• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) VARIETY SHOW DI MEDIA TELEVISI TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) VARIETY SHOW DI MEDIA TELEVISI TAHUN 2017"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE)

VARIETY SHOW DI MEDIA TELEVISI

TAHUN 2017

PA/KPA : KEMENTERIAN KESEHATAN RI

SATKER : BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT

NAMA PPK : Busroni, S.IP

NAMA PAKET PEKERJAAN : Variety Show di Media Televisi

NILAI PEKERJAAN : Rp. 6.000.000.000 (Enam milyar rupiah).

(2)

1

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) VARIETY SHOW DI MEDIA TELEVISI

A. Latar Belakang 1. Dasar Hukum

• Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

• Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

• Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

• Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik • Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

• Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019

• Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Komunikasi Publik • Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

Per/12/M.PAN/08/2007 tentang Pedoman Umum Humas di lingkungan Pemerintah Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kesehatan RI.

Unit eselon I/II : Sekretariat Jenderal / Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat

Program : Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.

Hasil : Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas

teknis serta pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kemenkes.

Kegiatan : Pengelolaan Komunikasi Publik dan Pelayanan Masyarakat

Indikator Kinerja Kegiatan : Meningkatnya Penyelenggaraan Komunikasi dan Publikasi Kesehatan.

Jenis Keluaran : Variety show

Volume : 10 kali

(3)

2

• Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Tata Kelola Kehumasan di Lingkungan Instansi Pemerintah

• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/PMK.02/2016 tentang Standar Biaya Masukan (SBM) Tahun 2017

• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015 – 2019

• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan

2. Gambaran Umum

Pembangunan kesehatan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Upaya pembangunan kesehatan dilakukan melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, Kementerian Kesehatan, telah menyusun rencana pembangunan bidang kesehatan, baik jangka pendek, menengah, maupun panjang. Rencana strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019 menjadi salah satu acuan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia. Program pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 difokuskan pada Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.

Saat ini, Kemenkes memiliki dua agenda prioritas yaitu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Germas merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Gerakan ini bertujuan untuk mempercepat dan mensinergikan tindakan dari upaya promotif dan preventif guna meningkatkan produktivitas penduduk dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan. Melalui Inpres Nomor 1 Tahun 2017, Presiden RI menginstruksikan kepada seluruh Menteri Kabinet Kerja, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Dirut BPJS Kesehatan dan para Gubernur dan

(4)

3

Bupati/Walikota untuk menetapkan kebijakan dan mengambil langkah-langkah untuk mewujudukan Germas melalui: 1. Peningkatan aktivitas fisik; 2. Peningkatan perilaku hidup sehat; 3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi; 4. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit; 5. Peningkatan kualitas lingkungan; dan 6. Peningkatan edukasi hidup sehat.

Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga dilaksanakan dengan dukungan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional. Pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Sementara jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya. Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/ meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya. Sebagai penanda status kesehatan keluarga tersebut, terdapat 12 indikator utama antara lain: mengikuti KB, ibu bersalin di fasyankes, bayi mendapatkan imunisasi, anggota keluarga tidak ada yang merokok, keluarga punya akses ke sarana air bersih, dan lain sebagainya.

Menurut teori H.L. Blum, status kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 hal: genetika, pelayanan kesehatan, lingkungan dan perilaku. Faktor perilaku masyarakat ini menjadi elemen yang sangat menentukan kondisi kesehatan masyarakat. Masyarakat yang mau dan mampu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) akan terhindar dari beragam penyakit menular dan tidak menular. Sehingga implikasinya, jika masyarakat semakin sehat dan produktif tentu akan berkontribusi besar pada pembangunan bangsa dan negara. Untuk itu masyarakat perlu diajak lebih berperan serta dalam menjaga kesehatan dirinya sendiri, keluarga dan lingkungan sekitarnya. Untuk membangun kesadaran tersebut, masyarakat perlu diberikan pengetahuan dan pemahaman yang cukup berupa kebijakan dan program kesehatan yang akan dijalankan dan hasil pembangunan kesehatan yang telah dicapai selama ini. Dengan demikian masyarakat dapat terbuka pandangannya akan pentingnya kesehatan. Untuk menggalang dukungan dan partisipasi masyarakat terhadap program-program prioritas tersebut, perlu dilakukan intensifikasi sosialisasi di berbagai berbagai daerah melalui media lokal. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan membangun pemahaman bahkan diharapkan dapat menciptakan kesadaran publik untuk mendukung program pemerintah di bidang kesehatan.

Salah satu media yang akan digunakan dalam sosialisasi program tersebut adalah media televisi. Jenis media ini masih menjadi pilihan utama bagi masyarakat dalam memperoleh

(5)

4

informasi sehingga dinilai menjadi media yang paling efektif dalam menyebarluaskan pesan kepada masyarakat karena dengan jaringannya yang luas dapat menjangkau ke seluruh pelosok nusantara, mulai dari perkotaan hingga pedesaan. Media televisi yang akan digunakan juga berdasarkan daya jangkauan, rating dan share acara terbaik untuk segmentasi televisi keluarga dan hiburan. Format acara yang dipilih berupa variety show. Variety show akan terdiri atas gelar wicara/talkshow, yang diselingi dengan hiburan musik (home band), kuis bagi penonton di rumah, dan dialog interaktif dengan penonton di rumah dan pemirsa di studio.

B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Kegiatan

Menyampaikan kebijakan dan program serta kinerja pembangunan kesehatan kepada para stakeholders terkait dan masyarakat luas melalui media penyiaran nasional agar masyarakat dapat mengetahui, memahami dan mendukung program-program kesehatan.

2. Tujuan Kegiatan

• Tersosialisasinya kebijakan dan program kesehatan serta kinerja pembangunan kesehatan kepada publik spesifik.

• Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang kebijakan dan program kesehatan dan kinerja pembangunan di bidang kesehatan agar mau dan mampu mendukung implementasi pembangunan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.

C. Penerima Manfaat

Penyelenggaraan kegiatan ‘Variety Show di Media Televisi’ merupakan cara meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat guna peningkatan citra dan reputasi Kementerian Kesehatan sehingga akan membawa manfaat bagi :

1. Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan

2. Unit Kerja Eselon 1 dan Eselon 2 Kementerian Kesehatan pengelola program 3. Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota

4. Rumah Sakit baik RS Vertikal, RS Daerah dan RS Swasta 5. Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya 6. Masyarakat umum

D. Metode dan Tahapan Pelaksanaan 1. Metode Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara kontraktual yang melibatkan pihak agency/penyedia jasa terkait media. Proses pelelangan umum dilaksanakan oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP) melalui LPSE. Selanjutnya pemenang tender yang diberikan tanggung jawab sebagai pelaksana kegiatan melakukan hubungan dengan pihak media

(6)

5

dan pemangku kepentingan (Biro Komyanmas) untuk berkoordinasi dalam rangka penyiapan dan pelaksanaan kegiatan. Pada akhir pelaksanaan, pelaksana kegiatan menyampaikan laporannya kepada Biro Komyanmas.

2. Tahapan Pelaksanaan

• Melakukan rapat kick-off meeting dan rapat-rapat persiapan untuk setiap kegiatan bersama Biro Komyanmas dan unit teknis terkait.

• Berkoordinasi dengan media, narasumber, pengelola program kesehatan, dan Rokomyanmas.

• Menyiapkan media plan variety show.

• Menyiapkan materi variety show (rundown, naskah, kuis, ILM/PSA, VT, runningtext). • Menyerahkan materi variety show kepada media dan narasumber.

• Menyiapkan setting panggung dan property bersama media stasiun TV terpilih dan Biro Komyanmas.

• Memobilisasi massa pemirsa di studio.

• Menyiapkan transportasi dan konsumsi bagi pemirsa di studio serta gimmick/hadiah kuis untuk penonton di rumah.

• Menyiapkan hiburan (penyanyi dan pianis atau grup band). • Melaksanakan variety show kesehatan.

