 10 / 5 , 7

10 11 , 6

Tw Tw

T pada rumus di atas adalah suhu dari termometer bola kering sedang Tw adalah suhu dari termometer bola basah.

f. Hujan dan Curah Hujan

Hujan adalah peristiwa turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi. Hujan terjadi karena titik-titik air yang terkandung di dalam awan

(18)

15

bertambah semakin banyak sampai keadaan dimana awan tidak lagi mampu untuk menampungnya, sehingga akan dijatuhkan ke permukaan bumi.

Sedangkan curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan datar tanah selama periode tertentu. Dapat dikatakan curah hujan merupakan ketinggian air hujan opada daerah datar tertentu yang tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir.

Hujan terjadi karena adanya siklus air (siklus hidrologi) yang disebabkan karena penguapan akibat pengaruh dari sinar matahari. Karena berhubungan erat dengan udara dan sinar matahari, hujan dapat mempengaruhi cuaca suatu daerah.

Banyaknya hujan yang terukur saat pengamatan hujan disebut curah hujan. Pada dasarnya curah hujan merupakan perbandingan volume air hujan dengan luas alasnya. Jika dirumuskan sebagai berikut :

h = V/A di mana :

h = tinggi air hujan (mm) V = volume air hujan (mm3) A = luas alas penampung (mm2)

Satuan curah hujan adalah milimeter. Curah hujan 1 (satu) milimeter berarti bahwa pada luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.

Klafikasi iklim menurut para ahli:

1. Menurut Wlidmir Koppen

Menurut W. Koppen pembagian iklim terbagi menjadi 5 iklim yaitu:

a) Iklim khatulistiwa, daerah ini dibagi lagi menjadi:

1) AF (iklim hutan hujan tropis) 2) Iklim sabana

3) Iklim yang terletak di antara Af dan Aw

(19)

16

b) iklim kering, daerah ini terbagi menjadi:

1) Bs (iklim stepa) 2) Bw (iklim gurun)

c) Iklim sedang (laut), daerah ini terbagi menjadi:

1) Cs adalah iklim sedang (laut) dengan musim panas yang kering 2) Cw adalah iklim sedang (laut) dengan musim dingin yang

kering

3) Cf adalah iklim sedang (darat) dengan hujan dalam selama sebulan

d) Iklim sedang (darat), daerah ini terbagi menjadi:

1) Dw adalah iklim sedang (darat) denagn musim dingin yang kering

2) Df adalah iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab.

e) Iklim dingin atau salju, daerah ini terbagi menjadi:

1) Et (iklim tundra)

2) Ef (iklim salju atau es abadi)

2. Menurut Schmidt Ferguson

Menurut Schmidt Ferguson iklim dibagi berdasarkan

banyaknya curah hujan pada tiap-tiap bulan. Kriteria yang digunakan adalah:

- bulan kering, jika curah hujan sebulan kurang dari 60 mm - bulan lembab, jika curah hujan sebulan antara 60-100 mm - bulan basah, jika curah hujan sebulan lebih dari 100 mm

Klasifikasi iklim menurut Schmidt-Fergusson dilakukan berdasarkan curah hujan bulanan (bulan basah dan bulan kering) dalam satu tahun di suatu wilayah. Klasifikasi ditentukan berdasarkan perbandingan (Q) antara bulan basah dan bulan kering dalam satu tahun menggunakan rumus berikut ini.

(20)

17 -

- Bulan basah merupakan bulan dengan curah hujan yang lebih besar dari lebih dari 100 mm, sedangkan bulan kering merupakan bulan dengan curah hujan yang kurang dari 60 mm.

Bulan dengan curah hujan antara 60 sampai 100 mm disebut dengan bulan lembap. Berikut ini tabel klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson.

3. Menurut Mohr

Klasifikasi Mohr didasarkan pada hubungan antara penguapan dan besarnya curah hujan, dari hubungan ini didapatkan tiga jenis pembagian bulan dalam kurun waktu satu tahun dimana keadaan yang disebut bulan basah apabila curah hujan >100 mm per bulan, bulan lembab bila curah hujan bulan berkisar antara 100 – 60 mm dan bulan kering bila curah hujan < 60 mm per bulan.

