• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PERPAJAKAN 2 MATERI 13 TENTANG P

N/A
N/A
gayya

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH PERPAJAKAN 2 MATERI 13 TENTANG P"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PERPAJAKAN II

PERHITUNGAN PPnBM”

DOSEN PENGAMPU :

Dr. WIRMIE EKA PUTRA, S.E., M.Si., CIQnR. CSRS.

DISUSUN OLEH : DISTA ANGGINI

C1C020107 R-010

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI

2022

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Perhitungan PPnBM” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen Dr.

Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR. CSRS. Pada mata kuliah Perpajakan II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR. CSRS. Selaku dosen mata kuliah Perpajakan II yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 16 Mei 2022

Dista Anggini

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 1

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

BAB II ISI DAN PEMBAHASAN ... 3

2.1 Pengertian PPnBM... 3

2.2 Dasar pengenaan PPnBM... 3

2.3 Fungsi PPnBM ... 3

2.4 Jenis Barang Mewah PPnBM ... 4

2.5 Tarif Pengenaan PPnBM ... 4

2.6 Contoh perhitungan PPnBM ... 4

2.7 Pengkreditan PPnBM ... 5

BAB III PENUTUP ... 6

3.1 Kesimpulan ... 6

DAFTAR PUSTAKA ... 7

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dasar hukum pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah Undang- undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan PajakPenjualan Atas Barang Mewah.Terhadap penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) disamping dikenakan PajakPertambahan Nilai sebagaimana telah disebut dalam Pasal 4 Undang-undang PPNdan PPnBM dikenakan juga Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).Beberapa karakteristik yang perlu dipahami dalam PPnBM yaitu :

1. PPnBM merupakan pungutan tambahan disamping PPN

2. Pengenaan terhadap PPnBM ini hanya satu kali yaitu pada saat penyerahanBKP yang tergolong mewah oleh Pengusaha yang menghasilkan atau padasaat impor.

3. PPnBM tidak dapat dilakukan pengkreditannya dengan PPN. (Namun demikian, apabila Eksportir mengekspor BKP yang tergolong mewah,maka PPnBM yang telah dibayar pada saat perolehan dapat direstitusi

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Apa itu PPnBM?

2. Apa saja dasar pengenaan PPnBM?

3. Apa Fungsi PPnBM?

4. Jenis barang apa saja yang dikenakan PPnBM?

5. Berapa tarif pengenaan PPnBM?

6. Bagaimana perhitungan PPnBM?

7. Bagaimana pengkreditan PPnBM?

(5)

2

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian PPnBM 2. Untuk mengetahui dasar pengenaan PPnBM 3. Untuk mengetahui Fungsi PPnBM

4. Untuk mengetahui jenis barang apa saja yang dikenakan PPnBM 5. Untuk mengetahui tarif yang dikenakan untuk PPnBM

6. Untuk mengetahui perhitungan PPnBM 7. Untuk mengetahui pengkreditan PPnBM

(6)

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PPnBM

PPnBM adalah Pajak Penjualan atas Barang Mewah. PPnBM ialah pajak yang dibebankan kepada produsen barang mewah atas kegiatan produksi atau impor barang tersebut. PPnBM biasanya dimasukkan ke dalam harga jual produk dan dibayarkan oleh konsumen atas transaksi pembelian produk.

Dapat dikatakan bahwa PPnBM adalah pungutan wajib yang diserahkan kepada pemerintah atas transaksi pertama barang mewah. Artinya, penjualan barang bekas produk mewah tidak mengharuskan pihak terkait melakukan pembayaran PPnBM.

2.2 Dasar pengenaan PPnBM

Dasar pengenaan PPnBM yang meliputi:

 Harga jual produk (termasuk biaya tambahan yang dikenakan oleh penjual)

 Nilai impor (cukai impor, uang dari biaya masuk serta pungutan lainnya)

 Nilai ekspor (semua biaya yang dibebankan oleh eksportir)

 Biaya penggantian (termasuk biaya penyerahan, ekspor jasa kena pajak dan barang kena pajak)

 Nilai lainnya

2.3 Fungsi PPnBM

Fungsi PPnBM sebagai salah satu pungutan resmi negara adalah sebagai berikut:

1. PPnBM adalah penyeimbang pembebanan pajak antara kalangan atas dan masyarakat umum

2. PPnBM sebagai pengendali konsumsi BKP barang mewah

3. PPnBM adalah bentuk perlindungan pemerintah terhadap produsen kecil dan menengah

4. PPnBM berkontribusi terhadap penerimaan negara

(7)

4

2.4 Jenis Barang Mewah PPnBM

UU Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) atau UU PPN, barang yang termasuk contoh PPnBM meliputi barang-barang berikut:

 Barang selain kebutuhan pokok masyarakat

 Barang yang dikonsumsi masyarakat kalangan atas atau berpenghasilan tinggi

 Barang yang secara eksklusif dikonsumsi masyarakat tertentu

 Barang yang konsumsinya menunjukkan kelas sosial

2.5 Tarif Pengenaan PPnBM

Berikut adalah tarif PPnBM menurut Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

 Pengenaan tarif PPnBM paling rendah adalah 10% dan maksimum 20%

 Adanya perbedaan pengenaan tarif PPnBM didasarkan atas klasifikasi barang tergolong mewah yang terkena PPnBM

 Berdasarkan konsultasi dengan DPR

Namun guna memacu transaksi ekspor produk dalam negeri, PPnBM bisa bernilai 0% bila produsen mengekspor barang mewah tersebut.

Selain itu, tarif PPnBM mobil dan barang mewah lainnya diberlakukan dengan cara mengalikan nilai dasar pengenaan pajak terhadap besaran tarif PPnBM.

2.6 Contoh perhitungan PPnBM

Pak Yuda mengimpor BKP (Barang Kena Pajak) mewah dengan nilai impor senilai Rp7.000.000. Sedangkan tarif PPnBM yang dikenakan misalnya 15%.

Sehingga diketahui apabila dasar pengenaan PPnBM adalah Rp7.000.000 dengan tarif PPN 10%, maka:

PPN = Tarif PPN x Dasar Pengenaan Pajak PPN = 10% x Rp7.000.000

PPN = Rp700.000

(8)

5 Sedangkan cara menghitung PPnBM adalah:

PPnBM = Tarif PPnBM x Dasar Pengenaan Pajak PPnBM = 15% x Rp7.000.000

PPnBM = Rp1.050.000

2.7 Pengkreditan PPnBM

Tidak dapat dikreditkan karena sasaran PPnBM adalah konsumen, maka tujuan memberi beban pajak tambahan tidak akan tercapai apabila PPnBM dapat dikreditkan karena PPnBM yang dibayar akan masuk kembali ke kas perusahaan pedagang besar. Oleh karena itu, PPnBM akan dibebankan sebagai biaya oleh PKP yang menyerahkan BKP pada mata rantai distribusi yang kedua, sehingga akan menjadi unsur harga jual yang diminta dari pembeli, yaitu PKP pada jalur berikutnya atau konsumen yang secara langsung membeli dari pedagang besar.

(9)

6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

PPnBM adalah Pajak Penjualan atas Barang Mewah. PPnBM ialah pajak yang dibebankan kepada produsen barang mewah atas kegiatan produksi atau impor barang tersebut. PPnBM biasanya dimasukkan ke dalam harga jual produk dan dibayarkan oleh konsumen atas transaksi pembelian produk. Trif PPnBM di atur oleh tarif Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

(10)

7

DAFTAR PUSTAKA

Redaksi OCBC NISP. 2022. Apa Itu PPnBM: Definisi, Perhitungan, Tarif dan Fungsinya. URL: https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/03/11/ppnbm- adalah. Diakses pada 16 Mei 2022.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian dengan model regresi berganda menunjukkan terdapat pengaruh pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) terhadap daya

ANALISIS PENGARUH PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (PPNBM) TERHADAP DAYA BELI KONSUMEN PADA BARANG ELEKTRONIKA.. (Studi Empiris

Mengubah ketentuan dalam Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 145 Tahun 2000 tentang Kelompok Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang

Dengan demikian, penulis akan merumuskannya dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 dan dalam

Kedaluwarsaan penagihan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah terikat pada jangka waktu yang ditentukan dalam UU KUP

Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Dalam rangka menganalisis pengaruh pengenaan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah pada kendaraan bermotor roda empat terhadap daya beli konsumen,