• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MOTIVASI TEORI KONSEP DAN APLIKA

Phan Anggi

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH MOTIVASI TEORI KONSEP DAN APLIKA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1

MAKALAH MOTIVASI (TEORI, KONSEP, DAN APLIKASI)

Untuk Pembahasan Mata Kuliah

“PSIKOLOGI MANAJEMEN” Dosen Pembimbing:

Anna Miswar, S.Pd.I., M.Ag Disusun Oleh:

Harwalis (201827043) Elfia Saprina (201827071) Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Semester 4 Unit 2

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE

2020

(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah Swt atas karunia-Nya yang dilimpahkan kepada saya selaku hamba-Nya yang lemah hingga saya akhirnya memperoleh kekuatan/kemampuan untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “MOTIVASI (TEORI, KONSEP, DAN APLIKASI)”

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah sederhana ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna baik isi maupun tata letak desainnya, karena saya masih dalam proses tahap pembelajaran. Oleh karena itu kritik dan saran dari dosen serta teman-teman sangatlah saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kepada dosen pembimbing yang telah membantu dan memberikan ide-ide serta dukungan dalam proses penyusunan makalah ini, saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya.

Lukup Sabun Takengon, 30 Mei 2020

Penulis

(3)

3 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAB PENDAHULUAN... 4

A. Latar Belakang ... 4

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penulisan ... 4

BAB II PEMBAHASAN ... 5

A. Pengertian Motivasi ... 5

B. Teori Motivasi ... 8

C. Konsep Aplikasi ... 18

D. Pengaplikasian Motivasi ... 19

BAB III PENUTUP ... 20

A. Kesimpulan ... 20

B. Penutup ... 20

DAFTAR PUSTAKA ... 21

(4)

4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Motivasi sesungguhnya sebagai sumber inspirasi, mengingat motivasi yang bersumber dari dalam diri, yakni dalam bentuk inspirasi diri. Proses inspirasi ini dipelihara sehingga menjadi penggerak bagi seseorang untuk tujuan mereka.

Tapi banyak juga motivasi yang juga dapat dibangun dengan semangat bersama.

Atau beda individu saling bermotivasi. Banyak para ahli yang membuat dan menyusun teori-teori motivasi. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan manusia lain. Dalam hal ini pun manusia selalu melakukan komunikasi atau interaksi dengan sesama manusia yang terdiri dari 1 atau lebih. Karena manusia pun memiliki akal, pikiran dan potensi untuk berkembang disetiap kehidupannya. Interaksi dapat dimulai dari saat mereka bertemu, saling menegur, berjabat tangan, dan saling berbicara bahkan berkelahi. Dalam makalah ini mari kita bahas tentang motivasi, teori motivasi, konsep dan aplikasi motivasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan motivasi?

2. Apa saja teori dalam motivasi?

3. Apakah konsep motivasi?

4. Bagaimana aplikasi dalam motivasi?

C. Tujuan Penulisan

Agar dapat memahami dan mengetahui tentang pengertian, teori, konsep, dan aplikasi motivasi.

(5)

5 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Motivasi

Motivasi secara etimologi adalah dorongan atau daya penggerak yang berada dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai sebuah tujuan.

Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang berasal dalam diri manusia, yang akan mempengaruhi cara bertindak seseorang.

Motivasi adalah kata yang sering kita dengar tetapi tidak mudah untuk membuat kesepakatan dalam mendefinisikan motivasi, lebih dari seratus definisi tentang motivasi yang berbeda. Seperti pendapat Hilgard dan Atkinson, tidaklah mudah untuk menjelaskan motivasi sebab :

a. pernyataan motif antar orang itu tidak sama, budaya yang berbeda akan menghasilkan ekspresi motif yang berbeda pula.

b. Motif yang tidak sama dapat diwujudkan dalam berbagai prilaku yang tidak sama.

c. Motif yang tidak sama dapat diekspresikan melalui prilaku yang sama.

d. Motif dapat muncul dalam bentuk-bentuk prilaku yang sulit dijelaskan.

e. Suatu ekspresi prilaku dapat muncul sebagai perwujudan dari berbagai motif.

Motivasi begitu penting selain sebagai sumber inspirasi bagi setiap individu, menjadi penggerak individu, dan inti dari setiap individu dalam mencapai tujuan dan bisnisnya. Motivasi didefinisikan sebagai kekuatan di dalam diri seseorang yang mempengaruhi arah perilaku, intensitas, dan ketekunan secara sukarela.1

Adapun berikut ini ada beberapa pengertian motivasi menurut para ahli:

1. Eisenhower mengatakan motivasi adalah seni membuat orang melakukan apa yang ingin mereka lakukan, karena mereka ingin melakukannya.2

1 Steven L. Mcshane Dan Mary Ann Von Glinow, Organizational Behavior, (Mcgraw- Hill Companies, Inc, 2010), H. 34.

2 John Baldoni, Great Motivation Secrets Of Great Leaders, (United States Of America:Mcgraw-Hill, 2005), H. 17.

(6)

6

2. Murray mengatakan bahwa "motivasi adalah inti dari bisnis dan motivasi selalu mengacu pada sesuatu dalam organisme”.3

3. Golembiewski mengatakan motivasi dimaksudkan sejauh mana seseorang digerakkan atau dibangkitkan untuk mengeluarkan usaha dalam mencapai suatu tujuan dan Motivasi kerja mengacu pada berapa banyak orang mencoba untuk bekerja keras dan baik dengan gairah, arah, dan ketekunan dalam pengaturan kerja.4

4. Menurut Sartain, Motivasi adalah suatu pertanyaan yang komplek dimana dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal ) atau perangsang.

