• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI

DENGAN MOTIVASI KERJA PADA

WANITA BEKERJA

SKRIPSI

Disusun Oleh :

INDRIATI RETNO UTAMI

96 231 016

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2003

(2)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Sirata(S-i) Psikoiogi Fakultas Psikologi

Universitas Islam Indonesia

Yocvakana

Disusun Oleh :

INDRIATI RE I NO UTAMI %23t 016

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Panitia Ujian Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia

Diterima Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Guna memperoleh

iDeiaji.it Sarjana SI Psikologi

Pada Tanggal

Mengesahkan

Fakuhas Psikologi

Universitas islam Indonesia

/-'

Dr. Sukarti

...Jr-T^V

11

i|

Panitia Ujian Skripsi :

1. Muhana Sofiati Utami, Dra., MS.

2. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si.

3. Uly Gusniarti, S.Psi.

(4)

3^^-( A-o \7-\jXf)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,

Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap "

(Q. S. Al-Insyirah :5-8)

(5)

PERSEMBAHAN

Kupersemb^bfQn lorya kecilku ini untuk :

Semua yang Menyayangiku,

Ke4ua orangtuaku Bapak E44y Sarwono &Ibu Hf. Suesti Agustini yang

selalu memberikan kasib sayang tia4a pernab benti semoga anan4a

4apat merobanggakan kalian ber4ua, A4ikku Setyo Buwono tersayang,

Maz

Pan4angi LangitMalaro Ini.

(6)

AlhamdullilahirabbiU'alamin, segala puji syukur kepada Allah SWT yang

senantiasa memberikan hidayah-Nya, mencurahkan rahmat-Nya dan menurunkan

ilmu-Nya kepada orang yang mengharapkan ridho-ilmu-Nya serta petunjuk-ilmu-Nya.

Selama proses menempuh pendidikan, khususnya dalam proses penyelesaian

tugas akhir ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, teguran dan bantuan. Atas hal

tersebut, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada :

1. Ibu Dr. Sukarti, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

2. Ibu Dra. Muhana Sofiati Utami, MS., selaku Dosen Pembimbing Utama yang

senantiasa dengan sabar telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan,

dorongan dan semangatnya selama penyusunan skripsi mi.

3. Ibu Ully Gusniarti, S.Psi., selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang dengan

kebaikan hatinya serta perhatiannya memberikan arahan dan masukan bagi penulis.

4. Ibu Qurotul Uyun, S.Psi., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang dengan sabar

membimbing penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi

Universitas Islam Indonesia.

5. Ibu Ratna Syifa'a R, MSi., Ibu Retno Kumolohadi, Psikolog., Ibu Rina Mulyati,

S.Psi., Ibu Hepy Wahyuningsih, MSi., Bapak Sus Budiharto, Psikolog., Bapak

Trwan Nuryana K, S.Psi., Bapak Fuad Nashori, MSi., Bapak Muh. Bachtiar, MM.,

serta seluruh dosen yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya selama penulis

belajar di Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

6. Bapak NZA. Manuputy, selaku General Manager Pusat Perbelanjaan GARDENA

Supermarket Dept & Store, terima kasih atas izin dan kerjasamanya dalam

(7)

7. Ibu Sri Martini, selaku Kepala Departement beserta seluruh karyawan Pusat

Perbelanjaan GARDENA Supermarket Dept & Store yang telah membantu

memperlancar penyelesaian penyusunan karya ilmiah ini.

8.

Kedua orangtuaku yang selalu mendorong, membimbing dan memberikan kasih

sayangnya serta perlindungan dari segala hal yang mengancamku. Semoga Allah

SWT akan membukakan kebenaran yang masih belum terlihat, selalu memberikan

kesehatan, selalu melindungi dan membalas perbuatan dan amal baik kalian,

Amien.

9. Adikku tercinta Setyo Buwono, yang telah banyak memberikan masukan

dan

keceriaan selama menjalani hari-hari bersama di Yogya.

10. Eyangku (Aim) Karto Sudanno, semoga Allah memberikan tempat terindah

untukmu disisi-Nya.

11. Untuk mamasku Agus Mirat, yang telah menemamku selama ini, memberikan

dukungan, senyuman, keyakinan dengan kasih sayangmu, yang tetap memiliki arti

dan menjadikan terang dalam hidupku.

12. Teman-temanku : Teh Isti, Eva, Ficke, Nur, Verlin, terima kasih untuk

persahabatan yang indah mi, semoga kenangan kita dapat menjadi kisah klasik di

masa depan.

13. Untuk Yohanis "Aditya" M. Mallow, terima kasih untuk semangatmu dan

keyakinan akan arti hidup ini dengan ketulusan hati dan kesabaranmu

membimbingku. Aku selalu berdoa dan berharap akan kesembuhanmu (Im gonna

back to the star).

14. Teman-teman di Bantulan : Fadli, Jein, Nando, An, Rizal, Qoni, Ucok, Albert,

M'nggo, Ronald, Riki, Dion, Indie, David tetaplah tertawa dan memberikan

keceriaan pada hidup ini.

15. Teman-temanku '96 : Agus PC, Yoyo, Yayan, Azis, Ana, Mira, San, Nugie,

Timbul, Elice, Dian, Yusm, Mas Kukuh, Musa, Ida, Misbah, Adi dan

teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

(8)

melayani penulis selama mengikuti kuliah, Mas Fen (Thanks a lotfor all).

18. Semua pihak yang telah membantu penulis selama berada di Yogyakarta,

khususnya dalam menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi di Fakultas

Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Pada akhirnya, penulis berharap semoga segala amal baiknya mendapatkan

balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Yogyakarta, 22 Februari 2003

P e n u l i s

(9)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDIIL i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN MOTTO jjj HALAMAN PERSEMBAHAN jv

UCAPAN TERIMA KASIH v

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR LAMPIRAN xjj

BABI. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Tujuandan Manfaat Penelitian 9

C. Keaslian Penelitian 10

BAB II. TINJAIJAN PISTAKA 11

A. Motivasi Kerja 11

1. Pengertian Motivasi 11

2. Pengertian Motivasi Kerja 13

3. Teori-teori Motivasi 16

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja 20

(10)

2. Pengertian Sindroma Pramenstruasi 26

3. Penyebab Sindroma Pramenstruasi 27

4. Tipe dan Gejala Sindroma Pramenstmasi 28

C. Hubungan Sindroma Pramenstruasi dengan Motivasi Kerja

PadaWanita Bekerja 33

D. Hipotesis 37

BAB III. METODE PENELITIAN 38

A. Identifikasi Variabel Penelitian 38

B. Defimsi Operasional Variabel Penelitian 38

1. Sindroma Pramenstruasi 38

2. Motivasi Kerja 39

C. Populasi dan Sampel 40

D. Metode Pengumpulan Data 40

1. Skala Motivasi Kerja 40

2. Skala Sindroma Pramenstruasi 42

E. Validitas dan Reliabilitas 43

1. Validitas Skala 44

2. Reliabilitas Skala 45

F. Metode Analisis Data 46

(11)

Halaman

BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 47

A. Onentasi Kancah Penelitian .7... 47

1. Orientasi Kancah 47

2. Persiapan Penelitian 48

B. Pelaksanaan Penelitian 53

C. Deskripsi Subjek Penelitian 54

D. Analisis Data dan Hasil Penelitian 55

1. Uji Asumsi 55

1.1. Uji Normalitas 55

1.2. Uji Linearitas 56

2. Hasil Penelitian 56

2.1. Skala Sindroma Pramenstruasi 57

2.2 .Skala Motivasi Kerja 58

E. Pembahasan 60

BAB V. PENUTIP 65

A. Kesimpulan 65

B. Saran-saran 65

(12)

Halaman

Tabel 1. Blue Print Skala Motivasi Kerja 41

Tabel 2. Blue Print Skala Sindroma Pramenstruasi 43

Tabel 3. Sebaran Nomor Aitem Skala Motivasi Kerja (setelah uji coba)

51

Tabel 4. Sebaran Nomor Aitem Skala Sindroma Pramenstruasi

(setelah uji coba) 52

Tabel 5. Deskripsi Subjek Penelitian 54

Tabel 6. Deskripsi Data Penelitian 56

Tabel 7. Norma Kategori Skala Sindroma Pramenstruasi 58

Tabel 8. Norma Kategori Skala Motivasi Kerja 59

Tabel 9. Rangkuman Hasil Analisis Data Selengkapnya 59

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A

1. Skala 1Motivasi Kerja (skala try-out) 69

2. Skala II Sindroma Pramenstruasi (skala try-out) 75

3. Skala I Motivasi Kerja (setelah try-out.) 80

4. Skala II Sindroma Pramenstruasi (setelah try-out)

85

LAMPIRAN B

1. Distribusi Skor Jawaban Subjek pada try-out Skala I Motivasi Kerja

89

2. Reliabilitas Skala I Motivasi Kerja pada try-out 94

3. Distribusi Skor Jawaban Subjek pada try-out Skala II Sindroma

Pramenstruasi 95

4. Reliabilitas Skala II Sindroma Pramenstruasi pada try-out 100

LAMPIRAN C

1. Hasil Analisis Data Penelitian 10]

2. Uji Asumsi 104

3. Data Skor Total Subjek Penelitian 109

(14)
(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Duma kerja yang semakin lesu pada saat ini, tetap mampu membuat

kebanyakan orang berlomba dan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan atau bekerja.

Pekerjaan itu bermacam-macam dan dilakukan oleh penduduk yang berusia produktif

sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Alasan seseorang untuk bekerja banyak

macamnya, seperti masalah ekonomi atau karir, untuk mengembangkan kemampuan

yang dimilikinya atau hanya sekedar mencari pengalaman. Alasan-alasan yang

disebutkan mi dapat dijadikan jembatan untuk memperkaya din dalam dunia kerja.

Pekerjaan bagi seseorang merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan

dan kehidupan. Bekerja merupakan salah satu sarana dalam mengembangkan pnbadi

atau untuk memenuhi segala macam kebutuhan. Pekerjaan dapat dianggap sangat

pentmg apabila seseorang harus tetap melangsungkan kehidupannya.

Pada dasarnya semua orang mengetahui apa yang dimaksud dengan kerja

atau pekerjaan. Walaupun sebagian orang mengkonotasikannya berbeda-beda tapi

memiliki tujuan yang sama. Kerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan

seseorang guna mencapai tujuan yang diinginkan. Kerja juga merupakan aktivitas

tisik dan mental dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Pekerjaan itu sendiri merupakan

nama atau sesuatu yang mencirikan kegiatan yang dilakukan seseorang seperti dokter,

guru, insinyur, dosen atau pramuniaga.

Salah satu pekerjaan yang menarik adalah menjadi pramuniaga dan ini

merupakan fenomena yang sering dijumpai. Bekerja sebagai pramuniaga dapat

(16)

mencari pengalaman kerja, karena kebutuhan ekonomi, atau karena tidak dapat

melanjutkan sekolah yang lebih tinggi.

Pramuniaga adalah pekerjaan yang membutuhkan kondisi fisik dan mental

yang baik. Bekerja menjadi pramuniaga pada sebuat toko, supermarket, toserba atau pusat perbelanjaan tidak semudah yang dibayangkan. Seorang pramuniaga dalam bekerja juga harus memiliki kemampuan atau ketrampilan lain, seperti memberikan

jasa pelayanan pada pembeli atau konsumen dengan baik, dapat menarik pembeli atau

konsumen dalam menawarkan barang yang dijualnya, berpenampilan rapi, ramah dan

murah senyum. Semua yang disebutkan ini merupakan kriteria-kriteria sebagai

pramuniaga.

Seseorang yang bekerja menjadi pramuniaga jika tidak mengetahui seluk beluk pekerjaan yang dilakukannya maka tidak akan berhasil. Semua itu

membutuhkan persiapan untuk memulai memasuki dan mengenali dunia kerjanya.

Menurut Atikarini (2001) suatu persiapan pokok yang sangat menentukan ialah

mempersiapkan kesesuaian antara diri pribadi dengan pekerjaan maupun dengan

lingkungan yang akan dihadapi.

Bekerja menjadi pramuniaga sangatlah penting untuk mempersiapkan diri

terlebih dahulu secara psikologis sebelum menjalankan tugasnya sebagai pemberi jasa pelayanan kepada konsumen. Pemahaman mengenai dunia kerja yang akan dihadapi membuat seorang pramuniaga ini lebih siap dalam menghadapi setiap masalah

(17)

kerjanya. Masalah-masalah tersebut dapat timbul dari luar diri pramuniaga tersebut

seperti situasi lingkungan tempat kerja maupun dari dalam diri pribadinya seperti

semangat kerja:

Seorang pramuniaga dalam menghadapi permasalahan tersebut membutuhkan kondisi yang prima secara fisik maupun psikis. Pekerjaan yang dilakukan seorang pramuniaga adalah memberikan jasa pelayanan pada konsumen atau pelanggan.

Seorang pekerja yang memiliki kondisi yang baik secara fisik dan psikis maka akan

bekerja dengan baik pula.

Seorang pramuniaga yang sedang bekerja akan berusaha melayani pembeli atau konsumen dengan sebaik-baiknya. Apabila seorang pramuniaga melayani

konsumen atau pelanggan dengan semaunya, bersikap tidak peduli, tidak ramah, pelit

senyum, memasang wajah yang menyeramkan atau berbicara kurang sopan membuat

pelanggan merasa tidak nyaman dan merasa enggan untuk berbelanja. Pelanggan akan pergi dan mungkin malas untuk berkunjung kembali karena pelayanannya

kurang baik. Ini akan memberikan citra yang buruk bagi tempat ia bekerja. Toko akan sepi pengunjung bahkan pramuniaga ini terancam pemutusan hubungan kerja atau

tidak mendapat prestasi yang bagus.

Pelayanan pada pelanggan atau konsumen yang diberikan seorang pramuniaga tersebut merupakan kondisi yang memerlukan suatu pendorong atau pendukung supaya ia dapat bekerja dengan baik. Sesuatu yang menjadi pendorong dan pendukung ini disebut motivasi. Secara psikologis, motivasi berkaitan dengan masalah pekerjaan seseorang. Menurut As'ad (1995) motivasi sangat dibutuhkan

(18)

Motivasi kerja merupakan daya penggerak pada sejumlah aktivitas mental dan

fisik untuk melakukan sesuatu pekerjaan, dapat menciptakan kegairahan kerja

seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan

segala daya upaya untuk mencapai kepuasan (Handoko, 1992). Motivasi kerja juga

suatu kecenderungan organisme untuk melakukan suatu pekerjaan, sikap atau

perilaku yang dipenuhi oleh kebutuhan dan diarahkan kepada tujuan tertentu yang

telah direncanakan dalam pekerjaannya. Motivasi itu penting karena dengan motivasi

diharapkan setiap individu atau karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk

mencapai kualitas dan produktifitas kerja yang tinggi. Motivasi ditujukan kepada

orang yang mampu mengerjakan pekerjaan yang dibebankan padanya .

Pendapat senada dikemukakan oleh Steers & Porter (dalam Putro, 2002)

bahwa motivasi kerja adalah suatu usahayang dapat menimbulkan, mengarahkan dan

memelihara atau mempertahankan perilaku yang sesuai dengan lingkungan kerja.

Motivasi kerja yang tinggi akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi pula, yang

pada gilirannya akan meningkatkan produktifitas karena motivasi mempengaruhi

kinerja seseorang sebesar 80 %.

Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi

pada seorang pramuniaga

dalam bekerja, seperti yang pernah dijelaskan sebelumnya mengenai faktor-faktor

dan dalam din seorang pramuniaga. Salah satunya kondisi fisik atau tubuh seseorang,

(19)

khususnya pramuniaga wanita yaitu perubahan hormon pada setiap bulannya atau

disebut juga menstruasi.

Scutua kodiat wanita diciptakan sangatlah berbMa^lfgarTpna dilihat dari

segi fisik maupun psikisnya. Suatu bentuk sosok manusia yang sangat unik.

Proses-proses fisiologis yang dimiliki dan dialami oleh wanita sering tidak terjadi pada pria.

Wanita sering mengalami perubahan penting sepanjang hidupnya seperti mengalami

pubertas ditandai dengan datangnya menstruasi atau haid, kehamilan, menyusui serta

kemampuannya untuk melahirkan anak atau menghasilkan keturunan.

Menstruasi atau haid ini mulai muncul ketika seorang wanita mulai menapaki

usia remaja awal (12-14 tahun) dan disebut juga memasuki masa pubertas. Pada masa

subur tubuh seorang wanita mengalami perubahan setiap bulannya (sebelum, selama

dan sesudah haid) kecuali jika terjadi kehamilan. Banyak perubahan yang

mempengaruhi tubuh seorang wanita yang disebabkan oleh zat-zat kimiawi tertentu,

yaitu hormon. Secara alamiah seorang wanita biasanya mengetahui kapan masa

menstruasinya akan datang setiap bulannya. Datangnya masa menstruasi ditandai dengan beberapagejala fisik maupun psikis.

Permasalahan yang dihadapi seorang wanita ini selalu terjadi secara berkala di

sadari atau tidak oleh wanita itu sendiri. Permasalahan mengenai perubahan hormon

dalam tubuh yang biasanya mengalami peningkatan menjelang menstruasi terkadang

mengganggu perilaku yang ditimbulkannya. Wanita lebih condong mengalami

perubahan kondisi yang erat hubungannya dengan siklus haid atau menstruasi.

Menstruasi akan berlangsung nonnal apabila keadaan atau situasi tubuh seorang

(20)

itu pula sakit kepala menyerangnya hingga tidak mampu melakukan kegiatan

sehari-hari dengan nonnal (Kompas, 2001).

Hampir separuh populasi wanita dewasa mengalami sindroma pramenstruasi

alias PMS (Premenstruation Syndrome). Sindroma pramenstruasi ini memiliki gejala

yang sangat beragam dan acapkali berbeda antara penderita yang satu dengan yang lain. Biasanya penderita mengalami gangguan kesehatan seperti pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan sekitar dua minggu sebelum menstruasi. Hal ini dianggap lumrah bagi wanita usia produktif. Sekitar 40 % wanita berusia 14-50 tahun

menurut suatu penelitian, mengalami sindroma pramenstruasi ini. Bahkan survei tahun 1982 di Amerika Serikat menunjukkan sindroma pramenstruasi dialami 50 %

wanita. Gejala yang menimpa pada sebagian wanita maka mempengaruhi aktivitas

atau kegiatan yang dilakukan sehari-hari, bahkan dapat dikatakan mengganggu (Intisari, 1999).

Para ahli juga memperkirakan sekitar 40 persen wanita di dunia menghadapi

Premenstrual Syndrome (PMS) atau sindrom sebelum menstruasi. Mereka yang

terkena sindrom ini ada sebagian yang mengalami gangguan yang ringan sampai yang

cukup berat sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari (Kompas, 2001).

Paludi (dalam Wulandari, 2000) menyebutkan bahwa sindrom pramenstruasi digunakan untuk menunjuk gejala-gejala yang beragam terjadi beberapa hari sebelum

(21)

depresi, lrritabilitas dan keletihan. Pendapat lain dikemukakan oleh Keye (dalam

Wulandari, 2000) menyebutkan bahwa sindrom pramenstruasi adalah keadaan yang

Jilaiidai dengan perasaan^lesu, pusing, depresi dan nervous serta gejala fisik seperti

payudara yang bengkak, sakit kepala, sembelit dan tubuh terasa bengkak.

Para peneliti melaporkan salah satu kemungkinan yang kini sedang diselidiki

adalah adanya perbedaan genetik pada sensitifitas reseptor dan sistem pembawa pesan

yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel. Kemungkinan lain ini

berhubungan dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi

serotonin yang dialami penderita. Sindrom pramenstruasi memang kumpulan gejala

akibat perubahan hormon yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel

telur dari ovarium) dan haid. Sindrom itu akan menghilang pada saat menstruasi

dimulai sampai beberapa hari setelah selesai menstruasi (Intisari, 1999).

Seorang wanita yang merasa bahwa kondisinya berubah menjelang menstruasi

seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, pegal linu, badan terasa lemah, merasa

capek bukan main tanpa sebab dan perut bagian bawah terasa penuh sesak, maka

gejala-gejala ini akan mempengaruhi kegiatan sehari-harinya dan membuat kegiatan

tersebut menjadi berantakan tidak sesuai yang diharapkan. Mereka juga sering

mengalami perasaan-perasaan tertentu yang sangat kuat dan sukar dikendalikan

seperti mudah tersinggung, marah tanpa sebab, depresi hingga merasa tidak ingin

diganggu.

Demikian yang terjadi pada diri seorang pramuniaga wanita yang mengalami

sindrom pramenstruasi ini tentu akan merasa kesulitan untuk mengatasi

(22)

sehari-membuat kondisinya menurun. Seorang karyawan wanita akan membutuhkan waktu

sebentar untuk istirahat atau lzin sementara sampai sakit yang mengganggunya

mereda akibat sindrom pramenstruasi. Ia merasa membutuhkan izin sementara karena

ia tidak dapat bekerja dengan baik.

Alasan yang dimiliki peneliti ketika memilih motivasi kerja sebagai variabel

tergantung adalah pekerjaan sebagai pramuniaga tentu saja membutuhkan dorongan

atau daya penggerak. Pekerjaan dan motivasi ada hubungan erat, di mana pekerjaan

tanpa adanya dorongan dari dalam maupun dari luar diri seseorang yang bekerja sebagai pramuniaga tersebut maka ia tidak akan merasakan manfaatnya. Hasil

pekerjaan yang dilakukan tentu saja tidak dapat dirasakan memuaskan. Padahal

pekerjaannya berhubungan langsung dengan konsumen dalam memberikan jasa

pelayanan di mana dibutuhkan sikap yang baik, sopan, ramah, murah senyum dan stamina tubuh yang sehat selain kemampuan menguasai barang atau jasa yang

ditawarkannya. Hal inilah yang menarik peneliti untuk melakukan penelitian tentang

motivasi kerja pada wanita bekerja sebagai pramuniaga.

Alasan ketika sindrom pramenstruasi dipilih oleh peneliti sebagai variabel

bebas dalam penelitian ini adalah karena subjeknya ialah wanita yang bekerja sebagai

pramuniaga. Alasan lainnya adalah karena motivasi kerja para pramuniaga ini dipengaruhi beberapa faktor yang berasal dari dalam dan dari luar dirinya. Salah satu faktornya yaitu yang berasal dari dalam diri di mana wanita setiap bulannya

(23)

mengalami perubahan hormon yaitu menstruasi. Padahal pekerjaan pramuniaga

membutuhkan stamina tubuh yang baik dan sehat karena berhubungan langsung

dengan konsumen dalanf memberikan jasa pelayanan. Menstruasi yang hadir setiap

bulannya diawali dengan banyak macam gejala yang menyertainya. Gejala ini hampir

sebagian menyerang setiap wanita dan mempengaruhi kegiatannya sehari-hari. Hal inilah yang melatar belakangi peneliti memilih sindrom pramenstruasi, karena

sindrom pramenstruasi yang mempengaruhi wanita yang bekerja sebagai pramuniaga

ini membutuhkan motivasi untuk menyelesaikan pekerjaannya. Apabila sindrom ini

menyerang maka pekerjaan menjadi tidak memuaskan atau dengan kata lain motivasi

kerja menjadi menurun.

Uraian-uraian yang dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara sindroma pramenstruasi

dengan motivasi kerja pada wanita bekerja.

B. Tujuan dan Manfaat penelitian. 1. Tujuan Penelitian.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan sindroma

pramenstruasi dengan motivasi kerja pada wanita bekerja yaitu pramuniaga. 2. Manfaat Penelitian.

a). Secara teoritis, penelitian ini dapat membantu menemukan hal-hal yang berkaitan dengan motivasi kerja pada wanita bekerja, dalam hal ini adalah

(24)

b). Secara praktis, penelitian ini dapat membantu para wanita bekerja supaya

sindroma pramenstruasi tidak mengganggu motivasi kerjanya dengan cara

memaharni serta mengatasi sindrom pramenstrualTTnT.

C. Keaslian Penelitian.

Berbagai penelitian dengan menggunakan motivasi kerja sebagai variabel

tergantung telah dilakukan. Variabel bebas yang dijadikan prediktor adalah

kecemasan menghadapi kemungkinan PHK (Ibrahim, 1997), intensi prososial

(Damayanti, 2001), persepsi terhadap sistem kompensasi (Arumbini, 2001), persepsi

terhadap lingkungan kerja (Ummah, 2001). Sejauh yang diketahui, tidak ditemukan

penelitian yang mengungkap hubungan antara motivasi kerja dengan sindroma

pramenstruasi. Topik ini dapat dikatakan asli sepanjang diketahui peneliti.

Dari segi subjek, berbagai penelitian tentang motivasi kerja menggunakan

karyawan kontraktor (Ibrahim, 1997), lembaga swadaya masyarakat (Damayanti,

2001), karyawan pemasaran (Arumbini, 2001), karyawan bagian produksi (Ummah,

2001). Penelitian ini menggunakan wanita yang bekerja sebagai pramuniaga. Oleh

karena itu penelitian ini dapat dikatakan asli sepanjang pengetahuan peneliti.

(25)

BAB II

TINJAIJAN PISTAKA

A. MOTIVASI KERJA 1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau daya

penggerak. Motivasi ini diberikan kepada manusia, khususnya kepada para bawahan

atau pengikut (Hasibuan, 1996). Menurut Koeswara (1989) motivasi juga merupakan

proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan

keputusan yang terjadi dalam diri seseorang.

Motivasi adalah dorongan dan usaha untuk memenuhi atau memuaskan suatu

kebutuhan. Tegangan dari dalam diri individu merupakan penyebab timbulnya

motivasi dan perilaku yang termotivasi bertujuan untuk mengurangi tegangan

tersebut.

Motivasi juga merupakan suatu dorongan yang timbul dari diri seseorang

individu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Motivasi sangat berperan

dalam mengarahkan tingkah laku seseorang. Hal-hal yang menjadi pusat perhatian

adalah faktor-faktor yang mendorong orang melakukan sesuatu, mengapa seseorang

melakukan sesuatu dan sebaliknya ketika seseorang berubah sikap tidak ingin

melakukan sesuatu (Handoko, 1992).

Moenir (1992) menyatakan bahwa motivasi adalah keadaan yang timbul

dalam din sendiri dan sebagai akibat dari interaksi antara motif-motif. Merupakan

konstruksi potensial dengan situasi yang diamati serta relevan dengan motif-motif

(26)

tersebut. Motif (daya dorong) adalah daya yang ditimbulkan dari dalam din seseorang

yang mendorong orang untuk berbuat sesuatu. Seseorang yang melakukan suatu kegiatan atau serangkaian usaha untuk pemenuhan kebutuhan namun tidak ada

dukungan dari dalam dirinya sendiri atau dari lingkungan sekitarnya maka usaha

tersebut akan sia-sia.

Motivasi itu timbul berawal dan adanya kebutuhan dan keinginan yang

dirasakan oleh individu. Seseorang berharap kebutuhan dan keinginan tersebut

dipenuhi. Harapan untuk terpenuhinya kebutuhan dan keinginan itu menimbulkan semangat, sehingga menggerakkan jiwa dan jasmani untuk melakukan suatu perilaku

tertentu yang spesifik dan disengaja. Terbentuknya perilaku yang spesifik dan

disengaja ini ditujukan agar terpenuhinya kebutuhan dan keinginan yang dirasakan

tadi.

Motif berkaitan erat dengan motivasi karena motif merupakan sesuatu

kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan organisme bertindak dan berbuat. Motif dapat timbul dari dalam karena ada kebutuhan dasar manusia yang bersifat universal, tetapi dapat pula dirangsang dari luar. Rangsangan dari luar dapat

berbentuk fisik atau non fisik disebut motivasi {motivation), sedangkan bendanya disebut motivator. Meskipun sudah ada motif lalu berbuat, namun belum menjamin bahwa perbuatan itu akan menghasilkan sesuatu yang dikehendaki. Motif atau motivasi di pakai untuk menunjukkan suatu keadaan dalam diri seseorang yang berasal dari akibat suatu kebutuhan, dan motif inilah yang mengaktifkan atau

membangkitkan perilaku yang biasanya tertuju pada pemenuhan kebutuhan

(27)

13

Beberapa definisi yang telah disebutkan di atas jelaslah bahwa pada hakekatnya motivasi merupakan proses psikologis yang berupa dorongan dan usaha

^untuk memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan. Proses ini merupakan interaksi

antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi dalam diri seseorang

yang menyebabkan seseorang bertindak. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang tidak terlepas dari berbagai daya dorong, yang mendorong seseorang tersebut melakukan serangkaian perbuatan yang disebut kegiatan.

2. Pengertian Motivasi Kerja.

Pada dasarnya perusahaan bukan hanya mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja dengan giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan dan keterampilan karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan jika mereka tidak mau bekerja keras dengan mempergunakan kemampuan, kecakapan dan keterampilan

yang dimilikinya.

Kerja itu sendiri adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. Kerja juga merupakan keadaan atau situasi ketika sedang bermain atau istirahat, untuk aktif mengerjakan sesuatu atau suatu bentuk aktivitas yang

bertujuan untuk mendapatkan kepuasan (McGregor dalam As'ad, 1995).

Manusia dalam kehidupannya selalu mengadakan bermacam-macam

aktivitas. Salah satu aktivitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang dinamakan

kerja. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah kerja yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan (As'ad, 1995).

(28)

Faktor penting yang menyebabkan manusia bekerja adalah adanya kebutuhan

yang harus dipenuhi. Aktivitas dalam kerja mengandung unsur suatu kegiatan,

mcnghasilkan sesuatu dan akhirnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Orang

bekerja pada hakekatnya, tidak saja untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya

tetapi juga bertujuan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik (As'ad, 1995).

Smith &Wakeley (dalam As'ad, 1995) menyatakan bahwa seseorang bekerja

di dorong untuk beraktivitas karena dia berharap bahwa hal ini akan membawa pada

keadaan yang lebih memuaskan. Bekerja adalah suatu bentuk aktivitas yang bertujuan

untuk mendapatkan kepuasan. Aktivitas ini melibatkan baik fungsi fisik maupun

mental.

Hal senada disampaikan Gilmer (dalam As'ad, 1995) bahwa bekerja

merupakan proses fisik maupun mental manusia dalam mencapai tujuannya.

Disimpulkan bahwa bekerja adalah aktivitas manusia baik fisik maupun mental yang

dasarnya adalah bawaan dan mempunyai tujuan yaitu mendapatkan kepuasan, namun

tidak berarti bahwa semua aktivitas adalah bekerja tergantung pada motivasi yang

mendasarinya dilakukan aktivitas tersebut.

Seseorang bekerja tanpa didorong motivasi yang menyertainya akan percuma.

Setiap kegiatan pasti melibatkan motivasi-motivasi yang mendukungnya. Menurut

Handoko (1992) motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat di dalam diri

manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya.

Motivasi kerja menurut Wexley & Yulk (dalam As'ad, 1995) adalah sesuatu yang

menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Kuat lemahnya motivasi kerja seorang

(29)

15

Menurut As'ad (1995) motivasi kerja merupakan bagian yang penting dari

tingkah laku kerja seseorang sehingga ia menghasilkan sesuatu yang menjadi tujuan

dari pekerjaannya. Motivasi yang ada dalam diri individu mempunyai kekuatan yang

berbeda-beda. Handoko (1992) menyatakan ada motif yang begitu kuat sehingga

menguasai motif-motif lainnya. Motif yang paling kuat adalah motif yang menjadi

sebab utama tingkah laku individu pada suatu saat tertentu. Motif yang lemah,

apalagi yang sangat lemah hampir tidak punya pengaruh pada tingkah laku individu. Motivasi kerja juga merupakan suatu keadaan dalam diri seorang individu yang dapat mendorong keinginan untuk melakukan sesuatu kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada diri seseorang akan diwujudkan dalam bentuk satu perilaku yang diarahkan pada tujuan kepuasan dirinya (Handoko, 1992).

Jadi motivasi kerja adalah merupakan suatu yang bergerak atau yang telah

diwujudkan dalam suatu tingkah laku untuk mencapai tujuan.

Menurut Mc.Cormick & Illgen (dalam Ibrahim, 1997) motivasi kerja adalah

suatu daya kekuatan yang diarahkan pada perilaku yang melibatkan diri dengan

pekerjaan. Perilaku tersebut ditujukan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang

ingin dicapai. Keinginan untuk memiliki hasil kerja yang baik sesuai dengan

pengharapan.

Disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan suatu daya atau kekuatan dalam diri seseorang yang muncul karena ingin mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Tentu saja di sini tujuan tersebut berhubungan dengan kerjanya untuk

memenuhi kebutuhannya. Tujuan yang ingin dicapainya itu diharapkan menghasilkan

(30)

kerja, yaitu teori motivasi isi, dan ada yang memusatkan perhatiannya pada

bagaimana proses motivasi berlangsung, yaitu teori motivasi proses. Teori motivasi isi

berkeyakinan tentang adanya kondisi internal dalam individu yang dinamakan

kebutuhan atau motif. Teori proses bersibuk diri dengan menemu-kenali dan

mempelajari proses-proses yang memprakarsai, mempertahankan dan mengakhiri

perilaku (Hasibuan, 1999). Salah satu teori motivasi kerja yang paling luas dikenal

adalah teori tata tingkat-kebutuhan Maslow. Maslow berpendapat bahwa kondisi

manusia berada dalam kondisi mengejar yang bersinambung. Apabila satu kebutuhan

dipenuhi, langsung kebutuhan tersebut diganti oleh kebutuhan lain. Proses

berkeinginan secara non stop memotivasi seseorang sejak lahir sampai meninggal.

Maslow selanjutnya mengajukan bahwa ada lima kelompok kebutuhan yaitu:

kebutuhan faali (fisiologikal), rasa aman, sosial, harga din, dan aktualisasi din.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut disusun secara tata tingkat sebagaimana diperiihatkan

(31)

Kebutuhan tingkat tnrggt Kebutuhan Sosial Kebutuhan Rasa Aman Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan Harga diri Kebutuhan Aktualisasi diri 17 Kebutuhan tingkat j rendah

Gambar 1. Tata Tingkat Kebutuhan Maslow

Menurut Maslow, individu di motivasi oleh kebutuhan yang belum dipuaskan,

yang paling rendah dan paling dasar dalam tata tingkat. Begitu tingkat kebutuhan ini dipuaskan, ia tidak akan lagi memotivasi perilaku (Hasibuan, 1999). Kebutuhan pada tingkat berikutnya yang lebih tinggi menjadi dominan. Dua tingkat kebutuhan dapat beroperasi pada waktu yang sama, tetapi kebutuhan pada tingkat lebih rendah yang dianggap menjadi motivator yang lebih kuat dari perilaku. Maslow juga menekankan

bahwa makin tinggi tingkat kebutuhan, makin tidak penting ia untuk

mempertahankan hidup (survival) dan makin lama pemenuhannya dapat ditunda. Menurut Maslow, kebutuhan manusia bertingkat-tingkat atau menurut hirarkhi sebagai berikut:

a. Kebutuhan fisiologis (Physiological needs).

Kebutuhan ini timbul berdasarkan kondisi fisiologis badan seseorang.

(32)

seseorang, seperti kebutuhan untuk makanan dan minuman, kebutuhan akan udara

segar (oksigen), kesehatan atau tempat tinggal. Kebutuhan ini harus dipenuhi

karena meraiigsang seseorangterperilaku dan bekerja giat. Di lingkup pekerjaan

gaji merupakan salah satu alasan mengapa seseorang

bekerja, semata untuk

memenuhi kebutuhan fisiknya ini. Semuanya ini dapat diperoleh jika seseorang

mempunyai uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan makan dan minumnya

tersebut, juga untuk berobat apabila sakit. Apabila kebutuhan ini tidak dipenuhi

maka individu berhenti eksistensinya. b. Kebutuhan rasa aman (Safety needs).

Kebutuhan ini masih sangat dekat dengan kebutuhan fisiologis. Kebutuhan

ini mencakup kebutuhan untuk dilindungi atau merasa aman dan bahaya dan

ancaman fisik. Kebutuhan ini di lingkungan pekerjaan sering dijumpai dalam

bentuk rasa asing atau tidak aman sewaktu berada dalam lingkungan baru, ketika

seseorang menjadi tenaga kerja baru atau sewaktu pindah ke kota baru.

Kebutuhan akan keamanan dan keselamatan jiwa di tempat pekerjaan pada saat

mengerjakan pekerjaan di waktu jam-jam kerja.

Maksudnya, setiap orang

membutuhkan keamanan dan keselamatan jiwa di manapun berada, sehingga rasa

aman ini dapat mencakup tentang keamanan harta di tempat kerjanya seperti:

keamanan kendaraan karyawan di halaman parkir, keamanan lemari atau loker

untuk karyawan menyimpan tas dan dompet.

c. Kebutuhan sosial (Affiliation needs).

Kebutuhan ini mencakup memberi dan menerima persahabatan, cinta

(33)

Manusia pada dasarnya selalu ingin hidup berkelompok dan tidak seorang manusia ingin hidup menyendiri di tempat terpencil. Setiap orang ingin menjadi "WTggota~"1ce1oTrlp^k""so"slatr~fh"gih memiliki teman, kekasih. DI lingkungan

pekerjaan sering dijumpai kelompok informal dimana terdapat kegiatan untuk

memenuhi kebutuhan sosial seorang tenaga kerja. Kebutuhan-kebutuhan sosial tersebut terdiri dari empat kelompok, yaitu :

1. Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di lingkungan ia hidup dan

bekerja.

2. Kebutuhan akan perasaan dihonnati karena merasa dirinya penting dan

dibutuhkan dalam lingkungan.

3. Kebutuhan akan perasaan kemajuan dan tidak seorang pun yang menyenangi

kegagalan.

4. Kebutuhan akan perasaan ikut serta. Setiap karyawan akan merasa senang jika

ia diikutsertakan dalam berbagai kegiatan perusahaan. d. Kebutuhan harga diri (Esteem needs).

Kebutuhan akan penghargaan, pengakuan, kepercayaan diri atau

kebutuhan yang menyangkut reputasi untuk dikenali atau diakui statusnya,

keinginan untuk dipuji dan keinginan untuk diakui prestasi kerjanya, keinginan

untuk di dengar dan dihargai pandangannya, penghargaan prestise dari karyawan

di masyarakat lingkungannya.

e. Kebutuhan aktualisasi diri (Self-actualization needs).

Kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kecakapan,

(34)

sangat memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang lain. Kebutuhan untuk

melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan ini

mencakup

kebutuhan

urnnk menjadi

kreatif,

kebutuhan

untuk

dapaT

merealisasikan potensinya secara penuh. Menekankan pada kebebasan dalam

melaksanakan tugas pekerjaan.

Kebutuhan-kebutuhan pada teori tata tingkat kebutuhan ini dalam situasi

dan kondisi tertentu dapat menimbulkan motivasi proaktif dan dapat

menimbulkan motivasi reaktif. Sistem nilai-nilai yang dimiliki individu dan corak

rangsang lingkungan individu yang menentukan motivasi lebih bercorak proaktif

atau reaktif. Misalnya jika nilai bekerja adalah mulia merupakan nilai yang

sangat dipentingkan dalam sistem nilai pribadi seseorang, maka motivasi kerjanya

cenderung bercorak proaktif. Sebaliknya jika nilai tertinggi dalam sistem nilainya

adalah taat kepada atasan, maka motivasi kerjanya akan cenderung bercorak pasif.

Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh atasan.

Lingkungan kerja besar pula pengaruhnya terhadap corak motivasi kerja

seseorang.

Paksaan yang dirasakan oleh seseorang tenaga kerja untuk

mementingkan ketaatan terhadap atasan dapat menghasilkan motivasi kerja yang

lebih reaktif coraknya. Sebaliknya lingkungan kerja dapat pula merangsang

timbulnya motivasi kerja yang proaktif.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja.

Jurgensen (dalam Ibrahim, 1997) menyatakan bahwa motivasi kerja

(35)

21

1. Keamanan/Rasa aman (Security).

Seseorang dalam melakukan kerja yang ditanganinya tanpa dibebani resiko yang dapat membahayakan 'dirinya." Adanya perasaan aman merupakan suatu kewajaran yang diinginkan oleh setiap orang terutama pada saat ia sedang menjalankan

tugas. Tugas tersebut merupakan tugas yang menjadi tumpuan hidupnya. Perasaan aman ini meliputi pengertian yang luas, dimana didalamnya tennasuk rasa aman

ditinjau dari kecelakaan kerja, rasa aman dari kondisi tubuhnya. 2. Kemajuan (Advancement).

Kesempatan untuk memperoleh posisi yang lebih tinggi dari kedudukan sebelumnya atau prestasi atas hasil kerjanya. Setiap orang selalu menginginkan

adanya perkembangan dari usaha yang telah dilakukannya. Adanya kesempatan

untuk maju maka keinginan untuk berkembang tersebut menjadi terpenuhi.

3. Perusahaan (Company.

Tempat dimana karyawan bekerja dan adanya kebanggaan pada tempat ia bekerja. Sseorang yang bekerja dengan memberikan semangat dan keyakinan pada dirinya sendiri untuk melakukan kegiatan kerja dengan baik karena merasa diperhatikan

kesejahteraannya.

4. Teman sekerja (('o-workers).

Kerjasama dan rasa saling menghargai dengan sesama rekan sekerja akan memberikan perasaan tenang dan menimbulkan keakraban serta persatuan yang dapat memperiancar aktivitasnya. Berbeda halnya bila tidak adanya kerjasama

dan rasa saling menghargai itu, dapat menimbulkan perasaan tegang dan berkurangnya gairah untuk bekerja.

(36)

5. Jenis pekerjaan yang cocok (Type ofwork).

Adanya kesesuaian antara keinginan dan kemampuan karyawan pada tugas yang

dibcrikan padanya^ehingga ta dapat bekerja dengan baik sesuai dengan apa yang

diharapkan. 6. Gaji (Pay).

Gaji yang cukup bagi dirinya dan menurut ukurannya sendiri merupakan

kebutuhan hidup yang paling mendasar dan merupakan faktor pertama bagi

kelangsungan hidupnya. Adanya gaji yang cukup baik maka diharapkan aktivitas

kerja

karyawan

tidak terhambat oleh

pemikiran-pemikiran

bagaimana

menghadapi dirinya sendiri dan keluarganya.

7. Pengawas (Supervisor).

Sikap atasan terhadap bawahan merupakan contoh dan dapat memberikan

sebentuk ketenangan dan tuntunan bagi karyawan dalam bekerja.

8. Jam kerja (Hour).

Kebosanan dan kelelahan yang ditimbulkan akibat terlalu panjangnya jam kerja

menghasilkan perasaan jenuh dan malas sehingga dapat menurunkan gairah kerja.

9. Keadaan tempat kerja (Working conditioning).

Tempat kerja yang baik memberikan perasaan yang nyaman sehingga aktivitas

kerja tidak menjadi terganggu oleh keadaan tempat yang pengap dan kotor.

10. Jaminan (Benefit).

Tersedianya fasilitas-fasilitas yang dapat memberikan keyakinan bagi karyawan

bahwa hidupnya tidak terlantar sehingga dapat menambah gairah kerja, seperti :

(37)

jaminan kesehatan atau asuransi, cuti hamil atau melahirkan bagi karyawan

wanita, izin istirahat karena sakit, bonus kerja dan pesangon.

B. SINDROMA PRAMENSTRUASI

1. Pengertian Menstruasi.

Peristiwa penting dalam masa remaja pada anak wanita ialah datangnya haid

atau menstruasi yang terjadi antara usia 10-16 tahun tetapi rata-rata usia 12,5 tahun. Saat datangnya menstruasi pertama kali disebut menarche yang sebenarnya hanyalah puncak dari serangkaian perubahan seorang anak wanita menjadi gadis remaja. Perubahan ini disebabkan serangkaian interaksi diantara beberapa kelenjar dalam tubuh. Kelenjar pengendaiinya adalah sebuah bagian khusus di dalam otak yang disebut hypothalamus, yang mengendalikan urutan-urutan perubahan melalui

kerjasama dengan kelenjar bawah otak.

Hypothalamus merupakan bagian otak yang terpengaruhi oleh emosi dan juga

merupakan pusat pengendali yang sangat aktif. Segera ia menerima pesan dari rahim bawah, lalu bertindak dan mengirimkan hormon ke sebuah kelenjar kecil yang sangat

penting yang disebut hypofisis. Kelenjar ini pada gerakannya mengirimkan hormon lainnya yang diprogram untuk menempati indung telur (Janes, 1978).

Dua hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar bawah otak mempunyai perasaan

yang sangat penting bagi wanita karena mempengaruhi sel-sel telur yang ada dalam

indung telur. Hormon ini adalah esterogen dan progesteron, di mana honnon ini memiliki peranan penting terjadinya siklus menstruasi. Adanya pertambahan hari

(38)

jumlah estrogen yang beredar juga mengalami pertambahan yang merangsang

pertumbuhan lapisan pada rahim yang disebut endometrium. Pada saat yang sama Terjadi umpan bafik yang mengufangi jumlah hormon perangsang folikel yang

dikeluarkan oleh kelenjar bawah otak.

Begitu tingkat produk hormon perangsang folikel menurun, pertumbuhan

folikel dalam indung telur dan penghasilan estrogen akan berkurang. Pembuluh darah yang menyalurkan darah kelapisan rahim menjadi kusut dan pecah sehingga terjadi

pendarahan dalam rahim. Endometrium pun runtuh, darah dan sel-sel endometrium yang terkumpul dalam rahim kemudian keluar melalui leher vagina menuju vagina, maka inilah yang disebut haid atau menstruasi (Janes, 1978).

Janes (1978) berpendapat menstruasi adalah proses yang sehat dan wajar, bagian dari tubuh wanita untuk menyongsong kemungkinan terjadinya kehamilan.

Setiap wanita memiliki siklus (lingkaran, jadual) menstruasi atau haid yang

berlainan dan wanita lain. Siklus bulanan ini berawal dari pertama datangnya menstruasi. Kebanyakan wanita mendapat menstruasi setiap 28 hari sekali, tapi ada juga yang selang 20 hari sudah mendapat menstruasi lagi, dan ada juga yang

jadualnya sampai 45 hari. Siklus menstruasi berkisar diantara 24-34 hari dengan

rata-rata 29 hari. Meskipun ada wanita yang mengatakan tahu dengan tepat masa menstruasinya akan datang, entah mendahului atau lebih lambat dari yang diperkirakannya (Burns dkk, 1999).

Pemah ada yang mengatakan menstruasi sebagai rahim menangis karena tidak

terjadi kehamilan. Pendarahan yang berasal dari runtuhnya lapisan dari dalam rahim merupakan puncak dari serangkaian peristiwa yang saling berkaitan dalam rangka

(39)

25

mempersiapkan rahim untuk menerima telur yang sudah dibuahi. Apabila kehamilan

tidak terjadi, lapisan yang sudah siap ini lepas dari rahim dan semua siklus peristiwa

lerseoui aimuiai KemDanj.ranes, tynsj.

Selama siklus bulanan, jumlah hormon esterogen dan progesteron yang

dihasilkan dalam indung telur berubah. Paruh pertama siklus ini yang dihasilkan oleh

indung telur sebagian besar adalah esterogen. Esterogen ini menyebabkan timbulnya

lapisan darah dan jaringan yang tebal di seputar dmding rahim. Paruh kedua dalam

siklus menstruasinya yakni antara pertengahan sampai datangnya menstruasi

benkutnya, tubuh wanita menghasilkan hormon progesteron, yang menyiapkan rahim

untuk kehamilan.

Menstruasi sebagai aliran darah dari saluran uterus yang terjadi sekitar satu bulan sekali pada wanita dari masa pubertas pada usia akhir 40 atau memasuki usia 50. Lama menstruasi biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari dan kemudian diikuti

oleh darah yang keluar sedikit-sedikit. Namun ada pula yang sampai 7-8 hari.

Berdasarkan survei WHO (1981) ditemukan bahwa di Mexico rata-rata lama

menstruasi adalah 4 hari, sementara di Inggris adalah 5 hari. Setiap wanita biasanya

mempunyai lama menstruasi yang tetap. Jumlah darah yang dikeluarkan rata-rata 33 cc. Darah yang lebih dari 80 cc dianggap patologik dan harus diwaspadai.

Disimpulkan bahwa menstruasi atau haid adalah proses yang terjadi setiap

bulannya pada seorang wanita sejak pertama kali menginjak pubertas dimana tubuh

memproduksi telur apabila tidak dibuahi (tidak terjadi kehamilan) maka akan luruh, pecah dan keluar bersama-sama pembuluh darah melewati dmding rahim berbentuk

(40)

2. Pengertian Sindroma Pramenstruasi.

Istilah sindroma pramenstruasi biasa dipakai untuk mencakup gejala-gejala

atau keluhan "secarateraturimibul sebelum atau selama satu siklus. Sebagian penderita sindroma pramenstruasi pada saat yang sama menderita lebih dari satu macam gejala misalnya penderita akan mengalami pertambahan berat badan atau peningkatan ketegangan serta menderita sakit kepala dengan adanya proses

menstruasi (Dalton, dalam Wulandari, 2000). Pegal yang menyiksa atau dismenorche

kongestif disertai oleh sekian banyak simptom disebut sindroma pramenstruasi atau

ketegangan pramenstruasi. Gejala yang timbul tersebut terjadi pada hari-hari sebelum menstruasi hadir dan menghilang segera setelah menstruasi itu berlangsung.

Rasa nyeri karena datangnya menstruasi adalah karena psikis semata dan bukan karena kelainan yang ditemukan dalam pemeriksaan kandungan. Pasien yang

menderita sindrom ini akan mengalaminya sebulan sekali dan ini hanya sekedar

adanya ketidakseimbangan hormonal (Dalton, dalam Wulandari, 2000).

Adanya kumpulan sel mikroskopik yang disebut indung telur mampu

mengirimkan hormon-hormon yang sangat kuat ke dalam aliran darah.

Hormon-hormon ini yang mempengaruhi cara berperilaku. Hormon itu adalah esterogen yang

dianggap oleh dokter sebagai penyebab keluhan atau gejala-gejala fisik dan psikis

menjelang menstruasi.

Apabila seorang wanita merasa tidak enak badan beberapa hari sebelum datangnya menstruasi maka ini memungkinkan wanita tersebut mengalami apa yang dinamakan sindroma pramenstruasi. Ada banyak wanita yang mengalami suatu

(41)

27

menstruasinya (Janes,1978). Sebagian wanita sering mengalami keadaan seperti ini

saat menjelang menstruasi. Kegelisahan serta perasaan murung sangat mengganggu,

bahkan dapat menjurus kepada persoalan yang lebih besar bila diikuti tindakan

selanjutnya (Burns dkk, 1999).

Menurut Keye (dalam Wulandari, 2000) wanita mengalami berbagai macam

pengalaman seputar fase pra ini berkisar antara 4-6 hari menjelang menstruasi.

Beberapa wanita mengatakan mengalami rasa berat karena kenaikan berat badan, rasa

sakit pada daerah seputar palvic, rasa nyen pada payudara dan seluruh tubuh dan beberapa mengaku mengalami depresi, ketegangan, perubahan mood yang dirasakan

tidak nyaman.

Banyak wanita yang mengalami sindrom pramenstruasi tidak dapat

dipastikan. Diperkirakan antara 20% - 75% yang mengalami sindrom pramenstruasi ini, sementara hanya sekitar 5% - 10%o yang mengalami sindrom dengan sangat serius sehingga mempengaruhi fungsi dirinya. Beberapa ahli bahkan menyatakan bahwa

hampir semua wanita mengalami sindrom pramenstruasi.

Istilah dari sindroma pramenstruasi di sini disimpulkan bahwa adanya sekumpulan gejala-gejala yang timbul menjelang datangnya menstruasi atau beberapa

hari sebelum menstruasi berupa gejala fisik dan psikis.

3. Penyebab Sindroma Pramenstruasi.

Ada mitos-mitos yang terlanjur diyakini banyak wanita bahwa sindrom ini

merupakan bagian persoalan yang harus mereka alami sebagai seorang wanita.

(42)

menyebutkan gangguan akan berkurang dengan sendirinya manakala mereka mempunyai anak. Ada juga mitos salah menyebutkan, semakin banyak usia seorang

wanita akan makTh T»erkurang gangguan yang dialami. Sindrom ini tidak bisa

diapa-apakan, penderita harus berusaha hidup dengan menanggung sindrom ini sepanjang

masih menstruasi.

Janes (1978) mengatakan hal lain yang menyebabkan sindrom pramenstruasi ini adalah adanya sejumlah cairan yang tertahan dalam tubuh secara abnormal karena adanya pengaruh hormon seks wanita. Cairan yang tertahan dalam tubuh ini juga

menimbulkan gejala-gejala pada tubuh seorang wanita. Dua ahli kandungan Belanda

telah menemukan bahwa salah satu sebab sindroma pramenstruasi ini ialah

peningkatan kadar hormon prolaktin dalam darah.

Tingkat esterogen yang tinggi pada masa pramenstruasi menjadi penyebab timbulnya bermacam-macam rasa tidak nyaman menjelang menstruasi (Frank, dalam Wulandari, 2000). Gangguan emosi yang timbul menjelang menstruasi adalah karena banyaknya cairan tubuh yang naik ke otak sehingga mempengaruhi fungsi saraf yang mengatur perasaan. Penyebab dari sindroma pramenstruasi adalah karena faktor

hormonal yakni ketidakseimbangan hormon esterogen dan honnon progesteron karena honnon esterogen berlebihan (Paludi, dalam Zulaikhah, 2001).

4. Tipe dan Gejala Sindroma Pramenstruasi.

Menurut Janes (1978) ada beberapa gejala yang ditimbulkan ketika menghadapi sindroma pramenstruasi ini seperti kelopak mata seorang wanita menebal, payudara menjadi lunak dan membengkak juga perut kembung, ada pula

(43)

29

wanita yang mengalami migren yang berat, seorang wanita pada masa ini mungkin

akan uring-uringan (mudah marah dan tersinggung) terhadap suami maupun anggota

"'^eTuaTg"a"jt[p'"6rang"Tain;" Icaa^ahg^cadanglnehjadTlnurung, mengantuk dan masuk

angin. Seorang wanita juga dapat mengalami kongesti panggul

pada masa-masa

pramenstruasi dan biasanya lebih parah pada hari-hari menstruasi atau haid.

Kongesti panggul ialah adanya rasa tekanan pada panggulnya, mengalami

sakit pinggang

dan merasa tidak enak badan. Disebabkan oleh terjadinya

penyumbatan pada organ-organ di bagian panggul oleh darah yang merupakan akibat

dari tekanan emosional.

Menurut Burns, dkk (1999), Hanber & Bootz (dalam Wulandari, 2000) gejala-gejala umum pramenstruasi yang biasa menghinggapi para wanita antara lain : ketegangan, irritabilitas, depresi, perubahan suasana hati dari baik ke buruk

(badmood), daya konsentrasi menurun, gangguan tidur, pegal dan nyeri tubuh, nyeri

pada payudara, sakit kepala, kenaikan berat badan, gangguan kulit, sembelit (susah

buang air besar), kelembaban vagina berubah dan perut bagian bawah terasa penuh

sesak.

Abraham (2000) seorang ahli kandungan dari fakultas kedokteran UCLA, AS

membagi PMS menurut gejalanya yakni :

1. Tipe A (Anxiety). Gejala yang ditimbulkan pada tipe ini yaitu adanya rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Gejala ini muncul akibat ketidakseimbangan hormon esterogen dan progesteron seperti yang pernah disinggung sebelumnya.

(44)

2. Tipe H (Hyperhydration). Cin-ciri gejala pada tipe H adanya edema

(pembengkakan), perut kembung, nyeri payudara, pembengkakan tangan dan kaki

^ert* pcningkatan berat badan- sebelum menstruasi. Gejala ini dirasakafT

bersamaan dengan tipe sindrom pramenstruasi lainnya. Pembengkakan terjadi

akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel karena tingginya asupan garam

atau gula pada diet penderita.

3. Tipe C (Craving). Gejala yang timbul pada tipe Cyaitu ditandai dengan rasa lapar

ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis (biasanya coklat) dan

kabohidrat sederhana (gula). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap

gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung

berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul

karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin

menyantap makanan mams dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam

makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial atau kurangnya magnesium.

4. Tipe D (Depression). Gejala pada tipe D ditandai dengan rasa depresi ingin

menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan

kata-kata (verbalisasi) bahkan kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba

untuk bunuh din. Biasanya Sindrom pramenstruasi tipe Dberlangsung bersamaan

dengan tipe A, hanya sekitar 3 % dari seluruh tipe sindrom ini yang benar-benar

murni tipe D.

Banyak wanita mengalami salah satu atau beberapa gejala sindrom di atas, ada

pula yang mengalami semua sekaligus. Banyak wanita merasa tidak tenang sebelum

datangnya menstruasi, dan sulit memusatkan perhatian serta energi untuk bekerja.

(45)

Namun sebagian wanita malah mengaku merasa lebih kreatif dan lebih sigap bekerja pada masa-masa itu.

GejaTa sindrom pramenstruasfmuncuTT^erupa gejala fisik dan psikis. Mengacu pada teori yang dikemukakan Hanber & Bootz (dalam Wulandari, 2000) yang

berdasarkan pada sebelas aspek, antara lain :

1. Ketegangan.

Menimbulkan tekanan mental dan gejala fisik. Menyebabkan ketegangan pada sel-sel otot sehingga menimbulkan perasaan pegal, kaku, nyeri pada persendirian. Ketegangan pada mental menimbulkan stres yang dapat mengganggu kondisi

emosi. 2. Irritabilitas.

Cetusan dari suatu ketegangan di dalam diri, akibatnya stres yang sedikit saja dapat menyebabkan kontrol diri menjadi mudah marah, tersinggung.

3. Depresi.

Tingkatannya dari kemurungan sampai kekacauan emosi yang serius dan

mengarah pada bunuh diri, membuat wanita jadi labil, cepat berubah emosinya. Bahkan wanita yang biasanya punya emosi stabil pernah mengalami perubahan

ini.

4. Perubahan suasana hati (bad mood).

Perubahan suasana hati dari perasaan senang, bahagia, tenang menjadi tidak

(46)

perubahan fisik dan emosi selama fase pramenstruasi. 6. Gangguan tidur.

Sering terbangun di malam hari dan tidak dapat untuk tidur lagi. Beberapa wanita justru merasa ingin tidur terus menerus dan mengantuk sepanjang hari.

7. Nyeri pada payudara.

Tingkat ketidaknyamanan dimulai dari meningkatnya tingkat sensitifitas sampai rasa nyeri yang akut. Retensi cairan dalam tubuh juga berpengaruh pada payudara karena terjadi banyak penumpukan cairan sehingga payudara sakit jika disentuh. Hal ini menyebabkan wanita enggan untuk melakukan sesuatu yang menyebabkan payudara tertekan.

8. Pegal dan nyeri pada tubuh.

Meningkatnya tekanan pada jaringan sebagai akibat tertimbunnya cairan yang

akan menekan ujung syaraf. Sedangkan rasa pegal pada seluruh tubuh disebabkan bertambahnya ketegangan otot karena perubahan pada proses pramenstruasi yang

mempengaruhi otot-otot. 9. Sakit kepala.

Sakit atau nyeri di kepala, terasa pada bagian atas dahi, tulang pipi, mata dan

(47)

10. Kenaikan berat badan.

Naiknya berat badan satu sampai dua hari sebelum menstruasi. Sebenarnya ini

terjadi-karena-adanya-penimbunarr"cairan dalam tubuh yang disebabkan oleh

kenaikan hormon aldosteron dan hormon prolaktin.

11. Gangguan kulit.

Biasanya kulit cenderung berjerawat sehingga tidak halus seperti biasanya dan

sedikit bengkak dikarenakan perubahan hormon.

C. Hubungan Antara Sindroma Pramenstruasi dengan Motivasi Kerja pada

Wanita Bekerja

Motivasi kerja merupakan daya atau kekuatan dalam diri seseorang yang

muncul karena ingin mencapai tujuan yang diharapkan dalam pekerjaannya untuk

memenuhi kebutuhan. Kebutuhan di sini merupakan kebutuhan sehari-hari, karena

biasanya seseorang bekerja untuk memenuhi kebutuhannya tersebut atau dengan kata

lain untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Seseorang yang sedang menjalani aktivitasnya atau bekerja pasti memiliki

tujuan yang diharapkan. Biasanya tujuan ini berupa tujuan perusahaan yang harus

dicapainya juga tujuan pribadinya seperti pengembangan kemampuan yang dimiliki atau sekedar usaha pemenuhan kebutuhan seperti yang disinggung sebelumnya.

Pekerjaan yang dilakukan seseorang dengan tujuan yang ingin dicapainya

tersebut membuat membuat seseorang berlomba dengan orang lain untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik dan memuaskan. Bekerja tanpa ada tujuan yang ingin diraih tidak dapat disebut bekerja, karena seseorang tidak dapat merasakan

(48)

kepuasan yang dihasilkannya sendiri. Pencapaian tujuan dalam pekerjaan ini membutuhkan pendorong dari dalam dirinya seperti motivasi, karena pekerjaan dan

motivasrmemiliki kaitanyang erar untuk pencapaian tujuan tersebut:

Pramuniaga merupakan salah satu contoh pekerjaan dari sekian banyak pekerjaan lain. Diminati pna juga wanita, dengan knteria persyaratan menjadi pramuniaga tidak terlalu berat. Pendidikan yang tidak terlalu tinggi (minimal SMA), mampu berkomunikasi dengan baik, usia rata-rata yang dibutuhkan sebagai

pramuniaga berada pada usia yang produktif yaitu antara 19-25 tahun dan

pengalaman pekerjaan tidak terlalu dibutuhkan.

Bekerja sebagai pramuniaga perlu mengerti dan memahami bagaimana memberikan pelayanan pada konsumen atau pembeli. Selain menguasai barang-barang yang dijualnya juga perlu berpenampilan rapi, murah senyum dan ramah. Kriteria yang harus dimiliki pramuniaga ini supaya para pembeli atau konsumen memiliki kesan yang baik kepada pramuniaga juga kepada toko tempat ia bekerja.

Seorang pramuniaga perlu memiliki kesabaran yang cukup tinggi untuk

menghadapi para pembeli karena berhubungan langsung dengan bermacam-macam orang yang ditemuinya. Seorang pramuniaga juga perlu menjaga stamina tubuhnya

dengan baik, dengan memiliki stamina yang baik maka pramuniaga ini akan mampu menjaga penampilan dirinya dengan baik dan rapi pula. Ia harus bersikap profesional

dengan pekerjaan yang disandangnya agar tidak menghambat pada prestasi dan

kualitas kerjanya.

Bekerja seharian penuh dan bertemu banyak pembeli atau konsumen dengan

(49)

35

Rasa bosan dan lelah dapat timbul

bahkan ketika melayani pembeli seorang

pramuniaga dapat bersikap semaunya atau malas-malasan, tidak ramah, dan pelit

senyum. Motivasi dalam dirin^trnttrk bekerja dengan baik menjadi menurun karena

disebabkan faktor stamina tubuhnya ini yang kurang baik atau timbulnya rasa bosan

tersebut.

Pelayanan seorang pramuniaga yang kurang baik ini maka akan berakibat

buruk pada pekerjaannya. Pramuniaga ini sendiri mungkin tidak menyadarinya

bahwa dirinya mengalami masalah yang berhubungan dengan penampilannya atau

sikapnya terhadap konsumen. Akibatnya, pramuniaga ini mendapatkan teguran atau

peringatan dari atasan juga terancam pemutusan hubungan kerja apalagi ditambah

adanya keluhan dari para konsumen yang merasa dilayani kurang baik.

Apabila bekerja sebagai pramuniaga dilakukan seorang wanita, di mana harus

memiliki stamina tubuh yang baik pula seperti yang dijelaskan sebelumnya. Padahal

seorang wanita mengalami siklus perubahan hormon setiap bulannya yaitu haid atau menstruasi. Menstruasi ini timbul beserta gejala-gejala yang menyertainya dan ini juga mempengaruhi kondisi tubuhnya secara fisik dan psikisnya pada pramuniaga

wanita tersebut.

Shreeve (1989) mengatakan bahwa salah satu gejala sindrom pramenstruasi

adalah migren atau sakit kepala sebelah. Migren ini biasanya diikuti rasa pusing,

cepat marah, dan kelelahan. Wanita yang mengalami migren sepanjang pramenstruasi

tentunya akan kesulitan dalam aktivitasnya seperti bekerja sehingga dapat

menurunkan atau mempengaruhi motivasi kerjanya. Wanita ini akan malas-malasan

(50)

Kingston (dalam Wulandari, 2000) mengatakan bahwa salah satu gejala yang terjadi pada saat menjelang menstruasi seperti sakit kepala yang diderita seorang

wanita tentunya akan mengganggu aktivitas atau pekerjaannya termasuk juga motivasi kerjanya. Apabila seorang wanita menghadapi masalah gangguan menjelang

menstruasi, maka mungkin ini akan menghambat segala sesuatu yang berhubungan

dengan aktivitasnya. Wanita ini menjadi tidak ingin diganggu, mudah meledak emosinya tanpa sebab yang jelas, curiga yang berlebihan, bersedih, sakit kepala yang tidak kunjung reda atau merasakan sakit perut. Ia tidak dapat melakukan

pekerjaannya dengan baik, menjadi kurang teliti, ingin cepat selesai, bahkan ingin

segera berhenti dalam melakukan pekerjaan atau aktivitasnya.

Sindroma pramenstruasi merupakan gejala-gejala fisik maupun emosi yang

timbul menjelang masa-masa datangnya menstruasi. Gejala ini kerap menimpa wanita

pada setiap bulannya secara berkala. Sindroma pramenstruasi ini menimbulkan masalah yang berdampak buruk akibat gejala-gejala yang muncul. Payudara terasa nyeri, sakit kepala, pegal linu dan mudah cape, wajah berjerawat merupakan gejala yang bersifat fisik. Gejala-gejala psikisnya seperti perubahan mood, gangguan tidur, konsentrasi menurun, sensitif, mudah tersinggung. Biasanya para wanita mengalami salah satu atau beberapa dari contoh yang disebutkan ini. Ada juga yang mengalami semuanya sekaligus.

Masa-masa pramenstruasi disadari atau tidak ia akan menghadapi masa-masa

yang sulit untuk mengimbangi din antara kondisi fisik dan psikisnya ini. Sebagian

wanita sering mengalami keadaan seperti ini saat menjelang menstruasi seperti kegelisahan serta perasaan murung sangat mengganggu. Bahkan bisa menjurus

(51)

kepada persoalan yang lebih besar jika diikuti tindakan-tindakan yang merugikan diri

sendiri.

Kingston (dalam Wulandari, 2000) ada wanita yang merasakan sedikit nyeri

untuk beberapa jam di sekitar bagian perut sebelum keluarnya darah menstruasi.

Sebagian wanita yang lain mungkin merasakan sakit kepala, ada juga yang cenderung

merasa mual. Ada wanita yang menderita nyeri yang sangat buruk pada hari pertama

datangnya menstruasi dan kemudian hilang. Wanita lain merasakan nyeri hampir

sepanjang masa menstruasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan pekerjaan seorang pramuniaga

wanita membutuhkan stamina tubuh yang baik dalam membenkan jasa pelayanan

pada konsumen. Padahal seorang wanita mengalami siklus perubahan hormon tiap

bulannya yaitu menstruasi. Menstruasi ini timbul beserta

gejala-gejala yang

menyertainya dan ini mempengaruhi stamina tubuh secara fisik dan psikis pada

pramuniaga tersebut. Sindroma pramenstruasi menjadi pengaruh yang cukup besar

dalam perubahan perilaku seorang pramuniaga wanita yang sedang menjalani

pekerjaannya memberikan jasa pelayanan pada pembeli, di sini dalam hubungannya

dengan motivasi kerjanya.

D. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ada

hubungan yang negatif antara sindroma pramenstruasi dengan motivasi kerja pada

wanita bekerja. Semakin tinggi sindroma pramenstruasi yang dialami wanita bekerja

maka motivasi kerja semakin menurun. Sebaliknya, semakin rendah sindroma pramenstruasi yang dialami wanita bekerja makamotivasi kerja semakin tinggi.

(52)

A. Identifikasi Variabel Penelitian.

Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, maka variabel dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Variabel Bebas : Sindroma Pramenstruasi.

2. Variabel Tergantung : Motivasi Kerja.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian. 1. Sindroma pramenstruasi.

Sindroma Pramenstruasi adalah gejala-gejala atau keluhan-keluhan yang bersifat fisik maupun psikis. Gejala ini timbul pada masa-masa menjelang datangnya

menstruasi dan menghilang setelah menstruasi itu datang ataupun juga masih

berlangsung terus hingga menstruasi itu berhenti.

Tinggi rendahnya sindroma pramenstruasi diungkap melalui Skala Sindroma Pramenstruasi yang terdiri dari aspek-aspek seperti: ketegangan, irritabilitas,

konsentrasi menurun, depresi, perubahan suasana hati baik ke buruk (bad mood),

gangguan tidur, peningkatan berat badan, nyeri pada payudara, rasa pegal dan nyeri

tubuh, sakit kepala dan gangguan pada kulit.

Semakin tinggi skor total Skala Sindroma Pramenstruasi yang diperoleh subjek semakin tinggi tingkat sindroma pramenstruasi yang dialaminya. Demikian

pula sebaliknya, semakin rendah skor total Skala Sindroma pramenstruasi yang

(53)

diperoleh maka semakin rendah pula sindroma pramenstruasi yang dialami subjek

tersebut.

Motivasi kerja adalah suatu daya atau kekuatan dalam diri seseorang yang

muncul karena ingin mencapai tujuan yang diharapkan dalam pekerjaannya,

berhubungan dengan kerja untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan yang ingin dicapainya

diharapkan mencapai kepuasan dalam hasil kerjanya.

Tinggi rendahnya motivasi kerja diukur melalui Skala Motivasi Kerja.

Motivasi kerja di sini menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan seperti :

semangat dalam bekerja, selalu giat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, selalu

optimis dalam menghadapi masalah pekerjaan dan terus bekerja dengan lebih optimal

supaya mendapat kepuasan kerja dari hasil pekerjaan tersebut. Motivasi kerja pada

wanita bekerja ini khususnya pramuniaga semata berhubungan erat atau berkaitan

dengan kebutuhan penting dalam hidupnya. Kebutuhan ini harus dipenuhi supaya

terciptanya produktivitas kerja yang lebih baik yang mengungkap: kebutuhan

fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, kebutuhan

aktualisasi din.

Semakin tinggi skor total Skala Motivasi Kerja yang diperoleh semakin tinggi

tingkat motivasi kerja yang dialami. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor

total Skala Motivasi Kerja yang diperoleh, maka semakin menurun motivasi kerja

Gambar

Gambar 1. Tata Tingkat Kebutuhan Maslow
Tabel 1 Blue Print
Tabel 2 Blue Print Skala Sindroma Pramenstruasi
Tabel 3 Sebaran Nomor Aitem
+6

Referensi

Dokumen terkait

kelengkapan pengisian pendokumentasian yang benar formulir persetujuan tindakan kedokteran kasus bedah mayor di RSUD Ambarawa Periode Bulan Maret Tahun

Pengaruh pemberian makanan konsentrat terhadap produksi dan kualitas susu kambing Peranakan Etawah. Institut Pertanian

Pada tahun 2014 di Kecamatan Distrik Teluk Duairi sudah memiliki jumlah personil porli yang ber- tugas di wilayah Distrik Teluk Duairi yang bertempat tugas dikampung Aisandami

Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (LembaEn Negara Republik Indonesia Tahun 2010 nomor'122, Tambahan Lembaran

Individu yang berada di pusat jari- ngan memiliki kredibilitas dan integritas yang baik berkaitan dengan penyebaran informasi mengenai budaya Rudat, se- lain itu mereka

Oleh karean itu penulis tertarik untuk meneliti kembali pengaruh yang diberikan oleh auditor spesialisasi dan ukuran KAP terhadap hubungan antara audit tenure dan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pola asuh permisif orang tua terhadap kenakalan remaja di Balai Pemasyarakatan kelas 1 semarang menunjukkan bahwa

Begitu juga dengan sifat-sifat yang telah disepakati atau kesesuaian produk untuk aplikasi tertentu tidak dapat disimpulkan dari data yang ada dalam Lembaran Data Keselamatan