Mohr membagi iklim berdasarkan curah hujan yang sampai ke permukaan bumi, yaitu menjadi tiga golongan sebagai berikut:

a) Bulan kering (BK), yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut kurang dari 60 mm.

b) Bulan sedang (BS, yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut berkisar antara 60 – 90 mm.

c) Bulan basah (BB), yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut 100 mm ke atas.

(21)

18 4. Menurut Oldeman

Klasifikasi iklim yang dilakukan oleh Oldeman didasarkan kepada jumlah kebutuhan air oleh tanaman, terutama pada tanaman padi. Penyusunan tipe iklimnya berdasarkan jumlah bulan basah yang berlansung secara berturut-turut.

Oldeman membagi lima zona iklim dan lima sub zona iklim.

Zona iklim merupakan pembagian dari banyaknya jumlah bulan basah berturut-turut yang terjadi dalam setahun. Sedangkan sub zona iklim merupakan banyaknya jumlah bulan kering berturut-turut dalam setahun. Pemberian nama Zone iklim berdasarkan huruf yaitu Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe iklim yaitu :

• Iklim A. Iklim yang memiliki bulan basah lebih dari 9 kali berturut-turut.

• Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut.

• Iklim C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut.

• Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut Berdasarkan urutan bulan basah dan kering dengan ketententuan tertentu diurutkan sebagai berikut:

Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mm a) Bulan lembab bila curah hujan 100 – 200 mm b) Bulan kering bila curah hujan kurang dari 100 mm

A : Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan B : Jika terdapat 7 – 9 bulan basah berurutan C : Jika terdapat 5 – 6 bulan basah berurutan D : Jika terdapat 3 – 4 bulan basah berurutan

E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan

Pada dasarnya Kriteria bulan basah dan bulan kering yang dipakai Oldeman berbeda dengan yang digunakan oleh Koppen atau pun Schmidt – Ferguson Bulan basah yang digunakan Oldeman adalah sebagai berikut: Bulan basah apabila curah hujan lebih dari 200

(22)

19

mm. Bulan lembab apabila curah hujannya 100 - 200 mm. Bulan kering apabila curah hujannya kurang dari 100 mm.

5. Menurut Yunghunh

Pembagian iklim didasarkan pada ketinggian tempat yang ditandai dengan jenisvegetasi, zone iklimnya adalah terbagi lima zone:

Gambar : Iklim Yunghunh

a) Zone iklim panas. Ketinggian 0 – 700 m, suhu rata-rata tahunan lebih 22 C (padi, jagung, tebu dan kelapa).

b) Zone iklim sedang. Ketinggian 700-1500m, suhu rata-rata tahunan antara 15 – 22 C (kopi, the, kina dan karet).

c) Zone iklim sejuk. Ketinggian. 1500 – 2500, suhu rata-rata tahunan 11 C – 15 C (cocok tanaman holtikultura).

d) Zone iklim dingin. Ketinggian 2500 – 400m, dengan suhu rata- rata tahunan 11 C (zone ini tumbuhan yang ada berupa lumut).

e) Zone iklim salju tropis. Ketinggian lebih dari 400m dari permukaan laut, di daerah ini tidak terdapat tumbuhan.

B. Pengertian Biosfer

Menurut etimologi, biosfer berasal dari kata bios yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Jadi, biosfer adalah lapisan tempat tinggal makhluk hidup atau seluruh ruang hidup yang ditempati organisme.

(23)

20

Gambar Komponen Biosfer

Berdasarkan gambar diatas biosfer terdiri dari beberapa komponen yaitu:

1. Atmosphere berasal dari kata atmo yang berarti udara dan sphere yang artinya lapisan. Jadi atmosphere adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi. Atmosphere terdiri dari empat lapisan yaitu:

a. Lapisan troposfer yaitu merupakan lapisan atmosphere yang paling bawah dan dekat dengan permukaan bumi. Dengan ketinggian 0 sampai 12 km dari permukaan air laut.

b. Lapisan stratosfer yaitu lapisan kedua dari permukaan bumi yang memiliki ketinggian dari 12 sampai 50 km dari atas permukaan laut.

c. Lapisan mesosfer yaitu lapisan ketiga atmosphere yang memiliki ketinggian 50 sampai 80 km dari atas permukaan laut.

d. Lapisan termosfer/ionosfer yaitu lapisan yang panas dengan ketinggian antara 80 sampai 700 km dari atas permukaan laut.

2. Lithosphere berasal dari kata lithos yang berarti batuan dan sphere yang artinya lapisan. Jadi lithosphere adalah lapisan kulit bumi yang paling luar dengan ketebalan 1200 km dan memiliki berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm3. lithosphere tersusun dari empat lapisan yaitu:

(24)

21

a.

Lapisan sial (silisium dan aluminium) yaitu lapisan yang terdapat batuan sedimen, granit, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua.

b.

Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan yang bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 65 km.

3. Hydrosphere berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hydrosphere di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, samudera, air tanah dan uap air yang terdapat dilapisan udara.

1. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna Setelah dijelaskan tentang komponen-komponen yang terdapat di biosfer dapat kita simpulkan bahwa biosfer meliputi tanah, air dan udara.

Biosfer merupakan system kehidupan paling besar karena terdiri atas gabungan ekosistem yang ada di bumi. Selain manusia, mahluk hidup yang mendiami bumi adalah binatang (fauna) dan tumbuh-tumbuhan (flora). Namun seperti yang telah kita ketahui persebaran mahluk hidup dipermukaan bumi tidak merata, Adapun factor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna adalah:

a. Factor Abiotik

Factor abiotic terdiri dari factor klematik (iklim), factor edatik (tanah), dan factor fisiografi (ketinggian tempat dan bentuk lahan).

Factor klimatik/iklim, yang mempengaruhi kehidupan antara lain yaitu suhu, kelembapan, angin, dan curah hujan. Kondisi iklim merupakan salah satu faktor dominan yang mempengaruhi pola persebaran flora dan fauna. Wilayah- wilayah dengan pola iklim yang ekstrim, seperti daerah kutub yang senantiasa tertutup salju dan lapisan es abadi, atau gurun yang gersang, sudah tentu sangat menyulitkan bagi kehidupan suatu organisme. Oleh karena itu, persebaran flora dan fauna pada kedua wilayah ini sangat minim baik dari jumlah maupun

(25)

22

jenisnya. Sebaliknya, daerah tropis merupakan wilayah yang optimal bagi kehidupan flora dan fauna. Faktor- faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di permukaan bumi ini, antara lain suhu, kelembapan udara, angin, dan tingkat curah hujan.

1) Suhu

Permukaan bumi mendapatkan energi panas dari radiasi matahari dengan intensitas penyinaran yang berbeda-beda disetiap wilayah. Daerah-daerah yang berada pada zona lintang iklim tropis, menerima penyinaran matahari setiap tahunnya relative lebih banyak jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya. Selain posisi lintang, factor kondisi geografis lainnya yang mempengaruhi tingkat intensitas penyinaran matahari antara lain kemiringan sudut datang sinar matahari, ketinggian tempat, jarak suatau wilayah dari permukaan laut, kerapatan penutupan lahan dengan tumbuhan dan kedalaman laut, perbedaan intensitas penyinaran matahari menyebabkan variasi suhu udara dimuka bumi.

Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan, karena berbagai jenis spesies memiliki persyaratan suhu lingkungan hidup ideal atau optimal, serta tingkat toleransi yang berbeda-beda diantara satu dan lainnya. Misalnya flora dan fauna yang hidup dikawasan kutub memiliki tingkat ketahanan dan toleransi yang lebih tinggi terhadap perbedaan suhu yang tajam antara siang dan malam jika dibandingkan dengan flora dan fauna tropis.

Pada wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara tidak terlalu dingin atau panas merupakan habitat yang

(26)

23

sangat baik atau optimal bagi Sebagian besar kehidupan organisme, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Hal ini disebabkan suhu yang terlalu panas atau dingin merupakan salah satu kendala bagi makhluk hidup.

Khusus dalam dunia tumbuhan, kondisi suhu udara adalah salah satu factor pengontrol persebaran vegetasi sesuai dengan posisi lintang ketinggian tempat, dan kondisi topografinya. Oleh karena itu, system penamaan habitat flora seringkali sama dengan kondisi iklimnya, seperti vegetasi hutan tropis, vegetasi lintang sedanf, vegetasi gurun, dan vegetasi pegunungan tinggi.

Berdasarkan factor suhu, maka kita mengenal dua kelompok vegetasi yaitu:

a) Kelompok vegetasi annual, yaitu kelompok tumbuhan yang hanya berkembang pada saat-saat tertentu saja terutama pada musim panas. Sedangkan dimusim dingin, tumbuhan jenis ini tidur karena berada dibawah lapisan es yang ketebalannya bervariasi. Umumnya tumbuhan annual adalah tumbuhan kecil atau bunga- bungaan di daerah beriklim dingin.

b) Kelompok vegetasi perennial, yaitu kelompok tumbuhan yang mempunyai mekanisme melindungi diri dari suhu yang sangat rendah di musim dingin secara bergantian, sehingga dapat berkembang terus- menerus. Kemampuan inilah menyebabkan kelompok vegetasi perennial dapat berumur lebih dari satu tahun.

2) Kelembapan Udara

Selain suhu, faktor lain yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di muka bumi adalah kelembapan. Kelembapan udara yaitu banyaknya uap air

(27)

24

yang terkandung dalam massa udara. Tingkat kelembapan udara berpengaruh langsung terhadap pola persebaran.

Tumbuhan dimuka bumi, Beberapa jenis tumbuhan sangat cocok hidup di wilayah yang kering, sebaliknya terdapat jenis tumbuhan yang hanya dapat bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air yang tinggi. Berdasarkan tingkat kelembapannya, berbagai jenis tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama, yaitu sebagai berikut:

a) Xerofit, berasal dari kata xero yang artinya kering dan phytos yang berarti tumbuhan. Jadi xerofit merupakan kelompok tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan lingkungan yang kekurangan air atau kering.

Daerah persebarannya terutama dikawasan gurun (kawasan arid). Contohnya kaktus.

b) Hidrofit, berasal dari kata hydros yang artinya basah atau berair. Jadi hidrofit adalah kelompok tumbuhan yang khusus beradaptasi pada lingkungan yang berair atau basah. Ciri khas vegetasi ini adalah cenderung mempunyai sistem perakaran yang dangkal, namun daunnya lebar-lebar dengan ruang renik (stomata), mempunyai lapisan-lapisan kulit luar dan daun-daunnya mengarah kearah datangnya sinar matahari. Contohnya teratai, enceng gondok, paku- pakuan, selada air, kangkung dan sebagainya.

c) Mesofit, berasal dari kata meso yang artinya antara atau pertengahan. Jadi mesofit merupakan kelompok vegetasi yang hidup pada daerah- daerah lembab tetapi tidak sampai tergenang air. Tumbuhan kelompok ini banyak terdapat di daerah lintang rendah (tropis)

(28)

25

dengan curah hujan yang tinggi dan relatif merata sepanjang tahun, Contohnya anggrek dan beberapa jenis jamur.

d) Tropofit, yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi pada lingkungan dengan kondisi yang berubah-ubah (menguntungkan dan tidak menguntungkan). Vegetasi kelompok ini dapat hidup dengan perubahan musim yang jelas yaitu musim panas dan musim dingin. Pada umumnya tumbuhan tropofit berupa tumbuhan yang besar-besar, berdaun lebat dengan cabang-cabang yang banyak dan dikategorikan sebagai belukar atau pohon-pohon. Berdasarkan ciri tersebut, maka kelompok vegetasi ini merupakan vegetasi khas daerah tropis, seperti pohon jati.

3) Angin

Didalam sirkus hidrologi, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang dapat memindahkan uap air atau awan dari suatu tempat ke tempat lain. Gejala alam ini menguntungkan bagi kehidupan makhluk di bumi, karena terjadi distribusi uap air di atmosfer ke berbagai wilayah.

Akibatnya, secara alamiah kebutuhan organisme akan air dapat terpenuhi. Gerakan angin juga membantu memindahkan benih dan membantu proses penyerbukan beberapa jenis tanaman tertentu.

4) Curah Hujan

Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi makhluk hidup. Tanpa sumber daya air, tidak mungkin akan terdapat bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi.

Bagi makhluk hidup yang menempati biocycle daratan,

(29)

26

sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan hidup berasal dari curah hujan.

Sebagai contoh daerah tropis ekuatorial dengan curah hujan tinggi merupakan wilayah yang secara alamiah tertutup oleh kawasan hutan hujan tropis (belantara tropis) dengan aneka jenis flora dan fauna dan tingkat kerapatan yang tinggi. Tingkat intensitas curah hujan pada suatu wilayah akan membentuk karakteristik yang khas bagi formasi-formasi vegetasi (tumbuhan) dimuka bumi.

Factor Tanah/edatik, factor tanah disebut pula faktor edafik yang berasal dari kata edapos yang artinya tanah atau lapangan. Melihat pola persebaran vegetasi dengan faktor edafik berarti meninjau tanah dari sudut tumbuhan atau kemampuan menumbuhkan vegetasi. Faktor fisik dan kimiawi tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman antara lain tekstur, struktur, dan keasaman tanah.

1) Tekstur Tanah

Tekstur Tanah adalah perbandingan relatif berbagai partikel tanah dalam suatu massa tanah terutama perbandingan antara pasir, debu dan lempung. Tekstur tanah sangat penting dalam kaitannya dengan kapasitas menampung air dan udara tanah. Tanah dengan proporsi partikel –partikel yang lebih besar dapat mempunyai tata air yang baik. Tanah yang halus biasanya memiliki potidak tersebar merata. Selain itu alirannya juga sangat lambat sehingga tidak menguntungkan bagi tumbuh- tumbuhan.

2) Struktur Tanah

Struktur tanah adalah susunan atau pengikatan butir- butir tanah dan membentuk agregat tanah dalam berbagai

(30)

27

kemantapan bentuk dan ukuran. Struktur tanah menyebabkan perbedaan tingkat kemampuan tanah dalam meloloskan air (porositas) dan besar pori-pori antara butir- butir tanah (permeabilitas). Porositas dan permeabilitas mempengaruhi penyaluran air, unsur hara dan udara keseluruh bagian tanah.

3) Keasaman Tanah

Kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh proses- proses kimia dan pertukaran unsur kimia antara tumbuhan.

Tumbuhan tidak mampu menyerap unsur-unsur hara tanpa diubah dalam bentuk cairan. Jika keasaman tanah berkurang sampai beberapa tingkat, maka air akan mempunyai kemampuan yang kecil dalam menahan mineral-mineral untuk diubah menjadi unsur-unsur hara.

Akibatnya sekalipun unsur-unsur hara ada di dalam tanah tumbuhan tidak mungkin hidup dengan baik disana.

Factor Topografi

Factor topografi meliputi ketinggian dan kemiringan lahan. Ketinggian suatu tempat erat kaitannya dengan perbedaan suhu yang akhirnya menyebabkan pula perbedaan kelengasan udara. Diantara daerah yang mempunyai ketinggian yang berbeda, akan ditumbuhi oleh vegetasi yang jenisnya berbeda pula karena vegetasi tumbuhan maupun hewan mempunyai tingkat adaptasi yang berlainan. Oleh sebab itu kita mengenal jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang khas untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu.

b. Factor Biotik

(31)

28

Factor biotik yang sangat berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna yaitu manusia. manusia dapat membudidayakan beberapa jenis flora dan fauna.

c. Factor Sejarah Geologi

Diperkirakan 200 juta tahun yang lalu, di bumi ini hanya terdapat satu benua saja, kemudian benua itu mengalami keretakan dan bergeser. Pergeseran itu berlangsung secara lambat dan akhirnya terjadilah lima benua seperti yang kita alami sekarang ini yang berlangsung kira-kira dalam waktu 135 juta tahun. Jadi pergeseran dimulai pada zaman Mesozoikum sampai awal Kenozoikum hingga bentuknya yang sekarang. Pada zaman itu bumi telah dihuni oleh berbagai jenis ikan, reptile, burung sampai binatang-binatang menyusui serta hewan atau tumbuhan didaratan. Pergeseran menjadi anak benua itu, mengakibatkan makhluk hidup yang dibawanya mengalami perubahan lingkungan hidup, misalnya iklim yang berbeda menyebabkan hanya makhluk hidup yang tahan terhadap kondisi ini akan tetap bertahan hidup dan menyesuaikan diri, sehingga tidak musnah. Jadi, sejarah geologi ikut menentukan geografi kehidupan di bumi baik ditinjau dari persamaan maupun perbedaan makhluk hidup.

Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa persebaran flora dan fauna di muka bumi dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu:

1) Dilihat dari Penyebab Persebaran

a) Tekanan Populasi, semakin banyak /bertambahnya populasi akan menyebabkan kebutuhan akan persediaan bahan makanan menjadi semakin sulit dipenuhi sehingga menyebabkan migrasi.

b) Persaingan, ketidakmampuan fauna dalam bersaing dalam memperebutkan wilayah kekuasaan dan bahan makanan

(32)

29

yang dibutuhkan juga mendorong terjadinya migrasi ke daerah lain.

c) Perubahan Habitat, berubahnya lingkungan tempat tinggal dapat menyebabkan ketidakmampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan tersebut dan menjadi merasa tidak cocok untuk terus menempati daerah asal.

2) Dilihat dari Sarana Persebaran

a) Udara, dengan media udara fauna dapat bermigrasi dari kekuatan terbang sedangkan flora dapat menggunakan angin untuk bermigrasi dari berat-ringannya benih.

b) Air, kemampuan fauna dalam berenang terutama hewan- hewan air menyebabkan perpindahan mudah terjadi.

Benih tumbuhan dapat terangkut dan berpindah tempat dengan menggunakan media aliran air sungai atau arus laut.

c) Lahan, hampir semua fauna daratan menggunakan lahan sebagai media untuk berpindah tempat.

d) Pengangkutan Manusia, baik secara sengaja ataupun tidak manusia dapat menyebabkan perpindahan flora dan fauna.

3) Dilihat dari Hambatan (Barier) Persebaran

a) Hambatan Iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrim dapat dapat menghambat persebaran misalnya kondisi temperatur, kelembaban udara dan curah hujan.

b) Hambatan Edafik (tanah), tanah sangat berpengaruh bagi tanaman/tumbuhan karena sangat memerlukan unsur-unsur penting dalam tanah yaitu unsur hara, udara, kandungan air yang cukup. Lapisan tanah yang tipis dan keras membuat hewan-hewan yang terbiasa menggali tanah dan bertempat tinggal di dalam tanah memilih mencari daerah yang lapisan tanahnya tebal dan gembur.

(33)

30

c) Hambatan Geografis, bentang alam muka bumi dapat menghambat persebaran flora dan fauna seperti samudera, padang pasir, sungai dan pegunungan.

d) Hambatan Biologis, kondisi lingkungan yang cocok untuk hidup serta persediaan bahan makanan yang melimpah menjadi faktor penghambat flora dan fauna dalam bermigrasi. Hal ini berkaitan dengan kecocokan dengan kondisi alam.

(34)

31 BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN 1. Atmosfer

Kesimpulan yang dapat diambil setelah membaca makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Proses terbentuknya atmosfer tidak terlepas dari awal proses terbentuknya bumi. Awal pembentukan bumi diperkirakan dalam bentuk massa batuan yang dikelilingi gas dan tidak mengandung air. Gaya berat yang dimiliki bumi meningkatkan tekanan. Akibarnya bahan yang berat seperti besi akan tertekan dan tenggelam ke dalam bumi, sedangkan bahan yang ringan akan muncul dan mengapung ke permukaan membentuk kerak Bumi. Cahaya matahari yang sampai ke bumi menyebabkan adanya pemanasan di dalam Bumi sehingga menyebabkan terbentuknya uap air dan gas-gas lainnya hingga membentuk atmosfer.

2.

Atmosfer tersusun dari unsure-unsur kimia yaitu Netrogen / zat lemas, Oksigen / zat pembakar, Argon, Asam arang, Neon, Helium, Kripton, Xenon, Nitrous oksida dan Hidrogen.

3.

Berdasarkan temperaturnya, lapisan atmosfer terdiri atas lima bagian, yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer. Sedangkan Lapisan atmosfer berdasarkan jenis dan kondisi gas yaitu berupa lapisan ozonosfer dan lapisan ionosfer.

4.

Unsur-unsur yang mempengaruhi cuaca dan iklim yaitu sinar matahari, tekanan udara, suhu udara, kelembapan udara, angin, hujan dan curah hujan serta awan dan penguapan.

5.

Klafikasi iklim terbagi menjadi dua yaitu berdasarkan letak lintang dan ketinggian suatu tempat dan klafikasi iklim menurut para ahli.