5. Menurut Chifford T. Morgan, motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari pada motivasi. Ketiga hal tersebut adalah keadaan yang mendorong tingkah laku (Motiving states), yaitu tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (Motiving Behavior), dan tujuan dari tingkah laku tersebut (Goal or Endsof Such Behavior).

6. Menurut Fredrick J. Mc Donal, memberikan sebuah pernyataan yaitu motivasi adalah perubahan energi pada diri dari seseorang yang ditantai dengan perasaan dan juga reaksi untuk mencapai sebuah tujuan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat dipandang sebagai fungsi, berarti motivasi berfungsi sebagai daya penggerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan.

Motivasi dipandang dari segi proses, berarti motivasi dapat dirangsang oleh faktor luar, untuk menimbulkan motivasi dalam diri manusia yang melalui proses rangsangan kegiatan sehingga dapat mencapai tujuan yang di kehendaki.

Motivasi dipandang dari segi tujuan, berarti motivasi merupakan sasaran stimulus atau rangsangan yang akan dicapai. Jika seorang mempunyai keinginan untuk belajar suatu hal, maka dia akan termotivasi untuk mencapainya.

3 Duane P Schultz Dan Sydney Ellen Schultz, Theories Of Personality, (United States Of America : Thomson Learning, Inc., 2005), H. 200.

4 Robert T. Golembieswski, Handbook Of Organizational Behavior, (Harrisburg Middletown: Pennsylvania), H. 20.

(7)

7

Jadi motivating dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemberian dorongan kerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisiensi dan ekonomis. Motivating sangat penting bagi suatu organisasi, karena motivasi merupakan kegiatan untuk mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia. Kemampuan manajer untuk memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan para bawahannya akan menentukan efektifitas manajer yaitu manajer harus dapat memotivasi bawahannya agar pelaksanaan kegiatan dan kepuasan kerja mereka meningkat dan dengan demikian tujuan yang ditetapkan pun tercapaikan.

Motivasi sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.5 Motivasi juga berarti sebagai faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan mengarahkan prilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu.6 Dalam buku lain juga disebutkan Motivasi adalah kesediaan untuk melakukan tingkat usaha yang tinggi guna mencapai sasaran-sasaran organisasi sebagaimana dipersyaratkan oleh kemampuan usaha tersebut untuk memuaskan sejumlah kebutuhan individu.7 Motivasi juga merupakan salah satu topik yang paling sering diteliti dalam Prilaku Organisasi, juga sebagai proses yang ikut menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran.8

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu potensi pengerak internal dan eksternal dengan intensitas, arah, dan ketekunan dalam diri seseorang secara sukarela sehingga mengarahkan perilaku seseorang tersebut pada pencapaian tujuan.

5 Reksohadiprodjo Sukanto, Organiasi Perusahaan, Edisi Ke-2, (Yogyakarta:BPFE, 2001), H.252

6 Gitosudarmo Indriyo Dan I Nyoman Sudita, Prilaku Keorganisasian, Edisi Pertama, (Yogyakarta:BPFE, 2000), H.28

7 Robbins Stephen P. Dan Coulter Marry, Manajemen, (Jakarta: PT. Prehalindo, 1999), H. 47

8 Robbins Stephen P, Prilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh, (Jakarta:Indeks, 2006), H.

213

(8)

8 B. Teori Motivasi

Motivasi bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.

Teori-teori motivasi secara umum berbicara tentang motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik berasal dari luar orang dan mencakup hal-hal seperti gaji, bonus, dan manfaat nyata lainnya. Motivasi intrinsik berasal dari seseorang intern keinginan untuk melakukan sesuatu, termotivasi oleh hal-hal seperti kepentingan (interest), tantangan, dan kepuasan pribadi. Individu secara intrinsik termotivasi ketika mereka benar-benar peduli tentang pekerjaan (aktivitas) mereka, mencari cara yang lebih baik untuk melakukannya, dan menggunakan energi secara maksimal. Dengan kebahagian kerja, kepuasan kerja maka imbalan instrinsik didapatkan seseorang.

Banyak teori motivasi yang telah di bangun dalam rangka membangun hubungan antara perilaku dan hasil yang diharapkan, teori motivasi dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu teori isi (content theories) dan teori proses (process theories).

Teori Isi, teori yang berfokus pada faktor-faktor dalam diri seseorang yang memberi energi, langsung, mempertahankan dan menghentikan perilaku.

Sedangkan teori proses berkaitan dengan bagaimana perilaku yang memberi energi, diarahkan, berkelanjutan, dan berhenti karena faktor eksternal.

1. Teori Dini Motivasi

Pada kurun waktu 1950-an berhasil dikembangkan konsep-konsep motivasi. David Mc Gregor adalah seorang psikolog sosial, mengembangkan teori-teori motivasi yang dikenal sebagai Teori X dan Teori Y. Teori X menyatakan bahwa orang-orang pada dasarnya malas dan harus dipaksa untuk bekerja. Akibatnya, orang harus dipaksa, diarahkan dan diancam. Selain itu, para pekerja ingin diberitahu apa yang harus dilakukan karena mereka tidak

(9)

9

memiliki ambisi dan ingin untuk menghindari tanggung jawab. Teori Y adalah kebalikan dari teori X. Teori Y menggambarkan orang yang mau bekerja ketika mereka diberikan alasan yang baik untuk melakukannya. Akibatnya, orang akan menyelesaikan pekerjaannya dan bertanggung jawab. Lebih jauh Mc Gregor tidak melihat teori X dan Y sebagai teori yang eksklusif, hingga Mc Gregor mengkombinasikan keduanya, dia mengerjakan sesuatu yang disebut Teori Z, yang merupakan sintesis dari pemikirannya.9

Anggapan-anggapan yang mendasari teori X adalah:

a. Rata-rata para pekerja itu males, tidak suka bekerja dan akan menghindarinya bila dapat.

b. Karena pada dasarnya pekerja tidak suka bekerja, maka harus dipaksa, dikendalikan, diperlakukan dengan hukuman, dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi.

c. Rata-rata para pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi yang kecil, keamanan dirinya diatas segala-galanya.

Anggapan-anggapan teori Y adalah:

a. Usaha fisik dan mental yang dilakukan manusia dalam bekerja adalah kodrat manusia, sama halnya dengan bermain atau beristirahat.

b. Rata-rata manusia bersedia belajar, dalam kondisi yang layak. Tidak hanya menerima tetapi mencari tanggung jawab.

c. Ada kemampuan yang besar dalam kecerdikan, kreativitas dan daya imajinasi untuk memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar kepada seluruh karyawan.

d. Pengendalian eksternal dan hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan organisasi.

e. Keterikatan pada tujuan organisasi adalah fungsi penghargaan yang diterima karena prestasinya dalam pencapaian tujuan itu.

9 John Baldoni, Great Motivation Secrets Of Great Leaders, (United States Of America:Mcgraw-Hill, 2005), H. 110.

(10)

10

f. Organisasi seharusnya memberikan kemungkinan orang untuk menwujudkan potensinya, dan tidak hanya digunakan sebagian.10

1. Teori Isi (Teori Hierarki Kebutuhan Maslow)

Sebuah teori motivasi hierarki kebutuhan diatur dimana orang-orang termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi dari tingkatan yang lebih rendah. Abraham Maslow (1954) seorang ahli psikologi dan perilaku, mengembangkan teori hierarki kebutuhan, yang mendapat perhatian dalam setiap tinjauan literatur motivasi kerja. Lima hierarki kebutuhan Abraham Maslow adalah:

a. Fisiologis (psysiological). Kebutuhan akan makanan, udara, air, tempat tinggal, dan sejenisnya.

b. Keselamatan (safety). Kebutuhan lingkungan yang aman dan stabil, tidak adanya rasa sakit.

c. Kasih sayang/sosial (belonging/love). Kebutuhan cinta, kasih ayang, dan interaksi dengan lainnya orang.

d. Penghargaan (esteem). Kebutuhan harga diri melalui prestasi pribadi maupun sosial, menghargai melalui pengakuan dan rasa hormat dari orang lain.

e. Aktualisasi diri (self actualization). Kebutuhan untuk pemenuhan diri, realisasi potensi seseorang.

Daftar kebutuhan Maslow merupakan drive (kebutuhan primer) karena menggambarkan sebagai bawaan dan universal. Menurut Maslow, kita dimotivasi secara bersamaan oleh beberapa kebutuhan tetapi sumber terkuat adalah kebutuhan puas terendah pada saat itu. Sebagai orang memenuhi kebutuhan tingkat rendah, kebutuhan berikutnya yang lebih tinggi dalam hierarki menjadi motivator primer dan tetap bahkan tidak pernah puas. Kebutuhan fisiologis sebagai kebutuhan awal yang paling penting, dan orang-orang termotivasi untukmemuaskan kebutuhan fisiologi terlebih dahulu. Saat kebutuhan fisiologi terpenuhi maka meningkat pada keinginan untuk keselamatan muncul sebagai

10 Reksohadiprodjo Sukanto, Organiasi Perusahaan, Edisi Ke-2, (Yogyakarta:BPFE, 2001), H.254

(11)

11

motivator terkuat. Kebutuhan keamanan terpuaskan, kebutuhan rasa memiliki menjadi yang paling penting demikian seterusnya, pengecualian untuk proses pemenuhan kebutuhan adalah aktualisasi diri; bila keempat kebutuhan awal menginginkan untuk dapat dipenuhi (kebutuhan kekurangan), maka aktualisasi diri dikenal sebagai kebutuhan pertumbuhan karena akan terus berkembang bahkan ketika terpenuhi.

Salah satu cara dimana teori berguna bagi manajer dalam memperbaiki strategi organisasi guna memenuhi kekurangan kebutuhan. kekurangan ini dapat terjadi di semua tingkat kebutuhan, tetapi kecenderungan terbesar di bidang aktualisasi diri dan harga diri. Kebutuhan ini sering diabaikan dalam struktur penghargaan dari berbagai organisasi. Upaya untuk mengatasi kekurangan- kekurangan akan memiliki dampak yang besar dalam memulai dan mengarahkan perilaku dari pada berfokus pada kebutuhan tingkat yang lebih rendah.

Selain berhadapan dengan keragaman individu

dalam pemenuhan kebutuhan, manajer menghadapi masalah kebutuhan, gaya kerja, dan etos kerja yang berbeda antar budaya. Perbedaan ini misalnya menurut Gibson orang Amerika lebih rajin termotivasi, sementara diluar Amerika malas dan tidak termotivasi. Juga, banyak orang Amerika mencoba untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan rumah tangga,tanggung jawab dan kepentingan. Di Cina, Jepang, India, dan beberapa budaya lain, pekerjaan membawa pada peran yang lebih sentral sebagai individu berusaha untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi dari keberhasilan ekonomi dan standar hidup yang lebih nyaman.

2. Teori isi (teori motivasi ERG Alderfer)

Clayton Alderfer mengambil konsep teori kebutuhan Maslow dan dimodifikasi dalam beberapa hierarki, hanya konsep hierarki kebutuhan Maslow disederhanakan menjadi tiga hierarki:

a. Kebutuhan keberadaan (E, Existence), yang terdiri terutama dari fisiologis;

makanan, perumahan, udara, air, biaya hidup, dan kondisi kerja. Sama seperti kebutuhan yang diusulkan oleh Maslow.

(12)

12

b. Kebutuhan Berhubungan (R, Relatedness), yang sebagian besar terkait dengan kebutuhan rasa cinta dan harga diri dan pengakuan dari orang lain, atau kebutuhan hubungan sosial dan inter personal yang bermakna.

c. Kebutuhan Pertumbuhan (G, Growth), kebutuhan yang membuat seorang individu berkontribusi kreatif atau produktif, dan sama dengan akan kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.

Tiga kebutuhan Alderfer adalah eksistensi (E), hubungan (R), dan pertumbuhan (G), atau ERG, sesuai dengan teori kebutuhan Maslow, bahwa kebutuhan eksistensi mirip dengan kategori fisiologis dan keamanan Maslow; kebutuhan hubungan mirip dengan rasa memiliki, sosial, dan cinta; dan kebutuhan pertumbuhan serupa dengan katagori harga diri dan aktualisasi diri.

3. Teori isi (Teori Dua Faktor Harzberg)

Frederick Herzberg Lahir pada tahun 1923, dibesarkan di New York, ia sarjana psikologi di University of Pittsburgh memperoleh Ph.D. dalam psikologi klinis dalam usia 27 tahun. Ia bergabung pada jasa Psikologis Pittsburgh. tapi pada tahun 1972 ia menyeberang, menjadi profesor manajemen di University of Utah.

Frederick Herzberg mengusulkan salah satu analisis yang paling terkenal dari masalah motivasi dalam teori dua faktor, yang juga menekankan pentingnya kebutuhan tingkat tinggi dalam memotivasi individu diorganisasi. Dari beberapa penelitian yang melibatkan sekitar 2.000 responden di berbagai kategori pekerjaan, ia dan rekan-rekannya menyimpulkan bahwa dua faktor utama mempengaruhi motivasi individu dalam pekerjaan yaitu "faktor motivasi" dan

"faktor higienis." faktor higienis tidak dapat berkontribusi pada kepuasan kerja, faktor higienis hanya dapat mencegah ketidak puasan, tetapi faktor motivasi dapat menghasilkan tingkat tinggi terhadap kepuasan dan peningkatan motivasi. Motivasi intrinsik dalam pekerjaan dapat memberikan kenikmatan dalam pekerjaan itu sendiri, serta rasa pertumbuhan, prestasi, dan pemenuhan kebutuhan tingkat tinggi lainnya.

Frederick Herzberg seorang psikolog dan konsultan manajemen mengembangkan motivasi teori isi dua faktor. Teori dua faktor

(13)

13

tersebut adalah ketidakpuasan - kepuasan (dissatisfiers-satisfiers), motivasi hygiene, atau faktor-faktor ekstrinsik-intrinsik. Herzberg mendekati teorinya dengan melakukan wawancara seperti: "Dapatkah anda menjelaskan secara rinci, ketika anda merasa sangat baik tentang pekerjaan anda?" Dan "Dapatkah anda menjelaskan secara rinci, ketika anda merasa sangat buruk tentang pekerjaan Anda?" dari penelitiannya Herzberg menarik dua kesimpulan, pertama, ada kondisi ekstrinsik dalam kontek pekerjaan seperti status dan kondisi kerja. Kondisi ekstrinsik disebut ketidakpuasan (dissatisfiers), atau faktor hygiene. Kedua, kondisi intrinsik, kondisi ini termasuk perasaan prestasi, peningkatan tanggung jawab, dan pengakuan. Tidak adanya kondisi intrinsik berakibat pada kondisi sangat tidak memuaskan. Akan tetapi jika kondisi intrinsik hadir menjadikan motivasi yang menghasilkan performa kerja yang baik, karena itu, kondisi internal disebut pemuas (dissatisfiers), atau motivasi.

Berdasarkan hasil penelitiannya tersebut, Herzberg mengambil kesimpulan bahwa ada dua kelompok faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang dalam organisasi, yaitu pemuas kerja (job satisfiers)yang berkaitan dengan isi pekerjaan dan penyebab ketidak puasan kerja (job dissatisfiers) yang bersangkutan dengan suasana pekerjaan.11

Beberapa implikasi manajerial penting dari kontinum teori dua faktor Herzberg:

a. Ketidakpuasan kerja rendah, kepuasan kerja tinggi, artinya ketika seorang karyawan yang dibayar dengan baik, memiliki keamanan dalam pekerjaan, memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja dan supervisor (faktor higienis, ketidak puasan kerja rendah), dan diberikan tugas yang menantang, akuntabel akan membuat termotivasi. Maka manajer harus terus memberikan tugas yang menantang dan memberikan tanggung jawab kepada bawahan berkinerja tinggi. Kenaikan gaji, keamanan kerja, dan pengawasan perlu ditingkatkan.

11 Reksohadiprodjo Sukanto, Organiasi Perusahaan, Edisi Ke-2, (Yogyakarta:BPFE, 2001), H.266

(14)

14

b. Ketidakpuasan kerja rendah, kepuasan kerja rendah, artinya seorang karyawan yang dibayar dengan baik, aman dalam pekerjaan, memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja dan supervisor (faktor higienis, ketidak puasan kerja rendah) namun tidak diberi tugas yang menantang dan sangat bosan dengan pekerjaannya (motivator, tidak ada kepuasan kerja) tidak akan termotivasi.

c. Manajer harus mengevaluasi kembali deskripsi pekerjaan bawahan dan dengan memperbesar pekerjaan yang lebih menantang dan tugas yang menarik. Kenaikan gaji, keamanan kerja, dan pengawasan yang baik perlu dilanjutkan.

d. Ketidakpuasan kerja tinggi, kepuasan kerja rendah, artinya seorang karyawan yang tidak dibayar dengan baik, memiliki keamanan kerja yang buruk, memiliki hubungan dengan rekan kerja dan supervisor buruk (faktor higienis, ketidak puasan kerja tinggi) dan tidak diberi tugas yang menantang dan sangat bosan dengan pekerjaannya (motivator, kepuasan kerja rendah) akan tidak termotivasi.

Untuk mencegah kinerja rendah, ketidak hadiran dan penurunan omset, manajer harus membuat perubahan drastis dengan menambahkan faktor higienis dan motivator.

4. Teori Proses (teori harapan Vroom)

VictorVroom dibesarkan di Montreal dan menerima gelar sarjana psikologi dan master psikologi industri dari Mc Gill University, gelar Ph.D. dalam psikologi industri dari University of Michigan. Victor Vroom seorang ahli teori organisasi, mengembangkan teori motivasi berdasarkan harapan, dimana seorang individu mendapat imbalan apa untuk usahanya.

Motivasi menurut Vroom, adalah hasil dari tiga faktor: harapan (expectancy), perantaranya (Instrumentality), dan valensi (Valence). Harapan adalah hasil dari kinerja; misalnya, jika saya dimasukkan ke dalam suatu kegiatan saya akan menghasilkan sesuatu. Perantaraan mengacu pada konsekuensi positif atau negatif dari upaya; misalnya, saya mungkin akan dipromosikan, namun di sisi lain, rekan-rekan saya mungkin membenci usaha saya. Valence mengacu pada sebuah "nilai" individu terhadap suatu "hasil"; misalnya, saya bekerja keras, dan aku menikmati fasilitas. Menurut Vroom, variasi dalam masing-masing faktor ini mempengaruhi motivasi; misalnya, gaji tinggi, kerja keras, dan etos

(15)

15

kerja yang kuat, hasilnya karyawan termotivasi. Demikian juga, upah rendah, kerja keras, dan kurangnya kemauan untuk bekerja membuat karyawan kehilangan motivasi. Dua dari tiga faktor Vroom (harapan dan valensi) merupakan faktor intrinsik; dan ketiga (perantaraan) adalah faktor ekstrinsik.

Teori Vroom ini dimulai dengan ide bahwa orang cenderung memilih tujuan atau hasil tertentu, sehingga mereka mengantisipasi perasaan bagaimana kepuasan harus seperti hasil yang ingin dicapai. Perasaan untuk mencapai hasil yang diistilahkan valensi, sebagai perasaan tentang hasil yang spesifik. Teori harapan dalam memprediksi perilaku karyawan, sebagian besar perilaku berada di bawah kontrol sukarela dari seseorang dan menyebabkan seseorang termotivasi.

Valensi mencakup dua tingkatan yakni hasil tingkat pertama dan hasil tingkat kedua. Hasil tingkat pertama dari perilaku yang terkait dengan melakukan pekerjaan itu sendiri. Hasil ini meliputi produktivitas, absensi, turnover, dan kualitas produktivitas. Hasil tingkat kedua adalah peristiwa-peristiwa (imbalan atau hukuman) bahwa hasil tingkat pertama cenderung menghasilkan, seperti prestasikenaikan gaji, penerimaan kelompok atau penolakan, dan promosi.

Perantaraan (Instrumentality), Perantara merupakan persepsi individu bahwa hasil tingkat pertama berhubungan dengan hasil tingkat kedua. Vroom mengatakan bahwa perantaraan dapat mengambil nilai-nilai mulai dari 1, pencapaian tingkat kedua dapat tanpa hasil pertama dan mungkin juga dengan hasil tingkat pertama, jika hasil yang pertama menunjukkan nilai 1 berarti perlu dancukup untuk hasil kedua terjadi. Jika nilai 0 akan menunjukkan ada hubungan antara hasil pertama dan kedua.

Valensi (Valence) Preferensi untuk hasil, pilihan hasil yang terlihat pada setiap individu disebut valensi. Sebagai contoh, setiap pekerja lebih memilih adanya kenaikan nilai 90 persen dari prestasi kerjanya, peningkatan prestasi dimungkinkan untuk transfer ke departemen baru, atau transfer melalui relokasi ke fasilitas baru. Suatu hasil valensi yang positif saat itu disukai pekerja;

valensi negatif saat itu tidak disukai atau dihindari pekerja. Dikatakan suatu hasil memiliki valensi 0 (nol) ketika pekerja tak acuh dapat mencapai atau tidak mencapai hasil. Konsep valensi berlaku untuk pertama dan hasil tingkat

(16)

16

kedua. Sebagai contoh, seseorang dapat memilih untuk pada (hasil tingkat pertama) maka karyawan berkinerja tinggi karena ia percaya bahwa peningkatan prestasi kerja akan menyebabkan peningkatan gaji (hasil tingkat kedua).

Harapan (Expectancy) Harapan mengacu pada keyakinan individu mengenai kemungkinan atau adanya probabilitas subjektif bahwa perilaku tertentuakan diikuti oleh hasil tertentu pula, seperti tingkat kinerja. Artinya, harapan adalah suatu kesempatan yang mungkin dirasakan terjadi karena perilakunya. Harapan memiliki nilai mulai dari 0, menunjukkan tidak ada kemungkinan bahwa suatu hasilkan terjadi setelah perilaku atau tindakan yang diperbuat sampai pada tanda + 1, menunjukkan kepastian bahwa hasil tertentuakan mengikuti suatu tindakan atau perilaku.

Harapan merupakan persepsi individu tentang betapa sulitnya untuk mencapai perilaku tertentu (misalnya, menyelesaikan anggaran tepat waktu) dan probabilitas mencapai perilaku tertentu. Sebagai contoh, Dhede menyiapkan suatu anggaran, Dhede memiliki harapan yang tinggi bahwa jika dia bekerja beberapa jam dia bisa menyelesaikan penyusunan anggaran tepat waktu; di sisi lain, Dhede mungkin merasa bahwa peluangnya (probabilitas) untuk dapat menyelesaikan dengan tepat waktu sekitar 40 persen, jika Dhede bekerja hanya pada siang hari.

Mengingat sejumlah tingkat alternatif perilaku untuk menyelesaikan anggaran (bekerja 8 jam, 10 jam, atau sepanjang hari), dia akan memilih tingkat kinerja yang memiliki kekuatan motivasi terbesar yang terkait dengannya. Dengan kata lain, ketika dihadapkan dengan pilihan tentang perilaku, Dhede yang melakukan tugas akan melalui proses interogasi dalam dirinya: dia akan berkata apakah saya dapat melakukan tepat waktu jika saya mencobanya? Jika saya lakukan itu, apa yang akan terjadi? apakah saya suka terhadap apa yang akan terjadi?

Integrasi penting konsep teori harapan menghasilkan tiga prinsip utama:

a. V1S (V 2I). Valensi yang terkait dengan berbagai hasil tingkat pertama adalah jumlah dari perkalian valensi (V 2) yang melekat pada semua hasil tingkat kedua sesuai dengan instrumen masing-masing (instrumentalities/I).

b. Mf (V 1E). Motivasi merupakan fungsi perkalian dari valensi untuk setiap tingkat pertama hasil (V 1) dan harapan dirasakan (expectancy/E) bahwa perilaku

(17)

17

tertentuakan diikuti oleh hasil tingkat pertama tertentu. Jika harapan rendah, akan ada sedikit motivasi. Demikian pula, jika hasil valensinol, baik nilai absolut maupun variasi dalam kekuatan harapan untuk mencapai hasil akan tetap memiliki efek.

c. Pf (M A). Kinerja dianggap fungsi perkalian motivasi (kekuatan) dan kemampuan (ability).

Teori harapan Vroom tersebut menunjukkan bahwa individu memiliki kontrol atas apa yang akan dia lakukan dan bagaimana dia menghargai itu, tapi itu terserah kepada supervisor untuk memberikan penghargaan atau kompensasi yang cukup.

5. Teori proses (Teori Goal Setting)

Teori penetapan tujuan (goal setting theory) hasil penelitian Edwin Locke dan rekannya Professor Gary Latham di University of Toronto, penelitian menunjukkan bahwa niat untuk bekerja guna mencapai tujuan merupakan sumber utama motivasi kerja. Teori penetapan tujuan menurut Latham dan Locke (1991)12 tidak secara eksplisit merujuk pada diri atau identitas, tetapi adalah salah satu teori yang menekankan pengaturan diri (self-regulation). Teori penetapan tujuan didasarkan pada gagasan bahwa motivasi adalah tujuan. Konsep inti dari teori ini adalah tujuan.

Meskipun teori penetapan tujuan yang memberikan beberapa indikasi tentang bagaimana menetapkan tujuan, tetapi bukan berfokus pada bagaimana menetapkan tujuan, melainkan ditujukan bagaimana tujuan mempengaruhi perilaku individu dan kinerja. Teori penetapan tujuan berpendapat bahwa orang memiliki motivasi yang berbeda, akibatnya tujuan dalam bekerja juga berbeda- beda. Teori penetapan tujuan dengan konsep dasar pada konten tujuan dan komitmen tujuan. Tujuan yang spesifik dan terukur untuk meningkatkan motivasi dan kinerja, dengan fokus pada isi tujuan atau tugas yang ingin dicapai.

12 James L. Perry And Annie Hondeghem, Motivation In Public Management, (New York:Oxford University Press Inc., 2008), H. 69.

(18)

18

Menurut Locke, penetapan tujuan dapat memotivasi dalam empat cara:

a. Tujuan menjadi perhatian langsung. Tujuan menunjukkan di mana individu harus mengarahkan upaya mereka saat mereka memilih di antara hal yang harus dilakukan. Misalnya, seseorang mengatakan bahwa ada tugas penting dalam beberapa hari ini, penetapan tujuan dapat mendorong orang tersebut mengatakan tidak ketika teman-teman mengajak ke Kaffe malam ini.

b. Tujuan mengatur usaha. Tujuan menyarankan usaha individu harus menjadi tugas yang diemban. Misalnya, jika mendapatkan nilai tinggi dalam mata kuliah akuntansi lebih penting bagi seseorang dari pada mendapatkan nilai tinggi dalam perilaku organisasi (OB), maka ortang tersebut akan lebih giat belajar akuntansi.

c. Tujuan meningkatkan ketekunan. Kegigihan merupakan usaha yang dihabiskan untuk melaksanakan tugas pada waktunya. Ketika orang menyimpan tujuan dalam pikiran, maka orang tersebut akan bekerja keras, meskipun ada rintangan didepannya.

d. Tujuan mendorong pengembangan strategi dan rencana aksi. Setelah tujuan ditetapkan, seseorang dapat mengembangkan rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya, tujuan untuk menjadi lebih sehat maka membuat rencana untuk bergabung dengan gym, latihan dengan teman-teman, dan mengubah kebiasaan makan.

Agar penetapan tujuan menjadi efektif, maka tujuan harus "SMART": Specific (Spesifik): Individu tahu persis apa yang ingin dicapai. Measurable (Terukur): Tujuan yang diusulkan dapat dilacak dan direviuw. Attainable (Dapat dicapai ): Tujuan, meskipun sulit, masuk akal dan dapat dicapai. Results-oriented (Berorientasi Hasil): Tujuan harus mendukung visi organisasi. Time-bound (Terikat Waktu): Tujuan harus dicapai dalam waktu yang telah ditentukan.

C. Konsep Motivasi

Perkara yang menggerak dan menentukan tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan konsep motivasi yaitu keinginan (drives), keperluan (needs), insentif, rasa takut (fears), matlamat (goals), tekanan sosial (social pressure), kepercayan diri (self-confidence), minat (interests), rasa ingin tahu (curiousity),

(19)

19

kepercayaan (beliefs), nilai (values), pengharapan (expectations), dan berbagai lagi.

Motivasi juga dirangsang oleh dua aspek iaitu motif dan insentif. Insentif ialah gerakan yang mendesak seorang individu supaya bertindak untuk mendapat ganjaran. Motif ialah unsur yang lebih penting daripada insentif untuk merangsang murid dalam pembelajaran. Motif yang berasal dari pada dalam diri seorang dapat menggerakkan individu untuk mencapai pembelajaran sempurna.

Konsep motivasi juga dapat dijelaskan berdasarkan ciri-ciri individu atau sifat individu. Sebagai contohnya, ada pelajar yang bertindak melakukan sesuatu disebabkan keinginan yang tinggi untuk berjaya tetapi ada pula yang bertindak disebabkan takut untuk gagal, mungkin juga mereka bertindak kerana minat yang sangat mendalam dalam perkara itu, dan mungkin pula semata-mata disebabkan rasa bertanggung jawab kepada kedua ibu bapak yang menaruh harapan begitu tinggi terhadap mereka.13

D. Aplikasi Motivasi

Banyak cara di dalam mengaplikasikan motivasi namun sebenarnya ada cara yang baik dalam mengaplikasikan motivasi yaitu dengan cara simulasi, sehingga melalui aplikasi teori motivasi dalam bentuk simulasi dapat menjadikan titik tolak dalam membangkitkan motivasi karyawannya untuk dapat berkerja lebih berprestasi dan produktif. Setiap pemimpin perusahaan seharusnya mempunyai wawasan yang luas tentang perubahan tingkah laku yang berupa menurun atau hilangnya motivasi karyawan. Sehingga setiap perubahan tingkah laku yang terjadi dalam diri karyawan dapat segera diantisipasi oleh pemimpin perusahaan melalui berbagai macam strategi. Salah satu strategi adalah mencoba bersimulasi atau mengaplikasikan teori dengan cara bersimulasi dengan harapan dapat meningkatkan motivasi kerja dan prestasi kerja karyawan dimasa mendatang.

13 Https://Ningsihwidiya42.Wordpress.Com/2013/09/26/Teori-Motivasi-Konsep- Motivasi-Dan-Jenis-Motivasi/

(20)

20 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

motivasi adalah suatu potensi pengerak internal dan eksternal dengan intensitas, arah, dan ketekunan dalam diri seseorang secara sukarela sehingga mengarahkan perilaku seseorang tersebut pada pencapaian tujuan. Teori motivasi dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu teori isi (content theories) dan teori proses (process theories).

Teori Isi adalah teori yang berfokus pada faktor-faktor dalam diri seseorang yang memberi energi, langsung, mempertahankan dan menghentikan perilaku. Sedangkan teori proses berkaitan dengan bagaimana perilaku yang memberi energi, diarahkan, berkelanjutan, dan berhenti karena faktor eksternal.

Konsep motivasi dapat dijelaskan berdasarkan ciri-ciri individu atau sifat individu. Cara pengaplikasian motivasi yang baik adalah dengan cara simulasi.

B. Penutup

Dari pembahasan di atas saya menyadari betul bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan- kekurangan, baik dalam struktur bahasa referensi maupun struktur kalimat. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun, sangat penulis harapkan demi kebaikan makalah kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

(21)

21

DAFTAR PUSTAKA

(Https://Ningsihwidiya42.Wordpress.Com/2013/09/26/Teori-Motivasi-Konsep- Motivasi-dan-Jenis-Motivasi/)

Baldoni, John. 2005. Great Motivation Secrets Of Great Leaders. (United States Of America:Mcgraw-Hill)

Indriyo, Gitosudarmo. dan Nyoman, I, Sudita. 2000. Prilaku Keorganisasian. Edisi Pertama. (Yogyakarta:Bpfe)

L, Steven, Mcshane. dan Ann, Mary, Glinow, Von. 2010.

Organizational Behavior. (Mcgraw-Hill Companies, Inc)

L., James, Perry and Hondeghem, Annie. 2008. Motivation In Public Management. (New York: Oxford University Press Inc)

P, Duane, Schultz. dan Ellen, Sydney, Schultz. 2005. Theories Of Personality, (United States Of America : Thomson Learning, Inc)

Stephen, Robbins, P. 2006. Prilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. (Jakarta:Indeks) Stephen, Robbins, P. dan Marry, Coulter. 1999. Manajemen, (Jakarta: Pt.

Prehalindo)

Sukanto, Reksohadiprodjo. 2001. Organiasi Perusahaan. Edisi Ke-2.

(Yogyakarta:Bpfe)

Sukanto,Reksohadiprodjo. 2001. Organiasi Perusahaan. Edisi Ke-2, (Yogyakarta:Bpfe)

T., Robert, Golembieswski. Handbook Of Organizational Behavior. (Harrisburg Middletown: Pennsylvania)

Referensi

Dokumen terkait

Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Bagi manajer

Definisi lain mengatakan bahwa motivasi adalah keadaan yang ada dalam diri seseorang yang dapat mendorong keinginan mereka untuk melakukan kegiatan atau perilaku tertentu guna

Adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan, dengan demikian dapat diketahui

Motivasi kerja juga merupakan suatu keadaan dalam diri seorang individu yang dapat mendorong keinginan untuk melakukan sesuatu kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.. Motivasi yang

Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Bagi manajer

Motivasi (X) adalah Keadaan dalam diri pribadi seseorang yang mendorong keinginan untuk melakukan berbagai kegiatan guna mencapai hasil kerja yang tinggi, dengan

Jika dikatakan motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu dan jika dikatakan sumber motivasi seseorang

Definisi lain mengatakan bahwa motivasi adalah keadaan yang ada dalam diri seseorang yang dapat mendorong keinginan mereka untuk melakukan kegiatan atau perilaku tertentu guna