• Memonitor proses pelaksanaan variety show kesehatan. • Membuat laporan pelaksanaan.

• Menyerahkan laporan pelaksanaan, bukti tayang dan materi tayang kepada Biro Komyanmas.

E. Ruang Lingkup dan Spesifikasi Teknis 1. Ruang Lingkup:

• Pelaksanaan rapat-rapat persiapan kegiatan.

• Koordinasi dengan pihak-pihak terkait (Narasumber, pengelola program, Biro Komyanmas).

• Pembuatan media plan meliputi nama media, lokasi, waktu tayang dan topik yang akan dibahas.

• Pembuatan materi bahasan variety show kesehatan (daftar pertanyaan dan jawaban) untuk panduan 3 narasumber, host dan co-host (script/rundown, kuis).

• Fasilitasi 3 narasumber (Menteri, Eselon I/II dan masyarakat) dan 5 pendamping dari Kemenkes (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat serta unit teknis terkait) serta pendukung (konsumsi, transportasi, dll.).

• Penyiapan dan penyerahan kelengkapan materi variety show kepada media dan narasumber (script dan VT oleh penyedia; ILM dan RT oleh user/Kemenkes).

(7)

6

• Proses/segmentasi: terbagi atas 4 segment; commercial break diisi dengan ILM kesehatan; disisipkan 1 RT dan/atau VT selama perbincangan (jika ada); pada segment 2-3 diselingi dengan dialog interaktif dan/atau kuis; penutup host membacakan adlips; setiap segment diawali dan ditutup dengan musik.

Segment 1-2 talkshow antara host dengan para narasumber. Segment 3 talkshow berlanjut dengan diselingi dialog interaktif, baik dengan pemirsa di studio maupun di rumah. Dibuka line telp interaktif dan twitter untuk tanya jawab. Segment 4 dilanjutkan dengan talkshow sambil diselingi dengan kuis untuk pemirsa di studio dan rumah. Penutup dengan closing statement dari para narasumber dan host membacakan jalur kontak Kemenkes (call center, website, media sosial Kemenkes).

• Penayangan variety show (live) di TV nasional. • Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan. • Penyerahan bukti tayang dan materi tayang.

• Pembuatan dan penyerahan laporan pelaksanaan kegiatan. 2. Spesifikasi Teknis:

• Televisi: TV nasional keluarga yang bisa menyediakan slot program acara baru.

Media tersebut termasuk dalam peringkat 5 besar penilaian media oleh lembaga Nielsen (data akhir Mei 2017).

• Jenis tayangan: live, semi blocking. • Durasi: 60 menit (over all).

• Waktu tayang: regulartime pagi jam 07.00 s.d. 11.00, akhir pekan/weekend (sabtu). • Frekuensi penayangan: 10 kali.

• Venue: indoor dalam studio TV.

• Contoh media plan menurut media, tema, waktu produksi dan tayang. • Host & co-host: MC, news anchor, atau public speaker ternama.

• Penonton: 100 orang (tokoh masyarakat, tokoh agama, tenaga kesehatan, komunitas peduli kesehatan, kader, mahasiswa, dll.).

• Bahan: script/rundown/daftar tanya-jawab dengan topik bahasan kebijakan dan program prioritas Kemenkes atau isu kesehatan terkini.

• Isi program acara: talkshow, telepon/jalur komunikasi interaktif, kuis bagi penonton di studio dan pemirsa di rumah, musik/entertainment.

• Added values: ILM: min. 2 kali saat commbreak; insert VT dan minimal 1 kali runningtext pada tiap segment (TV); adlips host jalur kontak Kemenkes: telepon, media sosial saat closing; bumper in-out logo Kemenkes.

• Setting panggung dan property: sofa panjang dan meja kecil (untuk narasumber), karpet, backdrop, dekorasi. Perlengkapan lain berupa meja dan kursi untuk penonton di studio (theatre).

(8)

7

• Entertainment: penyanyi solo wanita dan pianis atau grup band. • Kuis: 2 pertanyaan pada setiap acara variety show (total 20 kuis).

Bagi yang dapat menjawab kuis dengan benar akan menerima kenang-kenangan berupa: alat olahraga dan tensimeter digital yang nilainya berkisar antara Rp.500.000 s/d Rp.1.000.000. Dana yang dibutuhkan masuk dalam komponen biaya produksi.

• Lain-lain: Honor narasumber dan pendamping, biaya transportasi dan konsumsi bagi narasumber dan pendamping dan penonton, dan biaya rapat koordinasi (sesuai SBM 2017); biaya untuk goodie bag, gimmick/pemenang kuis, dan biaya tidak terduga lainnya (sesuai harga pasar yang berlaku).

F. Target / Sasaran

• Usia : 25 – 60 tahun • SES : A B C D

• Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan • Geografis : Urban dan rural

• Pendidikan : minimal SMA atau sederajat

• Pekerjaan : Birokrat, legislator, pengusaha, pekerja formal/informal,

akademisi, tokoh masyarakat, tokoh agama, masyarakat umum, dsb.

G. Produk /Output Yang Dihasilkan

• Media plan penayangan variety show untuk media TV terpilih. • Materi variety show untuk para narasumber (script/rundown).

• Kesiapan produksi dan tayang media, studio, kuis serta seluruh property dan pendukung acara.

• Fasilitasi narasumber, tim pendamping dan penonton.

• Penayangan live variety show di televisi beserta seluruh isi program acaranya. • Bukti tayang berupa logproof.

• Materi tayang berupa DVD/Ext.HDD yang berisi 10 (sepuluh ) variety show. • Kelengkapan administrasi.

• Laporan pelaksanaan kegiatan (per termin dan laporan akhir). H. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan

• Waktu yang diperlukan untuk kegiatan ‘Variety Show di Media Televisi’ kurang lebih 4 (empat) bulan, yang akan dilaksanakan bulan Juli - Oktober Tahun 2017.

(9)

8

I. Biaya dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

• Kegiatan ini dibiayai dari DIPA Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat TA 2017 dengan total anggaran sebesar Rp. 6.000.000.000 (Enam milyar rupiah).

• Jenis kontrak: lump sum dan harga satuan. Pembayaran dilakukan dalam termin tertentu. • Perhitungan harga satuan untuk komponen non media seperti: honor, konsumsi, rapat,

transportasi dsb menggunakan Standar Biaya Masukan (SBM) Tahun 2017. • Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) terlampir.

Penanggung Jawab Kegiatan,

a.n Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kepala Bagian Opini Publik, Produksi Komunikasi dan Peliputan

Busroni, S.IP

Referensi

Dokumen terkait

Sekalipun selama meditasi kaki kiri saya sudah menjadi mati rasa karena sakit yang ditahan dan tubuh saya juga sedikit terasa melayang, pada malam kedua di Cibulan

Hasil penelitian Sanders (dalam Dewi, 2013, hal. 3) mengungkapkan tentang lokasi tato pertama, responden pria paling banyak menerima tato pertama mereka di lengan atau tangan

Yang dimasukkan dalam analisis tulisan ini adalah ibu nifas dengan data yang lengkap dalam karakteristik rumah tangga (sosial ekonomi, umur, pendidikan, dan pekerjaan kepala

Dari hasil pembahasan di atas bahwa sangat penting dan juga sangat berarti administrasi pada suatu pendidikan untuk mencapai tujuan yang optimal, yang sebagaian

(3) Untuk mengetahui manakah yang lebih baik pengaruh latihan memukul bola dengan pitched ball dan soft toss ball terhadap keterampilan memukul bola jauh dalam

Perilaku yang Dipersepsikan nasabah bank ada dalam kategori sangat baik; sedangkan Keinginan untuk menggunakan ATM ada dalam kategori ingin menggunakan ATM di

framework north and probst dapat digunakan untuk mengevaluasi penerapan knowledge management pada perusahaan di Indonesia setelah sebelumnya dicoba pada perusahaan SGL

Berdasarkan data empirik yang diperoleh dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) kualitas produk media pembelajaran praktik pengayaan motor listrik DC dalam