• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ppkn

N/A
N/A
Gunung Canggah

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH ppkn"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT, DASAR NEGARA DAN IDEOLOGI NASIONAL

“Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan”

Dosen Pengampu : NURLATIFAH, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. Rini Andriani (2425.2.022)

2. Wahyudin (2425.2.025)

3. Muhamad Yusup Pariz Rizki (2425.2.017)

4. Yendi Jamaludin (2425.2.028)

PRODI EKONOMI SYARIAH DAN PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM

AL-AMAR SUBANG 2024

(2)

KATA PENGANTAR

Ba’da salam dan do’a kami ucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat ilmu, iman dan Islam sehigga kami dapat menyelesaikan penyusunan penulisan makalah ini dengan judul “Pancasila Sebagai Filsafat, Dasar Negara dan Ideologi Nasional”.

Ibarat pepatah “tak ada gading yang tak reta”, begitu juga halnya dengan isi makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami membuka diri bila ada koreksi-koreksi dan krtikan-kritikan konstruktif dari pembaca makalah ini.

Terakhir kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan makalah ini. Mudah-mudahan Allah SWT, selalu menjaga dan membimbing dalam setiap langkah kita, sehingga dalam kehidupan kita sehari- hari tidak terlepas dari Rahmat dan Hidayah Allah SWT. amin ya robbal alamin.

Subang, 12 Oktober 2024

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. LATAR BELAKANG...1

B. RUMUSAN MASALAH...2

C. TUJUAN PENULISAN...2

BAB II PEMBAHASAN...4

A. PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT...4

B. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA...11

C. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL...16

BAB III PENUTUP... 19

A. KESIMPULAN...19

B. SARAN... 19

DAFTAR PUSTAKA...iii

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan masyarakat dunia yang semakin cepat secara langsung maupun tidak langsung mengakibatkan perubahan besar pada berbagai bangsa di dunia. Gelombang besar kekuatan internasional dan transnasional melalui globalisasi telah mengancam bahkan menguasai eksistensi negara-negara kebangsaan, termasuk Indonesia. Akibat yang langsung terlihat adalah terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan kebangsaan, karena adanya perbenturan kepentingan antara nasionalisme dan internasionalisme. Permasalahan kebangsaan dan kenegaraan di Indonesia menjadi semakin kompleks dan rumit manakala ancaman internasional yang terjadi di satu sisi, pada sisi yang lain muncul masalah internal yaitu maraknya tuntutan rakyat, yang secara obyektif mengalami suatu kehidupan yang jauh dari kesejahteraan dan keadilan sosial. Nilai-nilai baru yang masuk baik secara subyektif maupun obyektif serta terjadinya pergeseran nilai di masyarakat pada akhirnya mengancam prinsip-prinsip hidup berbangsa masyarakat Indonesia. Prinsip-prinsip dasar yang telah ditemukan oleh peletak dasar (the founding fathers) negara Indonesia yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat bernegara itulah Pancasila. Dengan pemahaman demikan maka Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia saat ini mengalami ancaman dari munculnya nilai-nilai baru dari luar dan pergeseran nilai-nilai yang terjadi. Secara ilmiah harus disadari bahwa suatu masyarakat, suatu bangsa, senantiasa memiliki suatu pandangan hidup atau filsafat hidup masing-masing, yang berbeda dengan bangsa lain di dunia dan hal inilah yang disebut sebagai local genius (kecerdasan/kreatifitas lokal) dan sekaligus sebagai local wisdom (kearifan lokal) bangsa. Dengan demikian bangsa Indonesia tidak mungkin memiliki kesamaan pandangan hidup dan filsafat hidup dengan bangsa lain. Ketika para pendiri negara Indonesia menyiapkan berdirinya negara Indonesia merdeka, mereka sadar sepenuhnya untuk menjawab suatu pertanyaan yang fundamental ‘di atas

(5)

dasar apakah negara Indonesia merdeka ini didirikan’. Jawaban atas pertanyaan mendasar ini akan selalu menjadi dasar dan tolok ukur utama bangsa ini meng- Indonesia. Dengan kata lain jati diri bangsa akan selalu bertolok ukur kepada nilai- nilai Pancasila sebagai filsafat bangsa.

