• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PANCASILA KELOMPOK 5 ANGKATAN 2021

N/A
N/A
Milla Kurniasih

Academic year: 2024

Membagikan " MAKALAH PANCASILA KELOMPOK 5 ANGKATAN 2021"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PANCASILA DAN AMANDEMEN UUD TAHUN 1945 Dosen Pengampuh : Ibu Serlina Boru Sinaga, M. Pd

DISUSUN OLEH:

1. INARWATI BASRI (202162201059)

2. JUNIARSIH SULAEMAN (202162201040)

3. SITI UMARA (202162201038)

4. FEBRILIA YULIUS (202162201037)

5. NI’MATUL JANNAH ROMBAI (202162201058)

6. MILLA KURNIASIH (202162201034)

KELAS B KELOMPOK 5 JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

TAHUN 2021

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang MahaEsa yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pancasila dan amandemen UUD tahun 1945” tepat pada waktunya yang telah ditentukan. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila.

Karena keterbatasan pengetahuan kami maka penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi. Besar harapan kami agar makalah ini memperoleh nilai yang memuaskan, bahkan sempurna.

Merauke, 09 Desember 2021

Tim Penulis

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...

i

DAFTAR ISI...

ii

BAB I PENDAHULUAN...

1

A. Latar Belakang Masalah...

1

B. Rumusan Masalah...

2

C. Tujuan Penulisan...

2

BAB II PEMBAHASAN...

3

A. Pengertian UUD Tahun 1945...

3

B. Makna Pembukaan UUD Tahun 1945...

7

C. Pokok-pokok Pikiran dalam UUD Tahun 1945...

10

D. Hubungan Pembukaan dengan batang tubuh UUD Tahun 1945...

11

E. Tujuan Pembukaan UUD Tahun 1945...

12

...

F. Hubungan UUD Tahun 1945 dengan Pancasila...

15

(5)

G. Amandemen UUD Tahun 1945...

16

BAB III PENUTUP...

19

A. Kesimpulan...

19

B. Saran...

19

DAFTAR PUSTAKA...

20

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau disingkat UUD 1945 atau UUD 45, adalah hukum dasar tertulis (basic law) konstitusi pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini. UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.

Sejak tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.

Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh diubah kini telah mengalami beberapa perubahan. Pada kurun waktu tahun 1999- 2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen). yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia.

Tuntutan perubahan terhadap UUD 1945 itu pada hakikatnya merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai upaya memulai kontrak sosial baru antara warga negara dengan negara menuju apa yang dicita citakan bersama yang dituangkan dalam sebuah peraturan dasar (konstitusi). Perubahan konstitusi ini menginginkan pula adanya perubahan sistem dan kondisi negara yang otoritarian menuju kearah sistem yang demokratis dengan relasi lembaga negara yang seimbang. Dengan demikian perubahan konstititusi menjadi suatu agenda yang tidak bisa diabaikan.

Hal ini menjadi suatu keharusan dan amat menentukan bagi jalannya demokratisasi suatu bangsa.

Realitas yang berkembang kemudian memang telah menunjukkan adanya komitmen bersama dalam setiap elemen masyarakat untuk mengamandemen UUD 1945. Bagaimana cara mewujudkan komitmen itu dan siapa yang berwenang melakukannya serta dalam situasi seperti apa perubahan itu terjadi,

(7)

menjadikan suatu bagian yang menarik dan terpenting dari proses perubahan konstitusi itu. Karena dari sini akan dapat terlihat apakah hasil dicapai telah merepresentasikan kehendak warga masyarakat, dan apakah telah menentukan bagi pembentukan wajah Indonesia kedepan. Wajah Indonesia yang demokratis dan pluralistis, sesuai dengan nilai keadilan sosial, kesejahteraan rakyat dan kemanusiaan.

Dengan melihat kembali dari hasil-hasil perubahan itu, kita akan dapat dinilai apakah rumusan-rumusan perubahan yang dihasilkan memang dapat dikatakan lebih baik dan sempurna. Dalam artian, sampai sejauh mana rumusan perubahan itu telah mencerminkan kehendak bersama. Perubahan yang menjadi kerangka dasar dan sangat berarti bagi perubahan-perubahan selanjutnya. Sebab dapat dikatakan konstitusi menjadi monumen sukses atas keberhasilan sebuah perubahan.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian, makna, tujuan dan pokok-pokok pikiran dalam UUD Tahun 1945!

2. Jelaskan hubungan pembukaan dengan batang tubuh UUD Tahun 1945!

3. Jelaskan hubungan UUD Tahun 1945 dengan Pancasila dan Amandemen UUD Tahun 1945!

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian, makna, tujuan, dan pokok-pokok pikiran dalam UUD Tahun 1945.

2. Untuk mengetahui hubungan pembukaan dengan batang tubuh UUD Tahun 1945.

3. Untuk mengetahui hubungan UUD Tahun 1945 dengan pancasila dan amandemen UUD Tahun 1945.

(8)

BAB II PEMBAHASAN

A.

Pengertian UUD 1945

Undang-undang dasar 1945 jika diartikan secara sederhana merujuk pada dasar hukum yang berlaku di Indonesia. undang-undang dasar 1945 disingakat dengan UUD 1945. UUD 1945 adalah hukum dasar yang menetapkan struktur dan prosedur organisasi yang harus diikuti oleh otoritas publik agar keputusan yang dibuat mengikat komunitas politik. Secra lebih lengkap UUD 1945 dapat didefinisikan sebagai hukum dasar tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan Negara Republik Indonesia. Undang-undang Dasar Tahun 1945 mencakup seluruh naskah yang yang terdiri dari dari pembukaan dan pasal-pasalnya.

Pembukaan UUD 1945 terdiri dari 4 alinea. Dimana pada alinea keempat terdapat rumusan Pancasila.

1. Sejarah Singkat Terbentuknya UUD 1945

Sejarah terbentuknya UUD 1945 berkaitan erat masa perjuangan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Hal ini berawal dari pembentukan badan peneyelidik usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk pada tanggal 29 April 1945. Tujuan pembentukan BPUPKI adalah untuk merancang jonstitusi pada tahun 1945. Pembentukan UUD 1945 ini trbagi kedalam dua sesi. Sesi pertama berlangsung pada tanggal 28 Mei – 1 Juni 1945.

Pada sesi ini Ir. Soekarno menyampaikan gagasan berupa “Dasar Negara”. Dasar negara initertuang dalam Pancasila

Kemudian dilanjutkan dengan sesi berikutnya yaitu pada tanggal 22 Juni 1945. Pada saat itu 38 anggota BPUPKI membentuk panitia Sembilan. Panitia Sembilan terdiri dari 9 orang terpilih yang ditugaskan untuk merancang piagam Jakarta. Piagam Jakarta ini menjadi naskah pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, setelah sebagian frasa didalamnya diubah. Frasa yang diubah yaitu

“kewajiban untuk melaksankan syariah islam bagi penganut-penganutnya”.

(9)

Piagam Jakarta yang menjadi naskah pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) pada siding tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan Undang-Undang Dasar 1945 pada masa siding kedua BPUPKI (Bandan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. akan tetapi nama badan ini tanpa menggunakan kata “Indonesia” karena hanya diperuntukkan bagi tanah jawa saja.

Di Sumatera telah disusun BPUPKI untuk Sumatera. Masa siding kedua berlangsung pada tanggal 10 Juli hingga 17 Juli 1945. Kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

Periode berlakunya Undang-undang Dasar 1945 adalah dari 18 Agustus 1945 hingga tanggal 27 Desember 1949. Dalam kurun waktu 1945 – 1950 Undang-undang Dasar 1945 tidak dapat dilaksakan karena Indonesia disibukkan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. kemudian pada tanggal 17 Agustus 1950 berlaku Undang-undang Dasar Sementara. Pada kurun waktu ini berlaku sistem demokrasi parlementeryang sering disebut dengan sistem demokrasi liberal. Setelah 9 tahun dilaksanakan di Indonesia UUDS 1950 dengan sistem demokrasi liberal dianggap tidak sesuai dengan pancasil dan Undang- undang Dasar 1945.

Undang-undang Dasar 1945 dibelakukan kembali pada tanggal 5 Juli 1959 hingga tahun 1966. Hal ini diberlakukan kembali karena keluarnya Dekrit Presidan yang birisikan tentang pemberlakuan kembali Undang-undang Dasar 1945 sebagai Undang-undang Dasar untuk menggantikan UUDS. Namun pada pelaksanaanya terjadi penyimpangan hingga berlakulah Undang-undang Dasar 1945 masa orde baru pada tanggal 11 Maret 1966 hingga 21 Mei 1998. Kemudian beralih pada masa transisi hingga Undang-undang Dasar 1945 diamandemen.

(10)

2. Fungsi UUD 1945

Adanya dasar hukum bagi suatu negara tentunya memliki fungsi penting negara tersebut. hal tersebut juga berlaku pada UUD 1945. Pada pembahasan diatas telah dijelaskan bahwa UUD 1945 adalah hukum dasra tertulis yang mengikat pemerintash, lembaga-lembaga negara, lembagsa masyarakat, dan juga mengikat setiap warga negara Indonesia. sebagai hukum dasar di negara Republik Indonesia, UUD 1945 berisikan tentang norma-norma dan aturan-aturan yang berlaku dan haru ditaati dan dilaksakan oleh semua komponen yng berada dalam lingkup negara Indonesia. Undang-undang Dasar tidak dapat dipandang sebagai hukum biasa, tetapi Undang-undang Dasar merupakan hukum dasar, yakni hukum dasar tertulis.

Undang-undang Dasar 1945 sebagai hukum dasar tertulis ini berarti gahwa semua hukum-hukum yang dibuat atau dirancang harus bersumber dari UUD 1945. Dengan demikian setiap produk Hukum seperti perundang-undangan, peraturan pemerintah, peraturan presiden, peraturan daerah, serta setiap kebijakan atau tindakan pemerintah harus berlandaskan pada peraturan yang lebih tinggi yaitu Hukum Dasar berupa UUD 1945. Begitu pula dengan pertanggung jawaban setiap produk Hukum tersebut yaitu harus dipertanggung jawabkan sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 dan akan bermuara pada Pancasila yang berfungsi sebagai sumber dari segala sumber hukum Negara Republik Indonesia.

Selain fungsi yang dijelaskan di atas terdapat fungsi lain dari Undang- undang dasar 1945 yaitu sebagai alat kontrol. Yang dimaksud dengan alat kontrol disini adalah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pengontrol norma-norma hukum yang lebih rendah. Fungsi lainnya yaitu sebagai penentu hak dan kewajiban negara, aparat negara, dan seluruh warga negara Indonesia.

3. Kedudukan UUD 1945

Undang-undang Dasar 1945 sebagai hukum dasar, merupakan sumber hukum tertinggi dari seluruh produk hukum yang terdapat di Indonesia. hal ini menunjukkan bahwa semua hal yang berkaitan dengan hukum harus dilandasi oleh hukum dasarnya berupa Undang-undang Dasar 1945. Dimana landasan dan

(11)

pertanggungjawabannya harus sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada Undang-undang dasar 1945.

Kedudukan Undang-undang dasar 1945 dalam tata urutan peraturan perundang-undangan atau hierarki peraturan perudang-undangan di Indonesia menempati kedudukan tertinggi. Tata urutan peraturan perundang-undangan pertama kali diatur dalam ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966, yang kemudian diperbaharui dengan ketetapan MPR No. III/MPR/2000, dan terakhir kali diatur Undang-undang No.10 Tahun 2004 tentang pembentukan peraturan perundangan- undangan. Pada pasal 7 diatur mengenai jenis dan hierarki Perundang-Undangan.

Hieraki peraturan Perundang-undangan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) b. Undang-undang (UU)/ Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang c. Peraturan Pemerintah

d. Peraturan Presiden

e. Peraturan Daerah (PerDa)

Peraturan Daerah meliputi peraturan-peraturan berikut:

a. Peraturan daerah provinsi, yang dibuat oleh Dewan perwakilan Rakyat (DPR) Daerah Provinsi bersama dengan Gubernur.

b. Peraturan Daerah Kabupaten/ Kota, yang dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Daerah Kabupaten/ Kota bersama Bupati dan Wali Kota.

Peraturan Desa/ peraturan yang setingkat, yang dibuat oleh badan perwakilan desa bersama dengan kepala desa.

Undang-undang dasar bukulah merupakan satu-satunya hukum dasar atau keseluruhan dari hukum dasar. Namun, Undang-undang dasar merupakan sebagian dari hukum dasar yang berlaku. Hal ini berarti bahwa selain Undang- undang dasar masih terdapat hukum dasar lain berupa hukum dasar yang tidak tertulis. Hukum dasar yang tidak tertulis tersebut berupa aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam penyelenggaraan negara. Hukum dasar yang tidak tertulis ini umumnya dikenal dengan istilah “konvensi”. Konvensi adalah aturan

(12)

yang berfungsi sebagai pelengkap atau pengisi kekosongan hukum yang muncul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan ketatanegaraan. Konvensi ini tidak terdapat dalan Undang-undang dasar 1945 namun juga tidak bertentangan dengan Undang-undang Dasar 1945.

B. Makna Pembukaan UUD Tahun 1945.

Pembukaan UUD 1945.

Berikut adalah bunyi Pembukaan UUD 1945:

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

“Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.”

“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”

“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

(13)

Makna Pembukaan UUD 1945

sumber: voi.id

Makna Alinea 1

Berikut adalah makna pembukaan UUD 1945 alinea 1:

a. Pernyataan objektif Indonesia bahwa penjajahan tidak sesuai dengan perikeadilan dan perikemanusiaan.

b. Pernyataan subjektif Indonesia yaitu aspirasi bangsa untuk membebaskan diri dari penjajahan.

c. Pemerintahan Indonesia mendukung kemerdekaan bagi setiap bangsa.

d. Keteguhan bangsa Indonesia dalam membela kemerdekaan melawan penjajahan dalam segala bentuk.

Makna Alinea 2

Berikut adalah makna pembukaan UUD 1945 alinea 2:

(14)

a. Mengungkapkan cita-cita bangsa Indonesia, yaitu Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur.

b. Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil dari perjuangan bangsa melawan penjajahan.

c. Pemanfaatan momentum untuk menyatakan kemerdekaan.

d. Kemerdekaan bukan akhir, tapi harus diisi dengan mewujudkan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Makna Alinea 3

Berikut adalah makna pembukaan UUD 1945 alinea 3:

a. Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan merupakan rahmat Allah Yang Maha Kuasa.

b. Keinginan bangsa Indonesia pada suatu kehidupan yang

berkesinambungan antara material dan spiritual, juga dunia dan akhirat.

c. Pengukuhan pernyataan proklamasi.

Makna Alinea 4

Berikut adalah makna pembukaan UUD 1945 alinea 4:

a. Menegaskan tujuan dan prinsip Indonesia untuk mencapai tujuan nasional, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia.

b. Bangsa Indonesia memiliki fungsi yang sekaligus menjadi tujuan.

c. Negara Indonesia berbentuk Republik dan berdasarkan kedaulatan rakyat (demokrasi).

d. Negara Indonesia memiliki dasar falsafah Pancasila.

e. Kemerdekaan Indonesia disusun dalam UUD 1945.

(15)

C. Pokok – Pokok Pikiran Dalam UUD Tahun 1945

UD 1945 bersifat mengikat pada segala unsur di dalam negara seperti pemerintah, lembaga negara, lembaga masyarakat, dan setiap warga negara Indonesia. Selain itu, UUD 1945 juga memiliki dua sifat lain, yaitu singkat dan supel. Dikatakan bersifat singkat karena UUD 1945 hanya memuat aturan-aturan dasar berupa instruksi dalam penyelenggaraan negara. Sedangkan, bersifat supel lantaran selalu dapat mengikuti dan digunakan dalam pelbagai zaman. Baca juga:

Bunyi Isi Pasal 26 UUD 1945 Sebelum dan Sesudah Amandemen Isi Pasal 28 UUD 1945 Sebelum dan Sesudah Amandemen Isi Perubahan Pasal 7 UUD 1945 Sebelum dan Sesudah Amandemen Dikutip dari laman JDIH Kemenkeu, beberapa pokok-pokok pikiran yang terkandung di dalam pembukaan UUD 1945 sebagai berikut:

1. Pokok Pikiran Persatuan Pembukaan UUD 1945 menganut pokok pikiran mengenai persatuan. Hal tersebut terkandung dalam kalimat yang berbunyi:

"Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Dalam kalimat tersebut, dijelaskan secara tersurat dan tersirat bahwa setiap warga negara tanpa mengenal latar belakang apa pun harus mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan individu dan golongan.

2. Pokok Pikiran Keadilan Sosial Pembukaan UUD 1945 menganut pokok pikiran mengenai keadilan sosial. Hal tersebut terkandung dalam kalimat yang berbunyi:

“Negara ingin mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Dalam kalimat tersebut, dijelaskan secara tersurat dan tersirat bahwa kesejahteraan dan kemakmuran harus terwujud secara merata bagi seluruh warga negara Indonesia 3. Pokok Pikiran Kedaulatan Rakyat Pembukaan UUD 1945 menganut pokok

pikiran mengenai kedaulatan rakyat. Hal tersebut terkandung dalam kalimat yang berbunyi: “Negara yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada kerakyatan dan permusyawaratan serta perwakilan.” Dalam kalimat tersebut,

(16)

dijelaskan secara tersurat dan tersirat bahwa demokrasi yang digunakan di Indonesia menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi.

4. Pokok Pikiran Ketuhanan Pembukaan UUD 1945 menganut pokok pikiran mengenai ketuhanan. Hal tersebut terkandung dalam kalimat yang berbunyi:

“Negara berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.” Dalam kalimat tersebut, dijelaskan secara tersurat dan tersirat bahwa negara mengakui keberadaan Tuhan yang Maha Esa.

Selain itu, negara menjunjung tinggi kebebasan warga negara dalam beribadah sesuai kepercayaan dan agama yang dianut.

D. Hubungan Pembukaan Dengan Batang Tubuh UUD Tahun 1945

Pada bagian penjelasan UUD 1945, dinyatakan bahwa Pokok Pikiran yang ada pada pembukaan merupakan suasana kebatinan dari Undang Undang Dasar Negara Indonesia serta mewujudkan cita-cita hukum, yang menguasai hukum dasar tertulis (UUD) maupun hukum dasar tidak tertulis (konvensi). Pokok Pikiran tersebut kemudian dijelmakan dalam pasal-pasal UUD 1945.

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Pembukaan UUD 1945 memiliki hubungan yang bersifat kausal organis dengan batang tubuh UUD 1945, karena isi yang ada dalam Pembukaan dijabarkan ke dalam pasal- pasalnya. Oleh karenanya Pembukaan yang memuat falsafah Negara Pancasila merupakan satu kesatuan dengan Undang Undang Dasar, bahkan merupakan rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu. Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terkandung Pokok-Pokok Pikiran yang intisarinya merupakan penjelmaan dari dasar filsafat Pancasila, memancarkan nilai-nilai luhur yang telah mampu memberikan semangat kepada UUD 1945.

Semangat dari UUD 1945 serta yang disemangati yaitu pasal-pasal UUD 1945 serta penjelasannya , pada hakikatnya merupakan satu rangkaian kesatuan yang bersifat kausal organis. Hubungan antara masing-masing bagian yang ada pada alinea Pembukaan dengan Batang Tubuh UUD 1945, dapat diuraikan sebagai berikut :

(17)

1. Bagian pertama, kedua dan ketiga Pembukaan UUD 1945 merupakan segolongan pernyataan yang tidak mempunyai hubungan “kausal organis” dengan Batang Tubuh UUD 1945

2. Bagian keempat Pembukaan UUD 1945 yang mempunyai hubungan “kausal Organis” dengan Batang Tubuh UUD 1945.

Adapun hubungan tersebut sebagai berikut :

a. Pembukaan memerintahkan diadakannya UUD (Batang Tubuh)

b. UUD (Batang Tubuh) mengatur tentang pembentukan pemerintahan Negara yang memnuhi pelbagai persyaratan dan meliputi segala aspek penyelenggaraan Negara c. Negara Indonesia ialah berbentuk Republik yang berkedaulatan rakyat

d. Ditetapkannya dasar kerohanian Negara (dasar filsafat Negara)

e. Pokok-Pokok Pikiran yang terkandung di dalam Pembukaan dijabarkan di dalam Batang Tubuh (Pasal- Pasal) yang ada.

Adanya hubungan yang begitu erat dan merupakan satu kesatuan antara Pembukaan dengan Batang Tubuh dapat ditarik beberapa makna penting bahwa : 1. Pembukaan memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada Batang Tubuh UUD

1945

2. Adanya Batang Tubuh (Pasal-Pasal) karena atas perintah Pembukaan UUD 1945 3. Pasal-Pasal yang ada dalam Batang Tubuh tidak boleh menyimpang apalagi

bertentangan dengan Pembukaan UUD 1945.

E.

Tujuan Pembukaan UUD Tahun 1945

Tujuan negara dalam pembukaan UUD 1945 tersebut berbunyi; "Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial."

Dapat disimpulkan bahwa tujuan negara dalam pembukaan UUD 1945 ini adalah tujuan perlindungan, kesejahteraan, pencerdasan, dan juga perdamaian.

(18)

Berikut selengkapnya mengenai tujuan negara dalam pembukaan UUD 1945 yang perlu diketahui:

1. Tujuan Negara dalam Pembukaan UUD 1945: Perlindungan

Tujuan perlindungan negara terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi “Melindungi setiap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia”. Hal-hal yang dimaksudkan untuk wajib dilindungi adalah semua komponen yang membentuk bangsa Indonesia mulai dari rakyat, kekayaan alam, serta nilai-nilai bangsa.

Parameter atau ukuran subyek hukum warga negara yang sudah terlindungi adalah jika hak-haknya telah terpenuhi, berdasarkan hukum negara.

Hak warga negara Indonesia telah tercantum dalam UUD 1945. Hak-hak tersebut antara lain adalah hak asasi manusia, hak mendapatkan pekerjaan, hak perlindungan hukum yang sama, hak memperoleh pendidikan, dan sebagainya.

Namun, kewajiban untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darahnya bukanlah tugas negara atau pemerintah semata. Peran serta warga negara secara aktif juga dibutuhkan untuk melindungi bangsa. Wujud membela negara dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan warga negara itu sendiri. Salah satu wujud sederhana dalam melindungi bangsa adalah dengan cara memiliki rasa cinta tanah air dan bela negara yang kuat dan mengakar dalam.

2. Tujuan Negara dalam Pembukaan UUD 1945: Pencerdasan

Tujuan negara selanjutnya ialah pencerdasan bangsa terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi: “…mencerdaskan kehidupan bangsa…”. Tujuan pencerdasan bangsa adalah untuk memastikan seluruh masyarakat Indonesia memperoleh kesempatan mengenyam pendidikan yang layak dan berkualitas.

Sejak masa kemerdekaan, pemerintah telah mengupayakan agar seluruh masyarakat Indonesia bebas dari buta huruf dan terus meningkatkan kualitas pendidikan.Mencerdaskan bangsa merupakan tugas negara, pemerintah, dan masing-masing individu untuk berusaha meraih jenjang pendidikan yang terbaik.

(19)

Dengan adanya masyarakat yang cerdas, pembangunan dan kemajuan negara akan semakin mudah dicapai. Yang dapat dilakukan oleh warga Negara Indonesia untuk mencapai tujuan pencerdasan ini adalah dengan mengejar pendidikan hingga jenjang yang setinggi-tingginya.

Masyarakat yang pandai dan cerdas tentu mampu membantu memajukan serta menyejahterakan taraf hidup bangsa baik di mata nasional maupun mancanegara. Masyarakat yang pandai dan cerdas juga merupakan aset negara dalam bersaing dengan kemajuan negara lain.

3. Tujuan Negara dalam Pembukaan UUD 1945: Perdamaian

Tujuan negara yang terakhir ialah ketertiban dan perdamaian terdapat dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi: “… dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial …”.

Perdamaian merupakan cita-cita umum semua negara. Istilah “damai”

dalam ilmu politik terdapat 2 macam, yaitu perdamaian di dalam negeri dan perdamaian di luar negeri

Tujuan negara Indonesia akan perdamaian di dua situasinya tercantum secara jelas dalam UUD 1945. Hal ini diharapkan dapat diterapkan dalam pelaksanaan pemerintahan Indonesia yang sedang dan terus berjalan.

Untuk mencapai perdamaian di dalam negeri, pemerintah dapat membuat kebijakan-kebijakan yang pro rakyat. Hal ini agar rakyat Indonesia dapat merasakan kesejahteraan di dalam negara Indonesia dan benar-benar tercipta pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Dasar politik luar negeri Indonesia sendiri adalah politik bebas-aktif.

Perdamaian yang tercipta di masing-masing negara di dunia akan melahirkan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Tujuan negara tersebut merupakan landasan bagi bangsa Indonesia untuk melaksanakan kerja sama dengan negara lain yang dilandasi oleh nilai-nilai perdamaian dan keadilan sosial.

Perdamaian juga dapat diwujudkan oleh setiap warga dengan cara menjaga perdamaian antar suku, antar umat beragama, saling menghargai, dan

(20)

menghormati perbedaan-perbedaan yang ada mengingat Indonesia adalah negara yang multikultur.

F. Hubungan UUD Tahun 1945 Dengan Pancasila.

Pancasila mengandung nilai-nilai yang hendaknya dapat diterapkan masyarakat. Sedangkan UUD 1945 memuat dasar hukum yang bentuknya tertulis.

Menurut Winarno dalam buku Paradigma Baru Pendidikan Pancasila (2016) karya Winarno, Pancasila merupakan dasar negara Indonesia, kedudukan pancasila sebagai dasar negara bersifat kuat tetap dan tidak dapat diubah karena terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat. Walaupun tidak disebutkan secara eksplisit

Mengutip dari buku Pendidikan Pancasila (2019) karya Irawaty, Pembukaan UUD 1945 adalah pokok kaidah yang dijadikan landasan serta peraturan hukum tertinggi bagi bentuk hukum lainnya, termasuk hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis. Antara Pancasila sebagai dasar negara dan UUD 1945, khususnya bagian pembukaan, sebagai dasar hukum, keduanya memiliki hubungan yang saling berkaitan atau tidak dapat dipisahkan. Dapat digambarkan jika Pancasila adalah rohnya, sedangkan UUD 1945 adalah raganya.

Pancasila merupakan unsur pokok dalam Pembukaan UUD 1945. Unsur pokok ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945, sebagai norma hukum dasar dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Melansir dari buku Pendidikan Pancasila: Pendekatan Berbasis Nilai-Nilai (2020) karya Ardhamon Prakoso, Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 berarti Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan posisinya tidak dapat tergantikan.

Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945. Artinya setiap hal dalam konteks penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai Pancasila, termasuk peraturan, perundang-undangan, pemerintahan, sistem demokrasi, dan lainnya.

Maka dapat disimpulkan jika hubungan antara Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945 merupakan hubungan yang sifatnya formal. Artinya Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaraan negara, serta sebagai norma

(21)

positif. Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan tidak dapat diubah.

Sedangkan Pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi.

Selain itu, Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 juga memiliki hubungan material. Artinya UUD 1945 merupakan kaidah hukum negara Indonesia, yang mana seluruh unsur dan pokok kaidahnya bersumber dari Pancasila. Maka dapat dikatakan jika Pancasila juga merupakan tertib hukum Indonesia.

G. Amandemen UUD Tahun 1945

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 merupakan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). UUD 1945 ditetapkan dan disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945. UUD 1945 mulai berlaku pada 18 Agustus 1945 hingga 27 Desember 1949. Dikutip situp resmi Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham), sejauh ini UUD telah diamandeman sebanyak empat kali melalui sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Amandemen tersebut berlangsung pada Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada 1999, 2000, 2001, dan 2002.

Amandemen adalah perubahan resmi dokumen resmi atau catatan tertentu tanpa melakukan perubahan terhadap UUD. Bisa dikatakan melengkapi dan memperbaiki beberapa rincian dari UUD yang asli.

Tujuan amandemen Tujuan perubahan UUD 1945 untuk menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan hukum.

Perubahan tersebut sebagai respon tuntutan reformasi pada waktu itu.

Tuntutan tersebut antara lain dilatar belakangi oleh praktek penyelenggaraan negara pada masa pemerintahan rezim Soeharto. Alasan filosofis, historis, yuridis, sosiologis, politis, dan teoritis juga mendukung dilakukannya perubahan terhadap konstitusi. Selain itu adanya dukungan luas dari berbagai lapisan masyarakat.

Perubahan UUD 1945 bukannya tanpa masalah. Karena ada sejumlah kelemahan sistimatika dan substansi UUD pasca perubahan seperti inkonsisten, kerancuan sistem pemerintahan dan sistem ketatanegaraan yang tidak jelas.

(22)

Perubahan Undang-Undang Dasar ternyata tidak dengan sendirinya menumbuhkan budaya taat berkonstitusi. Amandemen UUD 1945 Sebelum dilakukan amandemen, UUD 1945 memiliki 38 bab, 37 pasal, dan 64 ayat.

Setelah dilakukan empat kali amendemen ada 16 bab, 37 pasal 194 ayat, tiga pasa aturan perakitan, dan dua pasal aturan tambahan.

Amandemen UUD 1945

Berikut empat emendemen UUD 1945:

Amandeman I

Amandemen yang pertama dilakukan pada Sidang Umum MPR pada 14- 21 Oktober 1999. Pada amandemen pertama menyempurnakan sembilan pasal, yakni pasal 5, pasal 7, pasal 9, pasal 13. Kemudian pasal 13, pasal 15, pasal 17, pasal 20, dan pasal 21. Ada dua perubahan fundamental yang dilakukan, yaitu pergeseran kekuasaan membentuk undang-undang dari Presiden ke DPR, dan pembatasan masa jabatan presiden selama 5 tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.

Amandeman II

Amandemen kedua terjadi pada Sidang Tahunan MPR pada 7 hingga 18 Agustus 2010. Pada amandemen tersebut ada 15 pasal perubahan atau tambahan/tambahan dan perubahan 6 bab. Perubahan yang penting itu ada delapan hal, yakni:

1. Otonomi daerah/desentralisasi.

2. Pengakuan serta penghormatan terhadap satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa dan terhadap kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya.

3. Penegasan fungsi dan hak DPR.

4. Penegasan NKRI sebagai sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.

5. Perluasan jaminan konstitusional hak asasi manusia.

(23)

6. Sistem pertahanan dan keamanan Negara.

7. Pemisahan struktur dan fungsi TNI dengan Polri.

8. Pengaturan bendera, bahasa, lambang Negara, dan lagu kebangsaan.

Amandemen III

Amandeman ketiga berlangsung pada Sidang Umum MPR, 1 hingga 9 September 2001. Ada 23 pasal perubahan/tambahan dan tiga bab tambahan. Perubahan mendasar meliputi 10 hal, yakni:

1. Penegasan Indonesia sebagai negara demokratis berdasar hukum berbasis konstitusionalisme.

2. Perubahan struktur dan kewenangan MPR.

3. Pemilihan Presiden dan wakil Presiden langsung oleh rakyat.

4. Mekanisme pemakzulan Presiden dan/atau Wakil Presiden.

5. Kelembagaan Dewan Perwakilan Daerah.

6. Pemilihan umum.

7. Pembaharuan kelembagaan Badan Pemeriksa Keuangan.

8. Perubahan kewenangan dan proses pemilihan dan penetapan hakim agung.

9. Pembentukan Mahkamah Konstitusi.

10.Pembentukan Komisi Yudisial.

Amandemen IV

Amandemen IV berlangsung pada Sidang Umum MPR, 1 hingga 9 Agustus 20012.

Ada 13 pasal, tiga pasal aturan peralihan, dua pasal tambahan dan peruban dua bab. Dalam empat kali amandemen UUD 1945 tersebut relatif singkat. Bahkan selama pembahasannya tidak banyak menemui kendala meski pada Sidang MPR berlangsung alot dan penuh argumentasi.

(24)

BAB III PENUTUP

4. Kesimpulan

Setiap warga berhak mendapatkan hak-hak asasinya yang meliputi asasi pribadi, hak asasi ekonomi, hak asasi politik, hak asasi sosial dan kebudayaan, hak asasi mendapatkan pengayoman dan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan serta hak asasi terhadap perlakuan data cara peradilan dan perlindungan hukum. Keseluruhan Hak Asasi Manusia tercantum dalam UUD 1945.

5. Saran

Majelis Permusyawaratan Rakyat perlu melakukan amandemen UUD Negara RI 1945 untuk mempertegas kembali lembaga mana yang berwenang menguji perppu agar dikursus mengenai lembaga mana yang berwenang menguji perppu dapat segera terselesaikan demi menjamin kepastian hukum.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

CST. Kansil. 1986. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Darmodiharjo, Darji.1988. Santiaji Pancasila, Suatu Tinjauan Filosofis, Historis dan Yuridis Konstitusional. Surabaya: Usaha Nasional

Lukman Surya S, Ida Royani, dan Salikun, 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas VII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Referensi

Dokumen terkait

Cita-cita hukum atau suasana kebatinan tersebut terangkum di dalam empat pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 di mana keempatnya sama hakikatnya dengan Pancasila.

pembukaan UUD 1945 dan batang tubuh UUD 1945 menjadi UUD 1945, yang terdiri dari pembukaan dan batang tubuh, setelah diadakan perubahan-perubahan dari Piagam Jakarta..

Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sesuai dengan perjanjian luhur bangsa Indonesia.. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945

Bahwa pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD 1945, merupakan ”— suasanan kebatinan dari Undang-Undang Dasar Negara Indonesia serta mewujudkan cita hukum yang menguasai hukum

Cita-cita hukum atau suasana kebatinan tersebut terangkum di dalam empat pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 di mana keempatnya sama hakikatnya dengan Pancasila.

Bahwa pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD 1945, merupakan ”— suasanan kebatinan dari Undang-Undang Dasar Negara Indonesia serta mewujudkan cita hukum yang menguasai hukum

Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945 Sifat hubungan antara masing-masing bagian Pembukaan dengan Batang Tubuh UUD 1945, adalah: 1 Bagian pertama, kedua dan

Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945 Sifat hubungan antara masing-masing bagian Pembukaan dengan Batang Tubuh UUD 1945, adalah: 1 Bagian pertama, kedua