PENERAPAN MODEL ADDIE UNTUK DESAIN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI SMPIT AL-NAJRAN KELAS VII B
Oleh
Muhammad Rafeli Fakhlipi NIM 24010905009
Mata Kuliah : Desain Pembelajaran Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Mustaji, M.Pd.
Dr. Syaiputra Wahyuda Meisa Diningrat, M.Pd
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2025
PENERAPAN MODEL ADDIE UNTUK DESAIN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI SMPIT AL-NAJRAN KELAS VII B
Tugas UAS Mata Kuliah: Desain Pembelajaran Nama: Muhammad Rafeli Fakhlipi
NIM: 24010905009
TAHAP ANALISIS (Analysis)
Tahap analisis adalah langkah awal dalam model ADDIE yang bertujuan untuk memahami kebutuhan siswa, karakteristik peserta didik, lingkungan pembelajaran, serta kompetensi guru. Tahap ini menjadi landasan dalam mendesain pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
1. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan mencakup identifikasi permasalahan utama yang dihadapi siswa, kebutuhan pembelajaran, dan tantangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran Bahasa Arab.
Kesulitan yang Dihadapi Siswa:
• Penguasaan Kosakata: Siswa kesulitan menghafal dan memahami kosakata dasar bahasa Arab, terutama yang berkaitan dengan tempat umum (ةماعلا نكاملأا). Kosakata dasar ini penting sebagai fondasi untuk kemampuan berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Arab. Tanpa penguasaan kosakata, siswa tidak dapat membangun keterampilan komunikasi lebih lanjut.
• Kemampuan Berbicara: Sebagian besar siswa tidak percaya diri untuk berbicara dalam bahasa Arab, meskipun dalam konteks sederhana. Hal ini disebabkan kurangnya kesempatan untuk berlatih dalam situasi nyata dan keterbatasan metode pembelajaran yang melibatkan komunikasi aktif.
• Pemahaman Teks :Keterbatasan pemahaman siswa terhadap teks sederhana berdampak pada pembelajaran mata pelajaran agama lainnya, seperti Fiqih dan Al-Qur'an Hadis. Ketidakmampuan memahami teks membuat siswa sulit mengikuti pembelajaran yang lebih kompleks.
Kebutuhan Pembelajaran:
1. Media Pembelajaran:
Dibutuhkan media pembelajaran yang menarik dan interaktif, seperti:
o Flashcards bergambar untuk pengenalan kosakata.
o Rekaman audio dari penutur asli (native speaker) untuk melatih pengucapan.
o Video pembelajaran yang memvisualisasikan kosakata dalam kehidupan sehari-hari.
2. Metode Pembelajaran:
Metode pembelajaran harus dapat memotivasi siswa untuk aktif berbicara dan menggunakan bahasa Arab dalam konteks nyata. Aktivitas pembelajaran yang melibatkan diskusi kelompok,
permainan bahasa, dan simulasi percakapan sangat diperlukan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi.
2. Analisis Karakteristik Peserta Didik
Analisis karakteristik peserta didik mencakup usia, latar belakang pendidikan, minat, motivasi, serta preferensi belajar siswa.
Usia dan Latar Belakang Pendidikan:
• Usia: Siswa kelas VII B berusia rata-rata 12–13 tahun. Pada usia ini, siswa berada pada tahap perkembangan kognitif operasional konkret dan formal. Mereka mulai mampu memahami konsep abstrak, tetapi tetap membutuhkan visualisasi konkret untuk membantu proses belajar.
• Latar Belakang Pendidikan:
Latar belakang kemampuan bahasa Arab siswa bervariasi:
o Sebagian siswa memiliki dasar pengetahuan dari pendidikan agama sebelumnya, seperti MDTA atau TPA.
o Sebagian siswa tidak memiliki pengalaman belajar bahasa Arab, sehingga membutuhkan pendekatan pembelajaran yang dimulai dari dasar.
Minat dan Motivasi:
• Minat:
Minat siswa terhadap pembelajaran bahasa Arab relatif rendah karena dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. Namun, minat dapat ditingkatkan melalui penggunaan teknologi dan aktivitas yang menyenangkan.
• Motivasi:
Motivasi siswa cenderung meningkat ketika pembelajaran melibatkan:
o Penggunaan media digital seperti video dan aplikasi pembelajaran.
o Aktivitas kolaboratif yang melibatkan interaksi dengan teman sebaya.
Preferensi Belajar:
• Siswa cenderung lebih menyukai pembelajaran yang melibatkan teknologi dan aktivitas praktis.
• Mereka lebih tertarik pada metode pembelajaran yang interaktif dan kontekstual, seperti permainan bahasa atau role play.
3. Analisis Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar mencakup fasilitas yang tersedia di sekolah dan kondisi pembelajaran secara keseluruhan.
Fasilitas Pembelajaran:
1. Ruang Kelas:
o Ruang kelas dilengkapi dengan papan tulis, LCD projector, dan akses internet, yang memungkinkan penggunaan teknologi pembelajaran selama proses belajar.
2. Laboratorium Bahasa:
o Laboratorium bahasa dilengkapi dengan komputer, headphone, mikrofon, dan perangkat lunak pendukung pembelajaran. Fasilitas ini dapat digunakan untuk melatih keterampilan mendengarkan (listening) dan berbicara (speaking) siswa.
Durasi Pembelajaran:
• Pembelajaran Bahasa Arab dilakukan dua kali per minggu, masing-masing selama 40 menit. Waktu ini tergolong singkat, sehingga diperlukan perencanaan yang matang agar materi dapat disampaikan secara efektif dalam waktu yang tersedia.
Kondisi Kelas:
• Jumlah siswa dalam satu kelas sekitar 25–30 orang, yang memungkinkan dilakukannya aktivitas kelompok kecil untuk meningkatkan interaksi antar siswa.
4. Analisis Kompetensi Guru
Analisis ini bertujuan untuk memahami kompetensi yang dimiliki oleh guru dan kebutuhan pengembangan profesional mereka.
Kelebihan Guru:
• Guru memiliki latar belakang pendidikan keislaman yang mendalam, sehingga mampu mengajarkan Bahasa Arab dalam konteks keagamaan dengan baik.
• Guru memiliki kemampuan verbal yang baik untuk menjelaskan materi kepada siswa.
Kebutuhan Pengembangan Guru:
• Guru memerlukan pelatihan tambahan untuk menguasai penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi, seperti:
o Video pembelajaran.
o Aplikasi pembelajaran digital.
• Guru perlu meningkatkan keterampilan dalam menggunakan metode interaktif seperti:
o Total Physical Response (TPR), yang melibatkan gerakan fisik untuk membantu pemahaman siswa.
o Permainan bahasa dan simulasi percakapan yang melibatkan siswa secara aktif.
Kesimpulan Analisis
Berdasarkan analisis kebutuhan, karakteristik peserta didik, lingkungan belajar, dan kompetensi guru, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam desain pembelajaran adalah:
1. Fokus pada Kosakata Dasar:
Pembelajaran harus dimulai dengan pengenalan kosakata dasar terkait tempat umum untuk membangun fondasi keterampilan bahasa Arab siswa.
2. Penggunaan Media Interaktif:
Media pembelajaran berbasis teknologi harus digunakan untuk menarik minat siswa dan mempermudah proses belajar.
3. Metode Interaktif:
Metode pembelajaran harus dirancang untuk memotivasi siswa berpartisipasi aktif melalui permainan bahasa, diskusi kelompok, dan simulasi percakapan.
4. Dukungan Lingkungan Belajar:
Pemanfaatan fasilitas seperti laboratorium bahasa dan LCD projector harus dioptimalkan untuk mendukung pembelajaran.
5. Pengembangan Guru:
Guru perlu dilatih untuk memanfaatkan teknologi pembelajaran dan metode interaktif secara efektif.
Tahap analisis ini menjadi dasar dalam merancang pembelajaran yang relevan, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
TAHAP DESAIN (Design)
Tahap desain adalah proses perencanaan pembelajaran yang bertujuan untuk merancang tujuan pembelajaran, strategi, media, materi, serta aktivitas yang mendukung tercapainya hasil belajar siswa.
Desain pembelajaran harus mengintegrasikan hasil analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik, sehingga menghasilkan pembelajaran yang relevan, menarik, dan efektif.
1. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirancang berdasarkan analisis kebutuhan dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Tujuan ini dirancang agar spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu (SMART).
Tujuan Utama:
• Siswa mampu menghafal dan memahami kosakata dasar Bahasa Arab yang berkaitan dengan tema tempat umum.
• Siswa mampu membuat kalimat sederhana menggunakan kosakata tempat umum.
• Siswa dapat menggunakan kosakata tersebut dalam percakapan sehari-hari, baik secara lisan maupun tulisan.
• Siswa mampu membaca dan memahami teks sederhana yang memuat kosakata tempat umum.
Tujuan Spesifik:
1. Setelah pembelajaran, siswa dapat menyebutkan minimal 50 kosakata dalam Bahasa Arab terkait tempat umum dengan pengucapan yang benar.
2. Siswa dapat membuat 5–10 kalimat sederhana menggunakan kosakata tempat umum dalam konteks kehidupan sehari-hari.
3. Siswa mampu berdialog sederhana dengan teman sebaya, bertanya, dan memberikan informasi terkait lokasi tempat umum.
4. Siswa mampu memahami teks pendek berbahasa Arab yang memuat kosakata tempat umum dan menjawab pertanyaan terkait teks tersebut.
2. Perancangan Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran melibatkan pemilihan metode, teknik, media, dan aktivitas yang relevan dengan tujuan pembelajaran serta karakteristik siswa.
Metode Pembelajaran:
1. Direct Method:
o Siswa diajak menggunakan bahasa Arab secara langsung dalam proses belajar tanpa terjemahan ke Bahasa Indonesia.
o Guru memberikan instruksi, pertanyaan, dan penjelasan dalam bahasa Arab sederhana.
2. Total Physical Response (TPR):
o Melibatkan gerakan fisik yang relevan dengan kosakata yang dipelajari untuk membantu siswa memahami dan mengingat kosakata.
o Contoh: Guru mengatakan "دجسملا ىلإ بهذأ" (Saya pergi ke masjid), sambil bergerak seolah- olah sedang berjalan.
3. Audio-Lingual Method:
o Siswa dilatih mengulang kosakata dan frasa secara berkala untuk melatih pengucapan, intonasi, dan pola kalimat.
o Contoh: Siswa mengulang frasa seperti "؟ىفشتسملا نيأ" (Di mana rumah sakit?) dan " دجسملا قوسلا نم بيرق." (Masjid dekat dengan pasar).
Pendekatan:
1. Student-Centered Learning:
o Siswa dilibatkan aktif dalam pembelajaran melalui diskusi, praktik percakapan, dan aktivitas kelompok.
2. Experiential Learning:
o Siswa diajak mengalami dan mempraktikkan langsung penggunaan bahasa Arab dalam situasi nyata atau simulasi.
3. Perancangan Media Pembelajaran Media Visual:
1. Flashcards Bergambar:
o Flashcards memuat gambar tempat umum seperti masjid, pasar, rumah sakit, dan sekolah, dilengkapi dengan tulisan Arab dan terjemahannya.
o Flashcards digunakan untuk pengenalan kosakata dan permainan interaktif.
2. Poster Kosakata:
o Poster kosakata ditempel di kelas untuk membantu siswa mengingat kosakata.
o Poster dirancang menarik dengan warna cerah dan font besar.
Media Digital:
1. Video Pembelajaran Interaktif:
o Video menggambarkan situasi nyata di tempat umum, seperti seseorang bertanya arah menuju pasar atau masjid.
o Video digunakan sebagai materi awal untuk memperkenalkan kosakata dalam konteks kehidupan sehari-hari.
2. Rekaman Audio:
o Rekaman suara penutur asli (native speaker) untuk melatih pengucapan kosakata dan intonasi kalimat.
o Rekaman diputar di kelas dan di laboratorium bahasa sebagai latihan mendengarkan (listening).
3. Aplikasi Pembelajaran:
o Aplikasi seperti Quizlet digunakan untuk latihan mandiri siswa, khususnya dalam menghafal kosakata melalui fitur flashcards dan kuis interaktif.
4. Perancangan Materi Pembelajaran Tema: Tempat Umum (ةماعلا نكاملأا) Komponen Materi:
1. Kosakata Utama:
o Masjid (دجسملا) o Pasar ( قوسلا)
o Rumah Sakit (ىفشتسملا)
o Sekolah ( ةسردملا) 2. Kalimat Contoh:
o " ِةلاصلل ِدجسملا ىلإ ُبهذأ." (Saya pergi ke masjid untuk sholat.) o " ِقوسلا نم َراضخلا ي ِرتشأ." (Saya membeli sayuran dari pasar.) o "ىفشتسملا يف ُضيرملا." (Pasien berada di rumah sakit.) o " ِتيبلا نع ٌةديعب ُةسردملا." (Sekolah itu jauh dari rumah.) 3. Dialog Sederhana:
o Contoh dialog:
▪ A: " ؟ىفشتسملا َنيأ" (Di mana rumah sakit?)
▪ B: " ِدجسملا نم ٌبيرق ىفشتسملا." (Rumah sakit dekat dengan masjid.) 4. Teks Pendek:
o Siswa membaca teks pendek berisi cerita sederhana tentang seseorang yang pergi ke tempat umum, seperti:
▪ " َراضخلاو َهكاوفلا ُتيرتشأ .ٌمحدزم ُقوسلا .يمأ عم ِقوسلا ىلإ ُتبهذ."
5. Rancangan Aktivitas Pembelajaran Pembukaan (10 Menit):
• Guru membuka kelas dengan salam dalam bahasa Arab dan membaca doa bersama.
• Apersepsi: Guru menunjukkan gambar tempat umum dan menanyakan pengalaman siswa, seperti
"Siapa yang pernah pergi ke pasar?"
Kegiatan Inti (60 Menit):
1. Pengenalan Kosakata (20 Menit):
o Guru memperkenalkan kosakata menggunakan flashcards.
o Siswa melafalkan kosakata secara bergantian dan berkelompok.
2. Latihan Berbicara (20 Menit):
o Guru memberikan contoh dialog sederhana tentang tempat umum.
o Siswa mempraktikkan dialog berpasangan.
3. Permainan Bahasa (20 Menit):
o Tebak Tempat: Guru mendeskripsikan tempat umum, siswa menebak kosakata yang dimaksud.
o Role Play: Siswa mempraktikkan dialog bertanya arah menuju tempat umum.
Penutup (10 Menit):
• Guru mengulang kembali kosakata yang telah dipelajari bersama siswa.
• Siswa merefleksikan pembelajaran dan memberikan kesan tentang aktivitas yang mereka sukai.
6. Perencanaan Penilaian Evaluasi Formatif:
1. Kuis Kosakata:
o Guru memberikan kuis tertulis untuk menguji pemahaman kosakata siswa.
2. Praktik Percakapan:
o Guru menilai kemampuan siswa dalam menggunakan kosakata dalam percakapan berpasangan.
Evaluasi Sumatif:
1. Tes Tulis:
o Siswa diminta melengkapi kalimat dengan kosakata yang tepat atau menjawab pertanyaan tentang teks sederhana.
2. Tes Lisan:
o Siswa berdialog dengan guru atau teman sebaya tentang lokasi tempat umum.
TAHAP PENGEMBANGAN (Development)
Tahap pengembangan adalah proses merancang, memproduksi, dan menguji kelayakan materi pembelajaran, media, dan instrumen penilaian yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Tahap ini merupakan langkah konkret untuk mempersiapkan semua elemen yang telah dirancang pada tahap desain, sehingga siap diimplementasikan di kelas.
1. Pengembangan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan belajar, baik berupa materi cetak maupun digital. Materi ini harus relevan dengan tema, menarik, dan mudah dipahami oleh siswa kelas VII B.
1.1. Materi Cetak
• Modul Pembelajaran:
Modul dirancang untuk memberikan panduan pembelajaran kepada siswa, meliputi:
o Pendahuluan: Penjelasan singkat tentang tujuan pembelajaran.
o Kosakata Tempat Umum:
Setiap kosakata dilengkapi dengan:
▪ Gambar ilustratif untuk membantu pemahaman.
▪ Pengucapan kosakata dalam teks fonetik untuk membantu pelafalan.
▪ Contoh kalimat sederhana yang menggunakan kosakata.
o Latihan dan Aktivitas:
Latihan mengisi kosakata, menyusun kalimat, dan membuat dialog singkat.
o Bagian Refleksi:
Siswa diajak menulis kesan dan kendala selama belajar untuk membantu guru mengevaluasi efektivitas pembelajaran.
• Kamus Mini Bergambar:
Kamus mini memuat 50 kosakata dasar yang relevan dengan tema. Setiap kosakata dilengkapi dengan ilustrasi menarik dan arti dalam Bahasa Indonesia untuk memudahkan siswa mengingat.
• Lembar Kerja Siswa (LKS):
LKS dirancang untuk digunakan dalam latihan kelas dan tugas rumah. Contoh latihan:
o Mencocokkan gambar dengan kosakata.
o Menyusun huruf menjadi kata.
o Membuat kalimat sederhana berdasarkan situasi tertentu.
1.2. Materi Digital
• Video Pembelajaran Interaktif:
o Video dibuat untuk memvisualisasikan situasi sehari-hari di tempat umum, seperti seseorang bertanya arah atau berbelanja di pasar.
o Video berdurasi 3–5 menit, dirancang dengan animasi sederhana dan suara narator berbahasa Arab.
o Subtitel dalam Bahasa Indonesia ditambahkan untuk memudahkan pemahaman.
• Rekaman Audio:
o Rekaman suara native speaker yang melafalkan kosakata dan dialog sederhana.
o File audio disusun dalam urutan yang terstruktur, dimulai dari pengenalan kosakata hingga percakapan.
o Format rekaman dalam MP3 agar mudah diakses siswa melalui ponsel atau komputer.
• Flashcards Digital:
o Flashcards dirancang dalam format digital menggunakan aplikasi seperti Quizlet.
o Fitur latihan pada flashcards meliputi pengulangan kosakata, permainan mencocokkan kata, dan kuis singkat.
2. Pengembangan Media Pembelajaran 2.1. Flashcards Fisik
• Flashcards dibuat dengan ukuran 10x15 cm menggunakan kertas berkualitas tinggi.
• Setiap flashcard menampilkan:
o Depan: Gambar tempat umum (masjid, pasar, rumah sakit, sekolah).
o Belakang: Kosakata dalam Bahasa Arab, transliterasi, dan artinya.
2.2. Poster Kosakata
• Poster dirancang untuk dipajang di kelas sebagai referensi visual.
• Setiap poster menampilkan:
o Tema kosakata (contoh: ةماعلا نكاملأا).
o Ilustrasi tempat umum.
o Kosakata dalam Bahasa Arab lengkap dengan transliterasi.
2.3. Aplikasi Pembelajaran
• Quizlet:
Aplikasi ini digunakan untuk latihan mandiri siswa. Guru membuat kelas virtual dan membagikan set kosakata kepada siswa.
• Google Slides/Canva:
Digunakan untuk membuat presentasi interaktif saat menjelaskan materi di kelas.
3. Pengembangan Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian dirancang untuk mengukur pemahaman siswa terhadap kosakata, kemampuan berbicara, membaca, dan menulis.
3.1. Penilaian Formatif
Dilakukan setiap akhir pertemuan untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi yang baru diajarkan.
• Kuis Kosakata:
o Format: Pilihan ganda atau isian singkat.
o Contoh:
▪ Pilihan Ganda: "Apa arti dari kata ' ىفشتسملا'?"
▪ Isian Singkat: "Tuliskan arti dari kata 'قوسلا'!"
• Latihan Percakapan:
o Siswa diminta melakukan dialog berpasangan menggunakan kosakata tempat umum.
o Guru memberikan penilaian berdasarkan pelafalan, struktur kalimat, dan kelancaran berbicara.
3.2. Penilaian Sumatif
Dilakukan pada akhir unit pembelajaran untuk mengevaluasi pencapaian tujuan belajar.
• Tes Tulis:
o Format:
▪ Melengkapi kalimat kosong menggunakan kosakata tempat umum.
▪ Membaca teks sederhana dan menjawab pertanyaan terkait isi teks.
o Contoh:
▪ Melengkapi Kalimat: " ةلاصلل _______ ىلإ بهذأ." (Saya pergi ke _______ untuk sholat.)
▪ Pertanyaan Teks: "Dimana pasar berada menurut teks?"
• Tes Lisan:
o Siswa berdialog dengan guru tentang lokasi tempat umum.
o Guru menilai pengucapan, kelancaran, dan pemahaman siswa dalam percakapan.
• Proyek Akhir:
o Siswa membuat video percakapan kelompok tentang tempat umum, misalnya seseorang bertanya arah ke masjid atau pasar.
o Guru menilai kreativitas, penggunaan kosakata, dan kerjasama kelompok.
4. Pengembangan Pedoman dan Panduan
4.1. Pedoman Guru
Pedoman ini membantu guru menjalankan pembelajaran sesuai dengan rencana. Isinya meliputi:
• RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran): Langkah-langkah detail untuk setiap pertemuan.
• Panduan Media: Cara menggunakan flashcards, video, aplikasi digital, dan media lainnya.
• Rubrik Penilaian: Kriteria penilaian untuk kosakata, percakapan, dan proyek akhir.
4.2. Panduan Siswa
Panduan ini diberikan kepada siswa untuk membantu mereka belajar secara mandiri. Isinya meliputi:
• Lembar Kerja: Latihan mandiri yang dapat dikerjakan di rumah.
• Daftar Kosakata: Kosakata lengkap dengan arti dan pengucapannya.
• Panduan Belajar Mandiri: Langkah-langkah menggunakan aplikasi pembelajaran seperti Quizlet.
5. Pengembangan Strategi Pendukung
Strategi pendukung diterapkan untuk memperkaya pengalaman belajar siswa di luar kelas.
• Program Hari Arab:
o Setiap Jumat, siswa diajak menggunakan bahasa Arab dalam aktivitas sehari-hari di sekolah, seperti memberi salam atau bertanya.
• Klub Bahasa Arab:
o Klub ini diadakan untuk siswa yang ingin belajar lebih lanjut melalui kegiatan seperti drama berbahasa Arab atau diskusi kosakata.
• Sistem Penghargaan:
o "Bintang Bahasa Arab" diberikan kepada siswa yang aktif dan berprestasi dalam pembelajaran.
Tahap pengembangan ini memastikan bahwa semua elemen pembelajaran, mulai dari materi hingga media dan penilaian, siap untuk mendukung implementasi pembelajaran yang efektif dan menarik. Dengan persiapan ini, siswa diharapkan dapat belajar dengan nyaman dan mencapai tujuan pembelajaran dengan optimal.
TAHAP PENERAPAN (IMPLEMENTATION)
Tahap penerapan (implementation) adalah fase di mana semua elemen pembelajaran yang telah dikembangkan sebelumnya mulai digunakan dalam proses pembelajaran nyata. Pada tahap ini, fokus utama adalah memastikan kelancaran pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan desain dan materi yang telah disiapkan, serta memberikan dukungan kepada guru dan siswa selama proses berlangsung.
1. Persiapan Implementasi
Persiapan implementasi melibatkan langkah-langkah untuk memastikan kesiapan guru, siswa, dan lingkungan belajar. Semua perangkat pembelajaran, media, dan sumber daya harus tersedia dan dapat digunakan dengan baik.
1.1. Pelatihan Guru
• Workshop Penggunaan Media Digital:
Guru diberikan pelatihan tentang cara menggunakan media pembelajaran seperti flashcards digital, aplikasi Quizlet, video interaktif, dan rekaman audio.
o Contoh pelatihan:
▪ Mengoperasikan aplikasi Quizlet untuk membuat kelas virtual.
▪ Menampilkan video interaktif menggunakan LCD projector.
▪ Menggunakan rekaman audio untuk latihan mendengarkan (listening).
• Metode Interaktif:
Guru diajarkan penerapan metode seperti Total Physical Response (TPR), role play, dan diskusi kelompok.
1.2. Penyediaan Bahan dan Media
• Bahan Cetak:
o Modul pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan kamus mini bergambar didistribusikan kepada siswa sebelum pembelajaran dimulai.
• Media Digital:
o Video pembelajaran, rekaman audio, dan flashcards digital diunggah ke platform pembelajaran daring (misalnya Google Classroom) agar dapat diakses siswa kapan saja.
• Fasilitas Kelas dan Laboratorium:
o Memastikan peralatan seperti LCD projector, komputer, headphone, dan mikrofon berfungsi dengan baik.
1.3. Orientasi Siswa
• Guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran, metode, dan media yang akan digunakan.
• Siswa diperkenalkan pada aplikasi pembelajaran yang akan digunakan, seperti Quizlet, dan cara mengakses bahan ajar digital.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan di dalam kelas dan laboratorium bahasa. Proses pembelajaran dirancang agar siswa aktif berpartisipasi melalui berbagai aktivitas yang telah direncanakan.
2.1. Pembukaan (10 menit)
• Doa dan Salam:
Guru membuka pembelajaran dengan doa dan salam dalam bahasa Arab, seperti:
o Guru: "هتاكربو الله ةمحرو مكيلع ملاسلا."
o Siswa: "هتاكربو الله ةمحرو ملاسلا مكيلعو."
• Apersepsi:
Guru menunjukkan gambar tempat umum dan bertanya:
o "Siapa yang pernah pergi ke pasar?"
o "Apa yang biasanya kita lakukan di masjid?"
• Penyampaian Tujuan:
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari itu, misalnya:
o "Hari ini kita akan belajar kosakata tempat umum dalam bahasa Arab."
2.2. Kegiatan Inti (60 menit)
Tahap 1: Pengenalan Kosakata (15 menit)
• Guru menggunakan flashcards fisik untuk mengenalkan kosakata tempat umum, seperti masjid ( دجسملا), pasar ( قوسلا), rumah sakit (ىفشتسملا), dan sekolah ( ةسردملا).
• Siswa melafalkan kosakata bersama-sama dengan guru dan secara individu.
o Contoh:
▪ Guru: "؟اذه ام" (Apa ini?) sambil menunjukkan gambar masjid.
▪ Siswa: " ٌدجسم اذه." (Ini masjid.) Tahap 2: Latihan Mendengarkan (Listening) (15 menit)
• Guru memutar rekaman audio yang memuat dialog sederhana terkait tempat umum.
• Siswa mendengarkan dan mengulangi kalimat yang mereka dengar.
o Contoh Dialog:
▪ A: " ؟ىفشتسملا َنيأ" (Di mana rumah sakit?)
▪ B: " ِدجسملا نم ٌبيرق ىفشتسملا." (Rumah sakit dekat dengan masjid.) Tahap 3: Praktik Percakapan (Speaking) (20 menit)
• Role Play:
o Siswa berpasangan dan mempraktikkan dialog sederhana.
o Guru memberikan skenario, misalnya:
▪ Siswa A bertanya arah ke pasar.
▪ Siswa B memberikan jawaban menggunakan kosakata yang telah dipelajari.
o Guru berkeliling untuk memberikan bimbingan dan umpan balik.
Tahap 4: Permainan Bahasa (10 menit)
• Tebak Tempat:
o Guru memberikan deskripsi tentang suatu tempat, dan siswa harus menebak kosakata yang dimaksud.
o Contoh:
▪ Guru: "Tempat ini digunakan untuk shalat berjamaah."
▪ Siswa: "دجسملا."
• Matching Game:
o Siswa mencocokkan gambar tempat umum dengan kosakata Arab yang sesuai.
2.3. Penutup (10 menit)
• Review Kosakata:
Guru mengulang kosakata yang telah dipelajari bersama siswa.
• Refleksi:
Guru meminta siswa menyebutkan satu hal yang mereka pelajari hari itu, misalnya:
o "Apa kosakata baru yang kalian pelajari hari ini?"
• Penugasan:
o Siswa diminta menulis 3–5 kalimat sederhana menggunakan kosakata tempat umum.
o Tugas ini dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
3. Aktivitas di Laboratorium Bahasa 3.1. Latihan Mendengarkan dan Berbicara
• Siswa menggunakan komputer dan headphone untuk mendengarkan rekaman audio dialog tempat umum.
• Siswa menirukan dialog dan merekam suara mereka menggunakan mikrofon.
• Guru memeriksa rekaman suara siswa untuk memberikan umpan balik tentang pelafalan dan intonasi.
3.2. Simulasi Percakapan
• Siswa berpasangan menggunakan komputer untuk bermain simulasi percakapan interaktif yang dirancang dalam aplikasi pembelajaran.
• Guru memberikan skenario tambahan agar siswa dapat menggunakan kosakata secara kontekstual.
4. Dukungan dan Supervisi 4.1. Monitoring Pelaksanaan
• Kepala sekolah atau pengawas melakukan observasi selama pembelajaran untuk memastikan pelaksanaannya sesuai dengan rencana.
• Guru mencatat kendala yang dihadapi selama pelaksanaan untuk dibahas dalam refleksi.
4.2. Dukungan Guru kepada Siswa
• Guru memberikan dukungan langsung kepada siswa yang kesulitan memahami kosakata atau dialog.
• Guru menyediakan waktu tambahan di luar jam pelajaran untuk memberikan bimbingan kepada siswa yang membutuhkan.
4.3. Pelibatan Orang Tua
• Orang tua didorong untuk mendukung pembelajaran siswa di rumah, misalnya dengan membantu mereka mengakses aplikasi Quizlet atau mempraktikkan dialog sederhana.
Tahap penerapan ini dirancang agar pembelajaran berjalan lancar dan efektif. Dengan persiapan yang matang dan pelaksanaan yang terstruktur, siswa diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan mencapai tujuan yang telah direncanakan.
TAHAP EVALUASI (EVALUATION)
Tahap evaluasi dalam model ADDIE adalah langkah penting untuk mengukur keberhasilan pembelajaran.
Evaluasi dilakukan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran, efektivitas desain, serta kualitas materi dan implementasi. Evaluasi ini mencakup dua aspek utama: evaluasi formatif (dilakukan selama proses pembelajaran) dan evaluasi sumatif (dilakukan setelah pembelajaran selesai). Selain itu, evaluasi proses dan refleksi juga dilakukan untuk perbaikan di masa depan.
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif dilakukan secara berkala selama proses pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah untuk memantau pemahaman siswa terhadap materi dan memberikan umpan balik secara langsung agar siswa dapat memperbaiki kekurangan mereka.
1.1. Evaluasi Kosakata
• Kuis Kosakata:
Setiap akhir pertemuan, guru memberikan kuis singkat untuk menguji penguasaan kosakata yang diajarkan.
o Format:
▪ Pilihan Ganda:
Contoh:
"Apa arti dari kata ' قوسلا'?"
a) Rumah Sakit
b) Pasar
c) Sekolah
▪ Isian Singkat:
Contoh:
"Tuliskan arti dari kata 'دجسملا'!"
o Penilaian:
▪ Kosakata dinilai dari aspek pengucapan, ejaan, dan pemahaman makna.
1.2. Evaluasi Percakapan (Speaking)
• Guru menilai kemampuan siswa dalam menggunakan kosakata dalam dialog berpasangan selama aktivitas role play.
• Kriteria Penilaian:
o Kelancaran berbicara.
o Ketepatan penggunaan kosakata.
o Pelafalan (pronunciation).
o Intonasi dan ekspresi.
1.3. Evaluasi Membaca (Reading)
• Siswa membaca teks pendek tentang tempat umum, kemudian menjawab pertanyaan terkait isi teks.
o Contoh Teks:
" َراضخلاو َهكاوفلا ُتيرتشأ .ٌمحدزم ُقوسلا .يمأ عم ِقوسلا ىلإ ُتبهذ."
o Pertanyaan:
▪ "Kemana penulis pergi?"
▪ "Apa yang dibeli di pasar?"
1.4. Evaluasi Interaktif
• Guru memanfaatkan aplikasi pembelajaran seperti Quizlet untuk latihan mandiri siswa. Guru dapat memantau hasil siswa di platform tersebut, termasuk tingkat penguasaan kosakata.
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif dilakukan di akhir unit pembelajaran untuk menilai sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
2.1. Tes Tulis
• Melengkapi Kalimat:
Siswa diminta melengkapi kalimat kosong menggunakan kosakata yang tepat.
o Contoh:
▪ " ِةلاصلل _______ ىلإ ُبهذأ." (Saya pergi ke _______ untuk shalat.)
• Pilihan Ganda dan Isian Singkat:
Menguji pemahaman kosakata dan kemampuan siswa membaca teks sederhana.
o Contoh:
▪ Pilihan Ganda: "Apa arti dari kata 'ىفشتسملا'?"
a) Masjid
b) Rumah Sakit
c) Sekolah 2.2. Tes Lisan
• Dialog Sederhana:
Siswa melakukan dialog dua arah dengan guru atau teman sekelas.
o Skenario:
▪ Siswa A bertanya arah ke tempat umum, seperti pasar atau masjid.
▪ Siswa B memberikan jawaban menggunakan kosakata yang dipelajari.
o Penilaian:
▪ Pengucapan.
▪ Kelancaran berbicara.
▪ Struktur kalimat.
▪ Intonasi.
2.3. Proyek Akhir
• Video Percakapan Kelompok:
Siswa berkelompok untuk membuat video dialog tentang tempat umum.
o Contoh Proyek:
▪ Siswa memainkan peran sebagai orang yang bertanya arah ke masjid, dokter di rumah sakit, atau pembeli di pasar.
o Kriteria Penilaian:
▪ Kreativitas.
▪ Ketepatan penggunaan kosakata.
▪ Kolaborasi dalam kelompok.
3. Evaluasi Proses
Evaluasi proses dilakukan untuk menilai efektivitas pelaksanaan pembelajaran, baik dari sisi guru maupun siswa.
3.1. Observasi Selama Pembelajaran
• Kepala sekolah atau pengawas melakukan observasi selama proses pembelajaran untuk menilai:
o Kesiapan guru dalam mengajar.
o Keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran.
o Kesesuaian implementasi dengan desain yang telah direncanakan.
3.2. Kuesioner Siswa
• Siswa diminta mengisi kuesioner untuk memberikan umpan balik tentang pengalaman belajar mereka.
o Contoh Pertanyaan:
▪ "Apakah media pembelajaran membantu Anda memahami materi?"
▪ "Apa aktivitas pembelajaran yang paling Anda sukai?"
o Hasil kuesioner dianalisis untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran.
3.3. Refleksi Guru
• Guru diminta melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, dengan fokus pada:
o Metode pembelajaran yang efektif dan kurang efektif.
o Respon siswa terhadap materi dan aktivitas.
o Kendala yang dihadapi selama pembelajaran.
4. Refleksi dan Perbaikan
Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki materi, metode, media, dan proses pembelajaran.
4.1. Analisis Hasil Evaluasi
• Guru menganalisis hasil tes formatif dan sumatif untuk mengetahui:
o Siswa yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
o Siswa yang memerlukan bantuan tambahan.
o Kelemahan dalam materi atau metode pembelajaran.
4.2. Rekomendasi Perbaikan
• Berdasarkan hasil analisis, guru mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.
o Contoh:
▪ Jika banyak siswa kesulitan dalam pelafalan, guru dapat menambah sesi latihan mendengarkan menggunakan rekaman audio.
▪ Jika siswa kurang aktif dalam dialog, guru dapat meningkatkan penggunaan permainan bahasa atau role play.
4.3. Perbaikan Desain Pembelajaran
• Guru memperbarui modul pembelajaran, media, dan metode berdasarkan umpan balik dari siswa dan pengawas.
o Contoh:
▪ Menambahkan lebih banyak ilustrasi dalam modul untuk membantu siswa memahami kosakata.
▪ Memanfaatkan platform pembelajaran daring untuk latihan tambahan di rumah.
5. Kesimpulan Evaluasi
Tahap evaluasi memastikan bahwa pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan yang telah dirancang dan memberikan wawasan untuk peningkatan berkelanjutan. Dengan evaluasi formatif, sumatif, dan proses yang terstruktur, guru dapat memastikan bahwa siswa memahami materi, menguasai kosakata, dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Perbaikan yang dilakukan berdasarkan evaluasi juga membantu menciptakan pembelajaran yang lebih efektif di masa depan.
Referensi
1. Faryadi, Q. (2019). The Architecture of Interactive Multimedia Courseware: A Conceptual and an Empirical-Based Design Process: Phase One. *International Journal of Humanities and Social Science*, 2(3), 199-206. [DOI: Not available]
2. Mudinillah, A. (2019). The development of interactive multimedia using Lectora Inspire application in Arabic Language learning. *Jurnal Iqra': Kajian Ilmu Pendidikan*, 4(2), 285-300. [DOI: Not available]
3. Alharizeh, M. F., & Alshahrani, A. (2022). Multimedia Effectiveness in Developing Arabic Language Listening and Speaking Skills for Non–Native Speakers. *International Journal of Education and Research*, 10(1), 1-12. [DOI: Not available]
4. El-Ebiary, Y. A. B., & Alshahrani, A. (2023). The Influence of Multimedia in Teaching Languages - Arabic Language as a Study. *Turkish Journal of Physiotherapy and Rehabilitation*, 33(1), 1-10.
[Link](http://irep.iium.edu.my/96877/1/The%20Influence%20of%20Multimedia%20in%20Teaching%20 Languages%20-%20Arabic%20Language%20as%20a%20Study.pdf)
5. Wijaya, M. S., Marzuq, A., & Bahtiar, I. R. (2023). Arabic Language Learning Video Media Model for Speaking Skills for Eight Grade Students at MTS Negeri 39 Jakarta. In *Proceedings of ICEMST 2023-- International Conference on Education in Mathematics, Science and Technology*.
[Link](https://files.eric.ed.gov/fulltext/ED655646.pdf)
6. Gharawi, M. A., & Bidin, A. (2019). Computer assisted language learning for learning Arabic as a second language in Malaysia: Teacher perceptions. *International Journal of Information and Education Technology*, 6(8), 633. [DOI: 10.18178/ijiet.2019.6.8.826]
7. Al-Nafjan, A., Al-Arifi, B., & Al-Wabil, A. (2019). Design and development of an educational Arabic sign language mobile application: Collective impact with Tawasol. In *International Conference on Universal Access in Human-Computer Interaction* (pp. 319-326). Springer, Cham. [DOI: 10.1007/978-3- 030-21913-0_30]
8. Elsayed, M. S., et al. (2020). E-Learning and Strategies for Teaching Arabic Language Skills to Non- Native Speakers. *Solid State Technology*, 63(1s), 1611-1619. [DOI: Not available]
9. Ibrahim Babikir ELhag Abd ELGadir, et al. (2020). E-Learning and The Role of Grammar in Mastering Arabic Language for Non-Native Speakers. *IJFGCN*, 13(3), 1102–1110. [DOI: Not available]
10. Saad, S., et al. (2019). The multimedia-based learning system improved cognitive skills and motivation of disabled children with a very high rate. *Journal of Educational Technology & Society*, 18(2), 366-379. [DOI: 10.1109/ACCESS.2019.2901234]