Sebagai dasar Negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Tuhan yang Maha Esa dan ternyata menrupakan bintang bersinar bagi segenap bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari, dan yang jelas tadi telah diungkapkan sebagai dasar serta falsafah Negara Republik Indonesia.

Pancasila merupakan hasil perenenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang, yang juga diangkat dari nilai adat istiadat, nilai kebudayaan, nilai tradisi, nilai kepustakaan, nilai religius yang terdapat pada pandangan hidup bangsa indonesia sendiri sebelum membentuk negara. Pancasila bukan berasal dari dari ide-ide bangsa lain, melainkan berasal dari nilai – nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sendiri. Kumpulan nilai – nilai dari kehidupan lingkungan sendiri dan yang diyakini kebenarannya kemudian digunakan untuk mengatur masyarakat, inilah yang dinamakan ideologi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai Filsafat?

2. Apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai Dasar Negara?

3. Apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai Ideologi Nasional?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud tentang Pancasila sebagai Filsfat.

2. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud tentang Pancasila sebagai Dasar Negara.

(6)

3. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud tentang Pancasila sebagai Ideologi Nasional.

(7)

BAB II PEMBAHASAN

A. PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT 1. Pemahaman Filsafat

Istilah filsafat sudah tidak asing lagi di dengarnya istilah ini dipergunakan dalam berbagai konteks tapi kita harus tahu dulu apa itu filsafat dan fungsi filsafat serta kegunaan filsafat dengan uraian yang singkat ini saya mengharapkan agar timbul kesan pada diri kita bahwa filsafat adalah suatu yang tidak sukar dan dapat di pelajari oleh semua orang di samping itu saya menghrapkan agar kita tak beranggapan filsafat sebagai suatu hasil potensi belaka dan tidak berpijak realita dengan cara ini saya mengharapkan dapat menggunakan sebagai modal untuk memepelajari pancasila dari sudut pandang filsafat.

Dan kita menganal filsafat pancasila dari sejarah pelaksanaannya diantara bangsa – bangsa barat tersebut bangsa belandalah yang akhirnya dapat memegang peran sebagai penjajah yang benar – benar yang menghancurkan rakyat Indonesia mengingat keadaan perjuangan bangsa Indonesia kita harus mengetahui perjuangan sebelum tahun 1900.

Sebenarnya sejak waktu itu pula mempertahankan kemerdekaan dengan cara bermacam – macam perlawanan rakyat Indonesia untuk menemtang kolonialisme, belanda telah berjalan dengan hebat. Akan tetapi masih berjalan sendiri – sendiri dan belum ada kerja sama melelui organisasi yang teratur dan kita harus mengetahui unsur – unsur pancasila yang menjiwai perlawanan terhadap kolonialisme jika pejuangan bangsa Indonesia mengetahui dan teliti dengan seksama maka unsur – unsur pancasila merupakan semangat dan jiwa perjuangan.

2. Pengertian Filsafat

(8)

Dalam hal ini ada beberapa pendapat yang antara lain mengatakan bahwa pada hakekatnya sukar sekali memberikan definisi mengenai filsafat, karena tidak ada definisi yang definitif. Sebenarnya pendapat yang demikian ini tidak hanya mengenai filsafat saja akan tetapi juga menganai definisi lain. Terhadap berbagai kata berikut ini misalnya ekonomi, hukum, politik kebudayaan negara masyarakat manusia , juga terdapat definisi itupun bermacam-macam pula.

Pengertian menurut arti katanya, kata filsafat dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani terdiri dari kata Philein artinya Cinta dan Sophia artinya Kebijaksanaan. Filsafat berarti Cinta Kebijaksanaan, cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh.

Kebijaksanaan artinya Kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya.

Filsafat berarti Hasrat atau Keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.

Pengertian umum dari pengertian menurut kata-katanya tersebut di atas filsafat secara umum dapat diberi pengertian sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran hakekat atau inti atau esensi segala sesuatu dengan cara ini jawaban yang akan diberikan berupa keterangan yang hakiki. Hal-hal mana sesuai dengan arti filsafat menurut kata-katanya.

Pengertian khusus, karena filsafat telah mengalami perkembangan yang cukup lama tentu dipengaruhi oleh berbagai factor, mislanya ruang, waktu, keadaan dan orangnya. Itulah sebabnya maka timbul berbagai pendapat mengenai pengertian filsafat yang mempunyai kekhususannya masing-masing.

Ada berbagai aliran didalam filsafat ada suatu bukti bahwa bemacam- macam pendapat yang khusus yang berbeda satu sama lain, misalnya:

1) Rationalisme mengagunggkan akal 2) Materialisme mengagungkan materi 3) Idealisme mengagungkan idea

4) Hedonisme mengagungkan kesenangan

(9)

5) Stoicisme mengagungkan tabiat salah

Aliran – aliran tersebut mempunyai kekhususan masing-masing dengan menekankan kepada sesuatu yang dianggap merupakan inti dan harus diberi tempat yang tinggi , misalnya kesenangan, kesolehan, kebendaan, akal dan idea.

a. Pengertian Filsafat menurut para ahli

Beberapa ahli/filsuf memberikan gambaran mengenai ilmu filsafat secara berbeda-beda. Tokoh filsuf dunia Plato (427–348 SM) mengatakan

“filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli”. Sedangkan Aristoteles (382-322 SM) mencoba mendefinisikan filsafat secara lebih komprehensif sebagai “ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estitika”.

Immanuel Kant (1724-1804) mengatakan “filsafat ialah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan yanf didalamnya mencakup empat pertanyaan: (1) apa yang dapat diketahui; (2) Apa yang seharusnya kita kerjakan; (3) Sampai dimanakah harapan kita; (4) Apakah yang dinanamakan manusia ?”

Sementara Drs. Hasbulah Bakry, filsuf dari tanah air mengatakan

“ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang sebagaimana sikap manusia itu sesungguhnya setelah mencapai pengetahuan itu”. Sedangkan Prof.

Mohamad Yamin mendefinisikan filsafat “adalah pemusatan pemikiran, sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya dalam kepribadiannya itu dialaminya kesungguhan”.

b. Kegunaan Filsafat

Berdasarkan sejara kelahirannya filsafat mula-mula berfungsi sebagai induk atau ibu ilmu pengetahuan. Pada waktu itu belum ada ilmu

(10)

pengetahuan lain sehingga filsafat harus menjawab segala macam hal, soal manusia filsafat yang membicarakannya, demikian pula soal masyarakat, soal ekonomi, soal negara, soal kesehatan dan sebagainya.

Kemudian karena berkembang keadaan dari masyarakat banyak problem yang tidak dapat dijawab lagim oleh filsafat. Lahirnya ilmu pengetahuan sanggup memberikan jawaban terhadap problem-problem tersebut, misalnya ilmu pengetahuan alam, Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan Ilmu Pengetahuan Kedokteran, Ilmu Pengetahuan Manusia, Pengetahuan Ekonomi dan lain-lain. Ilmu pengetahuan tersebut lalu berpecah-pecah lagi menjadi lebih khusus. Demikianlah lahirnya berbagai disiplin ilmu yang sangat banyak dengan kekhususannya masin- masing.

Spesialisasi terjadi sedemikian rupa sehingga hubungan antara cabang dan ranting ilmu pengetahuan sangat kompleks. Hubungan- hubungan tersebut ada yang masih dekat tetapi ada pula yang telah jauh.

Bahkan ada yang seolah-oleh tidak mempunyai hubungan. Jika ilmu-ilmu pengetahuan tersebutterus bersusaha memperdalam dirinya akhirnya sampai juga pada filsafat. Sehubungan dengan keadaan tersebut diatas filsafat dapat berfungsi sebagai interdisipliner sistim. Filsafat dapat berfungsi menghubungkan ilmu-ilmu pengetauhuan yang telah kompleks tersebut.

Filsapat dapat berfungsi sebagai tempat bertemunya berbagai disiplin ilmu pengetahuan .

Cara ini dapat pula di gunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Cara ini dapat saya gambarkan sepertiorang sedang meneliti sebuah pohon wajib meneliti ke seluruh pohon tersebut, ia tidak hanya meperhatikan daunnya, pohonnnya akarnya, bunganya, buahnya dan sebagian lagi, akan tetapi keseluruhannya dalam menghadapi suatu masalah diharapkan menggunakan berbaga disiplin untuk mengatasinya. Misalnya ada problem sosial tentang kenaikan tngkat kejahatan. Hal ini belum dapat di selesaikan dengan tuntas jika hanya menghukum para pelangarnya saja.

(11)

Di samping itu perlu di cari sebab pokok. Langkah ini mungkin dapat menemukan berbagai sebab yang saling berkaiatan satu sama lain, misalnya adanya tuna karya, tuna wisma, urbanisasi, kelenbihan penduduk, kurangnya lapangan kerja dan sebagainya. Dari penemuan ini dapat kita ketahui bahwa masalah kejahatan menyangkut berbagai disiplin. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut harus dilakukan pula oleh berbagai disiplin.

Berdasarkan atas uraian diatas, filsafat mempunyai kegunaan sebagai berikut:

1) Melatih diri untuk berfkir kritik dan runtuk dan menyusun hasil pikiran tersebut secara sistematik

2) Menambah pandangan dan cakrawala yang lebih luas agar tidak berfikir dan bersifat sempit dan tertutup.

3) Melatih diri melakukan peneltian, pengkajian dan memutuskan atau mengabil kesipulan mengenai suatu hal secara mendalam dan komprehensif.

4) Menjadikan diri bersifat dinamik dan terbuka dalam menghadapi

berbagai problem

Membuat diri menjadi manusia yang penuh toleransi dan tenggang rasa Menjadi alat yang berguna bagi manusia baik untuk kepentngan prbadinya maupun dalam hubungan dengan orang lain

5) Menyadari akan kedudukan manusia baik sebagai pribadi maupun hubungan dengan orang lain alam sekitar dan tuhan yang maha esa.

c. Pancasila sebagai Filsafat keterangan oleh UUD 1945

Filsafat Indonesia adalah sebutan umum untuk tradisi kefilsafatan yang dilakukan oleh penduduk yang mendiami wilayah yang belakangan disebut Indonesia. Filsafat Indonesia diungkap dalam berbagai bahasa yang hidup dan masih dituturkan di Indonesia (sekitar 587 bahasa) dan 'bahasa persatuan' Bahasa Indonesia, meliputi aneka mazhab pemikiran yang

(12)

menerima pengaruh Timur dan Barat, disamping tema-tema filosofisnya yang asli.

Istilah Filsafat Indonesia berasal dari judul sebuah buku yang ditulis oleh M. Nasroen, seorang Guru Besar Luar-biasa bidang Filsafat di Universitas Indonesia, yang di dalamnya ia menelusuri unsur-unsur filsafar itu sendiri.

Para pengkaji Filsafat Indonesia mendefinisikan kata 'Filsafat Indonesia' secara berbeda, dan itu menyebabkan perbedaan dalam lingkup kajian Filsafat Indonesia. M. Nasroen tidak pernah menjelaskan definisi kata itu. Ia hanya menyatakan bahwa 'Filsafat Indonesia' adalah bukan Barat dan bukan Timur, sebagaimana terlihat dalam konsep-konsep dan praktek- praktek asli dari mupakat, pantun-pantun, Pancasila, hukum adat, gotong- royong, dan kekeluargaan (Nasroen 1967:14, 24, 25, 33, dan 38). Sunoto mendefinisikan 'Filsafat Indonesia' sebagai ...kekayaan budaya bangsa kita sendiri...yang terkandung di dalam kebudayaan sendiri (Sunoto 1987:ii), sementara Parmono mendefinisikannya sebagai ...pemikiran- pemikiran...yang tersimpul di dalam adat istiadat serta kebudayaan daerah (Parmono 1985:iii). Sumardjo mendefinisikan kata 'Filsafat Indonesia' sebagai ...pemikiran primordial... atau pola pikir dasar yang menstruktur seluruh bangunan karya budaya... (Jakob Sumardjo 2003:116). Keempat penulis tersebut memahami filsafat sebagai bagian dari kebudayaan dan tidak membedakannya dengan kajian-kajian budaya dan antropologi. Secara kebetulan, Bahasa Indonesia sejak awal memang tidak memiliki kata 'filsafat' sebagai entitas yang terpisah dari teologi, seni, dan sains.

Sebaliknya, orang Indonesia memiliki kata generik, yakni, budaya atau kebudayaan, yang meliputi seluruh manifestasi kehidupan dari suatu masyarakat. Filsafat, sains, teologi, agama, seni, dan teknologi semuanya merupakan wujud kehidupan suatu masyarakat, yang tercakup dalam makna kata budaya tadi. Biasanya orang Indonesia memanggil filsuf-filsuf mereka dengan sebutan budayawan (Alisjahbana 1977:6-7). Karena itu, menurut

(13)

para penulis tersebut, lingkup Filsafat Indonesia terbatas pada pandangan- pandangan asli dari kekayaan budaya Indonesia saja. Hal ini dipahami oleh pengkaji lain, Ferry Hidayat, seorang lektur pada Universitas Pembangunan Nasional (UPN) 'Veteran' Jakarta, sebagai 'kemiskinan filsafat'. Jika Filsafat Indonesia hanya meliputi filsafat-filsafat etnik asli, maka tradisi kefilsafatan itu sangatlah miskin. Ia memperluas cakupan Filsafat Indonesia sehingga meliputi filsafat yang telah diadaptasi dan yang telah 'dipribumikan', yang menerima pengaruh dari tradisi filosofis asing.

3. Unsur Pancasila menjiwai perlawanan pada masa kolonialisme

Jika pejuang bangsa Indonesia itu kita teliti dengan seksama maka unsur – unsur Pancasila merupakan semangat dan jiwa perjuangan tersebut diantaranya 1) Unsur Ketuhanan. Pada hakikatnya penjajahan bertentangan dengan ajaran tuhan. Karena penjaahan tidak mengenal cinta kash dan sayang sebagai mana di ajarkan oleh tuhan. Oleh karena itu perlawanan terhadap kolonialisme ada yang di dorong oleh keyakinan melaksanakan tugas – tugas agama

2) Unsur Kemanusiaan. Penjajahan tidak mengenal peri kemanusiaan.

Penjajahan pada hakikatnya adalah hendak menemukan kembali nilai – nilai kemanusiaan yang telah di hancurkan oleh penjajah

3) Unsur Persatuan. Di dalam kenyataan memang bangsa Indonesia I pecah- pecah oleh penjajah. Meskipun demikian bangsa Indonesia menyadari bahwa perpecahan akan mengakibatkan keruntuhan sebagaimana semboyan yang berbunyi bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Oleh karena itu bagaimanpun juga persatuan sebagai senjata ampuh tidak hancur sama sekali

4) Unsur Kerakyatan. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesua denga peri peri keadilan penjajahan bertentangan dengan kemerdekaan dan kebebasan

5) Unsur Keadilan. Iatas sudah di sebutkan bahwa penjajahan tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Hal ini terbukti pada

(14)

pengalaman bangsa Indonesia yang selama I jaah tidak pernah di perlakukan adil. Apalagi untuk mendapatkan pendidikan sebagaimana mestinya sangat di persulit.

4. Pelaksaan unsur-unsur Pancasila sebagai Filsafat Bangsa Indonesia

Pancasila yang unsur – unsurnya digali dari bangsa Indonesia sendiri kemudian di terima bulat oleh bangsa Indonesia menjadi Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia harus di laksanakan. Pelaksanaan Pancasila ada dua macam yaitu:

a. Pelaksanaan Obyektif

Pelaksanaan obyektif adalah pelaksanaan Pancasila di dalam semua peraturan dari yang tertinggi sampai terendah yaitu Undang - Undang Dasar 1945 dan peraturan –peraturan hukum yang ada di bawahnya. Seluruh kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan serta segala tertib hukum di Indonesia harus di dasarkan atas Pancasila.

b. Pelaksanaan Subyektif

Pelaksanaan subyektif adalah pelaksanaan di dalam diri setiap orang Indonesia yaitu penguasa, warga negara dan setiap orang yang berhubungan dengan Indonesia.

B. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA 1. Penertian Dasar Negara

Dasar negara merupakan pedoman dasar yang mengatur dan memelihara kehidupan bersama dalam sebuah negara. Apabila sebuah negara tidak memiliki dasar maka dapat dikatakan bahwa negara tersebut tidak memiliki tujuan yang jelas dan tepat dalam membangun sebuah negara.

Sementara itu, dikutip dari buku Mengenal Ideologi Negara (2020), dasar negara berperan penting dalam kehidupan ketatanegaraan. Dasar negara juga berfungsi sebagai dasar berdirinya suatu negara.

(15)

2. Fungsi Pancasila

Dikutip dari buku Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara (2002) ditulis oleh Ronto.

a. Ideologi negara

Fungsi Pancasila yang pertama adalah sebagai ideologi negara yang diimplementasikan dalam pembangunan nasional yakni mewujudkan masyarakat adil dan makmur, baik secara material maupun spiritual.

Tujuan tersebut dicapai dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat. Selain itu, Pancasila sebagai ideologi juga mencakup sikap warga negara yang mewujudkan kehidupan bangsa dan dunia yang aman, tenteram, tertib, dan damai.

b. Dasar negara

Pancasila berfungsi sebagai dasar negara atau disebut juga dasar falsafah negara. Ini berarti bahwa Pancasila sebagai dasar yang mengatur penyelenggaraan pemerintahan.

Hal tersebut ditegaskan dalam Ketetapan MPR No.

XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan P4 dan Penetapan tentang Penegasan pancasila sebagai Dasar Negara.

Pada ketetapan ini dinyatakan bahwa Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah Dasar negara dari NKRI yang harus dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten.

c. Jiwa bangsa Indonesia

Dalam tulisan Prof. Mr. A.G. Pringgodigdo tentang Pancasila, dijelaskan bahwa Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan bangsa Indonesia yakni pada zaman Sriwijaya dan Majapahit.

(16)

Menurut Prof Pringgodigdo, 1 Juni 1945 merupakan hari lahir Pancasila dan menjadi jiwa bangsa Indonesia.

d. Kepribadian bangsa Indonesia

Pancasila juga berfungsi sebagai kepribadian bangsa Indonesia yang diwujudkan dalam sikap mental, tingkah laku, serta perbuatan.

Sikap mental dan tingkah laku yang dimaksud yakni mempunyai ciri khas yang membedakan Indonesia dengan bangsa lainnya.

e. Pandangan hidup bangsa

Fungsi Pancasila sebagai dasar negara selanjutnya adalah sebagai pandangan hidup bangsa. Semua kegiatan kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila dalam Pancasila.

Hal itu karena Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut antara lain ketuhanan- keagamaan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan-demokrasi, dan keadilan sosial.

f. Sumber hukum

Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan sumber tertib hukum.

Adapun yang dimaksud sumber tertib hukum Indonesia adalah pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan dan watak bangsa Indonesia.

Cita-cita yang dimaksud adalah kemerdekaan individu, bangsa, perikemanusiaan, keadilan sosial, dan perdamaian nasional.

g. Perjanjian luhur bangsa

Sebelum proklamasi 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia belum memiliki Undang-Undang Dasar Negara yang tertulis.

(17)

Kemudian pada 18 Agustus 1945 disahkan pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang terdiri dari wakil rakyat Indonesia dan turut mengesahkan perjanjian luhur selamanya.

h. Cita-cita dan tujuan bangsa

Pancasila juga berfungsi sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia, sebagaimana dimuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Cita-cita luhur ini yang akan menjadi arah mencapai tujuan Bangsa Indonesia.

i. Falsafah hidup

Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam nilai dari sila ketiga.

Selain sila ketiga, Pancasila juga mengandung nilai-nilai dan norma- norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling benar, adil, bijaksana, dan tepat untuk mempersatukan rakyat Indonesia.

3. Lambang Pancasila dan Artinya a. Burung Garuda

Burung Garuda adalah lambang utama dari Pancasila. Burung Garuda melambangkan kekuatan dan gerak yang dinamis.

Sayap ini memberi arti dinamika dan semangat untuk menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara Indonesia.

b. Cengkeraman Kaki Burung Garuda

Kaki Burung Garuda yang kokoh dan mencengkeram serta bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika ini berarti meski berbeda-beda, tetapi satu jua.

(18)

Slogan ini bermakna bahwa Indonesia memiliki kekuatan bangsa yang satu, meski terdapat banyak perbedaan. Mulai dari suku, agama, ras, budaya, dan lainnya.

c. Warna Emas

Warna emas pada Burung Garuda melambungkan keagungan.

Artinya, bangsa Indonesia senantiasa menjunjung tinggi martabat bangsa yang bersifat agung dan luhur.

d. Jumlah Bulu

Bulu pada Burung Garuda terdiri dari 17 helai di sayap kanan dan kiri yang menandakan tanggal kemerdekaan Indonesia.

Sementara bulu di ekor Burung Garuda ada delapan, yang menandakan bulan kemerdekaan Indonesia, yaitu Agustus.

Sedangkan bulu di pangkal ekor Burung Garuda ada 19 dan bulu di leher Burung Garuda ada 45, ini melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia, yakni 1945.

e. Perisai

Perisai di dada Burung Garuda melambangkan perjuangan dan perlindungan. Sebab, perisai merupakan alat yang kerap dibawa ketika seorang prajurit berperang dan melindungi diri dari musuh.

Di dalam perisai, ada garis melintang yang melambangkan garis Khatulistiwa yang ada di Indonesia. Di dalam perisai juga ada lima bagian yang menandakan sila ke-1 sampai ke-5.

4. Urutan lambang Pancasila dan maknanya a. Sila ke-1

Bunyi: Ketuhanan Yang Maha Esa Lambang: Bintang

Makna: Cahaya kerohanian yang berasal dari Tuhan kepada setiap manusia

(19)

b. Sila ke-2

Bunyi: Kemanusiaan yang adil dan beradab Lambang: Rantai

Makna: Bangsa Indonesia saling terikat erat, saling bahu-membahu, dan saling membutuhkan

c. Sila ke-3

Bunyi: Persatuan Indonesia Lambang: Pohon beringin

Makna: Indonesia merupakan negara yang teduh, sehingga seluruh masyarakatnya dapat 'berteduh' di bawah naungan negara. Makna lain juga berupa keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia d. Sila ke-4

Bunyi: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

Lambang: Banteng

Makna: Masyarakat Indonesia suka berkumpul dalam arti musyawarah untuk melahirkan suatu keputusan

e. Sila ke-5

Bunyi: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Lambang: Padi dan kapas

Makna: Syarat utama keadilan adalah mencapai kemakmuran rakyat yang merata, yaitu pangan dan sandang.

C. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL 1. Pengertian Ideologi Nasional

(20)

Ideologi nasional merupakan kumpulan nilai, keyakinan, dan prinsip dasar yang menjadi panduan bagi suatu bangsa dalam menjalankan kehidupan bernegara. Ideologi ini mencerminkan tujuan, cita-cita, serta arah perkembangan suatu bangsa. Di Indonesia, ideologi nasional yang dipegang adalah Pancasila.

2. Fungsi Ideologi Nasional

a. Pedoman Hidup Bernegara: Ideologi nasional berfungsi sebagai dasar pemikiran dalam pengambilan keputusan politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

b. Pemersatu Bangsa: Ideologi mempersatukan rakyat dengan berbagai latar belakang suku, agama, dan budaya.

c. Identitas Nasional: Ideologi menjadi ciri khas dan pembeda antara satu bangsa dengan bangsa lain.

d. Pengarah Perkembangan Bangsa: Ideologi memberikan arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu negara.

e. Alat Legitimitasi Pemerintahan: Ideologi nasional sering digunakan oleh pemerintah untuk mendapatkan legitimasi dalam menjalankan kebijakan negara.

3. Ideologi Nasional Indonesia: Pancasila

Pancasila adalah dasar ideologi yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Lima sila dalam Pancasila mencerminkan landasan kehidupan bernegara, yaitu:

a. Ketuhanan Yang Maha Esa: Pengakuan akan adanya Tuhan yang mengatur kehidupan alam semesta.

b. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Penghormatan terhadap martabat dan hak asasi manusia secara adil dan beradab.

c. Persatuan Indonesia: Semangat nasionalisme dan cinta tanah air.

d. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Sistem demokrasi yang menekankan pada musyawarah dan perwakilan rakyat.

(21)

e. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Menjamin kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat tanpa terkecuali.

4. Sejarah lahirnya Ideologi Nasional Indonesia

a. Masa Penjajahan: Lahirnya ideologi nasional Indonesia diawali dengan perlawanan terhadap penjajahan, yang menciptakan semangat kebangsaan untuk merdeka.

b. Sumpah Pemuda (1928): Menjadi tonggak persatuan bangsa Indonesia.

c. Proklamasi Kemerdekaan (1945): Sebagai wujud dari terwujudnya cita-cita kemerdekaan bangsa.

d. Pembentukan Konstitusi dan Pancasila (1945): Pancasila disusun oleh para pendiri bangsa sebagai dasar negara yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia.

5. Ideologi Nasional di negara lain

a. Amerika Serikat: Menganut ideologi liberalisme, yang menekankan kebebasan individu dan demokrasi.

b. Uni Soviet (sebelum bubar): Menganut ideologi komunisme, yang menekankan pada keadilan sosial dan pemerataan ekonomi.

c. China: Saat ini, China mengkombinasikan komunisme dengan elemen kapitalisme, dikenal dengan Sosialisme dengan Karakteristik China.

(22)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pancasila sebagai filsafat adalah sistem yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila yang saling berhubungan dan digunakan sebagai pedoman hidup bangsa.

Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber nilai, norma, dan kaidah bagi segala peraturan hukum dan perundang-undangan di Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi negara adalah dasar sistem penyelenggaraan negara yang berlandaskan cita-cita luhur bangsa.

B. SARAN

Dalam makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan tentang makalah dengan sumber-sumber lebih banyak dan lebih bertanggung jawab.

Kami juga berkeinginan supaya makalah ini bermanfaat bagi pembaca dapat menambah pengetahuan tentang Pancasila sebagai Filsafat, Dasar Negara dan Ideologi Nasional.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Triwahyuni, Dewi. "Pancasila Sebagai Filsafat." (2011).

repository.unikom.ac.id

CNN Indonesia "Urutan Lambang Pancasila, Sila 1-5, dan Maknanya"

https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20221110112516-569-871956/urutan- lambang-pancasila-sila-1-5-dan-maknanya.

Kaelan. (2010). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Mahfud MD. (2011). Politik Hukum di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.

Alfian. (1993). Ideologi, Politik, dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

BP-7 Pusat Jakarta, 1991, Pancasila sebagai ideology dalam berbagai bidang Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Sukarno. (1945). Pidato Lahirnya Pancasila.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Ensiklopedia Nasional Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan light-star bagi segenap bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai

Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan light-star bagi segenap bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam

Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan light-star bagi segenap bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai

Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan light-star bagi segenap bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai

Sebagai falsafah negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan light-star bagi segenap

Beberapa pandangan masyarakat terhadap Pancasila dapat mencakup:  Pancasila sebagai Identitas Bangsa  Pancasila sebagai Pedoman Moral  Pancasila sebagai Dasar Negara yang

Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah nilai yang terkandung dalam Pancasila sila yaitu .... Esa adalah nilai yang terkandung dalam

Makna Nilai dalam Pancasila a Nilai Ketuhanan Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa Pada sila pertama ini menjadi sumber yang paling mendasar sebagai nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia