• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MANAJEMEN KESEHATAN SATWA AQUATIK

N/A
N/A
Luluk Ariyanti

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH MANAJEMEN KESEHATAN SATWA AQUATIK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH VIBROSIS MATA KULIAH

MANAJEMEN KESEHATAN SATWA AQUATIK

DISUSUN OLEH : Lalu Rizki Wahyudi

Nim : 22311224

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA

TAHUN AJARAN 2023/2024

(2)

PEMBAHASAN

1. Pengertian

Vibriosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang termasuk dalam genus vibrio ( Woo, et al, 26 ). Vibriosis adalah penyakit bakteri yang paling dominan menyebabkan kematian massal udang pada budidaya diseluruh dunia. Vibriosis pada udang umumnya disebabkan oleh beberapa vibrio seperti vibrio harveyi, vibrio palahaemolyticus, dan vibrio alginolyticus. Di antara mereka vibrio harveyi adalah pathogen paling ganas dan umum pada kegiatan budidaya larva udang. ( Soonthornchai, et al, 2010 ).

Vibrio harveyi merupakan bakteri penyebab penyakit vibriosis yang meresahkan pembudidaya udag sebab dapat menyebabkan kematian udang hingga 80% dalam beberapa hari (Issarangkura & Saehee, 2002). Penyakit ini juga dapat menyebabkan kematian massal baik pada pembenihan maupun pembesaran udang di dunia karena sifatnya yang virulen ( Soonthornchai, et al, 2010 ).

2. Morfologi, Sifat Dan Cara Penularan

Menurut Greenwood et al. (1995) Morfologi dan klasifikasi dari vibriosis yakni sebagai berikut :

Kingdom : prokaryota Divisi : bacteria Ordo : eubacteriales Family : vibrionaceae Spesies : vibrio harveyi

V. harveyi adalah bakteri laut gram negative dari genius vibrio, mengeluarkan bioluminescens, berbentuk batang, motil denngan flagella, bersifat fakulatif anaerob., halofilik dan memiliki metabolism fermentative dan respiratori. Bakteri ini bersifat pathogen primer dan oportunistik pada hewan laut seperti koral gorgonian, tiram, udang, lobster, ikan snook, barramundi, turbot, bandeng, dan kuda laut (kusumaningrum et.al.,2015). V. harveyi bersifat oportunistik

(3)

memburuk, yaitu organisme yang yang dalam keadaan normal ada di lingkungan pemeliharaan yang bersifat saprofitik dan berkembang menjadi patogenik apabila kondisi lingkungan dan inangnya (Annisa et al, 2015).

V. harveyi adalah golongan bakteri gram negative yang ada di perairan laut yang menyebabkan timbulnya luminous vibriosis pada udang dan menyebabkan penyakit serius budidaya udang.

Pada bakteri gram negative, dinding selnya menngandung peptoglikan dan lipopolisakarida, yang fungsinya melindungi sel. Bakteri ini sulit diberantas dengan obat antibiotic, yang sudah terserang umumnya tidak dapat disembuhkan. Bakteri yang resisten terhadap antibiotic dapat mentransfer gen resisten ke bakteri lain melalui air, udang, pakan, peralatan maupun aktivitas manusia (Saptiani et al., 2013).

Morfologi bakteri V. harveyi disajikan pada Gambar :

Morfologi Bakteri V. harveyi (Zhou et al., 2012)

Habitat dan Cara Penyebaran

V. harveyi adalah bakteri laut gram negative dari genus vibrio (Kusumaningrum et al., 2015). Bakteri v. harveyi memiliki sifat oportunistik yaitu dapat menjadi lebih pathogen apabila didukung oleh kondisi media yang memiliki kualitas air kurang optimal. V.

harveyi bersifat oportunistik, yaitu organisme yang dalam keadaan normal ada di lingkungan pemeliharaan yang bersifat saprofitik dan berkembang menjadi patogenik apabila kondisi lingkungan dan inangnya memburuk (Annisa et al, 2015). Bakteri ini tumbuh secara optimal pada suhu 30C, salinitas antara 20-30 ppt dengan pH 7,0 dan

(4)

bersifat anaerobic fakulatif, yaitu dapat hidup baik dengan atau tanpa adanya oksigen.

Bakteri v. harveyi dapat diisolasi dari air, kotoran dan eksoskleton induk udang, air penetasan pakan alami, artemia, serta usus udang sehat (Lavilla-Pitogo el at, 1990.

Bakteri v. harveyi tergolong bakteri misofil yang memiliki toleransi luas terhadap perubahan suhu (Sarida et al., 2010).

Infeksi v. harveyi awalnya masuk melalui mulut, membentuk plak, menyebar ke alat gerak kemudian menyebabkan kehilangan fungsi dan degradasi alat gerak. Infeksi vibrio ini dapat terjadi pada semua fase (telur sampe indukan) dan banyak menyebabkan kasus kematian organisme budidaya sampe 100% (Kusumaningrat et al., 2015).

3. Hospes ( yang diserang )

Vibriosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang termasuk dalam genus vibrio (Woo, et al., 2006 ). Bakteri ini bersifat pathogen primer dan oportunistik pada hewan laut seperti koral gorgonia, tiram, udang, lobster, ikan snook, barramundi, turbot, bandeng dan kuda laut. (Kusumaningrum et al., 2015).

4. Daerah sebaran

V. harveyi adalah golongan bakteri gram negatif yang ada di perairan laut yang menyebabkan timbulnya luminous vibriosis pada udang dan menyebabkan penyakit serius pada budidaya udang. Pada bakteri gram negatif, dinding selnya mengandung peptidoglikan dan juga lipopolisakarida, yang fungsinya melindungi sel. Bakteri ini sulit diberantas dengan obat antibiotik, yang sudah terserang umumnya tidak dapat disembuhkan. Bakteri yang resisten terhadap antibiotic dapat mentransfer gen resisten ke bakteri lain melalui air, udang, pakan, peralatan maupun aktivitas manusia (Saptiani et al., 2013).

5. Gejala klinis

Gejala klinis udang yang terinfeksi penyakit vibriosis menunjukkan berwarna hitam kemerahan, dan beberapa organ luar tampak merah terutama pada insang dan anggota badan (Septiani et al., 2012). Gejala klinis yang lain adalah terlihat seluruh tubuh udang berwarna merah serta usus udang yang terlihat kosong yang diikuti perubahan hepatopancreas yang berubah warna lebih gelap (Annisa, et al., 2015). Gejala klinis yang ditunjukkan oleh sampel udang adalah uropoda berwarna kemerahan, perepoda berwana

(5)

kemerahan, pleopoda berwarna kemerahan , antennal scale berwarna kemerahan dan mengalami nekrosis, hepatopancreas berwarna kecoklatan serta melanosis pada abdomen.

Gejala klinis yang terdeteksi pada sampel udang tersebut mengindikasikan infeksi bakteri genus vibrio (Sarjito et al., 2015).

6. Pathogenesis

Infeksi v. harveyi awalnya masuk melalui mulut, membentuk plak, menyebar ke alat gerak kemudian menyebabkan kehilangan fungsi dan degradasi alat gerak. Infeksi vibrio ini dapat terjadi pada semua fase (telur sampe indukan) dan banyak menyebabkan kasus kematian organisme budidaya sampe 100% (Kusumaningrat et al., 2015).

7. Diagnosa

Infeksi bersama umumnya ditemukan pada budidaya udang dan mengakibatkan masalah serius dibanding dengan infeksi tunggal (Phouc et al., 2009; Martorelli et al., 2010; Chen et al., 2012). Infeksi bersama pada udang umumnya disebabkan oleh penyakit virus dan bakteri. Menurut Rangkuti (2017) udang yang terinfeksi WSSV mampu melemahkan imunitas dan menyebabkan udang mudah terinfeksi patogen oportunistik seperti Vibrio yang dapat mengakibatkan kematian lebih tinggi dibanding dengan infeksi tunggal WSSV. Salah satu bakteri yang dominan ditemukan ketika adanya infeksi WSSV adalah Vibrio harveyi (Jithendran et al., 2010).

Isolasi vibrio dilakukan dengan metode pengenceran (serial dilution method) (Pelzar dan Chan, 2002) pada larutan trisalt (Kharisma dan Manan, 2012), hingga faktor pengenceran 10-4. Masing-masing faktor pengenceran ditanam secara pour plate (Pelzar dan Chan, 2002) pada media Thiosulfate Citrate Bile Salt Sucrose Agar (TCBS). Inkubasi dilakukan pada inkubator selama 24 jam pada suhu ± 300C (Chau et al., 2011). Masing-masing sampel dilakukan perhitungan total bakteri Vibrio (Hadioetomo,1993). Isolat murni yang didapatkan dari hasil isolasi disimpan pada media TSA (Tryptic Soy Agar) miring yang mengandung 5% NaCl (Chau et al., 2011).

8. Penanganan

Berbagai usaha dalam pengobatan penyakit vibriosis telah banyak dilakukan, namun hingga saat ini kematian udang masih terjadi. Pengobatan yang umum dilakukan adalah dengan aplikasi antibiotik. Penggunaan antibiotik atau bahan kimia dengan konsentrasi yang kurang tepat dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan perairan,

(6)

menyebabkan resistensi, dan membahayakan kesehatan konsumen karena residu dari bahan kimia yang digunakan akan terakumulasi secara berkala pada tubuh udang (Defoirdt et al., 2007). Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan adalah penggunaan senyawa bioaktif alami dengan spektrum yang luas tanpa efek samping yang berbahaya.

Beberapa spesies mangrove juga digunakan untuk menghambat vibriosis seperti Avicennia marina dan Sonneratia caseolaris (Maryani et al., 2002; Zulham, 2004).

Prabhu et al. (2012) menyebutkan daun Avicennia alba mengandung senyawa bioaktif yang dapat digunakan sebagai antioksidan, anti inflammatory, dan anti cholinergic.

Kemampuan ekstrak daun Avicennia alba dalam menghambat dan membunuh V. harveyi disebabkan memiliki tiga senyawa metabolit sekunder yaitu saponin, flavonoid, dan tanin yang dapat bekerja merusak membran sitoplasma (Fitri et al., 2018).

9. Pencegahan

Berbagai macam metode telah dilakukan sebagai tindakan pencegahan dan pengobatan akibat infeksi bakteri V. harveyi. Tindakan yang pernah diterapkan dalam pencegahan dan pengobatan bakteri V. harveyi menggunakan metode bacteriophage (Defroidt, et al., 2007), Biofloc technology (Azim dan Litlle, 2008), Green water technology (Huervana, et al., 2006), pemanfaatan mikroalga (Natrah, et al., 2013), dan antibiotik (Wang, et al.,2017). Namun, penggunakan antibiotik dalam budidaya untuk pengobatan penyakit memiliki konsekuensi yang berpotensi negatif (Balcazár dan Tyrone, 2007). Di beberapa negara, antibiotic telah dilarang sebagai residu yang menimbulkan ancaman bagi kesehatan manusia dan lingkungan (Wang et al., 2017). Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk menanggulangi penyakit bakterial dilingkungan budidaya adalah dengan pemanfaatan mikroalga Nannochloropsis sp. sebagai antioksidan dan antibiotik (Fitriani et al., 2015).

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Assani, S. (1994). Mikrobiologi Kedokteran. Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta.

Mariyono, A. Wahyudi., Sutomo. 2002. Teknik penanggulangan penyakit udang menyala melalui pengendalian populasi bakteri di laboratorium. Buletin Teknik Pertanian 7(1):

25-27.

Kharisma, A., A. Manan. 2012. Kelimpahan Bakteri Vibrio sp. Pada Air Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus van-namei) Sebagai Deteksi Dini Serangan Penyakit Vibriosis. J.Ilmiah Perikanan dan Kelautan 4(2): 129-134.

Fitri, M.Z., Kismiyati, & Mubarak, A.S. (2018). Daya Antibakteri Ekstrak Daun Api-Api (Avicennia alba) terhadap Vibrio harveyi Penyebab Vibriosis secara Invitro. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 10(2): 131 – 136

https://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/bdpi/article/download/3612/2695

Referensi

Dokumen terkait

vibriosis sering menunjukkan septisemia haemoragik, luka seperti borok pada kulit, dan nekrosis pada jaringan kulit pada berbagi tingkatan sesuai keganasan bakteri Vibrio

Morfologi koloni bakteri Vibrio patogen yang menyerang pada kasus Vibriosis umumnya berwarna hijau (green colony) jika ditumbuhkan di media agar-agar TCBS dengan

 Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun pada paru yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam yang ditularkan melalui udara

Tidak pernah digunakan untuk pencegahan, antibiotik diberikan kepada ikan untuk mengontrol penyakit yang disebabkan bakteri melalui injeksi, perendaman atau pencampuran obat

Setelah muncul gejala klinis vibriosis, percobaan pencegahan terhadap infeksi bakteri Vibrio harveyi pada udang windu dilakukan dengan perendaman dalam media

Penyakit kolera ini disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae yang sangat berbahaya dan jika terinfeksi menyebabkan diare serta muntah sehingga penderita dapat kehilangan nyawa

Ahli antropologi lebih menaruh minat pada ciri epidemiologi dari penyakit- penyakit penduduk non Eropa dan Amerika, termasuk penyakit-penyakit psikologis yang disebabkan oleh

Tidak pernah digunakan untuk pencegahan, antibiotik diberikan kepada ikan untuk mengontrol penyakit yang disebabkan bakteri melalui injeksi, perendaman atau pencampuran obat