• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PARADIGMA KESEHATAN

N/A
N/A
ainul fikry

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH PARADIGMA KESEHATAN "

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Pada tahun 2020 menghasilkan ahli madya keperawatan yang berkarakter dan berwawasan global, serta unggul dalam penguasaan teknologi keperawatan neurosains

PARADIGMA KESEHATAN

Disusun Oleh:

DHEA DWI MARCHELLINA (P3.73.20.1.16.162)

DITA APRIYANI (P3.73.20.1.16.166)

DYAH AYU ANGGARARUM (P3.73.20.1.16.200) IDZASTAVIA KHISMAWATI I. (P3.73.20.1.16.174)

INDAH AHMALIA (P3.73.20.1.16.176)

NASYA MULIAWATI (P3.73.20.1.16.182)

RIDA NURAIDA (P3.73.20.1.16.189)

TALITHA ISYRAQ CASIMIRA (P3.73.20.1.16.196)

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. DESWANI, S.Kep.,M.Kes.Sp.Mat

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2016

(2)

Pada tahun 2020 menghasilkan ahli madya keperawatan yang berkarakter dan berwawasan global, serta unggul dalam penguasaan teknologi keperawatan neurosains

PARADIGMA KESEHATAN

Disusun Oleh:

DHEA DWI MARCHELLINA (P3.73.20.1.16.162)

DITA APRIYANI (P3.73.20.1.16.166)

DYAH AYU ANGGARARUM (P3.73.20.1.16.200) IDZASTAVIA KHISMAWATI I. (P3.73.20.1.16.174)

INDAH AHMALIA (P3.73.20.1.16.176)

NASYA MULIAWATI (P3.73.20.1.16.182)

RIDA NURAIDA (P3.73.20.1.16.189)

TALITHA ISYRAQ CASIMIRA (P3.73.20.1.16.196)

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. DESWANI, S.Kep.,M.Kes.Sp.Mat

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2016

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Psikologi di Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta 3.

Dalam penyusunan makalah ini, tim penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada orang tua, dosen mata kuliah konsep dasar keperawatan Ibu Deswani dan teman- teman seperjuangan.

Akhir kata, tim penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak.

Jakarta, September 2016 Penyusun,

Tim Penyusun

(4)

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Sistematika Penulisan ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 3

A. Paradigma Sehat Secara Umum... 3

B. Paradigma Keperawatan Secara Umum... 3

C. Konsep Blum... 4

1. Lingkungan... 4

2. Perilaku Masyarakat... 5

3. Pelayanan Kesehatan... 5

4. Genetik atau Keturunan... 6

D. Paradigma Sehat di Lingkungan Kementrian Kesehatan... 7

1. Paradigma Sehat Menurut Kementrian Kesehatan... 7

2. Tujuan dan Sasaran Strategis Kementrian Kesehatan... 8

3. Kontribusi Pelayanan Kesehatan Kementrian Kesehatan.... 9

4. Upaya Kesehatan... 13

a. Usaha Promosi (Promotif)... 13

b. Usaha Pencegahan (Preventif)... 14

c. Usaha Pengobatan (Kuratif)... 15

d. Usaha Rehabilitasi... 15

BAB III PENUTUP ... 17

A. Kesimpulan... 17

BAB IV DAFTAR PUSTAKA ... 18

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Paradigma adalah suatu cara pandang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memaknai, menyikapi serta memilih tindakan atas fenomena yang ada. Paradigma merupakan suatu diagram atau kerangka berpikir yang menjelaskan suatu fenomena. Paradigma mengandung berbagai konsep yang terkait dengan fokus keilmuannya.

Kesehatan adalah merupakan suatu pandangan akan kondisi yang fleksibel antara kesehatan badan jasmani dengan kesehatan mental rohani yang dibedakan dalam sebuah rentang yang selalu berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat yang sempurna. Sehat tidak dapat diartikan sesuatu yang statis, menetap pada kondisi tertentu, tetapi sehat harus dipandang sesuatu fenomena yang dinamis.

Pengertian konsep sehat menurut WHO (World Health Organisation) adalah merupakan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.Sehingga makna kesehatan secara umum adalah merupakan keadaan sehat baik dalam hal fisik mental serta sosial.Maka bila saja ada kekurangan dalam satu hal saja, misal ada gangguan mental, maka seseorang tidak dapat dikatakan sebagai manusia individu yang sehat. Untuk itulah penting juga akan arti sehat mental psikologis bagi kita semuanya.

Dewasa ini seseorang dikatakan sehat banyak diartikan dalam kadar dan taraf tingkatan yang normal atau lazim yang terjadi pada individu yang artinya bahwa individu seseorang tidak merasakan keluhan atau pun gejala penyakit atau kurang sehat. Adapun sebaliknya keadaan sakit pada umumnya diartikan suatu keadaan yang tidak normal atau lazim pada diri seseorang.Contohnya saja bila seseorang mempunyai keluhan pusing yang tidak tertahankan, panas, dan lain sebagainya

(6)

B. Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa dapat memehami konsep paradigma kesehatan baik menurut konsep blum yang digunakan di dunia maupun konsep paradigma kesehatan yang diyakini oleh Kementrian Kesehatan di Indonesia.

C. Sistematika Penulisan

D. ...

E. ...

1. ...

2. ...

a. ...

b. ...

1) ...

2) ...

a) ...

b) ...

(1) ...

(2) ...

(a) ...

(b) ...

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Paradigma Sehat Secara Umum

Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, tidak hanya pada upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan kesehatan.

Paradigma sehat mengubah cara pandang terhadap masalah kesehatan baik secara makro maupun mikro. Secara mikro, semua sektor harus memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan, minimal memberi sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat. Secara makro, pembangunan kesehatan harus menekankan pada upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilatif.

Lebih dari itu, paradigma sehat adalah bagian dari pembangunan peradaban dan kemanusiaan secara keseluruhan. Paradigma sehat adalah perubahan mental dan watak dalam pembangunan.

B. Paradigma Keperawatan Secara Umum

Paradigma keperawatan merupakan suatu pandangan global yang dianut oleh mayoritas kelompok ilmiah atau keperawatan atau hubungan berbagai teori yang membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan diantara teori tersebut guna mengembangkan model konsep tual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan. Paradigma keperawatan terdiri atas 4 unsur yaitu keperawatan, manusia, sehat sakit, lingkungan.

(8)

C. Konsep Blum

Semua Negara di dunia menggunakan konsep Blum dalam menjaga kesehatan warga negaranya. Untuk Negara maju saat ini sudah fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sehingga asupan makanan anak-anak mereka begitu dijaga dari segi gizi sehingga akan melahirkan keturunan yang berbobot. Kondisi yang berseberangan dialami Indonesia sebagai Negara agraris, segala regulasi pemerintah tentang kesehatan malah fokus pada penanggulangan kekurangan gizi masyarakatnya. Bahkan dilematisnya banyak masyarakat kota yang mengalami kekurangan gizi.

Padahal dari hasil penelitian membuktikan wilayah Indonesia potensial sebagai lahan pangan dan perternakan karena wilayahnya yang luas dengan topografi yang mendukung. Ada apa dengan pemerintah? Satu jawaban yang pasti seringkali dalam analisis kesehatan pemerintah kurang mempertimbangkan pendapat ahli kesehatan masyarakat (public health) sehingga kebijakan yang dibuat cuma dari sudut pandang kejadian sehat- sakit.

Dalam konsep Blum ada 4 faktor determinan yang dikaji, masing- masing faktor saling keterkaitan berikut penjelasannya :

1. Lingkungan

Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi fisik. Lingkungan yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit. Hal ini jelas membahayakan kesehatan masyarakat kita. Terjadinya penumpukan sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik, polusi udara, air dan tanah juga dapat menjadi penyebab. Upaya menjaga lingkungan menjadi tanggung jawab semua pihak untuk itulah perlu kesadaran semua pihak.

Puskesmas sendiri memiliki program kesehatan lingkungan dimana berperan besar dalam mengukur, mengawasi, dan menjaga kesehatan lingkungan masyarakat. namun dilematisnya di puskesmas jumlah tenaga kesehatan lingkungan sangat terbatas padahal banyak

(9)

penyakit yang berasal dari lingkungan kita seperti diare, demam berdarah, malaria, TBC, cacar dan sebagainya.

Disamping lingkungan fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan. Sebagai mahluk sosial kita membutuhkan bantuan orang lain, sehingga interaksi individu satu dengan yang lainnya harus terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan sosial yang buruk dapat menimbulkan masalah kejiwaan.

2. Perilaku Masyarakat

Perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan penting untuk mewujudkan Indonesia Sehat. Hal ini dikarenakan budaya hidup bersih dan sehat harus dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat untuk menjaga kesehatannya.

Diperlukan suatu program untuk menggerakan masyarakat menuju satu misi Indonesia Sehat. Sebagai tenaga motorik tersebut adalah orang yang memiliki kompetensi dalam menggerakan masyarakat dan paham akan nilai kesehatan masyarakat. Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat akan menghasilkan budaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.

Pembuatan peraturan tentang berperilaku sehat juga harus dibarengi dengan pembinaan untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat. Sebab, apabila upaya dengan menjatuhkan sanksi hanya bersifat jangka pendek. Pembinaan dapat dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Tokoh-tokoh masyarakat sebagai role model harus diajak turut serta dalam menyukseskan program- program kesehatan.

3. Pelayanan Kesehatan

Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan. Masyarakat membutuhkan posyandu, puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu dalam

(10)

mendapatkan pengobatan dan perawatan kesehatan. Terutama untuk pelayanan kesehatan dasar yang memang banyak dibutuhkan masyarakat. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang kesehatan juga mesti ditingkatkan.

Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat sangat besar peranannya. sebab di puskesmaslah akan ditangani masyarakat yang membutuhkan edukasi dan perawatan primer. Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat sebagai manager yang memiliki kompetensi di bidang manajemen kesehatan dibutuhkan dalam menyusun program-program kesehatan. Utamanya program- program pencegahan penyakit yang bersifat preventif sehingga masyarakat tidaka banyak yang jatuh sakit.

Banyak kejadian kematian yang seharusnya dapat dicegah seperti diare, demam berdarah, malaria, dan penyakit degeneratif yang berkembang saat ini seperti jantung karoner, stroke, diabetes militus dan lainnya. penyakit itu dapat dengan mudah dicegah asalkan masyarakat paham dan melakukan nasehat dalam menjaga kondisi lingkungan dan kesehatannya.

4. Genetik atau Keturunan

Seperti apa keturunan generasi muda yang diinginkan?

Pertanyaan itu menjadi kunci dalam mengetahui harapan yang akan datang. Nasib suatu bangsa ditentukan oleh kualitas generasi mudanya. Oleh sebab itu kita harus terus meningkatkan kualitas generasi muda kita agar mereka mampu berkompetisi dan memiliki kreatifitas tinggi dalam membangun bangsanya.

Dalam hal ini kita harus memperhatikan status gizi balita sebab pada masa inilah perkembangan otak anak yang menjadi asset kita dimasa mendatang. Namun masih banyak saja anak Indonesia yang status gizinya kurang bahkan buruk. Padahal potensi alam Indonesia cukup mendukung. Oleh sebab itulah program penanggulangan kekurangan gizi dan peningkatan status gizi masyarakat masih tetap

(11)

diperlukan. Utamanya program Posyandu yang biasanya dilaksanakan di tingkat RT/RW. Dengan berjalannya program ini maka akan terdeteksi secara dini status gizi masyarakat dan cepat dapat tertangani.

Program pemberian makanan tambahan di posyandu masih perlu terus dijalankan, terutamanya daerah yang miskin dan tingkat pendidikan masyarakatnya rendah. Pengukuran berat badan balita sesuai dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) harus rutin dilakukan. Hal ini untuk mendeteksi secara dini status gizi balita. Bukan saja pada gizi kurang kondisi obesitas juga perlu dihindari. Bagaimana kualitas generasi mendatang sangat menentukan kualitas bangas Indonesia mendatang.

D. Paradigma Sehat di Lingkungan Kementrian Kesehatan 1. Paradigma Sehat Menurut Kementrian Kesehatan

Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah

a. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak b. Meningkatnya pengendalian penyakit

c. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan

d. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan,

(12)

e. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin

f. Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional:

a. Pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat

b. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan

c. Sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.

2. Tujuan dan Sasaran Strategis Kementrian Kesehatan

Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015- 2019 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu:

a. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi

(13)

mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

b. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum.

c. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

d. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

e. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

f. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta

g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

3. Kontribusi Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan

Pelayanan kesehatan oleh kemetrian kesehatan memiliki kontribusi dalam upaya menyehatkan masyarakat dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, kontribusi pelayanan kesehatan kementrian kesehatan diantaranya adalah

a. Meningkatnya Kesehatan Masyarakat, dengan sasaran yang akan dicapai adalah

1) Meningkatnya persentase persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 85%.

2) Menurunnya persentase ibu hamil kurang energi kronik sebesar 18,2%.

3) Meningkatnya persentase kabupaten dan kota yang memiliki kebijakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebesar 80%.

(14)

b. Meningkatnya Pengendalian Penyakit, dengan sasaran yang akan dicapai adalah

1) Persentase kab/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan sebesar 40%.

2) Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu sebesar 40%.

3) Kab/Kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100%.

4) d. Menurunnya prevalensi merokok pada pada usia ≤ 18 tahun sebesar 5,4%.

c. Meningkatnya Akses dan Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai adalah 1) Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1

Puskesmas yang terakreditasi sebanyak 5.600.

2) Jumlah kab/kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi sebanyak 481 kab/kota.

d. Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai adalah

1) Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas sebesar 90%.

2) Jumlah bahan baku obat, obat tradisional serta alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri sebanyak 35 jenis.

3) Persentase produk alat kesehatan dan PKRT diperedaran yang memenuhi syarat sebesar 83%.

(15)

e. Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga Kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:

1) Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan sebanyak 5.600 Puskesmas.

2) Persentase RS kab/kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang sebesar 60%.

3) Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya sebanyak 56,910 orang.

f. Meningkatnya sinergitas antar Kementerian/Lembaga, dengan sasaran yang akan dicapai adalah

1) Meningkatnya jumlah kementerian lain yang mendukung pembangunan kesehatan.

2) Meningkatnya persentase kab/kota yang mendapat predikat baik dalam pelaksanaan SPM sebesar 80%.

g. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri, dengan sasaran yang akan dicapai adalah 1) Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR untuk

program kesehatan sebesar 20%.

2) Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan sebanyak 15.

3) Jumlah kesepakatan kerja sama luar negeri di bidang kesehatan yang diimplementasikan sebanyak 40.

(16)

h. Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauan-evaluasi, dengan sasaran yang akan dicapai adalah

1) Jumlah provinsi yang memiliki rencana lima tahun dan anggaran kesehatan terintegrasi dari berbagai sumber sebanyak 34 provinsi.

2) Jumlah rekomendasi monitoring evaluasi terpadu sebanyak 100 rekomendasi.

i. Meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai adalah

1) Jumlah hasil penelitian yang didaftarkan HKI sebanyak 35 buah.

2) Jumlah rekomendasi kebijakan berbasis penelitian dan pengembangan kesehatan yang diadvokasikan ke pengelola program kesehatan dan atau pemangku kepentingan sebanyak 120 rekomendasi.

3) Jumlah laporan Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) bidang kesehatan dan gizi masyarakat sebanyak 5 laporan.

j. Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih, dengan sasaran yang akan dicapai adalah

Persentase satuan kerja yang dilakukan audit memiliki temuan kerugian negara ≤1% sebesar 100%.

k. Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian Kesehatan, dengan sasaran yang akan

(17)

Meningkatnya persentase pejabat struktural di lingkungan Kementerian Kesehatan yang kompetensinya sesuai persyaratan jabatan sebesar 90%.

l. Meningkatnya persentase pegawai Kementerian Kesehatan dengan nilai kinerja minimal baik sebesar 94%12. Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:

1) Meningkatnya persentase Kab/Kota yang melaporkan data kesehatan prioritas secara lengkap dan tepat waktu sebesar 80%.

2) Persentase tersedianya jaringan komunikasi data yang diperuntukkan untuk akses pelayanan e-health sebesar 50%

Adapun Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025, yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik lndonesia.

4. Upaya kesehatan

a. Usaha Promosi (Promotif)

Pengertian upaya promotif adalah suatu rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan

(18)

berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu health promotion.

Penerjemahan kata health promotion atau tepatnya promotion of health kedalam bahasa Indonesia pertama kali dilakukan ketika para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia menerjemahkan lima tingkatan pencegahan (five levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G. Clark dalam buku preventive medicine for the doctor in his community. Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan kesehatan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mampu berperan secara aktif dalam masyarakat sesuai sosial budaya setempat yang didukung oleh kebijakan public yang berwawasan.

Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). Dalam konferensi ini, health promotion di maknai sebagai perluasan dari health education atau pendidikan kesehatan.

b. Usaha Pencegahan (Preventif)

Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat

(19)

Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :

a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah

b. Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah

c. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui

d. Deteksi dini kasus dan factor resiko (maternal, balita, penyakit).

e. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil

c. Usaha Pengobatan (Kuratif)

Upaya kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :

a. Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis penderita TB

b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit

c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan nifas

d. Perawatan payudara

e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir f. Pemberian obat : Fe, Vitamin A, oralit.

d. Usaha Rehabilitasi

(20)

Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita- penderita yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok- kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.Usaha yang dilakukan, yaitu:

a. Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, patah tulang, kelainan bawaan

b. Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, TBC (latihan nafas dan batuk), Stroke (fisioterapi).

Dari ketiga jenis usaha ini, usaha pencegahan penyakit mendapat tempat yang utama, karena dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik, serta memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan usaha pengobatan maupun rehabilitasi.

Jika menilik arti yang lebih luas, paradigma sehat bukan hanya merujuk pada kesehatan fisik, namun juga kesehatan mental. Seperti yang disebutkan oleh organisasi kesehatan dunia WHO, bahwa ada 2 komponen penting yang menjadi satu kesatuan dalam mendefinisikan arti sehat sebenarnya, yaitu sehat jasmani yang lebih menekankan pada fisiologis tubuh yang berjalan normal, dan sehat mental yang lebih menekankan pada keadaan mental yang stabil tanpa adanya tekanan berlebih. WHO juga menggambarkan kriteria yang dimiliki oleh seseorang yang sehat mental antara lain adalah selalu santai, dan merasa puas terhadap apa yang ada pada dirinya, dapat bergaul dengan baik, toleransi, tidak mudah tersinggung, serta dapat mengontrol keadaan emosi pada dirinya sendiri, seperti tidak mudah takut, tidak mudah benci dan bijaksana.

Menurut Undang – Undang di Indonesia sendiri, yaitu UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960 pada Bab I pasal 2 menjelaskan tentang makna dari kata sehat itu sendiri, yaitu merupakan keadaan yang meliputi kesehatan jasmani, rohani, dan sosial, yang artinya

(21)

Kesehatan juga merupakan kesejahteraan fisik, jiwa, dan aspek sosial yang memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan adalah merupakan suatu pandangan akan kondisi yang fleksibel antara kesehatan badan jasmani dengan kesehatan mental rohani yang dibedakan dalam sebuah rentang yang selalu berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat yang sempurna. Sehat tidak dapat diartikan sesuatu yang statis, menetap pada kondisi tertentu, tetapi sehat harus dipandang sesuatu fenomena yang dinamis.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Mulana, Heri D. J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Prasetyawati, Arsita Eka. Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Kebidanan Holistik.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Hidayat, Aziz Alimul. 2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika

Dermawan, Deden. 2010. Keperawatan Profesional. Yogyakarta: Gosyen Publishing

http://www.depkes.go.id/index.php?txtKeyword=paradigma+sehat&act=search- by-map&pgnumber=0&strucid=1280&fullcontent=1 [Kamis, 15 September 2016. 15: 14 WIB]

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu

Pembangunan Kesehatan: Peningkatan Derajat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Penguatan Promotif dan Preventif: “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat” Peningkatan Akses dan Mutu

Program prioritas Pembangunan Kesehatan pada periode 2015 – 2019 dilaksanakan melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, sekaligus sebagai tindak

Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2015 untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Paradigma sehat merupakan suatu strategi baru pembangunan kesehatan yang memandang masalah kesehatan sebagai suatu variable kontinyu, direncanakan dalam suatu system

Profil Kesehatan Kota Samarinda Tahun 2015 ini menggambarkan situasi Derajat Kesehatan Masyarakat (angka kematian, status gizi, angka kesakitan), Upaya Kesehatan

VII Mahasiswa dapat menjelaskan Pergeseran Paradigma Periode Sebelum 1970 - Periode 1970-1980 - Periode 2000’an - Paradigma Sehat dan Sakit - Perilaku Sehat - Literasi Kesehatan -

BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, paradigma sehat adalah pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, pro-aktif