Berdasarkan letak lintang dan ketinggian suatu tempat maka iklim dikelompokan menjadi 2 yaitu iklim matahari dan iklim fisis.

2. Biosfer

(35)

32

Biosfer merupakan keseluruhan ekosistem dibumi, meliputi semua bagian bumi yang mengandung kehidupan (terdiri dari komponen biotik yang berinteraksi dengan lingkungan abiotik yang merupakan bagian dari atmosfer, hidrosfer, dan litosfer). Konsekuensi menarik dari eksperimen ini adalah sulitnya mengkopi fungsi dari modal alam biosfer bumi dengan modal infastruktur yang dibangun oleh manusia dengan teknologi sekarang sekarang. Meskipun menggunakan pengeluaran lebih dari ASS150 juta, percobaan biosfer baru ini tidak dapat menunjang delapan manusia untuk waktu yang lama, sedangkan yang alami dapat menampung delapan miliar manusia, termasuk organisme lainnya.

B. SARAN 1. Atmosfer

Makalah ini dibuat dari beberapa sumber buku dan dari internet yang berkaitan dengan judul makalah ini. Namun penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Banyak kekurangan-kekurangan yang ada dalam makalah ini karena berbagai keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan sumber referensi maupun keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik para pembaca untuk memperbaiki makalah ini agar lebih baik lagi.

2. Biosfer

Perkembangan dunia penelitian yang semakin pesat menjadikan kita harus selalu up date terhadap perkembangan penelitian di dunia Biologi terutama dalam menjadi biosfer ini.

(36)

33

DAFTAR PUSTAKA

Admiranto, A. Gunawan. 2000. Menjelajahi Tata Surya. Yogyakarta : Kanisius.

Bayong Tjasyono, Dr.1999.Klimatologi Umum. Bandung: FMIPA - ITB.

Brian J., Skinner. 1984. Sumber Daya Bumi. Yogyakarta: Gajah Mada University press.

Murdiyarso, Daniel.2003.Konvesi Perubahan Iklim. Jakarta: Kompas.

https://aleniaside.wordpress.com/2014/12/11/atmosfer-dan-awal-terbentuknya/

https://www.astalog.com/4829/bagaimana-cara-terbentuknya-atmosfer.htm https://sekarilmu.wordpress.com/2013/02/24/komposisi-atmosfer-bumi/

https://lamosea.com/lapisan-atmosfer/

http://www.climate4life.info/2018/09/cuaca-dan-iklim-pengertian-unsur- pembentuk-dan-alat-ukurnya.html

Referensi

Dokumen terkait

Fenomena perubahan iklim lokal yang terjadi adalah meningkatnya jumlah curah hujan, meningkatnya jumlah hari hujan, meningkatnya jumlah hari atau bulan kering

Berdasarkan nilai peluang dua dasarian kering berturut-turut ≤ 10% dan peluang curah hujan forward dan backward ≥ 80%, awal tanam dapat dilakukan pada Nopember

Kriteria dalam klasifikasi iklim didasarkan pada perhitungan bulan basah (BB), bulan lembab (BL) dan bulan kering (BK) dengan batasan memperhatikan peluang hujan, hujan efektif

Oldeman et al.(1980) membagi lima zona iklim dan lima sub zona iklim. Zona iklim merupakan pembagian dari banyaknya jumlah bulan basah berturut-turut yang terjadi dalam

Aksesi –aksesi kelapa yang ada pada kebun koleksi plasma nutfah umumnya berasal dari daerah yang memiliki curah hujan diatas 1500 mm/tahun dengan bulan kering berturut-turut &lt;

Sedangkan pada bulan bulan basah ditandai dengan jumlah curah hujan bulanannya lebih besar daripada bulan bulan kering ( Mei, Juni, dan Juli) akan tetapi jumlah

Artinya El Nino mempunyai keterkaitan yang sangat erat pada waktu bulan-bulan kering (musim kering dan musim transisi kering- basah) curah hujan menurun dan pada waktu

Penentuan Tipe iklim Schmidt-Ferguson dan Oldeman 2.1.1 Perhitungan curah hujan pada klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson Pada klasifikasi iklim ini penentuan bulan basah dan bulan