• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PARADIGMA SEHAT SAKIT

N/A
N/A
ainul fikry

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH PARADIGMA SEHAT SAKIT "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PARADIGMA SEHAT SAKIT

Di susun oleh:

1. Kharisma Siti Romelah 14.401.21.026 2. Lianatus Sa’diyah 14.401.21.027 3. Linda Sevia Sari 14.401.21.028 4. M. Ainul Fikrih 14.401.21.029 5. Mila Mar’atus Sholihah 14.401.21.030 6. Monika Reny Agustin 14.401.21.031 7. Nailul Chusna 14.401.21.032

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUSTIDA

KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI 2024

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Paradigma adalah suatu cara pandang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memaknai, menyikapi serta memilih tindakan atas fenomena yang ada. Paradigma merupakan suatu diagram atau kerangka berpikir yang menjelaskan suatu fenomena. Paradigma mengandung berbagai konsep yang terkait dengan fokus keilmuannya.

Kesehatan adalah merupakan suatu pandangan akan kondisi yang fleksibel antara kesehatan badan jasmani dengan kesehatan mental rohani yang dibedakan dalam sebuah rentang yang selalu berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat yang sempurna. Sehat tidak dapat diartikan sesuatu yang statis, menetap pada kondisi tertentu, tetapi sehat harus dipandang sesuatu fenomena yang dinamis.

Pengertian konsep sehat menurut WHO (World Health Organisation) adalah merupakan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.Sehingga makna kesehatan secara umum adalah merupakan keadaan sehat baik dalam hal fisik mental serta sosial.Maka bila saja ada kekurangan dalam satu hal saja, misal ada gangguan mental, maka seseorang tidak dapat dikatakan sebagai manusia individu yang sehat. Untuk itulah penting juga akan arti sehat mental psikologis bagi kita semuanya.

1.2 Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa dapat memehami konsep paradigma kesehatan baik menurut konsep belum yang digunakan di dunia maupun konsep paradigma kesehatan yang diyakini oleh Kementrian Kesehatan di Indonesia.

(3)

DAFTAR ISI COVER

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

DAFTAR ISI ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 KONSEP SEHAT SAKIT DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS ... 3

A. Definisi Keperawatan Komunitas ... 3

B. Konsep Sehat ... 3

C. Konsep sakit ... 4

D. Masalah Sehat Dan Sakit ... 6

E. Paradigma Sehat ... 7

F. Implikasi Paradigma Sehat Dalam Pembangunan Kesehatan Di Indonesia ... 7

BAB III PENUTUP ... 10

3.1 KESIMPULAN ... 10

DAFTAR PUSTAKA ... 11

(4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP SEHAT SAKIT DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS A. Definisi Keperawatan Komunitas

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Sedangkan proses keperawatan adalah metode yang sistematis untuk mengkaji respon manusia terhadap masalah kesehatan dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan mengatasi masalah tersebut komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta berinteraki satu sama lain untuk -mencapai tujuan (Sujana et al., 2020).

Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari ^keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Lyna M.N., 2022)

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Sedangkan proses keperawatan adalah metode yang sistematis untuk mengkaji respon manusia terhadap masalah kesehatan dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan mengatasi masalah tersebut.

B. Konsep Sehat

Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal ( psikologis, intelektua, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya(Budi Setyawan, 2020).

(5)

Sedangkan bagi masyarakat umum/ awam, sehat hanya berarti “tidak sakit”. Sehat ditinjau dari beberapa dimensi, antara lain :

1. Kesehatan jasmani

Ini merupakan dimensi sehat yang paling nyata, dan mempunyai perhatian pada fungsi mekanistik tubuh.

2. Kesehatan mental

Diartikan sebagai kemampuan berfikir dengan jernih dan koheren. Istilah ini dibedakan dari kesehatan emosional dan sosial, meskipun ada hubungan yang erat di antara ketiganya.

3. Kesehatan emosional

Diartikan sebagai kemampuan untuk mengenali emosi, seperti takut, kenikmatan, kedukaan dan kemarahan dan untuk mengekspresikan emosi-emosi itu secara tepat. Kesehatan emosional atau afektif juga berarti penanganan stress,ketegangan jiwa, depresi dan kecemasan.

4. Kesehatan sosial

Artinya adalah kemampuan untuk membuat dan mempertahankan hubungandengan orang lain.

5. Kesehatan spiritual

Ini berkaitan dengan kepercayaan dan praktik keagamaan.

6. Kesehatan sosietal

Diartikan bahwa kesehatan individu tidak terlepas dari lingkungan kehidupan individu tersebut.

C. Konsep sakit

Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan,atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit. Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit.

Sebagai contoh klien dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi seperti biasanya, sedangkan klien lain dengan kanker payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalani operasi mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik(Budi Setyawan, 2020).

Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami; melakukan upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan

(6)

kesehatan.

Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi sebagai mekanisme koping.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sakit 1. Faktor Internal

Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami Klien akan segera mencari pertolongan jika gejala tersebut dapat mengganggurutinitas kegiatan sehari-hari. Misal: Tukang Kayu yang menderita sakit punggung, jika ia merasa hal tersebut bisa membahayakan dan mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari bantuan. Akan tetapi persepsi seperti itu dapat pula mempunyai akibat yang sebaliknya. Bisa saja orang yang takut mengalami sakit yang serius, akan bereaksi dengan cara menyangkalnya dan tidak mau mencari bantuan.

2. Faktor Eksternal

a. Gejala yang Dapat Dilihat

Gajala yang terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi Citra Tubuh dan Perilaku Sakit.

Misalnya: orang yang mengalami bibir kering dan pecah- pecah mungkin akan lebih cepat mencari pertolongan dari pada orang dengan serak tenggorokan, karena mungkin komentar orang lain terhadap gejala bibirpecah-pecah yang dialaminya.

b. Kelompok Sosial

Kelompok sosial klien akan membantu mengenali ancaman penyakit, atau justru meyangkal potensi terjadinya suatu penyakit.

Misalnya: Ada 2 orang wanita, sebut saja Ny. A dan Ny.B berusia 35 tahun yang berasal dari dua kelompok sosial yang berbeda telah menemukan adanya benjolan pada Payudaranya saat melakukan SADARI. Kemudian mereka mendisukusikannya dengan temannya masing-masing.

Teman Ny. A mungkin akan mendorong mencari pengobatan untuk menentukan apakahperlu dibiopsi atau tidak; sedangkan teman Ny. B mungkin akan mengatakan

(7)

itu hanyalah benjolan biasa dan tidak perlu diperiksakan ke dokter.

c. Latar Belakang Budaya

Latar belakang budaya dan etika mengajarkan seseorang bagaimana menjadisehat, mengenal penyakit, dan menjadi sakit. Dengan demikian perawat perlu memahami latar belakang budaya yang dimiliki klien.

d. Ekonomi

Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih cepattanggap terhadap gejala penyakit yang ia rasakan.

Sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan pada kesehatannya.

D. Masalah Sehat Dan Sakit

Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, sosial budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psychosocio somatic health well being, merupakan resultante dari 4 faktor yaitu:

1. Environment atau lingkungan.

2. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua di hubungkan dengan ecological balance.

3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi,distribusi penduduk, dan sebagainya.

4. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat. Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kelas sosial, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variabel-variabel tersebut dapatmenimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien.

(8)

E. Paradigma Sehat

Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang sakit.

Pada intinya paradigma sehat memberikan perhatian utama terhadap kebijakan yang bersifat pencegahan dan promosi kesehatan, memberikan dukungan dan alokasi sumber daya untuk menjaga agar yang sehat tetap sehat namun tetap mengupayakan yang sakit segera sehat. Pada prinsipnya kebijakan tersebut menekankan pada masyarakat untuk mengutamakan kegiatan kesehatan daripada mengobatipenyakit.

Telah dikembangkan pengertian tentang penyakit yang mempunyai konotasi biomedikdan sosio kultural. Dalam bahasa Inggris dikenal kata disease dan illness sedangkan dalambahasa Indonesia, kedua pengertian itu dinamakan penyakit. Dilihat dari segi sosio kultural terdapat perbedaan besar antara kedua pengertian tersebut. Dengan disease dimaksudkan gangguan fungsi atau adaptasi dari proses- proses biologik dan psikofisiologik pada seorang individu, dengan illness dimaksud reaksi personal, interpersonal, dan kultural terhadap penyakit atau perasaan kurang nyaman . Para dokter mendiagnosis dan mengobati disease, sedangkan pasien mengalami illness yang dapat disebabkan oleh disease illness tidak selalu disertai kelainan organik maupun fungsional tubuh. Dalam konteks kultural, apa yang disebut sehat dalam suatu kebudayaan belum tentu disebut sehat pula dalam kebudayaan lain. Di sini tidak dapat diabaikan adanya faktor penilaianatau faktor yang erat hubungannya dengan sistem nilai(Yang et al., 2020).

F. Implikasi Paradigma Sehat Dalam Pembangunan Kesehatan Di Indonesia Implikasi pembangunan paradigma kesehatan pemerintahtelah menetapkan visi misi pembangunan kesehatan yakni “Indonesia Sehat 2025” visi misi pembangunan kesehatan ini sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran

(9)

,kemauan,kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar tewujudnya derajat kesehatan yang optimal. Berikut merupakan strategi pembangunan kesehatan :

1. Strategi Pembangunan Kesehatan

a. Pembangunan kesehatan berwawasan kesehatan. Semua kebijakan nasional yang diselenggarakan harus berwawasan kesehatan, setidak- tidaknya harus memberi kontribusi positif terhadap pengembangan lingkungan dan perilaku sehat.

b. Profesionalisme. Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu didukung dengan penerapan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapan nilai-nilai agama, moral, dan etika.

c. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM).

Penataan sistem pembiayaan kesehatan yang menjamin pemeliharaan kesehatan masyarakat luas.

d. Desentralisasi. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus didasarkan pada masalah dan potensi spesifik daerah tertentu, yaitu pengaturannya disesuaikan dengan rumah tangga masing-masing daerah.

2. Pilar Program Indonesia Sehat

a. Lingkungan sehat, adalah lingkungan yang kondusif untuk hidup yang sehat, yakni bebas polusi, tersedia air bersih, lingkungan memadai, perumahan/pemukiman sehat, perencanaan kawasan sehat, terwujud kehidupan yang saling tolong-menolong dengan tetap memelihara nilai- nilai budaya bangsa.

b. Perilaku sehat, yaitu bersikap pro-aktif memelihara dan meningkatkan kesehatan (contoh: aktifitas fisik, gizi seimbang), mencegah resiko terjadinya penyakit (contoh:

tidak merokok), melindungi diri dari ancaman penyakit (contoh: memakai helm dan sabuk pengaman, JPKM), berperan aktif dalam gerakan kesehatan (contoh: aktif di

(10)

posyandu).

c. Pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan merata yang menjangkau semua lapisan masyarakat tanpa adanya hambatan ekonomi, sesuai dengan etika profesi, tanggap terhadap kebutuhan masyarakat, serta kepuasan kepada pengguna jasa.

(11)

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, paradigma sehat adalah pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, pro-aktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan agar tetap sehat serta tidak hanya pada upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan kesehatan saja.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Budi Setyawan, F. E. (2020). Paradigma Sehat. Saintika Medika, 6(1).

https://doi.org/10.22219/sm.v6i1.1012

Lyna M.N. (2022). KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS (A.

KOMARUDDIN (ed.)). CV.GREEN PUBLISHER.

Sujana, T., Fitrianto, A., & Hady, D. F. (2020). Gambaran Keterampilan Keperawatan Komunitas Di Puskesmas Getasan. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 5(1), 31–

38. https://doi.org/10.30651/jkm.v5i1.3734

Yang, F., Dengan, B., Tenaga, P., Persalinan, P., Wilayah, D. I., & Puskesmas, K. (2020).

Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh ( MaKMA ). 3(1), 112–118.

Referensi

Dokumen terkait

Paradigma sehat sebagai sahn sa- tu strategi dasar pembangunan yang mendorong masyamkat untuk secara mandiri mampu mempertahankan status kesehaian sekaligus mengede- pankan

Strategi komunikasi dalam meningkatkan pola hidup sehat melalui program paradigma sehat “4P” oleh Yayasan Kesehatan Telkom penelitian ini adalah karyawan, keluarga

Hermeneutik dalam tipologi pro-konstruktif diartikan bahwa para pemikir Islam memiliki pola pikir yang bersandar pada pandangan mendukung konstruktif klasik namun

Pengertian sehat menurut WHO atau organisasi kesehatan dunia adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas

 Memaparkan hasil diskusi yang berkaitan dengan pola makan sehat, bergizi dan seimbang serta pengaruhnya terhadap kesehatan..

Dari sektor ketenagakerjaan, paradigma sehat sebagai optimalisasi dalam pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat hubungan kerja dilakukan dengan menunjuk

Hubungan Antara Perencanaan Pendidikan Dengan Manajemen Pendidikan---14. BAB

Dalam penelitian kuantitatif, yang dimaksud dengan paradigma penelitian adalah pola atau kerangka pikir yang memperlihatkan hubungan antar variabel yang akan diteliti