• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Komunikasi Yayasan Kesehatan Telkom Dalam Meningkatkan Pola Hidup Sehat Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Studi Deskriptif Mengenai Strategi Komunikasi Yayasan Kesehatan Telkom Kota Bandung Melalui Program Pradigma Sehat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Komunikasi Yayasan Kesehatan Telkom Dalam Meningkatkan Pola Hidup Sehat Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Studi Deskriptif Mengenai Strategi Komunikasi Yayasan Kesehatan Telkom Kota Bandung Melalui Program Pradigma Sehat"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

Identitas Diri

Nama Lengkap

: Afni Pratiwi Nurhayati

Tempat/Tanggal Lahir

: Bandung/ 12 September 1993

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Kewarganegaraan

: Indonesia

Pekerjaan

: Mahasiswa

Alamat

: Sarijadi Blok.7 No.64 RT.02 RW.09 Bandung 40151

No. Telepon

: 087722036606

Email

: afnipratiwi@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 1998 - 1999 TK Al-Asyari Berijazah

2. 1999 - 2005 SDN Munggang Saluyu Berijazah

(2)

(Ilmu Komunikasi, konsentrasi 5. 2008 - 2009 Palang Merah Remaja SMA Angkasa

(3)

1. 2015 Panitia Konferensi Asia Afrika

3. 22 Maret 2015 Seminar Soekarno, di Gedung Indonesia Menggugat.

Bandung.

Bersertifikat

4. 20 Maret 2015 peserta Semiloka Anti Plagiarisme, di Auditorium Miracle UNIKOM

Bersertifikat

5. 28 Februari 2015 peserta Talk Show “Study Aboard Scholarship 2015”. Di UNPAS Bandung

Bersertifikat

6. 21 Februari 2015 Pelatihan menuju ASEAN

Economic Community 2015, di UNISBA Bandung

Bersertifikat

7. 13 Desember 2014 peserta Has Successfully

Completed Seminar and workshop “Elevator Pitch”, di POLMAN Bandung

Bersertifikat

8. 23 Juni 2014 Pelatihan Praktek Kerja Lapangan di Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat.

Bersertifikat

9. 19 April 2014 peserta The art of Journalism 3 “Kala Liri Berkritik”. Di aula STIE Ekuitas Bandung

Bersertifikat

10. 15 November 2014 peserta Talkshow Citizen Journalism: Everyone can be journalist, yang student. “Oppurtinities in challenges in Broadcasting and Mass Media. Di Fakultas Sosial dan Ilmu Politik. UNIKOM

Bersertifikat

12. 2011 Pelatihan Table Manner Course

yang diselenggarakan oleh

(4)

Pembangunan,

diselenggarakan oleh UNIKOM, di Auditorium Miracle Bandung.

14. 1 Mei 2014 sebagai peserta Talkshow

Citizen Journalism : Everyone Can Be Journalist yang di selenggarakan oleh UNIKOM, di Pendopo Bandung

Bersertifikat

KEAHLIAN/BAKAT

No. Uraian

1. Menguasai Komputer Aplikasi:  Microsoft Word

 Microsoft Excel  Microsoft Publisher  Microsoft Access  Microsoft Front Page  Microsoft Power Point  Adobe Photoshop  Adobe Video Studio  Adobe Page Maker

2. Memiliki suara yang enak didengar saat di mic 3. Bahasa Inggris Pasif

(5)

15 2.1Tinjauan Pusataka

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tinjauan Penelitian terdahulu adalah referensi yang berkaitan

dengan informasi penelitian. Penelitian terdahulu ini berupa hasil

penelitian yang sudah dilakukan, penelitan terdahulu yang dijadika

n sebagai bahan acuan, antara lain :

Tabel 2.1

Purnama Lilis Susilawati

Paramitha Wienanda

2011 2013 2012

1 Universitas UNPAD Bandung UNIKOM Bandung UNIKOM Bandung

(6)
(7)

dengan mitra kerja sasaran yang dituju.

(8)

kenyamanan kerja

Sumber: Peneliti 2015

2.1.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi 2.1.2.1 Definisi Komunikasi

Komunikasi menurut Edward Depari, Ph D., dalam buku

Interperonal Skill:

(9)

Komunikasi menurut Carld I. Hovland adalah proses

yang memungkinkan seseorang (komunikator) dalam

menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang

verbal) guna untuk merubah perilaku orang lain/ komunikan

(Mulyana, 2007: 68)

Masih menurut Carl I. Hovland yang dikutip oleh

Onong Uchjana Effendy dalam bukunya ilmu komunikasi

teori dan praktek yaitu Komunikasi adalah upaya yang

sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas

penyampaian informasi pembentukan sikap dan pendapat.

Gerald R. Miller juga menjelaskan bahwa,

“Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu

pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk

mempengaruhi perilaku penerima (Mulyana, 2007: 68).

Pengertian Komunikasi menurut Harold Laswell

dalam karyanya, The Structure and Function of

Communication in Society, mengatakan bahwa;

(10)

Paradigma Laswell tersebut menunjukan bahwa

komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari

pertanyaan yang diajukan, yakni (Effendy, 2000 : 6) :

1. Komunikator (communicator, source, sender) 2. Pesan (message)

3. Media (channel, media)

4. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)

5. Efek (effect, impact, influence)

Jadi, berdasarkan paradigma Laswell tersebut, dapat

disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian

pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang

menimbulkan efek tertentu (Cangara, 2005 : 22).

Selain itu menurut Everett M. Rogers yang dikutip oleh

Deddy Mulyana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi,

yang menjelaskan Komunikasi adalah proses dimana suatu ide

dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih,dengan

maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Mulyana,

2004:62).

Definisi diatas kemudian dikembangkan kembali oleh

Rogers bersama D. Lawrence Kincaid (1981) sehingga

melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa,

“Komunikasi adalah proses di mana dua orang atau lebih

(11)

sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling

pengertian yang mendalam” (Cangara, 2002 : 20).

Rogers mencoba menspesialisasikan hakikat suatu

hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan), di

mana ia menginginkan adanya suatu perubahan sikap dan tingkah

laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari

orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi.

Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan oleh para

ahli jelaslah bahwa komunikasi memiliki peranan yang sangat

besar, juga memiliki arti yang sangat penting dalam unsur

kehidupan manusia, baik individu kepada individu, individu

kepada kelompok, dan kelompok pada kelompok. Melalui

kominikasi, manusia dapat menyampaikan informasi, pemikiran,

pendapat, gagasan, perasaan, pengalaman, pengetahuan serta

harapannya. Komunikasi dilakukan bukan hanya sebatas untuk

memberikan informasi agar sasaran/ orang lain menjadi tahu,

tetapi komunikasi juga bertujuan untuk mencapai kesepakatan

bersama, pengertian bersama, dan untuk mengubah sikap,

pendapat, serta perilaku orang lain. Tanpa adanya komunikasi

maka seluruh aspek kehidupan tidak akan berjalan dengan baik

(12)

2.1.2.2 Proses Komunikasi

Di atas telah disinggung bahwa komunikasi pada hakikatnya

adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Menurut Onong Uchjana Effendy (1990 : 11) proses komunikasi

terbagi menjadi dua macam proses yaitu:

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam

melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai

sasarannya berada ditempat yang relatif jauh ataupun jumlahnya

banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio,

televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering

digunakan dalam komunkasi.

Pada umumnya jika kita berbicara dikalangan

masyarakat,yang dinamakan media komunikasi itu adalah media

kedua sebagaimana diterangakan diatas. Jarang sekali orang

menganggap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini

disebabkan oleh bahasa sebagai sebagai lambang (symbol) seserta

isi (content) yakni pikiran atau perasaan yang dibawanya menjadi

totalitas pesan (message), yang tampak tak dapat dipisahkan.

Tidak seperti media dalam bentuk surat, telepon, radio, dan

lain-lainnya, yang jelas tidak selalu dipergunakan. Tampaknya

(13)

mungkin dapat berkomunikasi tanpa surat, atau telepon, atau

televisi, dan sebagainya.

Setelah pembahasan di atas mengenai proses komunikasi,

kini kita mengenal unsur-unsur dalam proses komunikasi.

Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu

adalah sebagai berikut:

1. Sender : Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

2. Encoding : Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang.

3. Message : Pesan yang merupakan seperangkat lambing bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

4. Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.

5. Decoding : Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

6. Receiver : Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

7. Response : Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.

8. Feedback : Umpan Balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator. 9. Noise : Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya (Effendy, 2000 : 18 ).

2.1.2.3 Fungsi Komunikasi

Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk

memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Komunikasi sebagai ilmu, seni,

dan lapangan kerja sudah tentu memiliki fungsi yang dapat

(14)

hidupnya. (Cangara, 2003:61). Gerald R. Miller juga menjelaskan

bahwa, “Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan

suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk

mempengaruhi perilaku penerima (Mulyana, 2007: 68).

Onong Ucjana Effendy (2006 : 8) mengemukakan bahwa

fungsi komunikasi adalah:

a. Menginformasikan (to inform), yaitu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.

b. Mendidik (to educated), yakni komunikasi merupakan sebuah saran pendidikan. Dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan ide dan pemikirannya kepada orang lain, sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.

c. Menghibur (to entertaint), yakni komunikasi selain berguna untuk menyampaikan pesan, pendidikan, dan mempengaruhi, komunikasi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.

d. Mempengaruhi (to influence), yaitu dengan fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha untuk saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang diharapkan.

Harold Laswell dalam Mulyana (2007) juga

mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain :

a. Manusia dapat mengontrol kemampuannya b. Beradaptasi lingkungan tempat mereka berada.

c. Melakukan transformasi warisan sosial kepada generasi berikutnya.

Berpijak pada fungsi komunikasi dalam kehidupan

masyarakat, dapat dikatakan bahwa komunikasi tidak bisa lepas

(15)

komponen penting yang akan selalu ada dalam kehidupan

manusia sehari-hari. Dengan kata lain, melalui komunikasi

manusia dapat mengembangkan dirinya dengan berabagi

informasi yang diperolehnya. Selain itu ada beberapa pihak

menilai bahwa dengan komunikasi yang baik, hubungan

antarmanusia dapat dipelihara kelangsungannya. Sebab, melalui

komunikasi dengan sesama manusia kita bisa memperbanyak

sahabat, memperbanyak rezeki, memperbanyak dan memelihara

pelanggan (costumers), dan juga memelihara hubungan yang baik

antara bawahan dan atasan dalam suatu organisasi. Pendek kata

komunikasi berfungsi menjembatani hubungan antar manusia

dalam bermasyarakat. (Cangara, 2002 : 59).

2.1.2.4 Tujuan Komunikasi

R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett

dalam bukunya, Techniques for effective Communication,

menyatakan bahwa tujuan sentral dalam kegiatan komunikasi

terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu :

a. To secure understanding b. To establish acceptance c. To motivate action

Pertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa

komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Andai kata ia sudah

(16)

(to establish acceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan

(to motivate action).

Gordon I. Zimmerman merumuskan bahwa kita dapat

membagi tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar. Pertama,

kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting

bagi kebutuhan kita untuk member makan dan pakaian kepada diri

sendiri, memuaskan kepenasaran kita akan lingkungan, dan

menikmati hidup. Kedua, kita berkomunikasi untuk menciptakan

dan memupuk hubungan dengan orang lain. Jadi komunikasi

mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang

kita perlukan untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan

yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana

hubungan kita dengan orang lain (Mulyana, 2004 : 4).

Menurut Onong Uchjana Effendy (2003 : 55), tujuan komunikasi

adalah:

a. Mengubah sikap (to change the attitude)

b. Mengubah opini/ pendapat/ pandangan (to change the opinion)

c. Mengubah perilaku (to change the behavior) d. Mengubah masyarakat (to change the society)

2.1.2.5 Karakteristik Komunikasi

Karakteristik komunikasi meliputi :

(17)

b. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan punya tujuan (dilakukan dalam keadaan sadar).

c. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang terlibat. Aktifitas komunikasi akan berlangsung dengan baik, apabila pihak-pihak yang terlibat berkomunikasi.

d. Komunikasi bersifat simbolis, Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang.

e. Komunikasi bersifat transaksional, Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan; memberi dan menerima. f. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu Komunikasi

menembus faktor waktu dan ruang maksudnya bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama.

2.1.2.6 Bentuk Komunikasi

Di bawah ini dijelaskan Bentuk-bentuk komunikasi yang

meliputi:

1. Komunikasi Persona (personal communication)

a. Komunikasi intrapersona (intrapersonal communication) b. Komunikasi Antarpersona (antrapersonal

communication)

2. Komunikasi Kelompok (group communication)

a) Komunikasi kelompok kecil (small group communication)

 Ceramah (lecture)

 Diskusi panel (panel discussion)  Symposium (symposium)  Forum

 Seminar

 Curah saran (brainstorming)  Dan lain-lain

b) Komunikasi kelompok besar (large group communication/ public speaking)

3. Komunikasi Massa (mass communication)

(18)

d) film

 Tulisan/ cetak/ (written/ printed) d) Nonverbal (non-verbal)

 Kial/ isyarat badaniah (gestural)  Bergambar (pictorial)

5. Metode Komunikasi

a) Jurnalistik (journalism)

 Jurnalistik cetak (printed journalism)

 Jurnalistik elektronik (electronic journalism)

2.1.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi 2.1.3.1 Definisi Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi menurut R. Wayne Pace dalam

buku komunikasi organisasi dikutip oleh Deddy Mulyana

adalah

“Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.”

Deddy Mulyana (2007: 75) dalam buku “Ilmu

Komunikasi Suatu Pengantar”, mendefinisikan

(19)

melibatkan komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk gosip”.

2.1.3.2 Fungsi Komunikasi Organisasi

Fungsi arus komunikasi dalam organisasi yaitu

(Wiryanto, 2005:52):

a. Down Ward Communication. Komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang yang berada pada jajaran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsinya adalah untuk memberikan atau menyampaikan instruksi, menyampaikan informasi mengenai peraturan-peraturan, pemberian motivasi kepada karyawan, dan penyampaian informasi terhadap tugas.

b. Upward Communication, terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi ini adalah untuk penyampaian informasi mengenai pekerjaan, dan penyampaian saran-saran informasi.

c. Horizontal Communication. Tidak komunikasi ini berlangsung diatara karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsinya adalah untuk membina hubungan melalui kegiatan bersama dan saling berbagi komunikasi.

2.1.4 Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi 2.1.4.1 Definisi Strategi Komunikasi

“Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya..”

(20)

“Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi.” (Effendy, 2003:301).

