• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH “Memahami Karakteristik Psikologi Manusia”

N/A
N/A
Annisa Rukma

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH “Memahami Karakteristik Psikologi Manusia”"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

“Memahami Karakteristik Psikologi Manusia”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Psikologi Dakwah”

Dosen Pengampu:

Nandipah Roaz’zah, S.Sos.M.Ag

Oleh:

Annisa Rukma Zamzami Tammah (04)

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI) SEMESTER V

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM (FDKI) INSTITUT AGAMA ISLAM PANGERAN DIPONEGORO

NGANJUK

TAHUN 2023/2024

(2)

“Memahami Karakteristik Psikologi Manusia”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Psikologi Dakwah”

Dosen Pengampu:

Nandipah Roaz’zah, S.Sos.M.Ag

Oleh:

Annisa Rukma Zamzami Tammah (04)

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI) SEMESTER V

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM (FDKI) INSTITUT AGAMA ISLAM PANGERAN DIPONEGORO

NGANJUK TAHUN 2023/2024

i

(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmannirrahiim

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-NYA sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.

Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah SWT limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah membimbimg umat manusia menuju kebenaran dan kejujuran supaya eksistensi kemanusiaanya senantiasa terpelihara.

Pada dasarnya makalah yang saya sajikan ini akan membahas tentang

“Memahami Karakteristik Manusia”.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman atas masukan, dorongan, dan ilmu yang telah diberikan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Terutama kepada Ibu Nandipah Roa’zah, S.Sos.M.Ag sebagai Dosen Pembimbing Mata Kuliah Psikologi Dakwah dan rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kritik dan saran sangat saya harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi diri sendiri dan para pembaca. Amin ya robbal ‘alamin.

ii

Nganjuk,9 November 2023

ANNISA RUKMA Z.T

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...i KATA PENGANTAR ...ii DAFTAR ISI ...iii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...1 B. Rumusan Masalah ...2 C. Tujuan ...2 BAB II: PEMBAHASAN

A. Konsep Psikologi Tentang manusia...3 B. Perspektif Al-Qur’an Tentang Psikologi...6 C. Karakteristik Psikologi Da’i Dan Mad’u...7 D. Manfaat Memahami Karakteristik Psikologi Manusia Dalam Konteks

Dakwah...10 BABIII: PENUTUP

A. Kesimpulan ...13 B. Saran ...14

DAFTAR PUSTAKA...15

iii

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan pemahaman terhadap karakteristik psikologi manusia merupakan suatu aspek yang esensial dalam memahami kompleksitas perilaku dan mentalitas individu. Psikologi manusia sebagai cabang ilmu yang mengkaji perilaku dan proses mental seseorang menjadi landasan utama untuk menjelajahi dan memahami ragam dimensi kehidupan manusia.

Psikologi manusia sebagai ilmu multidimensional memiliki ruang lingkup yang luas, mencakup aspek-aspek seperti persepsi, kognisi, emosi, motivasi, dan interaksi sosial. Dalam memahami karakteristik psikologi manusia, diperlukan pendekatan holistik yang mampu mencakup seluruh spektrum kehidupan manusia.

Al-Qur'an, sebagai kitab suci umat Islam, memberikan pandangan unik terkait psikologi manusia. Ayat-ayat Al-Qur'an mengandung pedoman moral, etika, serta pandangan tentang kehidupan dunia dan akhirat yang dapat membentuk karakteristik psikologi manusia. Pendekatan ini memberikan landasan spiritual dalam memahami aspek-aspek psikologi yang tidak hanya bersifat duniawi tetapi juga rohaniah.

Seorang da'i, atau pembawa dakwah, memiliki karakteristik psikologi yang khas. Kemampuan berkomunikasi yang baik, kepekaan terhadap kebutuhan spiritual dan emosional audiens, serta ketahanan mental dalam menghadapi berbagai tantangan merupakan ciri-ciri psikologis yang mencirikan seorang da'i.

Pemahaman terhadap motivasi, tujuan, dan kepribadian da'i menjadi kunci dalam membahas karakteristik psikologi ini.

Di sisi lain, mad'u, atau pendengar dakwah, juga memiliki karakteristik psikologi yang perlu diperhatikan. Analisis terhadap bagaimana pesan-pesan dakwah diproses, bagaimana mereka merespons secara emosional, dan bagaimana pesan tersebut mempengaruhi perubahan perilaku menjadi pokok dalam memahami karakteristik psikologi mad'u.

(6)

Melalui pemahaman yang mendalam terhadap konsep psikologi manusia, perspektif Al-Qur'an, serta karakteristik psikologi da'i dan mad'u, diharapkan makalah ini dapat memberikan kontribusi dalam melihat kompleksitas interaksi manusia dari sudut pandang yang luas dan beragam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu;

1. Bagaimana Konsep Psikologi Tentang Manusia?

2. Apa Perspektif Al-Qur’an Tentang Psikologi?

3. Apa Karakteristik Psikologi Da’i Dan Mad’u?

4. Apa saja manfaat memahami karakteristik psikologi manusia dalam konteks Dakwah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Konsep Psikologi Tentang Manusia 2. Untuk mengetahui Perspektif Al-Qur’an Tentang Psikologi 3. Untuk mengetahui Karakteristik Psikologi Da’i Dan Mad’u

4. Untuk mengetahui manfaat memahami karakteristik psikologi manusia dalam konteks Dakwah

(7)

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Psikologi Tentang Manusia

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam dua jalur di dalam sistematika ilmunya yaitu psikologi umum yang membicarakan perilaku manusia dalam orientasinya ke arah teoritis, sedangkan psikologi khusus mempelajari psikologi secara khusus misalnya psikologi perkembangan, psikologi klinik, psikologi keperawatan, dan sebagainya.

Dalam al-Qur’an ada beberapa kata untuk merujuk kepada arti manusia yaitu insan, basyar dan bani Adam. Kata basyar terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti “penampakan sesuatu yang baik dan indah”. Dari akar kata yang sama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Manusia disebut basyar karena kulitnya tampak jelas. Dan berbeda jauh dari kulit hewan yang lain. Al-Qur’an menggunakan kata ini sebanyak 36 kali dalam bentuk tunggal dan sekali dalam bentuk mutsanna (dual) untuk menunjuk manusia dari sudut lahiriyah serta persamaanya dengan manusia seluruhnya, karena Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk menyampaikan seperti yang terungkap pada al-Qur’an. “Aku adalah basyar (manusia) seperti kamu yang di beri wahyu” (Q.S. Al-Kahfi, 18 : 110).

Manusia sejak semula ada dalam suatu kebersamaan, ia senantiasa berhubungan dengan manusia-manusia lain dalam wadah kebersamaan, persahabatan, lingkungan kerja, rukun warga dan rukun tetangga, dan bentuk-bentuk relasi sosial lainnya. Dan sebagai partisipan kebersamaan sudah pasti ia mendapat pengaruh lingkungannya, tetapi sebaliknya ia pun dapat mempengaruhi dan memberi corak kepada lingkungan sekitarnya. Manusia dilengkapi antara lain cipta, rasa, karsa, norma, cita-cita dan nurani sebagai karakteristik kemanusiaannya, kepadanya diturunkan pula agama agar selain ada relasi dengan sesamanya, juga ada hubungan degan sang pencipta.

Bertolak dari pengertian psikologi sebagai ilmu yang menelaah perilaku manusia, para ahli psikologi umumnya berpandangan bahwa kondisi ragawi,

(8)

kualitas kejiwaan, dan situasi lingkungan merupakan penentu-penentu utama perilaku dan corak kepribadian manusia. Determinan tri-dimentional organo- biologi, psiko-edukasi dan sosiokultural in dapat dikatakan dianut oleh semua ahli di dunia psikologi dan psikiatri. Dalam hal ini untuk ruhani sama sekali tak masuk hitungan, karena dianggap termasuk dimensi kejiwaan dan merupakan penghayatan subjektif semata- mata.

Selain itu psikologi, apapun alirannya menunjukkan bahwa filsafat manusia yang mendasarinya bercorak anthroposentrisme yang menempatkan manusia sebagai pusat dari segala pengalaman dan relasi-relasinya serta penentu utama segala peristiwa yang menyangkut masalah manusia dan kemanusiaan. Pandangan ini menyangkut derajat manusia ke tempat teramat tinggi, ia seakan- akan prima causa yang unik. Pemilik akal budi yang sangat hebat, serta memiliki pula kebebasan penuh untuk berbuat apa yang dianggap baik dan sesuai baginya.

Sampai dengan penghujung abad XX ini terdapat empat aliran besar psikologi :

1. Psikoanalisis (psychoanalysis)

2. Psikologi perilaku (behavior psychology) 3. Psikologi humanistik (humanistic psychology) 4. Psikologi transpersonal (transpersonal psychology)

Masing-masing aliran meninjau manusia dari sudut pandang berlainan dan dengan metodologi tertentu berhasil menentukan berbagai dimensi dan asas tentang kehidupan manusia, kemudian membangun teori dan filsafat mengenai manusia Menurut Freud, kepribadian manusia terdiri dari 3 kategori :

aspek biologis (struktur ID), psikologis (struktur ego), dan sosiologis (struktur super ego). Dengan pembagian 3 aspek ini maka tingkatan tertinggi kepribadian manusia adalah moralitas dan sosialitas, dan tidak menyentuh pada aspek keagamaan, lebih lanjut Freud menyatakan bahwa tingkatan moralitas digambarkan sebagai tingkah laku yang irasional, sebab tingkah laku hanya mengutamakan nilai-nilai luas, bukan nilai-nilai yang berada dalam kesadaran manusia sendiri.

(9)

Teori Freud ini banyak mendapat kecaman dari psikolog lain, Paul Riccoeur misalnya menyatakan bahwa teori Freudtelah memperkuat pendapat orang-orang atheis, tetapi ia belum mampu menyakinkan atau membersihkan imam orang-orang yang beragama. Psikolog lain yang membantah teori Freud adalah Allport, menurutnya pemeluk agama yang sholeh justru mampu mengintegrasikan jiwanya dan mereka tidak pernah mengalami hambatan-hambatan hidup secara serius. Ringkasnya perlu adanya aspek agama dalam memahami kepribadian manusia.

Sebagaimana diterangkan di atas, bahwa teori Freud tentang kepribadian manusia mendapat kecaman, maka ditawarkanlah manusia dalam perspektif psikologi Islam. Penentuan struktur kepribadian tidak dapat terlepas dari pembahasan substansi manusia, sebab dengan pembahasan substansi tersebut dapat diketahui hakikat dan dinamika prosesnya. Pada umumnya para ahli membagi subtansi manusia atas jasad dan ruh, tanpa memasukkan nafs. Masing-masing aspek yang berlawanan ini pada prinsipnya saling membutuhkan, jasad tanpa ruh merupakan substansi yang mati, sedang ruh tanpa jasad tidak dapat teraktualisasi, karena saling membutuhkan maka diperlukan perantara yang dapat menampung kedua naluri yang berlawanan, yang dalam terminologi psikologi Islam disebut dengan nafs. Pembagian substansi tersebut seiring dengan pendapat Khair al-Din al- Zarkaly yang di rujuk dari konsep Ikhwan al-Shafa.

1) Substansi jasmani

Jasad adalah substansi manusia yang terdiri atas struktur organisme fisik. Organisme fisik manusia lebih sempurna di banding dengan organisme fisik makhluk-makhluk lain. Setiap makhluk biotik lahiriyah memiliki unsur material yang sama, yakni terbuat dari unsur tanah, api, udara dan air. Jisim manusia memiliki natur tersendiri. Al-Farabi menyatakan bahwa komponen ini dari alam ciptaan, yang memiliki bentuk, rupa, berkualitas, berkadar, bergerak dan diam serta berjasad yang terdiri dari beberapa organ. Begitu juga al- Ghazali memberikan sifat komponen ini dengan dapat bergerak, memiliki ras, berwatak gelap dan kasar, dan tidak berbeda dengan benda-benda lain.

(10)

Sementara Ibnu Rusyd berpendapat bahwa komponen jasad merupakan komponen materi, sedang menurut Ibnu Maskawaih bahwa badan sifatnya material, Ia hanya dapat menangkap yang abstrak. Jika telah menangkap satu bentuk kemudian perhatiannya berpindah pada bentuk yang lain maka bentuk pertama itu lenyap.

2) Substansi rohani

Ruh merupakan substansi psikis manusia yang menjadi esensi kehidupannya. Sebagian ahli menyebut ruh sebagai badan halus (jism latief), ada yang substansi sederhana (jaubar basiib), dan ada juga substansi ruhani (jaubar ruhani). Ruh yang menjadi pembeda antara esensi manusia dengan esensi makhluk lain. Ruh berbeda dengan spirit dalam terminologi psikologi, sebab term ruh memiliki arti jaubar (subtance) sedang spirit lebih bersifat aradh (accident).

Ruh adalah substansi yang memiliki natur tersendiri. Menurut Ibnu Sina, ruh adalah kesempurnaan awal jisim alami manusia yang tinggi yang memiliki kehidupan dengan daya. Sedang bagi al-Farabi, ruh berasal dari alam perintah (amar) yang mempunyai sifat berbeda dengan jasad Menruut Ibnu Qoyyim al-Jauzy menyatakan pendapatnya bahwa, roh merupakan jisim nurani yang tinggi, hidup bergerak menembusi anggota-anggota tubuh dan menjalar di dalam diri manusia. Menurut Imam al-Ghazaly berpendapat bahwa roh itu mempunyai dua pengertian : roh jasmaniah dan roh rihaniah. Roh jasmaniah ialah zat halus yang berpusat diruangan hati (jantung) serta menjalar pada semua urat nadi (pembuluh darah) tersebut ke seluruh tubuh, karenanya manusia bisa bergerak (hidup) dan dapat merasakan berbagai perasaan serta bisa berpikir, atau mempunyai kegiatan-kegiatan hidup kejiwaan.

Sedangkan roh rohaniah adalah bagian dari yang ghaib. Dengan roh ini manusia dapat mengenal dirinya sendiri, dan mengenal Tuhannya serta menyadari keberadaan orang lain (kepribadiam, ber-ketuhanan dan berperikemanusiaan), serta bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya.

(11)

Prof. Dr. Syekh Mahmoud Syaltout mengatakan bahwa roh itu memang sesuatu yang ghaib dan belum dibukakan oleh Allah bagi manusia, akan tetapi pintu penyelidikan tentang hal-hal yang ghaib masih terbuka karena tidak ada nash agama yang menutup kemungkinannya.

B. Perspektif Al- Qur’an Tentang Psikologi

Mengenai kekeliruan freud dalam kacamata Al-Qur’an adalah keyakinan bahwa id manusia hanya berisi dan dikuasai nafsu rendah. Al-Qur’an dengan tegas menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang pada dasarnya memiliki kualitas yang suci, bersih, dan indah. Adapun kecenderungan jahatnya adalah akibat dari keluarnya manusia dari fitrahnya sebagai makhluk yang suci dan beriman. Secara psikis, aspek dan dimensi yang membentuk struktur/ komposisi totalitas manusia dalam al-Qur’an adalah : Aspek Jismiyah, nafsiyah, dan ruhaniyah. Sementara Dimensi psikis adalah : Al-Nafsu, al-Aqd, al-Qalb, ar-ruh, dan al-fitrah.

Al-Qur'an, kitab suci agama Islam, memberikan pandangan dan pedoman tentang berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk psikologi. Psikologi dalam konteks ini mencakup pemahaman tentang pikiran, perasaan, perilaku, dan hubungan manusia dengan Allah, diri sendiri, serta sesama. Beberapa konsep psikologis dalam perspektif Al-Qur'an antara lain:

1. Akal (Intelek) dan Nafs (Jiwa): Al-Qur'an menyebutkan bahwa Allah memberikan akal kepada manusia sebagai karunia yang luar biasa. Manusia juga memiliki nafs, yang dapat merujuk pada jiwa atau hati. Pemahaman terhadap akal dan nafs adalah penting dalam psikologi Islam. Al-Qur'an mendorong manusia untuk merenung, berpikir, dan memahami tanda-tanda kebesaran Allah dalam ciptaan-Nya. "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, serta pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang- orang yang berakal." (Q.S. Ali Imran: 190)

2. Tawakal (Bergantung pada Allah): Psikologi Islam menekankan pentingnya tawakal, yaitu ketergantungan dan kepercayaan pada Allah. Tawakal membantu mengurangi kecemasan dan stress, karena individu yakin bahwa segala sesuatu berada di tangan Allah. "Dan cukuplah Allah menjadi Penolong bagi orang-orang yang bertawakal." (Q.S. An-Nisa: 45)

3. Sabar dan Syukur: Al-Qur'an mengajarkan bahwa kesabaran (sabar) dan bersyukur merupakan sikap psikologis yang penting dalam menghadapi

(12)

cobaan dan kesulitan hidup. Kedua sikap ini membantu menjaga keseimbangan emosional dan mental. "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." (Q.S. Al-Baqarah: 153)

4. Taubah dan Pengampunan: Al-Qur'an menekankan pentingnya bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah. Konsep ini relevan dalam psikologi, karena memberikan kesempatan untuk membersihkan jiwa dari dosa dan kesalahan. "Berfirmanlah Tuhanmu kepada mereka: ‘Aku tidak akan menyia- nyiakan amal perbuatan orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan; sebagian kamu berasal dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah dan diusir dari rumah mereka, orang-orang yang ditindas karena agama-Ku, orang-orang yang berperang, orang-orang yang diberikan tempat tinggal dan penolong oleh Allah, benar-benar mereka itu mendapat pertolongan-Ku; dan Aku adalah penolong mereka." (Q.S. An- Nahl: 97)

5. Pengendalian Diri (Nafs Mutmainnah): Al-Qur'an menyebutkan konsep "nafs mutmainnah" atau jiwa yang tenang. Nafs mutmainnah adalah keadaan jiwa yang mencapai ketenangan dan keseimbangan melalui ketaatan kepada Allah.

"Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kamu ke dalam golongan hamba-hamba- Ku dan masuklah kamu ke dalam surga-Ku." (Q.S. Al-Fajr: 27-30).

Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari, seseorang diharapkan dapat mencapai keseimbangan psikologis dan spiritual sesuai dengan ajaran Al-Qur'an.

a. Secara etimologi manusia dalam Al- Qur’an ada 4 kata :

1. Ins, Insani, insan dan unas : Ins (seorang manusia), Insani (2 orang manusia), Insan (manusia mempunyai 2 unsur kemanusiaan aspek lahiriyah dan batiniyah), sedangkan Unas (manusia adalah fitrah dan terpancar dari alam ruhaniyah yaitu gemar bersahabat, ramah, lemah lembut, sopan satntun taat kepada ALLAH SWT

2. Basyar : kulit luar yang dapat dilihat dengan kasat mata bersifat indah dan menimbulkan rasa bagi siapa yang melihatnya

3. Bani adam : anak adam

4. Dzurriyat Adam : manusia berasal dari keturunan para Nabi.

b. Perilaku Mad’u dalam perspektif Al- Qur’an 1. Memiliki dimensi ruhaniyah :

2. An Nafs (potensi jiwa) 3. Al Aql (potensi intelektual ) 4. Al Qalb (potensi ruhaniyah)

(13)

C. Karakteristik Psikologi Da’i Dan Mad’u

Karakteristik psikologi da'i (pembawa dakwah) dan mad'u (pendengar atau penerima dakwah) dapat sangat beragam, tetapi keduanya memiliki peran dan tanggung jawab unik dalam konteks dakwah Islam. Berikut adalah beberapa karakteristik psikologi yang umumnya terkait dengan da'i dan mad'u:

Karakteristik Psikologi Da'i:

1. Keilmuan dan Kepemimpinan:

- Da'i cenderung memiliki pengetahuan agama yang mendalam dan keahlian dalam menyampaikan ajaran Islam.

- Kemampuan kepemimpinan penting untuk memimpin dan membimbing masyarakat atau kelompok yang mereka dakwahi.

2. Empati dan Keterbukaan:

- Da'i perlu memahami kondisi dan perasaan mad'u dengan empati.

- Keterbukaan terhadap berbagai pandangan membantu dalam berkomunikasi secara efektif.

3. Kesabaran dan Keteguhan Hati:

- Proses dakwah seringkali memerlukan kesabaran untuk menghadapi tantangan dan rintangan.

- Keteguhan hati diperlukan agar da'i tetap berpegang pada prinsip-prinsipnya.

4. Kemampuan Berkomunikasi yang Baik:

- Da'i harus mampu menyampaikan pesan dakwah dengan cara yang jelas, lugas, dan menarik.

- Kemampuan berkomunikasi yang baik membantu da'i berinteraksi dengan beragam audiens.

5. Kemampuan Adaptasi:

- Fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan zaman dan situasi sangat penting.

- Da'i perlu dapat mengubah pendekatan mereka agar tetap relevan.

Karakteristik Psikologi Mad'u:

1. Keterbukaan Hati:

- Mad'u yang baik menerima pesan dakwah dengan hati yang terbuka, tanpa prasangka.

- Keterbukaan hati membantu pemahaman yang lebih baik terhadap ajaran Islam.

2. Pertimbangan dan Tafakkur:

- Mad'u diharapkan merenungkan pesan dakwah dan memikirkan implikasinya dalam kehidupan mereka.

- Tafakkur membantu mad'u untuk memahami tujuan dan makna dari ajaran Islam.

3. Kecurigaan Positif dan Niat Baik:

- Mad'u memiliki kecurigaan positif terhadap da'i, yaitu sikap curiga yang konstruktif untuk memahami lebih dalam pesan dakwah.

- Niat baik dalam menerima dakwah membuka pintu transformasi spiritual.

4. Sikap Kritis yang Konstruktif:

(14)

- Mad'u perlu bersikap kritis secara konstruktif terhadap pesan dakwah.

- Sikap kritis membantu mad'u memahami dan mengimplementasikan ajaran Islam dengan bijak.

5. Kesediaan untuk Mengubah Diri:

- Proses dakwah bukan hanya tentang pemahaman intelektual, tetapi juga perubahan perilaku.

- Mad'u yang baik bersedia mengubah diri sesuai dengan ajaran Islam.

Melalui interaksi yang sehat antara da'i dan mad'u, diharapkan terjadi pertukaran positif, di mana da'i memberikan bimbingan spiritual dan mad'u merespon dengan niat baik dan ketundukan. Hubungan ini memainkan peran penting dalam proses pembentukan komunitas yang lebih sadar spiritual dan lebih mendalam dalam pemahaman agama Islam.

1. Da’i Dan Kepribadiannya a. Sifat Sifat Da’i

 Beriman dan bertakwa kepada Allah SWT

 Ahli Tobat

 Ahli ibadah

 Amanah dan Sidiq

 Pandai bersyukur

 Tulus ikhlas dan tidak mementingkan pribadi

 Ramah dan penuh pengertian

 Tawadhu’

 Sederhana dan jujur

 Tidak memiliki sifat egois

 Sabar dan tawakal b. Sikap Da’i

 Berakhlak mulia

 Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, tut wuri handayani

 Wara dan berwibawa

 Sehat jasmani (berakal sehat dan badan sehat)

 Berpakaian sopan dan rapi 2. Mad’u Dan Kondisinya

a. Manusia sebagai individu

 Sifat—sifat kepribadian

 Inteligensi

 Pengetahuan (knowledge)

 Keterampilan

 Nilai-nilai (values)

 Peran (roles)

(15)

b. Manusia sebagai anggota masyarakat

Faktor geografis

Keturunan

Pengaruh dunia luar

3. Karakter Mad’u Life Span

 Karakter Mad’u masa pranatal

 Karakter Mad’u masa Neonatal (John Locke-tabularasa-asosiasi, imitasi, reward- punishment)

 Karakter Mad’u masa Bayi

 Karakter Mad’u masa Anak Usia 1-2 tahun (sudah memungkinkan menerima stimuli ringan dalam bentuk egosentris dan dongeng)

 Karakter Mad’u masa Anak Usia 3-5 tahun (sejalan dengan perkembangan pemikiran, minat pada agama dimulai dengan ingin tahu tentang ibadah, kelahiran kematian, dan keingintahuan pada konsep kehidupan. Penafsiran apa yang didengar dan dilihat (realistic) – cara nya mengajarkan perilaku moral yang diterima dikelompok

 Karakter Mad’u masa Kanak-kanak (6-11 tahun) – sikap dan perilaku moral, keadilan benar dan salah adalah relative (teori moral kohlbergl – konvensional tingkat kedua – mengidentifikasikan diri)

 peranan disiplin pada masa ini:

- Bantuan dalam membesarkan kode moral (benar salah- alasan)

- Ganjaran (reward) - Hukuman (punishment) - konsistensi

 Karakter Mad’u masa remaja (kepentingan dakwah - proses pengendalian dan pengubahan perilaku adalah perkembangan kognisi, emsoi, dan perilakukanya cenderung sedang mencari identitas diri)

 Karakter Mad’u Masa Dewasa Awal (fase intelektual-K Warner Schai)

- Achieving Stage (mencapai prestasi-karir)

- The Responsibility Stage (Tanggung jawab-pembentukan keluarga)

- The Executive Stage (eksekutif-bertanggung jawab kepada sistem kemasyarakatan org. Sosial)

- The Reintegrative Stage (reintegratif-tugas yang bermakna)

(16)

 Karakter Mad’u Masa Dewasa Madya 40-60 (menikmati waktu luang)

 Karakter Mad’u Masa usia lanjut (perubahan fisik-psikis:

kesepian, kurang kontak sosial)

D. Manfaat Karakteristik Psikologi Manusia Dalam Konteks Dakwah

karakteristik psikologi manusia yang mencakup berbagai aspek seperti motivasi, emosi, perkembangan, persepsi, dan pembelajaran. Pemahaman mendalam tentang karakteristik-karakteristik ini penting dalam konteks psikologi karena memungkinkan kita untuk lebih baik memahami perilaku dan pengalaman manusia. Makalah ini menguraikan setiap karakteristik dengan detail, menjelaskan konsep dasar, pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari, dan relevansinya dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, psikoterapi, dan manajemen.

1. Motivasi

Motivasi adalah faktor internal atau eksternal yang mendorong individu untuk bertindak. Dua jenis motivasi utama adalah:

a. Motivasi Intrinsik : Motivasi yang datang dari dalam individu, seperti minat atau kepuasan pribadi. Contohnya adalah hasrat dalam mengejar hobi atau pekerjaan yang disukai.

b. Motivasi Ekstrinsik : Motivasi yang berasal dari faktor luar, seperti hadiah atau hukuman. Contoh dari motivasi ekstrinsik adalah memotivasi seseorang untuk bekerja lebih keras demi bonus atau menghindari hukuman.

2. Emosi

Emosi adalah pengalaman psikologis yang melibatkan perasaan dan reaksi fisik. Beberapa karakteristik emosi termasuk:

a. Rasa Bahagia : Emosi positif yang menyertai kegembiraan dan kenikmatan.

b. Rasa Sedih : Emosi negatif yang muncul saat mengalami kehilangan atau kekecewaan.

c. Rasa Marah : Emosi yang timbul dalam respons terhadap ketidakpuasan atau ancaman.

d. Rasa Takut : Emosi yang timbul sebagai respons terhadap situasi yang dirasa berbahaya.

3. Perkembangan

Perkembangan adalah proses perubahan fisik, sosial, kognitif, dan emosional yang terjadi sepanjang kehidupan seseorang. Terdapat berbagai tahapan perkembangan, seperti:

a. Perkembangan Kognitif : Pertumbuhan kemampuan berpikir dan memproses informasi.

b. Perkembangan Sosial: Pengembangan hubungan interpersonal dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain.

(17)

4. Persepsi

Persepsi adalah cara individu menginterpretasikan dan memahami dunia di sekitar mereka. Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi meliputi:

a. Sensasi: Proses fisik menerima informasi melalui panca indra, seperti penglihatan, pendengaran, dan perabaan.

b. Pengorganisasian: Cara otak mengelompokkan informasi menjadi pola yang bermakna.

c. Interpretasi: Cara individu memberikan arti pada informasi berdasarkan pengalaman dan keyakinan mereka.

5. Pembelajaran

Pembelajaran adalah perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Beberapa teori pembelajaran meliputi:

a. Pembelajaran Klasik (Pavlovian): Pembelajaran melalui asosiasi antara stimulus yang tidak bersyarat dengan stimulus yang bersyarat.

Contoh: anjing yang mengasosiasikan bel dengan makanan.

b. Pembelajaran Operant (Skinnerian): Pembelajaran melalui konsekuensi tindakan. Contoh: penguatan positif dan hukuman dalam merancang perilaku.

6. Pengaruh dalam Bidang Lain

Pemahaman karakteristik psikologi manusia memiliki aplikasi yang luas dalam berbagai bidang. Dalam pendidikan, pemahaman motivasi dan pembelajaran membantu guru merancang pengalaman pembelajaran yang efektif. Dalam psikoterapi, pemahaman emosi dan perkembangan membantu psikolog dalam memberikan dukungan dan pengobatan yang sesuai. Dalam manajemen, pemahaman motivasi dan pembelajaran membantu memotivasi karyawan dan meningkatkan produktivitas.

(18)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari keterangan dapat disimpulkan bahwa psikologi manusia, sebagaimana dipandang dari perspektif Al-Qur'an, melibatkan pemahaman mendalam terkait perilaku, motivasi, dan karakteristik individu. Konsep-konsep seperti akal, tawakal, sabar, dan syukur menjadi landasan utama dalam memahami psikologi manusia menurut pandangan Islam. Seiring dengan itu, karakteristik psikologi da'i dan mad'u turut memainkan peran penting dalam konteks dakwah, di mana keselarasan antara pemahaman psikologi dan ajaran agama dapat membentuk interaksi yang sehat dan produktif antara pembawa dakwah dan penerima dakwah. Dalam berbagai tahapan kehidupan, dari masa pranatal hingga usia lanjut, karakteristik psikologi manusia menjadi landasan bagi pemahaman yang komprehensif terhadap individu dan masyarakat. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ini, diharapkan tercapai keseimbangan psikologis dan spiritual sesuai dengan ajaran Al-Qur'an.

B. Saran

Masih banyak kekurangan dari keterangan di harapkan bisa terus di up gred di suatu saat nanti. Bisa memberi pemahan bagi pembaca, dan penambahan foodnote dalam makalah.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Walgito, bimo.2010.Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta.CV.Andi Offset.

Widayatun, Tri Rusmi.1999.Ilmu Perilaku.Jakarta.CV.Sagung Seto.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-afipkhoiru-5471-3- babii.pdf

Al-Qur’an dan Terjemahnya, Depag RI

Dr. Rifaat Syauqi Nawawi, MA., dkk., Metodologi Psikologi Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2000.

Bustanuddin Agus, al-Islam, PT. Raja Grafindo persada, Jakarta, 1993.

Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1995.

Abdul Mujib, M.Ag, dan Yusuf Muzakir, M.Si., Nuansa-Nuansa Psikologi Islam,

PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001.

Jamaluddin Kafie, Psikologi Dakwah, Offset Indah, Surabaya, 1993.

(20)

Referensi

Dokumen terkait

187 Tahapan-tahapan dalam menentukan ekstarksi ciri/fitur menggunakan Principle Component Analysis dari Bahan Bakar Minyak dapat dilihat pada gambar hasil eksperimen di olah untuk

13% SIMILARITY INDEX 14% INTERNET SOURCES 7% PUBLICATIONS 8% STUDENT PAPERS 1 3% 2 3% 3 1% 4 1% 5 1% 6 1% 7 1% Identifikasi Kebutuhan Kompetensi Soft Skill Di Masa Work