2.1.4.2 Tujuan Strategi Komunikasi

Dalam buku Ilmu Komunikasi karangan Effendy (2013 :

32), tujuan sentral strategi komunikasi menurut R. Wayne Pace,

Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya

Techniques for Effective Communication terdiri dari 3 tujuan

utama, yaitu :

a. To secure understanding, yaitu memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya.

b. To establish acceptance, yaitu setelah ia mengerti dan menerima pesan tersebut maka ia harus dibina.

c. To motivate action, setelah menerima dan dibina akhirnya kegiatan tersebut dimotivasikan.

2.1.4.3 Korelasi Antar Komponen dalam Strategi Komunikasi

Dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan

suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor

pendukung dan faktor-faktor penghambat. Akan lebih baik

apabila dalam strategi itu diperhatikan komponen-komponen

komunikasi dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pada

(21)

Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun strategi

komunikasi (Effendy, 2013:35) adalah sebagai berikut :

a. Mengenali Sasaran Komunikasi

Sebelum melancarkan komunikasi, perlu dipelajari terlebih dahulu siapa-siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi. b. Pemilihan Media Komunikasi

Untuk mencapai sasaran komunikasi, dapat dipilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, kesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan digunakan.

c. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi

Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu seperti menentukan teknik yang harus digunakan, isi yang akan disampaikan, dan bahasa yang harus digunakan.

d. Peranan Komunikator dalam Komunikasi

Ada dua faktor yang penting yang perlu diperhatikan pada diri komunikator saat ia menyampaikan pesan, yaitu daya tarik sumber dan kredibilitas sumber.

2.1.4.4 Fungsi Strategi

Menurut Agustinus Sri Wahyudi, dikutip oleh Ruslan

(1998:129), manfaat yang dapat diperoleh oleh organisasi dalam

menerapkan strategi (manajemen strategi) secara garis besar

adalah sebagai berikut :

a. Memberikan arah dan tujuan yang jelas dalam jangka panjang.

b. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan yang akan mungkin terjadi di masa-masa mendatang.

c. Menciptakan suatu organisasi dan fungsional manajemen perusahaan akan lebih efektif dan efisien, dalam menghadapi persaingan yang kian tajam mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin berisiko tinggi.

(22)

e. Aktivitas perusahan, menggunakan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah munculnya berbagai masalah dimasa-masa mendatang. f. Aktivitas yang saling tumpangtindih antara unit atau divisi

dapat dihindarkan.

2.1.5 Tinjauan Mengenai Pola Hidup Sehat 2.1.5.1Pengertian Pola Hidup Sehat

Pola hidup sehat pada dasarnya adalah suatu kesatuan

program yang meliputi program kesehatan, kesegaran jarman,

gizi dan aktivitas rekreasi bila dilaksanakan dengan baik dan

benar akan mendukung tercapainya produktivitas kerja yang

tinggi. Dengan melaksanakan pola hidup sehat secara baik dan

benar, maka seseorang akan memperoleh tubuh yang sehat,

tingkat kesegaran jasmani yang memadai serta mampu menjaga

keseimbangan antara aktivitas fisik dan mental melalui

kegiatan-kegiatan yang bersifat rekreatif.

2.1.5.2Manfaat Pola Hidup sehat

Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan pola hidup

sehat adalah sebagai berikut:

1. Berpenampilan lebih sehat dan ceria. 2. Dapat tidur nyenyak.

3. Dapat menikmati kehidupan sosial baik dilingkungan keluarga maupun masyarakat, sehingga meningkatkan kualitas hidup.

4. Dapat berjalan atau berkarya lebih baik. 5. Dapat meningkatkan produktivitas kerja. 6. Berfikir sehat dan positif.

(23)

8. Memiliki rasa percaya diri dan hidup seimbang.

2.1.6 Tinjauan Mengenai Karyawan

Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan,

karena tanpa keikut sertaan mereka, aktivitas tidak akan terjadi.

Karyawan berperan aktif dalam menetapkan rencana, sistem,

proses dan tujuan yang ingin dicapai. Pada intinya karyawan

adalah penjual (pikiran dan tenaganya) dan mendapat

kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu.

Karyawan operasional adalah setiap orang yang secara

langsung harus mengerjakan pekerjannya sesuai denganperintah

atasan. Karyawan manejerial adalah orang yang berhak

memerintah untuk mengerjakan sebagian pekerjaanya dan

dikerjakan sesuai dengan perintah

Dalam kamus umum bahasa Indonesia, karyawan

didefinisikan sebagai pekerja atau pegawai. (Poerwadarminta,

1976:448).

Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang No. 14 tahun 1969,

“tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan di dalam maupun diluar hubungan kerja, guna

menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan

(24)

2.1.6.1Asas-asas Komunikasi Karyawan

Komunikasi dua arah yang baik antara manajemen dan

karyawan didasarkan pada asas-asas berikut ini :

1. Manajemen harus bersedia secara sadar memberikan informasi kepada karyawannya. Setiap pelaksana harus memahami bahwa komunikasi merupakan tanggung jawab utuh kepada karyawannya. Setiap pelaksanaharus memahami bahwa komunikasi merupakan tanggung jawab utama dan dalam evaluasi pelaksanaan secara keseluruhan 2. Komunikasi harus berfungsi sebagai suatu sistem yang

lengkap antara manajemen dengan karyawan.

3. Pesan tertulis harus digunakan untuk menghindari penyimpangan arti yang mungkin terjadi dalam komunikasi lisan.

4. Pesan harus disampaikan dengan menggunakan kata-kata yang lazim yang sesuai dengan tingkat pendidikan karyawan.

5. Media komunikasi harus dipilih dan pesan harus disiapkan oleh komunikasi tentang informasi penting tidak dipercayakan kepada orang dengan pengalaman komunikasi yang terbatas.

6. Komunikasi jangan secara sengaja disalahgunakan atau disesatkan tetapi harus faktual, seksama, dan tidak memihak.

7. Informasi harus diberikan tepat pada waktunya dan pesan harus disampaikan dengan cepat untuk menghindari kesalahpahaman.

8. Pengulangan adalah penting dalam komunikasi karyawan yang baik.

9. Informasi harus diulang dalam cara yang berlainan agar mudah dipahami.

2.1.7 Tinjauan mengenai Teori Media

1. Teori Uses and Gratifications (Kegunaan dan Kepuasan)

Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer

dan Elihu Katz (1974). Teori ini mengatakan bahwa pengguna

media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan

(25)

yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha

mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha

memenuhi kebutuhannya. Artinya pengguna media mempunyai

pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.

2. Uses and Effects

Pertama kali dikemukakan Sven Windahl (1979),

merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratifications

dan teori tradisional mengenai efek. Konsep use (penggunaan)

merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari

pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan

media akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan

tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Penggunaan

media dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti exposure

yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi.

Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu

proses yang lebih kompleks, dimana isi terkait harapan-harapan

tertentu untuk dapat dipenuhi, fokus dari teori ini lebih kepada

pengertian yang kedua.

3. Teori Agenda Setting

Agenda-setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL

(26)

memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan

mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi

apa yang dianggap penting media, maka penting juga bagi

masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan memiliki efek

yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan

proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat.

4. Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa

Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan

Melvin L. DeFluer (1976), yang memfokuskan pada kondisi

struktural suatu masyarakat yang mengatur kecenderungan

terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat

masyarakat modern, diamana media massa diangap sebagai

sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses

memelihara, perubahan, dan konflik pada tataran

masyarakat,kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial.

Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan

dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilai-nilai. b. Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan

meningkatkan atau menurunkan dukungan moral.

(27)

5. The Spiral of Silence

Teori the spiral of silence (spiral keheningan)

dikemukakan oleh Elizabeth Noelle-Neuman (1976), berkaitan

dengan pertanyaan bagaimana terbentuknya pendapat umum.

Teori ini menjelaskan bahwa terbentuknya pendapat umum

ditentukan oleh suatu proses saling mempengaruhi antara

komunikasi massa, komunikasi antar pribadi, dan persepsi

individu tentang pendapatnya dalam hubungannya dengan

pendapat orang-orang lain dalam masyarakat.

6. Teori Ketergantungan (Dependency Theory)

Teori ketergantungan terhadap media mula-mula

diutarakan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin Defleur. Teori

ini memprediksikan bahwa khalayak tergantung kepada

informasi yang berasal dari media massa dalam rangka

memenuhi kebutuhan khalayak bersangkutan serta mencapai

tujuan tertentu dari proses konsumsi media massa. Namun perlu

digarisbawahi bahwa khalayak tidak memiliki ketergantungan

yang sama terhadap semua media. Sumber ketergantungan yang

kedua adalah kondisi sosial. Model ini menunjukkan sistem

media dan institusi sosial itu saling berhubungan dengan

khalayak dalam menciptakan kebutuhan dan minat. Pada

(28)

berbagai media, sehingga bukan sumber media massa yang

menciptakan ketergantungan, melainkan kondisi sosial.

7. Teori Stimulus – Respons

Pada dasarnya merupakan prinsip belajar yang sederhana,

dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu.

Dengan demikian, seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan

erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience.

Elemen-elemen utama teori ini menurut McQuail (1996):

a. Pesan (stimulus)

b. Seorang penerima atau receiver c. Efek (respons)

Dalam masyarakat massa, prinsip S- R mengansumsikan

bahwa pesan informasi dipersiapkan oleh media dan

didistribusikan secara sistematis dalam sekala yang luas.

Sehingga secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh

sejulah besar individu, bukan ditujukan kepada orang per orang.

Kemudian sejumlah besar individu itu akan merespons

informasi itu.

8. Teori rial by the press

Adalah sebuah teori dimana dalam hal ini terjadi

(29)

9. Information Seeking

Donohew dan Tipton (1973), menjelaskan tentang

pencarian, penginderaan, dan pemrosesan informasi, disebut

memiliki akar dari pemikiran psikologi sosial tentang sikap.

Salah satu asumsi utamanya adalah bahwa orang cenderung

untuk menghindari informasi yang tidak sesuai dengan image of

reality-nya karena informasi itu bisa saja membahayakan.

10. Information Gaps

Dalam membahas efek jangka panjang komunikasi

massa, penting dikemukkan pokok bahasan mengenai celah

pengetahuan (information gaps). Latar belakang pemikiran ini

terbentuk oleh arus informasi yang terus meningkat, yang

sebagian besar dilakukan oleh media massa. Secara teoritis

peningkatan ini akan menguntungkan setiap orang dalam

masyrakat karena setiap individu memiliki kemungkinan untuk

mengetahui apa yang terjadi di dunia untuk memperluas

wawasan.

11. Konstruksi sosial media massa

Gagasan awal dari teori ini adalah untuk mengoreki teori

konstruksi sosial atas realitas yang dibangun oleh Peter L

(30)

of reality. A Treatise in the sociology of knowledge). Tafsir

sosial atas kenyataan: sebuah risalah tentang sosisologi

pengetahuan). Mereka menulis tentang konstruksi sosial atas

realitas sosial dibangun secara simultan melalui tiga proses,

yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Proses

simultan ini terjadi antara individu satu dengan lainnya di dalam

masyrakat. Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial

tersebut adalah objektif, subjektif, dan simbolis atau

intersubjektif.

12. Teori Kultivasi

Program penelitian teoritis lain yang berhubungan dengan

hasil sosiokultural komunikasi massa dilakukan George

Garbner dan teman-temannya. Peneliti ini percaya bahwa

karena televisi adalah pengalaman bersama dari semua orang,

dan mempunyai pengaruh memberikan jalan bersama dalam

memandang dunia. Televisi adalah bagian yang menyatu

dengan kehidupan sehari-hari kita. Dramanya, iklannya,

beritanya, dan acara lain membawa dunia yang relatif koheren

dari kesan umum dan mengirimkan pesan ke setiap rumah.

Televisi mengolah dari awal kelahiran predisposisi yang sama

dan pilihan yang biasa diperoleh dari sumber primer lainnya.

(31)

mobilitas teratasi dengan keberadaan televisi. Televisi telah

menjadi sumber umum utama dari sosialisasi dan informasi

sehari-hari (kebanyakan dalam bentuk hiburan) dari populasi

heterogen yang lainnya. Pola berulang dari pesan-pesan dan

kesan yang diproduksi massal dari televisi membentuk arus

utama dari lingkungan simbolis umum.

Garbner menamakan proses ini sebagai cultivation (kultivasi),

karena televisi dipercaya dapat berperan sebagai agen

penghomogen dalam kebudayaan. Teori kultivasi sangat

menonjol dalam kajian mengenai dampak media televisi

terhadap khalayak. Bagi Gerbner, dibandingkan media massa

yang lain, televisi telah mendapatkan tempat yang sedemikian

signifikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mendominasi

“lingkungan simbolik” kita, dengan cara menggantikan

pesannya tentang realitas bagi pengalaman pribadi dan sarana

mengetahui dunia lainnya (McQuail, 1996 : 254)

13. Teori persamaan media

Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Byron Reeves dan

Clifford Nass (professor jurusan komunikasi Universitas

Stanford Amerika). Teori ini relatif sangat baru dalam dunia

komunikasi massa. Media Equation Theory atau teori

(32)

orang-orang secara tidak sadar dan bahkan secara otomatis merespon

apa yang dikomunikasikan media seolah-olah (media itu)

manusia. Dengan demikian, menurut asumsi teori ini, media

diibaratkan manusia. Teori ini memperhatikan bahwa media

juga bisa diajak berbicara. Media bisa menjadi lawan bicara

individu seperti dalam komunikasi interpersonal yang

melibatkan dua orang dalam situasi face to face.

14. Teori Pengaruh Tradisi (The Effect Tradition)

Teori pengaruh komunikasi massa dalam

perkembangannya telah mengalami perubahan yang kelihatan

berliku-liku dalam abad ini. Dari awalnya, para peneliti percaya

pada teori pengaruh komunikasi “peluru ajaib” (bullet theory)

Individu-individu dipercaya sebagai dipengaruhi langsung dan

secara besar oleh pesan media, karena media dianggap berkuasa

dalam membentuk opini publik.

15. Teori Media Baru

Dalam teori media baru ini ada dua pandangan mengenai

era media pertama dan kedua. Pertama, pandangan interaksi

social : membedakan media menurut seberapa dekat media

dengan model interaksi tatap muka. Kedua, pandangan

(33)

dalam bentukinformasi, interaksi, atau penyebarannya,tetapi

dalam bentuk ritual atau bagaimana manusia menggunakan

media sebagai cara menciptakan masyarakat dengan

menyatukan masyarakat dalam bentuk rasa saling memiliki.

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan alur pikir yang dijadikan sebagai skema

pemikiran atau dasar-dasar pemikiran untuk memperkuat indikator yang

melatar belakangi penelitian ini. Dalam kerangka pemikiran ini peneliti akan

mencoba menjelaskan masalah pokok penelitian. Penjelasan yang disusun

akan menggabungkan antara teori dengan masalah yang diangkat dalam

penelitian ini.

2.2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Komunikasi merupakan faktor terpenting dalam menjalin

hubungan baik antar individu satu dengan individu lainnya maupun antar

kelompok satu dengan kelompok lainnya. Begitupun didalam sebuah

perusahaan yang besar, tentunya terdapat sumber daya manusia yang

difungsikan untuk mengerjakan berbagai pekerjaan yang sudah

ditentukan dan dikerjakan oleh masing-masing divisi untuk mencapai

sebuah tujuan yang sudah di rencanakan dan di manage dengan

sebaik-baiknya, untuk itu tentunya diperlukanlah strategi komunikasi yang baik

(34)

Seperti halnya Yayasan Kesehatan Telkom yang merupakan organisasi

yang bergerak dibidang unit kesehatan untuk mementingkan kesehatan

seluruh karyawan PT.Telkom Indonesia Tbk, dalam hal ini maka

Yayasan Kesehatan Telkom merupakan salah satu yayasan organisasi

kesehatan yang dijadikan objek pada penelitian ini. Dan peneliti

menjadikan strategi komunikasi sebagai fokus penelitiannya.

Menurut Middleton (1980) dalam buku Cangara (2013 : 61)

menyatakan,

“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima, sampai pada pengaruh (effect) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal. “

Bertolak dari pendapat Middleton dalam buku Cangara (2013:61),

maka peneliti menetapkan sub focus penelitian yaitu komunikator, pesan,

saluran (media), penerima, dan pengaruh (effect). Maka Strategi

Komunikasi Yayasan Kesehatan Telkom dapat dijabarkan sebagai

berikut:

1. Menetapkan Komunikator: dalam menetapkan seorang komunikator

harus diperhatikan kesesuaian antara bidang ilmu yang dimiliki

dengan kelompok sasaran, karena komunikator merupakan sumber

utama dalam pelaksanaan komunikasi. Komunikator memiliki

peranan penting, karena jika komunikasi tidak berhasil maka

kesalahan utama berasal dari komunikator yang tidak memahami

penyusunan pesan dan tidak memilih media yang tepat (Cangara :

(35)

program paradigm sehat “4P” kepada karyawan PT.Telkom

Indonesia Tbk, maka diperlukanlah komunikator yang kompeten di

bidangnya yaitu seorang dokter atau tenaga kesehatan lainnya agar

komunikan paham dan percaya mengenai informasi dan anjuran

yang disampaikan oleh dokter, karena dokter merupakan seseorang

yang mahir dibidang kesehatan.

2. Menyusun/ Menetapkan Pesan : Penyusunan pesan sangat

tergantung pada program apa yang akan dilaksanakan. Jika tujuan

program adalah untuk program penyuluhan (sosialisasi) maka sifat

pesannya harus persuasif dan edukatif (Cangara, 2013 : 114).

Menyusun pesan sangatlah penting terutama karena yang menjadi

sasaran penelitian dan komunikan adalah karyawan PT.Telkom

Indonesia Tbk, yang rata-rata sudah berusia dewasa, jadi pesan yang

disampaikan haruslah serius dan mengarah kearah masa depan juga

memperhatikan berbagai manfaat dan dampak yang akan terjadi jika

tidak melakukan dan menerapkan pola hidup sehat yang baik.

3. Memilih Media/Saluran : dalam memilih media komunikasi harus

dipertimbangkan karakteristik isi pesan dan tujuan pesan yang akan

disampaikan serta jenis media yang dimiliki oleh khalayak. Hal ini

penting dilakukan guna menghindari pemborosan biaya, waktu dan

tenaga (Cangara, 2013 : 120). Dalam hal ini harus dipertimbangkan

apa saja media yang saat ini digunakan oleh karyawan Telkom dalam

(36)

memperhatikan beberapa fasilitas yang diberikan oleh perusahaan

sehingga dapatlah dimanfaatkan oleh Yayasan Kesehatan Telkom.

4. Penerima/Komunikan : Penerima/ Komunikan adalah pihak yang

menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa

terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai,

atau Negara. Dimana ada pesan pasti disana ada komunikator,

karena keberadaan penerima adalah akibat dari adanya sumber.

(Hafied Cangara, 2008). Dengan pengertian diatas, maka dalam

penelitian ini yang menjadi komunikan adalah karyawan

PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk. Karyawan PT.Telkom menjadi

komunikan dalam penerimaan informasi melalui komunikator dari

Yakes Telkom mengenai program paradigma sehat “4P”, yang

selanjutnya akan timbul timbal balik yang diberikan kepada Yakes

Telkom sendiri.

5. Pengaruh : Semua kegiatan/ program komunikasi yang dilakukan

bertujuan untuk mempengaruhi target/ sasaran. Umpan balik adalah

perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh

penerima sebelum dan sesudah penerima pesan (Stuart dan Jamias

dalam Cangara, 2013 : 139). Pengaruh merupakan suatu hal yang

sangat penting demi berjalannya sebuah program yang harus

disampaikan kepada komunikan. Pengaruh merupakan suatu hal

yang menunjukkan berhasil atau tidaknya sebuah program yang

(37)

mempengaruhi komunikan agar apa yang ingin disampaikan oleh

Yakes dapat diterima dan dijalankan oleh seluruh karyawan

PT.Telkom.

2.2.2 Kerangka Pemikiran Konseptual

Bertolak dari kerangka pemikiran diatas, strategi komunikasi

adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai

dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima, sampai pada

pengaruh (effect) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi

yang optimal, Yayasan Kesehatan Telkom merupakan organisasi

yang bergerak dalam bidang kesehatan yang bertanggung jawab

untuk memelihara kesehatan PT.Telkom Indonesia Tbk, keberadaan

Yakes-Telkom memeberikan berbagai manfaat untuk menunjang

kesehatan dalam meningkatkan pola hidup sehat karyawan PT.

Telkom.

Komunikasi Organisasi adalah komunikasi yang dilakukan

Yakes-Telkom sebagai saluran untuk melakukan dan menerima

pengaruh mekanisme perubahan, alat untuk mendorong atau

mempertinggi motivasi perantara dan sebagai sarana yang

memungkinkan suatu organisasi mencapai tujuannya. Untuk

tercapainya tujuan-tujuan dalam sebuah organisasi maka dibuatlah

sebuah strategi komunikasi sebagai tolak ukur dalam pencapaian

(38)

Yayasan Kesehatan Telkom pun memiliki beberapa strategi

komunikasi yang dilakukan untuk meningkatkan pola hidup sehat

karyawan Telkom dengan merencanakan dan me-manage rencana

tersebut dengan sebaik-baiknya, melibatkan komunikator, pesan,

saluran (media), penerima, dan pengaruh (effect) agar tercapai tujuan

dari sebuah organisasi. Perencanaan Komunikasiadalah pernyataan

tertulis mengenai serangkaian tindakan bagaimana sebuah kegiatan

komunikasi yang dilakukan oleh Yayasan Kesehatan Telkom yang

harus dilakukan agar mencapai perubahan perilaku dari karyawan

PT.Telkom Indonesia Tbk.

Peneliti dapat menggambarkan dari definisi strategi

komunikasi sebagai fokus penelitian, dan peningkatan pola hidup

sehat untuk karyawan PT.Telkom Indonesia Tbk, sebagai kajian

dalam penelitian.

Dalam model kerangka pemikiran konseptual mengenai

strategi komunikasi tersebut dibagi ke dalam enam tahap yaitu Dalam

model kerangka pemikiran konseptual mengenai strategi komunikasi

tersebut dibagi ke dalam enam tahap yaitu : Merencanakan strategi

komunikasi Yayasan Kesehatan Telkom yang mencakup komunikator,

pesan, media, dan pengaruh yang diberikan kepada karyawan oleh yakes

dengan berbagai strategi yang digunakan.

Menetapkan komunikator yang tepat untuk menyampaikan

seluruh pesan yang disampaikan kepada karyawan PT.Telkom dapat

(39)

pesan yang disampaikan oleh Yakes-Telkom, menyusun seluruh pesan

untuk disampaikan kepada komunikator agar pesan yang tersusun dengan

benar dan dapat diterima oleh komunikan secara efektif, memilih media

apa saja yang tepat untuk menyampaikan berbagai pesan yang sudah di

siapkan dengan baik, mempertimbangkan beberapa media yang digunakan

tentunya menjadi salah satu strategi yang baik agar pesan dapat langsung

tersampaikan kepada seluruh karyawan Telkom yang merupakan

komunikan, dengan menggunakan media yang sering digunakan oleh

seluruh karyawan PT.Telkom pesan akan dapat langsung diterima oleh

seluruh karyawan Telkom, dan yang terakhir dengan melakukan ketiga

perencanaan komunikasi tersebut maka Yakes-Telkom dapat memberikan

berbagai pengaruh yang dapat diterima atau tidak oleh karyawan

PT.Telkom mengenai berbagai kegiatan yang dilakukan oleh

Yakes-Telkom sehingga pengaruh yang baik maupun yang buruk tersebut dapat

dijadikan bahan evaluasi oleh Yakes Telkom.

Dibawah ini merupakan model kerangka pemikiran konseptual

(40)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Peneliti

(41)

51

Metode penelitian merupakan prosedur yang digunakan peneliti dalam

upaya mendapatkan data atau informasi guna memperoleh jawaban atas

pertanyaan penelitian. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu,

cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian

itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang

masuk akal. Sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti

cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga

orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.

Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan

langkah-langkah tertentu yang bersifat logis (Sugiyono,2012 : 2).

3.1Desain Penelitian

Menurut Creswell (2010) dalam buku Elvinaro Ardianto (2011 :

60-61) menyatakan metode deskriptif-kualitatif termasuk paradigma

penelitian post-positivistik. Asumsi dasar yang menjadi inti paradigma

penelitian post-positivistik adalah :

(42)

b. Penelitian merupakan proses membuat klaim-klaim kemudian disaring menjadi klaim-klaim lain yang kebenarannya jauh lebih kuat.

c. Pengetahuan dibentuk oleh data, bukti dan pertimbangan logis.

d. Penelitian harus mampu mengembangkan pernyataan yang relevan dan benar.

e. Aspek terpenting dalam penelitian adalah sikap objektif.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

deskriptif. Menurut Ardianto dalam bukunya yang berjudul Metodologi

Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif menjelaskan

bahwa metode deskriptif-kualitatif memiliki ciri sebagai berikut,

“Metode kualitatif deskriptif menitikberatkan pada observasi dan suasana

alamiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan, bertindak

sebagai pengamat. Ia membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan

mencatatnya dalam buku observasi. Ia tidak berusaha untuk

memanipulasi variabel.” (Ardianto, 2011 : 60). Dengan berbagai

karakteristik khas yang dimiliki, penelitian kualitatif memiliki keunikan

tersendiri sehingga berbeda dengan penelitian kuantitatif.

Sementara itu menurut penulis pada buku kualitatif lainnya,

seperti yang diungkapkan Sugiono (2009 : 5) menyatakan, “Bahwa

penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti

pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)

dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan

data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

(43)

Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa.

Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji

hipotesis atau membuat prediksi.

Disini mengapa peneliti menggunakan pendekatan/ tipe penelitian

kualitatif, karena peneliti ingin menghasilkan data yang deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat

diamati khususnya mengenai Strategi Komunikasi Yayasan Kesehatan

Telkom dalam meningkatkan pola hidup sehat karyawan PT.Telkom

Indonesia Tbk,.

3.2Informan Penelitian

Seorang Informan adalah seorang pembicara asli yang berbicara

dengan mengulang kata-kata, frasa, dan kaemt dalam bahasa atau

dialeknya sebagai imitasi dan sumber informasi.(Spradley, 2006 : 36).

”Seorang Informan adalah sumber data yang dibutuhkan oleh peneliti dalam sebuah penelitian. Dipilih guna mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan penelitian, dimana terlebih dahulu peneliti menetapkan siapa saja informannya dan kemudian mendelegasikan tugas dibidangnya yang sesuai dengan tema penelitian, berbicara atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan oleh subjek lain (Moleong, 2007 : 90)”.

Dalam menentukan informan penelitian yang diambil dari subjek,

maka peneliti menggunakan teknik pengambilan informan dengan

menggunakan teknik puposive sampling. Menurut sugiyono dalam

bukunya “Memahami Penelitian Kualitatif”,menyebutkan bahwa:

(44)

tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menejelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.”(Sugiyono, 2008:54).

Dalam menentukan informan, peneliti mencari kriteria yang

memahami masalah yang peneliti hadapi sesuai dengan kapabilitas dalam

mencari sumber atau jawaban mengenai Strategi Komunikasi Yayasan

Kesehatan Telkom dalam meningkatkan pola hidup sehat karyawan

PT.Telkom Indonesia,Tbk melalui program Paradigma Sehat 4P, peneliti

pada saat ini sudah memperoleh lima orang staff Yakes-Telkom yang

sesuai dengan kriteria yang peneliti butuhkan dan yang mengetahui lebih

jauh informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah penelitian

peneliti sebagai pemberi informasi dalam penelitian ini. Keempat

informan penelitian ini sangat memahami mengenai paradigma sehat 4P

(Pola Pikir, Pola Makan, Pola Spiritual, dan Pola Aktivitas). Program

paradigma sehat tersebut difahami oleh keempat informan penelitian

yang membantu peneliti dalam menjawab semua pertanyaan yang

peneliti butuhlkan dan penelitian kali ini.

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak yang akan diwawancarai

untuk perolehan data pada penelitian yang dilakukan yaitu mereka

yang terlibat dalam pelaksanaan program paradigma sehat 4P di

(45)

Subjek penelitian yang diwawancarai guna memperoleh

data yakni mereka yang bekerja di Yakes Telkom Pusat, dan yang

mengetahui sekaligus membuat paradigma sehat 4P ini guna

menjawab semua pertanyaan yang peneliti butuhkan dalam

penelitian mengenai strategi komunikasi yayasan kesehatan

Telkom melalui program paradigma sehat 4P dalam

meningkatkan pola hidup sehat karyawan PT.Telekomunikasi

Indonesia, Tbk.

3.2.2 Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.

Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar

penelitian (Meleong 2007: 132). Pemilihan informan dilakukan

dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling termasuk

satu dari beberapa jenis pengambilan sampel nonprobabilitas,

karena peneliti tidak bertujuan untuk menggeneralisasikan temuan

penelitian. (Mulyana, 2008:187).

Kriteria yang ditetapkan oleh peneliti adalah berdasarkan

keahlian dan posisi informan dalam mengkomunikasikan program

paradigma sehat 4P kepada karyawan. Berikut data nama

(46)

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Nama Pendidikan Keterangan

1 drg. Rieza Mooniarsi

S2 Manager layanan & Pengendalian Kesehatan

2

Sardjono S1 Pengendalian Pola Aktivitas

3

dr. Rena Winasis S2 Layanan & Pengendalian Kesehatan

4 Dr.

Sumber: Dokumen Peneliti, Maret 2015

Nama-nama informan penelitian diatas merupakan

informan kunci yang ditetapkan oleh peneliti.

1. Drg. Rieza Mooniarsi, beliau merupakan salah satu perumus

dari paradigma sehat 4P, beliau pun menjabat sebagai Manager

layanan & Pengendalian kesehatan di Yayasan Kesehatan

Telkom dan beliau berprofesi sebgaii seorang dokter. Maka

dari itu peneliti memilih beliau sebagai informan kunci.

2. Pak Sardjono, bekerja di Yankets yakes Telkom dan beliau

bertanggung jawab di bagian pola aktivitas yang megarahkan

dan membina seluruh karyawan PT.Tekom dalam melakukan

pola aktivitas. Maka dari itu peneliti memilih beliau sebagai

informan kunci.

3. dr. Rena Winasis, beliau merupakan seorang dokter yang

(47)

dan beliau pun memiliki peran yang sangat besar dalam

Yakes-Telkom sebagai salah seorang yang menyusun strategi

komunikasi di Yakes-Telkom.

4. Dr. Adibah Fauzi, beliau merupakan dokter staff Yakes

Telkom yang bekerja dibidang Yankesta. Di yankesta beliau

melakukan kegiatan sebagai Dokter online di media internet

dalam website udoctor.co.id dalam mendukung program 4P.

5. Pak Syahrul, beliau merupakan pegawai Yakes Telkom dan

sekaligus ketua umum dari SEKAR. Dimana peran SEKAR

sangat berpengaruh pada kesejahteraan karyawan Telkom.

Maka peneliti tertarik menjadikan beliau sebagai informan

penelitian kunci.

3.2.3 Informan Pendukung

Adapaun informan pendukung sebanyak 3 (tiga) orang,

untuk memperkuat data dan informasi yang telah di dapat.

Kriteria yang termasuk dalam informan pendukung ini adalah

karyawan PT.Telkom yang sudah bekerja lama di perusahaan

sehingga merasakan jaminan kesehatan dari Yayasan Kesehatan

Telkom, keluarga karyawan dan pensiunan yang jaminan

kesehatannya ditanggung oleh yakes Telkom, dan juga

pensiunan PT.Telkom. Berikut data nama informan yang akan

(48)

Tabel 3.2

Daftar Nama-Nama Informan Penelitian

No Nama Pendidikan Keterangan

1 Pak Maman S1 Pensiunan Karyawan

PT.Telkom (P2Tel)

2 Aswa D1

Karyawan PT.Telkom

3 Imam S1 Keluarga Karyawan

(Alm. Yusep Wahyu Permana)

Sumber: Dokumen Peneliti, Maret 2015

Nama-nama informan penelitian diatas merupakan

informan kunci yang ditetapkan oleh peneliti.

1. Pak Maman merupakan pensiunan Telkom yang saat ini aktif

di P2Tel Pusat Kota Bandung. Beliau merupakan informan

pendukung yang mengetahui mengenai yakes dan mengatahui

fasilitas apa saja yang terdapat di yakes. Maka daripada itu,

peneliti menjadikan beliau sebagai informan penelitian

pendukung.

2. Pak Aswa, beliau merupakan karyawan aktif di Telkom.

Beliau dan keluarganya terkadang melakukan check up ke

klinik yakes dan melakukan kegiatan kesehatan di Yakes

Telkom, dan beberapa kali mengikuti program yang

dianjurkan. Maka dari itu peneliti menjadikan beliau sebagai

(49)

3. Imam, Iman merupakan keluarga dari karyawan PT.Telkom.

Yang merupakan karyawan di PT.Telkom adalah ayah dari

Imam, namun sayangnya beliau sudah lama meninggal dunia

saat Imam masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Namun,

Imam dan Ibunya masih menggunakan Yakes dalam hal

kesehatan. maka dari itu peneliti tertarik untuk menjadikan ia

sebagai informan penelitian.

3.3Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini

ada dua yaitu Studi Pustaka dan Studi Lapangan sebagai berikut:

3.3.1 Studi Pustaka

Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan

cara mempelajari buku-buku, membaca media-media cetak yang

relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan, mencari

sumber dari literatur atau referensi lain yang relevan untuk

meperoleh konsep atau teori yang diperlukan. Studi pustaka

merupakan satu cara mendapatkan sumber dengan cara

menemukan sumber tepat dari suatu spesialis tertentu.

Dalam melakukan penelitian tentu peneliti tidak terlepas dari

adanya pencarian data dengan menggunakan studi kepustakaan.

(50)

berbagai data sebagai pendukung dari penelitian yang dilakukan

oleh peneliti, yaitu dengan menggunakan :

a. Referensi Buku

Referensi buku adalah buku yang dapat memberikan

keterangan topik perkataan, tempat peristiwa, data statistika,

pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal.

Pelayanan referensi adalah pelayanan dalam menggunakan

buku-buku referensi dan di sebut “koleksi referensi”

sedangkan ruang tempat penyimpanan disebut ruang

referensi. Karena sifatnya yang dapat memberikan petunjuk,

harus selalu tersedia di perpustakaan sehingga dapat dipakai

oleh setiap orang pada setiap saat. Penelitipun mencari

sumber referensi dari berbagai sumber buku yang terkait

yang sekiranya dapat memberikan petunjuk dalam penelitian,

peneliti mencari referensi dari koleksi referensi dan juga

mencari beberapa sumber penelitian di ruang referensi.

b. Skripsi Peneliti Terdahulu

Disini peneliti menggunakan studi pustaka dengan

melihat hasil karya ilmiah para peneliti terdahulu, yang mana

pada dasarnya peneliti mengutip beberapa pendapat yang

(51)

Tentunya dengan melihat hasil karya ilmiah yang memiliki

pembahasan serta tinjauan yang sama.

Dengan dibantu oleh skripsi penelitian terdahulu yang

hampir sama jenis maupun judul penelitian yang dilakukan,

maka peneliti dapat membaca terlebih dahulu skripsi tersebut

sehingga peneliti dapat memahami dan memulai penelitian

ini dengan langkah yang telah dilakukan penelitian terdahulu.

c. Internet Searching

Selain dengan menggunakan referensi buku dan skripsi

peneliti terdahulu, disini juga peneliti menggunakan internet

searching sebagai bahan tambahan. Internet searching adalah

pencarian suatu situs yang akan kita cari sebagai mesin

pembantu dalam pencarian situs yang peneliti butuhkan.

Dalam penelitian yang dilakukan peneliti, internet

searching sangat dibutuhkan. Selain untuk mencari beberapa

referensi penelitian, internet pun digunakan oleh peneliti

untuk bahan observasi. Karena, dalam penelitian ini ada

beberapa strategi komunikasi yang dilakukan melalui media

online dan hal tersebut tidak terlepas dari sentuhan internet

(52)

3.3.2 Studi Lapangan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa

metode pengumpulan data yang membantu peneliti dalam

melakukan penelitiannya sehingga peneliti mendapatkan suatu

informasi tambahan yang mendukung penelitian ini, adapun

metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti, yaitu :

a. Wawancara Mendalam (indepth interview)

Wawancara yang mendalam adalah suatu teknik

metode penelitian dalam penelitian kualitatif, dimana seorang

responden atau kelompok responden mengomunikasikan

bahan-bahan dan mendorong untuk didiskusikan secara

bebas. Seringkali pewancara dilatih secara psikologis agar ia

dapat menggali perasaan dan sikap yang tersembunyi dari

responden (Dun, 1986 : 219).

Dengan demikian wawancara mendalam (in-depth

interview) adalah suatu proses mendapatkan informasi untuk

kepentingan penelitian dengan cara dialog antara peneliti

sebagai pewawancara dengan informan atau yang memberi

informasi dalam konteks observasi partisipasi. Wawancara ini

dimaksudkan untuk memverikasikan, mengubah dan

memperluas pemikiran yang dikembangkan peneliti sebagai

pengumpulan data. Wawancara yang akan dilakukan secara

(53)

digolongkan, dan diklasifikasikan, dimana sebelumnya

peneliti menyiapkan daftar pertanyaan (Satori : 2009 : 130).

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara

mendalam kepada Yayasan Kesehatan Telkom Pusat yang

terletak di Kota Bandung. Wawancara mendalam tersebut

dilakukan dengan cara melakukan pendekatan terlebih dahulu

dengan saling memperkenalkan diri dengan informan

penelitian, kemudian melakukan wawancara mendalam dan

menggali segala informasi mengenai strategi komunikasi

yayasan kesehatan Telkom dalam meningkatkan pola hidup

sehat karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

b. Observasi Non Pertisipan

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan

suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan

mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung (Syaodih, 2006 : 220). Observasi digunakan

untuk mendapatkan data hasil pengamatan. Metode observasi

adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan panca indra

peneliti. Cara observasi dilakukan peneliti untuk menunjang

(54)

Observasi penting dilakukan agar dalam penelitian

tersebut data-data yang diperoleh dari wawancara dan sumber

tertulis dapat dianalisis nantinya dengan melihat

kecenderungan yang terjadi melalui proses dilapangan.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi

nonpartisipan yaitu dengan mengamati pola hidup sehat

karyawan PT.Telkom Indonesia Tbk, dengan melihat pola

makan, pola aktivitas, pola pikir dan pola spiritual yang telah

dianjurkan oleh Yakes-Telkom. Selama observasi

berlangsung peneliti mencatat apa yang dilihat, didengar, dan

dirasakan, dari seluruh peristiwa atau hal-hal yang berkaitan

dengan penelitian ini. Observasi pun dilakukan oleh peneliti

dengan mengamati segala hal mengenai program paradigma

sehat 4P, terutama mengamati terlebih dahulu lingkungan

yayasan kesehatan Telkom pusat yang terletak di gedung sate

Kota Bandung, serta megamati segala sesuatu yang berkaitan

dengan yayasan kesehatan Telkom dan program paradigma

sehat 4P. Pengamatan tersebut dilakukan dibeberapa tempat

yakni di Kantor Pusat Yakes Telkom, di Klinik Yakes

Telkom, Kantor Telkom Pusat, P2Tel, dan juga di VIP

Fitness and Healt Center. Dengan begitu peneliti dapat

(55)

tempat yang menjadi pusat dan tempat penyebaran program

paradigm sehat tersebut.

c. Dokumentasi

Dengan teknik pengumpulan data dokumentasi ini,

peneliti dapat memperoleh informasi bukan dari orang

sebagai narasumber, tetapi mereka memperoleh informasi

dari macam-macam sumber yang tertulis atau dari dokumen

yang ada pada informan dalam bentuk peninggalan budaya,

karya seni dan karya pikir. Teknik dokumentasi dalam

penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara. Dokumentasi yaitu

mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan

dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah kepercayaan dan

pembuktian suatu kejadian. Hasil observasi atau wawancara

akan lebih kredibel / dapat dipercaya jika didukung oleh

dokumen yang terkait dengan fokus penelitian (Satori, 2009 :

148).

Dokumentasi yang dilakukan yakni dengan

mengumpulkan foto mengenai seluruh aspek yang telah

diamati dan berkaitan dengan program paradigma sehat 4P

(56)

melengkapi penelitian dan membantu peneliti dalam

melakukan penelitian tersebut.

3.4Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data pada penelitian kualitatif meliputiuji validitas

internal (credibility), validitas eksternal (transferability), reliabilitas

(dependentbility), dan obyektivitas (confirmability).Uji keabsahan data

yang dilakukan pada penelitian ini adalah melalui uji validitas internal

(credibility). Uji validitas internal dilaksanakan untuk memenuhi nilai

kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan. Uji kredibilitas

data pada penelitian ini di lakukan dengan cara :

1. Triangulasi

Triangualasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai

waktu. Dengan melakukan teknik untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu

dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Setelah melakukan

teknik triangulasi maka mengambil triangulasi waktu.

Dalam penelitian ini, peneliti mengecek seluruh sumber dengan

melakukan wawanacara dengan sumber yang sama untuk mendapatkan

hasil wawancara, hasil wawancara tersebut yang menunjukkan

(57)

lainnya. Peneliti kemudian melakukan observasi dilingkungan tempat

peneliti melakukan wawncara dengan narasumber, kemudian peneliti

melakukan pengambilan beberapa dokumentasi untuk melengkai data

yang ada.

2. Memberchek

Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

dari pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui

seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh

pemberi data. Pelaksanaan membercheck dapat dilakukan secara

individual, dengan cara peneliti datang ke pemberi data, atau melalui

forum diskusi kelompok.

Peneliti memberikan formulir memberchek kepada informan

penelitian guna memverifikasi seluruh pertanyaan dan jawaban yang

telah diberikan penelitian kepada informan, dan setelah hal tersebut

dilakukan peneliti mendapatkan tandatangan yang diberikan oleh

informan penelitian bahwa wawancara yang telah dilakukan sesuai

dengan apa yang ditulis peneliti dalam penelitian.

3. Diskusi Teman Sejawat

Diskusi teman sejawat dilakukan dengan rekan yang mampu

memberikan masukan ataupun sanggahan sehingga memberikan

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1
Tabel 3.1 Informan Penelitian
Tabel 3.2
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan syarat kurikulum yang berlaku pada Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Kristen Maranatha, penyusunan Tugas Akhir dengan.. judul “STUDI BANGKITAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan drone untuk percepatan pemetaan tanah adalah pilihan yang tepat karena hasil pemotretan drone punya resolusi spasial

Hasil penelitian menunjukkan konsep dalam penghitungan biaya satuan mahasiswa dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi bisnis proses, menelusuri biaya yang dikonsumsi

Kelompok Kerja (Pokja) Khusus Unit Layanan Pengadaan (ULP) Atas Paket Pengadaan Jasa Konsultan Perencanaan Detail Desain Aplikasi Dan Rancangan Enterprise

Berdasarkanuuji statistik diperoleh kesimpulan bahwa((1) hasil pengujian pengaruh yang positif dan signifikan efektivitas pembelajaran di sekolah dan niat masuk

Aldehid yang mengandung atom karbon yang dinamai dengan nama umum yaitu nama yang diturunakan dari nama umum asam karboksilat dengan mengganti akhiran at dengan aldehida.Karbonil

PTAI sebagai terlampir menyatakan bahwa jika ada kelas yang diselenggarakan menggunakan atas namanya, maka kelas jauh tersebut dinyatakan tidak sah dan ijazah yang

Saya adalah mahasiswi Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yang sedang melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh